Jakarta - Niat hati ingin memberikan tempat tinggal yang lebih sejuk dan nyaman bagi keempat ekor anjingnya, namun Christina, warga Jakarta, malah kecewa luar biasa. Tiga dari empat ekor anjing Saint Bernard miliknya tewas akibat salah pengemasan saat dikirimkan ke Klaten melalui Yogyakarta.
Ketiga anjing yang tiap ekornya berbobot sekitar 65-75 kilogram ini, ditemukan tak bernyawa saat paket pengiriman dari Jakarta tiba di Yogyakarta, pada 5 Februari lalu. Sedangkan satu ekor anjing masih hidup, namun dalam kondisi sekarat.
Christina mengaku sangat kaget saat mendapatkan pesan singkat dari koleganya di Yogyakarta, Handaka yang hendak dititipi keempat anjing tersebut. Pesan singkat yang diterimanya pada Sabtu (5/2) pagi tersebut menyebutkan bahwa tiga dari empat anjingnya telah mati.
"Siapa yang menyangka dan mengira Sabtu pagi hari, saya mendapatkan SMS dari Pak Handaka bahwa 3 dari 4 ekor yang dikirim telah mati. Saya menangis histeris sejadi-jadinya," tutur Christina dalam email yang diterima detikcom, Kamis (28/4/2011).
Menurut Christina, ketiga anjingnya tersebut mati dalam kondisi mengenaskan akibat kehabisan nafas.
"Hasil visum dokter mengatakan penyebab kematian Dior, Alfan dan Dextra (ketiga anjing Christina) adalah karena kekurangan oksigen sehingga paru-paru mereka pecah, dengan kondisi darah keluar dari mata, hidung dan telinga," ungkapnya.
Menurutnya, kandang yang digunakan untuk mengemas keempat anjing tersebut terlalu sempit untuk jenis St Bernard. Bahkan dua ekor anjing dimasukkan ke dalam satu kandang yang sangat tidak layak.
"Dua ekor anjing dimasukkan ke dalam satu kandang yang ukurannya saja sudah tidak layak, untuk bahkan satu ekor anjing," ucapnya.
Selain itu, keempat anjing tersebut ternyata dikirimkan melalui jasa pengiriman barang melalui kereta api. Dan diketahui bahwa kandang-kandang anjing tersebut penuh dengan lakban yang menutupi ventilasi udara.
Christina semakin kecewa karena pihak petshop, PP, yang melakukan jasa pengiriman anjingnya tersebut enggan bertanggung jawab. Menurutnya, pihak petshop JI di kawasan Jakpus itu justru menyebut kematian anjingnya tersebut sebagai kecelakaan.
Christina mengaku, telah melakukan proses hukum dengan mengirimkan somasi kepada pemilik petshop. Pasca somasi, bahkan telah dilakukan pertemuan antara kedua pihak, namun pertemuan tersebut hanya dijadikan ajang pembelaan diri JI dengan menyalahkan pihak Christina.
Menurut Christina, akibat insiden ini pihaknya menderita kerugian material sebesar Rp 145 juta, meliputi ongkos pemeliharaan, gaji karyawan, makanannya, harga beli anjing, listrik AC khusus untuk anjing. Perlu diketahui bahwa harga pasaran anjing Saint Bernard yang berusia produktif yakni minimal Rp 20 juta - Rp 35 juta per ekornya.
Namun, pemilik petshop tersebut enggan memberikan ganti rugi yang layak, dengan alasan tidak ada perjanjian tertulis bahwa jika hewan mati maka pihak petshop harus ganti rugi. Pihak petshop hanya bersedia memberikan ganti rugi sebesar Rp 3 juta, yaitu sebatas biaya pengiriman saja.
http://us.detiknews.com/read/2011/04...san?n991102605
foto nya ada di fb
http://www.facebook.com/pages/100000...67518806638204
Yang punya petshop itu mesti dikurung dikandang....