Kala itu aku melihat kecup diudara yg menari, larut dalam dekapan yang selalu merajai asanya. Wajahnya merona, dan aku menemukan sepasang pelangi. Padanya kau tenggelamkan pikir yang selama ini mementalkan waras, namun aku tahu kala bersamanya, semua terasa benar. Lalu wajah itu saling bersentuhan, bermalas-malasan seperti sepasang merpati yang enggan beranjak dari musim dingin. Aku ingat bagaimana engkau merangkai setiap kecupan yang terasa menghangatkan bumi, memekarkan kuncup-kuncup hati yang hampir layu. Lalu terasa degup jantung yang meluruhkan belulang.

Aku ingat pelukan yang membuat malam enggan berwarna. Kekasih,
Sudahkah kau temukan jawabmu?