Miris melihat kelakuan manusia makin hari makin parah seekor orang utan di jadikan pelacur layaknya manusia.
Orangutan asal wilayah Kerengpangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah dijadikan pelacur melayani nafsu bejat banyak lelaki di tempat itu.
Situs vice.com melaporkan peristiwa ini terjadi lima tahun lalu (2007). Pony nama orang itu hidup di tengah-tengah lokalisasi di Kerengpangi. Dia dipelihara oleh seorang gundik tidak disebutkan namanya. Sekitar umur lima tahun Pony mulai diajarkan melayani para pencari kenikmatan.
Berdasarkan wawancara vice.com dengan direktur Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo Michelle Desilets, keadaan Pony sangat mengenaskan saat diselamatkan dari tempat prostitusi itu. Dia dirantai, tiduran di atas matras, dan semua bulunya dicukur.
Pony seolah telah dilatih menjadi pelacur. Jika ada lelaki berjalan mendekatinya dia langsung bergaya seperti menjajakan diri. Gundiknya mengatakan Pony menjadi bintang di rumah bordilnya. Pendapatan gundik itu jadi berlipat-lipat dan dia pun dianggap sebagai keberuntungan sebab si gundik selalu menang judi togel jika ada Pony.
Para tamu pun menyukai Pony. Mereka bisa saja memilih pelacur manusia namun banyak juga bercinta dengan orangutan itu. Agar nyaman seluruh bulu Pony digunduli. Pony jadi sering digigit nyamuk dan kulitnya iritasi bahkan berjerawat.
Butuh tahunan menyelamatkan Pony dari tempat itu. Polisi hutan dan aparat lokal tidak menyerahkan Pony begitu saja pada Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo. Mereka menghadang dengan senjata, pisau, bahkan melengkapi diri dengan senapan serbu AK-47.
Saat Pony direbut dari gundiknya, sang gundik histeris dan menyebut para pegiat sebagai binatang tidak berperikemanusiaan sebab telah memisahkan seolah ibu dan anak. “Paling membuat saya miris, tidak ada hukum di Indonesia mengatur hal ini. Mereka masih bebas berkeliaran tanpa dihukum atas apa yang mereka lakukan,” ujar Desilets. (Merdeka.com)
sumber : http://sebagininfo.blogspot.com/2013...n-pelacur.html
---------- Post Merged at 09:48 AM ----------
Pony, orangutan yang pernah menjadi korban pelacuran, akhirnya mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas lagi lewat pra-lepasliaran di Pulau Kaja. | Indrayana
Masih ingat orangutan betina Pony? Orangutan itu pernah ramai dibicarakan karena menjadi korban praktik prostitusi hewan untuk memenuhi kebutuhan seksual manusia.
Kini, kabar gembira datang. Pusat Rehabilitasi Orangutan di Nyaru Menteng telah merelokasi Pony ke Pulau Kaja sebagai langkah pralepasliar. Sebelumnya, Pony memasuki Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng untuk dirawat dan dididik kembali hidup sebagai orangutan.
”Kami sudah pralepasliarkan bulan lalu,” kata Jamartin Sihite, CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), organisasi yang mengelola Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng.
Langkah pralepasliaran Pony tepatnya dilakukan 29 Juni 2013. Pony direlokasi bersama tujuh orangutan lainnya.
Jamartin menuturkan, langkah pralepasliaran diambil setelah Pony dianggap sehat, memiliki perilaku khas orangutan, dan mampu hidup di alam liar.
Mendeskripsikan kondisi Pony saat ini, Jamartin mengatakan, ”Dia sudah bisa membuat sarang sendiri, sudah bisa membedakan pohon buah dan mencari makan sendiri.”
Bulu-bulu Pony tumbuh lebat. Berat badan Pony mencapai 72,1 kilogram dan dominan dibandingkan dengan rekan-rekan orangutan lain yang dipralepasliarkan. Pony juga bebas dari penyakit TBC dan hepatitis.
Kondisi Pony saat ini kontras dengan kondisi saat baru masuk ke Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng.
Saat itu, bulu-bulu Pony habis dicukur. Pony sangat bergantung pada manusia. Tubuhnya dipenuhi gigitan nyamuk sehingga Pony tak berhenti menggaruk. Garukan memicu infeksi.
Jamartin mengatakan, di Pulau Kaja, Pony akan terus diawasi. Ilmuwan dan perehabilitasi orangutan akan memastikan bahwa Pony mampu hidup di alam.
Sedikit kisah, Pony disita oleh BOSF serta Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) dari orang yang memeliharanya di Desa Kareng Plangi, Kalimantan Tengah, tahun 2003.
Penyitaan sempat terkendala karena pemilik Pony tak mau menyerahkannya. Bagi pemilik, Pony menjadi aset untuk mendapatkan uang.
Pony memasuki Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng pada 13 Februari 2003. Saat itu, Pony berusia 6 tahun. Kini, Pony berusia 17 tahun.
Pony pernah memasuki tahap pralepasliar pada 2005 di Pulau Bangamat. Namun, saat itu Pony dinilai belum siap. Pony tak mau naik ke pohon dan bergantung pada manusia untuk mendapatkan makanan.
Jamartin optimistis kali ini Pony dapat melewati tahap pralepasliar dan bisa hidup bebas di alam lagi.
”Kalau dana ada, mungkin enam bulan lagi Pony sudah bisa dilepasliarkan,” kata Jamartin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/7/2013).
Untuk membebaskan satu individu orangutan dibutuhkan Rp 50 juta. Biaya terbesar adalah transportasi yang harus menggunakan helikopter.
sumber : http://sains.kompas.com/read/2013/07/30/1939369/Pony.Orangutan.Korban.Pelacuran.Itu.Siap.Hidup.Beb as.Lagi