Renungan Dalam Kehidupan:
Kalau zaman dahulu perdagangan manusia adalah dijual sebagai budak dan nasibnya tergantung kepada pembelinya. Tapi zaman sekarang ini human trafficking bukan lagi perdagangan budak, tapi dijual untuk dijadikan PSK, nasibnya tergantung ada orang yang bersedia menebus atau tidak. Lalu sekarang ini orang berusaha untuk menutup lokalisasi agar menghapus praktek prostitusi. Tapi apakah hal itu bisa dengan begitu mudahnya seperti membalikkan telapak tangan?
Praktek prostitusi sejak zaman sebelum masehi pun sudah marak. Dan apa sebenarnya penyebab maraknya prostitusi? Apakah hanya karena semata-mata masalah ekonomi? Memang sebagian besar karena masalah ekonomi. Tapi tidak semata-mata karena masalah ekonomi. Masalah orang zaman sekarang ini semakin hari semakin kompleks dan rumit saja. Jadi bisa juga karena masalah tertipu oleh orang yang seolah-olah menjanjikan pekerjaan dengan gaji besar, tapi ujung2nya dijadikan purel atau PSK. Orang yang mencari pekerjaan tidak selalu berasal dari kalangan bawah, tapi mereka yang berasal dari kalangan menengah ke atas juga banyak dengan alasan agar lebih sukses lagi. Apakah orang yang bekerja sebagai PSK adalah mereka yang berpendidikan rendah? Tidak selalu. Ada juga sarjana bahkan pascasarjana yang menjadi PSK karena sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Apakah PSK umumnya berusia belasan sampai duapuluhan tahun? Memang demikian, tapi ada juga PSK yang sudah berumur atau sudah menikah dengan alasan untuk mempertahankan keadaan ekonomi keluarganya, atau karena ada masalah psikologis lain seperti merasa kesepian, tidak tahan nafsu seks, ingin memenuhi kebutuhan biologis bagi yang belum kawin di usia matang, atau bisa juga karena mengidap kelainan perilaku seks seperti hiperseks, hiperlove, dsb.
Lalu apakah dengan gerakan penutupan lokalisasi akan menjamin bersih dari praktek prostitusi? Jikalau tanpa solusi yang tepat seperti pembinaan ekonomi, sosial, moral, religius, psikologis, filosofis, budaya, dan sebagainya; gerakan tersebut akan sia-sia belaka. Orang akan membuka lokalisasi lagi di tempat2 lain yang berkedok tempat usaha atau melakukan prostitusi terselubung di hotel, rumah pribadi, kantor, tempat2 rekreasi dan hiburan, tempat2 sepi, dan sebagainya. Jadi sebenarnya jikalau ingin memberantas praktek prostitusi haruslah melakukan penanganan secara holistik meliputi aspek fisik, jiwa, dan rohani.