-
Paku-pakumu
Telah kembali kepadamu.
Melukai orang yang salah
Aku tahu, bukan mauku.
Bukan dariku.
Paku-pakumu,
masih menunggu untuk kukembalikan.
- - - Updated - - -
Urusan kita masih jauh dari usai.
Ingatlah bahwa ada gadis kecil,
yang menggerang nyawa ditanganmu,
saat dia menyerahkan seluruh hidupnya kepadamu.
Tenanglah.
Karma tidak akan melewatimu.
Ia tidak pernah meleset sedikitpun.
-
Namanya rindu.
Sebelum mati dia sempat melawan,
dan menyuntikkan seluruh virusnya kedalam nadi.
Kini kenangan menggeliat bangkit dari kesuriannya,
menawanku dalam keping-keping rasa yang tertinggal.
Rindu itu tidak hanya berat,
dia juga b*jingan.
-
Kini aku membutuhkan monsterku,
untuk kembali memusnahkan rasa.
Yang baru saja bangkit,
dan menggandakan dirinya.
Aku benci merindu.
Aku benci memulai.
Aku benci segala rasa.
-
Merindukanmu,
Pada setiap helaan napasku.
Menggenggam rindu,
dari terang pagi hingga malam membentang
Meringkuk kedinginan, tanpa daya,
dan kesepian.
Dibantai kemarahan,
ketidakpuasan pada diri sendiri karena dia tidak mampu,
menjaga hati.
Aku sudah berusaha melepaskannya,
namun dia selalu menggentayangi. Bagai hantu.
Seperti siluman jahat yang mengintip dari bawah tempat tidurku.
Lalu,
rindu menjelma menjadi b3debah,
yang harus kuhadapi sendirian.
-
Pernahkah aku mengemis senja,
untuk bertahta sehari lebih lama dari biasanya?
Dan dimanakah jingga keemasan itu,
yang menghangatkan kulit dan meresap kepersendianku?
Senja itu telah hilang.
Segalanya terasa dingin.
Aku tak mampu lagi melihat warna-warninya yang pernah
memukau hatiku.
Kau hitamkan segalanya,
dengan bertubi-tubi luka.
-
Lalu air mata menjawab doa.
Aku terdiam dan hanya bisa mengirimkan mantra,
sedalam-dalamnya ku berduka,
atas kepergian orang yang kau kasihi.
Tak ada kata untuk menjabarkan kisah,
untuk kuketahui dari mulutmu sendiri.
Tidak penting bagimu.
Dan begitu pula sebaliknya, seharusnya.
Namun aku ingat bagaimana seorang bocah berlarian dikala siang hari,
saat pulang sekolah sambil membawa,
sepucuk kartu natal dari sang kekasih.
Ibu, aku mendapatkan kartu darinya.
Namun dia tidak membalas cintaku,
aku begitu sedih dan terdiam begitu lama,
Ibu.. rasanya aku jatuh cinta.
Bagaimanakah rasanya?
Kukirimkan doa sedalam-dalamnya,
semoga Tuhan memeluknya didalam kasih.
-
Kadang ombak membawa jiwaku
begitu jauh dari permukaan
tenggelam dalam riak matamu
yang dalam dan memabukkan...
Aku tidak ingin berhenti
untuk menemukan riak itu.
Menggali jawaban apakah hatimu masih milikku.
-
Hanya tersisa sedikit rindu.
Yang kadang masih menyakitkan hati.
Aku terus melangkah dan tak mau lagi menengok
pada masa dimana dunia menumbuhkan pelangi
dari setiap tanah diseluruh penjuru bumi.
Hanya tersisa sedikit rindu,
yang masih melawan sebelum termusnahkan,
dari permukaan hatiku.
Aku akan menunggu,
hingga semua rasa ini pudar.
Dan namamu, hanya akan menjadi nama
yang tidak akan lagi menggetarkan hatiku.
-
Ada rona merah muda dipelataran langit sore itu. Merah muda yang membentang disepanjang cakrawala, yang merayu rembulan memanjangkan waktu untuk memperlihatkan keanggunannya. Tapi dia tidak mampu lagi menterjemahkan warna. Sebab hatinya kelu dan rusak oleh bertubi-tubi luka. Matanya menatap nanar, sambil melepas keping-keping pualam yang memecah diudara, berubah menjadi percikan api yang lembut. Dia berkata kepadaku, suatu hari nanti namanya tidak akan mampu lagi mengetarkan hatiku. Tentu, waktunya sudah sangat dekat. Engkau telah melepaskannya dan hanyalah kata-kata yang berdarah. Suatu hari nanti, rindu tak akan sanggup memutarbalikkan duniamu. Sebab rindu itu b4j1ngan yang telah kau hadapi sendirian, dan akan kau menangkan.
Dia tersenyum sambil mendekap lubang dihatinya. Waktu akan menambal setiap luka. Dia tidak pernah ingkar.
"Sam, waktu berkata dia akan menambal semua luka. Aku harap aku memiliki cukup waktu untuk melihat hatiku sembuh, dan kembali tersenyum."
~SJBK
- - - Updated - - -
Mungkin tidak akan sesakit ini, kala cinta meninggalkan. Seandainya aku bisa, menggenggam percikan bara lebih lama, mungkin aku tidak akan merasakan kerinduan. Aku tahu resiko karena mencintai... Aku hanya tidak tahu, ternyata sesakit ini.
If I have a heart,
dat would be belongs to animal.
-
Namamu telah lama menghilang dipelataran langit senja,
hari itu,
waktu berbaik hati memudarkan segalanya.
Aku ingat kesedihan yang pernah kau torehkan pada hatiku,
membuat sesak napas dan hari yang terasa berat,
untuk kujalani
Kini aku dapat kembali menatap hari yang telah berlalu,
sambil tersenyum menghitung tetes air mata,
yang kau jatuhkan dari mataku...
Segalanya akan pudar, pada waktunya,
cepat atau lambat.
- - - Updated - - -
Kini hanya tersisa rasa enggan
untuk melirik, atau menyapa.
Hanya tersisa penyesalan pada kisah
yang pernah kita buat
dikala cinta membutakan hampir segalanya.
Terima kasih, waktu.
-
Apakah engkau sungguh-sungguh manusia?
Sebab kata-katamu mencabikku
lebih ganas dari cabikan harimau,
dan sikapmu membuatku bagai hantu,
yang bergentayangan tanpa tujuan.
Apakah engkau sungguh manusia itu?
Sebab manusia selalu berjanji,
dan mengingkari setiap kata,
melupakan setiap lubang,
yang ditancapkan pada hati manusia yang mengasihinya.
Apakah engkau, manusia?
Sebab tampaknya engkau menikmati tetes-tetes hujan
yang mengalir dari mataku.
Air,
yang terasa sanggup menghanguskan kayu.
- - - Updated - - -
Aku pernah memohon kepadanya untuk memusnahkan segala rasa.
Kini aku lupa bagaimana rasanya merindu.
-
Janjimu berceceran, menguap di udara.
Bagai percikan, dengan api yang membakar habis rasa.
Kini nada, tak lagi sanggup memulangkan rindu.
Pun tak lagi sanggup, memutar balik duniaku.
Selamat datang, pudar.
~Nymph.
- - - Updated - - -
Aku hanyalah belulang yang kesepian,
yang tersiksa kerinduan,
mengutuk rasa cinta,
dicekam penyesalan,
mengais matahari,
dan menggali lubang kuburku sendiri.
- - - Updated - - -
Bait ini, sanggup memulangkan rindu...
dan membuat air mata kembali bertanya, apa kabarku hari ini. 🐍😭
-
Lalu kukatakan pada ingatanku,
untuk melumpuhkan ingatannya sesaat saja
Agar rasa sakit ini,
tidak menyerangku bersamaan.
-
Ada masa dimana aku nyaman untuk berdiam diri,
dikamar tidurku. Sambil mendengarkan musik,
yang tidak aku tahu apa artinya,
tapi begitu menyenangkan kala menyanyikannya.
Ada masa,
dimana aku tidak tahu apa itu cinta,
Tapi rasa itu terasa menyenangkan.
Dan cukuplah aku tahu itu saja.
-
Bilur-bilur di hatiku masih mampu membentuk rasa
berdegup untukmu.
walau lemah.
Aku coba untuk kembali memintal jangka waktu,
untuk menemukanmu.
Tapi bagian dari diriku,
tak lagi ingin kembali.
-
Siapakah engkau, yang sedang berbicara padaku?
Siapakah engkau, yang sedang mengendalikan diriku?
Aku dan Diriku sedang menangkal sang Ratu,
yang berusaha mematikan rasa. Sebab katanya,
itu tidak penting bagi kami.
Siapakah engkau,
yang sedang menguasai diriku?
Aku mendengar sayup-sayup suara sang Ratu,
yang meminta kami untuk diam sesaat saja,
mengalahkan keinginan,
membunuh perasaan.
Siapakah engkau,
yang sedang bersamaku hari ini?
-
Aku merindukanmu,
Sebesar aku menghindarimu.
Aku mencintaimu,
Sebesar aku membencimu.
Katakan padaku,
Bagaimana melewati hari
tanpa tersiksa kenangan tentangmu.
250720
-
Ada berapa Aku didalam diriku?
Sang Ratu telah menyelesaikannya untukku.
Aku mencoba mencari serpihan hatinya tapi..
sepertinya dia tidak retak, apalagi patah.
Dia menikmati rasa sakit,
bernapas dari kebencian,
dan menjadikannya kekuatan,
untuk mengembalikan setiap paku yang ditancapkan dihatiku.
Dia tidak memerlukan sang Monster untuk menyelesaikannya.
Kurasa dia lebih mengerikan dari Monster itu sendiri.
Dia membungkus hatiku, saat ini.
Agar aku tidak merasakan kesedihan.
Dia mematikan perasaanku, dan membiarkan Diriku yang mellow tertidur.
Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa sembuh secepat itu.
Aku tidak merasakan hatiku berdarah seperti yang sudah-sudah.
Dia telanjur menguasai cahaya.
- - - Updated - - -
Aku pernah mengenalnya bertahun-tahun yang lalu...
Disaat diriku terjebak pada kegelapan dan luka hati yang tidak berkesudahan
Saat itu aku mendengarnya berteriak dari dalam lubuk hatiku...
Sejak saat itu aku melihatnya sesekali muncul
untuk menyelesaikan beberapa masalah.
Kurasa dia tidak memiliki perasaan.
Sebab untuk setiap hati yang dipatahkannya,
tidak pernah disesalinya.
Hanya diriku yang meratap, tapi tidak Sang Ratu.
Dia sepertinya tidak pernah menyesali apapun.
Tapi aku tahu dia melakukannya untukku.
Dia hanya mencoba melindungiku,
dari manusia-manusia baj1ng4an diluar sana.
- - - Updated - - -
Jika engkau melihatku dalam sosok yang lain,
yang begitu berbeda dengan Aku yang pernah engkau kenal sebelumnya,
itu bukanlah Aku.
- - - Updated - - -
Dia membuatku mengingat bagaimana kasih sayangnya,
ditumpaskan oleh kata-kata yang meluncur bagai peluru,
menembakku bersamaan tanpa daya untuk melawan.
Dan seketika, aku benci.
- - - Updated - - -
Rasanya aku ingin melepaskan kesedihan ini
lewat kisah pada seseorang,
tapi dia berkata, kamu sangat cengeng dan memalukan!
-
Aku bertanya kepada sang Ratu,
pernahkah kamu jatuh cinta atau patah hati?
Seringainya menjawab tanya.
Aku yakin dia pernah.
Sebab kulihat hatinya menghitam,
dan tidak terselamatkan.
- - - Updated - - -
Kurasa sebenarnya dia adalah sosok yang kesepian,
yang bersembunyi dibalik tatapan matanya yang dingin.
Tapi ketika engkau meninggalkannya dalam kesendirian
dan keremangan malam,
engkau akan melihat sesungguhnya dia
hanya sosok yang tidak ingin diganggun,
dan tidak ingin melukai apapun.
Dia hanya mencoba melindungiku.
- - - Updated - - -
Apakah aku masih memiliki hati?
Tentu.
Untuk para binatang, saja.
-
It's just a game.
Shall we begin again?