-
Tak perlu berlebihan,
kau dan aku adalah ********.
kita menikmati perburuan,
perlahan menenggelamkan,
dan tak pernah ragu kala harus meninggalkan.
Jadi simpan rasa sakitmu, dramamu.
Engkau adalah ******** sejati,
yang bernapas pada rasa yang telah semu.
sebab rasamu telah lama mati.
Engkau hanya berusaha terlihat hidup,
disaat rasa dan ragamu membusuk,
berabad-abad yang lalu.
- - - Updated - - -
Bahkan bayangannya pun mengkhianatimu.
Engkau masih berpikir untuk mengemis waktunya?
Ha!
-
Aku ingat kata-katamu,
marilah lepaskan dan pergilah kita,
ke tempat dimana hanya ada rumput, awan dan biri-biri.
Biarlah kutanggung kutukan manusia,
engkau hanya perlu memeluk tubuhku,
dan jangan lepaskan lagi.
Apapun jadinya nanti,
berdua kita hadapi. Berdua.
Sebab jutaan hari aku menunggu,
sejak pipimu merona bagai apel,
dan tubuh belumlah merekah.
Engkau telah mencuri hatiku.
Kata-katamu,
tergiang bagai gema. ditelingaku.
Melengking bagai derit besi karat, dihatiku.
-
Aku ingat tajamnya matamu. Kala melewati ruang kelasku.
Aku hanya bisa tertunduk. sebab aku malu.
Aku ingat tubuh jangkungmu. dan sungguh,
matamu membuatku lumpuh. Pipiku bersemu.
ingin sekali berlari. atau terbang, mungkin. Terasa kelu.
Tak terucap sapa. apalagi kata. untuk menjembatani rasa.
Engkau menjatuhkan hatiku pada taman penuh bunga.
Menikmati hari yang berjelaga. dalam senandung.
Tiga ratus lima puluh hari kemudian,
kau menghilang. bagai tak pernah dilahirkan.
Meninggalkanku bagai domba yang kehilangan gembala.
patah dan mendamba.
Air mataku jatuh laksana hujan.
Kuusap pohon cemara didepan kelasku. dan bertanya kepadanya,
kau pun melihatnya, bukan?
Mungkin aku salah meletakkan hati.
Keliru menggenggam asa. Lemah memilih daya.
Hingga cemara tumbuh berkali lipat,
dan menimbun kisah pada akarnya yang kuat.
Aku tahu. apa yang kau coba katakan
kala bibir tak mampu menterjemahkan kata.
Aku ingat hari itu mendung.
Kubiarkan hujan mengguyur tubuh.
-
Aku ingat bagaimana menyentuhmu, untuk kali pertama.
Lekukmu memabukkan. Aku tahu apa yang aku inginkan,
kala mata menangkap sosokmu. Aku tahu aku harus memiliki.
Kita selalu bersama untuk beberapa waktu,
engkaulah tangan, engkaulah kaki. Jiwa kita satu.
Melintasi batas sambil bergurau, dan saling menjaga.
Aku selalu mengagumimu. Mengecupmu lembut, setiap hari.
Engkau tahu, lara hati kala melepasmu.
Aku merindu, masih. Membayangkan kala derai tangis tumpah,
dan jerit kepedihan kukedapkan pada tubuhmu.
Aku ingat bagaimana engkau membuatku tersenyum.
dan bangga.
Aku akan kembali kepadamu dan membawamu,
kembali pulang.
-
Berdirilah tegak menghadap langit.
Tersenyum dan tataplah lawan bicaramu.
Berpikirlah dengan perlawanan,
agar tak mudah lagi kau telan racun asmara.
Kini aku bertanya kepadamu,
sebab kulihat engkau tersenyum, kembali menari,
sepanjang hari menyanyi.
Bagaimana hasil kerjaku?
Aku tahu. Monsterku, tidak pernah gagal dalam memusnahkan rasa.
Selamat tinggal, rindu.
-
Sembuhlah untukku, Coki.
Sembuh dan kembalilah memelukku.
Aku sangat mengasihimu.
Jangan meninggalkanku.
Jangan. lagi.
-
Adakah secangkir madu untuk menghapus cinta?
Jangan mencari air mata yang belum saatnya tumpah,
engkau telah menyerah pada penantian.
Teruslah berjalan,
biarkan hujan menghapus jejakmu.
-
Tinggalkan mimpimu sejenak.
Marilah meretas ulang hari yang pernah bergulir dipangkuan
Saat gerimis mencium rerumputan dengan anggunnya,
memeluk bertumpuk-tumpuk buku,
dan cemas kala melewatimu,
dikoridor depan kelasku.
Letakkan jam pasirmu sesaat saja.
Kita ulang kisah, kita reka ulang tatap.
Kala burung gereja bernyanyi di sore hari,
dan ruangan sekolah yang bergema bagai senandung.
Aku tak sempat bertanya mengapa mata tak ingin beralih.
Tinggalkan dan lepaskan nafasmu yang terus berlari,
untuk menaklukkan dunia.
Jauh sebelum dirimu berubah menjadi seseorang,
aku telah meletakkan hatiku padamu.
Tanpa syarat.
Jauh sebelum gambaran masa depanmu terukir begitu mapan,
aku telah mengikutimu.
Tanpa tahu seperti apa dunia kita nanti.
-
Tapi waktu berlalu, cinta pun berlalu.
Sebab ia tidak mau menunggu,
selamanya mungkin terlalu lama,
dan kelelahan ini sangat menyiksa batin.
Jangan menunggu, aku tidak akan kembali untukmu.
-
Kemana angin membawa rindu?
Apakah cinta telanjur diusangkan waktu,
sehingga aku tidak dapat lagi menemukannya?
Seperti inilah rasanya. Kini engkau pun tahu.
Bagaimana rasanya dicampakkan.
Jika engkau berani melukai hatiku,
akan kupastikan semua paku yang kau tancapkan,
kembali kepadamu.
Pasti.
- - - Updated - - -
Enggan.
Memulai sapa. mengulang kisah. memberi harap.
Aku sadar kisah tentangmu adalah kesalahan.
Ia tidak seharusnya ada.
Kini hanya rasa sesal,
ia sungguh-sungguh tidak seharusnya ada.
- - - Updated - - -
Ketika cinta, rindu dan luka hati duduk berbarengan,
dan dapat berbagi kisah sambil berangkulan..
Lega terasa.
Aku akan memaafkan diriku sendiri.
Memaafkan setiap kesalahan bodoh,
dan setiap jarum yang kutancapkan sendiri,
dihatiku.
-
Dengar,
ini seperti antiklimaks.
Hari yang kau tunggu, memuai.
Engkau tidak lagi berminat mengucap sepatah kata.
Teruskan langkah, jangan berhenti.
-
Jujurlah.
Jujurlah pada dirimu sendiri.
Engkau tahu buah yang baik,
akan tetap berbuah dengan baik.
Jujurlah!
-
Tidak apa.
Biarkan dia mengeringkan lautan rindu.
Dia akan mengerti bagaimana rasanya, dan mengapa.
-
Aku ingat bagaimana aku menghamba kepadamu.
Dan aku benci.
Kini rasa telah mati.
sungguh-sungguh, mati.
-
Kembali memungut untaian nada
untuk kembali ke palungan.
Baru saja kau tebarkan paku beracun,
pastikan mereka tidak kembali lagi untuk menusuk hatimu!
-
Sudah begitu jauh langkah kaki
Aku terus berjalan meniti hari, melewati tawa
dan kesepian.
Ketika aku sadari, tak dapat selangkahpun aku kembali,
pada masa dimana cinta bersemi.
Engkau mungkin tidak pernah merasakan hati yang patah,
dan tidak pernah tahu bagaimana malam meremukkanmu
bagai kayu lapuk yang tiada daya.
Aku ingin melupakan,
Aku ingin terus melangkah, melupakan semua kenangan
dan kebaikan hatimu, yang berulangkali menipuku.
Aku tidak ingin menangis lagi.
Aku tidak ingin mengingatmu lagi,
dan memasang senyum berulang kali.
Walau mata mengkhianati senyuman.
Berikan aku,
hati yang kuat. Untuk melupakan semuanya.
Jangan bertanya mengapa aku masih mendamba,
jangan tanyakan untuk apa air mata ini.
Engkau tidak pernah tahu apa itu cinta.
Engkau tidak akan pernah bisa,
mengerti...
- - - Updated - - -
Aku hanya ingin melupakanmu.
Adakah racun untuk melupakan semuanya,
sebab hatiku sudah telanjur sakit,
dia tidak bisa lagi membedakannya.
Segalanya terasa, tawar.
- - - Updated - - -
Aku selalu kagum betapa kuatnya hatiku.
Dia telah disakiti, dilukai, ditusuk,
dibakar, diredamkan, dicacah
hingga berkeping-keping,
dan masih tetap berdenyut.
Untukmu.
- - - Updated - - -
Ketika mencintaimu,
aku sangatlah rapuh.
Cinta seperti apa yang merapuhkan hati?
Bukankah mereka mengatakan cinta akan menguatkan,
menyembuhkan dan memaafkan?
Katakan padaku,
cinta seperti apa yang membuatku merasa mati jauh lebih mudah?
- - - Updated - - -
Aku mencintaimu. dengan amat sangat.
Tapi engkau meninggalkanku.
Bukankah telah kukatakan bahwa aku akan menjagamu?
Kita akan bertemu lagi. Pasti.
7 Dec 2019. #Coki
- - - Updated - - -
Tidak apa.
Jika matahari tak lagi dapat kunikmati,
semoga bisa dapat kunikmati cahaya bintang.
Pergilah.
Jangan kuatir.
-
Ketika aku kesepian,
aku kembali merindukanmu.
#Coki
-
Cinta tidak mau menunggu.
Pergilah.
-
Cintamu, begitu kejam.
Kamu, tidak mempunyai perasaan.
Mintalah ampunan agar paku itu tidak kembali kepadamu!
Lupakah engkau bagaimana dia membuat kita merangkak mengemis matahari?
Aku sedang mengembalikan setiap paku yang pernah ditancapkan dihatiku,
jadi diamlah dan perhatikan.
Cinta, adalah permainan.
Aku tidak akan kalah,
ataupun mengalah.
Jadi tutuplah mulutmu dan lihatlah.
Tidak akan kubiarkan mereka menyakiti kita. lagi.
-
Ada luka yang lebih melukai
dari sayatan pedang,
dan lebih menyakiti
dari tikaman belati...
Luka yang bukan diakibatkan oleh pisau ataupun peluru,
luka yang begitu sulit untuk sembuh,
luka yang membutuhkan hampir seluruh napas
untuk disembuhkan.