Sekarang kan lagi rame memanas menjelang Pemilu dan Pilpres 2019. Coba mana yang setuju ganti presiden, mana yang enggak? :cengir:
Printable View
Sekarang kan lagi rame memanas menjelang Pemilu dan Pilpres 2019. Coba mana yang setuju ganti presiden, mana yang enggak? :cengir:
#2018GantiJuaraUCL
#2019GantiKalender
:cengir::cengir: ::oops::
setuju2 saja. Namanya juga proses politik dan demokrasi. Toh diperbolehkan oleh UUD.
Yang ngotot Presiden harus ganti dan ngotot gak boleh diganti, ya sama2 udah dibutakan oleh tokoh.
haha iya, para pendukung2 itu terlalu fanatik hingga ujaran kebenciannya betrtebaran dimana mana, skrg sdh bukan rahasia lagi kalo medsos paling banyak dijadikan medan pertempuran bagi kedua poros ini baik yg oposisi maupun petahana.
ga hanya dari kalangan bawah seperti nastak dan nasbung, yg dari kalangan elitnya pun bagai cacing kepanasan bergeliat saling menjatuhkan dipanggung politik, pihak netral menganggap ini sbg hiburan, menonton beberapa aksi mrk disetiap forum yg disediakan media televisi, yg bahkan siaran ulangnya diupload lagi di youtube.
lagian siapapun presidennya ga akan serta merta langsung instan bisa mengatasi masalah yg terjadi skrg. selalu ada efek domino dari pemerintahan sebelumnya
Yg ngotot ingin jadi presiden semata-mata hanya untuk gengsi, dia ingin memperlihatkan kepada publik bahwa orang macam dia pun bisa jadi presiden, dengan menghalalkan segala cara
Segala isu dimaenin, sekalian aja kek bikin isu ada pasukan kelinci dari bulan ingin nyerang indonesia
Menggelikan dan miris ngeliat kondisi perpolitikan di indonesia.
Soal ganti atau enggak, saya pribadi sih ingin lihat petahana diganti.
Lihat dulu kandidat presidennya siapa saja...
Saya sih ga terlalu tertarik ngikuti berita kek gituan untuk saat ini.
Kebanyakan drama politik
Mending nonton drama di TV yg wajahwajah pemainnya lumayan bisa jadi vitamin A ::hihi::
Posted via Mobile Device
Agree banget, toh siapapun presidennya gak akan pernah ada yang sempurna, gak akan pernah bisa memuaskan semua rakyatnya. Selain ada kelebihan dan prestasinya, selalu aja ada celah kekurangan dan blundernya. Nah dua yang terakhir ini yang sering jadi bahan bully dan nyinyir bagi tim kontra
^
peran poros oposisi kan memang gitu, biar kinerja poros petahana masih sesuai jalurnya, menagih janji2 yg dulu pernah dikampanyekan sewaktu debat pemilu calon presiden, kalo ga dinyinyirin gitu mana tau mrk apakah sdh berada dijalur yg benar atau ga.
kalo memang janji2nya banyak yg blm terealisasi selama dia menjabat berarti banyak pemilihnya yg dikecewakan, merasa dikadalin dan dikibulin haha...
makanya, lain kali kalo kampanye jgn banyak obral janji yg muluk2, misal seperti rumah dgn dp 0%
tapi gitu kok yah menang aja yah, miris gw begitu mudahnya warga kita yg dikadalin
::ngakak2::
Lha iya akhirnya malah gak ngobral janji, gak ada gregetnya, gak ada bangun-bangunnya, gak ada ngutang, gitu-gitu aja, melanjutkan jabatan normatif aja. Itulah yang dipilih. ;))
Sayangnya sampai sekarang masyarakat banyak belum memperoleh pendidikan (politik) yg layak.
Kemiskinan, ketimpangan sosial dan kurangnya pemahaman politik jadi faktor utama masyarakat banyak masih mau nelen janji-janji kampanye.
Kalau masyarakat udah pintar tapi gak sejahtera, kemungkinan besar akan ada uprising.
Kalau masyarakat udah sejahtera tapi gak pintar, politik bakal stagnan karena toh mereka udah kenyang dan gak peduli politik lagi.
Kalau masyarakat udah sejahtera dan pintar, kita akan ada di model ideal dan politisi kita akan tertuntut utk lebih pintar lagi pas kampanye.
Sent from my Moto G (5) using Tapatalk
Masyarakat miskin jadi semacam komoditi politik, goal maha dahsyat macem pemberantasan kemiskinan, penambahan lapangan kerja, penurunan harga BBM, tarif TDL, BBM dll, pelunasan hutang negara, tolak intervensi asang, aseng, asinng, asong, asung bla bla selalu menarik untuk jadi bahan kampanye sekaligus janji kampanye. Padahal realitanya maha susah untuk mewujudkan itu ::doh::
Politik yg dipahami oleh kebanyakan masyarakat adalah golongan mana yg memberinya duit, golongan itulah yg dibela
Dan tidak usah jauh-jauh, saya saja diri pribadi seandainya ada yg bersedia memberikan uang gak usah gede-gede, minimal 500 juta lah, yuki, ini kami kasih duit, you dukung kami ya, dengan senang hati akan saya dukung
Inilah wajah perpolitikan yg sebenarnya, saya menyebutnya dengan istilah politik jin botol
Tahu jin botol? Jin tsb hanya akan patuh pada mereka yg mengusap botolnya
- - - Updated - - -
Dan untuk tingkat elit, ada yg disebut dengan politik tutup mulut
Misalkan ada dua golongan A dan B, dari golongan A misalkan seseorang terpilih sebagai presiden, maka golongan A harus memberikan semacam uang tutup mulut kepada golongan B supaya golongan B tidak mengkritik pemerintahan golongan A, kalaupun mengkritik itu tidak terlalu keras dan tidak terlalu sering
Welcome to the club, kalian mengira negara ini orang-orang elitnya berhati malaikat?
Semakin banyak golongan oposisinya, semakin banyak pula uang tutup mulut yg harus diberikan, jika tidak, teror kritikan akan masif dan seolah tiada henti
so, pengentasan kemiskinan hanya akan jadi sebatas janji. kalau dianalogikan dengan pasar, apakah para politisi sebagai supplier rela kehilangan masyarakat miskin which is the only market they can enter? semakin banyak rakyat miskin, semakin banyak potensi suara yang bisa didulang pake jargon pengentasan kemiskinan.
Dan partai mana tuh yang sering pakai istilah wong cilik?
saya pribadi sih ingin lihat capres yg punya kapabilitas untuk nyusun administrasi yg bisa meningkatkan taraf kelayakan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, industri, dan militer. Dan berani ngajuin ide ngeamandemen UUD 1945 yg dirasa udah kurang relevansinya dengan keadaan indonesia sekarang. Nilai plus kalau juga berani ngehapusin ide penistaan agama, uu pornografi, dan ngebubarin ormas fundamentalis dan atau militeristik.
Ada yang percaya lho, emang karena dasarnya bangsa Indonesia ini bangsa yang mentalnya terjajah. Jadi butuh sosok pemimpin (baca:master) yang arogan, otoriter, suka maksa, suka ngatur, sok benar dan biasanya sosok seperti ini banyak yang dari jebolan militer. Die hard fans nya orang ini wokh luar biasa. Cuma gak tau ya kalo sampe kejadian dia jadi presiden, bakal jafi cemana negara ini. I think you guys know, who he is :luck:
Agree. Negara ini masih butuh tangan besi. Kebebasan dan keterbukaan kalau gak disikapi dengan dewasa malah bisa chaos. I think of soviet yg runtuh karena keterbukaan.
Soal background militer yg dikhawatirkan mengarah ke dictatorship, banyak argumen soal itu. In some cases, a benevolent dictatorship is arguably the best form of government.
Sent from my Moto G (5) using Tapatalk
[MENTION=146]Yuki[/MENTION] : berarti lu tipe orang yg mau menerima sogokan, ada tuh calon presiden yg kek gitu, ntar lu disogok dgn tiket umroh gratis ke tanah suci bersama seluruh org indon lainnya.
org turki yg posternya pernah nampang di jalanan ibukota, pdhl track record politiknya ga jelas tapi berani nyalonin diri jadi presiden ::ngakak2::
Ganti .... kagak...... ganti.....kagak
Kayaknya lebih seru dengerin tokek gw ::hihi::
Posted via Mobile Device
Tokek vs Cebong, naaaaah ::ngakak2::
prinsip yang selalu gue pegang dalam setiap pemilu adalah "the lesser of two evils".
Gue pilih Jokowi di 2014, karena gue gak suka Prabowo. Penyebabnya adalah track record. Rekam jejak seseorang itu sangat menentukan buat gue ketika memilih jabatan publik. Gue masih gak paham di sebelah mana bagusnya Prabowo dari masalah ini.
Seandainya di 2019 ada "lesser evil" dibandingkan Jokowi, gue akan milih orang tersebut.
Untuk kediktatoran, gak harus militer pun bisa saja jadi diktator. Tapi yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan militer itu akan lebih baik, menurut gue mimpi. Memimpin serdadu dengan memimpin masyarakat itu berbeda. Kalau serdadu diperintahkan A, dia akan melaksanakan A. Kalau masyarakat diperintahkan A, dia akan melaksanakan A.1, A.2, malah bisa sampai A.1.2.3.4. Kan garuk2
Sebenarnya tidak terlalu susah untuk mengatur negeri ini, asal kebutuhan yg paling minimal yaitu kebutuhan pangan terpenuhi, rakyat termiskin sekalipun minimal bisa makan 2 kali sehari lah, harga kebutuhan pokok dan biaya sumber energi tidak terlalu tinggi, tidak akan ada gejolak yg berarti
Kalian kira kenapa banyak orang yg mau berunjuk rasa? Karena dibayar, ada yg membiayai mereka, sesederhana itu
Jika orang sudah berada pada tingkat minimal ekonomi golongan menengah, saya jamin dia gak bakalan mau diajak demo
Kalian mau demo dengan hanya dibayar 50 ribu perak doang?
Biaya gonta ganti presiden itu mahal lho... Semakin banyak mantan presiden dan wakil-nya, semakin banyak pula tunjangan, hak pensiun dan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan APBN tiap bulan untuk mantan presiden dan keluarganya.
Silahkan gonta ganti presiden tapi pastikan yang sudah uzur, supaya biaya perawatannya ndak lama. Kasihan Indonesia, makin bangkrut.
Dan semua urusan ini berada di tangan pemerintah, yang sama sekali tidak pernah berhasil dari dulu.
Banyak yang bilang gue terlalu sinis sama pemerintah. Tapi sampai sekarang, gak ada bukti juga kan pemerintah pernah beres ngurusin soal pangan, harga kebutuhan pokok, dan energi?
Soal pangan: apakah ada peranan signifikan dari Kementerian Pertanian untuk ngurusin persediaan pangan di Indonesia? Dari Bulog?
Kebutuhan pokok: ketika pemerintah saja mengatur harga gula, gimana masyarakat bisa membeli dengan harga murah? bandingkan saja harga gula di Indonesia dengan negara Asia Tenggara lainnya.
Energi: kalau ini juga sama kompleksnya. apalagi karena urusan energi juga diatur kartel macam OPEC. PLN? Tambang?
ini belum lagi urusan soal telekomunikasi, perumahan, dan lainnya.
Menurut gue, akan sangat aneh kalau masih percaya sama pemerintah dengan rekam jejak seperti ini. Terutama kalau percaya seorang tokoh dengan janji2 muluknya sebagai presiden, bisa membereskan semua permasalahan negeri ini. Jadi menurut gue sungguh gak rasional kita ngotot mendukung salah satu kandidat dengan mempercayai yang keluar dari mulut manisnya.
Masalahnya, siapa figur yg benar-benar bisa menuntaskan semua masalah yg ada? Siapa?
Saya merasa seperti ini, siapapun yg jadi presiden pada awalnya percaya diri bisa menghandle, namun lambat laun perlahan tetapi pasti semuanya akan merasa keteteran, kedodoran dan lieur jangar sorangan
Menurut gue, gak akan ada orang yang bisa menyelesaikan masalah2 itu.
Presiden yang menurut gue realistis, akan menyelenggarakan kewenangan negara yang secara tegas diatur dalam UUD 1945. Di luar itu, seharusnya bisa diserahkan kepada mekanisme pasar.
Urusan makanan, ketika tidak ada regulasi harga dari pemerintah, pelaku usaha akan mampu untuk menyediakan makanan yang terjangkau bagi masyarakat. Ini adalah konsekuensi dari kompetisi pasar, yang akan membuat harga ditekan serendah2nya. Hal ini pula berlaku untuk kebutuhan pokok. Negara tak usah ikut campur dengan urusan harga (batas atas batas bawah). ketika ada kompetisi pasar, konsumen akan diuntungkan dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang bagus.
Tapi untuk urusan ini akan beradu tafsir konstitusi terkait Pasal 33 (2) UUD 1945: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Definisi "penting bagi negara" dan "menguasai hajat hidup orang banyak", sangat tergantung dengan diskresi dari penguasa untuk menerapkan sejauh mana.
Sementara untuk urusan energi, menurut gue mau gak mau harus dikendalikan oleh negara. Karena sudah kadung dicantumkan dalam Pasal 33 (3) UUD 1945. Meski menurut gue, tafsir konstitusinya pun masih bisa diperdebatkan, khususnya mengenai frasa "dikuasai oleh negara", yang bisa jadi dalam arti mengelola langsung, memberikan izin untuk dikelola swasta, atau hanya sebatas mengawasi.
Tapi gue mau mengambil contoh sektor2 yang akhirnya tidak lagi dimonopoli pemerintah. Sektor telekomunikasi, misalnya, yang dulu dikuasai oleh Telkom/Perumtel/dll. Layanan mereka sama sekali tidak berkualitas, sampai akhirnya harus digulung oleh penyedia jasa telekomunikasi swasta. Dulu punya pesawat telepon di rumah itu sudah barang mewah. sekarang? tukang becak pun bisa dipanggil lewat ponsel.
Pos Indonesia dulu berjaya. sekarang tergilas JNE, Tiki, RPX, dan entah berapa banyak lagi jasa kurir di Indonesia. Harga? terjangkau. Kualitas? ya bisa diterima, meski tetap ada komplain (namanya juga bisnis, pasti ada yang gak puas).
Sementara, sudah terlalu banyak sektor yang turut dilakukan pemerintah tapi nyatanya tidak bisa berkontribusi apa2. Bulog, Perumnas, KAI (udah mendingan sih).
Jadi, kalau ada calon yang mulai ngomong manis akan mempedulikan nasib masyarakat dan menjamin kehidupan mereka, lebih baik ditanggapi dengan waspada. Tibatan ngalegeg dukung ieu eta, pek teh sarua weh nasib mah hese meuli sangu.
Jelema nu belangsak mak keneh keneh kehed nya
Presiden sendirian gak akan sanggup mengatasi semua masalah di negeri kita meskipun dia punya kharisma atau wibawa selevel dewa sekalipun. Seorang presiden harus bisa, minimal, nyari pembantu/nyusun kabinet yg diisi orang-orang yg kompeten di bidangnya.
Soal pasal 33, saya setuju kalau pasal-pasal di UUD 45 direview lagi dan diamandemen seperlunya supaya relevan dengan kondisi sekarang. minimal diamandemen utk meminimalisir salah/multi tafsir.
ah, ieu pisan. K3. Keneh Keneh Kehed.
- - - Updated - - -
Sepakat om. Tapi kalau saya malah lebih ekstrim sih. Urusan yang gak perlu diurus pemerintah, ya gak usah diisi alias bubarin aja.
Ide bagus pas era Gus Dur, Depsos dibubarin. Bagus bukan karena Depsos-nya, tapi karena langkahnya untuk membubarkan departemen/kementerian.
Menurut gue, kalau masing2 pemprov/pemkot/pemkab sudah punya sudin/dinas untuk masalah tertentu, ya sudah tak usah lagi ada di tingkat nasional. \
Jadi di luar yang diamantkan UUD dan pembagian kewenangan (ada 7) antara pusat-daerah, Presiden gak usah ikut2 campur.
Ntar urusan selokan sumbat, bisa2 sampe ke Presiden.
Yang saya harap, siapapun presidennya nanti, banyak orang yg masih mau bergerak menyadarkan kalangan grass root dan kalangan lain yg masih berpikiran bahwa presiden cukup modal figur dan populer saja.
Saya gak keberatan sih kalau presiden gak terlalu dekat dengan rakyat secara fisik tapi kebijakannya bisa membawa ke tujuan.
Anyway, siapa sosok yg menurut kalian paling pantas jadi the next president? Feel free to not answer.
Wih, pantas atau tidak susah ya.
Tapi gue akan bilang ini lagi: Kalau yang bertarung Jokowi v. Prabowo, gue bakal pilih Jokowi.
kalau gak bawa PKS dan golongan yang tendensinya fundamentalis, saya akan pilih prabowo sih.
But somehow i feel like im going abstain :)
Gatot pensiunan TNI disebut-sebut sebagai poros tengah antara Prabowo dan Jokowi, malah isunya Gatot mau disandingkan dengan Agus Yudhoyono. Makin menarik :cengir:
Ini ceritanya hampir sama SBY yang diunderestimate lha ndilalah jadi presiden di tahun 2004, lanjut ke periode berikutnya lagi :))
ada persamaan yg unik tentang 2 presiden terakhir yg terpilih secara langsung
dua-duanya sama-sama from zero to hero, siapa sebelumnya yg memikirkan SBY? Atau Jokowi? Pada awalnya dua orang ini tidak digadang-gadang untuk menjadi presiden. SBY paling banter hanya sampe level menteri, tidak pernah terpikir oleh banyak orang dia bakal jadi presiden. Jokowi apalagi, bukan dari kalangan elit, jangankan presiden, jangankan gubernur, terpilih menjadi walikota saja orang sudah gempar
Ini unik karena sistem pemilihan secara langsung sudah dua kali berturut-turut mampu memunculkan figur yg tadinya bukan siapa-siapa lalu menjadi presiden
True. Menarik kan? :cengir:
Prabowo dia ternyata lebih pandai menjadi tim sukses&sponsor daripada mencalonkan dirinya sendiri, iya gak sih? ;D
Peran media kuat banget dalam ngebranding seorang jokowi dari yang tadinya nobody. Tim branding jokowi bagus dalam ngemas jokowi sbg wakil kaum proletar dan dapet dukungan dari alumni 98 yg berhasil ngebunuh karakter prabowo dan militer.
to some point, pemilu di indo sama kayak acara adu bakat sih. kemenangan di final lebih ditentukan bukan oleh bakat tapi oleh seberapa hebat si kontestan bisa narik simpati masyarakat yg mau memberikan suara thus the drama (mengulas bahwa si kontestan berasal dari orang yg kalangan tajir dan jalan hidupnya terhitung naas penih ujian).
begitu ya?
Kalau saya melihat sih, SBY bukan from zero to hero. dia sudah masuk ke dalam elit Indonesia sejak dia jadi menantunya Sarwo Edhie, jadi gak bisa dibilang zero juga.
Ditambah lagi, dia sendiri pernah menjadi salah satu calon wapresnya Mega di tahun 2002 ketika wapres masih dipilih oleh MPR. Untuk SBY, justru dia orang yang sudah punya nama dan beruntung dapat simpati karena "playing victim". Figurnya sendiri sudah cukup ada, apalagi mesin politiknya sudah jalan sejak 2001.
- - - Updated - - -
Tapi Pilpres kita ini susah ditebak juga sih ya. Model "playing victim" laku di 2004, tapi gak laku di 2014. Sosok sederhana, blusukan, laku di 2014, tapi gak tau laku atau ngga di 2019.
Ketika salah satu bentuk jualan udah inflasi, karena dipakai kebanyakan orang, mungkin harus cari cara lain untuk mendulang suara.
Gw sih tau/merasa jokowi pantas jadi presiden bukan dr branding ato kampanye sana sini tim jokowi.
Gw sdh merasa bahwa orang ini tau problem ketika memberi presentasinya utk pertama kali sblm jadi gubernur DKI.
Solusi2 yg dia ungkapin waktu itu mirip/persis banget dgn solusi2 bangsa yg ada dalam benak gw.. Sampe menyinggung2 lautan indonesia..
Jd gw saat itu langsung berdecak.. ini sih harus jadi presiden.. walaupun waktu itu gw pikir susah krn mafia2 dan megawati dan prabowo yg dl keliatan masih pengen.
Sejak itu gw jadi pro jokowi tanpa organisasi..