Terus terang feeling blue banget nih karena nasib KG gak jelas gini. Thread "Cinta Putih" udah ribuan, refleksi dari segala suasana hati. Tadinya baru mikir mo nerbitin buku puisi tapi sebagian besar gak terselamatkan. Sedih... :(
Printable View
Terus terang feeling blue banget nih karena nasib KG gak jelas gini. Thread "Cinta Putih" udah ribuan, refleksi dari segala suasana hati. Tadinya baru mikir mo nerbitin buku puisi tapi sebagian besar gak terselamatkan. Sedih... :(
Nagitaaaaaaaaaaaaaaaaaa
:x
im big fans of yours in KG
hehehe
selamat datang di rumah baru..semoga Kg suatu hari nanti bisa kebuka lagi
nulis lagi doonk
Beribu hari yang lalu,
sejak aku sadar kata-kata dapat menjadi dunia kedua,
saat itu aku sudah memasung diriku dengan penuh suka cita.
Aku bahagia janjimu tidak terbuat dari darah.
Sebab aku tidak mau kamu mati ketika mengingkarinya.
~Satu Juta Burung Kertas.
Kamu dan aku, adalah satu.
Satu, untuk selamanya.
~Satu Juta Burung Kertas.
Ada berjuta bintang di langit.
Aku ada disalah satu bintang,
dan aku bersinar hanya kepadamu saja.
Rentang waktu mengabur.
Angka-angka memudar.
Jarak membelah diri.
Berkali-kali lipat.
Mental aku.
Jauh.
Rasa tiada.
Sepi dan sendiri.
Mendekap sisa harap.
Tatap aku, jangan pergi.
Temani aku disini. Kali ini saja.
Aku ingat bom yang meletup dikepalaku.
siang jahanam itu. aku sendiri. tapi kamu tidak.
Keangkuhanmu menjulang hingga pucuk langit.
membuatku rata bumi. bagai pengemis.
Lalu kalimat yang terburai dari mulutmu. busuk.
menusuk ulu hatiku. yang ngilu terbawa hingga kini.
Aku ingat bagaimana aku menghamba padamu.
Aku ingat. Dan aku benci.
Aku benci mengapa tidak dapat melupa.
Aku ingin berhenti membuntutimu.
berhenti untuk tahu ceritamu hari ini,
berhenti untuk tahu rencanamu,
apa yang baru kamu alami,
yang kamu makan,
lagu yang kamu dengar,
jalan yang kamu lalui,
kata-kata yang kamu ucapkan,
pikiranmu,
lakumu,
inginmu,
hasratmu,
mimpimu,
kamu.
Aku ingin berhenti membuntuti kisah hidupmu.
Aku ingin berhenti menulis ceritamu,
aku ingin berhenti mengintip jendela blog-mu,
aku ingin berhenti menghantuimu.
Aku ingin berhenti merayu diriku untuk menggentayangimu.
Walau aku tahu setiap malam yang kamu habiskan dengannya,
aku tidak perduli.
aku hanya ingin tahu. kamu. saja.
Aku ingin berhenti meminta diriku untuk berhenti menghantuimu.
Kekasih,
aku tidak pernah pergi.
Kapanpun kamu kembali,
kamu akan menemukanku.
Aku merasakan nafas kami semakin berkejaran. Detak jantungku tidak beraturan dan terasa akan pecah. Tapi laki-laki itu bukan seorang b4jingan. Dia tahu dimana dia harus meletakkan tangannya dan kapan dia harus berhenti. Wajah kami bersemu merah dan dari jarak sedekat ini, aku dapat menelusuri wajahnya dengan bulu mataku. Harum tubuhnya mengental, bercampur dengan wewangian tanaman yang masih basah oleh embun, pagi itu. Junot, untuk pertama kalinya aku berpikir bagaimana melalui malam didalam pelukanmu. Untuk pertama kalinya aku sadar kepada siapa aku berhasrat. Aku ingin merasakan cinta. Ini bukanlah ciuman pertamaku. Tapi geloranya membuat denyut nadi terasa membakar kulit. Junot, aku ingin tua dan mati dalam pelukanmu. Mencintaimu, adalah menjadikanmu satu-satunya wajah yang akan aku kenang kala ajal datang menjemputku.
~ Daisyflo, a novel. Episode Tara.
semangat.. semangat.. postingan baru 15Quote:
Originally Posted by nagita
ps: bikin di facebook lebih ok kalee... judul sesuai yg disuka! tar gw ikut nge like :jempol:
Menanti, menantilah aku di sini
Merangkai kelopak bunga merahmu satu persatu
Menghitung, aku menghitung hari
Dengan sejuta asa aku menyemai rindu
Rindu untuk kamu....
FB cinta putih maksudnya?
Aku ingat malam itu.
Aku ada ditengah dunia tanpa napas.
Sekelilingku adalah nisan. Aku tidak mengerti mengapa aku ada disini.
Lalu kulihat kamu datang kepadaku dan membawaku pergi.
Dari dunia tanpa napas.
Apakah selama ini aku masih hidup disana?
Aku ingat pelukku pada pinggangmu.
Harummu yang mengental memecah di udara,
membentuk percikan api kecil yang terlihat indah dikegelapan malam.
Kini,
kisahmu tak lagi mampu kuingat.
Tapi aku ingat aku pernah menyebut namamu,
didalam doaku.
Junot,
kamu adalah imaginasiku.
Aku melahirkanmu, menulis kisahmu, menentukan kepada siapa kamu akan mencinta.
Kamu,
imaginasiku.
Aku,
tidak boleh jatuh cinta padamu.
Sebab,
aku bukan Tara, yang menuhankan dirimu.
Tapi,
cintamu pada Tara membuatku terluka.
Dan sekarang,
kamu telah membuatku patah hati.
“Aahh...” Junot terhuyung kebelakang. Dinding-dinding terasa berteriak meneriakkan suara-suara asing yang terdengar begitu akrap ditelingnya. Junot terengah-engah. Napasnya terasa pendek, bau obat-obatan menusuk penciumannya hingga sesak dan.. perlahan dia merasakan harum pepohonan yang basah oleh embun pagi. Sesuatu yang lembut melumat bibirnya. Sebuah ciuman yang terasa begitu manis, membuatnya melayang dengan hasrat yang menggelora. Dia ingat harum napas yang bercampur dedaunan diantara kicau burung pagi itu. Langit terasa begitu dekat, seakan dapat diraihnya. Dari jarak sedekat itu dia dapat melihat mata gadis itu coklat dan ada sebuah tanda lahir halus dikelopak kiri mata gadis itu. Namun pada mata itu dia melihat sepasang matahari kembar yang bersinar keemasan. Pipi mereka beradu dan untuk beberapa saat mereka saling mengecup. Sentuhan dari kulit ke kulit yang terasa memabukkan.
~ Daisyflo, a novel. Episode Junot.
Tiga belas tahun aku menunggu.
Katakan padaku,
apakah aku harus menunggu atau menunggumu lebih lama lagi?
Aku ingat kecupan pertamaku.
pada dua belas waktu yang berdentang,
membuat tujuh dari sembilan sukmaku melayang.
Aku ingat sentuhan pertamaku.
kala itu, rembulan perak di pelataran langit merah,
membuat denyut nadi terasa membakar kulit.
Aku mendengar seuntai nada.
Yang membawa angan, menembus batas.
Menerbangkan hati, pada pangkuan. Yang terasa lapuk.
Namun padanya. Kau rebahkan bahumu,
Padanya kau biarkan sentuhan. Merayapi tubuh.
Memilikimu. Separuh jantungmu berdetak.
Untuknya.
Aku melihat sutera putih. Memanggil.
Bunga merah muda dirambutmu, tersemat. Kilaumu bagai rembulan.
Namun tiada wajah. Dimana hatimu melesat untuknya.
Dimana jiwamu terbang padanya.
Dimana setiap napasmu. Adalah miliknya.
Lalu,
Pada setiap nada yang kau dengar.
Pada setiap hari yang terus melaju.
Tidak kau biarkan tangan itu. Membawamu.
Pada pelaminan pagi itu.
Aku melihat sepasang mata.
Padanya kutemukan sepasang bintang,
dengan binarnya yang redup.
Dan separuh hati yang berdetak.
Masih miliknya.
Entah harus berapa ratus kali aku harus kehilanganmu.
Karena setiap kali aku bangun, kamu selalu pergi.
Dan kepergianmu kembali menyayat hatiku.
Terus menerus, beratus-ratus kali.
Tetapi,
aku akan selalu mencarimu.
Selama aku dapat menemukanmu,
aku rela bangun dan kembali terluka.
Manusia yg mengkhianatiku,
Aku lihat kelebatmu diantara padang hijauku.
Suaramu melekat bagai kemarin,
Bisik rayumu bergaung bagai semilir angin.
Aku ingat bagaimana kamu datang dan pergi bagai hantu,
Aku ingat bagaimana kamu meninggalkanku.
Kesedihan itu,
masih membelah hatiku.
Ada dua manusia yg masih hidup,
Namun kuanggap mati.
Salah satunya adalah kamu.
ipon mimpinya berlanjut terus X_XQuote:
Originally Posted by adinda
yoi... X_XQuote:
Originally Posted by nagita
Kekasih,
Apakah kamu mati rasa.
Atau bukan lagi manusia.
Bagaimana mungkin kamu mampu
Muncul dan tersenyum dihadapanku
Setelah kiamat yang kau ledakkan diatas kepalaku?
Hai,, nagita... aku suka banget puisi-puisimu.....
keep posting yaaa.... :D
Ada dua orang yang aku blacklist dalam hidupku,
di dunia ini.
Salah satunya adalah kamu.
Apakah kamu. perempuan jalang itu.
merayunya dengan lagumu. sebab kamu tidak tahu.
ada perempuan lain. memiliki namanya.
dan mengandung benih. miliknya.
Apakah kamu perempuan.
ketika kamu tahu. kamu benci. jalangmu.
sebab asamu remuk.
pedihmu berakar. pun malangnya,
sekeping hatimu masih miliknya.
Apakah kamu jalang.
perempuan yang merana.
sebab kamu benci. dan mendamba.
masih.
Aku pernah mencintai manusia adam itu. Sebuah cinta yang semurni doa hingga membuatku rela untuk terluka dan menunggu. Namanya menjadi mantra, kugenggam erat pada palungan yang membuatku terus bernapas, sebab aku memiliki mimpi tentangnya. Sebuah mimpi yang hanya aku dan dia tahu.
Lalu tersebut sebuah nama. Bagaikan sebuah pedang yang membelah mata air. Satu windu kemudian aku sadar kesia-siaan adalah satu-satunya kepastian. Hanya aku yang tidak ingin menggunakan mataku. Bahwa tidak hanya ada aku disana, dan aku hanyalah segenggam pasir yang dapat dengan mudah terberai kala tiba waktunya.
Sekarang,
manusia adam itu muncul dan membuka sebuah cerita yang telah berkarat. Bagaimana mungkin aku lupa, manusia. Sebab perangku waktu itu adalah milikmu. Aku tidak mengerti, sungguh! Sapamu padaku seringan kapas, namun terasa melontarkan aku hingga ke dasar bumi. Dan aku memandang seonggok manusia mati didepanku. Kamu pernah menjadi indah dihatiku. Dulu.
Aku sudah lama berdiri dengan mimpi yang adalah milikku sendiri.
Kamu sudah kuanggap mati, tetaplah mati.
tidak, jangan begitu
ini luka, ini suri, bukan mati
sarungkan pedangmu, sudahi perangmu
ini aku, bukankah kau menungguku disini?
:luck:
Quote:
Originally Posted by Nan_Chan
masih traumakah dirimu..
akan kejadian masa lalumu itu...
sadarkah.. bahwa kita di alam merdeka..
dimana kau bebas mengucapkan apa saja..
asal jangan kau ucapkan "pinjam duit" ...
karena diriku sedang BOkeK X_X
alamku merdeka
ragaku terikat
aku melihat potret dirimu
tetap aku tak bisa berucap
kau, tatapanmu...
tenang saja, aku tak akan menyusahkanmu...
* Pak de, kok kita jadi ngebajak tridnya nagita sih....
Keep talking.. Miss you all. Miss KG so much.
Menemukanmu pada duniamu,
membuat aku tersenyum.
Aku tidak lagi mengharapkan sebuah sapaan,
yang membuat jutaan bintang menerangi malam.
Sekarang sunyimu,
telah menjadi teman baikku.