PDA

View Full Version : - Hilangnya Separuh Jari Telunjuk Edwin Timothy Sihombing -



lily
12-04-2013, 05:14 PM
http://www.radaronline.co.id/imgBerita/11043109-images.jpeg

http://us.images.detik.com/content/2013/04/11/10/161515_bayiedwardedodalam.jpg


Kasus hilangnya separuh jari telunjuk kanan anak dari Gonti Sihombing (34), anak tersebut bernama Edwin Timothy Sihombing (2,5 bulan). Menurut penilaian orangtuanya, Gonti Sihombing, karena adanya kesalahan Rumah Sakit Harapan Bunda yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 22 No 24, Kelurahan Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim), namun penili tersebut dibantah pihak rumah sakit .

Marketing dan Humas RS Harapan Bunda, Dian Kristiana mengatakan, tidak ada kejadian pemotongan terhadap jari Edwin di dalam ruang perawatan RS Harapan Bunda.

"Yang benar adalah jaringan mati sudah terlepas dengan sendirinya di dalam kassa sehingga perlu diambil," ujarnya kepada wartawan.

Lebih lanjut, Dian menjelaskan kronologis kejadian yang dimulai sejak kedatangan pasien pada tanggal 20 Februari 2013. Saat itu, pasien datang ke IGD dengan kejang, demam berulang dan keadaan umum jelek. Lalu diberikan anti kejang lewat dubur, selanjutnya pasien membaik dan masuk ke ruang rawat inap di RS Harapan Bunda.

Pada tanggal 22 Februari pasien disarankan melakukan Electroenchepalograph (EEG). Lalu tanggal 23 Februari, pasien pulang paksa dengan segala resiko yang telah dijelaskan.

Selanjutnya, pada tanggal 26 Februari orangtua pasien datang kontrol ke dokter spesialis anak di RS Harapan Bunda sambil memperlihatkan hasil EEG dari RSUD Pasarrebo dan hasilnya normal. Bayi pun tidak dibawa pada saat kontrol. Lalu orangtua pasien mengeluhkan jari telunjuk kanan anaknya berwarna kebiru-biruan. Akhirnya pasien dikonsulkan ke dokter spesialis bedah anak di RS Harapan Bunda. Tetapi pasien tidak melaksanakan konsul atau instruksi dari dokter spesialis anak, jelasnya, Kamis (11/4/2013).

Pada tanggal 2 Maret, orangtua dan pasien datang dengan membawa surat komplain yang menyatakan bahwa tangan anaknya membiru dan bengkak. Saat itu keluarga meminta pertanggungjawaban dari RS Harapan Bunda. Lalu Pihak RS menyarankan pasien untuk dirawat dan pasien dirawat di ruang perawatan anak RS Harapan Bunda.

Dalam waktu satu minggu kemudian, keluarga pasien diberikan informasi bahwa pasien harus diamputasi ruas jari telunjuk anaknya, dan keluarga pasien yakni ayahnya menyetujui untuk dilakukan amputasi tapi dengan syarat diamputasi asal jangan sampai telapak tangan.

Tapi pelaksanaan amputasi tidak lansung dilakukan oleh dokter bedah ortopedi, dengan harapan diobesrvasi akan ada perbaikan di samping menunggu keadaan umumnya membaik.

Lalu 31 Maret dokter bedah ortopedi pada pukul 07.00 melakukan visit ke bayi Edwin. Saat itu ditemukan ujung jari telunjuk kanan yang netprose atau jaringan mati sudah terlepas ada di dalam kassa. Dan ibu pasien dipanggil untuk diberikan informasi oleh dokter tersebut, dan dokter memberikan antiseptik, terang Dian lebih lanjut.

Gonti Sihombing, warga Jalan Nurul Yakin, RT 007/008, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jaktim, yang juga orangtua Edwin (korban) mengaku dokter yang rutin datang mengecek kondisi tangan anaknya serta mengganti perban 2 hari sekali tersebut tiba-tiba melakukan tindakan amputasi tanpa di bicarakan terlebih dahulu kepada pihak keluarga. "Tiba-tiba tangan anak saya digunting tanpa memberitahukan kepada orangtua atau keluarganya," ungkapnya.

Ia pun akhirnya mengadukan permasalahan ini ke Komnas Perlindungan Anak (PA) sebagai upaya untuk mencari dukungan dan meminta pertanggungjawaban pihak RS supaya anaknya sembuh, dan bergarap hal ini tidak terulang kembali, paparnya.

---------- Post Merged at 04:14 PM ----------


Penjelasan Lengkap RS Harapan Bunda Soal Kasus Bayi Edwin


Pihak Rumah Sakit Harapan Bunda Pasar Rebo dituding telah melakukan malpraktik terhadap bayi Edwin Timothy Sihombing. Ayah Edwin, Gonti Laurel Sihombing, menduga pihak RS telah mengamputasi jari telunjuk kanan anaknya tanpa sepengetahuan pihak keluarga.

Gonti bahkan juga telah mengadukan hal tersebut ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Namun pihak RS membantah tudingan tersebut dan menjelaskan telah melakukan tindakan medis sesuai prosedur.

Berikut penjelasan RS Harapan Bunda yang disampaikan melalui staf Humas dan Marketing, Dian Kristiana, dalam jumpa pers yang digelar di RS Harapan Bunda, Jalan Raya Bogor, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2013):

20 Februari 2013, pasien dibawa orangtuanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam kondisi kejang demam berulang dan keadaan umum buruk. Pihak RS lalu memberikan obat anti kejang melalui dubur. Setelah itu kondisi pasien membaik. Pasien lalu dibawa ke ruang rawat inap di RS Harapan Bunda.

22 Februari 2013, pihak RS menyarankan agar bayi Edwin menjalani pemeriksaan EEG (electroencephalogram).

23 Februari 2013, pasien meminta pulang paksa dengan segala risiko yang telah dijelaskan.

26 Februari 2013, orangtua pasien datang lagi untuk mengontrol bayinya ke dokter spesialis anak di RS Harapan Bunda sambil memperlihatkan hasil EEG dari RSUD Pasar Rebo dan hasilnya normal. Bayi tidak dibawa pada saat kontrol EEG. Orangtua pasien mengeluh jari telunjuk kanan anaknya berwarna kebiru-biruan. Pasien dikonsulkan ke dokter spesialis bedah anak di RS Harapan Bunda. Tetapi orangtua pasien tidak melaksanakan konsul atau instruksi dari dokter spesialis anak.

2 Maret 2013, orangtua dan pasien datang dengan membawa surat komplain yang menyatakan bahwa tangan pasien membiru dan membengkak. Keluarga meminta pertanggungjawaban dari RS Harapan Bunda. Pihak RS menyarankan pasien untuk dirawat. Dan pasien dirawat di ruang perawatan anak RS Harapan Bunda.

"Satu minggu kemudian, keluarga pasien diberikan informasi bahwa pasien harus diamputasi ruas jari telunjuk anaknya. Keluarga pasien, ayahnya, menyetujui untuk dilakukan amputasi tapi dengan syarat asal jangan sampai telapak tangan diamputasi. Tapi pelaksanaan amputasi tidak langsung dilakukan oleh dokter bedah ortopedi dengan harapan diobservasi akan ada perbaikan di samping menunggu keadaan umumnya membaik," tutur Dian.

2 Maret sampai hari ini, pasien masih dirawat di RS Harapan Bunda dan kondisinya baik.

31 Maret 2013, dokter bedah ortopedi visit pukul 07.00 WIB ke bayi Edwin. Ditemukan ujung jari telunjuk kanan yang nekrosis atau jaringan mati sudah terlepas ada di dalam kasa. Dan ibu pasien dipanggil untuk diberi informasi oleh dokter tersebut. Lalu dokter tersebut memberikan antiseptik.

"10 April 2013, kami melihat di media televisi, internet, tentang berita tidak menyenangkan dan mencemarkan nama baik RS tanpa ada klarifikasi pihak orangtua kepada RS terlebih dahulu," sesal Dian.

"Kesimpulan, terjadi nekrosis atau jaringan mati dikarenakan orangtua tidak kooperatif sehingga penanganan terlambat," pungkasnya.


sumber : http://news.detik.com/read/2013/04/11/161331/2217820/10/penjelasan-lengkap-rs-harapan-bunda-soal-kasus-bayi-edwin?9922022

opera
12-04-2013, 05:15 PM
kok tiba tiba bengkak biru... kenapa tuh

AsLan
12-04-2013, 08:31 PM
ßΐśα karena luka kecil Чåηƍ infeksi, misalnya cantengan, ßΐśα karena kejepit. Чåηƍ pasti jari si Åήªķ dĩ perban, pasti άϑά masalah Ðárΐ awalnya.

Gw yakin RS gak salah apa2.

itsreza
12-04-2013, 09:01 PM
katanya tangan bengkak biru gara-gara pasang infus bener ga?

jadi ingat dulu bawa ponakan ke igd gara-gara muntaber, 30 menit
tunggu, ga diapa-apain, kata dokter harus pakai infus, dari 3 dokter
dan 2 perawat muda yang jaga, ga ada satupun yang bisa pasang
jarum infus, coba di kedua tangan dan kaki, semua gagal, akhirnya
perawat senior datang, sebentar langsung bisa terpasang... padahal
namanya rumah sakit khusus anak -_-

noodles maniac
13-04-2013, 04:13 AM
Gw sempet nonton berita ini dua hari yang lalu, masih bingung mana yang bisa dipercaya. Pihak keluarga pasien kah ato pihak RS. Sama persis kayak kasusnya Prita Mulyasari vs Omni. Belum bisa banyak komentar.


katanya tangan bengkak biru gara-gara pasang infus bener ga?

jadi ingat dulu bawa ponakan ke igd gara-gara muntaber, 30 menit
tunggu, ga diapa-apain, kata dokter harus pakai infus, dari 3 dokter
dan 2 perawat muda yang jaga, ga ada satupun yang bisa pasang
jarum infus, coba di kedua tangan dan kaki, semua gagal, akhirnya
perawat senior datang, sebentar langsung bisa terpasang... padahal
namanya rumah sakit khusus anak -_-

Anak-anak dan yang pembuluh darahnya terlalu halus sehingga gak nampak di permukaan kulit emang sulit untuk dipasang infus. Hal ini terjadi juga sama gw, perawat seringkali susah untuk memasang infus di tangan gw karena susah untuk menancapkan jarum infusnya dan ukuran jarumnya pun berbeda. Untuk yang kasus begini biasanya dipake ukuran jarum infus yang kecil (pangkal jarumnya berwarna biru) sedangkan untuk orang dewasa umumnya dipake ukuran jarum infus yang lebih besar (pangkal jarumnya berwarna pink).

Kalo soal tangan jadi biru bisa juga karena pasang infusnya gak bener, ato udah terlalu lama pasang infusnya. Infus setahu gw maksimal hanya untuk 2 hari aja, mungkin ini ada kaitannya dengan intensitas suntik cairan ke dalam tubuh via infusan. Kalo masangnya gak bener, ato lebih dari 2 hari infus itu tetep dipake nyuntik dijamin tangan bakal bengkak dan biru. Bakal kerasa sakit banget ketika disuntik antibitoik ato vitamin C, konon kata perawat yang pernah gw tanya ketika disuntik dua jenis cairan itu membuat pembuluh darah melebar. At least begitulah pengalaman yang pernah gw dapet selama dirawat di RS. Untuk lebih jelasnya sih harusnya si brondong hit yang tau yah ;)

itsreza
13-04-2013, 06:58 AM
iya tau del... memang sulit mencari pembuluh darah pada anak kecil
tapi maksud gw dalam konteks ini terkadang dokter di rumah sakit
kurang pengalaman, sehingga penanganan yang diberikan kurang baik.
Apalagi versi keluarga bilang dokter RS sampai bilang dia lagi apes
http://goo.gl/y0EWC entah kebenaran pernyataan sepihak semacam ini,
cuma dokter dan keluarga yang tau.

ancuur
13-04-2013, 08:43 AM
klo melihat dengar pendapat di TVone.. yg jelas dalam hal ini dokter yg menangani salah besar,
seharusnya waktu akan melakukan tindakan sesuatu fihak dokter yg menangani laporan kepada ortu anak tsb..
apalagi dalam hal ini menghilangkan organ tubuh!!

ortu bilang dokter main potong saja, sampai sang ibu bertanya-tanya kenapa tangan anak saya dipotong,
seharusnya dokter melakukan pemotongan jari atas persetujuan ortu..
bapaknya bilang: "kalau anak saya sudah besar, apa yang harus saya terangkan kepada anak bhw jarinya tdk ada" ::doh::

gogon
13-04-2013, 09:15 AM
no offense dan ga bermaksud SARA yah, tp yg ini batak bgt :D
--------

Orang Tua Minta RS Harapan
Bunda Bertanggung Jawab Hingga
Edwin Dewasa

Jakarta - Gonti Laurel Sihombing (34) masih
mengharapkan itikad baik dari pihak rumah
sakit Harapan Bunda. Namun jika niat baik
itu tak ada, maka orang tua siap mengambil
langkah hukum.
"Saya masih menunggu perkembangan pihak
rumah sakit, baru setelah itu saya
berkoordinasi dengan kuasa hukum," ujar
Gonti di Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar
Rebo, Jakarta Timur, Jumat (12/4/2013).
Sebagai ayah kandung Edwin Timothy
Sihombing, Gonti mengaku masih memberi
kesempatan kepada pihak rumah sakit
selama satu minggu untuk menyelesaikan
kasus yang menimpa anaknya.
"Soal laporan polisi itu, kita lihat
perkembangannya dulu. Dari tim kuasa
hukum saya, rumah sakit diberi waktu
sampai pekan depan perkembangannya itu.
Yang kita harapkan ada itikad baik dari
pihak rumah sakit," katanya.
Dengan memberi kesempatan, lanjutnya, dia
berharap pihak rumah sakit mau
bertanggung jawab secara maksimal atas
kesembuhan anaknya. "Kami harapkan
penyembuhan total, entah bagaimana
caranya itu urusan mereka," ujarnya.
Gonti menjelaskan pertanggungjawaban
pihak rumah sakit yang dimaksud, ketika
buah hatinya menjadi dewasa rumah sakit
masih harus bertanggung jawab.
"Secara paripurna itu maksudnya ketika anak
saya berumur 20 tahun misalnya,
pertanggungjawaban itu masih bisa saya
pakai, jika ternyata kesembuhannya belum
maksimal," tandasnya.

Kingform
13-04-2013, 01:46 PM
ayahnya sudah setuju atas tindakan amputasi, kok mencak2 pas jari anaknya sudah ga ada?

AsLan
13-04-2013, 03:07 PM
Buset jari doang aja sampe minta uang sampe anak dewasa...

Lagi pula kata dokter kan putusnya bukan karena diamputasi tapi karena sudah membusuk Ðαn putus sendiri.

lily
13-04-2013, 03:23 PM
duh baca thread ini jadi takut hiks...

:gemetar:

ngeri bayanginnya...

dulu O pernah diinfus , trus dikasi papan gitu tangannya... seminggu kayanya.

pas dibuka , baunya ampun - ampun...

saya lupa jarum infus nya diganti ga... tapi infus nya seingat saya yang dalem plastik itu diganti kalo abis...

btw soal ortu yang menuntut bla bla bla... ya namanya ortu pasti ga pengen anaknya kenapa - napa , cuma ya jangan memanfaatkan situasi juga...

dulu pas O lair , memar ketatap alat operasi caesar. keluarga suami mo nuntut dokternya. saya pikir what for... dokter juga udah membantu keluarin O , dan saya dan O juga selamat. kenapa harus nuntut... sebel sih saya , tapi ya udah anak kedua kan ga pake dokter itu lagi. pengalaman...

lily
13-04-2013, 09:52 PM
tadi liat berita di TV...

katanya kondisi tangannya makin memburuk...

dari yang dipotong 1,5 cm jadi berkurang 2 cm.

dan pas pihak RS diminta bukti surat ijin amputasi , katanya ga bisa nunjukin.

gogon
13-04-2013, 10:44 PM
Kasihan ni berita bakal tenggelam sama musibah lion air.

---------- Post Merged at 09:44 PM ----------

Kasihan ni berita bakal tenggelam sama musibah lion air.

mbok jamu
13-04-2013, 10:57 PM
no offense dan ga bermaksud SARA yah, tp yg ini batak bgt :D
--------

Orang Tua Minta RS Harapan
Bunda Bertanggung Jawab Hingga
Edwin Dewasa

Jakarta - Gonti Laurel Sihombing (34) masih
mengharapkan itikad baik dari pihak rumah
sakit Harapan Bunda. Namun jika niat baik
itu tak ada, maka orang tua siap mengambil
langkah hukum.
"Saya masih menunggu perkembangan pihak
rumah sakit, baru setelah itu saya
berkoordinasi dengan kuasa hukum," ujar
Gonti di Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar
Rebo, Jakarta Timur, Jumat (12/4/2013 (tel:12/4/2013)).
Sebagai ayah kandung Edwin Timothy
Sihombing, Gonti mengaku masih memberi
kesempatan kepada pihak rumah sakit
selama satu minggu untuk menyelesaikan
kasus yang menimpa anaknya.
"Soal laporan polisi itu, kita lihat
perkembangannya dulu. Dari tim kuasa
hukum saya, rumah sakit diberi waktu
sampai pekan depan perkembangannya itu.
Yang kita harapkan ada itikad baik dari
pihak rumah sakit," katanya.
Dengan memberi kesempatan, lanjutnya, dia
berharap pihak rumah sakit mau
bertanggung jawab secara maksimal atas
kesembuhan anaknya. "Kami harapkan
penyembuhan total, entah bagaimana
caranya itu urusan mereka," ujarnya.
Gonti menjelaskan pertanggungjawaban
pihak rumah sakit yang dimaksud, ketika
buah hatinya menjadi dewasa rumah sakit
masih harus bertanggung jawab.
"Secara paripurna itu maksudnya ketika anak
saya berumur 20 tahun misalnya,
pertanggungjawaban itu masih bisa saya
pakai, jika ternyata kesembuhannya belum
maksimal," tandasnya.

Apanya yang Batak banget?

bradon heat
13-04-2013, 11:20 PM
katanya tangan bengkak biru gara-gara pasang infus bener ga?

jadi ingat dulu bawa ponakan ke igd gara-gara muntaber, 30 menit
tunggu, ga diapa-apain, kata dokter harus pakai infus, dari 3 dokter
dan 2 perawat muda yang jaga, ga ada satupun yang bisa pasang
jarum infus, coba di kedua tangan dan kaki, semua gagal, akhirnya
perawat senior datang, sebentar langsung bisa terpasang... padahal
namanya rumah sakit khusus anak -_-

kalau nginfus ini emang termasuk skill ..
makin banyak latihan makin lancar ...
:)

dan soal dokter, sebetulnya nginfus itu tugas nya dokter loh ..
bahkan dalam tupoksinya ini termasuk tindakan kolaboratif ..
harusnya yg nginfus tuh dokter, tapi jarang bahkan blm pernah liat dokter yg nginfus -_-




Kalo soal tangan jadi biru bisa juga karena pasang infusnya gak bener, ato udah terlalu lama pasang infusnya. Infus setahu gw maksimal hanya untuk 2 hari aja, mungkin ini ada kaitannya dengan intensitas suntik cairan ke dalam tubuh via infusan. Kalo masangnya gak bener, ato lebih dari 2 hari infus itu tetep dipake nyuntik dijamin tangan bakal bengkak dan biru. Bakal kerasa sakit banget ketika disuntik antibitoik ato vitamin C, konon kata perawat yang pernah gw tanya ketika disuntik dua jenis cairan itu membuat pembuluh darah melebar. At least begitulah pengalaman yang pernah gw dapet selama dirawat di RS. Untuk lebih jelasnya sih harusnya si brondong hit yang tau yah ;)

maksimal 3 hari, tapi ini di sesuaikan dengan aturan rumah sakit masing2 ...
bagusnya sih pindah posisi infus per 3 hari ...

yup melebar karena adanya volume besar cairan yg masuk pada pembuluh darah ..
bagusnya sih di drip ama infusannya , jadi masuk bareng infusan ..
kalau obat emang sesuai instruksi dokter, :)


iya tau del... memang sulit mencari pembuluh darah pada anak kecil
tapi maksud gw dalam konteks ini terkadang dokter di rumah sakit
kurang pengalaman, sehingga penanganan yang diberikan kurang baik.
Apalagi versi keluarga bilang dokter RS sampai bilang dia lagi apes
http://goo.gl/y0EWC entah kebenaran pernyataan sepihak semacam ini,
cuma dokter dan keluarga yang tau.

emang kalau masalah kesehatan itu biasanya simpang siur ,
jarang juga yg go publik , trs medianya bikin panas -_-


duh baca thread ini jadi takut hiks...

:gemetar:

ngeri bayanginnya...

dulu O pernah diinfus , trus dikasi papan gitu tangannya... seminggu kayanya.

pas dibuka , baunya ampun - ampun...


namanya 'spalk'
gunanya menahan telapak tangan anak agar tidak berubah posisi, mencegah infus macet karena perubahan posisi tadi , mencegah anak menarik infusan ..

di pasang infusan seminggu ? kasian amat O :(
idealnya sih per 3 hari ..

Kingform
13-04-2013, 11:51 PM
dokter kita sudah bersabda ::up::
kamu dokter kan don?

noodles maniac
14-04-2013, 01:10 AM
Apanya yang Batak banget?

Same with you, batak banget kenapa? karena cara ngomong/nuntutnya kah? :tanya:



tadi liat berita di TV...

katanya kondisi tangannya makin memburuk...

dari yang dipotong 1,5 cm jadi berkurang 2 cm.

dan pas pihak RS diminta bukti surat ijin amputasi , katanya ga bisa nunjukin.

Nah ini yang parah, kalo emang surat izin amputasi itu emang raib laiknya supersemar, berarti RS bisa disalahin nih :mikir:

mbok jamu
14-04-2013, 11:53 AM
Kalau sudah bilang 'ga bermaksud SARA' biasanya memang SARA. Kalau maksudnya bukan SARA kenapa disangkutpautkan dengan sukunya?


Apapun sukunya, agamanya, rasnya, warnanya, adalah wajar jika si bapak ingin meminta bantuan hukum dan banyak orang apapun sukunya, agamanya, rasnya, warnanya yang terpaksa menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus-kasus seperti.

Kalau kita ndak tahu kesusahan orang lain lebih baik ndak ikut-ikutan bikin panas situasi.

ancuur
14-04-2013, 11:57 AM
Buset jari doang aja sampe minta uang sampe anak dewasa...

Lagi pula kata dokter kan putusnya bukan karena diamputasi tapi karena sudah membusuk Ðαn putus sendiri.

yg ini baru batak banget ::arg!:: ::arg!::

serendipity
14-04-2013, 12:18 PM
Coba pasang kaki anda di sepatu orang tuanya Edwin, bayangkan jika anak anda terluka sampai jarinya harus dipotong. Mungkin kita bisa bilang ini sepele, tapi bagi orang tua kandungnya itu bukan hal sepele.
Penderitaan anak adalah penderitaan orang tua, makanya ada pepatah kasih orang tua sepanjang jalan.

ancuur
14-04-2013, 12:32 PM
Coba pasang kaki anda di sepatu orang tuanya Edwin, bayangkan jika anak anda terluka sampai jarinya harus dipotong. Mungkin kita bisa bilang ini sepele, tapi bagi orang tua kandungnya itu bukan hal sepele.
Penderitaan anak adalah penderitaan orang tua, makanya ada pepatah kasih orang tua sepanjang jalan.


klo melihat dengar pendapat di TVone.. yg jelas dalam hal ini dokter yg menangani salah besar,
seharusnya waktu akan melakukan tindakan sesuatu fihak dokter yg menangani laporan kepada ortu anak tsb..
apalagi dalam hal ini menghilangkan organ tubuh!!

ortu bilang dokter main potong saja, sampai sang ibu bertanya-tanya kenapa tangan anak saya dipotong,
seharusnya dokter melakukan pemotongan jari atas persetujuan ortu..
bapaknya bilang: "kalau anak saya sudah besar, apa yang harus saya terangkan kepada anak bhw jarinya tdk ada" ::doh::

gue jga berpendapat sama :jempol:

serendipity
14-04-2013, 12:33 PM
btw dulu pas tangan gw bengkak karna di infus, bisa sembuh sendiri kok. Gak pake di amputasi segala, tinggal dilepas aja infusnya. Kasian banget itu dokter kurang pengetahuan, jadi bahan malptraktek deh ilmunya. Dokter2 muda emang emosinya masih pada labil sih ya, ada apa dikit dah panikan.
Seharusnya infus itu aturannya dipasang cuma 3 hari, lebih dari 3 hari jelas bakalan bengkak.
Keliatan deh emang RS kalo merawat gak pake hati kaya gimana

ancuur
14-04-2013, 12:46 PM
benernya hanya miscommunication.. tapi itu kelalaian dokter dan RS juga ::doh::

gogon
14-04-2013, 05:59 PM
Yg batak banget kurang-lebih sudah terjawab sama Aslan.
Soalnya gw jadi inget cerita2 kalo (misalnya) kita nabrak hewan peliharaan milik orang batak, maka yg mereka tuntut bukan hanya ganti rugi sebatas harga hewan tsb, tapi sampe ke makanannya dari hewan itu masih kecil, waktu yg terbuang, kerugian jika hewan tsb dewasa, kawin dan beranak pinak dst. Dan cerita2 lain yg similar.
Buat yg tersinggung yah maaf deh. Itu cerita mengenai 'oknum' orang batak kali ya.
Back to topic: berita yg kita lihat/baca memang belum tentu netral. Kalo di TV sudah pasti pihak yg lebih lemah yg diekspos pada sisi yg benar. Di media lain juga begitu. Tapi kalo kita baca kronologis dari pihak RS maka ada unsur kesalahan juga dari ortu nya. Tinggal pintar2nya kita memilih mana berita netral, mana yg benar dan mana yg bukan.
Tiap pihak pasti merasa dirinya benar dan mencoba menyembunyikan kesalahan masing2.
Tim investigasi belum ngasih hasil penyelidikan khan?

---------- Post Merged at 04:59 PM ----------

Yg batak banget kurang-lebih sudah terjawab sama Aslan.
Soalnya gw jadi inget cerita2 kalo (misalnya) kita nabrak hewan peliharaan milik orang batak, maka yg mereka tuntut bukan hanya ganti rugi sebatas harga hewan tsb, tapi sampe ke makanannya dari hewan itu masih kecil, waktu yg terbuang, kerugian jika hewan tsb dewasa, kawin dan beranak pinak dst. Dan cerita2 lain yg similar.
Buat yg tersinggung yah maaf deh. Itu cerita mengenai 'oknum' orang batak kali ya.

Back to topic: berita yg kita lihat/baca memang belum tentu netral. Kalo di TV sudah pasti pihak yg lebih lemah yg diekspos pada sisi yg benar. Di media lain juga begitu. Tapi kalo kita baca kronologis dari pihak RS maka ada unsur kesalahan juga dari ortu nya. Tinggal pintar2nya kita memilih mana berita netral, mana yg benar dan mana yg bukan.
Tiap pihak pasti merasa dirinya benar dan mencoba menyembunyikan kesalahan masing2.
Tim audit dari DinKes belum ngasih hasil penyelidikannya khan?

spears
19-04-2013, 12:27 PM
Merasa bersalah, RS Harapan Bunda tanggung biaya bayi Edwin

MERDEKA.COM. Pihak Rumah Sakit Harapan Bunda bersedia bertanggung jawab dengan menanggung biaya pengobatan bayi Edwin di RS Cipto Mangunkusumo. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai hal itu sebagai bentuk pengakuan kesalahan terhadap bayi Edwin.

"Secara tidak langsung rumah sakit (Harapan Bunda) mengaku bersalah, karena tidak mungkin mau menanggung kalau tidak salah," ujar Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait saat dihubungi wartawan, Kamis (18/4).

Arist menyayangkan sikap RS Harapan Bunda yang terkesan menutupi dan tidak transparan menyikapi kasus tersebut. "Kenapa harus ditutup-tutupi kalau memang salah," tuturnya.

Dia menyerahkan kepada pihak keluarga bayi Edwin, apakah lanjut ke proses hukum atau selesai secara kekeluargaan. "Kalau merasa dirugikan dan mau melapor ya silakan, kami dampingi, tapi kalau tidak ya tidak ada masalah. Tapi harus ada pembelajaran untuk rumah sakit," lanjutnya.

Arist menegaskan, izin praktik dokter yang melakukan malpraktik pada jari bayi Edwin harus dicabut. "Kan ada kode etiknya, dokter yang menggunting (jari Edwin) itu harus dicabut izinnya, agar tidak lagi terulang kejadian serupa dan jadi contoh untuk rumah sakit lainnya," katanya.

Diketahui, bayi Edwin berusia 2,5 bulan ini mengalami sakit demam, flu dan batuk kemudian dibawa ke RS Harapan Bunda. Pihak dokter yang merawatnya menginfus bayi Edwin. Diduga ada kesalahan prosedur, telunjuk jari bayi itu malah membusuk.

Dokter itu malah mengguntung jari bayi Edwin, parahnya, tanpa sepengetahuan pihak orang tua bayi itu, Gonti Sihombing (34) dan Romauli Manurung (28).
Sumber: Merdeka.com

lily
19-04-2013, 03:42 PM
namanya 'spalk'
gunanya menahan telapak tangan anak agar tidak berubah posisi, mencegah infus macet karena perubahan posisi tadi , mencegah anak menarik infusan ..

di pasang infusan seminggu ? kasian amat O :(
idealnya sih per 3 hari ..

seminggu di RS , seminggu di infus...

tapi saya lupa sih , pastinya diganti ga ???

saya juga pas dirawat di RS juga seminggu di infus... tapi lupa diganti kanan kiri ga...

noodles maniac
21-04-2013, 06:20 PM
Biaya pengobatan Edwin di RSCM maksudnya apa sih? kan jarinya edwin -maaf...- dah putus? ::srimulat::

purpose
21-04-2013, 06:27 PM
Yg batak banget kurang-lebih sudah terjawab sama Aslan.
Soalnya gw jadi inget cerita2 kalo (misalnya) kita nabrak hewan peliharaan milik orang batak, maka yg mereka tuntut bukan hanya ganti rugi sebatas harga hewan tsb, tapi sampe ke makanannya dari hewan itu masih kecil, waktu yg terbuang, kerugian jika hewan tsb dewasa, kawin dan beranak pinak dst. Dan cerita2 lain yg similar.
Buat yg tersinggung yah maaf deh. Itu cerita mengenai 'oknum' orang batak kali ya.
Back to topic: berita yg kita lihat/baca memang belum tentu netral. Kalo di TV sudah pasti pihak yg lebih lemah yg diekspos pada sisi yg benar. Di media lain juga begitu. Tapi kalo kita baca kronologis dari pihak RS maka ada unsur kesalahan juga dari ortu nya. Tinggal pintar2nya kita memilih mana berita netral, mana yg benar dan mana yg bukan.
Tiap pihak pasti merasa dirinya benar dan mencoba menyembunyikan kesalahan masing2.
Tim investigasi belum ngasih hasil penyelidikan khan?


Saya rasa itu bukan hanya orang batak aja, semua orang yg punya hewan peliharaan dan sayang banget sama hewannya itu bakalan menuntut yg sama.
Coba ke daerah eropa sana, kalo membunuh anjing,wah bisa masuk pengadilan beneran