AsLan
29-01-2013, 10:03 AM
Setelah chatting gratis di BBM dan Whatsapp, kini adalagi aplikasi untuk menelpon gratis dengan menggunakan koneksi internet.
Line, Aplikasi "Chatting" dengan Fitur Telepon
KOMPAS.com - Aplikasi instant messaging (IM) bernama Line, kini sedang naik daun. Aplikasi yang dirilis pada Juni 2011 ini telah diunduh setidaknya 20 juta kali dengan pengguna lebih dari 30 juta.
Sama seperti WhatsApp, Line menggunakan sistem nomor telepon seluler penggunanya untuk saling berhubungan. Line saat ini tersedia untuk iOS dan Android, dan bisa diunduh secara gratis di App Store dan Google Play.
Jika dibandingkan dengan aplikasi populer WhatsApp, Line memang memiliki beberapa keunggulan.
Pertama, Line memberikan layanan free call. Ini adalah layanan telepon tanpa menggunakan pulsa, melainkan dengan koneksi data internet. Line akan menghubungkan panggilan ke server mereka.
Kedua, grup yang dibentuk dalam aplikasi Line bisa menampung 100 anggota. Sementara WhatsApp maksimal hanya 11 orang.
Yang membuat Line berbeda dari aplikasi IM lainnya adalah emoticon yang bervariasi.
Ada Emoji yang menggambarkan kepala dengan bermacam ekspresi, lalu Emoticons berupa susunan karakter teks yang juga membentuk ekspresi, serta ada Stickers. Nah, Stickers inilah yang cukup unik untuk Line, karena gambar ikonnya lucu-lucu, berukuran besar dan lebih ekspresif.
Selain itu, Line juga menyediakan layanan untuk memblokir seorang teman yang ada di kontak.
Naver, perusahaan asal Jepang yang mengembangkan aplikasi ini, melengkapi Line dengan beberapa aplikasi tambahan, yakni Line Camera dan Line Card untuk kartu ucapan. Keduanya sudah tersedia untuk iOS dan Android.
Pada awal April 2012, Naver memperluas penggunaan Line ke perangkat komputer. Line kini sudah tersedia untuk Mac dan Windows.
Editor: Reza Wahyudi
Aplikasi2 semacam ini akan menurunkan keuntungan operator selular.
Gara-gara WhatsApp, Operator Merugi
JAKARTA, KOMPAS.com — Kecanggihan teknologi yang tersedia dalam smartphone berbuntut pada kerugian sebagian besar operator telekomunikasi. Kerugian tersebut khususnya terjadi pada merosotnya pendapatan dari layanan short massage services (SMS).
Perusahaan riset teknologi, Ovum, merinci bahwa operator global diprediksi merugi 23 miliar dollar AS dalam bisnis SMS pada akhir 2012.
Hal ini terjadi karena pengguna smartphone beralih ke aplikasi pesan gratis, seperti WhatsApp.
Riset tersebut juga meramal kerugian yang lebih besar, yakni mencapai 54 miliar dollar AS, pada 2016.
"Pesan sosial menjadi lebih luas dan para operator berada di bawah tekanan untuk mendorong pendapatan komponen pesan dari bisnis komunikasi mereka," papar Neha Dharia, analis konsumen telekomunikasi Ovum, Kamis (11/10/2012).
Menurutnya, para operator perlu memahami dampak aplikasi pesan sosial terhadap perilaku konsumen, dalam hal perubahan pola-pola komunikasi dan dampak pendapatan SMS, serta menawarkan layanan yang sesuai.
Melalui WhatsApp, misalnya, konsumen punya keleluasaan untuk bertukar pesan secara gratis dengan menggunakan jalur internet nirkabel, melampaui gateway SMS yang membebankan biaya per pesan atau untuk kuota per bulan.
"Level pertumbuhan akan terus berlanjut saat smartphone dan penetrasi mobile broadband meningkat," lanjut Neha. Selain WhatsApp, beberapa aplikasi gratis juga menyebabkan operator SMS tekor. Aplikasi yang dimaksud adalah Pinterest dan Fring.
Perlu diketahui, SMS menyumbang 75 persen pendapatan non-pesan suara untuk perusahaan telekomunikasi, secara global, pada 2009. Namun, tahun ini, pendapatan tersebut bisa amblas hingga 47 persen. (KONTAN/Dyah Megasari)
Line, Aplikasi "Chatting" dengan Fitur Telepon
KOMPAS.com - Aplikasi instant messaging (IM) bernama Line, kini sedang naik daun. Aplikasi yang dirilis pada Juni 2011 ini telah diunduh setidaknya 20 juta kali dengan pengguna lebih dari 30 juta.
Sama seperti WhatsApp, Line menggunakan sistem nomor telepon seluler penggunanya untuk saling berhubungan. Line saat ini tersedia untuk iOS dan Android, dan bisa diunduh secara gratis di App Store dan Google Play.
Jika dibandingkan dengan aplikasi populer WhatsApp, Line memang memiliki beberapa keunggulan.
Pertama, Line memberikan layanan free call. Ini adalah layanan telepon tanpa menggunakan pulsa, melainkan dengan koneksi data internet. Line akan menghubungkan panggilan ke server mereka.
Kedua, grup yang dibentuk dalam aplikasi Line bisa menampung 100 anggota. Sementara WhatsApp maksimal hanya 11 orang.
Yang membuat Line berbeda dari aplikasi IM lainnya adalah emoticon yang bervariasi.
Ada Emoji yang menggambarkan kepala dengan bermacam ekspresi, lalu Emoticons berupa susunan karakter teks yang juga membentuk ekspresi, serta ada Stickers. Nah, Stickers inilah yang cukup unik untuk Line, karena gambar ikonnya lucu-lucu, berukuran besar dan lebih ekspresif.
Selain itu, Line juga menyediakan layanan untuk memblokir seorang teman yang ada di kontak.
Naver, perusahaan asal Jepang yang mengembangkan aplikasi ini, melengkapi Line dengan beberapa aplikasi tambahan, yakni Line Camera dan Line Card untuk kartu ucapan. Keduanya sudah tersedia untuk iOS dan Android.
Pada awal April 2012, Naver memperluas penggunaan Line ke perangkat komputer. Line kini sudah tersedia untuk Mac dan Windows.
Editor: Reza Wahyudi
Aplikasi2 semacam ini akan menurunkan keuntungan operator selular.
Gara-gara WhatsApp, Operator Merugi
JAKARTA, KOMPAS.com — Kecanggihan teknologi yang tersedia dalam smartphone berbuntut pada kerugian sebagian besar operator telekomunikasi. Kerugian tersebut khususnya terjadi pada merosotnya pendapatan dari layanan short massage services (SMS).
Perusahaan riset teknologi, Ovum, merinci bahwa operator global diprediksi merugi 23 miliar dollar AS dalam bisnis SMS pada akhir 2012.
Hal ini terjadi karena pengguna smartphone beralih ke aplikasi pesan gratis, seperti WhatsApp.
Riset tersebut juga meramal kerugian yang lebih besar, yakni mencapai 54 miliar dollar AS, pada 2016.
"Pesan sosial menjadi lebih luas dan para operator berada di bawah tekanan untuk mendorong pendapatan komponen pesan dari bisnis komunikasi mereka," papar Neha Dharia, analis konsumen telekomunikasi Ovum, Kamis (11/10/2012).
Menurutnya, para operator perlu memahami dampak aplikasi pesan sosial terhadap perilaku konsumen, dalam hal perubahan pola-pola komunikasi dan dampak pendapatan SMS, serta menawarkan layanan yang sesuai.
Melalui WhatsApp, misalnya, konsumen punya keleluasaan untuk bertukar pesan secara gratis dengan menggunakan jalur internet nirkabel, melampaui gateway SMS yang membebankan biaya per pesan atau untuk kuota per bulan.
"Level pertumbuhan akan terus berlanjut saat smartphone dan penetrasi mobile broadband meningkat," lanjut Neha. Selain WhatsApp, beberapa aplikasi gratis juga menyebabkan operator SMS tekor. Aplikasi yang dimaksud adalah Pinterest dan Fring.
Perlu diketahui, SMS menyumbang 75 persen pendapatan non-pesan suara untuk perusahaan telekomunikasi, secara global, pada 2009. Namun, tahun ini, pendapatan tersebut bisa amblas hingga 47 persen. (KONTAN/Dyah Megasari)