PDA

View Full Version : [Tanya] Individual Retirement Plan



tuscany
19-01-2013, 01:43 AM
Udah ada belum topik ini? Khusus bagi yang (tertarik) ngatur dana pensiun sendiri.

1. Hitungan kasarnya gimana ya kalo rencana pensiun usia 60 tahun? Awam nih.
2. Di mana? Tempat yang reputable gitu. Atau lebih baik manual alias semuanya dilakukan sendiri?
3. Tax?

ndugu
19-01-2013, 02:25 AM
hitung2an sih kupikir tergantung targetnya juga ya, goalnya apa saat 60 nanti :cengir:

saya ada beberapa account retirement, ada yang pra-pajak, ada yang setelah pajak. ada yang ada fund managernya, ada yang di manage sendiri juga. sedangkan pajak kurasa tergantung tempat domisili ya.

itsreza
19-01-2013, 10:17 AM
kerja di perusahaan Indonesia selain asuransi biasanya diikutsertakan jadi peserta DPLK
makanya kalau pindah perusahaan, keanggotaan DPLK lebih baik dilanjut. penyedia
di indonesia perusahaan insurance. jadi pilih perusahaan yang punya rating bagus.

nilai iuran perusahaan biasanya minimum, jika mau dana pensiun dengan target tertentu,
baiknya atur sendiri seperti cara ndugu. pake target, hitung pakai 401k calculator aja.

tax, di indonesia iuran dihitung sebagai pengurang pajak, saat pensiun dibayarkan kena pph

ndugu
19-01-2013, 10:24 AM
DPLK kepanjangannya apa za? dan PPH?

mengenai memanage dana pensiun, kupikir tergantung orang sih. saya ada ngeliat pro dan con antara manage sendiri ato orang laen.

itsreza
19-01-2013, 12:36 PM
DPLK = dana pensiun lembaga keuangan. PPh = pajak penghasilan

lewat orang lain atau perusahaan yang jelas ada harga yang harus dibayarkan
jika kerja mandiri, mengerti keuangan, punya waktu buat menyusun portfolio
investasi atau punya rencana tertentu, lebih baik manage sendiri.

buat yang awam, di permulaan sewa aja perencana keuangan atau pilih investasi
ke pasar modal atau pasar uang yang dibantu fund manager, seperti reksadana/
mutual fund, soalnya turun sendiri tanpa dibantu bisa gagal pensiun :cengir:

tuscany
19-01-2013, 07:55 PM
Kalo awam tapi mau manage sendiri seperti aku gimana?
Ayo za...plis bocorin dikit ilmu itung2annya :ngopi:

itsreza
19-01-2013, 11:50 PM
awam tapi pengen manage sendiri? belajar financial planning sendiri aja, lewat
buku, ikut kursus, atau sekalian ambil sertifikasi, siapa tau bisa jadi sumber
pemasukan tambahan :cengir: dengan begitu punya pemahaman dasar dan bisa
menentukan tujuan juga ga akan mudah terbuai dengan penawaran produk
investasi yang makin beragam dan ga jelas.

itung sendiri sih gampang kok, cuma pakai anuitas, coba tuscany cari informasi
tentang annuity, 401(k), IRA, pension fund calclulator.

e.g., ilustrasi sederhana aja ya
rencana pensiun di umur 60, umur sekarang 25, tabungan pensiun $5,000 p.a,
bunga 6%, periode 35 tahun, berdasar kalkulator nilai tabungan $590,604.33
(harusnya bener, ga cek lagi ;D)

kalau ditarget, e.g mau pension dengan nilai $1 million di umur 60, asumsi lain
sama dengan atas, hasilnya tabungan per tahun harus $6,760.71. nilai ini dibayar
lump sump.

ilustrasi diatas bisa juga dilengkapi dengan pembayaran anuitas yang dibayarkan
(annuity paid out) setiap periode nya, e.g mau dibayar/digaji $100,000 p.a setelah
umur pensiun di umur 60 selama 20 tahun (life expectancy 80 tahun), dengan interest
rate yang sama, nilai awalnya harus 1,146,992.12

itu itungan kasar sesuai pertanyaan awal tuscany, tanpa inflasi. dengan inflasi
dijadiin aja present value. berapa sih nilai $1 million di 35 tahun mendatang
dengan inflation rate 3% p.a? nilai $1 million setara dengan $355,383.40 hari ini.
bisa beli apa nanti? kalau mau bisa berlibur dengan cucu lebih banyak dong ;D

gimana cara mencapai itu cara masing-masing buat portfolio. tiap orang punya
preferensi investasi dan toleransi terhadap risiko yang berbeda-beda. IMHO, daripada
pusing pikirkan masa depan yang ga jelas, lebih baik menikmati hari ini, carpe diem :cengir:

tuscany
20-01-2013, 01:50 AM
IMHO, daripada
pusing pikirkan masa depan yang ga jelas, lebih baik menikmati hari ini, carpe diem :cengir:

Aku sih masa depannya jelas. Umur 60 mau ongkang-ongkang kaki dan jadi filantropi ::hihi::
Trims ilmunya. Keknya banyak ya yg mau dipelajari. Semedi dulu ah...




saya ada beberapa account retirement, ada yang pra-pajak, ada yang setelah pajak. ada yang ada fund managernya, ada yang di manage sendiri juga. sedangkan pajak kurasa tergantung tempat domisili ya.

Accountnya bukan diurus kantor? Kalo di Indonesia belum well establish sih segala fund manager jadi serem aja mau percaya2 gitu.

ndugu
20-01-2013, 02:29 AM
lewat orang lain atau perusahaan yang jelas ada harga yang harus dibayarkan
jika kerja mandiri, mengerti keuangan, punya waktu buat menyusun portfolio
investasi atau punya rencana tertentu, lebih baik manage sendiri.
Ini dia, buat yang rajin bikin pe er, tentu lebih baik manage sendiri :cengir:

Kadang fund manager jugs bisa bantu mengarahkan dan ngasi ide ato saran. Keputusan akhir kan biasa masih di kita. Yang susah memang nyari fund manager yang ok :cengir: lagipula fund manager pun ada yang clueless di luar sana, dan kadang mungkin you are better off managing yourself :cengir: either way, tetep harus mengerti general ideanya sih.

Btw, dplk itu gimana sih cara kerjanya? Bisa dijelaskan?

Tuscany: jadi mau siapin endowment fund buat filantropi nanti ya? :cengir:
Account kaya gini bisa pake yang kantor, bisa juga bikin sendiri yang privat. Yng pake kantor ya biasa ada fund managernya (ini udah sepaket). Kalo yang privat, bisa sendiri manage bisa nyari fund managernya juga.

Tusc coba aja nanya reza, apa dia mau jadi fund managermu :cengir:

---------- Post Merged at 01:29 PM ----------

Btw, saya ada pertanyaan za.
Misalnya ada kasus katakan orang biasa yang kerja dan hidup di indo, your regular john doe, katakan seperti tuscany lah, yang aware mengenai ini tapi doesnt really know where to start. Does it make sense kalo seandainya john doe ini set aside sebagian fundnya ke katakan negara laen, misalnya singapur, dan dimanaged dari sana? Im just throwing something random seperti singapur, it could be hongkong juga, cuman singapur kesanku bidang finance di situ lebih better established dibandingkan indo, lebih deket indo, dan matauangnya yang juga lebih stabil ( i assume :cengir: )

Dan ini saya tentu clueless juga dengan cara banking di negara2 sana ya buat orang asing :mrgreen: just wondering. :mikir:

tuscany
20-01-2013, 02:30 AM
Gimana kalo kamu aja gu yang nanyain? ::hihi::
Ntar udah punya fund manager...ternyata balik ngecek rekening, fundnya yang ga ada ::ngakak2::

Eh iya pertanyaanku juga sama: DPLK itu kek gimana? BTPN termasuk bukan?

ndugu
20-01-2013, 02:42 AM
Ah, sudah tertulis di post di atas, reza bisa baca sendiri ya :cengir: ntar saya yang kena charge biaya konsultasi lagi sama reza :cengir:

Actually, good point tusc. Tabung dulu donk, setelah ada dananya baru nyari fund advisornya. Soalnya saya sempat gitu juga, dananya kekecilan, jadi fund managernya juga ga tau mo gimana ngolahnya :cengir: setelah sedikit lebih berisi, baru lebih ada ruang untuk dimaenkan

---------- Post Merged at 01:42 PM ----------

Btw, btpn itu apa tusc?

cha_n
20-01-2013, 03:17 AM
bank tabungan pensiun ya?

ngobrol sama fund manager yang aku kenal,, prinsip dasarnya adalah jangan taruh di satu keranjang.
ada berbagai sarana investasi yang bisa dipilih, saham, obligasi dst dst. profit tentunya tergantung resikonya.

gaya investasi kita juga disesuaikan dengan kondisi kita. untuk orang tua udah pensiun beda sama orang muda. yang muda biasanya dikasih opsi yang rada risk taker. toh masih panjang perjalanannya. yang udah tua biasanya yang low risk low profit aja.

cmiiw

tuscany
20-01-2013, 03:20 AM
Ah, sudah tertulis di post di atas, reza bisa baca sendiri ya ntar saya yang kena charge biaya konsultasi lagi sama reza

Actually, good point tusc. Tabung dulu donk, setelah ada dananya baru nyari fund advisornya. Soalnya saya sempat gitu juga, dananya kekecilan, jadi fund managernya juga ga tau mo gimana ngolahnya setelah sedikit lebih berisi, baru lebih ada ruang untuk dimaenkan

---------- Post Merged at 01:42 PM ----------

Btw, btpn itu apa tusc?

Nha...memang maksudnya mau liat dulu reza pasang tarif berapa kalo sama member KM ::hohoho::
BTPN = Bank Tabungan Pensiunan Negara (cmiiw - ga ngecek lagi)

---------- Post Merged at 02:20 AM ----------


bank tabungan pensiun ya?

ngobrol sama fund manager yang aku kenal,, prinsip dasarnya adalah jangan taruh di satu keranjang.
ada berbagai sarana investasi yang bisa dipilih, saham, obligasi dst dst. profit tentunya tergantung resikonya.

gaya investasi kita juga disesuaikan dengan kondisi kita. untuk orang tua udah pensiun beda sama orang muda. yang muda biasanya dikasih opsi yang rada risk taker. toh masih panjang perjalanannya. yang udah tua biasanya yang low risk low profit aja.

cmiiw

Nha itu, mau ngubek2 di tataran aplikasinya.

itsreza
20-01-2013, 03:33 PM
Aku sih masa depannya jelas. Umur 60 mau ongkang-ongkang kaki dan jadi filantropi ::hihi::
Kalo di Indonesia belum well establish sih segala fund manager jadi serem aja mau percaya2 gitu.
target udah jelas sih ya harus dimulai sekarang, all developing here... Indonesia ini berkembang, ROI jauh
lebih tinggi disini. Begitu masuk saldo tertentu dan jadi nasabah prioritas di bank, pasti bank dengan senang
hati membantu mengelola keuangan, langsung ditawari fund manager. Memang semua urusan kepercayaan
sih, kalau dapat tipe Malinda Dee ya apes ;D ga usah serem sih, kalau serem terus ga akan investasi, tapi juga
ga mudah tergiur, selalu pelajari tiap aspek produk investasi, legal dan pakai prinsip kehati-hatian.

pertanyaan lainnya masih panjang ternyata, jawab belakangan ya. tidur siang dulu ;D

itsreza
20-01-2013, 10:13 PM
Btw, dplk itu gimana sih cara kerjanya? Bisa dijelaskan?
Dana pensiun itu salah satu kewajiban yang harus disediakan perusahaan bagi pekerja
selain asuransi dan/atau jamsostek. Perusahaan bisa kelola dana pensiun sendiri, tapi kan
ga semua perusahaan punya kemampuan ini, maka itu dibentuk DPLK. Sesuai namanya,
diselenggarakan itu lembaga keuangan. MoF cuma membolehkan bank dan perusahaan
asuransi sebagai penyedia jasa (ada aturan tentang dana pensiun dan DPLK).

Dana pensiun yang dikelola sendiri oleh perusahaan disebut DPKK, sedangkan yang dikelola
pihak ketiga jadi DPLK. Nah premi/setoran DPLK ini biasa dibayar perusahaan secara penuh
atau dibagi, dengan kontribusi sesuai kesepakatan atau kebijakan perusahaan. Kontribusi
artinya pekerja ikut menanggung atau berkontribusi atas uang pensiunnya.

Cara kerja DPLK mirip bank atau insurance, pool of fund, dan dia investasikan kembali untuk
dapat gain investment yang nantinya dibagi ke peserta dana pensiun. Biasanya perusahaan
penyelenggara DPLK cenderung konservatif dalam investasi, produk yang ditawarkan ke peserta
paling return dari time deposit, bonds, atau instrumen investasi lain dengan risiko yang kecil.
Ini juga akibat mereka dibatasi peraturan, jadi dimana LK pailit, dana pensiun peserta tetap aman,
karena aset dana pensiun dipisah. Dana pensiun ini ga bisa diambil tiap saat, kecuali di masa
yang sudah ditentukan juga ga kena pajak bulanan kecuali pada saat dicairkan. Bisa dibilang
pajak ditunda. Produk asuransi tetap yang mirip dengan dana pensiun ini itu endowment, seperti
disampaikan ndugu.

Perhitungan dana pensiun seperti disampaikan sebelumnya dengan anuitas, di saat pencairan
pada usia pensiun, ada perusahaan yang membayarkan dana pensiun sekaligus juga ada yang
membayarkan secara periodik sampai batas usia tertentu*. Contoh praktik: pembayaran uang
pensiun di sektor swasta dan pemerintah. * cuma kasus PNS, seumur hidup tertanggung
dan walau tertanggung sudah meninggal, main beneficiary (pasangan) yang masih hidup tetap
menerima setengah dari uang pensiun berikut penyesuaian bila ada kenaikan inflasi.



Account kaya gini bisa pake yang kantor, bisa juga bikin sendiri yang privat. Yng pake kantor ya biasa ada fund managernya (ini udah sepaket). Kalo yang privat, bisa sendiri manage bisa nyari fund managernya juga.

Bila dirasa dari kantor bekerja belum cukup (karena perusahaan cuma diwajibkan menyediakan, tapi ga ada
keharusan buat mereka menyetor nilai tertentu) lebih baik buka sendiri account dana pensiun, lewat DPLK
atau instrumen investasi lainnya. Buka account sendiri pun di perusahaan penyedia pasti ada fund manager,
cuma pilihan produk investasi rasanya terbatas. Buat produk harus survey ke setiap perusahaan termasuk
cek rating perusahaan atau performance investasi mereka.

Prinsip dana pensiun itu kan long term investment >10 tahun, buat yang masih muda dengan dana terbatas
dan cita-cita pensiun tinggi (keadaan kontradiktif ;D), baiknya pilih instrumen yang lebih menjanjikan return
yang lebih besar, tentunya dengan risiko yang lebih tinggi. Kalau mutual fund, bisa pilih di pasar saham dengan
porsi lebih besar atau seluruhnya dibanding disimpan di fixed income seperti time deposit atau bonds. Tapi ini
dengan catatan, tau risiko investasi. Punya endoment dan insurance lain yang punya cash value atau mutual fund,
time deposit, atau aset cair seperti tabungan dan emas juga bisa dianggap dana pensiun kok. Punya aset tetap,
itu juga bisa dianggap bekal pensiun.




Btw, saya ada pertanyaan za.
Misalnya ada kasus katakan orang biasa yang kerja dan hidup di indo, your regular john doe, katakan seperti tuscany lah, yang aware mengenai ini tapi doesnt really know where to start. Does it make sense kalo seandainya john doe ini set aside sebagian fundnya ke katakan negara laen, misalnya singapur, dan dimanaged dari sana? Im just throwing something random seperti singapur, it could be hongkong juga, cuman singapur kesanku bidang finance di situ lebih better established dibandingkan indo, lebih deket indo, dan matauangnya yang juga lebih stabil ( i assume :cengir: )

Dan ini saya tentu clueless juga dengan cara banking di negara2 sana ya buat orang asing :mrgreen: just wondering. :mikir:
Tentu sangat bisa dilakukan, tentunya mengikuti ketentuan peraturan di negara dimana account dibuka.
Singapore dan Hongkong sangat terbuka terhadap uang masuk :cengir: Bos saya seperti john doe yang
diilustrasikan. Saya sendiri bilamana punya dana yang cukup layak untuk diinvestasikan lebih memilih
membuka account tempat yang lebih aman, tentunya dengan mempelajari peraturan investasi dan
ketentuan pajak yang berlaku dan. Di Indonesia sebetulnya aman dengan iklim investasi bisa dibilang
bagus, bahkan uang dari negara-negara itu yang masuk pasar modal Indonesia, tapi tingkat kepastian
disini masih rendah, terutama kepastian hukum. Pengawasan rendah dan regulasi masih dalam tahap
perkembangan, peradilan berpihak. Contoh kasus: bakrie life, century, sarijaya sekuritas, etc.



Eh iya pertanyaanku juga sama: DPLK itu kek gimana? BTPN termasuk bukan?
BTPN termasuk DPLK


Ah, sudah tertulis di post di atas, reza bisa baca sendiri ya :cengir: ntar saya yang kena charge biaya konsultasi lagi sama reza :cengir:

Actually, good point tusc. Tabung dulu donk, setelah ada dananya baru nyari fund advisornya. Soalnya saya sempat gitu juga, dananya kekecilan, jadi fund managernya juga ga tau mo gimana ngolahnya :cengir: setelah sedikit lebih berisi, baru lebih ada ruang untuk dimaenkan

Investasi ada beberapa cara, ada yang memaksakan ada yang alami. Yang umum:
Income - expenditures = discretionary

versi memaksakan
income - investment = pay expenditures

yang memaksakan ini karena reguler (monthly) umumnya bernilai lebih kecil, memang susah dimainkan di pasar
modal, apalagi diolah fund manager atau broker tapi membentuk kebiasaan investasi, jadi lebih baik dikelola sendiri.
Masukkan aja secara rutin sebagai deposito, up mutual fund atau unit linked, atau beli emas fisik buat hedge. Cara
ini lebih aman dibandingkan dimainkan langsung di pasar saham, kasian juga brokernya ;D


bank tabungan pensiun ya?

ngobrol sama fund manager yang aku kenal,, prinsip dasarnya adalah jangan taruh di satu keranjang.
ada berbagai sarana investasi yang bisa dipilih, saham, obligasi dst dst. profit tentunya tergantung resikonya.

gaya investasi kita juga disesuaikan dengan kondisi kita. untuk orang tua udah pensiun beda sama orang muda. yang muda biasanya dikasih opsi yang rada risk taker. toh masih panjang perjalanannya. yang udah tua biasanya yang low risk low profit aja.

cmiiw

betul bu chan, diversifikasi itu salah satu prinsipnya investasi sih. masih ada beberapa prinsip lain.
Diversifikasi baik selama manageable, kalau kebanyakan bisa pusing. Bisa pakai bantuan profesional
untuk profil disesuaikan dengan usia, umur, gaya hidup, penghasilan, target investasi, marital status, dll

cha_n
20-01-2013, 11:41 PM
mantap um rezaaa...

prakteknya gini ya, secara garis besar aja sharing dari aku.
kalau ini kondisiku, suamiku usaha.
anggaplah profit 30%-50%
emas sesuai inflasi 7-10%
saham bisa sampai 21%, tapi ya ga selalu. kadang 15% pernah juga minus 50% (pernah ngerasain pas 2007)
obligasi seingat ku masuk ke medium risk, profit sekitar 14-16%
trus ada deposito dll

harus dipahami dulu semua ada resiko. boleh lihat manisnya tapi inget kadang dapat paitnya.
investasi pensiun untuk jangka panjang. inget! jangka panjang. jadi jangan tiap sebentar panik kalau ada pergerakan turun.

kondisiku ya masih muda, ambil resiko terbesar dengan profit terbesar, bisnis.
baru kemudian sebagian aku masukkan ke unit link (jangka panjang, 10-15 tahun) pilihannya fixed income. tadinya sih mau unit link ini itu diverifikasi... tapi karena dananya dikit tidak disarankan karena ntar abis ke biaya administrasi. kalau diatas 100jt bolehlah.
untuk yang bentuknya likuid aku beli emas batangan.
pas lagi kepepet bisa gadai. biaya gadai dll 200rb, bisa buat 3 bulan.
mayan banget.
tabung dikit2 bisa buat naik haji dan simpanan pensiun

tinggal pilih aja . ini di indonesia ya. ga tau kalau di luar.

tuscany
21-01-2013, 01:25 AM
yang memaksakan ini karena reguler (monthly) umumnya bernilai lebih kecil, memang susah dimainkan di pasar
modal, apalagi diolah fund manager atau broker tapi membentuk kebiasaan investasi, jadi lebih baik dikelola sendiri.
Masukkan aja secara rutin sebagai deposito, up mutual fund atau unit linked, atau beli emas fisik buat hedge. Cara
ini lebih aman dibandingkan dimainkan langsung di pasar saham, kasian juga brokernya ;D


Oke, jadi aku simpulkan gini:

Tahap 1. Kumpulin modal dikit-dikit, masuk ke low risk investment seperti deposito sambil belajar manage fund.
Tahap 2. Deposito udah agak banyakan maka sebagian (sesuai prinsip diversifikasi) ditaruh di tempat lain yang resikonya lebih tinggi dan lebih dipahami. Misal: emas tapi untuk jaga nilai atau obligasi untuk ambil profit, sambil belajar memupuk rasa pede untuk ambil resiko lebih besar lagi
Tahap 3. Sebagian investasi ke saham yang resikonya lebih gede sambil belajar bisnis
Tahap 4. Berbisnis ==> ini bukannya kudu di awal ya ::hihi::

Other question: aku dengar yang namanya unit link itu sebenarnya nggak segitu profitable yang diiklankan. Mending kalo mau asuransi ya asuransi aja, kalo mau invest ya invest aja, jangan dicampur. Bener nggak sih?

ndugu
21-01-2013, 02:17 AM
dari penjelasan DPLK, in some way prakteknya agak2 seperti traditional IRA amrik ya :mikir:

jadi DPLK itu bukan badan dari negara? negara hanya berperan mengawasi aja ya? dan apakah customer mempunya suara dalam menentukan investasinya, atau keputusan itu murni diambil oleh penyedia jasa DPLK? dan deposito itu sama dengan CD (certificate of deposit) ya?

oh iya, deposito di indo biasa brapa persen sih (untuk taon bervariasi)?
apakah kekejar dengan inflasi? kapan saya pernah denger dari sapa gitu di indo, katanya gedean inflasi daripada return dari depositonya ::elaugh:: ini beneren gitu?


Dana pensiun ini ga bisa diambil tiap saat, kecuali di masa
yang sudah ditentukan juga ga kena pajak bulanan kecuali pada saat dicairkan. Bisa dibilang
pajak ditunda.
'masa yang sudah ditentukan' ini di umur pas pensiun bukan sih? dan brapa batas umur pensiun di indo? and, can you borrow against it biarpun sebelum saat umur pensiun? dan setoran ke DPLK ini apakah ada limitnya?



yang memaksakan ini karena reguler (monthly) umumnya bernilai lebih kecil, memang susah dimainkan di pasar
modal, apalagi diolah fund manager atau broker tapi membentuk kebiasaan investasi, jadi lebih baik dikelola sendiri.
Masukkan aja secara rutin sebagai deposito, up mutual fund atau unit linked, atau beli emas fisik buat hedge. Cara
ini lebih aman dibandingkan dimainkan langsung di pasar saham, kasian juga brokernya

kok kasian brokernya (ini orangnya ya)? apakah kalau maen di pasar saham, selalu harus berhubungan dengan seseorang (broker)? bisa ngga customer trade sendiri lewat institusi brokeragenya, tanpa lewat orang broker itu sendiri?

ini masalah saya dengan account pensiunku dengan perusahaan, musti lewat broker / fund managernya. dan skali trade, 100 dolar. ::arg!:: jual beli udah 200 dolar. so i have to make sure returnnya aja cover trading cost dulu sebelum i even make a profit. dan dengan praktek seperti itu, i can't be convinced dia ngasi recommendation for the sake of HIM (karena that's how he earns money, trading cost), or ME, in mind ::elaugh:: ntah lah, mungkin begitulah jasa dplk yang di-engaged oleh perusahaanku, mungkin yang laen ada yang lebih ringan. sedangkan kalo saya trade sendiri dengan bank brokerage laen, skali trade di bawah 10 dolar. mending saya lakukan sendiri donk :cengir: hanya saja memang ada batas mengenai jenis investmen apa yang bisa dilakukan kalo dilakukan sendiri, broker may have some extra privileges dengan jenis2 investmen yang bisa dia bantu kita ambil.

sori za, you just opened a can of worms, semakin banyak pertanyaan :cengir:


Di Indonesia sebetulnya aman dengan iklim investasi bisa dibilang
bagus, bahkan uang dari negara-negara itu yang masuk pasar modal Indonesia, tapi tingkat kepastian
disini masih rendah, terutama kepastian hukum. Pengawasan rendah dan regulasi masih dalam tahap
perkembangan, peradilan berpihak. Contoh kasus: bakrie life, century, sarijaya sekuritas, etc.

persis yang kamu bilang. saya sering baca, indo termasuk negara yang lagi lumayan hot untuk investasi. returnnya juga gede (walo inflasi juga gede :cengir: ). tapi ya itu, kepastian masi agak2 gimana ya. kapan saya pernah baca tentang kasus mengenai investment asing di indo, udah lupa apa persisnya, it was a while ago. intinya hukumnya sangat berpihak, easily overturned. dengan penegakan hukum yang shaky gini, saya jadi mikir, investor mana yang punya confidence invest di situ kalo praktekknya gini ::elaugh:: on the other hand, indo kupikir juga punya potensi gede dan lagi berkembang. i should read up more mengenai pasar indo ya :mrgreen:

chan: kalo beli emas fisik gitu, biasa taro di mana sih? di bank ato di rumah aja? ::elaugh:: saya kok serem aja naro barang ginian. saya sering dititipin beli emas sama temen juga (orangnya di luar amrik), duh beban mental buatku biarpun saya udah beli safe (kotak / peti besi?), mungkin karena tuh barang bukan punyaku ya :cengir:

tuscany: bisnis harusnya dilakukan saat masi muda, that's when you can take risks and chances. saat udah berumur dan punya tanggunan hidup ini itu, ngga bisa se-risky itu lagi :mrgreen:

ndugu
21-01-2013, 02:29 AM
oh another thing, bank2 di indo ada insurancenya seperti FDIC ngga ya?

itsreza
21-01-2013, 02:50 PM
prakteknya gini ya, secara garis besar aja sharing dari aku.
kalau ini kondisiku, suamiku usaha.
anggaplah profit 30%-50%
emas sesuai inflasi 7-10%
saham bisa sampai 21%, tapi ya ga selalu. kadang 15% pernah juga minus 50% (pernah ngerasain pas 2007)
obligasi seingat ku masuk ke medium risk, profit sekitar 14-16%
trus ada deposito dll

keren nih bu chan, dari penjelasannya terlihat tujuan apa juga diversifikasi aset & investasi. memang
semua harus disesuaikan dengan karakteristik individu, jadi ga bisa satu jurus untuk semua orang :)

obligasi tergantung jenisnya, macam SBI, ORI, SUN yang dirilis pemerintah masuk low risk, dengan return
ga jauh dari BI rate sedang swasta di angka yang lebih tinggi. 14-16% itu high yield, biasanya junk bonds,
rating nya memang jelek tapi return bagus.

saham jika tujuannya investment bukan trading, selama saham bagus, di hold terus juga gpp naik turun.
Dari tahun 2007 ke tahun ini indeks udah naik 200%. kalau dilepas di hari tua, chan bisa seperti warren buffet :cengir:


Oke, jadi aku simpulkan gini:

Tahap 1. Kumpulin modal dikit-dikit, masuk ke low risk investment seperti deposito sambil belajar manage fund.
Tahap 2. Deposito udah agak banyakan maka sebagian (sesuai prinsip diversifikasi) ditaruh di tempat lain yang resikonya lebih tinggi dan lebih dipahami. Misal: emas tapi untuk jaga nilai atau obligasi untuk ambil profit, sambil belajar memupuk rasa pede untuk ambil resiko lebih besar lagi
Tahap 3. Sebagian investasi ke saham yang resikonya lebih gede sambil belajar bisnis
Tahap 4. Berbisnis ==> ini bukannya kudu di awal ya ::hihi::

Other question: aku dengar yang namanya unit link itu sebenarnya nggak segitu profitable yang diiklankan. Mending kalo mau asuransi ya asuransi aja, kalo mau invest ya invest aja, jangan dicampur. Bener nggak sih?

Bisa, but not eveyone are into business. Coba lihat lagi model alokasi untuk investasi. kumpulin modal
juga kalau bisa banyak-banyak dong jangan cuma dikit-dikit :cengir: Saya bukan pengagum diversifikasi
tapi untuk aset tentunya harus terdiversifikasi.

my case illustration: single, kuliah sambil kerja, mid term goals: pendidikan, rumah, kendaraan, menikah.
gimana cara memenuhi tujuan jangka pendek dengan keadaan belum memungkinkan buat investasi jangka panjang,
maka pilihan saya mengakumulasi aset cair. in case, nanti dapat sponsor tapi tidak membiayai kebutuhan pendidikan
dan kehidupan secara penuh, berarti ada dana sendiri harus keluar atau pakai opsi pinjaman. Belum lagi buat simpanan
dana darurat. Model yang dipakai income - expenditures = discretionary, tapi karena mayoritas auto debet saya tetap
anggap sebagai expenditures.

Saya juga ga terlalu memikirkan return & inflation, karena itu mudah berubah. Inflasi memang tidak bisa diprediksi,
tapi dengan pola pembangunan saat ini, dalam jangka menengah akan tetap single digit. Saving dan insurance utama,
ga dianggap sebagai investasi. Masuk time deposit per 1 bulan biar ga dipakai jajan, biar kalau buat cairin males.
Jalan investasi aman, saya pilih mutual fund, dengan model rutin, karena untuk medium/long-term, ga perlu menunggu
kondisi pasar atau nilai aktiva naik buat inject dana. Jadi top up akun tiap bulan, istilah umumnya dollar-cost-averaging.
Kenapa mutual fund, karena seperti deposito namun return yang lebih baik, mudah dicairkan, biaya transaksi murah,
managed, tenang beresin kuliah dan ga perlu pusing buat analisa.


dari penjelasan DPLK, in some way prakteknya agak2 seperti traditional IRA amrik ya :mikir:

jadi DPLK itu bukan badan dari negara? negara hanya berperan mengawasi aja ya? dan apakah customer mempunya suara dalam menentukan investasinya, atau keputusan itu murni diambil oleh penyedia jasa DPLK?
Iya mirip IRA. Keputusan investasi disini mungkin dana mau dimasukin ke kolam mana,. biasanya dikasih pilihan mau
di fixed income: money market->government/private bonds atau di equity: stock market. tapi bagaimana dana dikelola
itu murni keputusan penyedia jasa.



dan deposito itu sama dengan CD (certificate of deposit) ya?
time deposit, kalau CD kan disini jadi sertifikat deposito, bisa ditransfer ke orang lain untuk dicairkan.


oh iya, deposito di indo biasa brapa persen sih (untuk taon bervariasi)?
apakah kekejar dengan inflasi? kapan saya pernah denger dari sapa gitu di indo, katanya gedean inflasi daripada return dari depositonya ::elaugh:: ini beneren gitu?
BI Rate 5.75%, tingkat suku bunga untuk deposito biasanya dibawah rate itu, antara 4.00-5.00% p.a. tergantung
dari nominal dan tenor. interest sebesar ini jelas marginal, karena inflasi tertulis 4.30 yoy. bisa punya selisih
1% per tahun aja udah bagus. Kalau ga salah, di BPR interest rate untuk deposito lebih tinggi.



'masa yang sudah ditentukan' ini di umur pas pensiun bukan sih? dan brapa batas umur pensiun di indo? and, can you borrow against it biarpun sebelum saat umur pensiun? dan setoran ke DPLK ini apakah ada limitnya?
fitur dan setoran tergantung produk yang dipilih deh. ketentuan setiap penyedia juga berbeda.
saya kan ga kerja di sektor keuangan dan ga dikasih fasilitas dana pensiun ndugu, maka kelola mandiri.



kok kasian brokernya (ini orangnya ya)? apakah kalau maen di pasar saham, selalu harus berhubungan dengan seseorang (broker)? bisa ngga customer trade sendiri lewat institusi brokeragenya, tanpa lewat orang broker itu sendiri?

ini masalah saya dengan account pensiunku dengan perusahaan, musti lewat broker / fund managernya. dan skali trade, 100 dolar. ::arg!:: jual beli udah 200 dolar. so i have to make sure returnnya aja cover trading cost dulu sebelum i even make a profit. dan dengan praktek seperti itu, i can't be convinced dia ngasi recommendation for the sake of HIM (karena that's how he earns money, trading cost), or ME, in mind ::elaugh:: ntah lah, mungkin begitulah jasa dplk yang di-engaged oleh perusahaanku, mungkin yang laen ada yang lebih ringan. sedangkan kalo saya trade sendiri dengan bank brokerage laen, skali trade di bawah 10 dolar. mending saya lakukan sendiri donk :cengir: hanya saja memang ada batas mengenai jenis investmen apa yang bisa dilakukan kalo dilakukan sendiri, broker may have some extra privileges dengan jenis2 investmen yang bisa dia bantu kita ambil.
mahal juga ya ndugu, itu berarti full-service ya? karena broker ndugu merangkap juga sebagai fund manager. Enak kalau
punya jumlah cukup besar untuk dimainkan, biaya transaksinya kan flat :cengir: ga pakai pakai broker discount? ketentuan
disana buat minimum investment gimana sih? cuma kalau discount diri kita yang jadi fund manager. Di Indonesia kalau di
stock market jelas bisa, dengan kan ada online trading, biaya transaksinya sangat rendah dibawah 0.3 persen. Lewat broker
jauh lebih mahal, cuma dapet prioritas lebih untuk transaksi.


oh another thing, bank2 di indo ada insurancenya seperti FDIC ngga ya?
ada LPS, lembaga penjamin simpanan. cmiiw, 2 milyar per (single/joint) account dalam satu bank. makanya kalau tabungan
cukup besar selain diversifikasi aset, diversifikasi tempat menabung juga.

tuscany
22-01-2013, 04:48 AM
berapa sih nilai $1 million di 35 tahun mendatang
dengan inflation rate 3% p.a?

Kok rendah amat asumsi inflation ratenya? Keknya setahun bisa lewat satu digit deh...


Coba lihat lagi model alokasi untuk investasi. kumpulin modal
juga kalau bisa banyak-banyak dong jangan cuma dikit-dikit :cengir:

Kenapa mutual fund, karena seperti deposito namun return yang lebih baik, mudah dicairkan, biaya transaksi murah,
managed, tenang beresin kuliah dan ga perlu pusing buat analisa.


Ngumpulin itu di mana-mana juga dikit-dikit lama-lama menjadi bukit -_-
Trus mutual fund kek gimana itu, aku baru dengar...
Sama pertanyaanku soal unit link...
*maaf borongan ::maap::

cha_n
22-01-2013, 05:11 AM
mungkin um eza nyontohin pake dolar hehehe

ndugu
22-01-2013, 05:57 AM
Kok rendah amat asumsi inflation ratenya? Keknya setahun bisa lewat satu digit deh...

ini berdasarkan saat krismon 97 ya? :mikir:
saya juga ga tau inflasi brapaan sih :cengir: kesanku cuman in the mid to high single digit. cmiiw.



my case illustration:
...
Model yang dipakai income - expenditures = discretionary, tapi karena mayoritas auto debet saya tetap
anggap sebagai expenditures.

i dont get this part. maksudnya mayoritas apa yang auto debet? ini maksudnya discretionarynya yang dianggap sebagai expenditures? kalo demikian, ga bisa disebut discretionary lagi donk ::elaugh::



kondisi pasar atau nilai aktiva naik buat inject dana. Jadi top up akun tiap bulan, istilah umumnya dollar-cost-averaging.

dengan cara cost averaging ini, apakah setiap kali suntik dana kena biaya transaksi? dan biaya transaksi ini flat ato berdasarkan percentage?



Iya mirip IRA. Keputusan investasi disini mungkin dana mau dimasukin ke kolam mana,. biasanya dikasih pilihan mau
di fixed income: money market->government/private bonds atau di equity: stock market. tapi bagaimana dana dikelola
itu murni keputusan penyedia jasa.

wah, jadi customer cuman bisa milih opsi secara generic seperti fixed income atau equity, tapi tidak ada suara misalnya untuk memilih bonds gimana, ato equity mana yang dia inginkan? :mikir: itu agak mengikat juga ya..



ada LPS, lembaga penjamin simpanan. cmiiw, 2 milyar per (single/joint) account dalam satu bank. makanya kalau tabungan
cukup besar selain diversifikasi aset, diversifikasi tempat menabung juga.
LPS ini badan negara, ato privat?

2 milyar rupiah per account, hampir2 mirip fdic juga kalo begitu, yang limitnya 250k usd / account.
bener, buat yang punya duit lebih dari itu, memang baiknya displit ke multiple bank :cengir:



mahal juga ya ndugu, itu berarti full-service ya? karena broker ndugu merangkap juga sebagai fund manager. Enak kalau
punya jumlah cukup besar untuk dimainkan, biaya transaksinya kan flat :cengir: ga pakai pakai broker discount? ketentuan
disana buat minimum investment gimana sih? cuma kalau discount diri kita yang jadi fund manager. Di Indonesia kalau di
stock market jelas bisa, dengan kan ada online trading, biaya transaksinya sangat rendah dibawah 0.3 persen. Lewat broker
jauh lebih mahal, cuma dapet prioritas lebih untuk transaksi.

iya mahal kalo transaksinya lewat bank penyedia IRA dari kantor, mungkin karena itu juga dapet financial advisornya ya ::elaugh:: dan dia memang lebih mempunyai prioritas dan bisa ngambil investment kelas2 khusus yang tidak available untuk regular investor kelas teri pada umumnya (seperti saya kalo saya trade di luar secara sendiri :cengir: )

saya ga tau apa brokernya ada discount ato ngga, kalo ada pun, yang pasti it doesnt flow to me :cengir: emang di indo gimana sih itung2an biaya transaksi? pake percentage ya? saya di sini flat fee sih.

dan mengenai minimum investment, it varies sih. ini ngomongin trading ya? masing2 brokerage house kayanya ada beda2 minimumnya, dan tergantung seberapa gede amountnya dan frekuensi transaksi, yang juga men-determine fasilitas2nya.

untuk IRA kantor, yah managenya harus dilakukan lewat financial advisor itu. kita bisa diskusi, dan customer (e.g. saya) yang bikin keputusan, dan dia yang eksekusi. untuk ini awalnya fund saya juga kecil2 aja, dia juga ga bisa ngapain2 kalo terlalu kecil, jadi awalnya juga cuman masukin ke CD. setelah lebih berisi sedikit, baru maen di equity ato bond ato mutual fund. jenis IRA saya yang di sini versi tradisional, alias pre-tax, seperti katamu pajak ketunda. waktu ambil/cairkan, baru kena pajaknya, termasuk whatever profit that I make (if any) juga kena pajak. cara ini ok dengan asumsi pajak saat saya tua nanti lebih rendah dari pajak saya skrang :cengir:

ada juga tipe IRA after tax yang disebut Roth, dan ini saya juga ada tapi dimanage private karena saya buka sendiri, bukan lewat kantor. jadi bayar pajak dulu waktu setor, nanti waktu narik udah ga perlu bayar pajak lagi. dan whatever profit yang saya bikin selama itu nantinya juga udah bebas pajak saat dicairkan. dan cara ini tentu dengan asumsi pajak di masa depanku lebih tinggi dari sekarang :cengir:

total kontribusi ke IRA (combined) ga bisa melebihi antara 16k-17k usd per taon, lupa tepatnya karena taon kemaren dan taon ini berubah. dan in reality, tentu saja tidak semua orang selalu max out limit kontribusi itu :cengir: itu cuman limit yang di-set oleh negara saja.

fund2 di IRA ini ga bisa diambil sampe saat pensiun nanti. but you can borrow against it up to 50%, dan harus lunasi kembali sebelum bisa kontribusi lagi. dan waktu bayar kembali pun, you are paying interest (to yourself) :cengir: lucu juga sih. which isn't a bad deal.


ngomong2, interest rate untuk ngambil mortgage di indo brapaan ya biasanya? dan umum ngga mortgage yang puluhan taon gitu? dulu ada orang indo yang denger mortgage rumah di amrik biasa 30 taonan, kaget mereka ::elaugh:: tapi pamanku di indo ada yang nyicil rumah dengan 14-year arm, which isn't exactly short either kupikir ::elaugh::

itsreza
22-01-2013, 08:30 AM
Other question: aku dengar yang namanya unit link itu sebenarnya nggak segitu profitable yang diiklankan. Mending kalo mau asuransi ya asuransi aja, kalo mau invest ya invest aja, jangan dicampur. Bener nggak sih?
terlewat, sebenernya gini masalahnya: unit link itu produk hybrid asuransi dan investasi, jadi sebagian uang
yang dibayarkan digunakan untuk bayar premi asuransi, bagian lain masuk pool investasi. Orang cenderung
lupa dia beli polis asuransi itu tujuan utamanya untuk proteksi, ini akibat iming-iming insurance sales juga
sih yang menjanjikan return yang besar. Akibatnya ketika return dari unit linked produk itu rendah, kecewa.
Saya sih menganggap unit link tidak maksimal, karena sebagian uang untuk proteksi malah diinvestasikan
ke pool yang berisiko, jadi nilai benefit tidak terjamin. Untuk investasi, bagaimana mau berharap banyak return
kalau ga seluruh uang yang masuk diinvestasikan. Belum lagi biaya transaksi, fee untuk unit link sales cukup
besar, jadi jangan heran kalau sebelum tahun kelima selesai cash value nya masih lebih rendah dari nilai yang
telah dibayarkan. Lewat dari itu performa nya baik kok, saya sendiri punya, dan ketika dicairkan setelah masa
disebutkan tadi nilai tunai saya jauh lebih baik dari deposito. Buat saya, cash value masih penting, masih muda
berharap masa kadaluarsa masih lama. Kalau ga mau dicampur dan merasa aman, pakai asuransi jenis term
atau whole life, health, dan mutual fund untuk investasi, masing-masing terpisah.



Kok rendah amat asumsi inflation ratenya? Keknya setahun bisa lewat satu digit deh...
dollar denomination, jadi di US, interest rate tabungan USD pun cuma 1-2% p.a sedangkan CPI antara 2-3.5 p.a. Inflasi
itu tergantung base year yang dipakai, ini year on year. Kalau Indonesia, menurut BI inflasi tahun kemarin 4.30%, acuan
yang dipakai seharusnya dirilis institusi resmi yaitu BPS, BI mengacu dari itu sedang US pakai BLS. Beda lagi dengan real
inflation, itu memang lebih besar tapi seharusnya dalam perhitungan tidak digunakan, kecuali semua pakai economic price,
shadow price nya dihilangkan dulu.

danalingga
22-01-2013, 09:43 AM
Kalo mau nyusun investmen plan manfaatkanlah
keajaiban dunia ke 8 yakni "bunga ber bunga". :D

Itulah yang akan membuat sedikit demi sedikit menjadi bukit.

---------- Post Merged at 08:43 AM ----------

Sayang gue belon sempet nulis soal ini di blog. Jadi saya kutipkan saja dari web orang:


Tentunya sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar tentang hukum bunga berbunga atau hukum compounding interest. Bagi yang belum pernah tahu, pasti bertanya, apa itu hukum compounding? Untuk mudahnya, kita gunakan ilustrasi berikut ini. Katakanlah Anda menyimpan Rp 1 pada hari pertama dan berlipat dua setiap harinya, maka pada hari kedua uang itu menjadi Rp 2. Pada hari ketiga, menjadi Rp 4. Pada hari keempat, menjadi Rp 8. Begitu seterusnya sampai Anda mungkin tidak akan menduga bahwa hukum ini membuat uang Anda menjadi lebih dari Rp 1 miliar pada hari ke-31. Ya, hanya dalam tempo 31 hari!
Ajaib, bukan? Itulah sebabnya mengapa fisikawan kawakan, Albert Einstein, sampai menyebutnya sebagai keajaiban dunia kedelapan.

Nah dahsyatnya…..Hukum compounding ini juga berlaku dalam pertumbuhan investasi properti. Misalnya, pada 2009 ini, Anda membeli sebuah properti seharga Rp 1 miliar dan anggap kenaikan rata-rata properti hanya 10%, maka pada 2010, nilai properti itu menjadi Rp 1,1 miliar. Pada 2011, menjadi Rp 1,21 miliar. Pada 2012, menjadi Rp 1,331 miliar. Begitu seterusnya. Silakan Anda hitung berapa nilai properti tersebut pada akhir tahun ke-15 atau ke-20? Makanya bagi yang belum memiliki investasi di properti, buruan segera hunting, agar keajaiban dunia ke delapan segera bekerja membantu anda meraih kekayaan melalui properti. (Sumber www.joehartanto.com)

Selamat ber-investasi. :D

ndugu
22-01-2013, 01:58 PM
er, tapi realistis kah kenaikan properti segede itu dan yang tidak berakhir itu? ::elaugh::
ok, memang saya bukan ambil contoh di indo, tapi bukankah itu masalah di amrik? pas real estate bubble meletus, justru nilai properti menurun dan malah underwater.

penulis artikel itu mengambil asumsi yang sangat besar tuh.

danalingga
22-01-2013, 02:06 PM
Itu kan contoh aja Gu. Yang penting ngerti maksudnya "bunga berbunga",
nah lalu diterapkan di investasi yang sedang menjanjikan. Kalo lebih rajin
lagi investasinya bisa digilir -- tergantung situasi.

Kalo lagi properti booming, invest di properti -- kalo lagi saham booming invest di saham -- dst.
Nggak ada yang saklek kok dalam investasi -- setidaknya itu yang aku pelajari.

Ronggolawe
22-01-2013, 02:14 PM
terlewat, sebenernya gini masalahnya: unit link itu produk hybrid asuransi dan investasi, jadi sebagian uang
yang dibayarkan digunakan untuk bayar premi asuransi, bagian lain masuk pool investasi. Orang cenderung
lupa dia beli polis asuransi itu tujuan utamanya untuk proteksi, ini akibat iming-iming insurance sales juga
sih yang menjanjikan return yang besar. Akibatnya ketika return dari unit linked produk itu rendah, kecewa.

karena agen asuransi ketika menawarkan produk
pake istilah menabung, bahkan sampai polis keluar
pun, ngga pernah dijelaskan kalau yang investasi
sekian, dan yang buat proteksi sekian, jadi kalau
mau berharap nilai tunai, yang jadi hitungan adalah
tabungan dari investasi, kalau yang proteksi itu su
dah jatahnya agen :)



Saya sih menganggap unit link tidak maksimal, karena sebagian uang untuk proteksi malah diinvestasikan
ke pool yang berisiko, jadi nilai benefit tidak terjamin.

oh ngga dong :)
uang yang dipatok untuk proteksi, secara hukum sudah
menjadi sah menjadikan polis aktif, jadi asuransi wajib
membayarkan kalau ada tuntutan klaim.



Untuk investasi, bagaimana mau berharap banyak return
kalau ga seluruh uang yang masuk diinvestasikan.

ibaratnya punya uang 2.000, yang seribu mau investasi
yang seribu mau proteksi, dengan membeli produk terpi
sah, ama mau beli produk unit-link, ya sama saja :)
(1*1000)+(1*1000) = 2000 atau 1*((0,5)*2000))=2000



Belum lagi biaya transaksi, fee untuk unit link sales cukup
besar, jadi jangan heran kalau sebelum tahun kelima selesai cash value nya masih lebih rendah dari nilai yang
telah dibayarkan.
nilai yang dibayarkan menghitung proteksi atau investasi
saja nih? kalau melihat ilustrasi gw diatas:
ngga adil kalau menghitung nilai investasi yang cuma seri
bu, tapi patokannya uang buat polis total (proteksi+inves
tasi)

---------- Post Merged at 01:14 PM ----------


ibaratnya punya uang 2.000, yang seribu mau investasi
yang seribu mau proteksi, dengan membeli produk terpi
sah, ama mau beli produk unit-link, ya sama saja :)
(1*1000)+(1*1000) = 2000 atau 1**2000)=2000
typo....
maksud gw yang jadi hitungan investasi cuma 1000 saja :)

cha_n
22-01-2013, 04:26 PM
karena agen asuransi ketika menawarkan produk
pake istilah menabung, bahkan sampai polis keluar
pun, ngga pernah dijelaskan kalau yang investasi
sekian, dan yang buat proteksi sekian, jadi kalau
mau berharap nilai tunai, yang jadi hitungan adalah
tabungan dari investasi, kalau yang proteksi itu su
dah jatahnya agen

kalau dapat agen yang ga informatif gini mending ganti agen aja ::hihi::


terlewat, sebenernya gini masalahnya: unit link itu produk hybrid asuransi dan investasi, jadi sebagian uang
yang dibayarkan digunakan untuk bayar premi asuransi, bagian lain masuk pool investasi. Orang cenderung
lupa dia beli polis asuransi itu tujuan utamanya untuk proteksi, ini akibat iming-iming insurance sales juga
sih yang menjanjikan return yang besar. Akibatnya ketika return dari unit linked produk itu rendah, kecewa.
betul.
kita harus lebih memahami soal asuransi, tujuan asuransi itu ya proteksi.
investasi ya investasi.
kalau mau maksimal, jangan digabung, jadi bisa kelihatan lebih jelas berapa besar kenaikan investasi, plus bisa lebih bebas mau milih jenis investasinya apa, mau ditempatkan di mana.
tapi, ga semua orang juga ngerti milih2 jenis investasi macam ini.
bagi sebagian orang, unit link itu ga maksimal, dan itu benar
tapiiii bagi orang2 yang ga begitu punya waktu buat bisnis dan ga punya waktu ngikutin pergerakan saham, serta ga begitu ngerti soal reksadana, unit link ini lumayan banget sebagai sarana investasi karena ga ribet, apalagi punya agen/fund manager yang bantu urus pilihan2 investasinya.

aku juga ada unit link, awalnya rada menyesal juga, tapi pas dipikir2, uangku ga seharusnya 100% masuk ke bisnis, tapi kalau investasi di reksadana aku ga gitu ngerti dan ga ada waktu, jadi untung juga asuransiku yang unit link sekaligus sebagai sarana investasi.
ditambah lagi aku jadi dapat proteksi, dobel proteksi malah ama suami.
setelah lima tahun, aku juga ga usah bayar premi udah bisa, bahkan bisa bayarin premi suami sekalian (tapi nilai investasinya jadi ga nambah)
jadi kalaupun aku top up masuk 100% investasi aja. ga ribet mikir, tinggal pilih mau yang high risk, medium risk, atau low risk. gitu doang. bagiku yang PNS dengan gaji berkala yang tetap cara ini cocok.

jadi mending didefinisikan dulu karakteristik diri kita kayak apa, investasi itu cocok2an.


er, tapi realistis kah kenaikan properti segede itu dan yang tidak berakhir itu?
ok, memang saya bukan ambil contoh di indo, tapi bukankah itu masalah di amrik? pas real estate bubble meletus, justru nilai properti menurun dan malah underwater.

penulis artikel itu mengambil asumsi yang sangat besar tuh.
sekedar contoh, ortuku 5 tahun yll beli tanah per meter 1jt/m2, sekarang ditawar orang 3.5jt/m2
setahuku di indonesia masih jauh lebih mending dari di amrik ya soal kredit, di sini orang ga segampang di amrik dapat kredit (termasuk kredit card) ditambah karakteristik orang indonesia ga suka ngutang, jadi nilai kredit macet di indonesia tuh kecil banget.
yang bikin bubble di amrik kalo ga salah (CMIIW) gara2 kita bisa kredit dengan agunan kredit/barang yang lagi dikredit.
kredit x dengan agunan rumah yang lagi dikredit aja bisa kalo di amrik (ga tau kalo sekarang)
itu yang bikin chaos di sana. ngasih nilai rumah/tanah ketinggian, biar dapat kredit tinggi, jadi pas dijual beneran, ga ada yang mao beli dengan nilai segitu.
kalau di sini, ya emang banyak yang beli, harga segitu orang rebutan kayak kacang goreng.


terus soal emas ya?
aku karena cuman punya dikit, ya disimpen sendiri aja (kalau aslan simpen di dalam kipas angin noh katanya ::hihi:: )
kalau udah banyak, kemungkinan mempertimbangkan simpan di safe deposit.
kalau sekarang sih simpen di bank juga gu, karena lagi digadai ::hihi::

alfaromeo
22-01-2013, 09:45 PM
numpang nyimak
:iamdead:

itsreza
22-01-2013, 10:02 PM
@danalingga, konsep investasi dengan compound interest sudah diterapkan di kopimaya market bank sejak tahun kemarin
etca tuh baik banget, berani kasih bunga 2.15% dengan periode 7 hari, lebih besar dari investasi manapun :))


ini berdasarkan saat krismon 97 ya? :mikir:saya juga ga tau inflasi brapaan sih :cengir: kesanku cuman in the mid to high single digit. cmiiw.
base year pre 1997, udah triple digit, 1996-2012 approx. 407% perhitungan sendiri
jangan tanya real inflation berapa, karena saya tidak punya dasar perhitungan




dengan cara cost averaging ini, apakah setiap kali suntik dana kena biaya transaksi? dan biaya transaksi ini flat ato berdasarkan percentage?
wah, jadi customer cuman bisa milih opsi secara generic seperti fixed income atau equity, tapi tidak ada suara misalnya untuk memilih bonds gimana, ato equity mana yang dia inginkan? :mikir: itu agak mengikat juga ya..

ada, nilainya kecil tergantung setiap produk dan perusahaan untuk top up, nilainya kecil.
iya yang umum customer cuma bisa pilih secara generic, mengikat ya. bermodal kepercayaan
aja itu fund manager perusahaan bakal bisa manage investasi dengan benar :cengir:




LPS ini badan negara, ato privat?

negara




ngomong2, interest rate untuk ngambil mortgage di indo brapaan ya biasanya? dan umum ngga mortgage yang puluhan taon gitu? dulu ada orang indo yang denger mortgage rumah di amrik biasa 30 taonan, kaget mereka ::elaugh:: tapi pamanku di indo ada yang nyicil rumah dengan 14-year arm, which isn't exactly short either kupikir ::elaugh::
secara umum margin kredit saat ini +6 persen dari BI rate, besar pastinya
tergantung bank juga kesepakatan lain, lama antara 5-20 tahun



karena agen asuransi ketika menawarkan produk
pake istilah menabung, bahkan sampai polis keluar
pun, ngga pernah dijelaskan kalau yang investasi
sekian, dan yang buat proteksi sekian, jadi kalau
mau berharap nilai tunai, yang jadi hitungan adalah
tabungan dari investasi, kalau yang proteksi itu su
dah jatahnya agen :)


tidak semua agen menjelaskan produk unit linked dengan istilah menabung,
bahkan dari perusahaan yang sama pun penjelasan bisa berbeda antar agen.
bisa saja pemahaman antar agen yang berbeda atau nasabah yang kurang kritis
terhadap penawaran produk unit link. saya sendiri dulu mau pakai pakai produk ini
karena fasilitas perusahaan, jatah agen di tahun 1-3 dikembalikan.

dari desain produk ada pembagian antara buat proteksi dan investasi, dimana
premi yang dibayarkan di lima tahun awal akan digunakan untuk sebagai biaya
akuisisi, uang pertanggungan, sedang untuk alokasi investasi akan penuh mulai
tahun keenam, penjelasan ini dan berapa besarannya memang bukan bagian yang
akan dijelaskan kepada calon nasabah.






oh ngga dong :)
uang yang dipatok untuk proteksi, secara hukum sudah
menjadi sah menjadikan polis aktif, jadi asuransi wajib
membayarkan kalau ada tuntutan klaim.



terima kasih om buat koreksinya, manfaat klaim sih memang tetap sesuai polis
tapi nilai tunai itu sesuai hasil investasi.





jadi mending didefinisikan dulu karakteristik diri kita kayak apa, investasi itu cocok2an.


selain karakteristik, tujuan dan lama berpengaruh. jangan sampai tidak likuid karena
salah menempatkan dana investasi.





segampang di amrik dapat kredit (termasuk kredit card) ditambah karakteristik orang indonesia ga suka ngutang, jadi nilai kredit macet di indonesia tuh kecil banget.


beda dengan 1997, sekarang udah mulai bubbling, bila pola konsumsi
masyarakat tetap seperti saat ini, next downturn imbasnya pasti akan
terasa di tingkat yang lebih rendah :)

tuscany
22-01-2013, 10:27 PM
setelah lima tahun, aku juga ga usah bayar premi udah bisa, bahkan bisa bayarin premi suami sekalian (tapi nilai investasinya jadi ga nambah)
jadi kalaupun aku top up masuk 100% investasi aja. ga ribet mikir, tinggal pilih mau yang high risk, medium risk, atau low risk. gitu doang. bagiku yang PNS dengan gaji berkala yang tetap cara ini cocok.


Maksudnya setelah lima tahun nggak perlu setor premi lagi, gitu bu cha_n? Ambil unit link model apa?

ndugu
22-01-2013, 11:07 PM
di amrik sala satu faktor terbesar yang menyebabkan krisis real estate kemaren memang di masalah kreditnya itu. tapi kan bukan hanya itu yang bisa menyebabkan economic bubble ya.

waktu kemaren2 saya denger dari sodara2 mengenai bbrp harga properti di jakarta, masa dalam jangka waktu 6 bulan bisa naik 50%, dan ini recurring ke siklus stengahtaon2 selanjutnya dalam bbrp taon, dan kejadian ini bukan hanya di satu spot aja. saya sih ngerasa agak2 abnormal ya. apakah masyarakat yang berbondong2 rebutan ala kacang goreng itu yang mendorong harga tanah naik? apakah ini harga spekulasi ato real value? karena kedengaran seperti gejala2 bubble buatku, yang ntah bakal berlangsung brapa lama. there is no way it can keep on going like this forever. when the market corrects, man, it will be painful. ::elaugh:: selama masih naik / boom dan ngikut cara danalingga to ride the wave, ok2 aja selama tidak pas berada di ujung sebelum crash. tapi pertanyaan satu juta dolarnya adalah sampe kapan dan sampe setinggi apa harga ini bisa naik sebelum crash. ::elaugh:: filosofi investment yang berbeda aja ya kupikir :mikir:

kembali ke pertanyaan unit link, jadi pembagian proteksi dan investmen itu tergantung produk unit link kan. dan apakah persentase proteksi/investment ini sudah ditentukan dari awal sebelum dibeli? ato it is up to keputusan penawar produk unit link untuk mengubah2 sesuka mereka di kedepannya? i guess pertanyaanku, apakah alokasi ini sesuatu yang bisa ikut diputuskan oleh pembeli / customer setelah pembelian dilakukan?

itsreza
23-01-2013, 01:20 AM
bubble burst 2007 salah satunya karena ke semua berbondong-bondong menuju
arah yang salah, udah kepalang basah, menyelam sekalian ;D salah satu indikasi
bubble, kenaikan harga properti yang bukan karena properti yang laku macam
kacang goreng, tapi karena overvalue. jasa pakai toilet umum aja Rp2000 ;D

when? multi billion dollar question. investasi tetep harus pakai prinsip kehati-hatian,
memang pertumbuhan ini harus dicicipi manisnya walau sedikit, mengurangi spekulasi,
better to be scared than sorry, karena sulit memperkirakan bubble pop. tapi ini kembali
ke sifat investor ya.

unit link, persentasi proteksi/investment ga disebutkan dalam polis, jadi keputusan
penyedia. nasabah bisa menentukan pilihan investment pool, alokasi ini dapat diubah.

tuscany
24-01-2013, 07:17 PM
Za...pertanyaanku tentang mutual fund belum ada jawabannya. Apakah itu?

Ronggolawe
24-01-2013, 07:51 PM
unit link, persentasi proteksi/investment ga disebutkan dalam polis, jadi keputusan
penyedia. nasabah bisa menentukan pilihan investment pool, alokasi ini dapat diubah.
disebutkan kok, soalnya nasabah harus tandatangan
ilustrasi, disitu sudah gambaran 95% dari persentasi
investasi dan proteksi.

kalau ilustrasi tidak ditandatangani, makan polis tidak
akan keluar... tapi itu di Asuransi yang gw ikutin :)

itsreza
24-01-2013, 09:57 PM
^^
untuk terkait ke produk tertentu antar perusahaan serta kebijakannya memang
memungkinkan adanya beberapa hal yang berbeda, namun dalam prinsip sama :)

@tuscany
singkatnya sih reksadana itu investment pools, menyediakan sarana investasi dengan
diversifikasi portfolio yang dikelola fund manager. fund manager disini adalah institusi
pengelola. fund manager punya semacam unit investasi yang bisa dibeli investor, semacam
index harga, harga satuan ini disebut net asset value/nilai aktiva bersih. seperti saham,
unit value NAV ini bisa naik turun tergantung dari performa investasi fund manager. Mutual
fund ini biasanya diperjualbelikan lewat bank. Disusun berdasarkan jangka waktu dan
tingkat risiko jenis investasi, bisa pilih antara money market, fixed income, balanced, dan
equity funds. Kalau datang ke bank dan tanya mutual fund biasanya dikasih beberapa daftar
fund manager yang bekerjasama berikut daftar produk. Subscribe bisa mulai dari Rp100rb
mau up juga sama*. *kebijakan tiap investment manager berbeda. soal biaya di mutual fund
biasanya ada subscription/redemption fee, manager fee, custodian fee. lebih rinci tentang
terms & conditions produk baiknya konsultasi ke mba-mba cantik di bank :cengir:

cha_n
24-01-2013, 11:06 PM
Maksudnya setelah lima tahun nggak perlu setor premi lagi, gitu bu cha_n? Ambil unit link model apa?

aku bahas yang pake unit link :) kalau yang murni asuransi ya bakal bayar premi terus.

kalau di tempat yang aku ikuti ada aturan investasi minimal 2x premi. misal premi 100rb investasi minimal 200rb. mau top up tambahan buat investasi ya monggo.
aku ga pernah top up tambahan, setelah kurang dari 5 tahun uang dari investasi ku (beserta keuntungannya) bisa membiayai premi.
aku malah kelupaan bayar premi dari bulan mai kemarin dan ga ada masalah. hasil investasi ku sudah bisa menutupi premi per bulan. selanjutnya aku top up aja (kalau mau)

pilihan jenis mutual fund boleh milih kok, misal fixed fund sekian persen, balance sekian persen (dll seperti reza sebutkan)
tapi tiap ganti pilihan ada biaya admin.
makin banyak diverifikasi biaya bulanan juga nambah.
itulah sebabnya aku ga diverifikasi. masuk ke satu pilihan aja.
kebetulan ambil yang syariah.
cuman memang ga bisa milih spesifik saham yang mau dimasukkan, misal maunya saham sampoerna ama telkomsel doang, jadi ya pasrah ama pilihan dari lembaga investasi aja.

cha_n
24-01-2013, 11:23 PM
@ndugu
setahuku syarat kredit perumahan juga ga gampang kok. DP aja minimal 30%.
dan harga yang ada itu memang harga riilnya.
beda sama kasus di amrik.
andaikan gagal bayar bank ga rugi, rumah dan tanah yang bakal dia sita untung besar banget malahan. kecuali tanahnya kena kasus lumpur sidoarjo ya.
bank paling gede memberikan pembiayaan 70%.
terus... misal cicilan 3 juta, tuh orang musti punya gaji 9 juta minimal.
sejauh ini sih lumayan ketat ya, aku aja PNS susah banget dapat kredit rumah. padahal katanya jaman dulu gampang *curcol*

tapi tentu kenaikan harga properti gitu yang tinggi di kota besar ya. kalo di desa, kata suamiku sih stagnan aja. kecuali untuk produksi (misal sawah)

cmiiw

@itsreza
itu maksudmu gimana? besar kemungkinan ada bubble gitukah di indo?

itsreza
25-01-2013, 12:41 AM
boom & bust itu bagian dari siklus ekonomi, kita ada di dalamnya bu chan. dalam
perekonomian yang tumbuh seringkali terdapat kelebihan ekspansi moneter tanpa
didukung pertumbuhan riil, oleh karena itu butuh koreksi biar kembali ke jalan yang
benar. Disaat semua punya antusias lebih, bersemangat, mulai bertindak spekulatif,
hingga lepas tekendali, koreksi pun semakin tajam dan menghasilkan krisis. oleh
karena itu pasar keuangan butuh emansipasi wanita :cengir:




cuman memang ga bisa milih spesifik saham yang mau dimasukkan, misal maunya saham sampoerna ama telkomsel doang, jadi ya pasrah ama pilihan dari lembaga investasi aja.
kalau mau buat portfolio sendiri, harus investasi langsung di pasar modal.

ndugu
25-01-2013, 04:22 AM
andaikan gagal bayar bank ga rugi, rumah dan tanah yang bakal dia sita untung besar banget malahan. kecuali tanahnya kena kasus lumpur sidoarjo ya.

hmm, sebenarnya ini ngga tentu bener juga
biasanya justru bank2 (di sini) ingin 'membuang' properti2 seperti ini. jadi biasa justru dijual dengan diskon berat, dengan kondisi kurang bagus dan birokrasi ribet. banyak yang dapet rumah murah dengan cara ini, bahkan kadang diborong. tapi banyak juga yang menghindarinya karena terlalu banyak bagasi yang terasosiasi dengan properti seperti ini. banyak faktor ya kupikir, tapi mengenai bank untung besar dari rumah foreclosure, ntah lah, saya sih merasa mereka di lose-lose situation. saya 1-2 taon belakangan ini sempat liat2 banyak properti di sini juga, agak kompleks permasalahannya dan dampaknya, dan tentu ini cuman pendapatku dari kacamata 'buyer'. ::elaugh:: saya bukan orang perbankan.

reza: saya sering ketuker2 antara mutual fund dan ETF. buatku konsepnya agak2 mirip. menurutmu apa bedanya? ::elaugh::

itsreza
25-01-2013, 09:36 AM
^^
dianggap untung mungkin karena kepadatan penduduk di Indonesia tinggi dan mencari tempat tinggal, pasar
yang besar. Bank di Indonesia pun cenderung menghindari nasabah mereka dari default, buat mereka pun butuh
waktu lama (dan uang) untuk memproses sampai akhirnya dapat dinyatakan default. Aset itu harus dinilai ulang
karena mungkin lebih rendah dari nilai buku. Karena bukan aset likuid, terkadang terpaksa dijual dengan discount
atau lelang. Penjelasan ini didapat dari legal pihak bank, implementasi mereka saya tidak tau.

@ndugu,
mirip, sama-sama collective investment contract tapi ETF ga punya NAV karena nilainya ditentukan pasar. ETF punya
efek derivatif karena bergantung pada aset lain/underlying asset. Financial market Indonesia belum sematang di US.
ETF yang bakal dikembangkan itu reksadana index.

danalingga
25-01-2013, 09:54 AM
@danalingga, konsep investasi dengan compound interest sudah diterapkan di kopimaya market bank sejak tahun kemarin
etca tuh baik banget, berani kasih bunga 2.15% dengan periode 7 hari, lebih besar dari investasi manapun

Eh, ini beneran Za? Gue mo daftar nih. ;))

---------- Post Merged at 08:54 AM ----------


@ndugu
setahuku syarat kredit perumahan juga ga gampang kok. DP aja minimal 30%.
dan harga yang ada itu memang harga riilnya.
beda sama kasus di amrik.
andaikan gagal bayar bank ga rugi, rumah dan tanah yang bakal dia sita untung besar banget malahan. kecuali tanahnya kena kasus lumpur sidoarjo ya.
bank paling gede memberikan pembiayaan 70%.
terus... misal cicilan 3 juta, tuh orang musti punya gaji 9 juta minimal.
sejauh ini sih lumayan ketat ya, aku aja PNS susah banget dapat kredit rumah. padahal katanya jaman dulu gampang *curcol*

tapi tentu kenaikan harga properti gitu yang tinggi di kota besar ya. kalo di desa, kata suamiku sih stagnan aja. kecuali untuk produksi (misal sawah)

cmiiw

@itsreza
itu maksudmu gimana? besar kemungkinan ada bubble gitukah di indo?

Kalo kasus properti amrik lebih dikarenakan semua orang bisa dapat kredit perumahan,
yang kalo kondisi normal harusnya nggak bisa dapat kredit, dikasih kredit juga.
Itu karena keserakahan orang2 institusi keuangan disana. Moga2 Indonesia nggak
kejadian.

cha_n
25-01-2013, 10:25 AM
Eh, ini beneran Za? Gue mo daftar nih. ;))

---------- Post Merged at 08:54 AM ----------



Kalo kasus properti amrik lebih dikarenakan semua orang bisa dapat kredit perumahan,
yang kalo kondisi normal harusnya nggak bisa dapat kredit, dikasih kredit juga.
Itu karena keserakahan orang2 institusi keuangan disana. Moga2 Indonesia nggak
kejadian.

iya parah tuh amrik. satu orang aja bisa punya cc banyak, trus bisa dapat kredit pake agunan rumah yang masih kredit juga.
di sini aku lihat sih masih normal ya. kenaikan harga juga bisa dipengaruhi inflasi.
jadi harga segitu tetap aja terjangkau bagi banyak orang karena makin banyak orang yang memiliki penghasilan tinggi.

untuk investasi juga nih, terutama buat pensiunan.
sebagai contoh, beli tanah lalu bangun ruko sendiri seharga 250jt, per tahun bisa dapat 30 juta (tiap tahun harga sewa naik sekitar 10-20%) masih laku2 aja, malah yang mau sewa pada ngantri (asal dapat posisi yang bagus)

itsreza
25-01-2013, 11:56 AM
@danalingga, beneran. kita harus dukung etca buat bank beneran :cengir:

Banking Information
Points Balance: *,***.**
Interest Rate: 2.15%
Interest Period: 7 Days
Min. Deposit: 10.95
Deposit Fee: 2.99%
Min. Withdrawal: 5.95
Withdrawal Fee: 1.49%


dari literatur, 2007 US diawali subprime + dijadikan derivatif. model credit score seperti itu di Indonesia
rasanya belum ada, entah orang bank lebih tau soal ini.CC banyak di Indonesia juga banyak yang punya,
ada temen kuliah saat ini yang punya bisnis bisa dibilang tanpa modal, cuma modal CC 10 biji. padahal
bunga CC +-3%p.m. wish him good luck :cengir: investasi di aset tetap, macam tanah dan bangunan
memang harus selektif, jika tepat bisa produktif, untuk berbagai jenis usaha. Jarang terjadi penurunan
harga kecuali ada perubahan pada faktor lain, udah punya aset seperti ini cukup hold aja, tapi liquiditas
rendah, tujuan long-term dan punya modal besar untuk punya sih sangat baik untuk bekal pensiun.

tuscany
02-02-2013, 11:33 PM
@itsreza atau yg lainnya: pertanyaan baru. Di Indonesia ada nggak sih sistem jaminan sosial yang cover dana pensiun?
Kalo self-employed gitu misalnya, bisa nggak ikut Jamsostek? Trus benefitnya apa ya?

yanto
21-04-2013, 02:05 AM
Sejak setahun yang lalu saya sudah mulai berpikir untuk mengisi hari - hari pensiun dan sudah belajar untuk main option (derivatif dari saham) tapi harus main di Amerika, karena jenis ini belum ada di Indonesia dan membentuk komunitas sendiri....eh....lama - lama nikmat juga sich.
Soale mainnya malam dimana open market sekarang jam 20.30 n nongkrong di cafe bareng teman - teman main option,..setelah dapat peluang masuk kita masuk/beli setelah itu pasang target profit dan stop loss tutup laptop....lanjut ngobrol sampe pulang....hahahhaaha tidak ganggu jam kerja dan nyaman.....
Modal tidak besar sekali, cukup dengan 11 jutaan (1.100 USD) sudah bisa main dan santai nich....

tsu
21-04-2013, 08:15 AM
@danalingga, beneran. kita harus dukung etca buat bank beneran :cengir:

Banking Information
Points Balance: *,***.**
Interest Rate: 2.15%
Interest Period: 7 Days
Min. Deposit: 10.95
Deposit Fee: 2.99%
Min. Withdrawal: 5.95
Withdrawal Fee: 1.49%


fee based income nya gede tapi interest rate nya kecil (kecil banget klo 2.15) ;D
ini kelakuan di bank2 singapur

klo bank2 disini masih main tradisional, wong orang2 disini masih mau dikasih kredit make bunga 12%pa ;D

danalingga
21-04-2013, 09:09 AM
Sejak setahun yang lalu saya sudah mulai berpikir untuk mengisi hari - hari pensiun dan sudah belajar untuk main option (derivatif dari saham) tapi harus main di Amerika, karena jenis ini belum ada di Indonesia dan membentuk komunitas sendiri....eh....lama - lama nikmat juga sich.
Soale mainnya malam dimana open market sekarang jam 20.30 n nongkrong di cafe bareng teman - teman main option,..setelah dapat peluang masuk kita masuk/beli setelah itu pasang target profit dan stop loss tutup laptop....lanjut ngobrol sampe pulang....hahahhaaha tidak ganggu jam kerja dan nyaman.....
Modal tidak besar sekali, cukup dengan 11 jutaan (1.100 USD) sudah bisa main dan santai nich....
Ini yg komunitas 1 jam profit bukan ya?

ga_genah
21-04-2013, 02:40 PM
untuk investasi juga nih, terutama buat pensiunan.
sebagai contoh, beli tanah lalu bangun ruko sendiri seharga 250jt, per tahun bisa dapat 30 juta (tiap tahun harga sewa naik sekitar 10-20%) masih laku2 aja, malah yang mau sewa pada ngantri (asal dapat posisi yang bagus)

udah qm lakukan chan?

wah boleh juga nieh buat mikirin pensiun nanti...
kasih tau donk contoh real produk mutual fund dan unit link itu apa (sebut aja nama produk dan bank apa)...

itsreza
21-04-2013, 03:03 PM
fee based income nya gede tapi interest rate nya kecil (kecil banget klo 2.15) ;D
ini kelakuan di bank2 singapur

klo bank2 disini masih main tradisional, wong orang2 disini masih mau dikasih kredit make bunga 12%pa ;D

ga kecil tsu, 2.15% per week bukan per annum.
kalau ada bank beneran kasih interest rate segitu,
saya mau nabung deh ;D

tsu
21-04-2013, 04:20 PM
owalah, ku pikir interest loan wkwkwkwkwk