PDA

View Full Version : [Tanya] Serba-serbi Seputar Film Indonesia



Ronggolawe
07-01-2013, 08:38 PM
Ada yang tahu apa ke-sama/mirip-an film-film produksi
Nayato, KK Dheraj dll., selain soal tema horor dan bum
bu buka-bukaan nanggung?

choodee
07-01-2013, 10:17 PM
Editing ga niat.

Dan keknya script skenarionya cuman 5 lembar untuk seluruh pilem.

karst
07-01-2013, 10:46 PM
ini yang ditanya kesamaan pelemnya baginda KKD ama mahapatih nayato kan
kesamaannya yah jelas , mereka jenius dalam hal buat film ancur
dialog yang diluar nalar , adegan cheesy dan keliatan improvisasi doang ala OVJ , niatnya serius malah bercanda jatuhnya
sama tingkat kecepatan dewa dalam membuat pelem yg paling banter 3 hari kelar plus sangat sangat produktif ( sebulan bisa 4 pelem coy )

Ronggolawe
07-01-2013, 11:08 PM
kalau yang gw perhatikan di 21 sekitaran daerah
gw, banyak guru-guru yang menonton film-film
karya mereka, disamping anak-anak abg tentunya.

noodles maniac
07-01-2013, 11:54 PM
Pilem produksi Punjabi Emperor gak dibahas disini bro? -_-

Kandalf mana ya?? :tanya:

Ronggolawe
08-01-2013, 12:00 AM
kan udah gw tulis dan lain-lain, bro :)

gw juga baru nemu satu ciri khas lagi, yaitu film-
film ini berdurasi kurang dari 80 menit :)

kandalf
08-01-2013, 05:44 AM
Ada yang tahu apa ke-sama/mirip-an film-film produksi
Nayato, KK Dheraj dll., selain soal tema horor dan bum
bu buka-bukaan nanggung?

Nayato itu sutradara.
KK Dheeraj itu produser.


Pilem produksi Punjabi Emperor gak dibahas disini bro? -_-

Kandalf mana ya?? :tanya:

Punjabi itu sekarang ada dua kubu, Nudel.
Yang satu kubu Dhamoo dan Manoj (MD),
yang satu lagi kubu Raam Punjabi (Multivision Plus).


Begini dulu deh.
Menurutku,
film yang bagus itu berperan menyampaikan sebuah ide atau gambaran dan ide tersebut tersampaikan kepada penonton.
Masalah penonton setuju atau tidak, itu urusan belakangan.

Yang namanya ide, bisa dibalut dengan halus, bisa juga justru dibalut dengan kasar. Bisa juga disusupi oleh ide-ide lain seperti... perusahaan sponsor.


Film yang buruk adalah film yang tidak punya ide, garapannya kasar, tidak ada niat si pembuat kecuali hanya untung belaka. Dalam arti, mereka akan membuat film asal-asalan yang memuat unsur-unsur yang mereka anggap pasti untung.

Dari sisi produser film,
aku cenderung membagi produser-produser besar Indonesia menjadi tiga kasta.

1. Produser kualitas Tinggi:
Contoh: Miles Production, Kalyana Shira Film, Alenia Pictures, Demi Gisela Citra Sinema.
Nama mereka sudah jaminan mutu. Setiap filmnya pasti mengandung ide. Kualitas penggarapan pun juga di atas rata-rata. Bahkan nama yang terakhir (Demi Gisela Citra Sinema), tadinya bertahap, ketika dari sisi produksi mereka belum sanggup setara produser kualitas tinggi lainnya, mereka bermain dari sisi cerita. Tapi dua film terakhir (minus Kentut) mereka sudah menunjukkan mereka sudah mau bermain di taraf kualitas.

2. Produser kelas Menengah
Contoh: Multivision Plus, Starvision Plus, SinemArt, MD Pictures
Yup, kelas ini didominasi oleh orang keturunan India (dari nama di atas, cuma SinemArt yang tidak dimiliki oleh keturunan India) dan semuanya juga adalah produsen sinetron.

Karena dari awal mereka berkiprah di sinetron, ketika di film pun, mereka masih punya pikiran yang sama, bagaimana meraup untung sebesar-besarnya. Tidak ada yang salah dengan ini hanya saja mereka doyan melakukan intervensi. Jadi hanya sutradara-sutradara cerdas dan punya nama yang bisa mengecilkan intervensi pemilik modal dalam film-film mereka.

Dari keempat contoh nama yang kutulis tadi, Multivision Plus (Raam Punjabi) adalah yang paling terakhir memperbaiki kualitas produksinya sementara Starvision Plus (Chand Parvez) adalah yang paling awal punya niat untuk membedakan kualitas filmnya dengan sinetron yang biasa dia buat. Tentu saja, biarpun krunya bagus, tapi kalau yang menangani adalah sutradara seperti Nayato, tetap saja buruk (baca: Virgin 2).

3. Produser kelas bawah
Contoh: Indika Entertainment (Shanker Rs), KK Dheeraj
Usaha terbaik mereka gak ada bedanya dengan sinetron, apalagi bicara soal kualitas produksi. Walau begitu, ketika di Bali, aku terkejut mendapatkan fakta bahwa ternyata masyarakat Bali saat nonton bioskop, lebih suka film Indonesia produksi mereka dibandingkan film Indonesia produksi produser kelas menengah maupun kelas atas. Jadi film-film mereka memang punya pasar.




Nah, selain produser-produser besar, masih ada beberapa produser kecil yang gak bisa dikelompokkan ketiga produser tadi. Mereka antara lain:

1. Merantau Films
Dibidani oleh Maya Evans Barack dan mantan bintang cilik, Ario Sagantoro. Walau mereka termasuk baru di dunia film, tetapi karena dukungan dana yang kuat, kualitas pengerjaan filmnya tergolong di atas rata-rata, setara dengan produser film Indonesia kelas atas. Hanya saja karena sutradaranya masih orang luar, suami mBak Maya sendiri, untuk kualitas cerita masih belum tergarap. Namun biasanya penonton bisa memaafkan karena kualitas produksinya.

2. SET films
perusahaan film milik Garin Nugroho. Membuat film-film kecil idealis dan jarang ditonton orang. Kualitas produksi termasuk menengah tetapi itu karena kendala dana bukan kemampuan orang-orangnya, paling banter ya... Soegija, itupun juga karena dapat dukungan sumbangan dari gereja.

3. Dapur Film
perusahaan film milik Hanung Bramantyo. Belum pernah menjadi produsen tunggal atau produsen dominan. Selama ini masih bekerja sama terutama dengan produser-produser film kelas menengah. Kualitas produksi termasuk tinggi karena dari bakat memang bagus, dari dana, didukung oleh produser-produser film kelas menengah yang duitnya banyak.

4. Maleo Pictures
perusahaan film milik suami istri Lolang. Roy Lolang sendiri adalah kamerawan dan masih sering disewa oleh produser-produser film kelas menengah dan kelas atas. Untuk film produksinya dia, masih berupa film kecil-kecilan, humor, kadang-kadang garing tetapi dari sisi sinematografi tergolong bagus. Jarang produksi mungkin karena keterbatasan duit dan kesibukan mencari duit.

jebret
08-01-2013, 12:25 PM
gw ingat dialog dalam salah satu film nayato (judulnya lupa) yg bunyinya kurang lebih seperti ini :
"Lu pulang aj, gw mau ngerjain tugas, gw ngantuk!"
jenius

noodles maniac
08-01-2013, 04:22 PM
Kandalf... kalo sutradara Rako Prijanto, Rudi Soedjarwo, Ari Sihasale, itu masuknya ke kategori yang mana? Mereka film-filmnya bagus-bagus kok menurut gw, selalu ada makna yang berkesan dari pilem-pilem garapan mereka.

Trus ada lagi pilem Merah Putih, Darah Garuda sama apa tuh satu lagi? ini masuknya kemana? kalo gak salah ini kan sutradara sama produsernya dari luar negeri ya?

Trus ada lagi Rizal Mantovani, gw dulu sempet kagum sama ini orang apalagi pas bikin "Jelangkung", tapi sejak sejak dia bikinin video klip untuk Kangen Band jadi gak salut lagi -_- Si Rizal ini menurut lu masupin kategori mana?

karst
08-01-2013, 09:29 PM
gw ingat dialog dalam salah satu film nayato (judulnya lupa) yg bunyinya kurang lebih seperti ini :
"Lu pulang aj, gw mau ngerjain tugas, gw ngantuk!"
jenius

well lu bakalan cengo kalo tau dialog dari filmnya KKD

opi77
10-01-2013, 04:16 PM
untung gue belum pernah nonton film2 pocong semi porno....kenapa gak di legalkan aja sich film porno di Indonesia...tanggung banget bikin film pocong/setan semi...walaupun banyak film2 porno made in indonesia yang berkarya melalui underground::ngakak2::::ngakak2::...