PDA

View Full Version : catatan hidup



ndugu
08-12-2012, 03:58 AM
kemaren liat2 foto jadul. jadi terpikir bikin sejenis catatan.
ini sekedar kumpulan cerita2 pendek dari pengalaman hidup :mrgreen:

---------- Post Merged at 02:57 PM ----------

suatu hari di jaman baru kuliah, ada acara kumpul2 di kost apartment temen. ntah bagaimana ceritanya, pintu kamar tidur sala satu penghuni apt itu terkunci dari luar. sama skali tidak bisa masuk, pemilik kamar pun tidak ada kuncinya. ketinggalan di dalam. padahal dia lagi perlu ngambil barang lain di dalemnya.

dicari temen yang berbadan ramping untuk melewati lubang dari kamar mandi, ga bisa. coba dari balkon, terlalu berbahaya karena bukan di lantai dasar. pake kartu atm, ga bisa. pake paper clip ala james bond, juga ga bisa. segala cara dicoba, ga bisa. setelah diskusi panjang lebar, akhirnya pemilik kamar itu pun mengambil keputusan untuk memakai palu dan menghancurkan handle pintu. kerjaan itu melibatkan beberapa orang cowo berbadan gede, gantian memalu. gedebak, gedebuk. gagang pintu yang terbuat dari besi itu pun hancur. berkeping2 jatuh ke lantai. tapi pintunya masih terkunci. masih belum bisa dibuka.

gimana ini. udah hampir sejam, masi aja ga da progress. masing2 tamu ikut melihat hasil karya misi penghancuran pintu itu, masing2 ikut menyumbangkan ide. saya yang penasaran pun ikut nonton. saat temen2 yang laen udah kehabisan ide dan istirahat, saya iseng2 ngeliat lebih deket. dengan covernya yang udah hancur, bagian dalam sistem kunci menganga terekspose untuk dilihat. cukup menarik melihat mekanisme kunci yang keliatan rumit itu.

iseng2 saya pake jari korek2. temen A yang berdiri di sebelah melihatku dan berbaik hati memberikan peringatan.

A: be careful.
ndugu *menyerngitkan dahi*: be careful? why?
A: it's dirty
ndugu *melihat jari tangan yang kena noda hitam dari oli pintu*: oh...
ndugu *nonchalant*: it's okay. cuman oli ini
A *chuckled dan ngomong ke temen B yang notabene juga pemilik kamar itu*: hanya oli katanya..
A ke B: wouldnt it be funny kalo dia bisa membuka pintu ini stelah apa yang kita lakukan?

10 detik kemudian. dari korek2anku di bagian dalam kunci pintu, tiba2 pintunya terbuka. si A dan B bengong.

A: what did you do?
ndugu *kebingungan*: ga tau. saya asal korek aja.
B: oh.. tunjukin donk. soalnya gagang pintu ini udah ilang. saya ga bisa buka pintu kalo pintu ini tertutup lagi. pasti terkunci lagi.
ndugu: ini.. kayanya bagian ini *nunjuk2 dan coba2 lagi* saya korek apa yang bisa dikorek ke arah kiri, karena door framenya di sebelah kanan. jadi kalau ada bagian sistem kunci yang membuat pintu ini terkunci, maka harus digeser ke arah kiri.

A dateng menghampiri membawa sabun colek yang biasa dipake buat cuci piring.

A: ini, buat tanganmu.
ndugu: terima kasih.
A *geleng2 kepala*: kita menggunakan otot. dia menggunakan logic.

:cengir:
it was a funny moment

ndugu
09-12-2012, 06:05 AM
sebenarnya ini cerita pengalaman temen kosku dulu mengenai temen sekelasnya.

ceritanya ada 2 orang, satu mahasiswa asing asal mainland china, satu lagi mahasiswa bule amrik. si bule ini suka banget mengikuti apa aja yang dilakukan si chinese ini. kalo si chinese makan permen, si bule juga pengen nyoba. ato kalo si chinese makan coklat, si bule juga pengen. kalo si chinese napa2in, si bule juga pengen ikutin.

kenapa?
ga da yang tau. si chinese itu sendiri juga bingung.

suatu kali, pas lagi di kelas, si chinese ini mengambil minyak angin, trus digosok2in ke hidung. si bule yang lagi duduk di sebelahnya nanya:

bule: what's that, dude?
chinese (males2an jawab): moisturizer (pelembab)
bule: lemme try, dude

trus si chinese kasi minyak anginnya ke bule, trus si bule ikut gosok2in ke hidung. setelah beberapa saat, si bule mulai gelisah. trus dipanggilnya si chinese itu, trus didongakkan hidung sambil menunjuk2 dengan jari, si bule bertanya, "hey dude, is my nose burning? is my nose burning?"

dasar ga tau apa itu minyak angin, tapi sembarangan nyoba.
:cengir:

ndugu
23-12-2012, 11:30 AM
waktu saya kecil, ada yang pernah bilang kalo seseorang memakan ato menelan biji jeruk yang kecil2 itu, ntar pohon jeruk bakal tumbuh keluar dari kepalanya. gara2 cerita ini, setiap kali saya makan jeruk pasti dengan hati2 banget supaya ga ketelan bijinya. trus pernah suatu hari, saya ga sengaja telan biji jeruk! padahal yang ketelan cuman satu biji, tapi kejadian itu benar2 bikin saya sengsara sekali selama berhari2. ketika itu saya ga brani bilang ke sapa2, tapi dalam ati deg2an dan sangat kuatir. setiap hari merhatiin muka di cermin, menunggu2 kapan cabang2 pohon jeruk bakal tumbuh keluar dari telinga ato mata ato idung, karena dulu saya bener2 percaya. stelah beberapa minggu.. masih blom tumbuh2... akhirnya pasrah juga.. tapi hati kecil agak lega karena muncul harapan mungkin itu cerita boongan. rupanya emang boong.

sialan

ndugu
26-12-2012, 08:12 AM
sempat ada kejadian unik.
ketika itu jaman2nya smp ato sma, pas baru kenel internet dan mirc. kebetulan saya berada di channel (alias chatroom di mirc) berbahasa indonesia yang padahal sangat jarang saya masuki. trus tiba2 di channel itu saya ngeliat ada bule nyasar, dateng2 dia tiba2 nanya dalam bahasa inggris, "ada yang tau keuskupan X?". begitu mulu pertanyaannya. nah, walo saya bukan dari X, tapi saya tau tempat itu karena X adalah kota kecil deket tempat asalku. dan justru bahwa ada orang yang nanya tentang X, itu yang menarik perhatian saya, karena jarang2 ketemu orang yang tau tempat kecil begitu.

setelah nunggu sekian menit dan tidak ada yang merespon, akhirnya saya reply kembali dan balik nanyain, ada apa dengan keuskupan X? kebetulan tempat asalku ngga jauh dari sana. akhirnya dia cerita2 deh. rupanya pemuda dari italia, dan sedang mencari pamannya yang seorang pastor di indo. mereka udah lama kehilangan kontak, dan satu2nya informasi yang dia tau hanyalah bahwa pamannya berada di keuskupan X. hmm, akhirnya kubilang, mungkin saya bisa bantuin, dan kami tukeran alamat imel.

setelah dikasi tau nama pamannya, saya langsung interlokal balik ke kampung halaman nyari ibu, dan cerita2 tentang apa yang terjadi. aneh sih, padahal baru aja kenel sama pemuda ini, tapi udah langsung percaya sama ceritanya. ya ga papa deh, saya harap orang itu emang beneren ga boong. lagian bukan sesuatu yang berbahaya, toh cuman lewat tulisan ini. pertama2nya ibuku juga agak skeptis dengan ceritaku. tapi setelah dipikir2, ya ga ada ruginya juga coba cari tau. jadi ibuku nelp ke kepastoran, trus nanya tentang keuskupan X. setelah dapet nomer telp keuskupan X, ibuku langsung telp ke sana dan nyari pastor bule ini. wah, rupanya emang beneren ada orangnya. pertama2 ibuku kuatir nantinya ga bisa komunikasi karena masalah bahasa. tapi rupanya si pastor ini udah tinggal 20 taonan di keuskupan X dan fasih bahasa indonya. lega deh. akhirnya pemuda itali itu ketemu juga sama pamannya.

aneh ya. sama2 stranger padahal. dan kebetulan banget kejadiannya kalo dipikir2. sangat random. saya dan ibuku hanya berperan sebagai orang tengah saja. intinya ada 2 sodara yang saling menemukan satu sama lain lewat mirc.

that's the magic of internet ya?

ndugu
30-12-2012, 12:37 PM
dari kecil, ada satu pertanyaan yang selalu menggangguku. apa sih normal itu? di mana garis batas yang memisahkan orang normal dan gila? kita mengecap orang2 di rsj sebagai orang gila, tapi orang gila mungkin pula mengecap orang normal sebagai orang gila. tapi, apakah sesederhana itu mengecap orang yang tidak sama dengan kita sebagai gila? bagaimana kalo seandainya kita lah yang gila? how do you tell yang mana yang benar ato salah?

di suatu hari minggu masih di jaman sd, seperti biasa saya ngikut ortu ke misa di gereja. when you grew up di lingkungan begini, di mana semua yang kamu tahu adalah ini2 saja, segala tradisi yang kamu lakukan terasa seperti second nature, like it is the most normal thing in the world. tapi melihat orang2 yang lagi khusyuk berdoa, melihat pastor yang memimpin acara, melihat prosesi liturgi, ntah duduk berdiri ato berlutut, pertanyaan gila/normal dan salah/benar itu kembali hinggap di kepala. tidak jarang saya jadi sering mengamati sekeliling secara diam2, membayangkan saya lagi melihat dari bola mata orang asing, sebagai roh yang lagi lepas dari badan dan lagi terbang, dan mengamati segala hal yang lagi terjadi di dalam bangunan yang dijuluki tempat sembahyang ini

di saat demikian, pikiranku ikut melayang dan membandingkan apa yang sering kita lihat di film2 horor ala hollywood, di mana aktor2 memakai jubah hitam menutupi kepala sampe ujung jari kaki, biasa settingnya berada di shady places, yang gelap dan basah dan dingin dan mungkin berada di gua bawah tanah, kadang hanya diterangi obor, speaking and praying in unison, mengelilingi altar dengan korban ato sembahan, melakukan liturgi versi mereka sendiri yang biasa dicap sebagai ajaran sesat oleh publik sesuai arahan sang sutradara. apa yang membedakan apa yang dilakukan di dalam tempat sembahyang ini dengan yang ada di film horor itu?

even as a little kid, saya tau kalo saya tidak seharusnya berpikiran seperti itu. mungkin akan menimbulkan perang dunia ketiga kalo saya menanyakan ini ke guru sekolah minggu. but you can't help and wonder, kita kah yang gila, ato mereka yang gila? who is the normal one here?

ndugu
05-06-2013, 04:28 AM
jaman sd kelas 4. waktu itu kami lagi mengunjungi kakakku di rumah sakit yang baru operasi tulang patah. ortu lagi berada di kamar kakakku, sedangkan saya keluyuran berjalan kesana kemari di koridor2 rumah sakit. tiba2 saya melihat 1-2 suster lagi mendorong.. hmm, apa namanya.. tempat tidur, dengan seseorang di atasnya tapi tertutup sekujur tubuh dengan kain putih, bahkan mukanya juga tertutup. ada banyak orang juga yang berjalan mengikuti suster2 itu. saya tau kalo itu mayat, makanya sengaja saya ikut berjalan di antara rombongan orang2 di belakang suster itu. ntah kenapa, mungkin penasaran mayatnya mo diapain, mungkin sekedar pengen tau kamar mayat ada di mana, ga tau deh. sambil berjalan saya ngeliat kiri kanan sambil berusaha mengingat2 supanya nanti saya tau jalan kembali ke kamar kakakku.

trus rombongan kami terhenti sejenak, kami sampe di jalan buntu dan depannya ada pintu gede tertutup. wah, mungkin itu kamar mayatnya. kemudian susternya buka pintu itu dan kami semua masuk ke ruangannya. gelap dan sejuk. perasaan tidak ada ac, tapi sejuk, mungkin karena ruangan ini jarang dipakai. ga gitu keliatan jelas seluruh ruangannya, kayanya sih kosong. tapi kami ga lama di sana, rupanya di ujung ruangannya ada satu pintu lagi. ketika pintunya dibuka, ruangannya langsung diterangi warna jingga dari matahari sore. ah, sepertinya ini cuman ruang perantara aja, mungkin bukan ruang mayat. saya ngga bisa ngeliat jelas apa yang terjadi karena banyak orang dewasa di depanku yang tinggi2. yang pasti hampir semua orang keluar dari ruangannya dari pintu itu, dari jauh saya ngeliat mayatnya diangkut ke sebuah mobil dari sebuah yayasan. saya cuman berdiri di dekat pintu masih memandangi proses pemindahan mayat. sampe tiba2 susternya manggil "lho dek, kamu siapa, kok ada di sini?". saya lupa ngejawab apa. trus susternya bilang "wah, saya kirain kamu salah satu anggota keluarganya. untung saya periksa dulu sebelum kunci pintu, kalo ngga kamu sudah terkunci di dalam.. ayo keluar"

abis itu baru saya keluar dan kembali ke kamar kakakku.