PDA

View Full Version : Meninggalnya Diego, potret kebobrokan kompetisi di Indonesia?



etca
04-12-2012, 01:37 AM
sori oot,
baca di twit :
Kabar dari rekan-rekan Pasoepati, Diego Mendieta baru saja menghembuskan nafas terakhir di RS Moewardi Solo #RIPDiegoMendieta

Diego Mendieta siapa ya? ::ungg::

Fere
04-12-2012, 01:47 AM
kalo nggak salah dia adalah pemain persis versi Liga Indonesia
asal Paraguay..

setau gw kemarin anak2 pasoepati ngadain penggalangan dana
buat ngebantu biaya perawatan diego di RS

---------- Post Merged at 12:47 AM ----------

gugling :

http://suaramerdeka.com/foto_sport/345d3d0efb105b50a7957a4f3f75b6ee.jpg

etca
04-12-2012, 01:55 AM
rip diego

berarti balik k sana ya jenazahnya.
sakit apaan fer?

Fere
04-12-2012, 02:03 AM
nggak ngerti cak, gw nggak ngikutin beritanya, kalo dari berita
yang kemaren2 sih katanya tifus, dia sering ngeluh pusing dan
mual2 gitu..

gw malah baru tau kalo dia meninggal..

opi77
04-12-2012, 10:10 AM
gue pikir diego pacarnya nikita willy...
RIP diego...

Melonpan
04-12-2012, 10:15 AM
diego ini potret nasib pemain bola di indonesia saat ini...terutama pemain asing
dia kena tifus, tapi berhubung ga punya duit gara2 gajinya masih ditunggak klub, telat dibawanya ke RS. apalagi dia itu pemain asing yang notabene tinggal sendirian di Indonesia, dan ga punya penghasilan selain dari main bola. jadi kalau gajinya ga dibayar ya dia sama sekali ga punya duit

RIP Diego

BundaNa
04-12-2012, 06:28 PM
rip diego

berarti balik k sana ya jenazahnya.
sakit apaan fer?

khabar terakhir karena thyus...RIP buat diego

btw, masalah IQ...ITU CUMA MENYUMBANG 10% kesuksesan SESEORANG, kalo lo mau buka2 artikel tentang kecerdasan dan keberhasilan. Yang menyumbang lebih besar kesuksesan itu pola berlatih/belajar, stimulasi dan pola makan...plusssssssssssssssss MENTAL

bradon heat
04-12-2012, 08:11 PM
kalo nggak salah dia adalah pemain persis versi Liga Indonesia
asal Paraguay..

setau gw kemarin anak2 pasoepati ngadain penggalangan dana
buat ngebantu biaya perawatan diego di RS

---------- Post Merged at 12:47 AM ----------

gugling :

http://suaramerdeka.com/foto_sport/345d3d0efb105b50a7957a4f3f75b6ee.jpg

buset , ternyata mendieta yg persis solo
sempet pernah liat doi maen 2x pertandingan pas liga divisi primer isl ..


diego ini potret nasib pemain bola di indonesia saat ini...terutama pemain asing
dia kena tifus, tapi berhubung ga punya duit gara2 gajinya masih ditunggak klub, telat dibawanya ke RS. apalagi dia itu pemain asing yang notabene tinggal sendirian di Indonesia, dan ga punya penghasilan selain dari main bola. jadi kalau gajinya ga dibayar ya dia sama sekali ga punya duit

RIP Diego

::doh::::doh:: ini bener ??
ngenes banget , thypusnya telat ??
waduh bahaya, mungkin meninggalnya karena syok :(
RIP for him ::maap::

etca
04-12-2012, 08:48 PM
diego ini potret nasib pemain bola di indonesia saat ini...terutama pemain asing
dia kena tifus, tapi berhubung ga punya duit gara2 gajinya masih ditunggak klub, telat dibawanya ke RS. apalagi dia itu pemain asing yang notabene tinggal sendirian di Indonesia, dan ga punya penghasilan selain dari main bola. jadi kalau gajinya ga dibayar ya dia sama sekali ga punya duit

RIP Diego
weitss.. ngenes #sigh

tuscany
04-12-2012, 09:08 PM
RIP Diego. Dah sempat kirain Diego yg pacarnya Nikita Willy pula.

Itu kenapa sih gaji sampe ditunggak sebanyak itu ya? Klubnya bangkrut ato gimana?

BundaNa
04-12-2012, 09:44 PM
rata2 klub di indonesia nunggak gaji pemain, ini akibat dari ngandelin dana dari APBD

itsreza
04-12-2012, 09:58 PM
yang pakai APBD, tunggu gajinya turun di maret taun depan ::hihi::

Kingform
04-12-2012, 11:19 PM
dia beberapa kali keluar masuk RS karena ga mampu membayar biaya pengobatan
bahkan untuk sekedar pulang ke negaranya pun dia ga mampu

RIP Diego

beberapa berita soal diego:

Penyerang Persis Diego Mendieta Tutup Usia

Penyerang Persis Solo, Diego Mendieta, meninggal dunia karena sakit dalam usia 32 tahun di Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo, Selasa (4/12/2012) dini hari, setelah dirawat beberapa hari.

Menurut Pasoepati.net, Diego mengalami masalah kesehatan sejak November lalu dan menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Ia pertama kali dirawat di RSI Yarsis Solo. Saat itu, ia didiagnosis menderita tifus dan dirawat hingga sepekan.

Empat hari setelah pulang, ia kembali masuk rumah sakit. Kali ini, ia dirawat di PKU Muhammadiyah Solo. Setelah lima hari, penyakit Diego tak teridentifikasi. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Moewardi dan dirawat di sana hingga mengembuskan napas terakhir.

Salah satu hal yang membuat pengobatan Diego terputus-putus itu adalah karena kurangnya biaya. Menurut Tribunnews, sejak sakit hingga meninggal, Diego belum menerima gaji. Beberapa teman membantu biaya pengobatannya. Pasoepati juga melakukan penggalangan dana untuk perawatan Diego dengan menggelar nonton bareng pertandingan tim nasional Indonesia di ajang Piala AFF 2012.

Selama menjalani perawatan, Diego ditemani oleh rekannya, Arum. Menurut Arum, Diego beberapa kali mengatakan ingin pulang ke Paraguay dan meminta Arum mengurus kepulangannya ke Paraguay.

Mantan Ketua Umum Persis Solo, FX Hadi Rudiatmo, telah menyelesaikan biaya perawatan Diego dan mengurus pemulangan jenazah ke Paraguay. "Untuk peti matinya juga khusus. Semua sudah diurus," ujar Rudi seperti dikutip Antara.

Diego Mendieta lahir di Paraguay pada 13 Juni 1980. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, yang semuanya tinggal di Paraguay.

saus (http://bola.kompas.com/read/2012/12/04/12190414/Penyerang.Persis.Diego.Mendieta.Tutup.Usia)


Kisah Pilu Diego Mendieta

Nasib malang kembali dialami pemain asing yang mengadu nasib di Indonesia. Tak sanggup melunasi biaya rumah sakit karena gajinya belum dibayar, Diego Mendieta akhirnya meninggal dunia.

Diego sebelumnya bermain untuk Persis Solo versi PT Liga Indonesia. Musim lalu, penyerang asal Paraguay itu menyumbangkan delapan gol untuk Laskar Sambernyawa.

Pekan lalu, Diego dilarikan ke RS Dr Muwardi Solo. Dia mengeluh tidak enak badan, kepala pusing, dan sering muntah. Dari hasil pemeriksaan, pemain kelahiran 13 Juni 1980 itu terserang penyakit tifus dan lever.

Itu bukan kali pertama Diego masuk rumah sakit. Dia sebelumnya juga pernah diopname di RS Islam Surakarta Yarsis dan RS PKU Muhammadiyah. Tapi, dia terpaksa pulang karena tak bisa membayar biaya perawatan.

Diego tak punya uang karena gaji selama empat bulan dan uang muka kontrak yang menjadi haknya dikabarkan belum dibayarkan oleh pihak klub. Beruntung, masih ada beberapa teman yang mau memberikan bantuan.

Untuk membantu biaya pengobatan Diego, Pasoepati, kelompok suporter Persis, sempat melakukan aksi penggalangan dana. Aksi galang dana tersebut dilakukan bersamaan dengan acara nonton bareng timnas Indonesia yang tampil di Piala AFF 2012.

Tapi, belakangan kondisi Diego makin memburuk. Setelah sempat kritis, pemain bernama lengkap Diego Antonio Mendieta Romero itu akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa (4/12/2012) dinihari WIB di RS Dr Muwardi.

Diego meninggal dengan meninggalkan satu istri dan tiga orang anak: Enzo, Cielo Belin, dan Gaston. Jenazahnya rencananya akan dimakamkan di tanah airnya.

Ini bukan kali pertama seorang pemain asing meninggal di Indonesia. Bulan Oktober silam, mantan pemain Persita Tangerang, Persikota, Persiba Balikpapan, dan PSIS Semarang, Bruno Zandonadi, tutup usia akibat penyakit kanker otak.

saus (http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/12/04/081122/2108443/76/kisah-pilu-diego-mendieta?991104topnews)


Inilah Permintaan Terakhir Diego Mendieta

Pemain Persis Solo Diego Mendieta tutup usia akibat infeksi virus. Inilah pesan terakhirnya sebelum meninggal.

Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Dr Moewardi Solo selama dua hari, Diego tutup usia pada Selasa (4/12/2012) dinihari WIB.

Diego meinggal akibat infeksi cytomegalovirus yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya.

Virus tersebut membuat Diego rentan terkena penyakit, hingga membuat berat badannya turun 10 kg. Diego juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah.

Kematian Diego mengundang duka pelaku sepakbola nasional. Beberapa pemain seperti mantan kapten PSIM, Nova Zaenal dan pemain PSS Sleman, Anang Hadi, memasang foto BlackBerry Messenger mereka dengan foto Diego yang sedang tersenyum.

Mereka juga mengirimkan broadcast message yang berisi perimntaan terakhir Diego. Inilah pesan terakhirnya:

Gak minta gaji Full
Aku
Cuma minta tiket pesawat
Biar bisa pulang
Ketemu MAMAH
Dan
Mati di negara saya

RIP#Diego Mendieta

saus (http://bola.inilah.com/read/detail/1934031/inilah-permintaan-terakhir-diego-mendieta)

Kingform
04-12-2012, 11:48 PM
http://img.antaranews.com/new/2012/12/ori/20121204kecam.jpg
Kecam Kematian Diego

Ratusan suporter sepakbola Solo, Pasoepati, melakukan longmarch mengecam kematian mantan pemain Persis Solo, Diego Mendieta yang mereka anggap sebagai korban dari kesalahan sistem persepakbolaan Indonesia di Solo, Jateng, Selasa (4/12).

Diego yang semenjak sakit tidak dapat membiayai pengobatan dirinya akibat gaji berbulan-bulan yang belum di bayarkan klub dan bahkan sempat menerima sumbangan dari suporter maupun rekan pemain bola, akhirnya meninggal setelah terserang virus Cylomegalo yang menyerang mata hingga otak dan jamur Candidiasis yang menyerang kerongkongan dan saluran pencernaan semakin parah dan tidak dapat ditanggulangi. (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

ndugu
04-12-2012, 11:57 PM
aduh kasian banget :(
hidup sendirian di negara asing, meninggal di negara asing, tanpa sapa2. padahal dia pengen pulang ke keluarganya
*sigh*

Kingform
04-12-2012, 11:58 PM
Itu kenapa sih gaji sampe ditunggak sebanyak itu ya? Klubnya bangkrut ato gimana?

rata2 klub di indonesia nunggak gaji pemain, ini akibat dari ngandelin dana dari APBD
ini akibat klub yang ga profesional berlagak jadi klub profesional
tanpa APBD, hanya segelintir klub di Indonesia yang sanggup menghidupi dirinya sendiri lewat pemasukan tiket dan sponsor. klub kayak persib, tentu mudah saja dapet sponsor

lha terus sisanya gimana?
hidup segan mati tak mau. mereka2 yang termasuk klub ga populer, tentu saja kesulitan dapet sponsor. tadinya mereka dijanjikan dana dari konsorsium (setau gw baik lpi ato isl menjanjikan hal yang sama). tapi pada kenyataannya, dana dari konsorsium ini keluarnya ga lancar. bahkan ada juga yang dananya keluar cuman beberapa bulan pertama. abis itu? nol besar. akibatnya, banyak sekali klub2 di Indonesia yang menunggak gaji pemainnya

gw bahkan pernah baca, para pemain asing dari persekapas pasuruan sampe ngamen di jalanan demi menghidupi diri mereka selama di Indonesia. sungguh ironis. mereka berharap bisa mengais rejeki di Indonesia, tapi kenyataannya sungguh berbanding terbalik....

lily
05-12-2012, 12:15 AM
ya ampun kasian...

speechless bacanya...

tuscany
05-12-2012, 02:07 AM
Wow...sungguh zalim nih yg ga bayarkan gaji para pemain. Kayak Diego ini, bukan cuma dia yg menderita tapi anak istrinya juga. Mudah2an ini jadi satu penanda untuk segera betul2 membenahi manajemen sepakbola yang awut-awutan. Bukan cuma prestasi mandeg tapi dah sampe korban nyawa soalnya.

---------- Post Merged at 01:07 AM ----------

Wow...sungguh zalim nih yg ga bayarkan gaji para pemain. Kayak Diego ini, bukan cuma dia yg menderita tapi anak istrinya juga. Mudah2an ini jadi satu penanda untuk segera betul2 membenahi manajemen sepakbola yang awut-awutan. Bukan cuma prestasi mandeg tapi dah sampe korban nyawa soalnya.

opi77
05-12-2012, 08:53 AM
harusnya dana klub gak cuma andelin APBN aja...klub harusnya udah bisa mandiri...gila aja masa mo pake uang negara...
dan harusnya klub juga profesional lah udah neken kontrak harusnya bayar uang kontrak gak nunggak2...
bikin malu Indonesia aja...

itsreza
05-12-2012, 09:02 AM
masalahnya hanya sedikit perusahaan yang mau membiayai klub sepakbola
LPI yang digadang-gadang akan profesional pun ternyata mati di tengah jalan
dan malah setelah PSSI berganti kepengurusan jadi liga bodong yang tidak
diakui pendukung. Buat tim sepakbola dianggap mudah, padahal susah buat
tim jadi profesional tanpa punya pendukung setia. entah butuh apa lagi untuk
mencukupi penderitaan dunia sepakbola di indonesia

Kingform
05-12-2012, 09:14 AM
bener kata reza....
hanya sedikit perusahaan yang mau membiayai klub sepakbola.
track record kompetisi sepakbola di indonesia itu jelek banget. sering kerusuhan antar suporter, wasit yang ga beres, dll. perusahaan tentu ga memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang menguntungkan buat beriklan.

dualisme kompetisi dan kepengurusan memperparah keadaan. perusahaan kayak djarum, yang sebelumnya mau jadi sponsor kompetisi, sampe menarik diri ga mau melanjutkan kontrak

opi77
05-12-2012, 09:37 AM
sapa yang bikin peraturan kali klub didanai oleh APBN???...cabut aja tuch peraturan..emank sich gak gampang..semua klub udah manja gak mo mandiri...
apa ini gara2 PSSI atau semua udah kaya lingkaran setan???

---------- Post Merged at 08:37 AM ----------

PSSI juga gak tegas sich...gak ada disiplinnya...tuch liat kasus diego michels..cuma denda 500rb/hari????..what??????...disaat yang sama pemain perancis kena gantung sekian taun kasus ampir sama..yah gak bisa dibandingin sich antara Indonesia ama perancis...jauh banget...tapi setidaknya PSSI juga tegas dikit lah..
gak ada ketegasan dan gak ada disiplin sama sekali yah akan kaya gini trus...mo sapa jadi ketua PSSI atau sapa yang yang jadi badan pengatur sepak bola Indonesia...

Melonpan
05-12-2012, 10:10 AM
opi: krisis yang melanda klub2 di indonesia justru karena ada larangan memakai APBD
klub2 yang sudah terbiasa dimanjakan oleh APBD kelimpungan saat disuruh mencari dana sendiri

opi77
05-12-2012, 10:22 AM
oopppsss..sorry kirain masih pake dana APBN...
kalo eman dah gak pake APBN dan harus ada seleksi donk klub mana yang mampu ikut dan mana yang gak..dan harus ada syarat2 lainnya..
kayanya gampang banget bikin klub trus ikut kompetisi ntah itu LPI atau SLI..
permasalahan sepakbola Indonesia udah kompleks...

GiKu
05-12-2012, 10:52 AM
beritanya menyedihkan
::nangis::

Melonpan
05-12-2012, 01:56 PM
Gak minta gaji Full
Aku
Cuma minta tiket pesawat
Biar bisa pulang
Ketemu MAMAH
Dan
Mati di negara saya
sedih banget kalo baca ini....::nangis::

btw, FIFPro berencana melaporkan kasus diego ke FIFA


FIFPro Kecam Tragedi Diego Mendieta

Asosiasi pemain profesional (FIFPro) mengecam tragedi terkait meninggalnya Diego Mendieta, dan akan berusaha membantu memulangkan jenazah striker klub Dvisi Utama Indonesia Super League (ISL) Persis Solo itu ke Paraguay.

Mendieta mengembuskan nafas terakhir di Rumas Sakit Dr Moewardi, Solo, Senin (3/12) malam WIB. Menjelang akhir hayatnya, Mendieta mengalami kesulitan uang. Sebagian gajinya belum dibayarkan Persis. Menurut informasi, gaji yang masih diutang Persis mencapai lebih dari Rp100 juta.

“Jika kabar tentang Diego Mendieta benar ada kaitannya dengan permasalahan penunggakan gajinya di klub, ini tentu saja memalukan. Ini menjadi hal yang memalukan bagi persepakbolaan profesional di Indonesia,” cetus sekjen FIFpro Divisi Asia Frederique Winia di laman resmi organisasi.

“Saya mengetahui banyaknya cerita mengenai para pemain yang tidak digaji oleh klub, dan harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkannya. Tapi saya belum pernah mendengar cerita seorang pemain yang sedang sakit diabaikan oleh klubnya.”

“Menurut saya, klub dan federasi sepakbola Indonesia menyadari mereka telah gagal, dan harus memberikan penjelasan, terutama kepada keluarga Diego Mendieta.”

“Upaya terakhir klub adalah membayar gaji yang tertunggak kepada keluarganya: istri dan tiga anak-anaknya.”

FIFPro juga telah menerima laporan dari asosiasi pesepakbola profesional Indonesia (APPI) mengenai adanya kesulitan memulangkan jenazah Mendieta akibat biaya trasportasi yang mahal. Jika belum ada solusi, FIFPro akan menanggung biayanya. FIFPro saat ini masih menunggu semua dokumen yang berkaitan dengan meninggalnya Mendieta.

“Setelah kami menerimanya, kami akan membawa permasalahan menyedihkan ini agar menjadi perhatian bagi FIFA,” kata Winia.

FIFPro juga menuntut agar federasi sepakbola Indonesia menuntaskan permasalahan manajemen klub yang kerap terlambat membayar gaji pemain. Bagi FIFPro, situasi ini memalukan, karena klub seharusnya mendapat sanksi ketika mereka tidak membayar gaji pemain, yang menjadi hal terpenting dalam sepakbola profesional.

kandalf
05-12-2012, 02:07 PM
^
Menurutku memang kasus ini layak jadi di-mendunia-kan.
Jujur aja, aku antara malu dan sedih membaca beritanya dari kemarin.

Btw,
menurutku, kesalahan paling awal adalah klubnya.
Seharusnya, pengelola klub, sudah bisa memprediksi apakah dia sanggup menggaji setidaknya 3 bulan ke depan. Para pengusaha biasanya punya cadangan usaha. Kalau dia merasa peluangnya tipis maka:
1. PHK; atau
2. alihkan pegawai ke tempat baru.

Perusahaanku dahulu tahun 2009 melihat krisis, dan melihat keuangan semakin menipis dan tak sanggup membayar, membujukku untuk mendaftar ke perusahaan lain.

Kalau dalam urusan klub bola, berarti harusnya klub-nya Diego menjual Diego ke klub lain.
Atau phk, beri pesangon, dan tawarkan untuk memulangkan dia.

Ini pandangan gue yang bukan penggemar bola tetapi sebagai buruh.

etca
05-12-2012, 02:09 PM
ga nyangka berita yg gw baca di twit, dan ditanyain dimarih.
tyt jadi kasus persepakbolaan indonesia yg memilukan sekaligus memalukan.

KanCrut
05-12-2012, 02:39 PM
gile ya cuma gara2 tifus bisa sampe meninggal..
ini udah parah banget si, sampe ga punya duit buat ngobatin tifus coba (penyakit yang itungannya sudah penyakit umum dan mudah diobatin)..::doh::

GiKu
05-12-2012, 03:00 PM
tifus kalo gak ada yg ngerawat ya bisa meninggal

heihachiro
05-12-2012, 03:02 PM
expat yang nasibnya ngenes di Indonesia ya pemain sepak bola ya.. ::ungg::

RIP Diego Mendieta

ada hubungannya ama Gaizka Mendieta ga sih?

kandalf
05-12-2012, 03:05 PM
gile ya cuma gara2 tifus bisa sampe meninggal..
ini udah parah banget si, sampe ga punya duit buat ngobatin tifus coba (penyakit yang itungannya sudah penyakit umum dan mudah diobatin)..::doh::

Hmmm... seumum apakah ya, Tifus.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Fievre_typhoide.png

Yang jelas, karena gak digaji, Diego depresi. Depresi itu bisa memperparah penyakit, mau dirawat bagaimanapun.

BundaNa
05-12-2012, 03:42 PM
emang perlu dilaporkanke FIFA, biar dirombak sekalian PSSI, Liga pronya juga perlu diberesin, pemain asing juga diseleksi dengan benar, pengurus klub juga diberesin (banyak juga yang korupsi dana APBD kog -_-). GU juga mengalami hal yang sama, di sidoarjo juga ngalamin yang sama, tim dibubarkan, gaji pemain belum cair berbulan2...ada indikasi penyelewengan dana juga, ada juga gaji melebihi kemampuan...PERLU DIROMBAK ABIS

opi77
05-12-2012, 04:38 PM
setuju banget kalo dilaporin ke FIFA...biar ancur sekalian PSSI...tapi gue heran kenapa PSSI lolos mulu yah dari hukumannya FIFA...hhhhmmmmm....

Melonpan
05-12-2012, 05:28 PM
Persis Solo Lunasi Gaji Mendiang Diego Mendieta

Manajemen klub Persis Solo akhirnya menyelesaikan tunggakan gaji Diego Mendieta.

"Kekurang pembayaran gaji sudah langsung kami transfer ke istri Mendieta di Paraguay," kata mantan Manajer Persis Solo, Totok Supriyanto di Solo, hari ini, Rabu (5/12).

Sayangnya, Totok tidak bersedia mengungkapkan berapa besar tunggakan gaji yang telah dibayarkan Persis.

Menurut Totok, gaji yang dibayarkan tersebut sesuai dengan masa kerja Diego selama empat bulan bersama Persis.

"Yang kami sampaikan hanya gaji yang belum terbayar, tidak ada yang lain," imbuhnya.

Adapun soal santunan yang mungkin diberikan, hal tersebut masih dibicarakan manajemen klub.

Di luar masalah gaji, lanjut dia, berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan almarhum Diego merupakan tanggung jawab agen.

Kendati begitu manajemen Persis tetap mengupayakan untuk memfasilitasi pemulangan jenazah Diego ke Paraguay.

Rencananya, jenazah Diego akan dipulangkan ke Paraguay dengan menggunakan pesawat dari Bandara Adi Soemarmo, via Jakarta, sore hari ini.

Mantan penyerang Persitara Jakarta Utara yang memiliki nama lengkap Diego Antonio Mendieta Romero di Assuncion itu meninggal dunia karena sakit akibat jamur dan virus di Rumah Sakit Dr Moewardi Solo, Selasa (4/12) dini hari.

Diego meninggal akibat virus dan jamur yang menyebar di tubuhnya hingga menyebabkan ketahanan tubuhnya menurun.
setelah meninggal baru dilunasin gajinya...gila bener ::grrr::

bradon heat
05-12-2012, 08:01 PM
solo yah ??? karena gak ada jokowi ??? :mikir:
persis masih APBD atau "dipaksa" mandiri ??

soal typoid kalau gk di sembuhin , usus bisa perforasi atau bocor loh -_- , apalagi beliau udah kena komplikasi penurunan imunitas sampe ada jamur segala ...


menurutku, kesalahan paling awal adalah klubnya.
Seharusnya, pengelola klub, sudah bisa memprediksi apakah dia sanggup menggaji setidaknya 3 bulan ke depan. Para pengusaha biasanya punya cadangan usaha. Kalau dia merasa peluangnya tipis maka:

setuju, mustinya klub juga memperhitungkan soal pembayaran ,
bukan cuma gara2 doi luar negeri trs pembayaran diatas pemain lokal , tanpa memperhitungkan pembayarannya bagaimana -_-

Kingform
05-12-2012, 08:08 PM
Kasus Diego Mendieta, Potret Kecil Buruknya Sepak Bola Indonesia

Kematian memang bisa menjemput manusia kapan saja tanpa pernah bisa diduga. Namun demikian, kematian tragis Diego Mendieta patut disesalkan. Mantan pemain Persis Solo asal Paraguay itu menghembuskan napas terakhir dalam kesendirian dan ketidakadilan.

Hingga ujung hayat, Diego masih belum menerima gaji selama empat bulan sebesar Rp120 juta. Hak yang tak terbayarkan ini meninggalkan keprihatinan mendalam. Inilah puncak gunung es karut-marutnya tatanan sepak bola Indonesia.

Bukan rahasia lagi bahwa banyak pemain di kompetisi Indonesia yang belum menerima gaji — baik itu di LSI (versi KPSI) maupun LPI (versi PSSI). Penyebabnya? Ketidakbecusan pengelola sepak bola di negeri ini.

Di Indonesia, kompetisi level negara nyaris tak berbeda dengan turnamen antarkampung. Maklum, tak pernah dibangun berdasarkan studi kelayakan. Tidak ada riset dan kalkulasi berapa biaya minimal yang harus dikeluarkan sebuah klub untuk ikut kompetisi. Akibatnya, tidak ada kejelasan dari mana saja klub seharusnya menggali sumber dana.

Selanjutnya, tak diketahui daerah mana yang pantas menyelenggarakan kompetisi di lapis satu-dua-tiga-dan seterusnya. Tidak pula diperhitungkan apakah kota tertentu memiliki daya beli tiket dan suvenir klub. Tak ada pula aturan tentang siapa yang berhak punya klub dan tak ada aturan kepemilikan saham. Tak ada panduan bagaimana dan oleh siapa semestinya klub dikelola, bagaimana keamanan kompetisi diurus, bagaimana klub diberi kompas untuk menjaring dana/sponsor.

Ini semua tak pernah jelas.

Mungkin Indonesia satu-satunya negara besar di dunia dengan kompetisi (yang katanya profesional) tanpa fondasi yang kuat, bagus, baik, dan benar. Padahal, selain sebagai industri hiburan, kompetisi profesional juga berfungsi sebagai muara pembinaan sepak bola sebuah negeri. Tapi sepertinya di Indonesia, kedua fungsi ini diabaikan.

Pendeknya, kompetisi Indonesia tak punya desain besar. Andai ada, itu cuma macan kertas. Prinsip "pokoknya jalan" menjadi kunci. Itulah sebabnya konfigurasi jadwal pertandingan pun belang bonteng. Masa kompetisi dari musim ke musim selalu tak jelas. Rencana dibuat parsial. Sanksi dan aturan bisa direkayasa kapan saja sesuai kepentingan. Kompetisi amburadul.

Dari sini, kita tidak heran lagi bila klub bergerak liar (misalnya dengan membeli pertandingan dan bahkan gelar juara). Kita juga tidak heran bila kompetensi wasit amatlah rendah. Wasit tidak becus, wasit mudah “dititipi”, juga wasit yang jadi bulan-bulanan pemain karena sering menghadiahkan penalti di menit-menit terakhir suatu pertandingan.

Kita juga tidak heran bila tiada standar kualitas pemain, maklum yang memilih pemain adalah pengurus klub (bukannya pelatih). Padahal para pemain ini ujung tombak kompetisi kasta tertinggi dengan putaran uang ratusan miliar rupiah.

Uang itu seperti dibakar tanpa ada hasil yang bisa dibanggakan. Yang muncul justru masalah demi masalah mendasar.

Kompetisi profesional bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri dalam sistem sepak bola sebuah negara. Dia hanyalah puncak piramida pembinaan. Tentu saja kompetisi puncak membutuhkan topangan dari bawah. Fondasi harus kuat. Tatanan harus jelas. Dengan sebuah piramida, pengelola dan pelaku sepak bola menjadi paham di mana peta mereka dan ke mana tujuan. Tanpa itu semua Indonesia menjadi sulit dan mungkin tidak akan pernah berprestasi.

Memang Indonesia pernah juara SEA Games 1991, meski belum punya piramida pembinaan. Tetapi itu 21 tahun yang lalu. Kini dunia sudah berubah. Sepak bola dan pengelolaannya berevolusi tanpa henti. Indonesia tidak bisa hanya bermodalkan romantisme, mengenang kejayaan masa lalu, seolah-olah dunia tidak bergerak.

Indonesia juga tidak bisa naif menyalahkan konflik PSSI-KPSI sebagai biang keladi kegagalan. Betul, konflik memang menyebabkan tim nasional tidak diperkuat pemain terbaik. Tetapi tanpa konflik pun kita sudah kesulitan berprestasi. Ingat, pada Piala AFF 2010 kita juga gagal juara.

Sudah saatnya PSSI membuat cetak biru piramida pembinaan dan pengelolaan sepak bola. Membuat liga berjenjang yang dijalankan dengan teratur dan konsisten adalah syarat mutlak. Berbagai lapisan kompetisi itu akan melahirkan pemain dalam jumlah besar dari tahun ke tahun. Dia juga akan membutuhkan panitia pertandingan dalam jumlah banyak. Dia pun akan memerlukan kurikulum sepak bola.

Sudah saatnya pula PSSI membenahi dan menyusun ulang konsep kompetisi profesional di negeri ini. Jangan lagi hanya mengandalkan prinsip parsial dan asal jalan saja. Perhitungan hak dan kewajiban setiap pelaku dalam bungkus industri menjadi penting. Jangan biarkan lagi klub amatir dan sumber dana tak jelas bisa mudah ikut liga.

Jangan lagi ada pemain yang bayarannya macet. Jangan lagi ada pertandingan yang berubah jadi pameran jurus pencak silat. Jangan lagi ada wasit yang berfungsi ganda (terima titipan duit, juga terima bogem mentah pemain).

saus (http://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/diego-mendieta--potret-kecil-buruknya-sepak-bola-indonesia-061159302.html)
ternyata ga cuman gw yang beranggapan kalo kasus meninggalnya diego ini merupakan potret buruknya kompetisi di Indonesia

---------- Post Merged at 07:07 PM ----------


solo yah ??? karena gak ada jokowi ??? :mikir:
persis masih APBD atau "dipaksa" mandiri ??
persis dan klub2 'profesional' lain udah ga dapet kucuran dana APBD kok don...
makanya banyak banget kasus klub2 yang nunggak gaji pemain

Kingform
05-12-2012, 09:48 PM
Jenazah Diego Mendieta Diterbangkan ke Jakarta Sore Ini

Jenazah striker Persis Solo, Diego Mendieta, akan diterbangkan ke Jakarta dari Bandara Adi Sumarmo, sore ini, Rabu (5/12/2012). Sebelum itu, jenazah disemayamkan di rumah duka Tiong Ting, Kota Solo, Jawa Tengah.

Jenazah dibawa dari RS dr Moewardi Solo pukul 13.30 WIB dan segera dibawa ke rumah duka. Teman dekat, para mantan pemain Persis Solo, Pasoepati, serta agen pemain, yang selama ini selalu mendampingi Diego sejak awal sakit nampak mendampingi dan ikut membantu mengangkat jenazah.

Menurut rencana, jenazah Diego akan diberangkatkan ke jakarta sekitar pukul 16.00. Setelah itu, jenazah akan diserahkan kepada pihak kedutaan besar Paraguay untuk Indonesia dan dipulangkan ke Paraguay.

Theodora Wulansari dari PT Javindo (agen) mengatakan, semua urusan terkait kepulangan Diego telah selesai. Demikian juga dengan gaji pemain tersebut yang tertunggak selama empat bulan. "Semua sudah dibayarkan. Saya sudah mentransfer semua uangnya ke istri Diego," ujar Wulan yang enggan menyebutkan besaran uang yang akhirnya cair.

Wulan mengaku menyesalkan bahwa semua perhatian dan pembayaran gaji baru diberikan setelah Diego meninggal dunia karena terserang citomegalovirus (CMV).

saus (http://bola.kompas.com/read/2012/12/05/14134739/Jenazah.Diego.Mendieta.Diterbangkan.ke.Jakarta.Sor e.Ini)

-------------------------------------------------------------------------
Mendieta dan Preseden Buruk Sepak Bola Indonesia

Baru Oktober lalu pemain asing asal Brasil, Bruno Zandonadi, meninggal dunia karena infeksi otak dan dalam kondisi ekonomi yang minim. Kini, publik kembali terpukul oleh meninggalnya Diego Mendieta. Legiun asing Persis Solo tersebut mengembuskan napas terakhir di usia 32 tahun karena CMV (cytomegalovirus) yang menyerangnya sejak November lalu. Penyerang asal Paraguay itu awalnya didiagnosis menderita sakit tifus.

Dua kasus itu jelas akan menjadi preseden buruk sepak bola Indonesia. Orang luar akan melihat sangat mengerikan menjadi pemain profesional di Indonesia. Ditambah lagi, sepak bola Indonesia sedang tak jelas arahnya karena para pengurusnya justru sibuk bertarung.

Ironisnya, Mendieta kesulitan memulihkan penyakitnya secara intensif. Bukan karena penyakitnya tak bisa dilawan, melainkan karena keuangan yang minim. Pengobatan Mendieta terputus-putus karena kurang biaya setelah gaji pemain kelahiran 13 Juni 1980 tersebut belum dibayar selama empat bulan dan uang muka kontraknya juga belum dibayarkan oleh pihak klub. Beberapa teman sempat membantu biaya pengobatannya. Pasoepati (kelompok suporter Solo) juga melakukan penggalangan dana untuk perawatan Diego dengan menggelar nonton bareng pertandingan tim nasional Indonesia di ajang Piala AFF 2012.

Nasib Mendieta nyaris serupa dengan apa yang dialami Bruno Zandonadi. Mantan pemain Persita Tangerang itu juga sempat kesulitan membiayai pengobatan radang otaknya. Akhirnya, Bruno meninggal pada 13 Oktober lalu. Kepergian Bruno dan Mendieta sudah cukup menggambarkan bahwa masih banyak klub yang dikelola serampangan. Beberapa klub sering memilih nekat berkompetisi meski tak memiliki dana yang cukup kuat. Tak pelak, pemain sering jadi korban karena klub kesulitan membayar gaji.

Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), setidaknya ada 13 klub baik di Indonesia Super League atau Indonesia Premiere League (IPL) tercatat menunggak gaji pemain pada musim lalu. Mereka di antaranya Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, PSM Makassar (IPL), Persema Malang, Pelita Jaya, Persibo Bojonegoro, PPSM, Bontang FC, Persiraja, Persela, Arema Malang, dan Persija Jakarta (ISL).

Kasus di Bontang FC sempat paling menonjol dan memilukan. Pemain Bontang FC harus rela makan nasi bungkus akibat dampak krisis finansial yang melanda klub asal Kalimantan Timur tersebut. Mereka juga sempat mogok bermain menuntut gaji yang belum dipenuhi oleh manajemen selama lebih dari setengah tahun.

Sudah jelas, dibutuhkan dana yang tidak sedikit bagi klub untuk mengarungi kompetisi. Bahkan, klub bisa mengeluarkan dana lebih dari Rp 20 miliar untuk satu kompetisi. Sedangkan pemasukan klub Indonesia belum memuaskan. Satu-satunya sumber dana di luar donasi patron atau pemerintah adalah tiket penonton. Itu pun, sering kali hasil penjualan tiket tak menutup dana yang dikeluarkan.

Langsung atau tidak, masalah ini ada hubungannya dengan konflik sepak bola Indonesia. Dua kubu yang bertikai, PSSI dan KPSI, seolah-olah bersaing membangun kompetisi sehingga ada dualisme kompetisi yang melahirkan banyak klub. Setiap klub juga saling berlomba mengontrak pemain asing, entah punya uang atau tidak, karena seolah sudah menjadi kewajiban demi gengsi kompetisi.

Parahnya, banyak klub yang terkesan asal ikut kompetisi tanpa berpikir bagaimana mengelola klub dan kompetisi yang diikuti. Sehingga, wajar jika banyak klub mengalami kesulitan keuangan yang pada akhirnya berimbas ke kesejahteraan pemain.

Lalu, akankah para "petarung" sepak bola Indonesia itu terus bertarung dan menganggap seolah-olah tak pernah ada kematian Bruno Zandonadi dan Diego Mendieta?

Konflik yang berlarut-larut ini sudah banyak memakan "korban". Semata-mata bukan persoalan gaji saja. Beberapa pertandingan masih diwarnai kekisruhan, termasuk tidak puasnya tim terhadap kualitas wasit atau bentrok antarsuporter yang kerap memakan korban nyawa.

Pada 13 Mei lalu, penonton dan suporter Persipura bentrok dengan pihak keamanan setelah tim kebanggaannya kalah 0-1 dari Persija Jakarta di Lapangan Mandala Jayapura. Pemain Persija pun sempat adu jotos dengan pemain Sriwijaya FC di hotel beberapa waktu lalu. Setelah itu, masih pada bulan Mei, tiga suporter tewas dalam pertandingan Persija Jakarta melawan Persib Bandung.

Belum lagi lima nyawa Bonek Mania—sebutan pendukung setia Persebaya—melayang karena terjatuh setelah kereta barang yang mereka tumpangi dilempari batu oleh warga saat masuk wilayah Babat, Lamongan, pada 9 Maret lalu.

Rasanya, tidak cukup hanya menyampaikan rasa belasungkawa atas kematian Mendieta. Kasus Mendieta atau kasus lainnya sudah seharusnya menjadi pelajaran serius oleh berbagai pihak yang berseteru untuk fokus memperbaiki sepak bola yang sudah karut-marut. Sudah jelas sepak bola Indonesia membutuhkan penanganan lebih profesional, rapi, kompak, dan menyeluruh. Tugas berat ini jelas tak bisa diatasi dengan cara berkonflik dan mempertahankan dualisme kompetisi maupun kepengurusan.

Maka, akan menjadi semakin aneh dan lucu jika masih ada yang ngotot bertikai dengan mengedepankan ego atau kepentingan kelompok. Ibarat perang merebut kemenangan, tetapi tak peduli tanah yang dipijak rusak dan porak-poranda.

saus (http://bola.kompas.com/read/2012/12/05/05301485/Mendieta.dan.Preseden.Buruk.Sepak.Bola.Indonesia)

karst
05-12-2012, 10:22 PM
liga yang katanya profesional tapi klub-klubnya nunggak gaji pemain , nggak lucu
gak cuma klubnya sampe federasinya aja suka telat bayar uang hadiah juara
mendingan itu yang sok-sokan jadi penyelamat sama yang sok paling bener
sadar diri ajalah dan mundur aja dari persepakbolaan indo

ndableg
06-12-2012, 02:03 AM
Ud deh.. pemaen2 asing dipulangkan aja semua.. ga perlu juga.

Coba kalo ada TKW ke indonesia.. ya nasibnya kaya TKP ini (Tenaga Kerja Paraguay). Jadi akui saja.. memang susah menghargai tenaga kerja asing dari luar.

Kecuali kalo tenaga kerjanya kerja diperusahaan gede alias expat alias beduit.. disembah..

opi77
06-12-2012, 08:36 AM
^^^
gue setuju ama ide ini...gak semua pemain asing yang skillnya melebihi pemain2 indonesia juga malah ada yang lebih jelek mainnya dibanding pemain asli indonesia sendiri...tapi yah gitu lah orang Indonesia menganggap kalo pemain asing itu hebat,skill diatas rata2 semua..penyembahan yang keterlaluan banget..

Melonpan
06-12-2012, 10:22 AM
biasalah indonesia. kalo ga ada pemain asing dianggap ga elit ::oops::

BundaNa
06-12-2012, 02:45 PM
SDM bola di Indonesia itu banyak banget. Yang perlu dibenahi itu fasilitas, sarana dan SISTEM

opi77
06-12-2012, 03:06 PM
yap bener sistem harus dibenahin....susahnya sepakbola udah dijadikan komoditas politik sich...gak suka bikin tandingan..kan harusnya juga duduk satu meja selesaikan baik2...
waktu NH dipenjara masih aja dia yang pimpim PSSI...cuma ada di Indonesia aja kayanya kasus kaya gitu....karena keegoisan salah satu pihak makanya jadi ancur imej,prestasi sepakbola Indonesia...

KanCrut
06-12-2012, 09:33 PM
Hmmm... seumum apakah ya, Tifus.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Fievre_typhoide.png

Yang jelas, karena gak digaji, Diego depresi. Depresi itu bisa memperparah penyakit, mau dirawat bagaimanapun.

peta apaan tuh kandalf?

Kingform
07-12-2012, 01:26 AM
tadi gw baca di koran, ternyata ga cuman FIFPro yang berencana mengadukan kasus diego ke FIFA...asosiasi sepakbola Paraguay juga berencana melakukan hal serupa....kasus kematian diego ini rupanya menarik perhatian masyarakat sepakbola di paraguay

BundaNa
07-12-2012, 06:05 PM
intermezzo...di tipi disorot perempuan bernama Arum yang mengaku teman dekat DIego....dia udah punya istri bukan di Paraguay?

nodivine
07-12-2012, 09:33 PM
^
udah. ada anak kalo gasalah 2.

gw berharap sih, antara dua pengurus dungu ini, antara PSSI atau KPSI, dihukum berat deh.
kalau perlu dikasih list warning berat, biar pada ngerti, itu nyawa orang bukan dianggap maenan ::doh::.

udah disuruh maen di negeri orang, da gitu ga dibayar pula.
dibayarnya pas udah ga ada ::bwekk::

BundaNa
09-12-2012, 09:50 PM
sebelum diego ternyata bulan oktober apa november pemain persikota asal brasil, namanya bruno juga meninggal gegara gak ada biaya perawatan...udah bagus deh, banned aja Indonesia dari FIFA, biar pada pulang itu pemain2 asing::grrr::

spears
12-12-2012, 06:03 PM
TRIBUNNEWS.COM - Kisah miris mendera skuat PSMS "Swasta" di awal pelaksanaan training centre atau pemusatan latihan di lapangan Stadion Kebun Bunga, Selasa (14/12/2012) kemarin pagi. Usai gelaran latihan reguler, Affan Lubis dan kawan-kawan yang masih berpeluh di sekujur tubuh "menyerbu" santapan sarapan yang disediakan suporter loyalis tim berjuluk Ayam Kinantan ini. Menu tersedia terbilang lumayan memenuhi standar gizi, di antaranya sup ayam, soto telur, jus tomat dan air mineral.

Pemain, tim pelatih dan puluhan suporter bersantap bersama. Sesekali terdengar guyonan yang mengundang gelak tawa. Bau apek keringat tak lagi dipedulikan karena lapar dan lelah yang mendera.

Memang, tak ada keluhan yang mencuat di tengah situasi itu. Namun, abainya perhatian dari pengurus yang tidak mengakomodir kebutuhan logistik tim sungguh konyol. Fokus pada pelaksanaan kongres bukanlah pembenaran atas kondisi itu. Suporter dalam konteks ini, bukanlah pihak yang bertanggungjawab.

Karena itu, empati yang mereka tunjukkan seharusnya membuat malu pengurus.

Kontrak yang digantung dan ketiadaan pasokan logistik adalah cerminan ketidaksiapan pengurus. Parahnya lagi, tak seorangpun dari pengurus yang terlihat hadir di lapangan.

Pelatih kepala PSMS "Swasta" Suimin Diharja mengapresiasi kepedulian suporter yang dinilainya luar biasa. Tak sedikitpun ia menyinggung perihal pengurus. "Kemarin, kami pikir bantuan suporter ini hanya wacana saja. Tapi suporter pencinta PSMS ini membuktikan betapa besar rasa kepemilikan mereka atas tim," katanya kepada Tribun di pelataran Mes Kebun Bunga, Selasa (11/12/2012).

Suimin yang sarat pengalaman di dunia kepelatihan menuturkan konsumsi sarapan tersebut belum maksimal memenuhi standarisasi gizi bagi atlet. "Ahli gizi menyebutkan atlet harus mengonsumsi sarapan yang mengandung 2 ribu kalori, makan siang 2 ribu kalori dan makan malam seribu kalori. Kalau diakumulasikan menjadi 5 ribu kalori. Tampaknya, ini belum bisa terpenuhi. Sarapan hari ini berkisar 1500 kalori," katanya datar.

Lantas apa respons pengurus?. Chief Executive Officer (CEO) PSMS "Swasta" Alexander Gho mengucapkan terimakasih pada suporter. Alih-alih mengevaluasi kekonyolan ini, ragam alasan justru dilontarkan. Ia mengaku tak pernah ada komunikasi perihal pasokan kebutuhan pemain.

"Saya ucapkan terimakasih kepada suporter. Ternyata ada yang mengurus pemain sewaktu saya dan beberapa pengurus sedang di Jakarta. Saya bukan tidak sanggup atau tak mau memberikan pemain makan. Tentang kebutuhan logistik pemain ini, belum pernah diberitahukan kepada saya," katanya saat dihubungi lewat ponselnya.

Lalu bagaimana langkah ke depannya?. "Kan, sudah ada pecinta PSMS yang mengurus makanan pemain. Kalau mereka sanggup urus makannya, ya dilanjutkan saja niat baik mereka itu," ucapnya. (ibr)

http://id.olahraga.yahoo.com/news/pengurus-berdalih-sibuk-pemain-psms-tak-lagi-diberi-224225940--sow.html

::doh::::doh::::doh::

Kingform
12-12-2012, 07:28 PM
satu lagi contoh klub yang berlagak profesional.....::takmungkin::

tapi yang bikin gw heran, itu kontrak pemain digantung, kenapa pemainnya masih mau latihan?

danalingga
12-12-2012, 07:41 PM
Lalu bagaimana langkah ke depannya?. "Kan, sudah ada pecinta PSMS yang mengurus makanan pemain. Kalau mereka sanggup urus makannya, ya dilanjutkan saja niat baik mereka itu," ucapnya. (ibr)

Epic.

Bener2 dah parah banget.
Mang niatnya dah bukan ngurus bola.

BundaNa
12-12-2012, 10:03 PM
meres tenaga orang bisa, kontrak ga jelas, eh makan buat pemain aja ngemis sama supporter. hebat memang pengurusnya-_-

heihachiro
12-12-2012, 11:09 PM
ISL lagi launching tuh

lha buat kontrak pemain dan pelatih musim depan kuat, ngelunasin gaji yg lalu2 masa ga bisa -_-

karst
12-12-2012, 11:28 PM
^ udah ditanggung tuh sama pt liga indonesia


PT Liga Indonesia Ambil Alih Tunggakan 6 Tim

Pemain jangan sampai jadi korban.

Enam klub ISL musim lalu yang terlilit masalah finansial bernapas lega. Sisa tunggakan gaji yang belum diberikan kepada pemain akan ditanggung oleh PT Liga Indonesia (PT LI). Dengan kata lain, PT LI akan mengambil alih. Keenam klub tersebut adalah Persidafon Dafonsoro, PSPS Pekanbaru, PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, dan PSAP Sigli. Dua tim ini, yakni PSAP dan PSMS degradasi ke Divisi Utama.

Pengambilalihan disampaikan langsung oleh Joko Driyono, CE0 PT LI. “Isu pertama yang dibahas dalam manajer meeting adalah masalah pemain. Terkait banyaknya tunggakan klub ke pemain, bebannya akan ditangai oleh Liga (PT LI),” kata Joko kepada wartawan di Hotel Park Lane, Casablanca, Jakarta Selatan, Jumat (29/9).

Menurut Joko, langkah ini diambil agar pemain dan pelatih tak menjadi korban. Kendati begitu, Joko menambahkan, bukan berarti PT LI menanggung beban persoalan klub. Dijelaskan Joko, hak-hak pemain seperti kontribusi komersial disinkronkan dengan hak-hak yang seharusnya diterima oleh klub dari PT LI.

Langkah selanjutnya, musim depan PT LI tak mewajibkan klub membayar uang muka sebesar 25 persen pemain yang dikontrak. “Mekanisme pemberian 25 persen di depan ditiadakan. Agar klub tidak terbeban di awal,” kata Joko.

sumber (http://www.supersoccer.co.id/sepakbola-indonesia/pt-liga-indonesia-ambil-alih-tunggakan-6-tim/)

Kingform
12-12-2012, 11:54 PM
udah? gitu doang? klub yang menunggak ga dapet hukuman apa2? LUAR BIASA ::up::
kalo klub2 (yang katanya profesional) dimanjain terus2an kayak gini, kapan sepakbola di negara ini bisa maju?

:capek:

nodivine
13-12-2012, 01:34 AM
satu lagi contoh klub yang berlagak profesional.....::takmungkin::

tapi yang bikin gw heran, itu kontrak pemain digantung, kenapa pemainnya masih mau latihan?

biasa kalau pemain asing, lebih profesional. tapi ga tau juga, mereka diiming imingin apaan ama pelatihnya.

heran gw, udah tau budget ama pendapatan ga seimbang, masih dengan bangganya transfer pemain dari luar.
giliran gajian, malah pada lepas tangan. mending sekalian ditutup deh biar pada ga bisa ambil pemain dari luar.

gimana Indonesia ga maju maju ::doh::
pembinaan usia dini juga ga jalan ya? percuma aja berarti.

spears
13-12-2012, 09:34 AM
Ga nyangka ya seorang CEO ngomongnya gitu. Kayak orang ga sekolah