PDA

View Full Version : Juki marah2 gara2 pidio dpr jalan2 dengan ngaku dinas masuk ke yutub



silverjade
27-11-2012, 11:38 AM
Ketua DPR Tuduh KBRI Jerman Penyebar Video Studi Banding
BERITASATU.COM - Marzuki Alie mengancam akan melaporkan kepada Menlu terkait dugaan Kedubes RI Jerman sengaja mengerjai anggota DPR dari Komisi I.
Ketua DPR RI Marzuki Alie menuding Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Jerman telah menyebarkan video kegiatan anggota DPR Komisi I selama melakukan studi banding di Jerman.
"Ini ada apa dengan Duta Besar Indonesia yang ada di Jerman? Kok di Jerman selalu begitu? Berarti ada sesuatu yang salah dengan Duta Besar kita di sana. Dan saya dengar masih perlu dibuktikan ada indikasi ke sana mau mengerjai anggota DPR," kata Marzuki, saat ditemui di Hotel JW Marriott, Jakarta, Senin (26/11).
Menurut Marzuki, video kegiatan anggota Komisi I yang diunggah di YouTube itu bukanlah hasil liputan PPI Jerman. Video tersebut, kata dia, merupakan hasil rekaman yang dimiliki Kedubes RI di Jerman. "Itu liputan daripada staf Kedubes. Ada apa dengan staf Kedubes kita?" tukas dia.
Marzuki mengancam akan melaporkan hal ini kepada Menteri Luar Negeri (Menlu), terkait dugaan Kedubes RI Jerman yang menurutnya telah mengerjai anggota DPR dari Komisi I.
"Saya sudah SMS tadi pagi pada menteri (Menlu), untuk diteliti dan lihat, mengapa ada kejadian ini. Jelas kok anggota, DPR siap berkomunikasi. Tapi kok dibilang tidak?" ungkap dia.
Untuk diketahui, PPI Jerman mengunggah sebuah video anggota DPR Komisi I yang melakukan studi banding terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Keinsinyuran. Nyatanya selama di Jerman, anggota DPR tertangkap kamera tengah berbelanja di sejumlah pusat perbelanjaan. Salah satunya adalah Hayono Isman dari Partai Demokrat yang terlihat tengah membeli dasi.
Selain itu, PPI Jerman juga menolak kehadiran anggota DPR, karena kunjungan kerja yang dilakukan dinilai salah alamat. Hal itu karena institusi yang dikunjungi oleh DPR diketahui tidak ada kaitan dengan keinsinyuran. Institusi yang didatangi oleh angota DPR ternyata adalah lembaga yang mengurusi standarisasi produk.
http://id.berita.yahoo.com/ketua-dpr-tuduh-kbri-jerman-penyebar-video-studi-105122789.html

Pidio aslinya dah ga bisa diakses, tapi ada yang ini
http://www.youtube.com/watch?v=py9g0TIm6vY
----------------------------------------------------------
Bukannya malah bagus ya ada yang ngebocorin....jadi ada bukti kelakuan DPR seenaknya pake uang rakyat

GiKu
27-11-2012, 11:39 AM
gw cari pidionya juga lom dapet

silverjade
27-11-2012, 11:43 AM
Emang yang asli dah ga bisa diakses


MERDEKA.COM, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman mengunggah video 'pelesiran' belasan anggota DPR ke Jerman beberapa waktu lalu ke Youtube. Dalam video yang berdurasi 16 menit tersebut terlihat aktivitas para wakil rakyat itu saat berada di Jerman.

Namun, saat ini video tersebut sudah tak lagi dapat disaksikan. Saat merdeka.com, Selasa (27/11) pagi, mencoba mencari video dengan tajuk 'Fakta Kunker Baleg DPR-RI ke DIN (Deutsches Institut für Nörmung)' itu di Youtube, yang tampil hanya sebuah layar gelap dengan tulisan 'This video is private.'

Padahal, Senin (26/11) sekitar pukul 19.45 WIB, video tersebut masih dapat disaksikan. Dalam video tersebut terekam saat 11 anggota DPR rapat dengan DIN di Jerman. Pertemuan dengan DIN tersebut terjadi pada 19 November lalu sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

Namun saat rapat berlangsung terlihat sebagian anggota DPR ternyata kurang menguasai bahasa Inggris, sehingga pada saat rapat berlangsung mereka meminta translator kepada pihak KBRI yang dikoordinasikan secara mendadak. Dari hasil investigasi PPI, pertemuan antara anggota Baleg DPR dengan DIN terkesan dipaksakan dan tanpa persiapan dengan baik.

Dalam teks yang ditampilkan dalam video tersebut juga dituliskan bagaimana jalannya rapat yang terkesan tidak dipersiapkan dengan baik. Bahkan dua anggota DPR juga terlambat mengikuti rapat.

Kunjungan kerja belasan anggota Badan Legislatif DPR itu diakui dalam rangka studi banding terkait RUU tentang Keinsinyuran.

Sebelumnya, Ketua DPR Marzuki Alie (http://profil.merdeka.com/indonesia/m/marzuki-alie/) menduga Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Jerman 'mengerjai' para anggota DPR tersebut. Marzuki menduga Kedubes RI memberikan foto dan video tentang aktivitas anggota DPR kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).

"Berati ada sesuatu yang salah dengan duta besar kita di sana, dan saya dengar tapi masih perlu dibuktikan, ada indikasi ke sana, mau mengerjai anggota DPR. Itu indikasinya," ujarnya di sela-sela Konferensi Internasional 'Principles Anti-Corruption Agencies' di JW Marriott, Jakarta, Senin (26/11).

Marzuki telah melaporkan hal itu kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa. Seharusnya, Kedubes memfasilitasi para mahasiswa ketika bertanya soal Kunjungan Kerja Anggota DPR.
http://id.berita.yahoo.com/video-pelesiran-anggota-dpr-ke-jerman-di-youtube-005238090.html

Nowitzki
27-11-2012, 11:45 AM
ketua DPR pasti mengerti konstitusi dan birokrasi yang benar ya..
untuk meminta penyelidikan, dibutuhkan surat yang jelas, bukan sms.
atau sekarang sms sudah termasuk jalur birokrasi DPR?
wah canggih betul ya?

itsreza
27-11-2012, 11:45 AM
kemarin udah liat, 15 menitan.
PPI di Jerman selalu kritis, kunjungan DPR sebelumnya kena protes dan disebut kampungan,
sekarang kegiatannya diungkap. makanya anggota DPR kalau mau liburan gratis pilih negara
lain aja :))

GiKu
27-11-2012, 11:49 AM
Marzuki juga mempermasalahkan sumber videonya, bukan isi videonya
bedanya apa ya kalo video bersumber dari rekaman tim PPI atau staf kedubes
:ngopi:

itsreza
27-11-2012, 11:53 AM
kalau sumbernya dari kedubes:

sesama supir bis jangan saling mendahului

:))

ul.malik
27-11-2012, 11:54 AM
^
mungkin kalo dari staff kedubes, dianggap tidak bekerja sama, tidak setia kawan. eh...

silverjade
27-11-2012, 11:54 AM
Intinya mau ngeles karena ketauan ::grrr::
Nista bener sih DPR kita::arg!::

MoodPecker
27-11-2012, 12:06 PM
DPR lagi... DPR lagi... mewakili rakyat menghabiskan uang negara ;D

GiKu
27-11-2012, 12:08 PM
^
rakyatnya juga sih yg nurut, disuruh bayar pajak ini itu ya mau aja
::hihi::

Porcelain Doll
27-11-2012, 12:34 PM
malu ya kesalahannya dibeberkan ke masyarakat :P
salah kok malah nuding orang salah...

opi77
27-11-2012, 01:21 PM
lagu lama pak....bosen denger cerita dpr jalan2 keluar negeri mulu hasilnya sama aja..

silverjade
27-11-2012, 02:47 PM
Tapi si Juki ini dari dulu ya komennya nggak banget ;D

jojox
27-11-2012, 04:02 PM
hahahha,, tadi pagi gw liat neh liputan sedikit di TVone. So funny ! Juki bener2 mengkonfirmasi hal yang sebenarnya.
PPI Jerman memang kek gitu misi-nya. Dah 10-15th terakhir suka bawa kamera dan ngikutin kegiatan pejabat.
Terorganisir bagus, jaringan underground kuat. Dan tujuannya memang mentransparansi kinerja pemerintahan, karena persepsinya alles muss in ordnung sein. Biasanya PPI Berlin yang aktif berpolitik ginian. Jaman gw di Kiel, kite cuman wayangan, maen gitar, binge drinking, poker, ngegame PES, BBQ, party till drop. Fokus ke culture & tourism. ::ungg::

:minum2:
Proest PPI !

Melonpan
27-11-2012, 04:14 PM
marah2nya ga masuk akal banget ::ngakak2::
kalau ga mau kegiatan plesirannya di videoin ya jangan plesiran dong....::ngakak2::

tuscany
27-11-2012, 05:40 PM
Kalo cuma numpang belanja pas dinas seharusnya tak masalah asal pake duit sendiri. Pasti ada sesuatu sampe Juki kebakaran jenggot.
Oh ya...hasil jalan2 yg jadi tujuan utama buat rakyat yg belum ada.

KanCrut
27-11-2012, 06:40 PM
udah dibantah tuh sama PPI kalo sumbernya dari mereka bukan dari kedutaan Indonesia, sumber; http://www.youtube.com/watch?v=-w7Id3uTIYU&feature=plcp

dan kocak si marjuki, emosi banget ngomongnya..::ngakak2::

itsreza
28-11-2012, 12:22 PM
daripada didemo, lebih baik mengaku salah ;D

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat melakukan kunjungan kerja ke Jerman pada tanggal 17-23 November 2012 dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran. Kunjungan Baleg ke Jerman ini sempat mendapat sorotan setelah ada sebuah rekaman video di YouTube yang menggambarkan bahwa salah satu tujuannya ke Deutsches Institut fur Normung (DIN) Jerman salah alamat. Pasalnya, DIN adalah lembaga sertifikasi produk dan tidak terkait keinsinyuran. Salah satu anggota Baleg yang turut dalam rombongan, Ali Wongso H Sinaga, mengakui salah alamat. Namun, ia berdalih bahwa itu hanya bagian kecil dari rangkaian kegiatan Baleg di Jerman. Menurutnya, kunjungan ke Jerman kali ini memberikan manfaat dan gambaran tentang Undang-Undang Keinsinyuran yang telah dimiliki Jerman. Apa saja hasil yang dibawa Baleg?

"Ya banyak hal, tentu yang terkait dengan Undang-Undang Keinsinyuran, apakah itu tentang kelembagaan pendidikan, sertifikasi profesi insinyur untuk meningkatkan profesionalisme," kata Ali Wongso, Selasa (27/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan.

Gambaran itu, lanjutnya, didapat setelah bertemu dengan Kementerian Teknologi dan Ekonomi Jerman tingkat federal, Persatuan Insinyur di Jerman, Badan Parlemen Jerman, dan Badan Parlemen Jerman di negara bagian.

"Mereka di sana ada standardisasi atau sertifikasi inisinyur. Tapi masih kami perlu pelajari lagi 1-2 tahun, ini kan kami baru belajar 3 hari," ujar politisi Golkar ini.

Nantinya, kata Ali, RUU Keinsinyuran yang akan dibuat mencakup soal sertifikasi para lulusan sarjana teknik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas insinyur Tanah Air yang terkenal rendah di dunia internasional karena ada kasus-kasus robohnya proyek pemerintah, seperti Jembatan Kutai Kertanegara dan proyek Hambalang. Dalam kunjungan ke Jerman itu, Ali Wongso mengatakan, Baleg menghimpun banyak dokumen terkait undang-undang dan kode etik insinyur di Jerman.

"Yang lainnya, kami juga senang ternyata pemerintah di sana dan juga persatuan Insinyurnya komitmen mau bantu Indonesia. Nanti akan diteruskan oleh Pak Dubes di sana," ujarnya.

Rombongan Baleg ke Jerman diikuti oleh sembilan anggota, yaitu Sunardi Ayub (Fraksi Hanura), Nanang Samodra (Fraksi Demokrat), Paula Sinjal (Fraksi Demokrat), Ferdyansyah (Fraksi Golkar), Ali Wongso H Sinaga (Fraksi Golkar), Indra (Fraksi PKS), Abdul Hakim (Fraksi PKS), Chairul Naim M Anik (Fraksi PAN), dan Djamal Azis (Fraksi Hanura). Kunjungan kerja ini menghabiskan biaya Rp 2,35 miliar.

http://goo.gl/ZSmCb

BundaNa
28-11-2012, 12:52 PM
^kunkernya 30 menit, belanjanya 3 hari -_-

opi77
28-11-2012, 01:11 PM
pak itu masalah jembatan roboh ama gedung runtuh bukan salah insinyurnya...gimana mo bikin jembatan ama gedung yang kuat kalo dana dipotong duluan...mo insinyur dari jerman yang bikin juga percuma kalo dananya dah dipotong sana sini..cuma tinggal bisa dikin jembatan ana gedung seadanya aja...

ga_genah
28-11-2012, 07:36 PM
ini dari PPI berlin


http://www.youtube.com/watch?v=95-pAGcKG1Q&feature=relmfu

mbok jamu
28-11-2012, 08:42 PM
Ke Jerman 7 hari, belajar nya 3 hari. 9 orang total biaya nya Rp 2.35 milyar, brarti sekitar Rp 250 juta per orang.

Katanya perlu belajar 1-2 tahun lagi. ::wow::

BundaNa
29-11-2012, 12:56 PM
jelas bawa keluarga, itu Venna Melinda keliatan sama suaminya kog...amit2

tsu
29-11-2012, 07:50 PM
yaaaah.... udah kenyang sama yang namanya ke goblokan DPR

klo cuman mau diskusi soal UU insinyur, jauh amat ke Jerman

kok ga para rektor ITS, ITB, ITN aja yang diajak diskusi ? pertemuanya bisa di Gedung DPR gitu, nguirit !

lagian emang mau dipake itu standart Jerman ?
insinyur standart Jerman tapi birokrasi nya standart Indonesia, ya percuma ajah ::doh::::doh::

TheCursed
29-11-2012, 08:32 PM
yaaaah.... udah kenyang sama yang namanya ke goblokan DPR

klo cuman mau diskusi soal UU insinyur, jauh amat ke Jerman

kok ga para rektor ITS, ITB, ITN aja yang diajak diskusi ? pertemuanya bisa di Gedung DPR gitu, nguirit !

....

Actually, bener aja sih, kalo mau diskusi soal cara standarisasi ke-insinyuran ke Jerman.
Karena mereka di sini emang udah punya sistem buat standarisasi/sertifikasi setiap profesi yang baku dan udah jalan kayak well oiled engine sejak lama.

Di Indonesia belom ada sama sekali yang kayak gini. Statusnya masih merintis. Dan itupun nggak jadi satu gerakan bersama yang komprehensif. Masih sendiri2 untuk tiap bidang profesi. Dan kalo ngobrol sama rektor2 itu aja... gue nggak jamin mereka ngerti secara penuh cerita yang kayak gini.

Yang bikin jalannya DPR itu ke Deutschland extra ngeselin(dan keliatan bodonya), adalah mereka mau diskusi soal standarisasi profesi sama orang dari DIN.
DIN itu adala lembaga yang fungsinya menjaga kualitas barang. Semacam lembaga perlindungan konsumen. Tapi pemerintah punya.
Ya, udah, mau pake bahasa apapun(english, deutsch, oder indonesia).... tetep aja nggak bakalan nyambung, blas.
Mustinya, soal stndarisai profesi, DPR itu ngobrolnya sama orang2 lembaga pendidikan di sini, kayak SMU-nya dan/atau Uni. Soalnya, di sini, lembaga2 ini yang bertanggung jawab soal memberikan ujian standarisasi kompetensi profesi.

Dan, untuk tau soal yang kayak gini, itu semudah dateng ke gedung kedutaan Jerman di Jakarta, dan nanya. Itu juga kalo males pake bahasa Inggris dan buka Wikipedia.
Bodo dan ngeselinnya DPR di situ. Kalo, mereka emang niat kerja dan mau rajin dikit, nggak akan mereka bisa 'di jebak' sama kedutaan Indonesia di Jerman. 'Jebakan' itu cuma buat membuktikan betapa nggak niat dan males-nya anggota DPR kita.

Gue cuma berharap mereka nggak minta di anter jalan2 ke distrik lampu merah lagi. Atau ngasi komentar kurang ajar ke penduduk lokal, lagi. Simplenya, yang male speciesnya, berangkat jangan sebagian besar di kemudikan oleh si otong-nya masing2. Sumpah, itu kejadian nista banget.
::grrr::

nodivine
29-11-2012, 08:35 PM
hahahha,, tadi pagi gw liat neh liputan sedikit di TVone. So funny ! Juki bener2 mengkonfirmasi hal yang sebenarnya.
PPI Jerman memang kek gitu misi-nya. Dah 10-15th terakhir suka bawa kamera dan ngikutin kegiatan pejabat.
Terorganisir bagus, jaringan underground kuat. Dan tujuannya memang mentransparansi kinerja pemerintahan, karena persepsinya alles muss in ordnung sein. Biasanya PPI Berlin yang aktif berpolitik ginian. Jaman gw di Kiel, kite cuman wayangan, maen gitar, binge drinking, poker, ngegame PES, BBQ, party till drop. Fokus ke culture & tourism. ::ungg::

:minum2:
Proest PPI !

ada videonya ga sih tadi dari tipi oon?
gw tadi malah lupa ngeliat.

AsLan
29-11-2012, 11:18 PM
Gw denger di radio ada seorang pebisnis yg marah2...

Ceritanya dia menemani seorang pejabat Indonesia pergi ke Rusia untuk melakukan pertemuan dengan pejabat Rusia.
Sampe di Rusia si pejabat indo hilang !
Dia hilang beserta istri dan keluarganya.

Akhirnya pertemuan dibatalkan, pejabat Rusia marah2...

Malamnya si pejabat indo baru muncul lagi, kecapekan abis belanja2 dan jalan2.

::grrr::

ndableg
30-11-2012, 12:50 AM
Gila jg ya.. ud ditembak langsung gitu.. malu banget..
Si juki kenape malah ngomel2 ya? Gw kalo liat anggota dpr kesannya sombong2 banget..

cha_n
30-11-2012, 01:03 AM
Actually, bener aja sih, kalo mau diskusi soal cara standarisasi ke-insinyuran ke Jerman.
Karena mereka di sini emang udah punya sistem buat standarisasi/sertifikasi setiap profesi yang baku dan udah jalan kayak well oiled engine sejak lama.

Di Indonesia belom ada sama sekali yang kayak gini. Statusnya masih merintis. Dan itupun nggak jadi satu gerakan bersama yang komprehensif. Masih sendiri2 untuk tiap bidang profesi. Dan kalo ngobrol sama rektor2 itu aja... gue nggak jamin mereka ngerti secara penuh cerita yang kayak gini.

Yang bikin jalannya DPR itu ke Deutschland extra ngeselin(dan keliatan bodonya), adalah mereka mau diskusi soal standarisasi profesi sama orang dari DIN.
DIN itu adala lembaga yang fungsinya menjaga kualitas barang. Semacam lembaga perlindungan konsumen. Tapi pemerintah punya.
Ya, udah, mau pake bahasa apapun(english, deutsch, oder indonesia).... tetep aja nggak bakalan nyambung, blas.
Mustinya, soal stndarisai profesi, DPR itu ngobrolnya sama orang2 lembaga pendidikan di sini, kayak SMU-nya dan/atau Uni. Soalnya, di sini, lembaga2 ini yang bertanggung jawab soal memberikan ujian standarisasi kompetensi profesi.

Dan, untuk tau soal yang kayak gini, itu semudah dateng ke gedung kedutaan Jerman di Jakarta, dan nanya. Itu juga kalo males pake bahasa Inggris dan buka Wikipedia.
Bodo dan ngeselinnya DPR di situ. Kalo, mereka emang niat kerja dan mau rajin dikit, nggak akan mereka bisa 'di jebak' sama kedutaan Indonesia di Jerman. 'Jebakan' itu cuma buat membuktikan betapa nggak niat dan males-nya anggota DPR kita.

Gue cuma berharap mereka nggak minta di anter jalan2 ke distrik lampu merah lagi. Atau ngasi komentar kurang ajar ke penduduk lokal, lagi. Simplenya, yang male speciesnya, berangkat jangan sebagian besar di kemudikan oleh si otong-nya masing2. Sumpah, itu kejadian nista banget.
::grrr::

udah gitu dibayari pake duit masyarakat lagi.. dobel nista

BundaNa
30-11-2012, 11:33 AM
^triple nista, udah gitu GAK MERASA BERSALAH

itsreza
30-11-2012, 11:40 AM
udah gitu pake acara nyalahin kedubes dan ppi

jojox
30-11-2012, 01:26 PM
DPR merasa sangat spesial kan karena mereka dipilih dan menjadi suara rakyat. Yah memang kek gitu, produk2 kaderisasi partai.
Demokrasi mahal harganya jek, ngurusin special people with "special needs". Kasih 5 tahun lagi lah, profesionalitas dan kinerja legislatif
terutama, baru bisa dilihat ada perubahan dikit.

cha_n
30-11-2012, 01:56 PM
kagak yakin dikasih 10 bahkan 20 tahun bakal berubah. apalagi udah merasa nyaman dengan gaya hidupnya. yang ada minta lebih. kalau dari awal ga ada niat baik ya bakal begitu aja.

ndableg
01-12-2012, 01:11 AM
Ud gitu mereka pulang bawa belanjaan, dijual2in, dapet untung gede. Beli hermes harga 60 jt, jual 150. Lumayan...

BundaNa
01-12-2012, 10:35 AM
^sampingannya anggota DPR berarti jualan::hihi::

tsu
01-12-2012, 10:45 AM
Dan, untuk tau soal yang kayak gini, itu semudah dateng ke gedung kedutaan Jerman di Jakarta, dan nanya. Itu juga kalo males pake bahasa Inggris dan buka Wikipedia.
Bodo dan ngeselinnya DPR di situ. Kalo, mereka emang niat kerja dan mau rajin dikit, nggak akan mereka bisa 'di jebak' sama kedutaan Indonesia di Jerman. 'Jebakan' itu cuma buat membuktikan betapa nggak niat dan males-nya anggota DPR kita.

yah, maksud gw juga ini cursed
banyak dari dosen2, rektor2 kita itu gelar nya Eng, minimal bisa diajak omong2 lah
terus dateng aja ke kedubes jerman, ato yah.... buka wiki ;D

itsreza
01-12-2012, 11:05 AM
^sampingannya anggota DPR berarti jualan::hihi::

yang jualan istrinya kok. tinggal bikin arisan ibu pejabat
todong ibu-ibu lain yang berjambul. pasti dibeli karena gengsi

tsu
01-12-2012, 11:33 AM
ot bentar, yang bikin tas semacam hermes itu mahal apaan sih ? produk orang tanggulangin perasaan bisa kaya gitu ::ungg::

karst
01-12-2012, 11:36 AM
gw kira si juki marah gara-gara anggotanya kagak beres
eh alah gak taunya marah nyalahin yang upload ::doh::
juki juki , kelakuanmu nak

itsreza
01-12-2012, 11:46 AM
ot bentar, yang bikin tas semacam hermes itu mahal apaan sih ? produk orang tanggulangin perasaan bisa kaya gitu ::ungg::


brand "hermes"

pasti bisa tapi beda rasa. produk tanggulangin mungkin sekilas sama, tapi
bukan dari material yang sama dan desain sendiri. yang jelas sih brand
berpengaruh besar

kalau mau bisnis fashion, coba develop brand lokal rasa luar deh, sekarang
kan disini mulai banyak berkembang produk fashion lokal yang dikemas
secara baik sampai orang taunya itu barang impor, karena dari design, quality,
pricing, dan tempat penjualan semua dibuat mirip dengan brand luar, sampai
dijual di grand Indonesia. distro sih udah lewat karena keuntungannya kecil.
tapi untuk sampai kelas premium macam hermes, birkin akan jadi perjalanan
panjang.

mbok jamu
01-12-2012, 12:49 PM
ot bentar, yang bikin tas semacam hermes itu mahal apaan sih ? produk orang tanggulangin perasaan bisa kaya gitu ::ungg::

1. Bahannya terbuat dari kulit anak sapi atau kulit buaya atau kulit burung unta.
2. Dibuat secara hand-made/hand-stitched oleh pengrajin ahli
3. Jumlahnya terbatas
4. Kultur atau arus mode
5. Brand (gengsi)
6. Dan lain-lain

Sori OOT dikit.

TheCursed
01-12-2012, 03:53 PM
udah gitu pake acara nyalahin kedubes dan ppi

Quadruple Nista, kalo gitu. Is that even possible ? or they're going for a record of Quintuple and above ?
::grrr::

---------- Post Merged at 02:53 PM ----------


...
banyak dari dosen2, rektor2 kita itu gelar nya Eng, minimal bisa diajak omong2 lah
...

Kalo gitu, cocok. Tapi mereka nggak bisa jadi sumber info utama. Gelar eng-nya mereka itu lumayan beda sama standarisasi kompetensi profesi.
Soalnya di kita, banyak yang punya gelar macem2(bahkan sampe S3) tapi nggak punya sama sekali sertifikasi standar kompetensi, dan yang sebaliknya juga berlaku.

ndableg
01-12-2012, 05:10 PM
brand "hermes"

pasti bisa tapi beda rasa. produk tanggulangin mungkin sekilas sama, tapi
bukan dari material yang sama dan desain sendiri. yang jelas sih brand
berpengaruh besar

kalau mau bisnis fashion, coba develop brand lokal rasa luar deh, sekarang
kan disini mulai banyak berkembang produk fashion lokal yang dikemas
secara baik sampai orang taunya itu barang impor, karena dari design, quality,
pricing, dan tempat penjualan semua dibuat mirip dengan brand luar, sampai
dijual di grand Indonesia. distro sih udah lewat karena keuntungannya kecil.
tapi untuk sampai kelas premium macam hermes, birkin akan jadi perjalanan
panjang.

Bukan masalah bentuk sama. Banyak pelukis bisa melukis spt van gogh, tp ga bisa semahal lukisan2 tsb.
Masalahnya tidak ada celebritis2 dunia pamer pake tas produk tanggulangin(?)