PDA

View Full Version : Debt Collector Bank = Preman Ya ?



keremus
01-04-2011, 10:14 AM
Saya sering baca2 keluhan orang2 yang terpaksa harus berurusan dengan
debt collector bank. Mulai dari sms teror 24 jam hingga kasus kekerasan
fisik. Terakhir yang menimpa Sekjen PBB yang tewas di kantor Citibank
(Waw, Citinbank lagi memanen kasus sekarang ya) akibat kekerasan yang
diduga dilakukan oknum debt collector.


Nampaknya pihak bank menyewa gerombolan tukang tagih tapi lepas
tangan dengan tingkah laku kelompok ini. Jadi posisi nasabah terpojok,
mau meminta pertanggungjawaban entah pada siapa, plus dengan posisi
sebagai pengutang yang memang harus ditagih.


DC ini emang gak nanggung2 nagihnya, bergaya centeng sejati. Saya pernah
membaca surat pembaca seseorang yang mertua-nya yang jantungan dibentak
bentak via telp padahal itu tagihan salah alamat.


Ada gak seh centeng eh debt collector yang sopan ? :D

GiKu
01-04-2011, 10:18 AM
kenapa orang yg berhutang sampe didatangi DC ?

yg sebenarnya jahat si DC atau orang yg didatangi DC ?

Sauron
01-04-2011, 10:21 AM
Dc emang kudu kayak begitu, kalo dc-nya lembek. Yang ngutang bisa kebanyakan ngeles ini-itu.

AsLan
01-04-2011, 10:38 AM
Jakarta - 3 Tersangka telah ditetapkan oleh polisi terkait tewasnya Sekjen Partai Pemersatu Bangsa (PPB) Irzen Octa (50). Ketiganya adalah seorang karyawan Citibank dan dua debt collector. Mereka bertiga terancam pidana 7 tahun penjara.

"Sementara ini kita jerat dengan pasal tentang penganiayaan, dilihat dari perbuatannya. Ancaman hukumannya ini bisa 7 tahun penjara," kata Kasatreskrim Jaksel AKBP Budi Irawan, kepada detikcom, Kamis (31/3/2011).

Menurutnya, ketiga tersangka kini dijerat dengan Pasal 351 ayat 3 KUHP jo pasal 170 subsider Pasal 335 ayat 1 KUHP. Budi menambahkan, ketiga tersangka itu cenderung tertutup dan tidak bercerita sebenarnya. Namun polisi akan berupaya keras mengorek keterangan dari ketiganya.

Dia menjelaskan, ketiga tersangka tersebut awalnya berstatus saksi. Namun kemudian statusnya ditingkatkan menjadi tersangka setelah polisi mendapatkan cukup bukti. Ketiganya kini telah ditahan Polres Jakarta Selatan.

"Nanti kita akan lakukan rekonstruksi juga untuk mendapat gambaran yang jelas dan cukup terkait peristiwa itu. Jadi perlu kita tahu juga apakah yang bersangkutan ini ada sakit lalu meninggal atau karena penganiayaan baru meninggal," sambung Budi.

Apakah kemungkinan tersangka akan bertambah? "Kita akan terus dalami," ucap dia.

Sebagai barang bukti, polisi telah mengantongi hasil visum Irzen. Selain itu keterangan saksi lainnya, bercak darah di gorden dan dinding ruang collection (ruangan bagi nasabah Citibank yang memiliki tunggakan) di Lantai 5 Menara Jamsostek, Jakarta Selatan.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban pada Selasa (29/3) pagi mendatangi kantor Citibank untuk melunasi tagihan kartu kreditnya yang membengkak. Menurut korban, tagihan kartu kredit Rp 48 juta. Namun pihak bank menyatakan tagihan kartu kreditnya mencapai Rp 100 juta.

Di situ, korban kemudian dibawa ke satu ruangan dan ditanya-tanya oleh 3 tersangka. Usai bertemu 3 tersangka, korban kemudian tewas di depan kantor tersebut.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Gatot Edy Pramono mengatakan, korban tewas setelah mendatangi Menara Jamsostek.

"Dia datang ke Citibank bermaksud menanyakan jumlah tagihan kartu kreditnya yang membengkak," kata Gatot saat dihubungi wartawan, Rabu (30/3).

Belum ada konfirmasi dari Citibank terkait kasus ini.

AsLan
01-04-2011, 10:43 AM
Credit Card itu bunganya tinggi sekali.

Kalau pinjaman biasa, bunganya berkisar 8% setahun, Credit Card bunganya bisa 40-50% setahun.
Itu sebabnya bank2 berlomba2 memasarkan Credit Card.

Tapi sebagai pinjaman tanpa jamninan, orang yg mengemplang hutang credit card juga banyak sekali, itu sebabnya bank menggunakan cara keras kepada nasabah ini.
(Kalau kredit biasa kan ada jaminan, jadi kalau gak bisa bayar jaminannya disita, orangnya gak pake disiksa)

DH1M4Z
01-04-2011, 11:19 AM
Kebanyakan Bank mengandalkan jasa debt collector yang "sangar" untuk menagih hutang yang berkenaan dengan kartu kredit. Seperti yang disampaikan Aslan di atas , Kartu Kredit memang sangat menggiurkan, tanpa agunan seseorang berbekal CC bisa berbelanja bebas selama masih masuk pagu / limit. Konsumen kebanyakan tidak terkontrol dalam memakai CC tersebut dan akhirnya macet. Karena tidak ada agunan dan nilai pagu/limit CC yang 'nanggung' (tidak menguntungkan kalau penagihannya melalui permintaan somasi dan atau beracara melalui Pengadilan Negeri mengingat faktor biaya litigasi) akhirnya jasa preman-lah yang dipilih.

Untuk penyaluran kredit selain Kartu Kredit , bank akan pikir-pikir untuk menggunakan jasa preman karena jaminan/agunan kredit sudah ada dan biasanya agunan berupa tanah dan atau bangunan sudah dibebani oleh Hak Tanggungan sedangkan untuk barang bergerak sudah dibebani dengan Fiducia/FEO.
Jadi untuk selain debitur Kartu Kredit, apabila sudah macet dan debitur tidak ada kemampuan menyelesaikan hutangnya, maka Bank tinggal melakukan pelelangan agunan tersebut melalui KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) setempat.

serendipity
01-04-2011, 11:38 AM
yah debt colector emang gitu, tapi aneh aja sekjen PBB bisa ampe ngutang gak dibayar gitu.. coz biasanya orang yg ngutang kebanyakan baru ditindak kekerasan ama debt colector

BundaNa
01-04-2011, 11:42 AM
makanya saya mikir2 pake CC, ngeri gak bisa bayar...mending Debt Card aja deh

DH1M4Z
01-04-2011, 11:48 AM
bukan sekjen PBB tapi sekjen PPB (Partai Pemersatu Bangsa)

jadi bukan Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa :mrgreen:

etca
01-04-2011, 11:54 AM
bukan sekjen PBB tapi sekjen PPB (Partai Pemersatu Bangsa)

jadi bukan Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa :mrgreen:
huah thx klarifikasinya..
dari awal dah salah sualnya :))


Saya sering baca2 keluhan orang2 yang terpaksa harus berurusan dengan
debt collector bank. Mulai dari sms teror 24 jam hingga kasus kekerasan
fisik. Terakhir yang menimpa Sekjen PBB yang tewas di kantor Citibank
(Waw, Citinbank lagi memanen kasus sekarang ya) akibat kekerasan yang
diduga dilakukan oknum debt collector.

serendipity
01-04-2011, 11:54 AM
bukan sekjen PBB tapi sekjen PPB (Partai Pemersatu Bangsa)

jadi bukan Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa :mrgreen:

ooh partai di indo.. haha parah aja ampe dikejar-kejar gitu


makanya saya mikir2 pake CC, ngeri gak bisa bayar...mending Debt Card aja deh

setuju Bunda, keluargaku juga gak ada yang pake cc, merasa dihantui kalo pake ituh

danalingga
01-04-2011, 12:46 PM
Padahal kan CC yang tidak dibayar itu ditanggung oleh Asuransi. Jangan-jangan banknya tidak mengasuransikan setiap CC sesuai aturan.

BundaNa
01-04-2011, 12:59 PM
kalau liat cara2 penagihan, bisa jadi Bank2 Indonesia cuman ngebut nyari setoran

AsLan
01-04-2011, 01:46 PM
Ow PPB,
kirain sejen PBB Ban Ki Moon tewas digebukin debt kolektor karena utang 45juta rupiah...

gembel
01-04-2011, 02:29 PM
dahsyatttttt....

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 02:59 PM
Intinya jangan Hutang jika memang tidak kepepet.. :D

Rumput Knight
01-04-2011, 04:20 PM
Intinya jangan Hutang jika memang tidak kepepet.. :D

Bener bos. Kalo bisa jangan ngutang.Ntar kalo utang banyak terus ga bisa bayar, anak kita disuruh jadi istrinya pengutang. Kayak kejadian tetangga temen gw di solo. =))

DH1M4Z
01-04-2011, 04:21 PM
Masalahnya kalau untuk yang berpenghasilan tetap seperti PNS, kalau nggak berhutang sangat susah untuk memnuhi kebutuhan prasarana seperti rumah.
Kalau kita menabung, begitu uang sudah terkumpul harga properti sudah naik sekian kali lipat. Mau tidak mau harus membeli secara kredit.

Hanya saja berhutang melalui CC sangat riskan, karena bunga sangat tinggi. Kalau mau berhutang ya cukup menjaminkan SK Pegawai , kalau macet juga gak bakal diapa-apain bank :mrgreen: , sebelum pensiun baru ditebus, wkwkwkw.

:mrgreen:

AsLan
01-04-2011, 07:12 PM
Bener bos. Kalo bisa jangan ngutang.Ntar kalo utang banyak terus ga bisa bayar, anak kita disuruh jadi istrinya pengutang. Kayak kejadian tetangga temen gw di solo. =))

Anaknya cakep gak tuh ? ada fotonya ? :D

sahabat
01-04-2011, 08:55 PM
Sebenernya sih , kalau menurut pengalaman pribadi yang pernah juga mengalami kasus ini ampe stress, asal kita mau angkat telpon dari mereka , yang layaknya kayak minum obat sehari bisa 4 kali atau lima kali (orang yang sakitnya udah kronis kali ya? minum obat ampe lima kali sehari) , siang malem , ampe hampir tengah malem, gak akan disamperin.

Asal kuat mental ajah, kalau itu kartu kredit, kecuali pinjaman bank, nah kalo ntu biasanya kalao udah tidak bayar 3 bulan, rusaknya sang debt juga suka minta ongkos, dan kalao kita misalnya punya kredit 3 kali nunggak, itu dipaksa bahkan mobil dirampas, dimana itu merupakan haidah buat sang debt pun cukup besar jika bisa menarik mobil yang tunggakannya 3 bulan.

Jadi kalo mau punya urusan seperti itu mikir 2 kali dengan planing yang jelas, kalau nggak duit ilang melayang, rugi berat.

tapi saya pribadi hanya masalah kartu kredit, padahal jadi nasabah bank yang ngeluarin kartu kredit udah 15 tahun, gak pernah punya masalah, hanya saja waktu itu bener-bener lagi ada masalah didalam cashflow. dan akhirnya selesai juga.

Anehnya waktu itu punya kartu dari bank tersebut ada 5 kartu, setelah selesai mengajukan penutupan kartu, weleh dua tahun gak ditutup-tutup, ada ajah alasan dan rayuan, ketika iuran tahunannya ditagihin dan ditambah bunga-bunganya, baru deh galak-galakan, enak ajah udah ditutup dan udah diproses masih nagih juga, ancamannya berat juga dilaporkan ke BI, artinya kena blacklist. Dua tahun tuh nutup kartu, masih juga ngasih pemberitahuan, klaim lagi, terus menerus. Selesai..lega dah, bujugh dah.

alfaromeo
01-04-2011, 08:55 PM
Masalahnya kalau untuk yang berpenghasilan tetap seperti PNS, kalau nggak berhutang sangat susah untuk memnuhi kebutuhan prasarana seperti rumah.
Kalau kita menabung, begitu uang sudah terkumpul harga properti sudah naik sekian kali lipat. Mau tidak mau harus membeli secara kredit.

Hanya saja berhutang melalui CC sangat riskan, karena bunga sangat tinggi. Kalau mau berhutang ya cukup menjaminkan SK Pegawai , kalau macet juga gak bakal diapa-apain bank :mrgreen: , sebelum pensiun baru ditebus, wkwkwkw.

:mrgreen:

Nasib jadi PNS.... hahahahaha

GAJI kecil, tapi cukup terjamin kecilnya gaji, sehingga kecil kemungkinan di PHK. Masa pensiun juga terjamin, walau kecil. Jadi, mau gak mau PNS harus hutang.

sahabat
01-04-2011, 09:14 PM
Masalahnya kalau untuk yang berpenghasilan tetap seperti PNS, kalau nggak berhutang sangat susah untuk memnuhi kebutuhan prasarana seperti rumah.
Kalau kita menabung, begitu uang sudah terkumpul harga properti sudah naik sekian kali lipat. Mau tidak mau harus membeli secara kredit.

Hanya saja berhutang melalui CC sangat riskan, karena bunga sangat tinggi. Kalau mau berhutang ya cukup menjaminkan SK Pegawai , kalau macet juga gak bakal diapa-apain bank :mrgreen: , sebelum pensiun baru ditebus, wkwkwkw.

:mrgreen:

kalau PNS saya sarankan menabung ala asuransi, banyak pilihannya, seperti yang saya lakukan, misalnya begini.

Katakanlah tabungan dengan nilan 25 ribu atau seratus ribu per bulan, gak usah ditambah , gak usah dikurangi, tinggal milih, mau pensiun 5 jt per bulan misalnya, atau pingin pensiun 1 Milyar pesangonnya. kita tinggal menentukan jumlah besaran tabungan perbulan, apalagi bagi yang masih punya kesempatan diatas 20 tahun bekerja.

Sauron
01-04-2011, 11:44 PM
kalau PNS saya sarankan menabung ala asuransi, banyak pilihannya, seperti yang saya lakukan, misalnya begini.

Katakanlah tabungan dengan nilan 25 ribu atau seratus ribu per bulan, gak usah ditambah , gak usah dikurangi, tinggal milih, mau pensiun 5 jt per bulan misalnya, atau pingin pensiun 1 Milyar pesangonnya. kita tinggal menentukan jumlah besaran tabungan perbulan, apalagi bagi yang masih punya kesempatan diatas 20 tahun bekerja.

Nabung ala asuransi? Jelasin lg dong.

Rumput Knight
01-04-2011, 11:53 PM
Anaknya cakep gak tuh ? ada fotonya ? :D

Kagak ada om aslan. =)) Anaknya cakep juga. Kasian banget. Kejadian kayak gini lumrah sepertinya.:(

AsLan
02-04-2011, 12:13 AM
Jadi pengen ngasi utang... siapa disini yg anaknya cakep ? :))

ndableg
02-04-2011, 01:02 AM
DC ga perlu garang. Yg perlu garang itu polisi. Masalahnya kenapa bank itu lebih milih dikawal preman daripada pulisi?

Sauron
02-04-2011, 01:31 AM
DC ga perlu garang. Yg perlu garang itu polisi. Masalahnya kenapa bank itu lebih milih dikawal preman daripada pulisi?

Mosok polisi disuruh nagih utang?

ndableg
02-04-2011, 01:36 AM
Mengawal penagih hutang. Jadi ga perlu preman, cukup pegawe aje dikawal polisi. Itupun supaya mencegah tidak ada kekerasan/pelanggaran baik dari pihak penghutang ataupun penagih hutang. Kalo mereka dateng dgn truk buat muat barang sitaan bersama pulisi ga bisa apa2 juga toh?

Masalahnya apa benar pemilik hutang tidak melanggar peraturan?

Lagipula lu yakin ga ada pulisi yg nyambi kerja jadi DC di luar kerjaan?

Sauron
02-04-2011, 01:46 AM
Kalo gitu ya mungkin juga.

Denger2, kalo udah tingkat bw preman buat nagih. Itu katanya udah parah banget.

Preman adalah jalan terakhir kalo yang berhutang tipe "susah ditagih".

Polisi nyambi? Mungkin juga ya.

AsLan
02-04-2011, 11:26 AM
Kalau pake polisi secara resmi, seperti yg dikatakan Dhimas, urusannya jadi panjang dan repot. Nanti akhirnya harus ke pengadilan dengan segala ***** bengeknya.

ndugu
02-04-2011, 12:20 PM
apakah diperlukan regulasi dari pemerintah untuk mengatur tindakan2 yang dilakukan oleh para debt collector ini? :mikirgaruk:
di sini setauku ada batas (secara hukum, walo tidak disadari oleh orang awam), di mana debt collector cuman boleh menghubungi targetnya sekali dalam sehari..

ndableg
02-04-2011, 03:08 PM
Di sini malah ada sekolahnya.

ndableg
02-04-2011, 03:48 PM
Kalau pake polisi secara resmi, seperti yg dikatakan Dhimas, urusannya jadi panjang dan repot. Nanti akhirnya harus ke pengadilan dengan segala ***** bengeknya.

Jadi mending dipukuli aja alias jalan pendek? Kalo ada yg mati toh urusannya panjang juga. Masalahnya perlu dibikin aturan dan aturan itu perlu dilaksanakan.

DH1M4Z
04-04-2011, 09:13 AM
Itulah Bank , kebiasaan ambil untung dan tidak mau rugi. Melalui jalur normal ternyata banyak biaya akhirnya memanfaatkan jalur preman untuk penagihan hutang. Tapi sepengetahuan saya ini sebatas untuk kredit yang tidak ada agunannya (salah satunya Credit Card).

Tapi menjadi debt collector (tukang tagih secara umum, bukan preman) memang banyak suka dukanya. Intinya kita harus pintar-pintar membawa diri, menjelaskan maksud dan tujuan dan bisa komunikasi dan negosiasi dengan baik. Kalau bekal/ilmu tersebut tidak ada bukan kredit yang tertagih, bisa-bisa kita disambut dengan golok terhunus :mrgreen:

E = mc˛
04-04-2011, 09:24 AM
Nasib jadi PNS.... hahahahaha

GAJI kecil, tapi cukup terjamin kecilnya gaji, sehingga kecil kemungkinan di PHK. Masa pensiun juga terjamin, walau kecil. Jadi, mau gak mau PNS harus hutang.

atau korupsi... :P <no offense :D>

back to topic, bukannya para debt collector juga punya target yah, isalnya dalam satu hari harus berhasil nagih sekian org. kalo gagal, mereka yg kena denda atau didamprat abis2an, makanya mereka begitu agresif kejar mangsa <ga tau juga deh, sekedar gosip>

gembel
04-04-2011, 02:35 PM
bisa menambah citra buruk CB

keremus
06-04-2011, 02:19 PM
Akhirnya nyampe ke gedung dewan ini kasus
sudah saatnya BI emang mengatur soal ini
Kasian, banyak banget korban KDKT (Kekerasan Dalam Kartu Kredit)

YLKI juga mengimbau jangan mudah tergiur fasilitas yang ditawarkan
Kartu Kredit, nanti kalo gak bisa bayar, bisa2 nyawa melayang..

nodivine
06-04-2011, 04:33 PM
atau korupsi... :P <no offense :D>

back to topic, bukannya para debt collector juga punya target yah, isalnya dalam satu hari harus berhasil nagih sekian org. kalo gagal, mereka yg kena denda atau didamprat abis2an, makanya mereka begitu agresif kejar mangsa <ga tau juga deh, sekedar gosip>

kayaknya sih bener, kalo ga kenapa mereka sampe ngotot ngejar ngejar orang.
dikejar kejar debt collector mpe ke kantor, pertama di terror, lewat telepon terus menerus.
da gitu ke kantor.

tapi ga pake kekerasan, mereka ngomong baik baik.
nah kalo yang pake kekerasan itu, gw ga tau, beneran Debt Collector asli apa sewaan? :P

makanya hati hati ma penawaran penawaran kartu kredit.

karmalogy
07-04-2011, 03:12 PM
denger-denger sih, CB mau menghapuskan sistem penagihan via Debtcollector. Paling mereka juga sedang merumuskan formula penagihan baru yang gak pake preman tapi tetap menekan. selama ini sirkulasi peminjamannya emang sadis bank-bank model gini tuh, salesnya ditarget buat cari nasabah, makanya salespun bisa ngejar orang mati-matian. naaah, debtcollectornyapun ditarget juga, ngejar nasabahnyapun mati-matian juga.

yang lumayan bikin penasaran adalah, ditemukannya perangkat yang mengindikasi ada preman debtcollector dari oknum TNI pada kasus penculikan mahasiswa di Medan oleh debtcollector belum lama ini. Gak herankan, sekejam apapun metode penagihan selama ini, baru terungkap sekarang, karena dari dulu selalu lolos sanksi hukum dan ketakutan korban untuk melapor.

sahabat
07-04-2011, 07:48 PM
Nabung ala asuransi? Jelasin lg dong.

kayak nabung biasa dengan tabungan per bulan ditentukan. biasanya bunganya lebih besar dari asuransi tapi uang pertanggungan lebih kecil dalam resiko. Intinya gak boleh diambil sebelum waktu yang telah ditentukan. Biasanya yang ngeluarin bank, bukan asuransi.

bagusnya sih masuk asuransi saja, uang pertanggungan besar tapi bunga lebih kecil, dalam resiko uang pertanggungan besar.

nodivine
07-04-2011, 09:18 PM
CB kredibilitasnya jadi menurun nih gara gara kasus Debt Collector, padahal setau gw nasabahnya lumayan banyak ya?
atau paling banyak diantara kartu kredit yang laen?

keremus
21-04-2011, 10:14 PM
Sonny Tulung Pun Berurusan dengan DB

Jakarta Untuk kesekian kalinya, presenter Sonny Tulung dikabarkan tengah dikejar debt collector karena hutang. Kali ini, ia terlilit hutang Kredit Perumahan (KPR).

Sonny awalnya membeli rumah pada Juni 2010 lalu di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Namun, ia tak bisa membayar KPR yang diberikan bank OCBC NISP tersebut terhitung sejak Januari 2011 lalu.

"Ya, Sonny sudah tiga bulan nunggak," ujar salah satu karyawan bank tersebut saat dihubungi melalui telepon, Kamis (21/4/2011).

Beberapa kali pihak bank mendatangi rumah Sonny. Mereka pun sudah menjatuhkan surat peringatan kepada pria kelahiran 12 Desember 1967 itu sejak Januari 2011 lalu. Namun hingga kini Sonny tetap tak membayarnya.

Kabarnya presenter kuis 'Famili 100' itu membeli rumah tersebut seharga Rp 2,1 miliar. Ia pun harus mencicil hutang tersebut sekitar Rp 27 juta perbulannya, hingga 30 Juni 2020 mendatang.

Sebelumnya, Sonny juga pernah dicari debt collector pada tahun 2009 lalu. Namun, dalam kasus yang berbeda. Waktu itu, ia berkasus dengan kartu kreditnya.

(nu2/ich)