PDA

View Full Version : Sifat Tuhan



AsLan
30-03-2011, 12:04 AM
Tadi saya baca status di FB, ada yg menulis "aku beriman kepadaNya karena aku takut Neraka-Nya"

wah sedih saya bacanya...

Benarkah Tuhan akan menyiksa seseorang hanya karena orang itu tak percaya kepada Tuhan ?
Kalau memang Tuhan seperti itu berarti Tuhan moralnya lebih bejad dari manusia.

Kenapa saya masukkan topik ini di Filsafat ? karena saya ingin mengajak orang untuk berpikir secara logis, sebetulnya sang pencipta itu seperti apa ?

Apakah dia begitu kejam dan mirip2 psikopat yg suka menyiksa manusia ?

Coba pikir, kalau Tuhan begitu kejam, mengapa manusia bisa menjadi lebih lembut dan penuh kasih daripada sang penciptanya ?

Sauron
30-03-2011, 12:23 AM
Tadi saya baca status di FB, ada yg menulis "aku beriman kepadaNya karena aku takut Neraka-Nya"

wah sedih saya bacanya...

Benarkah Tuhan akan menyiksa seseorang hanya karena orang itu tak percaya kepada Tuhan ?
Kalau memang Tuhan seperti itu berarti Tuhan moralnya lebih bejad dari manusia.

Kenapa saya masukkan topik ini di Filsafat ? karena saya ingin mengajak orang untuk berpikir secara logis, sebetulnya sang pencipta itu seperti apa ?

Apakah dia begitu kejam dan mirip2 psikopat yg suka menyiksa manusia ?

Coba pikir, kalau Tuhan begitu kejam, mengapa manusia bisa menjadi lebih lembut dan penuh kasih daripada sang penciptanya ?


Hukum sebab-akibat tetap berlaku kan?

Azab dan hukuman adalah sebuah akibat/konsekwensi dari sebuah sebab. Apa sebab
jatuhnya suatu azab, tentu saja ada. Nikmat dan hadiah juga akibat dari suatu sebab.

Menurut saia, tidak beralasan mengatakan Tuhan itu bejat semata-mata karena adanya siksa/hukuman.

Tuhan menghukum seseorang jelas ada sebabnya. :))

AsLan
30-03-2011, 12:46 AM
Yup, hukum sebab akibat itu berlaku, dan Tuhanlah yg jadi Hakimnya.

Nah karena ini forum filsafat, maka coba pikirkan apakah adil bila Tuhan menyiksa orang dalam api selama-lamanya karena orang itu tidak percaya agama tertentu ?

Bagi saya, rasa keadilan itu ada dalam hati tiap orang karena Tuhan sendiri yg memperlengkapi manusia dengan sifat tersebut.

Maka dengan sifat pemberian Tuhan itu, mari pikirkan apakah Adil bila seorang Atheis yg hidupnya sangat baik dan lembut pada sesama akhirnya dibakar dineraka hanya karena dia menolak percaya agama tertentu ?

Sauron
30-03-2011, 01:07 AM
Yup, hukum sebab akibat itu berlaku, dan Tuhanlah yg jadi Hakimnya.

Benar, dalam hal ini mas Aslan saia asumsikan percaya dengan adanya konswekwensi atas segala tindakan.


Nah karena ini forum filsafat, maka coba pikirkan apakah adil bila Tuhan menyiksa orang dalam api selama-lamanya karena orang itu tidak percaya agama tertentu ?

Ini perlu diluruskan dahulu, Tuhan menurut yang mana nih? Kudu jelas dulu. Tentang penyiksaan ke dalam api, juga kudu dijelasin dulu. Karena proses itu hanya dipercayai dalam ranah agama, dalam ranah filsafat tidak dikenali sama sekali.


Bagi saya, rasa keadilan itu ada dalam hati tiap orang karena Tuhan sendiri yg memperlengkapi manusia dengan sifat tersebut.

Tuhan yang mana yang dimaksud di sini?


Maka dengan sifat pemberian Tuhan itu, mari pikirkan apakah Adil bila seorang Atheis yg hidupnya sangat baik dan lembut pada sesama akhirnya dibakar dineraka hanya karena dia menolak percaya agama tertentu ?

Kalau meninjau dari sudut filsafat, perlu dipertanyakan balik loh, neraka itu seperti apa? bagaimana kadar kepercayaan yang harus dipunyai seseorang agar terhindar dari hukuman tersebut? Bagaimana sistem penyiksaan tersebut? Menggunakan api seperti apakah? Apa bahan bakarnya? dll.

Tapi, kalau meninjaunya dari sudut agama, tentu saja berbeda.

Bai de wei, tahu dari mana mas Aslan bahwa seorang Atheis pasti dibakar di neraka?

*ngopi dulu mas Aslan* :))

ndableg
30-03-2011, 01:16 AM
Yup, hukum sebab akibat itu berlaku, dan Tuhanlah yg jadi Hakimnya.

Nah karena ini forum filsafat, maka coba pikirkan apakah adil bila Tuhan menyiksa orang dalam api selama-lamanya karena orang itu tidak percaya agama tertentu ?

Bagi saya, rasa keadilan itu ada dalam hati tiap orang karena Tuhan sendiri yg memperlengkapi manusia dengan sifat tersebut.

Maka dengan sifat pemberian Tuhan itu, mari pikirkan apakah Adil bila seorang Atheis yg hidupnya sangat baik dan lembut pada sesama akhirnya dibakar dineraka hanya karena dia menolak percaya agama tertentu ?

Tuhan itu maha adil dan maha tahu lan.. jadi anggap saja tuhan itu memang bener2 tahu ttg detil kehidupan seorang atheis (ataupun theis) yg baik (ataupun buruk) dan bisa berlaku adil layaknya hakim lulusan s3 pengalaman ratusan tahun anti kkn. So ga ada yg perlu elu pertanyakan kalo emang elu percaya yg maha tahu dan maha adil itu.

Kalo ada orang pegang semboyan takut masuk neraka, ya biar saja, selama ga mengganggu privasi anda.

Diaduk dulu dong kopinya.. tambah gula?

AsLan
30-03-2011, 02:10 AM
Ada orang yg takut neraka, itu memang tidak mengganggu privasi saya, maka saya juga tidak mengganggu dia. Saya hanya membawa topik tersebut ke forum filsafat untuk dipikirkan bersama.
Saya mengajak orang berfikir, sang pencipta itu kira2 sifatnya seperti apa ?

Orang boleh punya standar yg berbeda2, tapi kalau semua jujur dengan hati nurani tentu derajad perbedaannya tidak akan terlalu jauh.

Misalnya ada seorang anak kecil yg mencontek di kelas, lalu gurunya menghukum dia dengan cara dilempar ke jurang hingga tewas.
Saya rasa sebagian besar orang yg jujur dengan hati nuraninya akan berkata bahwa hukuman semacam itu terlalu kejam dan tidak adil.

Yang saya pikirkan, Sang Pencipta itu sifatnya seperti apa ?
apakah Dia itu Adil ? atau condong kearah kejam (cenderung menghukum lebih berat dari kesalahan) atau lembek (cenderung menghukum lebih ringan atau tidak menghukum sama sekali) ?

Saya rasa masalah ini cukup familiar bagi orang2 beragama, terutama agama semit (Yahudi, Kristen, Islam)
Dalam Kristen banyak orang yg takut hukuman Tuhan.

Takut hukuman Tuhan bisa bersifat positif dan bisa negatif.

Kalau Takutnya membuat hormat dan sadar akan keadilan Tuhan, itu baik.
Tapi kalau Takutnya sampai mebuat Image Tuhan sebagai penguasa yang kejam, itu fitnah.

Seperti orang tua yg menakut2i anaknya "nanti kamu ditangkap polisi lalu disiksa" itu sebuah fitnah terhadap polisi.

Bleg, kalau kamu meyakini bahwa Tuhan itu maha tahu dan menghakimi dengan adil, maka pemahamanmu tentang Tuhan itu mirip sekali dengan saya, apakah pemahaman kita itu benar ? itulah yg perlu kita uji di forum filsafat.

Sauron
30-03-2011, 02:19 AM
Terasa agak aneh ya, mencoba mengukur standar keadilan Tuhan dengan neraca yang dipakai manusia.

Jawabannya: Kagak nyambung dong... :))

Jadi, kalau mas Aslan asumsikan Tuhan itu adil, bagaimana seharusnya Tuhan bersikap terhadap hal itu? :))

ndableg
30-03-2011, 02:33 AM
Mana ada guru menghukum murid melempar ke jurang. Apa kagak dituntut ame ortunye? gila tuh dosen :D

Lagian darimana ente tau tuhan tidak kejam dan selalu baik hati? Mungkin karena elu membayangkan tuhan itu manusia. Coba elu bayangin tuhan itu seorang professor peneliti dan manusia adalah robot ciptaannya. Kalo seandainya professor itu memusnahkan robot ciptaannya, apakah sang professor jahat? Kalo misalnya professor bikin virus lalu membuat anti virus yg MEMBUNUH virus tsb, apakah professor kejam?

Surga neraka ceritanya diciptakan tuhan, lalu manusia diciptakan tuhan. Manusia diciptakan menghuni bumi, lalu sapa yg baek masuk surga dan sapa yg jahat masuk neraka. That's it. Mgk bagi manusia proses tsb amat sangat maha complicated, tapi bagi pencipta itu sudah RENCANA Nya, proyek selesai, tutup buku, masuk box, cari proyek lain.

Manusia di dunia ini merupakan takdir. Takdir manusia. Memang sudah diRENCANAkan bahwa manusia ada dibumi, bunuh2an ato saling mencinta, lalu kiamat. End of story. Jadi mau tuhan itu maha baik ataupun maha kejam, gw rasa ga ngepek deh..

pasingsingan
30-03-2011, 10:28 AM
Tadi saya baca status di FB, ada yg menulis "aku beriman kepadaNya karena aku takut Neraka-Nya"

wah sedih saya bacanya...
harusnya orang yng punya keimanan kyk gitu yng dibahas
"iman krn takut hukuman semata".

"patuh krn ada pak polisi"

"tunduk krn takut gak digaji"

dll, dsb :))

danalingga
30-03-2011, 10:59 AM
kalo saya denger-denger dari manusia sekeliling kok Ya Tuhan itu bersifat seperti manusia ya? Hanya saja dengan embel-embel maha -- seperti maha penyayang, maha pengasih, dan maha-maha yang lain.

serendipity
30-03-2011, 11:04 AM
seharusnya kita berpikir bahwa menyembah Tuhan bukan hanya untuk masuk surga, tapi karna kita memang ingin menyembah Tuhan,dan sadar bahwa menyembah karna Tuhan sudah terlalu baik pada kita

pasingsingan
30-03-2011, 03:40 PM
@dana:
embael2 maha tuh sebenernya salahkaprah
krn maseh ada maha yng laen

- mahaguru
- mahasiswa
- mahameru
- maharani
- apalage neh ;)

PERMANDYAN
30-03-2011, 07:05 PM
kalo saya denger-denger dari manusia sekeliling kok Ya Tuhan itu bersifat seperti manusia ya? Hanya saja dengan embel-embel maha -- seperti maha penyayang, maha pengasih, dan maha-maha yang lain.


mmmm....
menoeroet permandyan
boekan toehan bersifat seperti manoesia, namoen toehan memberikan sifatnja kepada manoesia dan manoesia diberikan kebebasan oentoek menggoenakanja

AsLan
31-03-2011, 12:21 AM
Mana ada guru menghukum murid melempar ke jurang. Apa kagak dituntut ame ortunye? gila tuh dosen

Nah kita bisa menilai si guru itu keterlaluan, atau mungkin gila.
Lalu bagaimana kalau ada orang yg mengajarkan bahwa Tuhan itu perilakunya seperti si guru itu ? apakah kita mau percaya begitu saja ?

ndableg
31-03-2011, 12:50 AM
Yah.. tuhan bukan manusia kok.. disama2in..

AsLan
31-03-2011, 01:54 AM
Meskipun Tuhan bukan manusia, tapi Tuhan dan manusia sama2 punya rasa keadilan. Ini karena manusia diciptakan oleh Tuhan.

Tapi kalau ada orang yg mengajarkan Tuhan yg moralnya jauh dibawah manusia, ya harus kita pertanyakan apakah ajaran tersebut benar.

Sauron
31-03-2011, 02:58 AM
Nah kita bisa menilai si guru itu keterlaluan, atau mungkin gila.
Lalu bagaimana kalau ada orang yg mengajarkan bahwa Tuhan itu perilakunya seperti si guru itu ? apakah kita mau percaya begitu saja ?

Mana ada ajaran di dunia ini yg mengajarkan kalau Tuhan suka melempar orang ke jurang?

Perasaan... Baru dengar kali ini deh.

Apa saia yg kurang baca, kali ya.

ndableg
31-03-2011, 03:47 AM
Meskipun Tuhan bukan manusia, tapi Tuhan dan manusia sama2 punya rasa keadilan. Ini karena manusia diciptakan oleh Tuhan.

Tapi kalau ada orang yg mengajarkan Tuhan yg moralnya jauh dibawah manusia, ya harus kita pertanyakan apakah ajaran tersebut benar.

Lah, ajaran agama katanya datang dari tuhan, masa menjatuhkan moral tuhan.. ada2 aja jalan pikiran lu lan.. Berati tu ajaran dari setan.:D

AsLan
31-03-2011, 10:05 AM
Yang gw maksud bukan melempar ke jurang tapi yg semacam itu, misalnya dibakar.

Kalau seseorang memang jiwa nya jahat, misalnya mereka selama hidupnya suka menyiksa dan membunuh orang, adil sekali kalau dia diperlakukan sama di keabadian.
Tapi kalau cuma karena tidak bisa percaya kepada Tuhan, atau salah memilih agama, masa sih kemudian dibakar selama-lamanya ?

Agitho_Ryuki
31-03-2011, 12:28 PM
Wah gakl nyangka dibawa kesini toh ternyata?? ;))
Cukup sederhana...
Beriman kepada Tuhan karena memang ingin itu tidak lebih mulia dari beriman kepada Tuhan karena mengharap pahalaNya.
Dan beriman kepada Tuhan karena mengharap pahalaNya juga tidak lebih mulia dari beriman kepada Tuhan karena takut pada hukumanNya (nerakaNya).

Tuhan adalah penguasa segala sesuatu, Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan kekuasaanNya meliputi langit dan bumi. jadi selama dosa dan pahala itu masih ada di langit dan di bumi maka semua itu masih dalam kekuasaanNya yang tak terbatas. Kita tidak bisa memastikan "Tuhan begini" dan "Tuhan begitu", kecuali sudah ada tertulis di kitab suci agama kita masing-masing. Dalam agamaku, ada tertulis "Tuhan itu amat pedih siksaannya". Dan ada tertulis "manusia yang takut pada Tuhannya adalah orang yang beruntung".

Sauron
31-03-2011, 05:10 PM
Yang gw maksud bukan melempar ke jurang tapi yg semacam itu, misalnya dibakar.

Kalau seseorang memang jiwa nya jahat, misalnya mereka selama hidupnya suka menyiksa dan membunuh orang, adil sekali kalau dia diperlakukan sama di keabadian.
Tapi kalau cuma karena tidak bisa percaya kepada Tuhan, atau salah memilih agama, masa sih kemudian dibakar selama-lamanya ?

He he he...

Pengen bilang islam aja pake malu-malu.

Dibawa ke filsafat pula.

*ngopi dulu ah...*

ndableg
01-04-2011, 03:17 AM
Lah.. emang di kristen ga ada sorga neraka?

Sauron
01-04-2011, 09:13 AM
Ada gak ya?

AsLan
01-04-2011, 09:57 AM
Orang Kristen yg takut neraka juga banyak, malah banyak yg mengabarkan injil mati2an karena takut orang lain dibakar di neraka.

Kalau menurut logika saya, Neraka adalah tempat keadilan, orang akan dihukum SESUAI dengan dosa2nya selama di dunia.

Pernah saya membaca buku2 tentang kesaksian dari Neraka, ceritanya ada orang yg mengaku dibawa oleh malaikat, atau oleh Yesus ke Neraka untuk "menonton".
Selanjutnya isi buku itu adalah tentang penyiksaan2 yg kejamnya luar biasa, bahkan pernah ada seorang pendeta dari Korea yg mengaku bisa melihat bayi2 disiksa di neraka karena bayi2 itu tidak mau percaya Yesus !

Penyiksaan2 yg digambarkan di neraka itu jauh lebih kejam daripada kekejaman orang jahat pada umumnya, ini artinya Tuhan digambarkan sebagai sosok yg sangat kejam.

Benarkah kita diciptakan oleh sang pencipta yg kejam ?

Saya curiga banyak orang menggunakan psikologi Reward and Punishment untuk :
1. Merekrut pengikut
2. Memperoleh ketaatan dengan mencatut nama Tuhan

Tuhan digambarkan dengan sangat menakutkan, sama seperti seorang ibu yg menakut-nakuti anaknya "Kalo kamu gak nurut sama ibu, nanti kamu digondol genderwo"

Tuhan dijadikan Hantu.

Si pengabar kebohongan tidak peduli Tuhan itu Kasih, tidak peduli Tuhan itu Adil, demi kepentingannya sendiri ia rela membuat cerita Reward and Punishment yang ekstrim, Rewardnya dibuat sangat nikmat menurut ukuran manusia, Punishmentnya dibuat sangat mengerikan.

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 12:01 PM
he he he... :D
itu terserah bro Aslan.. Tapi Tuhanku mengajarkan untuk mengharap surga dan mengajarkan untuk takut terhadap neraka..

satmata
01-04-2011, 04:45 PM
he he he... :D
itu terserah bro Aslan.. Tapi Tuhanku mengajarkan untuk mengharap surga dan mengajarkan untuk takut terhadap neraka..

Jadi bukan karena kesadaran ya git.....tapi karena takut dan berharap yaa.....

Sauron
01-04-2011, 05:18 PM
Mana ada sih, manusia normal yg menyembah Tuhan dengan full-kesadaran sendiri.

Tanpa terdistorsi (cailah istilah gw :)) sedikit pun dengan yg namanya azab dan nikmat?

Insting mendasar manusia adalah: mencari nikmat dan menjauhkan diri dari azab.

Ada bau2 metafora gak?

Api, jangan terus diartikan bulat-bulat sebagai: ada korek api, terus bensinnya disiram, terus disulut, kebakar dah...

Lihat apa "makna tersembunyi" di baliknya. Pahami, renungkan, aplikasikan dalam kehidupan untuk berbuat baik.

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 06:57 PM
Jadi bukan karena kesadaran ya git.....tapi karena takut dan berharap yaa.....
Ya kesadaran... Sadar akan hukuman Tuhan itu sangat pedih.. Emang kesadaran seperti ini *rendah* ya *tingkat*annya?? =))

AsLan
01-04-2011, 07:08 PM
Contohnya begini...

Si A dan si B tidak mau memukuli ayahnya karena :

si A. Takut dihukum polisi

si B. Mencintai Ayahnya

Perbuatan mereka sama2 tidak memukuli ayah tapi motivasinya beda, ini perbedaan moral.

Jadi, kita tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berdusta dll itu karena takut dihukum atau karena : mencintai sesama dan mengasihi Tuhan...

Sauron
01-04-2011, 07:14 PM
Ah, incest dong.

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 07:20 PM
Bagiku Tuhan tidak bisa di analogikan dengan manusia, siapa pun itu.. :D
Aku menghormati dan menyayangi orang tuaku karena itu adalah perintah dari Tuhanku.. Dan Tuhanku memerintahkan kepadaku untuk menghormati dan mencintai orang tuaku. Dan aku bersyukur aku bisa mencintai kedua orangtua ku karena Tuhanku..

Aku tidak mencuri, karena mencuri itu dosa...
Aku tidak membunuh, karena membunuh itu dosa..
Aku tidak mabuk-mabukan, karena mabuk-mabukan itu dosa...

:D
Apakah itu sesuatu yang *rendah*??
:D

AsLan
01-04-2011, 09:48 PM
Kalau kamu menuruti perintah Tuhan karena kamu mencintai Tuhan, maka itu *tinggi sekali
Kalau kamu tak mau berdosa karena tak mau menyakiti sesama dan menyedihkan Tuhan, itupun *tinggi sekali

Agitho_Ryuki
01-04-2011, 10:33 PM
maaf tapi aku tak melihat itu. Ibadah karena ingin saja tidak lebih mulia dengan ibadah mengharap surga, dan aku melihat ibadah karena mengharap surga tidak lebih mulia dari ibadah karena takut neraka. Tuhanku tidak mengajarkan seperti itu. Hanya pikiran2 manusia yang merupakan ciptaanNYA yang membuat standar ga jelas begitu.. :D

ndableg
02-04-2011, 01:19 AM
Mana ada sih, manusia normal yg menyembah Tuhan dengan full-kesadaran sendiri.

Heh? ya ada lah. Emangnya anak kecil, musti diiming2i dulu baru mau.

Sauron
02-04-2011, 01:33 AM
Heh? ya ada lah. Emangnya anak kecil, musti diiming2i dulu baru mau.

Jiahhh... Mas ndableg, komen saya kok disunat, maknanya juga kesunat dong.

danalingga
02-04-2011, 08:12 AM
Bagiku Tuhan tidak bisa di analogikan dengan manusia, siapa pun itu.. :D
Aku menghormati dan menyayangi orang tuaku karena itu adalah perintah dari Tuhanku.. Dan Tuhanku memerintahkan kepadaku untuk menghormati dan mencintai orang tuaku. Dan aku bersyukur aku bisa mencintai kedua orangtua ku karena Tuhanku..

Aku tidak mencuri, karena mencuri itu dosa...
Aku tidak membunuh, karena membunuh itu dosa..
Aku tidak mabuk-mabukan, karena mabuk-mabukan itu dosa...

:D
Apakah itu sesuatu yang *rendah*??
:D

Tidak rendah tapi lebih rendah dari orang yang melakukannya bukan karena takut akan dosa melainkan melakukannya dengan sadar karena tidak mau merugikan orang lain.

Bukankah Islam mengajarkan Ikhlas?

Agitho_Ryuki
02-04-2011, 10:45 AM
um Lingga.. Mari kita bahas di kamar sebelah. Sudah ada threadnya kok. :D

danalingga
02-04-2011, 11:11 PM
@Ghito:

Kalo disono saya kurang sreg mainnya, soale saya nggak suka bawa-bawa ayat je.

Agitho_Ryuki
03-04-2011, 08:23 AM
lah, katanya tadi menurut Islam.. Ya mesti pake ayat dunk.. Makanya jangan nyebut2 panji agama dunk kalo di sini.. :D

AsLan
03-04-2011, 03:45 PM
Saya rasa Filsafat dan agama tidak harus saling bertentangan.
Filsafat itu pada dasarnya usaha manusia utnuk memikirkan segala sesuatu, bisa agama bisa ilmu pengetahuan, bisa psikologi, moral, hukum, cinta dsb...

Saya harap orang beragama disini jangan keburu curiga atau merasa tersindir karena Filsafat adalah proses mencari kebenaran, filsafat tidak mengklaim dirinya adalah kebenaran.
Jadi semua pikiran disini adalah proses yg boleh ditambahi, dikurangi atau dikoreksi.

purba
03-04-2011, 06:31 PM
Bagiku Tuhan tidak bisa di analogikan dengan manusia, siapa pun itu.. :D
Aku menghormati dan menyayangi orang tuaku karena itu adalah perintah dari Tuhanku.. Dan Tuhanku memerintahkan kepadaku untuk menghormati dan mencintai orang tuaku. Dan aku bersyukur aku bisa mencintai kedua orangtua ku karena Tuhanku..

Aku tidak mencuri, karena mencuri itu dosa...
Aku tidak membunuh, karena membunuh itu dosa..
Aku tidak mabuk-mabukan, karena mabuk-mabukan itu dosa...

:D
Apakah itu sesuatu yang *rendah*??
:D

Lihat yg ditebalkan di atas. Ente bilang tuhan tidak bisa dianalogikan dgn manusia, tetapi ente sendiri diperintah oleh tuhan utk melakukan bla bla bla. Yg bisa memerintah 'kan manusia, bukan kuda ataupun pohon kaktus. Ente gak konsisten donk...

:))

Agitho_Ryuki
03-04-2011, 06:34 PM
Saya rasa Filsafat dan agama tidak harus saling bertentangan.
Filsafat itu pada dasarnya usaha manusia utnuk memikirkan segala sesuatu, bisa agama bisa ilmu pengetahuan, bisa psikologi, moral, hukum, cinta dsb...

aku setuju dengan ini


Saya harap orang beragama disini jangan keburu curiga atau merasa tersindir karena Filsafat adalah proses mencari kebenaran, filsafat tidak mengklaim dirinya adalah kebenaran.
Jadi semua pikiran disini adalah proses yg boleh ditambahi, dikurangi atau dikoreksi.

begini mas Aslan, Tuhanku berkata padaku melalui AL-Kitab yang ku pegang...

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."

Nah kan... Tuhanku memerintahkan padaku untuk takut dengan Neraka..

Agitho_Ryuki
03-04-2011, 06:35 PM
Lihat yg ditebalkan di atas. Ente bilang tuhan tidak bisa dianalogikan dgn manusia, tetapi ente sendiri diperintah oleh tuhan utk melakukan bla bla bla. Yg bisa memerintah 'kan manusia, bukan kuda ataupun pohon kaktus. Ente gak konsisten donk...

:))
Memerintah adalah kemampuan manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan... :D

purba
03-04-2011, 06:58 PM
Tadi saya baca status di FB, ada yg menulis "aku beriman kepadaNya karena aku takut Neraka-Nya"

wah sedih saya bacanya...

Benarkah Tuhan akan menyiksa seseorang hanya karena orang itu tak percaya kepada Tuhan ?
Kalau memang Tuhan seperti itu berarti Tuhan moralnya lebih bejad dari manusia.

Kenapa saya masukkan topik ini di Filsafat ? karena saya ingin mengajak orang untuk berpikir secara logis, sebetulnya sang pencipta itu seperti apa ?

Apakah dia begitu kejam dan mirip2 psikopat yg suka menyiksa manusia ?

Coba pikir, kalau Tuhan begitu kejam, mengapa manusia bisa menjadi lebih lembut dan penuh kasih daripada sang penciptanya ?

Namanya juga tuhan, maha ini, maha itu. Dia mau berbuat apa, ya suka2 dia.

Bagi tuhan, manusia adalah robot yg dikasih prosesor dan program. Sayangnya, program yg dibuat tuhan masih memiliki bug (maklum tuhan kerja sendirian), sehingga robot tsb tidak sepenuhnya di bawah kendali program tsb. Bug tsb adalah freewill atau kebebasan manusia utk memilih apa yg dihadapinya. Tuhan sadar ada bug tsb tetapi program sudah terlanjur di-launching di pasar dan bajakannya banyak di jual di glodok dan mangga dua. Sebagai gantinya tuhan membuat arahan-arahan dalam bentuk kitab yg harus dibaca dan dipelajari oleh robot tersebut agar tidak salah jalan akibat bug tsb. Sampe sini ok? Kemudian karena tuhan berencana mau ekspor robot2 tsb ke dunia berikutnya yg juga akan dibuatnya, maka bug tsb diperlakukan juga oleh tuhan sebagai alat seleksi utk robot yg bagus dan yg jelek. Yg bagus akan langsung diekspor ke negeri surga nanti, sedangkan yg jelek akan didaur ulang direbus di neraka.

:))

purba
03-04-2011, 07:03 PM
Memerintah adalah kemampuan manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan... :D

Bukan itu, tapi ente bilang perintah tuhan. Itu berarti tuhan memerintah. Lha manusia juga memerintah. Berarti ente telah menganalogikan tuhan dgn manusia.

:))

N-K_Person
03-04-2011, 08:29 PM
seharusnya kita berpikir bahwa menyembah Tuhan bukan hanya untuk masuk surga, tapi karna kita memang ingin menyembah Tuhan,dan sadar bahwa menyembah karna Tuhan sudah terlalu baik pada kita

klo menurut gw, idealnya, manusia ya nyembah Tuhan karena Tuhan memang yang pantas disembah, dan manusia adalah ciptaanNya. statusnya udah kayak gitu. sama kayak misal, punya nyokap pemabok pun, anak harus tetep hormat sama nyokapnya. anak kalo nggak hormat sama nyokapnya ya salah, walaupun anak itu sendiri nggak merasa minta untuk dilahirkan. (ini analoginya cocoknya buat manusia yang merasa kalo Tuhan emang semena-mena tanpa ada alasan yang bagus)

jadi seandainya Tuhan nggak baik sama kita pun, mestinya kita tetep nyembah. tapi ya yang namanya manusia, pastilah ada sombong2nya dan memberontak2nya.. jadinya banyak yang nggak nyembah karena nggak merasa Tuhan baik sama dia atau sama dunia.

bahkan Tuhan baik pun, masih banyak yang nggak nyembah. kayaknya Tuhan emang tau sifat manusia, makanya sampe bikin sistem pahala dan dosa. udah pake sistem pahala dan dosa aja masih banyak yang nggak nyembah.

tapi gw pribadi sih yakin, kalo Tuhan ngasih gw masalah yang bener2 kayak ta*, tetep ada alasan bagusnya. Misal, supaya kita bisa bersabar, dan bersabar itu bagus untuk jiwa manusia. (ya mungkin bukan itu alesannya, tapi nanti ada alesan lain :)) )

Agitho_Ryuki
05-04-2011, 09:33 AM
Bukan itu, tapi ente bilang perintah tuhan. Itu berarti tuhan memerintah. Lha manusia juga memerintah. Berarti ente telah menganalogikan tuhan dgn manusia.

:))

kan manusia bisa memerintah karena Tuhan menganugerahkan jkemampuan untuk itu :))
lantas apakah analog manusia dengan tuhan :))

berarti purba analog dunk dengan babi :)) kan sama-sama makan pake mulut.. :))

kalo aku gak mau dianalogikan dengan babi.. :P

N-K_Person
05-04-2011, 09:53 AM
iPhone 3G sama batu juga sama..
sama2 nggak bisa MMS, video recording, videocall, nggak punya memory card yang bisa diganti2.

AsLan
05-04-2011, 10:16 AM
Pernah nonton CSI ?
Dari tempat kejadian perkara, seorang penyelidik bisa menyelidiki bagaimana kejadian yg sebenarnya terjadi.

Dari manusia dan alam semesta, kita bisa memikir2kan bagaimana sebenarnya sifat sang pencipta.

Agitho_Ryuki
05-04-2011, 11:28 AM
Kalo memeikirkan sifat Tuhan, cukup melalui kalimatNya di Kitab Suci dan ajaran utusanNya um.. kalo lewat film itu seh hanya khayalan manusia.. :D

purba
05-04-2011, 07:18 PM
kan manusia bisa memerintah karena Tuhan menganugerahkan jkemampuan untuk itu :))
lantas apakah analog manusia dengan tuhan :))

berarti purba analog dunk dengan babi :)) kan sama-sama makan pake mulut.. :))

kalo aku gak mau dianalogikan dengan babi.. :P

Bukan gitu. Pernyataan ente kontradiksi. Ente gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, tetapi ente tetap ngomong tuhan memerintahkan manusia. Kalo ente konsisten gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, maka ente gak bisa mengatakan apapun ttg tuhan. Tuhan2 dlm agama semit adalah tuhan2 personal, tuhan2 yg diceritakan seperti manusia, tuhan yg bisa membenci, yg berkuasa, yg mengasihi, yg menyayangi, yg memerintahkan, yg melarang, yg berkata2, dll.

:))

N-K_Person
05-04-2011, 08:17 PM
well, kalo di agama kristen, dibilang "Tuhan menciptakan manusia berdasarkan gambaran diri-Nya" kan?

kalo di islam yaa... asmaul huzna :)) ada yang sifatnya dimiliki manusia (walaupun nggak ada seujung kukunya) (misal, maha penghukum,, ya semua manusia bisa ngehukum orang,, paling banter sampe hukuman mati. tapi nggak ada manusia yang bisa menghukum orang dalam keabadian di dalem api yang panasnya jauh lebih panas dari api manapun di bumi ini), ada yang jauh dari manusia (misal, maha kekal)..

jadi nggak bisa dibilang Tuhan mirip manusia. ibaratnya kayak iPhone sama batu tadi.. walaupun ada "persamaan"nya, sama2 nggak bisa MMS atau videocall, cuma orang bodoh yang bilang iPhone itu mirip batu :))

Agitho_Ryuki
05-04-2011, 11:31 PM
Bukan gitu. Pernyataan ente kontradiksi. Ente gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, tetapi ente tetap ngomong tuhan memerintahkan manusia. Kalo ente konsisten gak mau menganalogikan tuhan dengan manusia, maka ente gak bisa mengatakan apapun ttg tuhan. Tuhan2 dlm agama semit adalah tuhan2 personal, tuhan2 yg diceritakan seperti manusia, tuhan yg bisa membenci, yg berkuasa, yg mengasihi, yg menyayangi, yg memerintahkan, yg melarang, yg berkata2, dll.

:))

Apa bedanya dgn "purba analog dengan babi"? Sama-sama bisa bilang *ngok ngok*, sama-sama kencing lewat kemaluan, sama-sama makan lewat mulut, sama-sama berak lewat anus, sama-sama melihat pake mata. Purba mau dianalogikan dgn babi?


Kalo aku, apapun alasannya gak mau dianalogikan dengan babi.
:malumalu:

ndableg
06-04-2011, 02:06 AM
Tuhan2 dlm agama semit adalah tuhan2 personal, tuhan2 yg diceritakan seperti manusia, tuhan yg bisa membenci, yg berkuasa, yg mengasihi, yg menyayangi, yg memerintahkan, yg melarang, yg berkata2, dll.

:))

Ga gitu.. masalahnya manusia mencoba utk memahami tuhannya dgn cara menganalogikan memiliki sifat2 spt manusia. Sama aja kek cerita2 fabel lambang kebijaksanaan adalah burung hantu, lambang kecerdikan itu kancil, ato anjing yg setia. Emang manusia selalu mencoba memanusiakan hal2 yg bukan manusia supaya bisa memahami. Manusia kan belajar agama dari kecil, maka perlu diberikan jembatan keledai utk membantunya mengerti konsep tuhan.

AsLan
06-04-2011, 02:39 AM
Filsafat punya sejarah memikirkan sifat2 Tuhan loh...

Socrates pernah memikirkan bahwa secara logika Tuhan itu pasti Esa, Tuhan pasti suci.
Itu sebabnya Socrates menentang kepercayaan dewa dewi Yunani.

purba
06-04-2011, 07:49 AM
Apa bedanya dgn "purba analog dengan babi"? Sama-sama bisa bilang *ngok ngok*, sama-sama kencing lewat kemaluan, sama-sama makan lewat mulut, sama-sama berak lewat anus, sama-sama melihat pake mata. Purba mau dianalogikan dgn babi?


Kalo aku, apapun alasannya gak mau dianalogikan dengan babi.
:malumalu:

Ente gak paham apa yg ane bilang (atau pura2 gak mau paham?). :))

Nih ane tegesin terakhir kali. Ente bilang gak mau menganalogikan tuhan dgn manusia, tetapi ente tetep bilang tuhan memerintahkan manusia. Nah kalimat 'tuhan memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan tuhan dengan manusia. Itulah kontradiksinya.

Sekarang ane ganti tuhan menjadi babi: =))

Ente bilang gak mau menganalogikan babi dgn manusia, tetapi ente tetep bilang babi memerintahkan manusia. Nah kalimat 'babi memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan babi dengan manusia.

Paham gak? :))

purba
06-04-2011, 08:20 AM
Ga gitu.. masalahnya manusia mencoba utk memahami tuhannya dgn cara menganalogikan memiliki sifat2 spt manusia. Sama aja kek cerita2 fabel lambang kebijaksanaan adalah burung hantu, lambang kecerdikan itu kancil, ato anjing yg setia. Emang manusia selalu mencoba memanusiakan hal2 yg bukan manusia supaya bisa memahami. Manusia kan belajar agama dari kecil, maka perlu diberikan jembatan keledai utk membantunya mengerti konsep tuhan.

Sebenarnya gak sama antara fabel dan cerita ttg tuhan. Fabel adalah dunia hewan yg diceritakan seperti manusia. Ada alternatif lain, hewan juga bisa diceritakan tanpa seperti manusia, misalnya dlm biologi. Sedangkan tuhan, bahkan dalam teologi pun, tetap saja diceritakan seperti manusia, tidak ada alternatif lain.

:))

Agitho_Ryuki
06-04-2011, 11:21 AM
Ente gak paham apa yg ane bilang (atau pura2 gak mau paham?). :))

Nih ane tegesin terakhir kali. Ente bilang gak mau menganalogikan tuhan dgn manusia, tetapi ente tetep bilang tuhan memerintahkan manusia. Nah kalimat 'tuhan memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan tuhan dengan manusia. Itulah kontradiksinya.

Sekarang ane ganti tuhan menjadi babi: =))

Ente bilang gak mau menganalogikan babi dgn manusia, tetapi ente tetep bilang babi memerintahkan manusia. Nah kalimat 'babi memerintahkan manusia' menunjukkan ente sudah menganalogikan babi dengan manusia.

Paham gak? :))

Babi makan pake mulut dan purba juga makan pake mulut. ------------------------- . Manusia bisa memerintah dan Tuhan bisa memerintah..
Jadi
Babi analog denga purba ------------------------------- Manusia analog dengan Tuhan

=)) =))
Purba mau dibilang analog dengan babi ya??
:))

AsLan
06-04-2011, 11:43 AM
Udah lah jangan berdebat masalah yg tidak sesuai topik.

satmata
06-04-2011, 07:36 PM
Ya kesadaran... Sadar akan hukuman Tuhan itu sangat pedih.. Emang kesadaran seperti ini *rendah* ya *tingkat*annya?? =))

bukan karena cinta ya git.......=))
padahal Tuhan mencintaimu..........:D

Darrul_Iman
06-04-2011, 08:18 PM
Salam

wahai tetanggaku yang saya hormati


Yup, hukum sebab akibat itu berlaku, dan Tuhanlah yg jadi Hakimnya.

Nah karena ini forum filsafat, maka coba pikirkan apakah adil bila Tuhan menyiksa orang dalam api selama-lamanya karena orang itu tidak percaya agama tertentu ?

Bagi saya, rasa keadilan itu ada dalam hati tiap orang karena Tuhan sendiri yg memperlengkapi manusia dengan sifat tersebut.

Maka dengan sifat pemberian Tuhan itu, mari pikirkan apakah Adil bila seorang Atheis yg hidupnya sangat baik dan lembut pada sesama akhirnya dibakar dineraka hanya karena dia menolak percaya agama tertentu ?

sungguh dari tiap-tiap GOLONGAN terdapat orang-orang yang mendapatkan petunjuk

tahukah siapa dia...??

yang selalu WASPADA terhadap dirinya sendiri

yang menghukum dirinya adalah dirinya sendiri

pilihan itu ada setelah kamu mampu MEMILIH dan mempertanggung jawabkan apa pilihan itu

bagai mana kamu menggunakan pilihan itu, bagaimana melakukan pilihan itu

jika kamu menganggap bahwa SATU TUHAN lah yang menurunkan semua AGAMA, mengapa kamu meremehkan PILIHAN orang itu

bukankah KEBEBASAN manusia untuk memilih dan setiap pilihan itu KAMU HARUS MEMPERTANGGANG JAWABKAN

TATAP MUKA LANGSUNG KEPADA TUHAN setelah kita semua meninggal,

titik inilah yaitu MENINGGAL maka KITA AKAN MENGETAHUI .....BENARKAH PILIHAN KITA ITU...??

ndableg
07-04-2011, 02:11 AM
Sebenarnya gak sama antara fabel dan cerita ttg tuhan. Fabel adalah dunia hewan yg diceritakan seperti manusia. Ada alternatif lain, hewan juga bisa diceritakan tanpa seperti manusia, misalnya dlm biologi. Sedangkan tuhan, bahkan dalam teologi pun, tetap saja diceritakan seperti manusia, tidak ada alternatif lain.

:))

Lah kok dalam biologi? Emang dalam biologi binatang bisa ngomong? Ngomong ama purba suka ngelantur rupanya..

purba
08-04-2011, 08:46 PM
Lah kok dalam biologi? Emang dalam biologi binatang bisa ngomong? Ngomong ama purba suka ngelantur rupanya..

Baca yg bener apa yg ane tulis, baru komentar. :))

mencari_makna
14-12-2011, 03:18 PM
Namanya juga tuhan, maha ini, maha itu. Dia mau berbuat apa, ya suka2 dia.

Bagi tuhan, manusia adalah robot yg dikasih prosesor dan program. Sayangnya, program yg dibuat tuhan masih memiliki bug (maklum tuhan kerja sendirian), sehingga robot tsb tidak sepenuhnya di bawah kendali program tsb. Bug tsb adalah freewill atau kebebasan manusia utk memilih apa yg dihadapinya. Tuhan sadar ada bug tsb tetapi program sudah terlanjur di-launching di pasar dan bajakannya banyak di jual di glodok dan mangga dua. Sebagai gantinya tuhan membuat arahan-arahan dalam bentuk kitab yg harus dibaca dan dipelajari oleh robot tersebut agar tidak salah jalan akibat bug tsb. Sampe sini ok? Kemudian karena tuhan berencana mau ekspor robot2 tsb ke dunia berikutnya yg juga akan dibuatnya, maka bug tsb diperlakukan juga oleh tuhan sebagai alat seleksi utk robot yg bagus dan yg jelek. Yg bagus akan langsung diekspor ke negeri surga nanti, sedangkan yg jelek akan didaur ulang direbus di neraka.

:))

setuju dengan analisa anda sejauh yang anda sampaikan. tapi dalam hal ini anda memahami tuhan yang menciptakan manusia. padahal jika anda memahami pikiran tentang Tritunggal. Wahdatul wujud, maka anda yang bukan apa2 karena tidak memiliki "kesadaran" sebagai aku yang ADA, maka wajar saja jika Ego anda setelah mai menjadi debu yang tak bermakna. Namun seperti kata einstain bahwa tidak ada energi yang hilang maka energi yang telah anda ciptakan di bumi ini akan di olah kembali, seperti usur karbon yang di pakai untuk proses pembakaran.

E = mc˛
14-12-2011, 03:55 PM
hukum kekekalan energi (energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan tapi hanya berubah wujud) rasanya bukan Einstein yg bilang... ::ungg::

dan jika konsisten dg statemen ini, harusnya penciptaan gak ada, karena sebelumnya gak ada "energi" lalu menjadi ada.... :ninja:

---------- Post added at 02:55 PM ---------- Previous post was at 02:36 PM ----------

sebagai tambahan, seperti kasus ini (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?2474-Apakah-Tuhan-menciptakan-Kejahatan&highlight=einstein), kisah "einstein membenarkan pernyataan bahwa hukum kekekalan energi membuktikan adanya kehidupan setelah mati" adalah sesuatu yang... omong kosong... Einstein tak menyatakan hal demikian. Pencatutan nama Einstein hanya sebuah manipulatif untuk menyokong argumen adanya "life after death". Einstein secara tegas menyatakan bahwa dia gak percaya pada kehidupan setelah kematian...


I cannot conceive of a God who rewards and punishes his creatures, or has a will of the kind that we experience in ourselves. Neither can I nor would I want to conceive of an individual that survives his physical death; let feeble souls, from fear or absurd egoism, cherish such thoughts. I am satisfied with the mystery of the eternity of life and with the awareness and a glimpse of the marvelous structure of the existing world, together with the devoted striving to comprehend a portion, be it ever so tiny, of the Reason that manifests itself in nature.

- Albert Einstein, The World As I See It


I cannot imagine a God who rewards and punishes the objects of his creation, whose purposes are modeled after our own -- a God, in short, who is but a reflection of human frailty. Neither can I believe that the individual survives the death of his body, although feeble souls harbor such thoughts through fear or ridiculous egotisms.

- Albert Einstein, obituary in New York Times, April 19, 1955


I do not believe in immortality of the individual, and I consider ethics to be an exclusively human concern with no superhuman authority behind it.

- Albert Einstein, Albert Einstein: The Human Side, edited by Helen Dukas & Banesh Hoffman


A man's ethical behavior should be based effectually on sympathy, education, and social ties and needs; no religious basis is necessary. Man would indeed be in a poor way if he had to be restrained by fear of punishment and hope of reward after death.

- Albert Einstein, "Religion and Science," New York Times Magazine, November 9, 1930


If people are good only because they fear punishment, and hope for reward, then we are a sorry lot indeed. The further the spiritual evolution of mankind advances, the more certain it seems to me that the path to genuine religiosity does not lie through the fear of life, and the fear of death, and blind faith, but through striving after rational knowledge.

Immortality? There are two kinds. The first lives in the imagination of the people, and is thus an illusion. There is a relative immortality which may conserve the memory of an individual for some generations. But there is only one true immortality, on a cosmic scale, and that is the immortality of the cosmos itself. There is no other.
- Albert Einstein, quoted in: All the Questions You Ever Wanted to Ask American Atheists, by Madalyn Murray O'Hair


The mystical trend of our time, which shows itself particularly in the rampant growth of the so-called Theosophy and Spiritualism, is for me no more than a symptom of weakness and confusion. Since our inner experiences consist of reproductions, and combinations of sensory impressions, the concept of a soul without a body seem to me to be empty and devoid of meaning.

- Albert Einstein, letter of February 5, 1921


Sekali lagi, nama Einstein sering disalahgunakan secara membabibuta untuk membenarkan klaim dan opini pribadi ::doh::

mencari_makna
21-12-2011, 01:02 PM
Kita hidup melepaskan energi, energi yang kita lepaskan tidak akan pernah hilang bahkan ketika mati pun energi ini tidak hilang (menurut hukum kekekalan energi) tetapi berubah bentuk. Energi yang tidak pernah hilang ini mengambil bentuk yang disebut JIWA. Pada jiwa inilah TUhan melihat kita, bukan pada bentuk pisik. Apakah yang dimaksud dengan jiwa? Jiwa adalah kualitas kesadaran.

purba
21-12-2011, 03:32 PM
Kita hidup melepaskan energi, energi yang kita lepaskan tidak akan pernah hilang bahkan ketika mati pun energi ini tidak hilang (menurut hukum kekekalan energi) tetapi berubah bentuk. Energi yang tidak pernah hilang ini mengambil bentuk yang disebut JIWA. Pada jiwa inilah TUhan melihat kita, bukan pada bentuk pisik. Apakah yang dimaksud dengan jiwa? Jiwa adalah kualitas kesadaran.

Ketika ente bilang energi adalah jiwa, maka jiwa adalah sesuatu yg fisik*. Tetapi ketika ente bilang jiwa adalah kualitas kesadaran, maka jiwa adalah sesuatu yg nonfisik. Gimane ente? :))

*Ente singgung Einstein. Ente tau kan rumus Einstein yg terkenal, E=Mc^2. M adalah massa yg berarti fisik. Karena E sama dengan (=) Mc^2, maka E (energi) adalah juga fisik.

Saran ane, kalo mo ngomongin tuhan, gak usah bawa-bawa terminologi fisika segala, makin jaka sembung nanti.

E = mc˛
21-12-2011, 07:25 PM
Kita hidup melepaskan energi, energi yang kita lepaskan tidak akan pernah hilang bahkan ketika mati pun energi ini tidak hilang (menurut hukum kekekalan energi) tetapi berubah bentuk. Energi yang tidak pernah hilang ini mengambil bentuk yang disebut JIWA. Pada jiwa inilah TUhan melihat kita, bukan pada bentuk pisik. Apakah yang dimaksud dengan jiwa? Jiwa adalah kualitas kesadaran.

jiwa memiliki bentuk? memiliki ukuran? memiliki massa? memiliki atom? :-?

mencari_makna
23-12-2011, 11:23 AM
Ketika ente bilang energi adalah jiwa, maka jiwa adalah sesuatu yg fisik*. Tetapi ketika ente bilang jiwa adalah kualitas kesadaran, maka jiwa adalah sesuatu yg nonfisik. Gimane ente? :))

*Ente singgung Einstein. Ente tau kan rumus Einstein yg terkenal, E=Mc^2. M adalah massa yg berarti fisik. Karena E sama dengan (=) Mc^2, maka E (energi) adalah juga fisik.

Saran ane, kalo mo ngomongin tuhan, gak usah bawa-bawa terminologi fisika segala, makin jaka sembung nanti.

Jiwa adalah qualitas dari kesadaran, atau kesadaran adalah esensi dari jiwa. Kita tdak ngomongin Tuhan. Tuhan kata Nietze sudah mati. yang ada adalah Jiwa atau ruh.

---------- Post added at 11:23 AM ---------- Previous post was at 11:18 AM ----------


jiwa memiliki bentuk? memiliki ukuran? memiliki massa? memiliki atom? :-?

Energi yang kita lepaskan pada saat hidup mengambil bentuk menjadi JIWA. Apakah itu bentuk? sesuatu yang bersifat pisik dan menempati ruang. Jiwa yang merupakan perubahan bentuk dari energi pisik menjadi energi ruh tentunya bersipat ruhaniah. Memiliki dimensi yang berbeda dengan dimensi ruang waktu yang dapat kita pahami

E = mc˛
23-12-2011, 11:35 AM
hmmm... saat mati, energi yg terlepas adalah panas... itu sebbanya entropi semesta naik...

mencari_makna
24-12-2011, 09:59 AM
hmmm... saat mati, energi yg terlepas adalah panas... itu sebbanya entropi semesta naik...

Jika kita melihat segitiga api, yang melahirkan energi. yaitu terdiri dari ; unsur Carbon, panas dan Oxygen. jadi sebelum ada api yang bersifat panas maka harus ada unsur panas untuk menciptakan api.Panas adalah energi dan energi sesungguhnya adalah Roh. (Hipotesa mistikisme)

E = mc˛
24-12-2011, 10:13 AM
panas = energi
energi = roh

jadi, panas adalah roh?


dan ngomong-ngomong, Fire triangle meski konsepnya sederhana, tapi gagal menjabarkan proses pembakaran. makanya direvisi ulang menjadi Fire Tetrahedron. dimana sisi keempat adalah proses rekasi kimia. saya tak pernah menemukan adanya keterlibatan roh dalam proses pembakaran :cengir:

AsLan
24-12-2011, 12:53 PM
nyawa dan kehidupan bukan bersifat fisik.
tapi nyawa dan kehidupan benar2 real dan tidak bisa disangkal keberadaannya.

sampai sekarang ilmuwan tidak bisa menjelaskan keberadaan "hidup" apa yg menyebabkan sekumpulan senyawa hidro karbon bisa hidup dan bagaimana menghidupkan sebuah senyawa, sebuah misteri yg belum terjawab oleh science, jadi sulit didiskusikan.

E = mc˛
25-12-2011, 12:52 AM
Sains bertopang pada naturalism metodologis yaitu mencari penjelasan alamiah mengenai dunia. Apabila jiwa ada, maka ia dapat diamati dan dijelaskan secara alamiah. Sekarang, apakah jiwa dapat diamati dengan indera atau sensor lain buatan manusia? Sampai sejauh ini tidak ditemukan adanya jiwa dalam tubuh manusia.

Sebagian besar pemahaman sains terhadap jiwa memandangnya sebagai kepribadian manusia yang merujuk pada pikiran atau kesadaran. Dengan definisi ulang ini, jiwa dilihat sebagai objek keyakinan manusia, atau konsep yang membentuk kognisi dan pemahaman dunia. Posisinya dapat ditunjuk, yaitu di otak, dan berbentuk sebagai pola-pola interaksi yang muncul dari interaksi manusia dengan alam menggunakan komponen indera, syaraf, dan otak. Dengan pemahaman ini, maka jiwa tidak dapat lepas dari tubuh karena ia dibentuk oleh keempat komponen tersebut. Ketika salah satu dari empat komponen tersebut tidak ada, jiwa tidak ada.

Sebagian memandang jiwa sebagai zat non materi. Dalam sains, alam semesta disusun oleh dua zat, yaitu materi dan gaya. Jika bukan materi, berarti gaya. Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda berubah gerakan. Ada empat gaya dasar di alam yaitu gaya nuklir kuat, gaya nuklir lemah, gaya elektromagnetik, dan gaya gravitasi. Untuk dapat menjadikan jiwa sebagai gaya, maka dibutuhkan partikel pembawa gaya. Dengan kata lain, gaya hanya dapat ada jika ada partikelnya (bendanya) berdasarkan definisi. Tanpa benda, gaya tidak ada.

Jiwa sebagai gaya dapat bermakna ketika manusia memang digerakkan oleh jiwa atau yang disebut orang sebagai gaya hidup. Ketika manusia lenyap, kemana gaya tersebut? Bercerai berai bersama bercerainya jasad? Lalu apa bedanya antara jiwa manusia dengan jiwa batu? Kenapa batu tidak memiliki jiwa? Atau robot, robot dapat bergerak, apakah robot memiliki jiwa?

AsLan
25-12-2011, 06:49 PM
masa ilmuwan gak bisa bedain mana sel hidup dan mana sel mati ?

E = mc˛
25-12-2011, 09:01 PM
bukan ilmuwan yg gak bisa bedain mana sel hidup mana sel mati. tapi pihak tertentu yg gak bisa bedain mana energi mana gaya mana materi :mrgreen:

AsLan
25-12-2011, 09:09 PM
masalah energi dll silahkan kalian diskusikan sendiri, yg saya bicarakan adalah kehidupan sebagai suatu yang nyata, bisa diamati dan bisa dicatat.
apakah kehidupan diakui sebagai suatu yg nyata oleh ilmu pengetahuan? apakah kehidupan itu ? darimana datangnya kehidupan ?

E = mc˛
25-12-2011, 09:24 PM
Singkatnya sains mengatakan jiwa sebagai zat non materi tidak ada. Sebagai zat materi apa lagi. Bagi sains, konsep jiwa yang dipandang oleh manusia pada umumnya hanyalah suatu proses interaksi biokimia di dalam otak yang memunculkan kesadaran. Kesadaran sendiri adalah interaksi antara otak, syaraf, indera, dan lingkungan. Tanpa otak, tidak ada kesadaran. Tanpa syaraf, tidak ada kesadaran. Tanpa indera, tidak ada kesadaran, dan tanpa lingkungan juga tidak ada kesadaran. Usaha manusia untuk mereplikasi jiwa diwujudkan dalam pengembangan di bidang robotika dimana para ilmuan berusaha menciptakan mesin, molekul, atau program yang dapat bertindak sendiri

Om Aslan mengatakn bahwa kehidupan yg nyata, bisa diamati dan dicatat, apakah jiwa versi Aslan bisa diamati dan dicatat? :mrgreen:

purba
25-12-2011, 10:52 PM
nyawa dan kehidupan bukan bersifat fisik.
tapi nyawa dan kehidupan benar2 real dan tidak bisa disangkal keberadaannya.


In what sense?
Tidak salah bahwa nyawa dan kehidupan adalah real.
Tapi, terutama nyawa, dalam pengertian seperti apa?
Manusia memiliki nyawa, ok?
Apakah bakteri juga memiliki nyawa?
Apakah batu memiliki nyawa?

Ketika manusia dinyatakan mati, apakah itu berarti nyawanya telah lepas dari tubuhnya?
Jika ya, bagaimana dengan nyawa sel-sel penyusun tubuh manusia, apakah sudah lepas juga?
Ketika manusia tsb mati (nyawanya telah meregang dari tubuhnya),
apakah serta merta sel-sel tubuhnya juga mati (nyawanya telah meregang dari tubuh sel-sel tsb)?

:))

AsLan
26-12-2011, 12:42 PM
biar gampangnya begini, apa bedanya sel hidup dengan sel mati ? masa ilmuwan gak bisa membedakan kedua hal itu ?

purba
26-12-2011, 02:05 PM
biar gampangnya begini, apa bedanya sel hidup dengan sel mati ? masa ilmuwan gak bisa membedakan kedua hal itu ?

Setau gw gak gampang mendefinisikan 'makhluk hidup'. Lha kalo menurut lo apa perbedaan antara sel hidup dan sel mati?

:))

AsLan
26-12-2011, 07:46 PM
Setau gw gak gampang mendefinisikan 'makhluk hidup'. Lha kalo menurut lo apa perbedaan antara sel hidup dan sel mati?

:))

kalo gak gampang mndefinisikan kehidupan, maka jangan terlalu cepat menjudge mereka yg berusaha menjelaskan hidup dan mati seperti kop mencari_makna diatas.

purba
26-12-2011, 08:17 PM
kalo gak gampang mndefinisikan kehidupan, maka jangan terlalu cepat menjudge mereka yg berusaha menjelaskan hidup dan mati seperti kop mencari_makna diatas.

Lha lu jadi gak bisa jawab juga, gimana ngebedain sel mati dan sel hidup? :))

Si mencari_makna mencampurbaurkan terminologi yg biasa dipakai di fisika dgn keyakinannya, ya jadinya jaka sembung niup balon. Itu yg gw sanggah ttg nyawa.

E = mc˛
26-12-2011, 08:23 PM
hiks, pertanyaan saya dicuekin ::nangis::

lagian masa segitiga api dipake buat menjelaskan konsep roh/jiwa jika itu jelas-jelas merupakan penjelasan buat anak-anak HSE buat menanggulangi kebakaran di tempat kerja ::doh::

AsLan
27-12-2011, 02:27 AM
Lha lu jadi gak bisa jawab juga, gimana ngebedain sel mati dan sel hidup? :))

Si mencari_makna mencampurbaurkan terminologi yg biasa dipakai di fisika dgn keyakinannya, ya jadinya jaka sembung niup balon. Itu yg gw sanggah ttg nyawa.

ada kotak kosong, gak ada orang tahu apa isinya.
si mencari_makna bilang isinya kucing.

lu brani bilang dia salah ?

E = mc˛
27-12-2011, 08:08 AM
^ dibilangnya kotak kosong. yah berarti isinya kosong. gak ada kucingnya. apa definisi "kosong" kita berbeda?

mungkin situh mau bilang kalo kotaknya "tertutup" kali? ::hihi::

Paradoks kucing schrodinger, begitu? ;D

purba
27-12-2011, 10:10 AM
ada kotak kosong, gak ada orang tahu apa isinya.
si mencari_makna bilang isinya kucing.

lu brani bilang dia salah ?

Gw menyanggah mencari_makna dgn menunjukkan kontradiksi pada pendapatnya. Dia bilang nyawa adalah energi dan energi adalah fisik, tetapi di kalimat berikutnya dia bilang nyawa adalah nonfisik. Lha jadi mana yg bener, nyawa adalah fisik atau nonfisik? Tapi dia gak bisa menjawabnya. Karena apa? Karena dia menggunakan terminologi2 fisika secara serampangan.

Demikian juga ateis menyanggah ttg tuhan karena konsep tuhan penuh dengan kontradiksi2, serba gak jelas.

:))

sedgedjenar
27-12-2011, 02:33 PM
Tadi saya baca status di FB, ada yg menulis "aku beriman kepadaNya karena aku takut Neraka-Nya"

wah sedih saya bacanya...

Benarkah Tuhan akan menyiksa seseorang hanya karena orang itu tak percaya kepada Tuhan ?
Kalau memang Tuhan seperti itu berarti Tuhan moralnya lebih bejad dari manusia.

Kenapa saya masukkan topik ini di Filsafat ? karena saya ingin mengajak orang untuk berpikir secara logis, sebetulnya sang pencipta itu seperti apa ?

Apakah dia begitu kejam dan mirip2 psikopat yg suka menyiksa manusia ?

Coba pikir, kalau Tuhan begitu kejam, mengapa manusia bisa menjadi lebih lembut dan penuh kasih daripada sang penciptanya ?


bali maning nang topik aja yuk ah !!
apakah tuhan itu pemarah, atau tuhan itu penyayang itu semua dipakai untuk bermacam jenis manusia dengan tingkatan spiritualnya
kalo spiritualnya harus idtakut2 in agar beribadah dan berbuat baik, ya cocoknya menyembah tuhan yang ditakuti

kalo yang gak pake takut mungkin menyembah allah lewat jalan tuhan, sifat tuhan dimata mereka itu pengasih dan penyayang

apakah tuhan itu kejam ? ya kembali lagi kepada prasangka hambanya
prasangka hambanya sesuai tingkatan ruhani sang hamba

saya juga dulu mikirnya gitu, pas pertama2 kenal dunia tasawuf, sufi
pas pertama demen baca2 buku2 sufi

tapi seiring berjalannya waktu saya sadar, dulu saya juga pernah gitu
pernah beragama dengan ditakut2 in
ketika melihat orang yang masih beragama dengan ditakut2 in, saya bercermin dan berkesimpulan, mungkin aja mereka itu sedang berproses
mereka dalam kondisi demikian juga bukan maunya mereka, karena keadaan juga

sejak itu saya berhenti menyalahkan pandangan mereka, berhenti menilai kualitas ibadah mereka
cuma kalo ada yang tanya2/ ajak diskusi sih saya jabanin, sekedar share pengalaman bahwa saya pernah dalam kondisi yang sama dan sekarang punya pandangan yang lain tentang surga neraka

pasingsingan
27-12-2011, 05:49 PM
sejak itu saya berhenti menyalahkan pandangan mereka, berhenti menilai kualitas ibadah mereka
cuma kalo ada yang tanya2/ ajak diskusi sih saya jabanin, sekedar share pengalaman bahwa saya pernah dalam kondisi yang sama dan sekarang punya pandangan yang lain tentang surga neraka
I like this
rasanya dlm hal pengalaman spiritual
semua manusia mengalaminya
masalahnya
ada yng merasa sudah puas n mantab dng pencapaian dititik tertentu
ada yang pengen terus dan terus :D

danalingga
27-12-2011, 05:51 PM
Gw menyanggah mencari_makna dgn menunjukkan kontradiksi pada pendapatnya. Dia bilang nyawa adalah energi dan energi adalah fisik, tetapi di kalimat berikutnya dia bilang nyawa adalah nonfisik. Lha jadi mana yg bener, nyawa adalah fisik atau nonfisik? Tapi dia gak bisa menjawabnya. Karena apa? Karena dia menggunakan terminologi2 fisika secara serampangan.

Demikian juga ateis menyanggah ttg tuhan karena konsep tuhan penuh dengan kontradiksi2, serba gak jelas.

:))

Gimana nggak kontradiksi, la wong yang ngasih tahu soal apa dan bagaimana itu Tuhan pada belum pernah ketemu Tuhan. Jadinya ya mereka-reka. :))

pasingsingan
27-12-2011, 06:44 PM
Gimana nggak kontradiksi, la wong yang ngasih tahu soal apa dan bagaimana itu Tuhan pada belum pernah ketemu Tuhan. Jadinya ya mereka-reka. :))
klo gitu analoginya
lalu apa bedanya dng ahli sejarah yng berdebat ttg kerajaan majapahit berdasarkan sebuah temuan manuskrip misalnya
pertanyaannya, yng menimbulkan kontradiksi itu daya nalar mereka atau manuskrip itu?
lalu, solusinya apakah harus ketemu raja majapahit atau patih gajah mada biar clear yak :lololol:

AsLan
27-12-2011, 06:51 PM
^ dibilangnya kotak kosong. yah berarti isinya kosong. gak ada kucingnya. apa definisi "kosong" kita berbeda?

mungkin situh mau bilang kalo kotaknya "tertutup" kali? ::hihi::

Paradoks kucing schrodinger, begitu? ;D

ya udah maksudnya kotak tertutup, gw salah tulis.

so ? masih suka kabur dari substansi dan berusaha menang dipermainan kata ?

bukan cara hidup yang gentle itu.

---------- Post added at 05:51 PM ---------- Previous post was at 05:48 PM ----------


bali maning nang topik aja yuk ah !!
apakah tuhan itu pemarah, atau tuhan itu penyayang itu semua dipakai untuk bermacam jenis manusia dengan tingkatan spiritualnya
kalo spiritualnya harus idtakut2 in agar beribadah dan berbuat baik, ya cocoknya menyembah tuhan yang ditakuti

kalo yang gak pake takut mungkin menyembah allah lewat jalan tuhan, sifat tuhan dimata mereka itu pengasih dan penyayang

apakah tuhan itu kejam ? ya kembali lagi kepada prasangka hambanya
prasangka hambanya sesuai tingkatan ruhani sang hamba

saya juga dulu mikirnya gitu, pas pertama2 kenal dunia tasawuf, sufi
pas pertama demen baca2 buku2 sufi

tapi seiring berjalannya waktu saya sadar, dulu saya juga pernah gitu
pernah beragama dengan ditakut2 in
ketika melihat orang yang masih beragama dengan ditakut2 in, saya bercermin dan berkesimpulan, mungkin aja mereka itu sedang berproses
mereka dalam kondisi demikian juga bukan maunya mereka, karena keadaan juga

sejak itu saya berhenti menyalahkan pandangan mereka, berhenti menilai kualitas ibadah mereka
cuma kalo ada yang tanya2/ ajak diskusi sih saya jabanin, sekedar share pengalaman bahwa saya pernah dalam kondisi yang sama dan sekarang punya pandangan yang lain tentang surga neraka

sip !

E = mc˛
27-12-2011, 07:00 PM
kabur drmn ah? situh nanya ttg bedanya sel hidup dan sel mati? kalau situh baca dg baik postingan2 sy sebelumnya, udah saya jelasin tuh konsep jiwa dan hidup versi sains (yg saya fahami). Lalu saya tanya balik. malah situh yg gak mau jawab sama sekali. itu namanya bukan "kabur"? [meditasi]

hajime_saitoh
27-12-2011, 09:29 PM
Originally Posted by sedgejenar
sejak itu saya berhenti menyalahkan pandangan mereka, berhenti menilai kualitas ibadah mereka
cuma kalo ada yang tanya2/ ajak diskusi sih saya jabanin, sekedar share pengalaman bahwa saya pernah dalam kondisi yang sama dan sekarang punya pandangan yang lain tentang surga neraka

laluu pandangan bang segejenar tentang surga dan neraka apa?? apa surga dan neraka itu tidak kekal seperti bukunya siapa itu wa lupa pengarangnya.. terus kalo surga dan neraka gak kekal kemana kita setelah itu???

danalingga
28-12-2011, 01:43 AM
klo gitu analoginya
lalu apa bedanya dng ahli sejarah yng berdebat ttg kerajaan majapahit berdasarkan sebuah temuan manuskrip misalnya
pertanyaannya, yng menimbulkan kontradiksi itu daya nalar mereka atau manuskrip itu?
lalu, solusinya apakah harus ketemu raja majapahit atau patih gajah mada biar clear yak :lololol:

Kalo mau tanpa keraguan sedikitupun, iya. Tapi kalo masih memberikan ruang untuk keraguan, alias ini hasilnya masih mungkin salah ya nggak perlu. :))

Btw, analoginya kurang pas. Harusnya yang diributkan itu bagaimanakah sifat dan tampang Gajahmada barus sesuai dengan bahasan kita ini. ;))

pasingsingan
28-12-2011, 10:16 PM
@dana:

yayaya ....
betul, lebih tepatnya analoginya spt itu ::up::

hajime_saitoh
28-12-2011, 10:32 PM
Gimana nggak kontradiksi, la wong yang ngasih tahu soal apa dan bagaimana itu Tuhan pada belum pernah ketemu Tuhan. Jadinya ya mereka-reka.

hush jangan salah katanya disini ada yang bisa melihat TUhan

pasingsingan
29-12-2011, 08:32 PM
@hajime:

mungkin yng dimaksud melihat oleh sedge itu
bukan melihat secara mata telanjang
tapi mata batin/mata hati, atau istilah laen yng semakna.

hajime_saitoh
31-12-2011, 10:17 AM
@hajime:

mungkin yng dimaksud melihat oleh sedge itu
bukan melihat secara mata telanjang
tapi mata batin/mata hati, atau istilah laen yng semakna.

bathin itu merasakan bukan melihat.... melihat dalam arti sebenarnya melihat zat.. kalo pake bathin mah jadi kayak ngayal khan.... seperti saya merasa melihat pacar saya padahal orang nya dimana.. tapi bisa dibayangkan zatnya karena pernah melihat pacar saya.. tapi kalo Tuhan di bayangkan aja gak bisa karena kita gak pernah melihat zatnya saja.. jadi hanya bisa merasakan kita diawasi dll...............

ndableg
31-12-2011, 05:29 PM
Melihatnya tuh spt memejamkan mata, malah terlihat. See with your third eye.
Ente percaya ada orang buta bisa melihat?

pasingsingan
01-01-2012, 10:21 AM
bathin itu merasakan bukan melihat.... melihat dalam arti sebenarnya melihat zat.. kalo pake bathin mah jadi kayak ngayal khan.... seperti saya merasa melihat pacar saya padahal orang nya dimana.. tapi bisa dibayangkan zatnya karena pernah melihat pacar saya.. tapi kalo Tuhan di bayangkan aja gak bisa karena kita gak pernah melihat zatnya saja.. jadi hanya bisa merasakan kita diawasi dll...............
jgnlah terlalu naif thd hal yng bersifat metaforis
klo ada ungkapan "mata hati", apakah anda akan menuntut bhw
hati yng dimaksud harus benar2 ada matanya?

"dinding ini bertelinga", apakah dinding yng dimaksud itu benar2 ada telinganya?

demikian juga dng ungkapan "tangan tuhan"
apakah tuhan benar2 bertangan spt halnya saya dan anda? #-o

sedgedjenar
02-01-2012, 12:53 PM
bathin itu merasakan bukan melihat.... melihat dalam arti sebenarnya melihat zat.. kalo pake bathin mah jadi kayak ngayal khan.... seperti saya merasa melihat pacar saya padahal orang nya dimana.. tapi bisa dibayangkan zatnya karena pernah melihat pacar saya.. tapi kalo Tuhan di bayangkan aja gak bisa karena kita gak pernah melihat zatnya saja.. jadi hanya bisa merasakan kita diawasi dll...............

ngayal itu prodak otak bang, sama halnya kayak ente mimpi

::ngakak2::

ente bisa ngehayal pacar bukan karena lihat zat nya, karena pacar ente ketangkep sama mata, lalu kerekam di otak
nah gambar diotak ini yg ente ambil
emang pacar ente zatnya apa ? jangan samain sama Dzat Allah, zat beda sama Dzat

::hihi::

hajime_saitoh
03-01-2012, 11:14 AM
ente bisa ngehayal pacar bukan karena lihat zat nya, karena pacar ente ketangkep sama mata, lalu kerekam di otak
nah gambar diotak ini yg ente ambil
emang pacar ente zatnya apa ? jangan samain sama Dzat Allah, zat beda sama Dzat

nah tuh jelaskan kita bisa ngehayalin pacar karena pernah melihat zatnya.. bentuknya.. makanya otak kita dalam dunia hayal bisa menyusun wajahnya.. sedangkan Allah azza wa jalla?? anda pernah liat gak dengan mata kepala?? lalu anda membayangkan bentuknya seperti apa?? nha lo?? atau anda ngarang aja bentuknya gitu... ckckckckck.. emank deh penganut kebathinan... semuanya pake illing...

sedgedjenar
03-01-2012, 03:25 PM
nah tuh jelaskan kita bisa ngehayalin pacar karena pernah melihat zatnya.. bentuknya.. makanya otak kita dalam dunia hayal bisa menyusun wajahnya.. sedangkan Allah azza wa jalla?? anda pernah liat gak dengan mata kepala?? lalu anda membayangkan bentuknya seperti apa?? nha lo?? atau anda ngarang aja bentuknya gitu... ckckckckck.. emank deh penganut kebathinan... semuanya pake illing...

kapan saya bilang bahwa melihat Allah itu harus membayangkan ?
melihat Allah itu dengan mata hati (bathin), tapi anda sudah skeptis duluan
menurut anda bathin kan gak bisa melihat bisanya merasakankan doang

selama ini anda sudah salah persepsi
saya bilang melihat Allah, dalam kepala anda dipikir sama halnya kayak melihat pacar
jauh panggang dari api

mencari_makna
04-01-2012, 02:34 PM
Purba benar ketika mengatakan bahwa saya menggunakan terminologi fisika untuk mendukung keyakinan saya. bahkan bukan hanya fisika, tetapi juga physikologi, filsafat, mistisisme , trinitas, budisme , hinduisme, animisme dan semuanya yang pernah saya dengar atau baca darimana saja.

Contoh . Ketika Metro mengatakan bahwa kumandang Azan bersahutan / bersambung terus sepanjang waktu . ketika mistisisme islam mengatakan bahwa dunia akan kiamat jika tidak ada lagi orang yang sholat. (sembahyang). Kristiani / Islam mengatakan bahwa Tuhan menciptakan dengan Firman. Dan guru spritual saya mengatakan bahwa Azan terdiri dari Tobat , syahadat, zikir dan takbir. dan ini adalah emapat unsur alam api , angin , air , tanah. so menurut saya logika dan keyakinan adalah saling membenarkan?

Inilah yang saya ingin capai bagaimana keyakinan saya di dukung oleh logika dan membentuk kesadaran.. (Jiwa).. karena seperti kata Mario Teguh. Tuhan tidak melihat Phisik, Tuhan hanya melihat Jiwa. sehingga kita perlu terus meningkatkan kualitas jiwa melalui kualitas kesadaran , yang didasari oleh pengetahuan. (logika) seperti kata E =MC2

---------- Post added at 02:32 PM ---------- Previous post was at 02:13 PM ----------

Pengetahuan tentang Tuhan kata Ibn Arabi (Filsuf Islam). bersifat konseptual. Seperti kata Nietze Tuhan sudah mati. Sufisme juga hanya mengenal Tuhan yang immanen. Jadi tidak usah berharap bisa memahami Tuhan dengan konsep fisika, ekonomi, sosial budaya, liberalisme, dimana faktor EGO sangat dominan di dalamnya.

Jika hinduisme mengenal reinkarnasi, mistisisme hanya mengenal hanya ada 6666 jiwa.... Jika saya katakan dari segitiga api menghasilkan energi panas. Tetapi harus ada panas sebelumnya. untuk menciptakan api. Mungkin ini adalah derajat terendah dari Jiwa. Animisme menyembah batu, pohon, matahari, disana semua ada jiwanya. tentunya ada tingkatan2 jiwa.

Missing link antara materi dan jiwa adalah kesadaran (keyakinan)... yang diperoleh dari pengetahuan. Seperti keyakinan Al Hallaj "Anna al Haq"....

---------- Post added at 02:34 PM ---------- Previous post was at 02:32 PM ----------

Pengetahuan tentang Tuhan kata Ibn Arabi (Filsuf Islam). bersifat konseptual. Seperti kata Nietze Tuhan sudah mati. Sufisme juga hanya mengenal Tuhan yang immanen. Jadi tidak usah berharap bisa memahami Tuhan dengan konsep fisika, ekonomi, sosial budaya, liberalisme, dimana faktor EGO sangat dominan di dalamnya.

Jika hinduisme mengenal reinkarnasi, mistisisme hanya mengenal hanya ada 6666 jiwa.... Jika saya katakan dari segitiga api menghasilkan energi panas. Tetapi harus ada panas sebelumnya. untuk menciptakan api. Mungkin ini adalah derajat terendah dari Jiwa. Animisme menyembah batu, pohon, matahari, disana semua ada jiwanya. tentunya ada tingkatan2 jiwa.

Missing link antara materi dan jiwa adalah kesadaran (keyakinan)... yang diperoleh dari pengetahuan. Seperti keyakinan Al Hallaj "Anna al Haq"....

hajime_saitoh
05-01-2012, 12:07 PM
melihat Allah itu dengan mata hati (bathin), tapi anda sudah skeptis duluan

melihat dengan bathin???? ckckckck

mencari_makna
05-01-2012, 07:43 PM
kapan saya bilang bahwa melihat Allah itu harus membayangkan ?
melihat Allah itu dengan mata hati (bathin), tapi anda sudah skeptis duluan
menurut anda bathin kan gak bisa melihat bisanya merasakankan doang

selama ini anda sudah salah persepsi
saya bilang melihat Allah, dalam kepala anda dipikir sama halnya kayak melihat pacar
jauh panggang dari api

Kata Nietze Tuhan (yang transenden) sudah mati......... yang masih ada adalah Tuhan yang immanen... lihatlah ke dirimu.. disana engkau melihat Tuhan. Di jubahku ada Tuhan kata Bayasid... Alhallaj mencari Tuhan ahirnya dia menemukan "Anna al Haq".. Firaun juga mencari Tuhan... dia tidak menemukan dan mengatakan "Aku lah Tuhan"

pasingsingan
06-01-2012, 04:30 PM
@mencari makan:

wah, mumet aku nangkap maksud postingan anda
bisa lebih digamblangkan/diperjelas lagi? #-o

mencari_makna
26-01-2012, 11:12 AM
@mencari makan:

wah, mumet aku nangkap maksud postingan anda
bisa lebih digamblangkan/diperjelas lagi? #-o

Tuhan bermacam-macam , lihatlah buku Sejarah Tuhan. Seiring dengan perkembangan akal manusia untuk memahami Tuhan. Pada awal peradaban manusia mungkin emosi lebih dominan dari akal. Manusia menyembah batu, pohon, matahari dsbnya. meningkat lagi manusia menyembah yang gaib2 , dewa misalnya. Akal manusia berkembang lagi, Nabi Ibrahim dengan akalnya menolak persembahan terhadap patung, dengan memakai nalarnya dia percaya akan Tuhan yang esa dan gaib, tuhan yang transendent. Pengikut nabi musa tidak puas dengan ajaran ini dia buat Sapi emas untuk sembahannya.

Pengikut Nabi Isa tidak puas dengan ini dia percaya tuhan yang immanent. Tuhan Bapa, putra dan roh kudus.Isa adalah nabi yang dibangkitkan yang menebus dosa manusia.

Islam tidak puas, sebagian pengikutnya menganggap tuhan transendent. Ibn Arabi menganggap islam yang demikian menyimpan berhala di benaknya sendiri, kaum sufi percaya tuhan immanent.

Silahkan anda pelajari tuhan yang mana yang anda suka menyembahnya.