PDA

View Full Version : kasus bisnis



AsLan
24-10-2012, 02:03 AM
ini gw denger di Radio, dibawakan oleh Tanadi Santoso.

apa pendapat anda ?


Eric suka mampir ke sebuah cofee shop di London.

Cofeeshop ini sangat ramai, kopinya enak dan harganya sangat murah, jauh lebih murah dari coffeeshop setingkat di kota London.

Hampir setiap hari Eric mampir minum kopi dan makan di cafe ini sampai akhirnya Eric kenal dengan si pemilik Cafe.

Pada suatu hari saat si pemilik cafe tidak terlalu sibuk, Eric mengajaknya ngobrol, ada satu hal yg sangat ingin ditanyakan oleh Eric yaitu...

Mengapa harga menu di Cafe ini sangat murah, jauh lebih murah dari cafe2 sekelasnya ?

Si pemilik Cafe agak ragu menjawab, tapi karena Eric sudah lama menjadi langganan di cafe ini dan mereka sudah kenal maka akhirnya si pemilik Cafe membuka rahasianya...

Ternyata Cafe ini bisa murah karena Cafe ini mempekerjakan imigran ilegal.
Rata2 karyawan di cafe ini adalah orang asing yg masuk ke Inggris secara ilegal, karena status mereka adalah ilegal maka si pemilik Cafe bisa menekan gaji.
Ia hanya memberi uang saku yg sangat kecil dan memberi mereka makan serta tempat tinggal.

Di London gaji karyawan biasanya sangat besar dan merupakan komponen terbesar dari pengeluaran sebuah Cafe.

Si pemilik Cafe tahu kesulitan yg dihadapi para pendatang ilegal, mereka takut ketahuan polisi dan bisa dideportasi, mereka juga sudah biasa hidup sulit sehingga cukup bersyukur dengan gaji minim, mereka juga tidak banyak memiliki kesempatan bekerja ditempat lain.

Eric shock dengan jawaban si pemilik Cafe, ia memandang si pemilik cafe dengan jijik dan melihatnya seperti seorang penjahat.

Si pemilik Cafe berusaha membela diri, ia berasumsi bahwa para pekerja ilegal ini harusnya bersyukur bisa bekerja ditempatnya daripada jadi pengangguran dijalanan London atau menjadi kriminal, ini adalah situasi win-win menurutnya.

Apa pendapat anda dengan kasus diatas, apakah kita sebagai pebisnis boleh menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan kita ?

cha_n
24-10-2012, 09:26 AM
kok gw jadi inget bisnisnya si startsmart ya ::hihi::

itsreza
24-10-2012, 09:36 AM
Jika mengacu pada etika bisnis, maka kasus diatas yaitu menggunakan pekerja illegal, tidak baik untuk dilakukan.
Prinsip egalitarian dipakai, dimana para karyawan, baik lokal maupun imigran dinilai setara dan menjunjung
martabat mereka. Maka itu gaji dan hak lainnya harus berdasarkan ketentuan yang berlaku. Etika bisnis sifatnya
normatif, sehingga untuk menyatakan apakah pemilik kafe tersebut salah atau benar secara hukum harus mengacu
pada peraturan terkait di tempat tersebut.

GiKu
24-10-2012, 09:49 AM
berbisnis harus dg cara2 yg baik dan memakai hati

cha_n
24-10-2012, 11:34 AM
yup, ini menyangkut etika bisnis.
namun, namanya etika, dia sangat absurd ya, tidak ada batasan yang jelas.
satu tempat ke tempat lain, bisa jadi standarnya beda.

dan kalau kita telaah lagi, cerita diatas penuh dengan kata2 yang sifatnya kualitatif, tidak terukur. semacam : hidup sulit (sesulit apa?) gaji kecil (sekecil apa?) harga murah (semurah apa) dll.
bisa saja kalau menurut si "eric" ini kecil, tapi bagi orang lain besar, batasannya apa?

setahu saya untuk menghindari subjektifitas memang perlu aturan yang jelas dari pemerintah, semisal UMR itu gimana, trus soal imigran, aturannya diperjelas, kalau memang ilegal, dan mempekerjakan imigran gelap itu bisa menyalahi hukum, artinya si pemilik kafe harus berurusan dengan hukum, jadi kita ga bingung lagi soal apakah bisnis ini layak atau tidak layak

maka itu aku bilang di awal, jadi inget bisnis yang dikelola startmart, dia udah ngerasa baik, ngerasa hebat, ngerasa gaji orang2 pantas, ngerasa pegawainya malas, merasa jam kerja pegwai wajar blablabla, semua itu ga terukur banget.
lebih enak tarik aja aturan dari pemerintah, supaya ga ada lagi subjektifitas, UMR berapa? kerja 10 jam/hari bahkan lebih tanpa lembur apa pantas?
gimana soal pesangon? dikash ga? THR? perhitungan lembur? dst yag jelas tertulis dan seharusnya ditaati oleh pelaku bisnis yang benar.

danalingga
24-10-2012, 02:03 PM
Berarti penilaian itu tergantung cara kita memandang atau sudut pandang kita.

sedgedjenar
24-10-2012, 02:58 PM
makanya jangan cuma melihat, tapi jadi lah yang dilihat
melihatlah sampai yang dilihat dan melihat tidak ada bedanya
kalau sudah begitu, apa yang mau dinilai ?

ah, ngemeng apa sih gue ini

:run:

AsLan
24-10-2012, 06:17 PM
Meskipun orang lain melihatnya tidak adil, tapi antara si pemilik cafe dengan karyawannya ada sebuah kesepakatan yg disukai oleh kedua belah pihak.

kalau si pemilik cafe dipaksa membayar gaji sesuai UMR maka ia akan memilih mempekerjakan warga biasa sehingga si pendatang2 ilegal itu tidak punya pekerjaan, luntang lantung dijalan dan sangat mungkin menjadi penjahat.

cha_n
24-10-2012, 07:52 PM
nah itulah batasannya sangat absurd. ga ada yang benar atau salah dalam hal ini. kalau sama2 mau, gimana lagi. toh tidak ada yang dipaksa.

startsmart
25-10-2012, 12:07 AM
karyawanku aku gaji 1.250.000 sebulan kerjanya ya duduk di depan komputer
karyawan ASTRA digaji 7.000.000 sebulan kerjanya ya duduk di depan komputer
temanku jualan nasi goreng penghasilan bersihnya 3.000.000 sebulan
aku tdk tahu berapa tetanggaku menggaji pembantunya, tetapi asumsiku sekitar 700.000 sebulan


Nah, lihat perbedaanya... macem2 kan penghasilannya...

seharusnya ngukur gaji seorang karyawan itu di ukur dari seberapa besar perannya dalam menghasilkan sebuah pemasukan (keuntungan).

karyawanku aku gaji 50.000 sehari, ya karena ia paling menghasilkan 300 ribuan sehari

Karyawan Astra digaji 7 juta sebulan, karena kerjanya menghasilkann 70 juta sebulan...

temanku yg menghasilkan 3 juta sebulan dari jualan nasi goreng ya tdk heran, pagi jam 10 ke pasar, belanja, terus merajang bahan2, terus di masak-masak lagi, masukin ke gerobak, terus buka lapaknya, terus jualan deh mulai jam 5n sore, ada orang pesan, di goreng lagi, habis orang makan, di cuciin piringnya, terus jam 12 sampai jam 1 malam pulang, buka lapaknya, mengemasi barang2nya, terus pulang, nurunin barnag2 dari rumah, terus bersih2, terus tidur deh... pagi begitu lagi...

pembantu tetanggaku di bayar murah oleh tetanggaku ya karena emang tetanggaku itu sudah tua, kerjanya cuma jualan makanan warung, yg menurutku kurang enak biarpun harganya murah.. wong aku jarang (sekali) beli karena kurang enak..


yg tdk tepat itu, karyawannnya memang sudah dibayar secara UMR, tetapi hasil kerja karyawan itu menghasilkan pendapatan 100x lipat dari gajinya tetapi si bos pelit ngasih bonus.. ini yg menurutku tdk benar... misalnya ya.. karyawan bergaji 2 juta sebulan, tapi si bos dari hasil kerja karyawan dapat 200 juta bersih sebulan di makan sendiri... dia bisa nambah istri.. sementara karyawannya kagak kawin2... kalaupun kawin, ya istrinya tinggal di kampung..

kalau orang yg menggaji karyawannya dibawah UMR adlaah perbuatan gila... kagak kebayang berapa banyak orang2 gila di negeri ini.. karena berapa banyak orang yg mengupah ornag lain seperti para pembantu mnisalnya dibawauh UMR...

aneh kan.. orang gila kok tamak duit, taat ibadah ritual, pinter ngaji, rajin ke gereja, bisa punya banyak bawahan. dan lain sebagainya... ::hihi::

itsreza
25-10-2012, 05:05 AM
untuk gaji memang kesepakatan diantara pihak pemberi kerja dan pekerja,
tapi melihat sisi lain seperti penghargaan/kepantasan, maka nilai/value/norma
berperan. acuan ga harus selalu peraturan dari pemerintah, masyarakat pun bisa
membuat kesepakatan berasama, atau ikatan profesi yang membuat pedoman
kode etik, dan lainnya. bila tidak ada hukum spesifik yang mengatur pemberlakuan,
sanksi pelanggaran pun akan terbatas

ndableg
25-10-2012, 06:10 PM
Kalo menurut gw sih ini orang rakus yg memanfaatkan orang susah. Memang orang susah itu memanfaatkan pebisnis2 rakus tsb, tapi gw pikir yg namanya orang susah ya dikerjain mau aja.

Tidak ada kesepakatan dalam hal ini. Yg ada kerja ato ga makan. JAdi orang susah itu terpaksa menerima kerja dgn upah rendah yg serendah2nya. Ini sebenernya kasus exploitasi jaman modern.

BundaNa
25-10-2012, 06:23 PM
ini gw denger di Radio, dibawakan oleh Tanadi Santoso.

apa pendapat anda ?



Apa pendapat anda dengan kasus diatas, apakah kita sebagai pebisnis boleh menggunakan kelemahan orang lain untuk keuntungan kita ?

pertanyaan mendasar gwe....hebat bener sampe sekarang masih lolos dari keimigrasian

ndableg
25-10-2012, 06:31 PM
Imigrasi itu ngurusin penduduk illegalnya, yg pebisnis rakus itu ya pulisi lah..
Kalo restoran laku, pulisi mah bisa diatur..

BundaNa
25-10-2012, 06:34 PM
^tampang2 asing, masak gak ada yang curiga...plus erik kan udah tau, gak lapor2 gitu? :D

ndableg
25-10-2012, 06:37 PM
Kalo di eropa itu ada yg namanya kelompok refugee/pengungsi dari daerah2 susah/perang. Apalagi inggris, paling itu orang gelap dari negara2 persemakmuran jg. Bahkan ada kota2 yg isinya banyakan orang ireng nya.