PDA

View Full Version : Prasangka (Teori ?) Pengalihan Isu



keremus
23-03-2011, 08:31 AM
Menyambung kritikan Aslan di topik http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?571-Teror-Bom-di-Indonesia

Mari kita bahas :

1. Memangnya ada Pengalihan Isu di negara ini ?
2. Adakah bukti-bukti yang menguatkannya?

keremus
23-03-2011, 08:33 AM
Sebagai Pengantar, ada tulisan yang saya ambil dari detiknew.com


Soal Terorisme, Pemerintah Harus Jujur



Jakarta - Wartawan kawakan Australia yang pernah bertugas di Indonesia, David Jenkins, dalam bukunya yang berjudul 'Soeharto & Barisan Jenderal Orba', mengupas sebuah fakta adanya pihak intelijen di balik aksi Komando Jihad. Komando Jihad diciptakan dengan tujuan untuk mendiskreditkan umat Islam.

Disebutkan dalam buku itu, bila paham akan seluk beluk Dinas Intelijen Indonesia serta filosofi kelompok elite sekitar Soeharto, percaya bahwa sangat mungkin Komando Jihad diciptakan sebagai taktik menghadapi Pemilu 1977. Komando Jihad dijadikan sarana bagi Kopkamtib untuk menangkap dan menindak politisi-politisi Islam saat itu.

Lebih lanjut dalam buku itu disebut, pada tahun 1978 Mantan Perdana Menteri Muhammad Natsir menyatakan bahwa Pemimpin Komando Jihad Ismail Pranoto, yang dijatuhi hukuman seumur hidup pada September 1979, sebenarnya 'seorang agen provokator yang didalangi Ali Murtopo.'

Berdasarkan pengalaman dan teori intelijen tersebut kita bisa membaca mengapa saat-saat ini marak ancaman teror bom dengan menggunakan metode mengirim lewat bingkisan (buku). Teror bom lewat kiriman sebuah bungkusan yang pertama kali dialamatkan kepada Ulil Abshar Abdalla itu menyebar ke berbagai tempat dan daerah. Tidak hanya yang dirasa oleh para musuh teroris, namun orang yang tidak mengerti apa-apa pun juga mendapat kiriman.

Mendapat sebaran ancaman teror, tentu membuat polisi, Densus 88, dan Gegana pun dibuat sibuk. Dan dari sekian ancaman tersebut, polisi mampu menjinakan bingkisan yang dicurigai sebagai bom itu. Akibat dari maraknya teror bom buku itu, masyarakat menjadi was-was, akhirnya fokus perhatian yang sebelumnya ditujukan kepada masalah bocoran Wikileaks, beralih ke masalah ancaman terorisme.

Belajar dari apa yang dikupas oleh Jenkins dalam bukunya, menjadi pertanyaan, mengapa jika Densus 88 berhasil mengungkap pelaku terorisme di Indonesia dengan sukses, namun kejadian itu terus berulang. Benarkah rantai terorisme sangat panjang sehingga teroris tetap survive sehingga eksistensi mereka tetap ada dan bebas berkelana? Mengapa terorisme tidak bisa diberantas sampai ke akar-akarnya? Ataukah kelompok terorisme itu diada-adakan?

Peristiwa terorisme di Indonesia kalau diselusuri, mempunyai rantai kejadian yang panjang dan berskala besar, seperti Bom Bali I, Bom Hotel JW Marriots I dan II, Bom Ritz Carlton serta Bom Kedubes Australia. Aksi-aksi terorisme itu setara dengan Bom Madrid, Spanyol, dan aksi terorisme di sebuah hotel di Mumbai, India. Meski berskala besar dan terjadi secara ajeg atau periodik, namun polisi mampu mengungkap dan menangkap pelaku-pelakunya. Penggerebekan pun dilakukan secara terus menerus, sehingga kita saksikan Densus melakukan operasinya di Temanggung dan Wonosobo, Pamulang, Ciputat, Aceh, dan berbagai tempat lainnya.

Bila teroris mampu terus mengembangkan jaringannya, berarti teroris lebih pintar daripada Densus. Teroris lebih pintar daripada aparat, itu bisa jadi, namun bisa jadi masalah terorisme di Indonesia diselesaikan secara tidak tuntas dan dibiarkan menggantung dan akan dimainkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Bila Komando Jihad diciptakan untuk mendiskreditkan ummat Islam dan menangkap politisi Islam. Maka terorisme yang terjadi saat ini, bila dengan mengacu pada teori intelijen, bisa jadi untuk mengalihkan perhatian dari apa yang selama ini dihadapi oleh kasus yang menimpa pemerintah, misalnya soal mafia pajak dan bocoran Wikileaks. Untuk mengalihkan perhatian itu maka dicari sesuatu yang bisa menimbulkan rasa penasaran dan kekhawatiran di pihak masyarakat. Dengan mengalihkan perhatian maka kasus-kasus yang menimpa pemerintah akan semakin meredup.

Dengan demikian ada dugaan bahwa aksi-aksi terorisme muncul karena by design, terorisme yang sudah diatur sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian terhadap isu-isu yang besar yang dihadapi oleh pemerintah. Para teroris atau orang yang dituduh teroris dibiarkan berkelana dan ketika 'dibutuhkan', mereka diburu, disergap, dan ditembak.

Selepas Bom JW Marriott dan Ritz Carlton tahun 2009, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, saat itu, mengakui ledakan bom yang terjadi tidak terdeteksi oleh pihaknya. Lebih lanjut dia mengatakan peristiwa itu bisa saja terjadi di negara manapun termasuk di negara superpower.

Pantaskah seorang kepala BIN mengatakan demikian, apa saja kerja aparat penanggulangan teroris yang disebut telah melakukan berbagai latihan dan sudah berpengalaman dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Bahkan selepas Bom Bali I, polisi dan TNI sering melakukan latihan antiteror dan kerjasama penanggulangan antiteror dengan berbagai negara dan dengan biaya yang sangat besar. Misalnya saja kerjasama penanganan terorisme antara Indonesia dan Amerika Serikat yang dijalin sejak tahun 2005 sampai September 2008 dengan biaya bantuan Amerika Serikat sebesar 400.000 US$.

Oleh sebab itu di sini perlu kejujuran pemerintah dan aparat dalam masalah terorisme. Apakah benar maraknya terorisme ini murni dari gerakan terorisme dari pantauan intelijen sehingga mereka bisa menebar terornya dengan sesuka hati. Bila hal ini terjadi, berarti kerja aparat dan bantuan yang sudah diberikan oleh Amerika Serikat, Australia, dan negara lainnya, menjadi sia-sia. Ataukah terorisme yang marak kali ini merupakan upaya untuk mengalihkan isu atau untuk menambah citra jelek salah satu kelompok.

Pemerintahlah yang dalam hal ini bisa menjawabnya. Bila pemerinah tidak jujur dan serius dalam masalah terorisme, tentu hal ini selain akan menambah citra pemerintah yang tidak mampu bekerja, juga akan merugikan masyarakat. Contoh gampangnya, akibat terorisme, pembinaan sepakbola nasional menjadi terganggu. Ledakan bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriott, beberapa waktu yang lalu, membatalkan kunjungan MU FC ke Jakarta. Demikian pula maraknya bom buku, membatalkan kunjungan pemain Timnas Belanda Giovannie Van Bronckhorst yang hendak berkunjung ke Jakarta, Ambon, dan Surabaya, Indonesia.

Oleh sebab itu kita mengharap pemerintah lebih arif dan menggunakan logika yang panjang ketika dirinya dirundung masalah. Jangan karena untuk mengalihkan perhatian, dilakukan dengan cara-cara yang tidak hanya merugikan masyarakat, namun juga merugikan dirinya sendiri. Sejarah akan mencatat dalam era pemerintah ini, terorisme marak dan pemerintah tidak mampu memberantasnya.

*) Ardi Winangun, pernah bekerja di Civil-Military Relations Studies (Vilters). Tinggal di Jalan Matraman Salemba Gang VIII/17 RT 06 RW 01, Kebon Manggis
Matraman, Jakarta Timur. Telp: 08159052503

danalingga
23-03-2011, 08:37 PM
Kalo menurut saya teori pengalihan issue ini sama spekulatifnya dengan teori konspirasi.

saya bilang spekulatif ya, bukan berarti tidak ada benarnya. Tapi rasanya rugi jika terlalu berpegangan pada hal yang sifatnya masih spekulatif.

AsLan
23-03-2011, 11:19 PM
Bila Komando Jihad diciptakan untuk mendiskreditkan ummat Islam dan menangkap politisi Islam. Maka terorisme yang terjadi saat ini, bila dengan mengacu pada teori intelijen, bisa jadi untuk mengalihkan perhatian dari apa yang selama ini dihadapi oleh kasus yang menimpa pemerintah, misalnya soal mafia pajak dan bocoran Wikileaks. Untuk mengalihkan perhatian itu maka dicari sesuatu yang bisa menimbulkan rasa penasaran dan kekhawatiran di pihak masyarakat. Dengan mengalihkan perhatian maka kasus-kasus yang menimpa pemerintah akan semakin meredup.

Dengan demikian ada dugaan bahwa aksi-aksi terorisme muncul karena by design, terorisme yang sudah diatur sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian terhadap isu-isu yang besar yang dihadapi oleh pemerintah. Para teroris atau orang yang dituduh teroris dibiarkan berkelana dan ketika 'dibutuhkan', mereka diburu, disergap, dan ditembak.

Dari potongan tulisan diatas bisa terbaca bahwa si penulis tidak memiliki bukti apa2 dan melakukan dugaan2 yg bisa benar ataupun salah.
Lagipula banyak kepentingan yg bermain di Indonesia.

Kalau saya boleh ikut menduga2 maka saya ikutan bikin teori seperti ini:

Untuk mendiskreditkan pemerintah, maka pihak si dagu panjang dan si brewok bersama2 membuat teror bom buku agar bisa menfitnah pemerintah SBY telah melakukan polik pengalihan isu, Fitnahan ini akan membuat pemerintah semakin dicurigai oleh rakyatnya sehingga rakyat akan mulai berpaling mencari figur2 yg bisa dijadikan pengganti kekuasaan, saat rakyat telah berhasil di adu dengan pemerintahan SBY, itulah saatnya si dagu panjang dan si brewok bisa muncul kepermukaan sebagai seorang pahlawan.

Yang namanya teori bisa di design sedemikian rupa agar klop dengan keinginan si pembuat teori.

ndableg
24-03-2011, 03:07 AM
Kalo menurut saya teori pengalihan issue ini sama spekulatifnya dengan teori konspirasi.

saya bilang spekulatif ya, bukan berarti tidak ada benarnya. Tapi rasanya rugi jika terlalu berpegangan pada hal yang sifatnya masih spekulatif.

Apa itu berarti percaya CNN tidak spekulatif?

danalingga
24-03-2011, 07:37 AM
@Ndableg: nggak tahu, gue nggak pernah ngikutin CNN.

BundaNa
24-03-2011, 10:55 AM
indikasinya muncul teori pengalihan isu karena...setiap ada masalah besar yang menyinggung pemerintah...tidak berapa lama, selalu muncul perisitiwa yang membuat masyarakat lupa akan masalah itu

keremus
24-03-2011, 09:13 PM
Pengalihan Isu itu emang spekulatif namun jangan pikir tidak pernah
ada. Itu praktik lazim dilakukan penyelenggara negara, entah berhadapan
dengan rakyatnya sendiri atau negara lain.

Lihat saja ulah beberapa pemimpin di dunia ini. Jika popularitas mereka
merosot di dalam negeri, misalnya karena tidak berhasil menyejahterakan
rakyatnya atau dengan kata lain tidak berhasil bekerja sesuai harapan
rakyat, mereka akan sibuk memanaskan konflik dengan negara lain,
bahkan terlibat perang untuk memperoleh dukungan rakyat kembali.

Coba baca taktik-taktik dalam intelegen. Itu praktik biasa.


Contoh rekayasa kelas ringan : membayar demonstran

AsLan
24-03-2011, 10:03 PM
Dan jangan lupa bahwa taktik "pembuatan" isu dari pihak lawan juga sangat biasa terjadi, untuk mendiskeditkan pemerintah.

Kalau musuh SBY diam2 membuat teror bom, maka mereka bisa melempar 2 fitnahan sekaligus :

1. SBY meneror rakyatnya sendiri
2. SBY membuat pengalihan isu

Sekali lempar batu kena 2 sasaran, lalu sembunyi tangan, cerdik kan ?

ndableg
25-03-2011, 01:14 AM
@Ndableg: nggak tahu, gue nggak pernah ngikutin CNN.

Yah kompas lah.. paling beritanya dari cnn..

danalingga
25-03-2011, 07:47 AM
@Karemus:

Iya saya juga bilang bisa jadi benar tapi kan kalo berpegangan sama "bisa jadi" rasanya gimana gitu. Saya sih nggak mau. Lagian kalo semua kejadian disebut pengalihan isu rasanya kok jadi overkill.

@Ndableg:

Sama, kompas juga saya nggak ngikutin. Saya ngikutinnya cuma detik.com dan saya juga tidak akan terlalu mempercayai begitu saja tentang apa yang diberitakan disana jika sudah mengenai teori konspirasi, pengalihan isu, atau hal spekulatif lainnya.

ndableg
26-03-2011, 07:16 AM
hehehe.. ya sudah bagus lah..

AsLan
26-03-2011, 12:23 PM
Sebagai peminat dari teori konspirasi tentu tidak berarti selalu memakan mentah2 semua yg berbau konspirasi.

Berikut ini ada pembahasan mengenai Teori konspirasi tentang Perampokan Bank di Medan.
Saat perampokan berlangsung, ada fotografer yg mengabadikan peristiwa tersebut, sehingga menimbulkan sebuah Teori konspirasi yg katanya Fotografer tersbut memang disiapkan disitu untuk membuat berita heboh sehingga perampokan ini menjadi sebuah "Pengalihan Isu"

Namun akhirnya diketahui bahwa Fotografer tersebut adalah rakyat jelata yg kebetulan suka fotografi dan kebetulan ada dilokasi kejadian, Para wartawan sudah mengetahui identitas si Fotografer tapi merahasiakannya demi keamanan yg bersangkutan dan keluarganya.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5094106

ndableg
26-03-2011, 05:14 PM
ya kalo denger satu berita langsung percaya namanya.....?

Kalo sungguh2 ya melakukan research berita sendiri. Ga perlu turun ke medan, cukup cari multiple sumber.

Rumput Knight
30-03-2011, 11:10 AM
Bom buku dari petasan cuma 2 kemungkinan :
1. Kerjaan orang iseng.
2. Di rencanakan sejak awal.

Masa dari sekian bom buku kagak ada sama sekali yang kena sama target yang bersangkutan. Malah kena polisi yang nekat jinakin bom pake air sama tangan kosong. Sepertinya bener2 ga niat celakain target. Kecewa gw kemaren bomnya ga kena ulil beneran.=))

AsLan
30-03-2011, 11:57 AM
Emang ulil salah apa ?

Rumput Knight
30-03-2011, 12:16 PM
Emang ulil salah apa ?

Sebenarnya Ga salah apa2 sih. Cuma gw pribadi aja ga suka ama dia om.

Orang JIL yang suka menerjemahkan kitab suci umat islam semaunya sendiri. Keterangannya dipotong2 sehingga maknanya berbelok. Terus menyudutkan orang yang menentangnya lewat "kekerasan lewat media".

keremus
30-03-2011, 01:31 PM
Kalo aku sih mikirnya napa gak ahmad dhani...>:)

jojox
18-04-2011, 03:46 PM
what is this? most likely crap !
tapi entertaining lah. gak ada abis2nya ulasan media, seneng campur muak jg akhirnya.
bukannya, malah jadi nyaman, tenang dan penuh sejahtera.

indraprime
18-04-2011, 04:33 PM
baru kali ini saya tau klo ternyata permainan pemerintah seperti itu, maklum baru keluar kandang ::elaugh::

jadi aksi terorisme selama ini rupanya di kontrol pemerintah ya secara tidak langsung?

ampun, makin jelek image pemerintah.....

beastmen85
18-04-2011, 04:36 PM
^ pasti pengalihan isu :))

yah tidak ada yg jelas, ya toh? :P

Junvie
18-04-2011, 09:19 PM
Kalau soal Pengalihan Isu, mungkin saja iya, mungkin saja tidak.
Yang penting kan ga terlalu percaya sama 1 media saja. Paling ga ada media pembanding.
Dikupas dari beberapa sudut pandang.

Jangan kaya kemarin, media menggiring masyarakat kepada kesimpulan pengalihan isu. Padahal yang menghembuskan pengalihan isu alias yang mem-blow up berita adalah media itu sendiri, kemudian secara drastis meng-gaung-kan konsep Pengalihan Isu. Jadinya, gw pribadi skeptis.

Ga bisa dipungkiri, kalo Pengalihan Isu bisa ada. Tapi pengalihan isu oleh siapa, untuk apa dan kenapa?
Lihat dari beberapa kemungkinan, bandingkan dengan data dan fakta yang ada plus secara cermat diperhatikan, buat apa dan siapa yang bermain.

Misalnya, kasus teror bom buku kemarin. Siapa yang mungkin bermain? Tujuan-nya apa?
Gw pribadi sih menganggap ini kerjaan bukan pemerintah. Karena, menurut hemat gw, itu terlalu riskan buat pemerintah (disini sby cs), kenapa..? karena dari kemarin udah disorot terus beliau tiap ada kejadian begini, berbeda dengan pas jaman Megawati.
Resiko yang dibawa SBY cs terlalu besar, apalagi disaat kepercayaan rakyat kepada beliau lagi menurun.

Hal ini malah menguntungkan pihak2 yang bersebrangan dengan beliau. Itu menurut saya loh. Mungkin saja keliru. :D

AsLan
19-04-2011, 02:13 AM
indikasinya muncul teori pengalihan isu karena...setiap ada masalah besar yang menyinggung pemerintah...tidak berapa lama, selalu muncul perisitiwa yang membuat masyarakat lupa akan masalah itu


Ini sama sekali bukan bukti pengalihan isu.
Memang pada dasarnya negara kita punya banyak masalah, tiap minggu atau tiap bulan pasti ada masalah baru, entah itu bentrokan warga, bencana alam, kecelakaan, skandal dll

Yang pasti, pihak penyerang pemerintah sangat kecewa kalau baru mulai menyerang tiba2 ada isu baru yg mengalihkan perhatian masyarakat... usaha2 mereka jadi sia2 karena tak berhasil menggiring opini publik.

Itu sebabnya mereka menghembuskan isu baru yaitu: isu pengalihan isu...