PDA

View Full Version : [News] Berkebutuhan Khusus



BundaNa
09-07-2012, 06:39 PM
Bercermin dari sini (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php/5361-Mau-pintar-apa-bahagia?p=202365#post202365) dan menyentil2 masalah autis, ada baiknya kita sedikit mengenal apa itu autis dan seperti apa itu autis. Sehingga tidak terjebak pada plesetan, "dasar autis."

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989)

Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun. Jadi ada baiknya untuk ortu yang memiliki anak batita mencermati tanda2 yang mungkin mengarah pada autisme atau autis syndrom ini. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk meminimalisir sejak dini.

5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut :

*Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan

*Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan

*Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan

*Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan

*Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu


Adanya kelima ‘lampu merah’ di atas tidak berarti bahwa anak tersebut menyandang autisme tetapi karena karakteristik gangguan autisme yang sangat beragam maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi secara multidisipliner yang dapat meliputi; Neurolog, Psikolog, Pediatric, Terapi Wicara, Paedagog dan profesi lainnya yang memahami persoalan autisme.

Autisme dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Pervasive Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah (umbrella term) PDD, yaitu:

*Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.

*Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.

*Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).

*Rett’s Syndrome Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.

*Childhood Disintegrative Disorder (CDD) Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.


Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.

1. Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.

2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.

4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.

5. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu


Terapi Bagi Individu dengan Autisme

1. Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: Applied Behavior Analysis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau Intervensi Perilaku Intensif.

2. Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan pendidikan yang dikenal sebagai Floortime.

3. TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication – Handicapped Children).

4. Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet, pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.).

5. Speech – Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan proses auditory/pendengaran.

6. Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti PECS (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-pendukung komunikasi lainnya.

7. Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.

8. Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada Occupational Therapy (OT), dan Auditory Integration Training (AIT).

sumber (http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme) dan sambel (http://tahitian-noni.rudiyana.com/tag/autis-syndrom/)

semoga membantu dan ada yang mau nambahin...semoga wawasan kita mengenai anak2 berkebutuhan khusus tidak sekedar di awang2 dan menghormati mereka selayaknya manusia yang beradab

Bi4rain
09-07-2012, 10:16 PM
Berbagi pengalaman tentang seminar autisme yg pernah saya ikutkan dan saya blog:

4 jam yang lalu gw baru selesai mengikuti seminar mengenai pendidikan ideal bagi individu autisme. Pembicaranya Ibu Dyah Puspita M.si. Ibu Dyah ini, menurut saya, punya sosok dosen killer, tapi gw cukup menyukainya karena dia mendorong kita agar berpikir kritis. (Ini mengingatkan saya pada beberapa dosen saya di Maranatha yang juga punya pikiran kritis. Hiks....kangen deh...). Tapi gw salut sama perjuangan dan dedikasinya. Setelah browsing, ternyata beliau adalah salah satu pengurus YAI (Yayasan Autisme Indonesia) dan pengelola sekolah khusus Mandiga. Anyway, seminar ini benar-benar menambah pengetahuan gw tentang autisme. Nah,sekarang saatnya gw bagi-bagi pengetahuan yang sangat berguna ini, biar bisa diambil manfaatnya bersama.

Anak autis mengalami gangguan komunikasi dan interaksi. Mereka sama seperti anak lainnya hanya saja memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan kita tidak bisa memahami anak autis secara konvensional. Anak autis juga mengalami gangguan prilaku, misalnya tidak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat tertentu. Seorang anak dikatakan autis apabila dia memenuhi tiga gangguan tersebut. Gejala autisme dapat dideteksi sejak dini, bahkan pada usia 11 bulan! Caranya dengan mengamati anak tersebut dan memperhatikan apakah anak itu ‘connect’ dengan lingkungan dan orang disekitarnya.
Berikutnya, apa yang bisa kita lakukan jika anak dipastikan autis?
Kita bisa memberikan pendidikan kepada anak autis, namun fokus utama pendidikannya tentu saja berbeda dengan anak biasa. Anak autis dibina dengan tujuan agar mereka bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar. Komunikasi disini tidak berarti harus bisa bercakap-cakap dengan lawan bicara, namun mampu menyampaikan pikiran mereka pada orang lain melalui berbagai media (sms, kartu kosakata, isyarat, dll). Mereka juga butuh diajarkan agar mandiri seperti buang air kecil ditempatnya, memakai baju sendiri, dll. Didikan ini dimulai dari lingkungan rumah.
Jika anak sudah mulai atau sudah bisa berkomunikasi, maka berikutnya adalah akademis anak. Anak autis bisa belajar menulis dan membaca juga. Satu hal menarik yang gw pelajari disini adalah bahwa cara belajar anak autis tidak seperti metode konvensional (belajar mengenal huruf, lalu dilanjutkan dengan suku kata, kata, frase, kalimat), tapi justru sebaliknya. Kenalkan dahulu anak dengan satu kata plus gambar (seperti layaknya memakai kartu bergambar), lalu seiring waktu dipecah lagi menjadi suku kata, dll. Fokus utama disini adalah agar anak bisa mengasosiasikan kata tersebut dengan maknanya, misal: anak jadi mengetahui bahwa susunan huruf r-o-t-i memiliki arti roti. Hal menarik berikutnya yang gw pelajari adalah bahwa anak autis juga mampu belajar dengan meniru mengikuti rekan kelasnya yang tidak autis. Jadi anak autis tidak sepenuhnya terputus komunikasi dengan dunia luar, mereka bisa menyerap dan mempelajari pengalaman baru seperti anak biasa, dan bahkan bisa bersosialisasi juga.
Banyak metode mengajar yang saya dapatkan dari seminar ini, namun tidak dapat saya bahas semuanya. Perlu diketahui juga bahwa autisme memiliki banyak spektrum (artinya gejala autisme yang diperihatkan setiap anak beraneka ragam) sehingga kita perlu memilih cara yang tepat untuk membina anak tsb.

---------- Post Merged at 09:16 PM ----------

Berbagi pengalaman tentang seminar autisme yg pernah saya ikutkan dan saya blog:

4 jam yang lalu gw baru selesai mengikuti seminar mengenai pendidikan ideal bagi individu autisme. Pembicaranya Ibu Dyah Puspita M.si. Ibu Dyah ini, menurut saya, punya sosok dosen killer, tapi gw cukup menyukainya karena dia mendorong kita agar berpikir kritis. (Ini mengingatkan saya pada beberapa dosen saya di Maranatha yang juga punya pikiran kritis. Hiks....kangen deh...). Tapi gw salut sama perjuangan dan dedikasinya. Setelah browsing, ternyata beliau adalah salah satu pengurus YAI (Yayasan Autisme Indonesia) dan pengelola sekolah khusus Mandiga. Anyway, seminar ini benar-benar menambah pengetahuan gw tentang autisme. Nah,sekarang saatnya gw bagi-bagi pengetahuan yang sangat berguna ini, biar bisa diambil manfaatnya bersama.

Anak autis mengalami gangguan komunikasi dan interaksi. Mereka sama seperti anak lainnya hanya saja memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan kita tidak bisa memahami anak autis secara konvensional. Anak autis juga mengalami gangguan prilaku, misalnya tidak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat tertentu. Seorang anak dikatakan autis apabila dia memenuhi tiga gangguan tersebut. Gejala autisme dapat dideteksi sejak dini, bahkan pada usia 11 bulan! Caranya dengan mengamati anak tersebut dan memperhatikan apakah anak itu ‘connect’ dengan lingkungan dan orang disekitarnya.
Berikutnya, apa yang bisa kita lakukan jika anak dipastikan autis?
Kita bisa memberikan pendidikan kepada anak autis, namun fokus utama pendidikannya tentu saja berbeda dengan anak biasa. Anak autis dibina dengan tujuan agar mereka bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar. Komunikasi disini tidak berarti harus bisa bercakap-cakap dengan lawan bicara, namun mampu menyampaikan pikiran mereka pada orang lain melalui berbagai media (sms, kartu kosakata, isyarat, dll). Mereka juga butuh diajarkan agar mandiri seperti buang air kecil ditempatnya, memakai baju sendiri, dll. Didikan ini dimulai dari lingkungan rumah.
Jika anak sudah mulai atau sudah bisa berkomunikasi, maka berikutnya adalah akademis anak. Anak autis bisa belajar menulis dan membaca juga. Satu hal menarik yang gw pelajari disini adalah bahwa cara belajar anak autis tidak seperti metode konvensional (belajar mengenal huruf, lalu dilanjutkan dengan suku kata, kata, frase, kalimat), tapi justru sebaliknya. Kenalkan dahulu anak dengan satu kata plus gambar (seperti layaknya memakai kartu bergambar), lalu seiring waktu dipecah lagi menjadi suku kata, dll. Fokus utama disini adalah agar anak bisa mengasosiasikan kata tersebut dengan maknanya, misal: anak jadi mengetahui bahwa susunan huruf r-o-t-i memiliki arti roti. Hal menarik berikutnya yang gw pelajari adalah bahwa anak autis juga mampu belajar dengan meniru mengikuti rekan kelasnya yang tidak autis. Jadi anak autis tidak sepenuhnya terputus komunikasi dengan dunia luar, mereka bisa menyerap dan mempelajari pengalaman baru seperti anak biasa, dan bahkan bisa bersosialisasi juga.
Banyak metode mengajar yang saya dapatkan dari seminar ini, namun tidak dapat saya bahas semuanya. Perlu diketahui juga bahwa autisme memiliki banyak spektrum (artinya gejala autisme yang diperihatkan setiap anak beraneka ragam) sehingga kita perlu memilih cara yang tepat untuk membina anak tsb.

BundaNa
10-07-2012, 10:09 AM
thx penjelasannya Biarin. Saya bikin thread ini supaya bisa membedakan apa itu anak2 berkebutuhan khusus dengan orang apatis...jelas lain

masih ada down syndrom, slow learning, hyperactive syndrom, celebral parsy dll. Barista oey...tolong edit judul kai...mau gwe bahas satu thread aja

BundaNa
10-07-2012, 10:54 AM
Slow Learner

Slow learning yaitu suatu istilah nonteknis yang dengan berbagai cara dikenakan pada anak-anak yang sedikit terbelakang secara mental, atau yang berkembang lebih lambat daripada kecepatan normal. (Chaplin, 2005 : 468)

Slow learning adalah anak dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering harus mengulang (Burton, dalam Sudrajat, 2008).

Namun secara garis besar lamban belajar (slow learning) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mereka mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal. Mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak dengan SL (slow learning) memiliki ciri fisik normal. Tapi saat di sekolah mereka sulit menangkap materi, responnya lambat, dan kosa kata juga kurang, sehingga saat diajak berbicara kurang jelas maksudnya atau sulit nyambung. Dari sisi perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu, dan mereka kesulitan untuk berteman. Anak-anak lambat belajar (slow learning) ini juga cenderung kurang percaya diri. Kemampuan berpikir abstraknya lebih rendah dibandingkan dengan anak pada umumnya.

Slow learning atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestai belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau seluruh area akademik, tapi mereka ini bukan tergolong anak terbelakang mental. Skor tes IQ mereka menunjukkan skor anatara 70 dan 90, walaupun demikian tidak keseluruhan anak slow learner memiliki IQ seperti itu. Kelemahan akademik utama yang dialami oleh slow learner adalah membaca, berbahasa, dan memori, sosial, dan perilaku.

Karakteristik dari individu yang mengalami slow learning :

1. Fungsi kemampuan di bawah rata-rata pada umumnya.

2. Memiliki kecanggungan dalam kemampuan menjalin hubungan intrapersonal.

3. Memiliki kesulitan dalam melakukan perintah yang bertahap.

4. Tidak memiliki tujuan dalam menjalani kehidupannya

5. Memiliki berbagai kesulitan internal seperti; keterampilan mengorganisasikan, kesulitan transfer belajar, dan menyimpulkan infromasi.

6. Memiliki skor yang rendah dengan konsisten dalam beberapa tes.

7. Memiliki pandangan mengenai dirinya yang buruk.

8. Mengerjakan segalanya secara lambat.

9. Lambat dalam penguasaan terhadap sesuatu.


GEJALA SLOW LEARNER

Ø Membaca
Individu yang mengidap keterlambatan dalam kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahami struktur kata tersebut. Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian para ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunyi-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa serta tulisan yang mewakilinya.

Ø Bahasa Tertulis
Masalah yang dihadapi oleh SL (slow learner) dengan bahasa tertulis tampak dari tulisan tangan, kemampuan mengeja, susunan kata, penggunaan kosakata, serta kualitas dari tulisan yang dihasilkan. Banyak penderita SL dalam hal membaca juga memiliki kesulitan dalam menulis karena keduanya berkaitan dengan bahasa (penerimaan serta pengekspresian).

Ø Memori
Penderita slow learner juga mengalami kelemahan dalam mengingat. Mereka memiliki kesulitan dalam mengolah informasi sehingga dapat disimpan dalam memori jangka panjang.

Ø Sosial dan Perilaku
Murid yang menderita slow learning kemungkinan juga akan memperlihatkan suatu tantangan sosial atau perilaku. Beberapa diantara mereka memperlihatkan kebiasaan yang kurang dapat diterima oleh masyarakat dibandingkan dengan kawan sebayanya. Mereka tidak dapat memperkirakan akibat dari tindakannya itu, menyalah tafsirkan tanggapan dari lingkungannya, dan kurang dapat menyesuaikan perilakunya dalam situasi sosial yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka terkadang diasingkan dan ditolak oleh rekan-rekan sebayanya.

MASALAH SLOW LERNER DALAM PENDIDIKAN, PENYESUAIAN SOSIAL, EMOSIONAL, EKONOMI

a). Pendidikan

Faktor penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah tingkat kepandaian orang tua dan juga keluarga. Orang tua yang terpelajar sangat memperhatikan perkembangan intelektual anak mereka. Mereka mulai mendidik dan melatih anak mereka sebelum masuk TK. Mereka juga menyediakan mainan pendidikan dan buku yang membantu anak belajar. Mereka juga mendidik sendiri anak mereka dalam membaca dan aritmatika. Dengan cara ini mereka melatih anak mereka untuk meningkatkan kecepatan/ laju pembelajaran. Orang tua yang terdidik dapat menyediakan pengalaman dan materi pendidikan bagi anak mereka sesuai tingkat kecerdasan mereka sendiri. Tetapi jika orang tua tidak terdidik, mereka tidak dapat mengambil langkah untuk memajukan anak mereka. Mereka jarang memperlihatkan minat pada perkembangan intelek anak mereka. Sebagai akibatnya anak mereka tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk melatih pikiran mereka supaya dapat meningkat laju pembelajaran mereka. Anak-anak seperti ini ketika pertama kali masuk sekolah dan melihat anak lain sudah lebih maju akan kehilangan kepercayaan diri mereka. Hal ini berlanjut ke ketumpulan intelek yang menyebabkan slow learning.

b). Emosi

Semua anak pasti mengalami permasalahan emosional, tetapi slow learner mengalami permasalahan yang serius dan untuk waktu yang lama sehingga sangat mengganggu proses belajar mereka. Permasalahan emosional ini berakibat pada prestasi akademis yang rendah, hubungan interpersonal yang tidak baik, dan harga diri yang rendah. Bagian penting dalam perkembangan personal, sosial dan emosional adalah konsep diri dan harga diri. Aspek dari perkembangan mereka ini sangat dipengaruhi pengalaman mereka di rumah, bersama teman, dan di sekolah. Konsep diri meliputi bagaimana kita memandang kekuatan, kelemahan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai kita sendiri. Perkembanganya bermula sejak lahir dan terus dipengaruhi/ dibentuk oleh pengalaman. Kuranganya konsep diri yang positif dapat merusak perkembangan sosial anak. Slow learner biasanya suka menarik diri, tidak dewasa, memiliki gambaran diri yang rendah, atau depresi sehingga mudah terganggu (disturbed). Anak-anak seperti ini biasanya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit teman atau bermain dengan anak yang sangat lebih muda dari mereka. mereka suka berkhayal. Mereka menderita karena kurang memiliki ketrampilan social. Program pelatihan ketrampilan social sangat efektif dalam memperbaiki perilaku sosial anak yang menarik diri dan tidak memiliki teman. Ketika anak mulai sekolah mereka menilai diri mereka berdasarkan keberhasilan. Hal ini dapat terlihat ketika bahkan kegagalan kecil dapat menyebabkkan anak merasa tidak berharga. Perkembangan social dan emosional anak selama kelas-kelas awal dibentuk oleh tiga pengaruh. Yang pertama adalah orang tua dan keluarga. Kedua adalah kelompok teman sebaya. Yang ketiga adalah pengalaman di sekolah. Ketegangan di rumah dan hubungan dengan saudara dan orang tua dapat menyebabkan frustasi pada anak. Rasa takut dan cemas yang disebabkan sikap guru juga akan mengganggu emosi anak. Ketegangan dan frustasi anak dapat menjadi penyebab slow learning.

c). Ekonomi

Kemiskinan merupakan factor utama dari slow learning di negara berkembang. Kemiskinan mempengaruhi anak dalam dua hal (i) mengganggu/ menghambat kesehatan anak dan (ii) mengurangi kapasitas belajar mereka. Kemiskinan menyababkan banyak kekurangan mental dan moral yang pada akhirnya mempengaruhi performa siswa. Seperti ungkapan “di badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat”. Otak dan pikiran dapat bekerja secara optimal dalam badan yang sehat yang seringkali terpengaruhi oleh kemiskinan. Kekayaan juga mempengaruhi perolehan informasi melalui pengayaan (enriched) pengalaman. Anak dari keluarga kaya memiliki kesempatan untuk menjelajah dan memperoleh materi untuk memenuhi kebutuhannya. Kemiskinan belum tentu menyebabkan slow learning tetapi menciptakan kondisi yang mengarah pada slow learning.



Penyelesaian Masalah bagi Slow-learner

1. Pemeliharaan sejak dini Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama yang mempengaruhi inteligensi, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah. Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkat kelambanan belajar.

2. Pengembangan secara keseluruhan Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan apatis. Pengalaman dalam berbagai hal akan membuat anak mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diri yang sehat.

3. Lembaga pendidikan, kelas atau kelompok belajar khusus Dalam hal pergaulan, mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaan seperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang lambat belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan belajar yang ideal. Dalam sekolah umum dapat dibentuk kelas khusus bagi anak slow-learner. Anak slow-learner membutuhkan perhatian yang lebih intensive dalam proses belajar mereka. Dengan dibentuk kelas atau kelompok yang relatif kecil, pembelajaran akan fokus pada mereka dan penggunaan metode yang berbeda dengan siswa reguler dapat lebih leluasa.

4. Memberikan pelajaran tambahan Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer. Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri.

5.Latihan indra Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihan indra kepada mereka. Anak memiliki gaya belajarnya masing-masing, seperti visual, auditori atau kinestetik. Dengan mengasah kemampuan indera yang dominan pada mereka akan mempermudah proses pemahaman dalam belajar mereka.

6.Prinsip belajar Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar:

Ø Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karena keberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang.
Ø Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk belajar.

Ø Beri dukungan moral atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas. Suatu waktu, berilah hadiah kepada anak.

Ø Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan.

Ø Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan belajar.

Ø Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek.

Ø Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid. h.Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan indra.

Ø Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu.

5. Dukungan orangtua Dorongan dan bantuan orangtua erat hubungannya dengan hasil belajar anak yang lambat. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orangtua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, orangtua dapat meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah.

copas di sini (http://fitrika1127.blogspot.com/2012/05/slow-learner.html)


Jadi bagi para ortu yang merasa harus sering mengulang2 mengajari anak, jangan patah semangat...mereka bisa kog, tapi dengan usaha yang lebih banyak dibanding anak normal ;)

Bi4rain
10-07-2012, 10:20 PM
thx penjelasannya Biarin. Saya bikin thread ini supaya bisa membedakan apa itu anak2 berkebutuhan khusus dengan orang apatis...jelas lain

sama-sama Bunda ;D

AsLan
11-07-2012, 10:25 AM
Mengenai Autism.

Masih banyak orang mengira kelainan ini ada hubungannya dengan imunisasi, sampai2 ada orang tua yg tidak meng imunisasi anaknya.

BundaNa
11-07-2012, 10:47 AM
^
^
terutama MMR, dianggap sebagai pemicu autisme, sharing ilmu lo dunk Slan...setau gwe autisme itu ada dari alergi dan juga sejak kandungan ya?

MoodPecker
13-07-2012, 02:15 AM
Katanya ada terapi lumba-lumba buat autisme, itu ada yg pernah nyoba gak?

BundaNa
13-07-2012, 07:53 PM
blum...Alhamdulillah anak gwe normal

BundaNa
14-07-2012, 01:14 PM
Microcephalus

Microcephalus adalah kelainan perkembangan saraf di mana ukuran kepala jauh lebih kecil daripada rata-rata ukuran kepala yang sesuai usia dan jenis kelaminnya. Dalam hal ini tengkorak dan otak tidak berkembang pada tingkat yang normal.


Kelainan ini bisa saja bawaan dari lahir (congenital) atau mungkin berkembang dalam usia tahun pertama kehidupannya. Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh adanya beberapa kelainan genetik atau sindrom seperti Edwards syndrome (sindrom trisoma 18) atau Cornelia de Lange syndrome yaitu kelainan perkembangan yang dikarakteristikkan pertumbuhan lambat sebelum dan sesudah lahir, keterbatasan intelektual dan ketidaknormalan tangan dan lengan.

Penyebab lainnya juga bisa diakibatkan oleh penggunaan beberapa obat tertentu selama hamil, infeksi yang dialami oleh ibunya ketika hamil atau pada saat janin mengalami malnutrisi yang berat. Sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah anak microcephalus bisa disembuhkan atau tidak.

Sebaiknya anak yang mengalami hydrocephalus ataupun microcephalus segera ditangani dengan baik. Bisa juga dengan melakukan terapi yang dapat membantu otaknya agar tidak menjadi kaku serta merangsang perkembangannya sehingga tidak tertinggal jauh dengan kawan seusianya.

sumber (http://health.detik.com/read/2009/10/21/170028/1225870/764/penyebab-anak-hydrochepalus-dan-microcephalus)

MoodPecker
20-07-2012, 11:30 AM
BundaNa ini praktisi psikologi anak/terapis anak/dokter anak ya?

Nice info banget soalnya :). Kebetulan tetangga ada yg kayaknya autis nih, bisa dishare ke tetangga :)

BundaNa
20-07-2012, 11:32 AM
bukaaaaaaaaan, gwe copas doang...gegara ada yang salah mengenai anak2 autis...ditambah temen2 gwe anaknya ada yg autis, slow learning sama microcephalus

ndugu
20-07-2012, 12:06 PM
sepupuku juga ada yang autis nih
ga bisa ngomong sampe umur 2 taon, tadinya kita pikir karena faktor pengaruh lingkungan di keluarga dan luar yang menggunakan terlalu banyak jenis bahasa berlainan, setelah dicek baru didiagnosa autis. ;D

BundaNa
21-07-2012, 01:36 PM
sekarang umur berapa? udah mulai diterpi? autis juga sebaiknya menghindari geluten juga...itu katanya memicu autsime atau hiperaktif ya...lupa

ndugu
21-07-2012, 02:11 PM
Lupa umur tepatnya brapa. Mungkin awal belasan kali ya. Saya cuman pernah ketemu waktu dia masi kecil banget waktu dateng ke kampung halamanku. Waktu itu dia masi blom bisa ngomong. Dia orang australi, lahir gede di situ, tadinya dikira dia ga bisa bahasa kami. dan yang saya denger dari tanteku sih dia ada dimasukin ke sekolah luar biasa kayanya, yang khusus nanganin anak autis gitu. Kebetulan ditunjang sama pemerintah di sana juga. Sejauh ini sepertinya oke, cuman ya itu, khas anak autis, biasa ada rutinitasnya, kalo melenceng ya tantrum deh, ada cara2 tertentu yang dia lakukan, dan biasa berada di dunianya sendiri. Tapi dengan sodara2nya sih oke, akrab interaksinya, at least dari cerita yang saya denger.

BundaNa
27-07-2012, 11:56 AM
kita membahsa Hyperaktif yuuuuuuuuu

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.


Ada tiga gejala yang mengindikasikan seorang anak memiliki gangguan hiperaktif:


Inatensi, yakni rendahnya pemusatan perhatian atau konsentrasi pada anak. Anak-anak degan gangguan hiperaktif tidak atau hanya memiliki kemampuan berkonsentrasi yang sangat rendah. Perhatiannya begitu mudah teralihkan dari satu hal ke hal yang lainnya.

contohnya:
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.

b. Mainan, dll sering tertinggal.

c. Sering membuat kesalahan.

d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara)


Hiperaktif, yakni anak tidak bisa diam. Ia banyak melakukan gerakan-gerakan dan begitu sulit untuk dibuat duduk diam dan tenang. Ia senang berlari-lari, membuat suara-suara berisik, berjalan kesana kemari, dsb. Karena itu, seringkali anak hiperaktif pulang dengan membawa banyak luka akibat ulahnya sendiri.

seperti:
a. Banyak bicara.

b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.

c. Sering membuat gaduh suasana.

d. Selalu memegang apa yang dilihat.

e. Sulit untuk duduk diam.

f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.

g. Suka teriak-teriak


Impulsif, yakni lemahnya menunda respon. Perilaku impulsive ini ditandai dengan ketidakmampuan anak mengendalikan sesuatu. Ia biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan dengan ketidaksabaran.

misalnya:

a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.

b. Tidak sabaran.

c. Reaktif.

d. Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.

ada gejala lain yang juga perlu diperhatikan untuk para orang tua, yaitu:

Sikap menentang

seperti:

a. Sering melanggar peraturan.

b. Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.

c. Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).

Cemas

seperti:

a. Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.

b. Cenderung emosional.

c. Sangat sensitif terhadap kritikan.

d. Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.

e. Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.

Problem sosial
seperti:

a. Hanya memiliki sedikit teman.

b. Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.


Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD. Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya. Hanya saja ada beberapa perkiraan penyebab ADHD

1. Faktor lingkungan/psikososial

a. Konflik keluarga.

b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.

c. Jumlah keluarga yang terlalu besar.

d. Orang tua terkena kasus kriminal.

e. Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).

f. Anak yang diasuh di penitipan anak.

g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

2. Faktor genetik

Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin(D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme

a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.

b. Pengurangan volume serebrum.

c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.


Riwayat yang Diduga ADHD

1. Masa baby – infant

- Anak serba sulit

- Menjengkelkan

- Serakah

- Sulit tenang

- Sulit tidur

- Tidak ada nafsu makan


2. Masa prasekolah

- Terlalu aktif

- Keras kepala

- Tidak pernah merasa puas

- Suka menjengkelkan

- Tidak bisa diam

- Sulit beradaptasi dengan lingkungan

3. Usia sekolah

- Sulit berkonsentrasi

- Sulit memfokuskan perhatian

- Impulsif

4. Adolescent

- Tidak dapat tenang

- Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat

- Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan


Ada berapa cara untuk meminimalisir gangguan ini, bahkan mungkin menghilangkannya

Secara perilaku, cobalah ikuti beberapa tips ini:

Menerima dengan ikhlas. Segala sesuatunya telah ditentukan oleh Yang Maha memberikan anak, yaitu Allah. Jika Allah menguji kita dengan hadirnya anak dengan gangguan hiperaktif, itu tandanya Allah Tahu bahwa kita mampu dan dapat mengatasi serta mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Anak hiperaktif cenderung memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ini yang sering kali dilupakan bahkan tidak diperhatikan. Para ibu cenderung bergulat dan berkutat pada kesedihan dan kekecewaan terhadap putranya. Tapi tidak mau melihat, bahwa anak-anak dengan gangguan hiperaktif ternyata memiliki kecerdasan yang luar biasa. Tugas ibulah yang mencari dan menggali kecerdasan ini.

Ajarkan kedisiplinan. Anak-anak hiperaktif cenderung tidak disiplin. Mereka tidak mau tenang, dan cenderung membangkang. Tidak patuh pada aturan. Nah, jika demikian, maka Anda harus membuat sebuah “kontrak” perjanjian dengannya untuk berlatih disiplin.

Tidak menghukumnya secara berlebihan. Bukan salah anak Anda jika ia hiperaktif. So, jangan menghukumnya karena gangguan hiperaktif ini. Melatihnya berdisiplin, oke. Tapi, dengan cara yang baik dan benar.

Lebih banyak bersabar. Ini adalah tuntutan utama bagi para orangtua. Tanpa kesabaran, maka Anda tidak akan dapat menangani anak Anda dengan baik.

Menjaga komunikasi dan biarkan ia merasakan kasih sayang Anda. Ketika anak melihat dan merasakan perhatian yang diberikan orangtuanya, dan memang, perlu diakui, bahwa menjalin komunikasi dengan anak-anak hiperaktif ini harus senantiasa. Ibaratnya, harus setiap menit kita mengajaknya berkomunikasi. Dan bukannya memanjakan, perhatian terhadap anak-anak hiperaktif memang harus lebih banyak dibandingkan saudara-saudaranya yang normal.

Untuk makanannya, anak2 ADHD harus terus dipantau, ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam hal ini:

hindari makanan/bahan makanan seperti di bawah ini.

* Semua jenis gula, kecuali gula pengganti.

* Bahan makanan yang mengandung gluten, seperti : gandum, tepung terigu, havermut, serta produk olahannya seperti

- Kecap, pada kebanyakan merk yang beredar di pasaran.

- Roti, biskuit, cake, donat, kue-kue yang terbuat dari tepung terigu, mie, dan spagheti.

- Snack dan sejenisnya pada kebanyakan jajanan yang menggunakan pengawet, pewarna dan penyedap yang menggunakan MSG.


* Bahan makanan yang mengandung kasein, biasanya terdapat pada susu hewan seperti susu sapi dan susu kambing, serta produk olahan yang mengandung kasein seperti; keju, yoghurt, es krim, biskuit, margarin, dll.

* Makanan yang mengandung penyedap rasa/MSG, biasanya ditulis dengan istilah seasoning/bumbu lain.

* Saos, permen, minuman kemasan, dan softdrink yang mengandung pemanis dan pewarna buatan.

* Makanan yang diawetkan seperti makanan kalengan, sosis, mie, bakso yang mengandung boraks atau formalin, dan lain-lain.

* Fast food atau junkfood dan seafood/makanan laut yang tercemar.

* Buah-buahan tertentu seperti : lengkeng, pisang, tomat, apel, anggur, jeruk, almond, cherry, prune, peach, strawberry, melon, nangka, durian, semangka, kurma, dan semua buah-buahan yang terlalu manis.

* Bumbu masakan tertentu seperti; ketumbar, merica, jahe, cengkeh.

* Jenis air tertentu seperti; air ledeng, air sumur, dan lain-lain. Tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi air mineral.

* Tepung maizena, jagung, minyak kelapa/sawit, gelatin, mayones, mustard, cuka (kecuali cuka beras putih dan cuka beras hitam).

* Keripik kentang, rempeyek, telur asin, ikan asin, ebi, abon sapi, kornet, dendeng, ham, daging kambing.

* Semua jenis kerupuk yang terbuat dari tepung terigu, mengandung MSG, boraks, dan formalin.

* Semua jenis makanan yang mengandung pengawet (formalin, boraks) dan pewarna yang bukan untuk makanan atau zat kimia yang mengganggu kesehatan.

Dan terakhir dengan terapi

Terapi Obat-obatan

Terapi penunjang terhadap impuls-impuls hiperaktif dan tidak terkendali, biasanya digunakan antidepresan seperti Ritalin, Dexedrine, desoxyn, adderal, cylert,buspar, dan clonidine

Terapi nutrisi dan diet

Keseimbangan diet karbohidrat protein


Terapi biomedis

Suplemen nutrisi, defisiensi mineral, dan gangguan asam amino


Terapi behaviour

Terapi cognitive behaviour untuk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.


Peneliti dari Dublin, Profesor Michael Fitzgerald, mengatakan anak ADHD yang diarahkan dengan baik akan menjadi orang sukses kelak. Omongannya itu bukan omong kosong. Tapi banyak bukti yang membenarkan pernyataan tersebut.

keluarga harus berhati-hari mencari sekolah bagi anak berkebutuhan khusus itu. Suasana belajar dan lingkungan sekolah harus membuatnya nyaman. Keluarga juga dapat mengikutkan kegiatan positif untuk meningkatkan kedisiplinan anak, seperti bela diri, balet, berenang, atau bermain bola basket.

Kegiatan seperti itulah yang membuat Michael Jordan dan perenang dunia Michael Phelps meraih prestasi gemilang.

Ilmuwan Albert Einstein. Tapi apakah Anda tahu bahwa ia juga mengalami ADHD? Bahkan ADHD juga dialami Presiden AS John F Kennedy, ilmuwan Thomas Edison, dan juga aktor Sylvester Stallone.

So jangan merasa patah semangat ketika anak kita mengalami gejala ADHD...Tuhan menitipkan mereka pada kita, berarti Tuhan yakin kita mampu mengatasinya dan mengantarkan anak kita menjadi insan yang sempurna di dunia ini ;)

sumber (http://id.wikipedia.org/wiki/ADHD)

sumber (http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/13/147049/Masa-Depan-Anak-Hiperaktif-Cenderung-Lebih-Sukses)

sumber (http://yulia-putri.blogspot.com/2010/03/makanan-bagi-anak-autisme.html)

sumber (http://pondokibu.com/mengatasi-anak-hiperaktif.html)

milnalev
15-08-2012, 08:22 PM
Saya punya keponakan anak kakak misanku di Singapore, IQ-nya tinggi sekali dan selalu dapat rangking di Sekolah Raffles yang termasuk favorit di Singapura. Tapi bicaranya suka kurang ajar, terlihat hiperaktif, sampai SMP masih belum mengerti tata sosial dan orientasinya terhadap dunia luar rendah. Misalnya: ketika pesta kawin adikku angpao hanya diberikan untuk pengantin, tapi dia juga ingin minta, ketika acara foto keluarga, dia selalu minta foto meskipun bukan termasuk keluarga orang tuanya. Lalu ketika ujian Bahasa Inggris nilainya pernah jatuh karena komprehensifnya kurang. Ketika saudara2 dan Oom Tanteku memblokir akun Facebooknya dia bilang mereka semua jahat padahal karena ulahnya sendiri yang tidak menyenangkan orang lain, anehnya dia memblokir salah satu akun Facebook saudara misannya karena gak suka lihat wajahnya yang jelek karena dagunya terlalu runcing, dan mengeluarkan ide agar saudara misannya itu foto di kutub dengan baju tipis you can see dengan tangan terbuka agar kelihatan cantik sehingga banyak cowok yang naksir. Setelah diperiksa psikolog, ternyata dia kena Asperger's syndrome dan lagi diterapi, lalu untuk ujian bahasa Inggris modulnya dibuat gampang.

Ternyata ulah mamanya juga aneh, saya dengar cerita sering bertengkar dengan papanya dan dia mau dimasukkan panti asuhan dan sekolah di Inggris, mamanya pernah diasuh oleh Oom atau tantenya yang jahat dan gila sehingga pernah mau bunuh diri.

BundaNa
16-08-2012, 01:00 PM
^itu bukan ADHD atau autism kalau milanev mau baca2 postingan diatasmu. Itu lebih pada salah asuhan, kesalahan pola asuh atau tantrum berkepanjangan yang tidak segera ditangani

---------- Post Merged at 12:00 PM ----------

^itu bukan ADHD atau autism kalau milanev mau baca2 postingan diatasmu. Itu lebih pada salah asuhan, kesalahan pola asuh atau tantrum berkepanjangan yang tidak segera ditangani

Glass
16-08-2012, 01:10 PM
Asperger Syndrom, Bun ....

BundaNa
17-08-2012, 01:14 PM
Asperger syndrom itu jenis autism kan? Berarti ciri2 umum autism berlaku? Spt tdk mau kontak mata dan tidak mudah berkomunikasi verbal.

Ada sahabat saya, anaknya menunjukkan gejala autism, dia tidak bawa anaknya therapy intensif karena masalah biaya. Akhirnya dia tetap mendidik dan mengasuh anaknya ini sama dgn mengasuh adiknya yg normal. Believe or not, selain tdk mau kontak mata dan perilaku tiba2 meledak, selebihnya dia bisa normal. Sebulan setelah kenal dia, saya dan anak2 bisa bergaul baik dgn dia dan perilaku dia terkontrol, kecuali kalo "jam"nya dilanggar dan dipaksa kontak mata, dia bisa mengamuk

Glass
17-08-2012, 01:42 PM
Nama lain asperger kalo ga salah emang functional autisme. Dari luar seperti spt anak nakal tapi benernya karena cara berpikir yg berbeda.

Mungkin lebih baik yg lain aja yg jelasin :D
Mungkin Rumus bisa, terutama kalo pernah baca buku spt Finding Ben atau Insiden Anjing di Tengah Malam.

milnalev
18-08-2012, 07:11 AM
Kemarin barusan keponakanku mengomentari status saudara sepupuku dengan menggunakan akun Facebook milik papaku. Ternyata akun Facebook papaku, mamaku, Oom dan Tanteku serta kakeknya yang sudah almarhum dia yang buat, terus dikomentari sendiri. Memang ternyata tukang ngarang cerita. Di sekolahnya di Singapura guru2 dan teman2nya sudah mengerti kondisinya, tapi banyak saudara dan kerabatnya yang mengucilkan dia bahkan memblokir akun Facebooknya karena gak tahan dengan ulahnya yang menjengkelkan. Tapi dia malah marah kalau dikucilkan karena anggapannya kok saudara2nya jahat semua gak mau bergaul dengannya, padahal dia sendiri yang mulai buat ulah dulu. Memang sebetulnya kasihan, tapi kalo memanjakannya bukannya menolong tapi justru malah menjerumuskan lebih dalam lagi. Memang alangkah baiknya bila setiap orang bisa menerima kekurangan orang lain dengan apa adanya, tapi yang namanya manusia juga punya perasaan dan emosi, kalo tersinggung tentu akan marah dan jengkel juga walau masih saudara sendiri.

BundaNa
18-08-2012, 07:28 AM
^menurut gwe ini aneh kalo sampe keluarga ga tau keponakannya menderita asperger, mengingat temen gwe yg anaknya autis semua yg kenal pasti diberitahu untuk warning dan diminta bijak ngadepin anaknya. So far kami yg tahu jadi siap menghadapinya. Logisnya sih kalo keluarga lebih peka dan tahu gimana bersikap sama si asperger. Sampe ngeblock akun? Kenapa ga cukup delete atau diabaikan? Jangankan asperger, orang normal aja ngomongnya bisa nyakitin bisa dimaafin kog ;)

Serenade
19-08-2012, 11:01 AM
Yang sudah tau tu anak kena asperger tapi pendapatnya masih kyk gini, ya ga heranlah tu anak diperlakukan gitu, Bun


Kemarin barusan keponakanku mengomentari status saudara sepupuku dengan menggunakan akun Facebook milik papaku. Ternyata akun Facebook papaku, mamaku, Oom dan Tanteku serta kakeknya yang sudah almarhum dia yang buat, terus dikomentari sendiri. Memang ternyata tukang ngarang cerita. Di sekolahnya di Singapura guru2 dan teman2nya sudah mengerti kondisinya, tapi banyak saudara dan kerabatnya yang mengucilkan dia bahkan memblokir akun Facebooknya karena gak tahan dengan ulahnya yang menjengkelkan. Tapi dia malah marah kalau dikucilkan karena anggapannya kok saudara2nya jahat semua gak mau bergaul dengannya, padahal dia sendiri yang mulai buat ulah dulu. Memang sebetulnya kasihan, tapi kalo memanjakannya bukannya menolong tapi justru malah menjerumuskan lebih dalam lagi. Memang alangkah baiknya bila setiap orang bisa menerima kekurangan orang lain dengan apa adanya, tapi yang namanya manusia juga punya perasaan dan emosi, kalo tersinggung tentu akan marah dan jengkel juga walau masih saudara sendiri.

Nah, buat Milnalev ... coba kamu bener" mendalami apa itu sindrom asperger.
Sebagai seorang yg memiliki tugas penting di bumi, harus mencoba melakukan hal" spt ini juga. Setelah kamu mempelajari sindrom ini, kamu sebarin di antara kaum keluarga kamu, bagaimana sbnrnya isi kepala anak asperger, mengapa mereka spt itu. Dan kemudian bagaimana seharusnya lingkungan menanggapi anak ini.

BundaNa
19-08-2012, 01:48 PM
^like this

10chars

Nunggu ketemu kompi ya sernade, gwe kasih luwak deh ::hihi::

Serenade
20-08-2012, 10:17 PM
^
Thanks before ::hihi::

milnalev
21-08-2012, 03:24 AM
Yang sudah tau tu anak kena asperger tapi pendapatnya masih kyk gini, ya ga heranlah tu anak diperlakukan gitu, Bun



Nah, buat Milnalev ... coba kamu bener" mendalami apa itu sindrom asperger.
Sebagai seorang yg memiliki tugas penting di bumi, harus mencoba melakukan hal" spt ini juga. Setelah kamu mempelajari sindrom ini, kamu sebarin di antara kaum keluarga kamu, bagaimana sbnrnya isi kepala anak asperger, mengapa mereka spt itu. Dan kemudian bagaimana seharusnya lingkungan menanggapi anak ini.

Masalahnya keluarga dari pihak papanya menuntut orang yang sempurna dalam segala hal, jadi kurang bisa menerima kekurangan orang meskipun saudaranya sendiri, jadi kalau didapati ada kekurangan apalagi cacat moral, hukum, lebih2 tuna susila maka dianggap orang gak berguna dan gak punya harapan untuk berubah, malah semakin tua semakin menjadi, meskipun cakep, pandai, kaya. Jadinya dikucilkan begitu saja. Sedangkan keluarga dari pihak mamanya memang banyak yang tingkahnya aneh2 bahkan jahat dan gila, jadi tidak bisa mendidik yang baik dalam segi sosial. Ya, dia dibesarkan di Singapura dan sudah mengikuti pola hidup orang Singapura, sekolahnya saja sudah Sekolah Raffles punya orang Singapura bukan sekolah Indonesia, jadinya gak ngerti tata krama orang Indonesia, meskipun Oom Tantenya dipanggil kamu, bukan Oom atau Tante. Di Singapura kondisi seperti itu sudah bisa ditolerir, tapi di Indonesia harap maklum. Jadi saudara2nya sering bilang dia gak tahu sopan santun dan tata krama serta suka berkata kotor dan jorok.

Tapi sudah sering saya peringatkan lewat Facebook atau kalau ketemu langsung denganku, atau melalui neneknya agar tidak berkata2 kasar dan kotor lagi, dan dia menurut. Soal masalah asperger, di Singapura tentu ada psikolog yang benar2 profesional dan sedang diterapi dan pelan2 dia harus belajar tata sosial yang berlaku di masyarakat. Memang semua itu butuh waktu dan ketelatenan juga, terutama kehidupan rohaninya juga perlu dibenahi, mumpung dia baru berusia 13 tahun.

Orang magenta, indigo, pelangi, kristal, starseed, golden hanya sebagai perantara dan memohon ijin, tapi soal kesembuhan juga karya Tuhan. Perlu waktu juga bagi saudara2nya untuk bisa memahami kondisi yang sebenarnya, maklum saudara2nya sendiri juga masih anak muda dan masih emosional, belum matang, jadi belum bisa mengerti kalo merasa tersinggung akibat ulahnya. Sedangkan Oom Tantenya banyak yang maunya sempurna, kurang bisa menerima ketidaksempurnaan orang, jadi semua itu butuh waktu untuk bisa memahami kondisi yang sebenarnya. Semoga ada pemulihan.

BundaNa
21-08-2012, 06:30 AM
^milnalev keluarga dari pihak mana dari si asgerper?

Baca panjang2 ya ada si asgerper yg jelas2 perlu tuntunan harus ngerti orang normal :lololol:

---------- Post Merged at 05:30 AM ----------

Anak gwe naomi, usia 6 tahun, normal, bukan indigo ato starseed. Tapi dia paham sejak usia 3 tahun bahwa mas bim, anak temen gwe yg kala itu usianya 8 tahun, lain dari teman2nya dan naomi bisa gwe minta buat ga marah sama bim kalo si mas bim bersikap "lain". Kog naomi bisa ya? Bahkan lebih bisa berteman sama si autis daripada sodara si autis yg normal? Sampe sekarang naomi dan masnya masih berteman baik meski jarang ketemu

Serenade
21-08-2012, 10:44 AM
Masalahnya keluarga dari pihak papanya menuntut orang yang sempurna dalam segala hal, jadi kurang bisa menerima kekurangan orang meskipun saudaranya sendiri, jadi kalau didapati ada kekurangan apalagi cacat moral, hukum, lebih2 tuna susila maka dianggap orang gak berguna dan gak punya harapan untuk berubah, malah semakin tua semakin menjadi, meskipun cakep, pandai, kaya. Jadinya dikucilkan begitu saja. Sedangkan keluarga dari pihak mamanya memang banyak yang tingkahnya aneh2 bahkan jahat dan gila, jadi tidak bisa mendidik yang baik dalam segi sosial. Ya, dia dibesarkan di Singapura dan sudah mengikuti pola hidup orang Singapura, sekolahnya saja sudah Sekolah Raffles punya orang Singapura bukan sekolah Indonesia, jadinya gak ngerti tata krama orang Indonesia, meskipun Oom Tantenya dipanggil kamu, bukan Oom atau Tante. Di Singapura kondisi seperti itu sudah bisa ditolerir, tapi di Indonesia harap maklum. Jadi saudara2nya sering bilang dia gak tahu sopan santun dan tata krama serta suka berkata kotor dan jorok.

Tapi sudah sering saya peringatkan lewat Facebook atau kalau ketemu langsung denganku, atau melalui neneknya agar tidak berkata2 kasar dan kotor lagi, dan dia menurut. Soal masalah asperger, di Singapura tentu ada psikolog yang benar2 profesional dan sedang diterapi dan pelan2 dia harus belajar tata sosial yang berlaku di masyarakat. Memang semua itu butuh waktu dan ketelatenan juga, terutama kehidupan rohaninya juga perlu dibenahi, mumpung dia baru berusia 13 tahun.

Orang magenta, indigo, pelangi, kristal, starseed, golden hanya sebagai perantara dan memohon ijin, tapi soal kesembuhan juga karya Tuhan. Perlu waktu juga bagi saudara2nya untuk bisa memahami kondisi yang sebenarnya, maklum saudara2nya sendiri juga masih anak muda dan masih emosional, belum matang, jadi belum bisa mengerti kalo merasa tersinggung akibat ulahnya. Sedangkan Oom Tantenya banyak yang maunya sempurna, kurang bisa menerima ketidaksempurnaan orang, jadi semua itu butuh waktu untuk bisa memahami kondisi yang sebenarnya. Semoga ada pemulihan.

Baca panjang" gini, satu yg kutangkap ... elu sendiri ga yakin bisa memberi masukan kepada lingkungan elu bgmn menyelesaikan masalah yg ditimbulkan sama ponakan (?) asperger.
Well ... step by step aja ... yg bisa dikerjakan, dikerjakan ... satu langkah dulu lah, elu sbg org yg terhubung secara fb an aja, bisa kasih dia nasihat serta alasan yg logis (krn ni anak asperger adalah org yg sangat logical) dalam berbagai masalah yg timbul akibat kelakuan dia.

Tapi, elu, Milnalev, bila kamu ga benerin cara kamu memandang perilaku dia, bahwa dia tuh yg berkelakuan buruk, kamu akan sukar memahami kondisi dia yg sebenarnya dan memberikan solusi yg tepat.

But, semuanya terserah elu aja. Aku cuma bisa kasih kamu dorongan buat melakukan sesuatu, walaupun kecil dan remeh temeh.

BundaNa
21-08-2012, 11:22 AM
^bu bu, psikolog ya?

Serenade
21-08-2012, 11:24 AM
^
Gw? Bukan... Baca asperger aja baru" ini aja ::hihi::

BundaNa
21-08-2012, 11:34 AM
Tapi lebih wise yah ngomongnya daripada yang ahli? ::hihi::

Serenade
21-08-2012, 11:37 AM
Lho, yg komen di sini ada yg ahlinya, Bun?

Pastinya enggak lbh wise lah, cuma pandangan umum aja, Bun, yg "aman" aja ::hihi::

BundaNa
21-08-2012, 11:52 AM
^ahli menyelamatkan dunia ::hihi::

Serenade
21-08-2012, 11:54 AM
^
Kirain menyangkut psikolog/psikiater beneran ::hihi::

milnalev
21-08-2012, 10:35 PM
^milnalev keluarga dari pihak mana dari si asgerper?

Baca panjang2 ya ada si asgerper yg jelas2 perlu tuntunan harus ngerti orang normal :lololol:

---------- Post Merged at 05:30 AM ----------

Anak gwe naomi, usia 6 tahun, normal, bukan indigo ato starseed. Tapi dia paham sejak usia 3 tahun bahwa mas bim, anak temen gwe yg kala itu usianya 8 tahun, lain dari teman2nya dan naomi bisa gwe minta buat ga marah sama bim kalo si mas bim bersikap "lain". Kog naomi bisa ya? Bahkan lebih bisa berteman sama si autis daripada sodara si autis yg normal? Sampe sekarang naomi dan masnya masih berteman baik meski jarang ketemu

Saya adalah adik misan papanya. Neneknya adalah kakak mamaku. Memang keluarga pihak papanya terlalu mempertahankan kehormatan, jadi menganggap keponakanku itu amoral dan kurang ajar, padahal memang ada kelainan asperger. Mereka masih belum mengerti atau cuek saja, kecuali orang tuaku masih mau menerima dan membantu sebisanya. Suami adik mamaku memang ada gangguan emosional dan sulit berinteraksi dengan orang, dulunya dosen tapi karena berkelahi dengan tukang sapu lantas berhenti dan buka usaha laboratorium sendiri, dan rajin berobat ke psikiater sampai sekarang, sudah puluhan tahun. Tapi masih bisa diterima keluarga karena tidak sampai berbuat amoral apalagi asusila. Sedangkan suami adik mamaku yang lain orangnya ternyata brengsek, punya gundik sehingga istrinya terpaksa cerai, lalu seluruh keluarga mengucilkan dia karena sudah dianggap rusak moral sehingga akhirnya mati mengenaskan. Meskipun dia dan gundiknya berusaha minta maaf tapi gak digubris, dianggap orang buangan dan dihakimi begitu saja.

Tapi keluarga pihak papaku orangnya baik, meskipun adik bungsu papaku orangnya bejat, suka main wanita, brengsek suka main di bar, bahkan sampai menghamili cewek sehingga terpaksa kawin, tapi karena suka judi dan nipu akhirnya gak bisa menafkahi istri dan akhirnya cerai, lalu 2 anaknya diasuh adik papaku yang tidak menikah, tapi bagaimanapun juga keluarga masih mau menerima dan tidak mengucilkan, meskipun semua orang bilang dia rusak moral dan perilaku.

---------- Post Merged at 09:35 PM ----------


Baca panjang" gini, satu yg kutangkap ... elu sendiri ga yakin bisa memberi masukan kepada lingkungan elu bgmn menyelesaikan masalah yg ditimbulkan sama ponakan (?) asperger.
Well ... step by step aja ... yg bisa dikerjakan, dikerjakan ... satu langkah dulu lah, elu sbg org yg terhubung secara fb an aja, bisa kasih dia nasihat serta alasan yg logis (krn ni anak asperger adalah org yg sangat logical) dalam berbagai masalah yg timbul akibat kelakuan dia.

Tapi, elu, Milnalev, bila kamu ga benerin cara kamu memandang perilaku dia, bahwa dia tuh yg berkelakuan buruk, kamu akan sukar memahami kondisi dia yg sebenarnya dan memberikan solusi yg tepat.

But, semuanya terserah elu aja. Aku cuma bisa kasih kamu dorongan buat melakukan sesuatu, walaupun kecil dan remeh temeh.

Keponakan saya sudah mulai berubah, tidak separah dulu, hanya saja memang perlu waktu. Saya tidak pernah mengucilkan dia walau semua saudara dan Oom Tantenya semua mengucilkan dia, malah dia sering sharing dengan saya dan mau menurut dan berubah. Ya, semua itu tentu butuh waktu selain bantuan psikolog di Singapura sana serta dukungan rohaniwan. Soal saudara2 dan Oom Tantenya yang mengucilkan, suatu saat akan bisa mengerti yang sebenarnya, itupun sudah sering saya share-kan kepada mereka semua tentang kondisinya yang menderita asperger. Saya sudah sering jelaskan agar harap maklum dengan kondisinya dan mereka pelan2 akan belajar mengerti yang sebenarnya.

Serenade
22-08-2012, 04:01 PM
Mil, aku pikir kalo elu mau ngejawab BundaNa, ga perlu lah kamu itu menguraikan siapa saja di keluarga kamu dan kekurangannya. Bilang aja, ada kendala. Ga usah panjang" ngejelasin sampe segitunya.
Kesan yg kamu bentuk dari ngejawabin org spt itu cuma nunjukin sifat buruk di diri kamu sendiri.::doh::

Soal keponakanmu ... bagus deh, dia berubah dan kamu jg sdh lakukan sesuatu.

BundaNa
22-08-2012, 04:26 PM
^justru gw jadi nangkep serenade, dia keluarga dari jalur apa dengan si asperger ::hihi::

No wonder kalo jadinya chaos gitu sih... -_-

Serenade
22-08-2012, 04:43 PM
Gimana, ya, kita emang masih nginjak bumi, sih, Bun. Hal" spt itu sudah cerita umum, tapi intensitas gaya ceritanya Milnalev ini membuat aku nangkep kesan gimana gitu.
Tapi berusaha pikir positif aja, si Milnalev emang berusaha bgt ngejelasin.

BundaNa
22-08-2012, 04:48 PM
^hu uh...ya mungkin kita yg salah ngerti kali ya, serenade

Latar belakang orang emang beda2. Ada yg dididik dengan tingkat permakluman tinggi, ada yg gak. Ada yg selalu dididik untuk positif thinking ada yg tidak.

Cuma berkebutuhan khusus, memang orang disekelilingnya dituntut untuk maklum.

Autis, asperger mungkin bermasalah dengan perilaku sosial, karena dari luar tampak biasa2 saja fisik dan bahkan sangat cerdas. Bagaimana dengan berkebutuhan khusus spt down syndrom atau slow learning?

Serenade
22-08-2012, 04:56 PM
Ho oh ... kita dididik tidak dengan cara yg sama.

Bila kita hidup di lingkungan yg menuntut kesempurnaan kalo ga kita yg ngalemin mental breakdown, mungkin kita jd penyebabnya.

Good luck aja buat Milnalev ;)

milnalev
23-08-2012, 06:35 AM
Anak down syndrome dan slow learning sudah punya sekolah SLB dan sekarang sudah ada sekolah inklusi. Saya punya adik misan sekarang SMP kelas 3, dulu pernah gak naik kelas waktu kelas 5 SD karena tidak hafal perkalian dasar, sampai sekarang juga begitu. Sepertinya dia lebih suka pekerjaan praktis, sebaiknya disarankan masuk SMK saja. Soal autis sudah sering dibahas di koran dan media dan sudah banyak ditangani secara khusus, tapi kalo asperger memang agak jarang.

Soal masalah kebutuhan khusus, problema kehidupan, masalah kepribadian, tingkah laku, dan kejiwaan, patologis, kelainan fisik itu sudah ada pakarnya yang menangani yaitu terapis, psikolog, psikiater, dokter ahli juga dukungan rohaniwan.

Tapi orang yang sudah dicap sebagai orang yang rusak moral apalagi asusila seringkali sudah dianggap fatal dan gak punya harapan untuk berubah. Bahkan ada masyarakat yang menghakimi dengan melempari batu atau mengusir dari lingkungan. Meskipun mereka sudah menyatakan bertobat tapi orang seringkali sudah gak percaya lagi karena sudah dianggap cacat moral dan susila. Lebih parah lagi kalo keluarga sendiri saja juga menolak dengan alasan mempertahankan nama baik dan kehormatan. Mereka sepertinya sudah mendapatkan vonis dari masyarakat seumur hidup dan hidup tanpa dipercaya orang lain, akhirnya mati mengenaskan. Mereka juga dilanda rasa bersalah dan berdosa terus-menerus tapi sudah gak ada orang yang percaya mereka bisa bertobat sungguh2. Terlebih lagi bagi penderita AIDS dan penyakit kelamin, orang menganggap sebagai penyakit kutukan dan dijauhi masyarakat. Kecuali memang ada sarana pemulihan bagi orang2 yang sudah dianggap rusak moral dan susila. Tapi masalahnya Indonesia termasuk negara yang memegang nilai2 moral, adat, budaya, agama, dan susila yang ketat masih belum bisa menerima seutuhnya orang yang dianggap rusak moral dan susila.

Serenade
23-08-2012, 08:23 AM
Anak down syndrome dan slow learning sudah punya sekolah SLB dan sekarang sudah ada sekolah inklusi. Saya punya adik misan sekarang SMP kelas 3, dulu pernah gak naik kelas waktu kelas 5 SD karena tidak hafal perkalian dasar, sampai sekarang juga begitu. Sepertinya dia lebih suka pekerjaan praktis, sebaiknya disarankan masuk SMK saja. Soal autis sudah sering dibahas di koran dan media dan sudah banyak ditangani secara khusus, tapi kalo asperger memang agak jarang.

Soal masalah kebutuhan khusus, problema kehidupan, masalah kepribadian, tingkah laku, dan kejiwaan, patologis, kelainan fisik itu sudah ada pakarnya yang menangani yaitu terapis, psikolog, psikiater, dokter ahli juga dukungan rohaniwan.

Tapi orang yang sudah dicap sebagai orang yang rusak moral apalagi asusila seringkali sudah dianggap fatal dan gak punya harapan untuk berubah. Bahkan ada masyarakat yang menghakimi dengan melempari batu atau mengusir dari lingkungan. Meskipun mereka sudah menyatakan bertobat tapi orang seringkali sudah gak percaya lagi karena sudah dianggap cacat moral dan susila. Lebih parah lagi kalo keluarga sendiri saja juga menolak dengan alasan mempertahankan nama baik dan kehormatan. Mereka sepertinya sudah mendapatkan vonis dari masyarakat seumur hidup dan hidup tanpa dipercaya orang lain, akhirnya mati mengenaskan. Mereka juga dilanda rasa bersalah dan berdosa terus-menerus tapi sudah gak ada orang yang percaya mereka bisa bertobat sungguh2. Terlebih lagi bagi penderita AIDS dan penyakit kelamin, orang menganggap sebagai penyakit kutukan dan dijauhi masyarakat. Kecuali memang ada sarana pemulihan bagi orang2 yang sudah dianggap rusak moral dan susila. Tapi masalahnya Indonesia termasuk negara yang memegang nilai2 moral, adat, budaya, agama, dan susila yang ketat masih belum bisa menerima seutuhnya orang yang dianggap rusak moral dan susila.

Milnalev butuh tempat curhat? Buat thread di Forum Curhat & Diary, yok ...
Kalo di sini bisa OOT.

BundaNa
23-08-2012, 10:20 AM
Berkebutuhan khusus artinya, normally anak2 ini lain dengan paradigma umum. Mereka bukan harus dibuang, entah apa latar belakang "keunikan" mereka.

Karena saya seorang ibu, maka cenderung peka terhadap hal2 ini. Saya sering memposisikan seandainya anak2 saya berkebutuhan khusus, bisakah saya menanganinya? Saya salut denga ortu yang bisa menghadapi masalah2 seperti ini.

Masyarakat dan orang luar bahkan keluarga besar menilai anak2 berkebutuhan khusus berdasarkan ortu menghadapi anak2 ini sendiri.

Saya lihat sendiri, ortu yang berkebutuhan khusus menghadapinya dengan kuat dan penuh kasih sayang, maka orang sekitar anak2 itu bersikap sama ;)

Psikolog, sekolah inklusi, rohaniawan itu hanya membantu. Kunci utamanya ada pada ortu dan keluarga dekat ;)