AsLan
01-07-2012, 10:16 AM
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan berbicara dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Kamis (28/6/2012) malam. Perbincangan itu akan membahas tentang memanasnya situasi di Suriah.
Pada kesempatan tersebut, Presiden mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan langkah nyata untuk mengakhiri perang saudara di negara di Timur Tengah tersebut. "Dewan Keamanan harus bersatu," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden, PBB, dan juga masyarakat dunia memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan kekerasan di Suriah, bukan untuk menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad. "Setelah kekerasan dihentikan, kita serahkan pada rakyat Suriah. Kalau memang rakyat Suriah mengatakan sudah saatnya ada transisi kepemimpinan, ya kita hormati. Kita hormati," lanjut Presiden.
Kepala Negara juga khawatir akan ekses dari insiden penembakan pesawat Turki oleh tentara Suriah, yakni pertikaian kedua negara. Presiden telah mengikuti pidato Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyusul penembakan pesawat tersebut. PM Erdogan mengingatkan Suriah agar berhati-hati terhadap kemurkaan Turki setelah insiden tersebut. PM Erdogan mengatakan, militer Turki telah diperintahkan agar bereaksi terhadap ancaman yang datang dari Suriah.
Peringatan Erdogan kepada Suriah mencerminkan ketegangan yang meningkat bukan hanya di pantai Laut Tengah, tempat pesawat tersebut ditembak-jatuh, melainkan juga di perbatasan panjang bersama yang dilintasi gerilyawan yang memerangi Presiden al-Assad.
Apa mungkin Indonesia mengirim pasukan untuk "menghentikan" kekerasan di Suriah dan membantu pendirian pemerintahan baru ?
Pada kesempatan tersebut, Presiden mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan langkah nyata untuk mengakhiri perang saudara di negara di Timur Tengah tersebut. "Dewan Keamanan harus bersatu," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis.
Menurut Presiden, PBB, dan juga masyarakat dunia memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan kekerasan di Suriah, bukan untuk menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad. "Setelah kekerasan dihentikan, kita serahkan pada rakyat Suriah. Kalau memang rakyat Suriah mengatakan sudah saatnya ada transisi kepemimpinan, ya kita hormati. Kita hormati," lanjut Presiden.
Kepala Negara juga khawatir akan ekses dari insiden penembakan pesawat Turki oleh tentara Suriah, yakni pertikaian kedua negara. Presiden telah mengikuti pidato Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyusul penembakan pesawat tersebut. PM Erdogan mengingatkan Suriah agar berhati-hati terhadap kemurkaan Turki setelah insiden tersebut. PM Erdogan mengatakan, militer Turki telah diperintahkan agar bereaksi terhadap ancaman yang datang dari Suriah.
Peringatan Erdogan kepada Suriah mencerminkan ketegangan yang meningkat bukan hanya di pantai Laut Tengah, tempat pesawat tersebut ditembak-jatuh, melainkan juga di perbatasan panjang bersama yang dilintasi gerilyawan yang memerangi Presiden al-Assad.
Apa mungkin Indonesia mengirim pasukan untuk "menghentikan" kekerasan di Suriah dan membantu pendirian pemerintahan baru ?