PDA

View Full Version : Syarat masuk SD/MI-sederajad



cha_n
06-06-2012, 05:52 PM
dapet dari status fb temen:

PENGUMUMAN
Perhatian buat para orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya masuk SD.

"Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain."

Itu bunyi PP No 17 Tahun 2010 Pasal 69 ayat (5). Jadi masuk SD itu nggak ada yg namanya tes CALISTUNG. Kalau ada sekolah yang mengadakan tes calistung untuk syarat masuk SD berarti itu melanggar aturan. Laporkan saja ke pengaduan@kemdikbud.go.id.


---

aku cek di PP-nya, bener ternyata emang ada aturan itu.

huhhhhh (siap2 laporin sd2 yang buat aturan tes2 macem2 sebagai syarat masuk)

BundaNa
06-06-2012, 06:22 PM
yg mau ngelapor siapa? bisa2 anaknya diblacklist dimana2. dan kata siapa tes itu bener2 m'jaring? cuma kedok mafia kog

- - - Updated - - -

dr jaman dulu udah dibahas, tp sd2 itu ngeles utk tau kemampuan dasar, dan diknas ga pernah b'tindak atas laporannya

- - - Updated - - -

alternatif mudahnya buat ortu bijak, cari sd/mi sederajat yg ga ngadain test calistung dsb. msh ada kog sekolah bijak

GiKu
06-06-2012, 06:23 PM
waktu saya masuk SD kelas 1, gak disuruh tes calistung
cuma disuruh mbayar kok

cha_n
06-06-2012, 06:26 PM
ya dilaporin aja apa susahnya, cuman kirim email sekali doang.
tanggung jawab kita sebagai masyarakat udah selesai

sekarang anggaran untuk pendidikan gede banget, jadi mereka (kemendiknas) yang paling disorot, kalau ga ditanggepin mereka sendiri yang bakal kena

BundaNa
06-06-2012, 06:48 PM
dari taun kmrn byk yg lapor kalo di blora, mpe sdn yg msh mungut iuran jg dilaporin. tp mpe skr msh b'jalan prakteknya

- - - Updated - - -

selama msh ada p'berlakuan istilah sekolah unggulan, favorit dll, akan terus ada tes masuk krn peminatnya lebih dr pagu

- - - Updated - - -

cara plg efisien m'berlakukan rayon. tiap sdn hanya boleh menerima siswa dr lingkungan sekitar, otomatis tdk perlu tes

cha_n
06-06-2012, 06:48 PM
namanya juga ikhtiar, kalau bukan kita yang ngerti, ya siapa lagi?
aku pribadi sebenarnya juga ga ada kepentingan di sini, cuman gemes aja ngeliatnya.
ketidakadilan seringkali harus dilawan bersama, jadi dorongannya lebih kuat.

barusan ngelaporin satu SD, menyusul SD-SD lain.
jangan lupa buktinya disertakan, jaman sekarang gampang nyari bukti kok, lha wong dia tulis di website sekolahnya

BundaNa
06-06-2012, 06:53 PM
utk sdn/min pendaftaran baru dibuka akhir juni, jd blum ada bukti yg m'beratkan sdn/min utk tahun ini

E = mc˛
06-06-2012, 06:57 PM
biasa, sekolah yg mau (sok) internasional -_-

BundaNa
06-06-2012, 07:08 PM
buat sd/mi swasta kayaknya urusan penerimaan siswa baru sepenuhnya wewenang sekolah tsb, bgt diknas blg waktu dilapori

- - - Updated - - -

rsbi/sbi juga punya standar sendiri dan diknas tdk bisa(tdk mau?) menindak sekolah swasta ato sbi yg punya aturan lain

- - - Updated - - -

bukan ga mau lapor, chan. dr taun2 kmrn byk yg lapor, tp nyatanya sampe sekarang msh byk sd yg melakukan praktek tsb

- - - Updated - - -

kalo saya pilih jalan yg aman, cari sd yg tdk pake tes calistung, pk standart diknas, minimal calon siswa 6 thn mpe juni

DH1M4Z
07-06-2012, 10:52 AM
Saya pernah tanya ke guru TK-nya adit kenapa murid-murid TK belum dikenalkan abjad dengan berhitung. Kata guru, mereka tidak mau membebani anak dengan hal-hal yang masih berat baginya biarlah kemampuan mereka berkembang tanpa paksaan. Berarti dari sisi psikologis benar yah?
Kadang kita sebagai orang tua terlalu berambisi, anak yang masih TK didaftarkan les membaca, les berhitung , dan les lainnya tidak peduli kadang anak mengeluh.
Apa karena pertimbangan psikologis juga yah? Anak-anak yang mau masuk SD tidak perlu diadakan tes membaca , menulis dan berhitung?

GiKu
07-06-2012, 11:33 AM
orang tua sekarang banyak yg jadi korban iklan
pingin anaknya yg baru mulei belajar berjalan ud bisa ini itu kayak di iklan2

BundaNa
07-06-2012, 12:14 PM
bukan korban iklan. krn byk sd favorit pk tes calistung yg susah diberantas. korban sd favorit mungkin iya. terpaksa

- - - Updated - - -

di kurikulum sebenarnya tk b sudah persiapan utk sd, ada calistung sederhana. huruf abjad n angka jg sudah dikenalkan

- - - Updated - - -

jadi jgn salahkan ortu yg terpaksa mengikuti kemauan kurikulum dan sd yg mau terima jadi, ga mau susah2 ngajarin

BundaNa
07-06-2012, 01:39 PM
oke, ini kronologis PP 17, biar ga berat sebelah kita menilainya ya...kalau mau nerapin aturan, mestinya harus diterapkan juga kan? jangan disorot yang test calistungnya...gimana dengan aturan lain yg dilanggar justru sama ortu sendiri?

PP 17

Pasal 64


(1) Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan
anak usia dini dilakukan secara objektif,
transparan, dan akuntabel.
(2) Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan
anak usia dini dilakukan tanpa diskriminasi kecuali
bagi satuan pendidikan yang secara khusus
dirancang untuk melayani peserta didik dari
kelompok gender atau agama tertentu.
(3) Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi
peserta didik dilakukan secara mandiri oleh rapat
dewan guru yang dipimpin oleh kepala satuan
pendidikan.


Pasal 65

(1) Satuan pendidikan anak usia dini dapat menerima
peserta didik pindahan dari satuan pendidikan
anak usia dini lain.
(2) Syarat-syarat dan tatacara penerimaan peserta
didik pindahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Paragraf 4
Program Pembelajaran
Pasal 66
(1) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain
yang sederajat dikembangkan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI,
atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan dalam konteks
bermain yang dapat dikelompokan menjadi:
a. bermain dalam rangka pembelajaran agama dan
akhlak mulia;
b. bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan
kepribadian;
c. bermain dalam rangka pembelajaran orientasi
dan pengenalan pengetahuan dan teknologi;
d. bermain dalam rangka pembelajaran estetika;
dan
e. bermain dalam rangka pembelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
(3) Semua permainan pembelajaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dirancang dan
diselenggarakan:
a. secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan mendorong kreativitas serta
kemandirian;
b. sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental anak serta kebutuhan
dan kepentingan terbaik anak;
c. dengan memperhatikan perbedaan bakat,
minat, dan kemampuan masing-masing anak;
d. dengan mengintegrasikan kebutuhan anak
terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi
psikososial; dan
e. dengan memperhatikan latar belakang ekonomi,
sosial, dan budaya anak.

jadi memang diperbolehkan pengenalan huruf dan angka juga calistung sederhana dilihat dari kondisi anak, tapi sekali lagi bukan untuk mengejar tes calistung SD tetap memang TK B dinyatakan siap secara mental belajar untuk persiapan SD


Pasal 67

(
1) Pendidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat berfungsi:
a. menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
keimanan, akhlak mulia, dan kepribadian
luhur;
b. menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
kebangsaan dan cinta tanah air;
c. memberikan dasar-dasar kemampuan
intelektual dalam bentuk kemampuan dan
kecakapan membaca, menulis, dan berhitung;
d. memberikan pengenalan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
e. melatih dan merangsang kepekaan dan
kemampuan mengapresiasi serta
mengekspresikan keindahan, kehalusan, dan
harmoni;
f. menumbuhkan minat pada olahraga,
kesehatan, dan kebugaran jasmani; dan
g. mengembangkan kesiapan fisik dan mental
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs
atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 69


(1) Peserta didik pada SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat paling rendah berusia 6 (enam) tahun.
(2) Pengecualian terhadap ketentuan pada ayat (1)
dapat dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis
dari psikolog profesional.
(3) Dalam hal tidak ada psikolog profesional,
rekomendasi dapat dilakukan oleh dewan guru
satuan pendidikan yang bersangkutan, sampai
dengan batas daya tampungnya.
(4) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat wajib
menerima warga negara berusia 7 (tujuh) tahun
sampai dengan 12 (dua belas) tahun sebagai
peserta didik sampai dengan batas daya
tampungnya.
(5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau
bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada
hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung, atau bentuk tes lain.
(6) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat wajib
menyediakan akses bagi peserta didik berkelainan.

minimal 6 tahun, sekurang2nya 7 tahun sudah masuk SD, pengecualian hanya jika ada rekomendasi dari psikolog atau Dewan Sekolah. Ini pernah dibicarakan? Tidak. Yang ramai dibicarakan hanyalah tes calistung yang dianggap "memberatkan" calon siswa, padahal kalau liat Naomi dan teman2nya, sekedar calistung sederhana mereka mampu. Meski saya tetap tidak setuju tentang test calistung plus2 yang lain, tapi batasan usia tidak jadi persoalan, padahal kematangan usia tentu juga untuk menunjang keberhasilan siswa itu sendiri.


Pasal 70

(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya
tampung satuan pendidikan, maka pemilihan
peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia
calon peserta didik dengan prioritas dari yang
paling tua.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan
peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal
calon peserta didik yang paling dekat dengan
satuan pendidikan.
(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon
peserta didik dengan satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih
awal diprioritaskan.

Untuk ayat2 ini sudah mulai diterapkan di Blora. Dilihat dari radius jarak sekolah dengan rumah peserta didik, atau satu lokal keluharan di SD bersangkutan.

Juga siapa yang daftar duluan, selama sudah 6 tahun saat bulan Juni, otomatis diterima

comment?

AsLan
07-06-2012, 06:11 PM
Ada juga loh universitas yang syarat masuknya gampang, tapi lulusnya susah... soalnya prinsip mereka adalah "mendidik semua orang".

Kalo SD pada memudahkan syarat masuk, orang tua rela gak kalau anak2 mereka tidak naik kelas atau sulit lulus ?

BundaNa
07-06-2012, 06:30 PM
naomi masuk di sd yg hanya melihat batas minimal usia. tapi siswa yg ga naik musti pindah sekolah krn ga sesuai standar

Ronggolawe
07-06-2012, 08:04 PM
(1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya
tampung satuan pendidikan, maka pemilihan
peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia
calon peserta didik dengan prioritas dari yang
paling tua.
(2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan
peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal
calon peserta didik yang paling dekat dengan
satuan pendidikan.
(3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon
peserta didik dengan satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih
awal diprioritaskan.
hehehe....
kalau aturan ini tidak berubah, gw bakal pede nye
kolahin Zhazha SD, kalau dia udah kepengen seko
lah meski baru 5,5 th.... secara SD nya di depan
rumah gw :)

BundaNa
07-06-2012, 08:24 PM
lucu ya...aturan yang satu diikuti, yang lain kagak...

cha_n
07-06-2012, 08:29 PM
@wajib belajar yang bener itu mustinya ga ada yang namanya tinggal kelas.
bahkan yang idiot sekalipun, mustinya yang usaha lebih itu gurunya, kalau anaknya kurang ya kasih pelajaran tambahan. untuk anak dengan kebutuhan khusus kurikulum pastinya ga sama ama anak normal.
Gw ngomongin idealnya ya, harusnya kaya gitu.

@bundana
kalau soal umur, kalau direkomendasi oleh psikolog secara aturan ga masalah.
tapi kalau merasa masalah, tetap aja sekolah yang musti memfilter, ga asal terima.
lagi2 yang bisa diminta pertanggung jawaban ya sekolah, karena yang diatur oleh PP ini sekolah, bukan ortunya.

BundaNa
07-06-2012, 08:37 PM
kita kan bicara idealnya, kalau merujuk PP diatas, ada syarat2nya untuk usia dibawah 6 tahun...nyatanya ada beberapa ortu yang "bangga" anaknya masuk SD sebelum usia 6 tahun. Dan itu harus ada keterkaitan antara PAUD/TK dengan SD (ini baru diobrolin sama kepsek Naomi)

jadi TK atau PAUD tetap harus menyaring siswa, yang diprioritaskan untuk dari PG ke TK A mesti minimal usia 4 tahun saat Juni, ada permakluman jika secara psikologis dianggap oleh psikolog atau dewan sekolah anak kurang dari 4 tahun bisa tetap TK A. Dengan prioritas itu diharapkan ketika masuk SD usianya sudah pas.

Masalah usia sekolah juga pantauan sekolah dan sekolah punya hak untuk memberi rekomendasi apakah si anak dianggap siap masuk SD atau tidak.

Itu juga harap dipahami, chan

Ibaratnya kita bicara PP 17 kan? dan itu cakupan PP 17, bukan sekedar menyoroti tes kemampuan untuk masuk SD.

Mengenai ada sekolah yang memindahkan si anak ketika tidak naik kelas, itu juga dipahami sebagai standart sekolah. Anak sudah diberi tambahan jam belajar dan lebih diberi perhatian nyatanya tidak memenuhi standart, ya itu hak sekolah untuk memutuskan. Toh bukan diputus sekolah, diberi rekomendasi untuk pindah ke sekolah lain.

Ibaratnya, sekolah sudah berani menerima dan mengajari, bahkan untuk yang dianggap tertinggal diberi tambahan, masih tidak mampu mengikuti, itu mengganggu suasana KBM. Ada kasus di sini, sampai 3x ga naik kelas, padahal gurunya sudah memberikan ekstra perhatian...ya sekolah angkat tangan

cha_n
07-06-2012, 08:49 PM
kalau mau dipahami ya silakan dipahami semuanya. saya emang kebetulan lagi menitikberatkan soal tes calistungnya. selebihnya tentu banyak yang bisa dieksplorasi dari pp ini. jadi ga ada hubungannya sama berat sebelah

trus apa hubungannya ama ortu? PP ini bahas sekolahnya bukan ortunya

BundaNa
07-06-2012, 08:51 PM
ada banyak ortu yang memaksa sekolah untuk menerima anaknya yang belum genap 6 tahun untuk masuk SD dan pihak sekolah tidak bisa menolak karena ada yang lewat jalur belakang, dan meyakinkan sekolah bahwa anaknya mampu untuk sekolah SD meski usianya belum cukup

Akibatnya, mereka yang usianya cukup dan jarak rumahnya juga sama dekatnya dengan sekolah ditolak, dengan alasan pagu sudah penuh

ini yang saya bilang, kalau mau bicara aturan, semua yang ada di PP 17 harus berani diterapkan diknas pada sekolah

cha_n
07-06-2012, 08:58 PM
kalau sampai 3x ga naik kelas, itu artinya sekolahnya gagal dalam mendidik anak, atau memang anaknya harusnya di sekolah khusus karena si anak cacat.

seperti di kisah toto chan, sebenarnya ga ada anak yang gagal, yang ada adalah metode pendidikan yang tidak tepat.
memang sulit menemukan sekolah ideal seperti di buku toto chan itu, apalagi dengan kondisi indonesia sekarang, korup malah bangga dlsb, akhirnya mental anak juga ikut cacat.

E = mc˛
07-06-2012, 09:08 PM
dulu saya sekolah di kampung. gak ada urusan syarat harus bisa baca dan batasan umur. saya gak masuk TK jadi belum bisa baca, umur juga dulu masih 5 tahun, bisa masuk ke SD gara-gara kepseknya dirayu ma bapak. bisa masuk, tp belum tercantum dalam daftar absensi, bisa berhenti sekolah di tengah jalan bila gak betah--enak banget yah kekuatan nepotisme ;D

pas finish tahun ertama, lumayan lah bisa nyalip anak-anak lain. dulu maksa masuk sekolah secepat mungkin gara-gara ngiri liat kakak yg dibeliin buku dan seragam :cengir:


sy juga heran dg aturan harus bisa baca bagi anak SD. jika skrg anak yg mau masuk SD harus sudah bisa baca, maka nantinya yg masuk TK harus udah bisa baca. lalu nantinya kalau mau masuk playgroup harus udah bisa baca juga -_-

guru SD makin malas saja, apalagi ditambah LKS -_-

BundaNa
07-06-2012, 09:23 PM
sekolah b'kebutuhan khusus n slow learning ada tp mahal n langka. jd ortu hrs gmn? n gmn sekolah biasa hrs menyikapinya?

- - - Updated - - -

kalo bicara ideal, dikbud, sekolah n ortu sama2 berani menerapkan pp 17 thn 2010. tp spt kasus rumus jg byk beredar -_-

- - - Updated - - -

tes masuk kdg jadi kedok aja lho. chek aja di sdn, murid baru sebagian itu ponakan, anak teman, tetangga guru sd tsb ;))

Ronggolawe
07-06-2012, 11:00 PM
lucu ya...aturan yang satu diikuti, yang lain kagak...
Bukan begitu Bund,
Tepat di depan rumah gw ada SDN 01-02 Pagi dan
SDN 13 Petang... setiap pagi Zhazha main di hala
man sekolah, sebelum di antar ke rumah Nenek dari
jam 06.30-07.00, suka keasyikan melihat anak SD
senam pagi atau upacara bendera.

Kalau hari Sabtu dari jam 06.30-10.00 dia harus
ditemanin melihat kegiatan ekskul anak-anak SD.

gw cuma ekstrapolasi ke-antusiasan Zhazha saja
melihat aktivitas anak SD. Seperti gw bilang dalam
thread lain, gw sih rencananya mau langsung TK-A
saja saat ia berusia 4,5th... setelah itu, bergan
tung kemauannya saat ia berusia 5,5 tahun, apa
kah langsung SD atau lanjut TK-B...

Ini bergantung juga sih, soalnya banyak anak te
tangga yang berusia 8-18bln bulan diatas Zhazha
yang gw prediksi bakal jadi teman sepermainannya
kelak, tentu menjadi pertimbangan pula, bila nanti
semua temannya masuk SD, pasti ada keinginan
dari dia untuk ikut SD.

BundaNa
07-06-2012, 11:44 PM
nadhira, usia 2 thn 5 bln suka b'lama2 di tk tempat kakaknya sekolah, tp buat gw itu bukan indikasi buat cpt disekolahin

- - - Updated - - -

naomi taun kmrn sudah merengek masuk sd n gw yakin bisa secara akademik. tp dia tetap di tk b utk mematangkan mentalnya

Ronggolawe
08-06-2012, 12:14 AM
ya... masih ada 3 tahun lagi bagi Zhazha sebelum
masuk TK... jadi ya gw sabar saja :)

BundaNa
27-06-2012, 05:59 PM
kayaknya masih banyak tuh SD yang menyelenggarakan tes kecakapan, ckckckck...email pengaduannya ga bisa neh...bener2 deh