PDA

View Full Version : Bung Karno dan Musik Ngak Ngik Ngok ...



cha_n
02-06-2012, 12:10 AM
http://mrsantosa.blogspot.com/2010/04/bung-karno-dan-musik-ngak-ngik-ngok.html
Pada masa remaja di tahun 1960-an saya tidak bisa mengerti tindakan Bung Karno yang melarang lagu-lagu dari Barat yang disebutnya sebagai musik ngak-ngik-ngok. Waktu itu lagu-lagu dari kelompok The Beatles sedang melanda dunia. Saya pun sangat menyukainya karena irama lagu itu bisa menghanyutkan jiwa remaja saya.

Tindakan Bung Karno tidak hanya sampai di sini. Musik ngak-ngik-ngok buatan dalam negeri pun dilarang beredar. Lagu ‘Oh, Kasihku’ ciptaan Koes Bersaudara (kemudian berubah nama menjadi Koes Plus) dan lagu ‘Boneka dari India’ yang dinyanyikan Elya Agus (kemudian berubah nama menjadi Elya M Haris, Elya Khadam dst) juga dilarang. Bahkan Koes Bersaudara dan Elya Agus kemudian dipenjarakan.
Mengapa Bung Karno begitu? Memangnya anak muda tidak boleh bersenang-senang? Alasan Bung Karno seperti yang amat sering dipidatokan, musik ngak-ngik-ngok yang biasa diiringi dansa-dansi akan merusak mental para pemuda. Menurut bahasa Bung Karno, musik produk imperialis/kapitalis itu akan melemahkan semangat juang para pemuda dan akan menghancurkan nilai kepribadian bangsa. Bung Karno yang memang jadi pejuang bangsa sejak usia muda agaknya punya alasan kuat untuk mengatakan keyakinan itu.
Bung Karno juga pasti tahu pada 1960-an itu kaum muda di Cina, Jepang, atau Korea masih menahan diri untuk hidup berhura-hura karena mereka sadar harus berjuang dan bekerja keras demi kemajuan masyarakat dan bangsanya. Maka para pemuda Indonsia pun oleh Bung karno dilarang berngak-ngik-ngok dan diminta untuk lebih giat bekerja.
Sayang, Bung Karno jatuh pada 1966, dan suasana sangat cepat berubah. Terjadi euforia desukarnoisasi di semua bidang. Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya bermunculan pemancar radio yang dikelola oleh anak-anak muda. Lalu membanjirlah lagu-lagu Barat yang sebelumnya dilarang. Koran-koran picisan terbit dengan mudah dan bebas. Maka bukan hanya lagu, semua produk budaya pop dan gaya hidup yang dulu ditentang Bung Karno membanjir.
Memang ada sedikit perlawanan dari anak-anak muda yang masih menyisakan idealisme kerakyatan, seperti yang terlihat dalam peristiwa Malari tahun 1974. Tapi gerakan perlawanan ini ditumpas habis oleh kekuatan besar yang sedang tumbuh, orde baru. Tanggal 6 Juni kemarin adalah hari lahir Bung Karno (1901). Saya jadi teringat kembali tindakan Bung Karno lebih dari 40 tahun lalu yang melarang pemuda Indonesia ber-ngak-ngik-ngok. Dulu saya bingung, namun sekarang saya bisa lebih mengerti.
Ternyata musik jenis ini bisa menjadi pembuka bagi masuknya gaya hidup sangat pragmatis, cair dan hedonis, dan buntutnya adalah konsumtif. Itulah yang ingin dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu para pemuda mudah terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai idealisme. Apalagi bila musik itu disertai gaya pergaulan longgar serta dibumbui alkohol dan narkoba. Maka hasilnya bisa dilihat dengan jelas di sekeliling kita sekarang ini.
Rata-rata pemuda masa kini ingin segera bisa hidup enak tapi dengan cara yang cepat dan mudah. Instan. Santai. Amat konsumtif. (Hormat untuk minoritas anak muda yang mau belajar atau bekerja keras dengan cara berjualan mi ayam, jadi buruh pabrik, PKL, TKI, dsb). Namun selebihnya seperti hanya menuruti jebakan kaum modal yang dulu sengaja menghadirkan musik ngak-ngik-ngok yang tidak disukai Bung Karno.
Gaya hidup pragmatis, santai, dan amat konsumtif para pemuda sekarang bisa bisa dibuktikan dari berbagai hal. Misalnya, konsumsi rokok yang luar biasa besarnya sehingga bangsa ini menjadi bangsa perokok terbesar di dunia. Di kampus-kampus, kantin dan kafe lebih ramai daripada perpustakaan. Kebutuhan pulsa jauh mengalahkan kebutuhan akan buku.
Sebagian besar pemuda Indonesia punya prestasi rendah di bidang akademik. Juga di bidang olehraga. Sebaliknya, hasrat untuk mengonsumsi semua barang yang ditawarkan terutama melalui media TV sangatlah besar. Melalui semua media yang tersedia kaum modal telah berhasil mengubah masyarakat, terutama kaum muda, bukan hanya jadi manusia pragmatis dan konsumtif melainkan juga hidup dalam dunia sensasi. Kaum modal memang tahu, masyarakat yang sudah masuk perangkap sensasi sangat mudah menjadi pembeli barang yang mereka buat, baik barang itu benar-benar dibutuhkan atau hanya diinginkan.
Empat puluh tahun lalu Bung Karno pasti sudah menduga keadaan ini akan terjadi dan dia sudah berupaya menyegahnya. Tetapi banyak orang tidak percaya bahkan menertawakannya. Termasuk saya! Saya menyesal telah ikut-ikutan menyepelekan pikiran Bung Karno yang futuristik ini. Sayang sudah terlambat. Namun setidaknya saya masih bisa mengingatkan kepada kelima anak saya: hiduplah dengan idealisme untuk menjadi manusia yang sehat lahir batin dan produktif. Untuk Bung Karno, semoga perjuanganmu bagi bangsa ini menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT.

Diambil dari tulisan Ahmad Tohari, Resonansi Harian Republika (tanggal tahun tidak terdata)


---
inikah salah satu sebab hedonisme dan kehancuran generasi kita?

choodee
02-06-2012, 01:25 AM
gimana ya? terlalu menggeneralisir imo.

prestasi akademik rendah, memang dulu jauh lebih tinggi? lagian soal edukasi yang bikin rendah itu kurang infrastruktur, buktinya sekolah dengan infrastruktur yang baik bisa membuat muridnya berprestasi sampai ke luar negeri.

idealisme bagus, asal ga nato, sayangnya sih kebanyakan sekarang idealisme cuman nato ajah, menjunjung idealisme itu berat.

btw, gw mending dikasi uang pulsa 50ribu, dripd 50ribu cuman buat buku, cuman bisa beli satu buku, uang pulsa 50ribu bisa buat donlod ratusan ebook dan baca wikipedia dan update perkembangang dunia lewat twitter :)

gw sih berprinsip, ga usah terlalu sering melihat masa lalu, gimana caranya kita beradaptasi dan mengambil nilai positif di masa sekarang. sekarang anak muda ga mau jualan mie ayam, karena kalo bisa jualan online sambil dengerin lagu ngak ngek ngok kenapa tidak :D

E = mc²
02-06-2012, 01:37 AM
saya gak nyangka jika yg nulis Ahmad Tohari sastrawan yg beken itu. Imho, tulisan ini "dangkal". kajian historisnya hanya sekilas. Alasan Sukarno melarang musik barat kan bukan sekedar "idealisme demi membentuk generasi muda antihedonis". Ah udah malam, lanjut besok aja. tidur dulu skrg mah ::hihi::

ndableg
02-06-2012, 03:13 AM
Intinya.. bung karno anti barat! Musik ngik ngok yg dimaksudkan musik yg niru2 musik2 barat.
Tapi semua ini ga bisa dibendung walaupun orang sesakti bung karno.. pilihannya kalo ga akhirnya bung karno musti mengalah, ya dikudeta. Spt macam mosadeq, kadaffi, dll...

Ronggolawe
02-06-2012, 04:38 AM
Kalau sekarang masih hidup, Bung Karno akan dibe
ri cap "Garis Keras"... mana poligami pula :)

BundaNa
02-06-2012, 06:39 AM
ah, ada anak papua dgn infrastrukur t'batas juara olimpiade sains, baru datang beasiswa. ini karena kemauan dan tekad

- - - Updated - - -

yg meraih nilai UAN t'tinggi bukan anak kota ato sekolah yg punya fasilitas nmr satu, tapi anak2 daerah yg t'batas ;D

- - - Updated - - -

bukannya gw m'iyakan tulisan TS 100%, tp gw jg ga setuju prestasi akademik urusannya cuma infrastruktur. lbh kompleks lg

- - - Updated - - -

kalo masalah budaya mau ga mau akhirnya ada gempuran dari luar, bukan westernisasi tapi arus globalisasinya yg kencang

purba
02-06-2012, 08:35 AM
Kalo mo diurutkan, empat founding fathers Indonesia dari ideologi kiri ke kanan adalah Tan Malaka, Soekarno, Hatta, dan Syahrir. Semuanya berkontribusi mendirikan Indonesia.

Soekarno gak suka musik ngak ngik ngok, tapi melantai juga dgn cewek bule kalo dijamu makan malam. Nah pake musik apa tuh? Musik Barat atau kosidahan?

Ok lah musik klasik utk dansa, bukanlah ngak ngik ngok. Tapi tetap saja itu musik Barat. Jadi gak jelas, apa yg di arah oleh Soekarno.

:))

Ronggolawe
02-06-2012, 09:22 AM
Ketika Bung Karno dansa dansi itu usia nya sudah
berapa, Pur? sudah mapan kemana-mana... dan
dia juga melakukan itu untuk selebrasi saja...

yang disasar budaya pop itu kan generasi muda pe
nerus bangsa :)

choodee
02-06-2012, 01:09 PM
Sama sadja, makanya gw bilang idealisme itu berat, kalo org lain ga boleh, kenapa diri sendiri boleh, standar ganda walaupun temanya cuman selebrasi, lah yg lain dengar belum tentu tujuannya buat malas2an.

Masalah pendidikan, iya bukan cuman infrastruktur aja, tp jauh lebih ngaco kalo budaya barat yg bikin prestasi akademik jauh lebih rendah.

cha_n
02-06-2012, 01:11 PM
ini gara2 suamiku ngomongin soal musik ngak ngik ngok, (dan ga mau menjelaskan apa itu plus dihina dina karena ga ngerti sejarah) bisa kesasar nyari artikel soal ini di inet.

aku sedang mengamati kondisi masyarakat saat ini terutama anak muda, generasi penerus . mulai dari hebohnya justin bibir, si gaga (l) sampai pembunuhan antar supporter sepak bola.

referensi ini aku kira perlu dipertimbangkan terutama kalau memiliki anak, dalam kondisi apa kita akan menempatkan dia dalam masyarakat. masyarakat yang seperti apa? dalam kebiasaan dan budaya yang bagaimana? lingkungan yang mana?

yang jelas bagiku pribadi, kalau sampai ikutan jadi suporter ga punya hati, atau mendewakan artis ga jelas kelakuannya, udah rusak generasinya. dan jelas gw ga mau memasukkan anak gw bersama generasi macam itu

choodee
02-06-2012, 01:20 PM
Segala sesuatunya itu ada batas. Mnurut gw ya ga papa ngefans ama sesuatu, tapi kalau sampai berlebihan sampai mendewakan, itu yg salah, agama jg kalo berlebihan kan jadinya kayak pengantin, semuanya itu kalau berlebihan ga baik. Ya ga papa orang jadi suporter sepak bola, ada suporter sepak bola yg ga anarkis kok. Jangan ngeliat segalanya dr sisi negatif, gara2 ada yg bacok2an antar suporter jadinya ga boleh jadi suporter.

Ronggolawe
02-06-2012, 01:46 PM
Mana ada pengamalan agama yang berlebihan. Yang
ada itu salah memahami, jadinya salah mengamalkan.

choodee
02-06-2012, 01:53 PM
Yaudah diganti, jadinya salah memahami, yg lain juga begitu, salah memahami lagu yg cuman buat didengerin, salah memahami apaitu supporter.

cha_n
02-06-2012, 02:00 PM
lah kan udah gw tulis, supporter yang ga punya hati, kalau supporter biasa aja mah silakan. tapi ga jadi berlebihan kaya sekarang.
sama kaya mendewakan artis. sampe buang2 duit, kalau ga dituritin bunuh diri demi artis, mending mati beneran aja gih

choodee
02-06-2012, 02:15 PM
Ukuran buang2 duit itu relatif. Sama seperti banyak org yg nganggep gw buang2 duit banyak cuman buat beli figure mainan. Sepanjang itu ga merugikan diri sendiri dan orang lain, why not, duit2 gw sendiri kok. Kalo sampe bunuh diri demi artis itu lain cerita.

cha_n
02-06-2012, 02:24 PM
kalau duit lu sendiri, lu yang nyari mah bodo amat.
tapi kalau pake duit ortu, ya itungannya ngamburin duit orang laen

kalau gw udah pasti anak ga bakal gw kasih buang duit gw buat nonton konser mahal kaya si gaga atau bibir. ga mendidik banget.

mending tuh duit ilang dalam proses dia belajar bisnis atau buat dia menekuni hobi yang positif

cha_n
02-06-2012, 02:30 PM
termasuk buang duit buat kebiasaan buruk seperti merokok apalagi sampe minum miras, narkoba. nauzubillah min dzalik, jangan sampe deh.

cha_n
02-06-2012, 02:32 PM
balik soal bung karno. kemungkinan dia ngambill sisi ekstrim, langsung cut dari sumbernya. karena kemungkinan ga semua orang bisa mendidik dirinya dan keluarganya supaya aware dengan dampak dari budaya semacam ini.

choodee
02-06-2012, 02:35 PM
Klo ortunya bolehin jg why not. Kan sepanjang ga ada yg merasa dirugikan dan melupakan kewajiban pribadi (bolos skul atau kerja).

Ini semua kembali ke pribadi sendiri kok, makanya gw bilang tulisan di atas itu terlalu menggeneralisir. Asal dr budaya barat itu sendiri adalah negara2 yg maju, tanya kenapa. Cuman mgkn di sini banyak yg cuman ambil sisi hura2nya aja, tapi ga ngeliat sisi kerja keras dr budaya ngak ngek ngok itu.

Dan gw sendiri ga yakin kalo soekarno di masa sekarang masi bisa sestrict dulu melarang budaya barat masuk.

ndableg
02-06-2012, 03:46 PM
Tengok cina saja lah. Negara hasil anti ngik ngok.
Paling tidak bisa jadi negara penyuntik dana nya amerika eropa.

Ronggolawe
02-06-2012, 04:01 PM
Klo ortunya bolehin jg why not. Kan sepanjang ga ada yg merasa dirugikan dan melupakan kewajiban pribadi (bolos skul atau kerja).

Ini semua kembali ke pribadi sendiri kok, makanya gw bilang tulisan di atas itu terlalu menggeneralisir. Asal dr budaya barat itu sendiri adalah negara2 yg maju, tanya kenapa. Cuman mgkn di sini banyak yg cuman ambil sisi hura2nya aja, tapi ga ngeliat sisi kerja keras dr budaya ngak ngek ngok itu.

Dan gw sendiri ga yakin kalo soekarno di masa sekarang masi bisa sestrict dulu melarang budaya barat masuk.
hahaha.. nambah lagi yang salah memahami buda
ya barat... berlebihan pula :)

Yuki
02-06-2012, 04:15 PM
kok disebut ngak ngik ngok? Kaya bunyi napas orang yg TBC

kalo nenek saya dulu bilangnya brang breng brong

choodee
02-06-2012, 04:26 PM
Memang budaya barat apa? Yg dr barat toh, sori gw gak taw, kalaupun yg gw anggap bukan budaya barat ya gpp, gw menganggap yg gw anggap selama ini dr barat itu ga semuanya jelek, tergantung diliat dr sudut pandang mana.

Btw gw berlebihan di mana? Gw gak mendewakan suatu budaya, gw cuman bilang ada sisi positif di masing2 budaya, budaya timur juga iya.

TheCursed
02-06-2012, 06:21 PM
Ngak Ngik Ngok. Heh.

Soekarno bisa mati berdiri, kalo sekarang dia masih hidup, abis dengerin yang modelnya Nine Inch Nails, Rage Against The Machine, Dead Kennedys dan Deftones.
Satu sisi, ini dari 'barat', tapi full gitar distorsi, dan full musik 'perlawanan' juga. Terutama Buat RaTM dengan 'Guerrila Radio'-nya. ::ngakak2::

- - - Updated - - -


... sisi positif di masing2 budaya, budaya timur juga iya.

Dan ini bisa di baca terbalik. Semua budaya, punya sisi negatif. Budaya barat, budaya timur juga.

choodee
02-06-2012, 07:03 PM
Ya emang pasti punya sisi negatif, kan maksud gw jangan diliat sisi negatifnya aja, positifnya juga ;D

purba
02-06-2012, 10:49 PM
Kalo melihat tulisan yg diquote oleh TS, itu sudah biasa buat kita bangsa Indonesia, selalu mencari kambing congek utk disalahkan atas kegagalan kita sendiri. Seperti menyalahkan Amerika dan Israel atas kegagalan yg menimpa kelompok tertentu. Basi!!

Indonesia akhirnya berdiri menjadi sebuah negara adalah hasil globalisasi yg waktu itu diperankan oleh imperialisme dan kolonialisme. Globalisasi bukan sekarang saja, tetapi sudah ada sejak dulu. Hanya saja dengan kekuatan dan kecepatan yg berbeda. Dulu globalisasi merambah ke segala penjuru bumi hanya secepat laju kapal layar di laut. Tetapi sekarang globalisasi merambah secepat cahaya dan dapat menembus tembok setebal apapun. Dalam globalisasi berlaku hukum evolusi "survival of the fittest".

:))

Alip
02-06-2012, 10:49 PM
Pulang ke rumah, di mesjid ada pengajian ba'da Isya yang isinya mengkritik konsernya backstreet boys, intinya, anak-anak muda yang hadir di sana dianggap kaum hedonis yang gak punya kekuatan moril dan keteguhan jiwa... mungkin sama dengan konsep musik Ngak Ngik Ngok nya Sukarno...

Saya sih terkantuk-kantuk saja pulang ke rumah. Ada satu hal yang saya tahu yang tidak diketahui oleh si ustadz,

Diantara anak-anak muda yang malam kemarin berjingkrakan di lantai festival diiringi oleh bboys terdapat tiga orang anak muda yang saya kenal setahun ini di kantor. Penyandang S2 dari Amerika dan Eropa. Pekerja keras, luar biasa cerdas, pandai bergaul, dan punya visi tentang masa depan mereka. Semua menolak menggunakan styrofoam, selalu memilah sampah untuk di daur ulang, dan rajin beribadah sesuai agama mereka masing-masing...
Yang paling tua baru 23 tahun...

Jum'at kemarin mereka pamit mau nonton bboys, jadi kabur dari kantor agak siang.
Mereka harap-harap cemas sih, tapi sambil ngakak saya usir mereka pergi. "Go and enjoy your youthfulness... let the old dinosaurs such as myself cover for you down here."

Paginya salah satu diantara mereka kirim sms, rupanya baru selesai sholat subuh. "The show was wonderful. Thank you, Mas. I'll be in office this saturday to settle things out."

Jawab saya, "All done. Enjoy your weekend. Let be corporate slave again only on Monday, ok?."

bboys anyone?

cha_n
02-06-2012, 11:33 PM
Klo ortunya bolehin jg why not. Kan sepanjang ga ada yg merasa dirugikan dan melupakan kewajiban pribadi (bolos skul atau kerja).

Ini semua kembali ke pribadi sendiri kok, makanya gw bilang tulisan di atas itu terlalu menggeneralisir. Asal dr budaya barat itu sendiri adalah negara2 yg maju, tanya kenapa. Cuman mgkn di sini banyak yg cuman ambil sisi hura2nya aja, tapi ga ngeliat sisi kerja keras dr budaya ngak ngek ngok itu.

Dan gw sendiri ga yakin kalo soekarno di masa sekarang masi bisa sestrict dulu melarang budaya barat masuk.

kalau ada ortu yang mau buang2 duitnya buat hal2 macam gitu, ya terserah, gw kan ngomong buat diri gw sendiri, terserah kalau ada yang mau ngebolehin anaknya narkoba, ngendarain motor sebelum usianya, hura2 buang duit dengan miras, clubbing, bela2in nonton konser lady gaga blablaba
but that's not me for sure :)

barat maju? kita liat saja, apa iya dengan budaya mereka itu beneran maju sekarang ini?


Tengok cina saja lah. Negara hasil anti ngik ngok.
Paling tidak bisa jadi negara penyuntik dana nya amerika eropa.
:)

cha_n
02-06-2012, 11:38 PM
Pulang ke rumah, di mesjid ada pengajian ba'da Isya yang isinya mengkritik konsernya backstreet boys, intinya, anak-anak muda yang hadir di sana dianggap kaum hedonis yang gak punya kekuatan moril dan keteguhan jiwa... mungkin sama dengan konsep musik Ngak Ngik Ngok nya Sukarno...


aku pribadi ga 100% sejalan dengan pandangan bung karno, bagiku dia masih terlalu ekstrim, walau ada juga hal2 yang pantas untuk diwaspadai dan beberapa hal benar, walau yang lainnya perlu diluruskan.

cara pandang dan sikap seseorang tentu saja ga serta merta disebabkan satu hal, tapi di sisi lain, satu hal bisa mengarahkan pandangan banyak orang

cha_n
02-06-2012, 11:42 PM
Kalo melihat tulisan yg diquote oleh TS, itu sudah biasa buat kita bangsa Indonesia, selalu mencari kambing congek utk disalahkan atas kegagalan kita sendiri. Seperti menyalahkan Amerika dan Israel atas kegagalan yg menimpa kelompok tertentu. Basi!!
ah itu mah menurut lu aja pur



Indonesia akhirnya berdiri menjadi sebuah negara adalah hasil globalisasi yg waktu itu diperankan oleh imperialisme dan kolonialisme. Globalisasi bukan sekarang saja, tetapi sudah ada sejak dulu. Hanya saja dengan kekuatan dan kecepatan yg berbeda. Dulu globalisasi merambah ke segala penjuru bumi hanya secepat laju kapal layar di laut. Tetapi sekarang globalisasi merambah secepat cahaya dan dapat menembus tembok setebal apapun. Dalam globalisasi berlaku hukum evolusi "survival of the fittest".
:))
nah itu baru gw cukup sepakat
globalisasi ga bisa ditahan, tapi kita bisa mewaspadainya, dalam arti kita harus berhati2, musti pintar2 memilih, karena pilihan saat ini begitu banyak, ambil yang baik, yang ngga ya tinggalkan. jangan sampe konyol semua ditelan mentah2

purba
03-06-2012, 01:09 AM
Tohari: Ternyata musik jenis ini bisa menjadi pembuka bagi masuknya gaya hidup sangat pragmatis, cair dan hedonis, dan buntutnya adalah konsumtif. Itulah yang ingin dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu para pemuda mudah terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai idealisme. Apalagi bila musik itu disertai gaya pergaulan longgar serta dibumbui alkohol dan narkoba. Maka hasilnya bisa dilihat dengan jelas di sekeliling kita sekarang ini.

Lihat tulisan yg digarisbawahi di atas. Itu jelas mengambil musik ngak ngik ngok sbg kambing hitam atas sikap konsumtif yg diperlihatkan oleh anak2 muda sekarang. Memangnya apa yg dimaksud dgn idealisme oleh Tohari? Idealisme adalah anti ngak ngik ngok? Gak jelas... :))

Kalo melihat sejarah The Beatles, apalagi The Rolling Stones, itu justru anak2 muda yg menolak kemapanan. Menurut ane, itulah idealisme. Mengenai musiknya sendiri, itu berasal dari Blues dan Jazz, musiknya wong cilik Negro. Sangat berbeda dgn musiknya kaum feodal yg mengiringi Soekarno berdansa.

Kalo anak2 muda sekarang bergaya hidup hedonis, lha lihat saja orang2 tuanya, gaya hidupnya feodal. Justru hedonisme lahir dari feodalisme.

Ronggolawe
03-06-2012, 07:05 AM
Kalo melihat sejarah The Beatles, apalagi The Rolling Stones, itu justru anak2 muda yg menolak kemapanan. Menurut ane, itulah idealisme. Mengenai musiknya sendiri, itu berasal dari Blues dan Jazz, musiknya wong cilik Negro. Sangat berbeda dgn musiknya kaum feodal yg mengiringi Soekarno berdansa.

apa sih yang ngga bisa dimanfaatin oleh cengkram
an Kapitalisme, Pur?
Jangankan Beatles, atau Rolling Stones dan gerak
an Hippies yang menentang kemapanan di kandang
kapitalisme... Che Guevara yang bergerilya menen
tang kapitalisme dari hutan-hutan di negara Latin,
ternyata masih bisa dimanfaatin oleh Kapitalisme,
dengan dijual sebagai icon perlawanan.

Alip
03-06-2012, 08:28 AM
Lihat tulisan yg digarisbawahi di atas. Itu jelas mengambil musik ngak ngik ngok sbg kambing hitam atas sikap konsumtif yg diperlihatkan oleh anak2 muda sekarang. Memangnya apa yg dimaksud dgn idealisme oleh Tohari? Idealisme adalah anti ngak ngik ngok? Gak jelas... :))

Saya sendiri lebih melihat ini sebagai generation gap ketimbang idealisme. Generasi muda hidup di jaman yang berbeda dengan generasi sebelumnya, dan beberapa orang tua hanya mampu melabeli perbedaan itu sebagai dekadensi moral ... Hanya karena mereka dulu naik sepeda ke kantor, bukan berarti kita yang sekarang naik mobil sudah kehilangan kekuatan mereka dulu...

Sukarno melarang ngak-ngik-ngok, melarang pemuda berambut gondrong...
Harmoko dan Sudomo melarang lagu cengeng...
Habibie nggak suka sama lagu rap...

Saya gak suka sama hp dan komputer canggih... ::ngakak2::

Mengingat kasus saya ternyata cuma ketidakmampuan saya untuk belajar mengoperasikan alat-alat canggih itu::ungg::, maka saya simpulkan bahwa ketidaksukaan bapak-bapak di atas cuma simbol dari kegagalan mereka mengikuti jaman yang sudah berubah dan bapak-bapak yang berkuasa itu sebaiknya belajar untuk tidak menggunakan kekuasaan untuk melegitimasi kesukaan/ketidaksukaan pribadi mereka ...

Dunia yang luas ini pada akhirnya cuma akan jadi satu kampung kecil... budaya akan bertemu dan berbaur. Dalam prosesnya pasti akan terjadi pilah memilah, cocok atau tidak cocok. Dalam skala kecil ini sudah terjadi di Indonesia. Apakah orang Solo harus menolak orang Batak masuk ke kota mereka hanya karena orang Batak itu suaranya lebih lantang dan sangat bertentangan dengan idealisme orang Solo yang kalau bersuara harus tidak kedengaran?
::hihi::

danalingga
03-06-2012, 08:46 AM
Sejak tahu bahwa Soekarno membawa Indonesia ke krisis
maka saya menganggap Soekarnoe sama dengan presiden2
yang lain. Sama2 banyak NATO (ngomong doank, tindakannya entahlah). ;))

BundaNa
03-06-2012, 09:51 AM
gwe nunggu analisis rumus, bener kagak tuh yang diulas TS truly tulisan Ahmad Tohari (eh ini yang ngarang Ronggeng Dukuh Paruk ya?)

Tapi kalau gwe liatnya gini, ada ketakutan memang dimana ketika budaya Barat yang menerjang masuk ke Indonesia membuat masyarakat muda Indonesia menjadi konsumtif. Dan nyatanya memang itu yang terjadi bukan ya?

Budaya yang masuk sih ibaratnya orang jualan, taunya heboh sampe sould out di Indonesia ya si pemodal bakalan terus membanjiri produknya kemari. Yang perlu selektif dan mawas diri ya konsumennya dan penjaga konsemennya, yaitu pemerintah dan rakyat Indonesia.

Sejauh mana pemerintah mau concern akan imbas jualan pemodal Barat ini untuk kelangsungan hidup orang muda yang selanjutnya berimbas pada kemajuan negara ini sendiri?

Sejauh mana ortu menjaga anak2nya agak gak terlalu konsumtif, apa2 yang import itu bagus dibanding yang lokal? Kalau ga pake branded ga kece...kalau gak punya HP canggih ga modern...sejauh mana ortu bisa menanamkan ke anak2nya, yang penting berusaha dan jujur juga berdiri sendiri? Sehingga tidak tergantung atas penilaian, iklan dan banjirnya jualan import?

Sejauh mana generasi kecil itu diurusi sekolahnya untuk menomorsatukan usaha, bukan hasil? Yang penting belajarnya, bukan kudu nilai sempurna tapi boleh nyontek?

Jadi ga perlu mempersalahkan yang mau jualan ke Indonesia, tetapi juga ga perlu lah bilang Impor itu bagus.

Ga perlu bilang rakyat sendiri stupid, nyatanya memang jualannya orang BUle bikin orang Indonesia konsumtip

Alip
03-06-2012, 11:33 AM
Tapi kalau gwe liatnya gini, ada ketakutan memang dimana ketika budaya Barat yang menerjang masuk ke Indonesia membuat masyarakat muda Indonesia menjadi konsumtif. Dan nyatanya memang itu yang terjadi bukan ya?

... nyatanya memang jualannya orang Bule bikin orang Indonesia konsumtip

Antara iya dan nggak sih, Bunda... yang ditakutkan oleh Sukarno dan penulis ini (entah Tohari atau bukan) adalah generasi muda Indonesia kehilangan ke-Indonesia-an mereka, yang diterjemahkan sebagai manusia bermoral tinggi, pekerja keras, dan sebagainya yang bagus-bagus itu... yang diwariskan oleh para nenek moyang kita yang berbudaya luhur.

Saya tidak setuju dengan mereka karena menurut saya kualitas manusia yang bagus itu sifatnya universal. Ada orang bijaksana di setiap budaya.


***

Lalu mengenai budaya konsumtif, bukan jualan Bule yang bikin anak-anak kita konsumtif, tapi memang dunia industri sudah seperti itu. Kalau bukan oleh produsen bule, maka kita akan dikuasai oleh produsen lokal dengan perilaku pemasaran yang sama saja (kecuali -tentu saja- kalau Bunda setuju bahwa konsumtif itu boleh selama yang digarap adalah produk dalam negri:ngopi:).

Kemajuan teknologi dan persaingan ketat antar produsen menyebabkan setiap tahun ada sekian banyak varian baru dari suatu produk dilempar ke pasar. Dunia periklanan-pun mengalami kemajuan yang luar biasa pesat, ada banyak cara mempengaruhi konsumen, bahkan sering tanpa disadari oleh si konsumen itu sendiri. Lalu media komunikasi sekarang sudah menjamah ke ranah pribadi, berapa banyak sms iklan yang masuk ke hp kita setiap hari?

Jadi kita memang hidup di dunia yang tingkat industrinya sudah jauh lebih berkembang dibandingkan saat Sukarno dibuang ke Digul. Dulu kita bisa melihat hanya beberapa poster pasta gigi nempel di tembok di pinggir jalan, mereknya pun cuma itu ke itu lagi. Sekarang? Nggak anak muda nggak orang dewasa setiap hari dibombardir dengan sampah informasi dan jualan produk. Lalu apakah ini mendorong perilaku konsumtif?

Lucunya, jawaban saya adalah tidak. Namanya industri jualan, ya seperti itu. Selama yang mereka lempar ke pasar adalah produk yang bermanfaat, diiklankan dengan cara yang bertanggung jawab, maka sah-sah saja. Bahwa jumlah yang jualan banyak sekali, itu memang sedang jamannya.

Jadi seperti kata Bunda sendiri,

Sejauh mana ortu menjaga anak2nya agak gak terlalu konsumtif, apa2 yang import itu bagus dibanding yang lokal? Kalau ga pake branded ga kece...kalau gak punya HP canggih ga modern...sejauh mana ortu bisa menanamkan ke anak2nya, yang penting berusaha dan jujur juga berdiri sendiri? Sehingga tidak tergantung atas penilaian, iklan dan banjirnya jualan import?
semua dikembalikan kepada kemampuan generasi tua untuk menanamkan nilai kemandirian, kepribadian, dan karakter pada generasi penerus mereka. Dalam skala kecil ini adalah tugas keluarga, dalam skala besar, ini adalah tugas pemerintah.

Bagi saya lawan dari sikap konsumtif bukanlah sikap irit, tapi sikap dewasa. Karena sikap konsumtif sesungguhnya hanyalah pengejawantahan dari sikap kekanak-kanakan. Dan bukan kita saja yang sedang prihatin bahwa generasi muda kita konsumtif, negara-negara bule sana juga sedang punya keprihatinan yang sama. Kalau suatu negara sedang dilanda wabah konsumtif di kalangan generasi muda, kita sedang melihat kegagalan generasi tua negeri itu dalam tugas mendewasakan anak-anak mereka.

DH1M4Z
03-06-2012, 01:09 PM
Jaman terus semakin maju dan akan terus muncul penemuan-penemuan yang bertujuan untuk mendukung dan membantu aktivitas manusia. Dengan adanya kemajuan jaman sangat susah bagi budaya untuk tetap stagnan.
Misalnya : untuk acara resepsi / pesta sekarang sudah cenderung model prasmanan daripada dihidang karena alasan kepraktisan demikian pula hiburan sudah banyak yang memakai organ tunggal daripada harus menyiapkan seperangkat musik gamelan (di jawa). Dulu ada kesenian keliling semacam wayang orang ataupun ketoprak namun sekarang kesenian keliling tersebut hampir tidak nampak lagi. Orang cenderung lebih suka nonton tv dengan alasan kepraktisan. Memang kemajuan jaman sangat memanjakan individu manusia sehingga muncul budaya instan dan individual. Dulu dikala belum ada listrik dan kotak ajaib yang bernama tv, tiap bulan purnama tiap keluarga akan ramai kumpul di halaman saling menyapa, berinteraksi sambil menyaksikan anak-anak bermain petak umpet, jamuran , betengan, cangklok, dan permainan tradisional lainnya. Kalau kita tanya orang tua kita pasti tau / kenal nama nama orang satu desa ataupun komplek.
Sekarang tiap malam orang lebih nyaman tinggal di rumah menimmati segala macam hiburan dari kotak ajaib tadi, berinteraksi seperlunya bahkan tetangga satu RT pun banyak yang tidak kenal. Kegiatan yang bisa mendukung interaksi semacam ronda malam pun kalau perlu diwakilkan ke sopir atau satpam rumah. Ada sebagian yang tidak rela hal-hal semacam ini tercabut dari kehidupan sehari-hari. Tapi apa mau dikata? Sihir kemajuan teknologi mempengaruhi siapa saja tanpa disadari. Infiltrasi budaya pop mulai masuk perlahan lahan tanpa bisa dibendung karena budaya pop memang 'sangat mengerti' apa yang dimaui oleh sebagian besar orang. Dulu di tempat-tempat umum sambil menunggu bus, kereta , antrian orang biasa saling menyapa untuk teman bicara. Sekarang kita temui orang-orang 'autis' dengan gadget mereka.

Akhirnya adalah hal biasa kalau kemudian timbul resistensi atas perubahan budaya tersebut. Bagi generasi lama memandang generasi sekarang adalah generasi manja, tidak tahan banting, tidak suka bekerja keras dan sederet tuduhan lainnya yang memang masih bisa diperdebatkan. Mencangkul di sawah sehari penuh dibandingkan 'nyekrip' (membuat bahasa pemrograman) sehari penuh, berjalan kaki atau bersepeda berpuluh-puluh km dengan naik mobil atau pesawat beratus atau beribu km. Uang jajan 100 rupiah dengan uang jajan 10.000 rupiah (sekarang). Main gundu atau main video game, dsb.

Resistensi akan selalu ada. Sekarang pilihan ada di kita mengikuti arus, menolak arus atau membuat filter mana yang mau diikuti mana yang tidak.

TheCursed
03-06-2012, 03:35 PM
Ya emang pasti punya sisi negatif, kan maksud gw jangan diliat sisi negatifnya aja, positifnya juga ;D

Maksud gue, gue sepakat ama loe, Chod. Cuma cara pandang kita aja yang beda, loe perhatiin bagusnya, gue perhatiin jeleknya. :)

Ray Surya
03-06-2012, 05:23 PM
kalo gw mikirnya gini:
ngak ngek ngok dianggap merusak tapi ada orang yg gak rusak, nah, orang yg kebal / mampu tidak rusak itu gw sebut oknum.

gw analogikan, teroris sebar gas X di mall, 2000 orang mati tapi ada 50 orang yang hidup, nah, bukan berarti gas X itu aman buat kesehatan. yg hidup itu gw sebut oknum... mereka punya kekebalan.

TheCursed
03-06-2012, 08:37 PM
kalo gw mikirnya gini:
ngak ngek ngok dianggap merusak tapi ada orang yg gak rusak, nah, orang yg kebal / mampu tidak rusak itu gw sebut oknum.

gw analogikan, teroris sebar gas X di mall, 2000 orang mati tapi ada 50 orang yang hidup, nah, bukan berarti gas X itu aman buat kesehatan. yg hidup itu gw sebut oknum... mereka punya kekebalan.

Gue malah ngeliatnya: Sukarno BT, karena generasi angkatan 60-an nganggap bocah2 kutu asal Liverpool lebih ganteng dari dirinya. :P

Ray Surya
03-06-2012, 10:23 PM
oooh, udah kebaca, ibarat SBY benci Suju
soale lebih digandrungi gadis2 ::ngakak2::

padahal sama2 punya album

purba
04-06-2012, 08:23 AM
Ga perlu bilang rakyat sendiri stupid, nyatanya memang jualannya orang BUle bikin orang Indonesia konsumtip

Nah ini. Mungkin kita sering mendengar empat macam golongan orang:

1. Orang bodoh yg tahu dia bodoh.
2. Orang pintar yg tahu dia pintar.
3. Orang pintar yg tidak tahu dia pintar.
4. Orang bodoh yg tidak tahu dia bodoh.

Biasanya urutan dari yg terbaik sampe terburuk adalah 2-3-1-4, tapi ane bikin urutan dari yg terbaik sampe terburuk seperti di atas. Jadi jangan gengsi utk tahu bahwa kita bodoh karena itu lebih baik dari pada merasa pintar padahal bodoh.

Kalo gak salah, produk N*kia terbaru dijualnya di Indonesia dulu. Kenapa? Produsen tahu sifat orang Indonesia: Konsumtif!
Juga Bl*ckberry paling laku di Indonesia. Kenapa? Konsumtif!
Anggota DPR studi banding, tapi yg dikerjakan belanja produk2 seperti tas2 dan sepatu2 mahal.
Kebanyakan turis Indonesia di LN lebih senang wisata belanja dari pada wisata kultur atau lanskap.

Dari postingan2 di atas kita sadar juga bahwa sebagian besar dari kita punya perilaku konsumtif. Cuman yg kita kambing hitamkan malah orang2 yg jualan sbg penyebab perilaku konsumtif tsb. Coba dianalisis lebih dalam lagi, kira2 apa yg menyebabkan kita berperilaku konsumtif?

:))

BundaNa
04-06-2012, 10:21 AM
@Aliph: ya emang sih, pada akhirnya perilaku konsumtif membuat anak muda (atau kebanyakan orang Indonesia) kehilangan akar budayanya. Cuma akar budaya yang mana? Karena terus terang, kita sudah sangat lama kehilangan akar budaya itu...terkikis pelan2. Mungkin ketakutan Sukarno ada benarnya, tapi masalahnya gempuran budaya memang tidak bsia dihindari.

Alternatifnya ya adanya fushion, di mix match aja deh, mana yang bagus dipake yang gak bagus dibuang.

purba
04-06-2012, 10:18 PM
apa sih yang ngga bisa dimanfaatin oleh cengkram
an Kapitalisme, Pur?
Jangankan Beatles, atau Rolling Stones dan gerak
an Hippies yang menentang kemapanan di kandang
kapitalisme... Che Guevara yang bergerilya menen
tang kapitalisme dari hutan-hutan di negara Latin,
ternyata masih bisa dimanfaatin oleh Kapitalisme,
dengan dijual sebagai icon perlawanan.

Jadi, yg jadi masalah musiknya atau kapitalismenya? Yg ane gak sepakat adalah musik dijadikan kambing hitam perilaku hedonis anak2 muda sekarang. Bagaimana dgn Iwan Fals? Melalui musiknya dia mengangkat masalah sosial masyarakat pinggiran. Bimbo menghadirkan musik religius Islam. Baik Iwan Fals maupun Bimbo, musiknya adalah musik ngak ngik ngok.

:))

BundaNa
04-06-2012, 10:39 PM
emang musik ngak ngik ngok gimane ujudnya? setau gw sukarno sukanya lenso

TheCursed
05-06-2012, 11:32 AM
oooh, udah kebaca, ibarat SBY benci Suju
soale lebih digandrungi gadis2 ::ngakak2::

padahal sama2 punya album

errr... OK, boleh lah. Agak mirip.
Walaupun, Sukarno nggak pernah bikin album narsis, sementara album narsis-nya Beye tetep aja bakalan susah laku walaupun di gratisin.

AsLan
08-06-2012, 12:28 AM
Lee Kwan Yew pernah melakukan Sidak ke apartemen2 rakyatnya, saat masuk kerumah2 ia tidak banyak bicara atau beramah tamah.
Ia hanya melihat2 lalu pergi ke rumah lain.

Setelah selesai, ia menjelaskan tindakannya.

Ia masuk ke rumah2 rakyat Singapore karena ia ingin tahu 3 hal:

1. Lukisan apa yg dipajang di dinding
2. Buku apa yg dibaca
3. Musik apa yg didengar
oleh orang singapur.

Dari situ ia ingin menilai seberapa jauh bangsa Singapura telah maju.

choodee
08-06-2012, 02:02 AM
^
trus apa yang dia dapatkan lan?

AsLan
08-06-2012, 02:38 AM
Kao gak salah dia cukup puas dengan apa yang dia temukan di rumah2 rakyatnya.

Lee Kuan Yew sering berkata bahwa negaranya tidak memiliki kekayaan alam dan tidak punya teritory yang luas, yang mereka miliki hanyalah manusia2 yang punya etos kerja keras.

Ia adalah salah satu pemimpin negara Asia yang sering di juluki sebagai Ditaktor.

Setelah tua, Lee mengakui bahwa tidak semua tindakannya selalu benar.. “but everything I did was for an honorable purpose. I had to do some nasty things, locking fellows up without trial.”

choodee
08-06-2012, 03:10 AM
Yah lan, gw taw kalo orang spore etos kerjanya tinggi, tp gw maw taw rata2 lukisan, buku dan musik apa yg dikonsumsi orang spore.

AsLan
08-06-2012, 11:28 AM
Kayaknya dia gak cerita, dia gak buka2 rahasia isi rumah orang singapore, tapi kalo dia pribadi sukanya musik klasik.

Lee dan istri juga sangat menyukai puisi, saat istrinya lumpuh karena stroke selama 2 tahun Lee mendampingi istrinya yang tak bisa bergerak dan bicara itu setiap hari, ia membacakan puisi2 favorite mereka, membacakan buku2 dan menceritakan kegiatannya sehari2 sampai akhirnya sang istri meninggal di tahun 2010.

Mengenai musik, Lee dan banyak orang chinese lainnya percaya bahwa musik klasik adalah musik terbaik, itu sebabnya Singapore, China, Hongkong, Taiwan berlomba2 membuat Opera House2 yang terbaik dan berusaha menguasai musik klasik lebih dari orang barat.

Jadi kalau Soekarno bilang musik barat itu ngak ngek ngok, mungkin tidak berlaku untuk musik klasik.

ndableg
09-06-2012, 12:37 AM
ngik ngok tuh maksudnya musik2 jamand dulu kek rock 'n roll kali yee..

BundaNa
09-06-2012, 04:14 AM
yg syairnya cengeng ato anti kemapanan kali ya?

TheCursed
09-06-2012, 05:53 PM
yg syairnya cengeng ato anti kemapanan kali ya?

Seinget gue, pastinya sih aliran Brit-Pop ala Beatles. Konten nggak terlalu di bahas.

Makanya, gue agak ketawa dengan musik 'ngak ngik ngok'-nya sukarno. Soalnya itu orang udah denger Paint it Black-nya Rolling Stones nggak ?

AsLan
09-06-2012, 07:23 PM
yang jadi pertanyaan,

musik itu gambaran jiwa ?

atau

musik itu membentuk jiwa ?

contohnya,

orang yg periang suka musik yang riang ?

atau

musik yang riang membuat jiwa seseorang jadi periang ?

purba
09-06-2012, 08:24 PM
Ane sependapat dgn uraian mbah Alip. Mereka (Soekarno dan Habibie) mengalami semacam "gagap budaya". Soekarno tidak suka musik yg dibawakan oleh The Beatles. Habibie tidak suka musik hip hop. Mereka mengidentikkan musik dgn kelompok yg membawakan musik tsb. Padahal Let It Be dan Yesterday-nya The Beatles pernah dibawakan oleh Royal Philharmonic Orchestra. Jadi, kesimpulannya tidak ada hubungan sebab akibat antara musik dgn perilaku konsumtif orang muda di Indonesia. Juga tidak ada hubungan sebab akibat antara merek HP tertentu dgn perilaku konsumtif orang Indonesia. Sorry utk hal ini, Soekarno dan Habibie salah besar.

:))

TheCursed
09-06-2012, 10:22 PM
yang jadi pertanyaan,

musik itu gambaran jiwa ?

atau

musik itu membentuk jiwa ?
....

IMHO, kedua pernyataan ini benar.
Musik membentuk jiwa(baca: karakter.... mungkin ? ), dan saat sudah terbentuk, kita akan memilih musik yang merefleksikan bentuk jiwa kita. Dan musik yang kita pilih tadi akan membentuk jiwa kita... the circle continued.

Gue pribadi, ngga' membatasi genre musik. Gue lebih membatasi ke konten informasi musik.

Alip
09-06-2012, 10:36 PM
Musik bisa mempengaruhi suasana hati, nggak bicara jauh ke jiwa ah...

Kalau sedang banyak tantangan di kantor, di mobil saya setel musik yang bersemangat.
Kalau sedang mau slow down, saya pasang musik yang santai.

Kalau sedang melow, dan pingin berlama-lama "mengasihani diri sendiri", saya pasang musik melow jugak... tapi
kalau sedang melow padahal banyak kerjaan, saya pasang lagu 'mars', langsung melow-nya hilang...

Jadi ya cuma alat bantu... sebenarnya tanpa musik juga saya bisa merubah mood semau saya... tapi knapa nggak pake musik? mumpung ada :ngopi:

TheCursed
09-06-2012, 10:45 PM
Musik bisa mempengaruhi suasana hati, nggak bicara jauh ke jiwa ah...


well, bisa sejauh sampe 'jiwa' sih. Kalo yang di dengerin adalah musik dengan konten informasi yang sama sejak dini... rada mirip indoktrinasi jadinya. Dan bisa sampe mampengaruhi dalam pembentukan alur logika berfikir kita.
Makanya banyak teori yang bilang bahwa biar gedenya pinter, bayi harus sering terpapar dengan musik klasik(seingat gue, terutama Bethoven) bahkan sejak dalam kandungan.

Dan itu juga sebabnya salah satu metode penyiksaan di Guantanamo juga menggunakan musik. Applied correctly, it can be used to break souls.

BundaNa
09-06-2012, 10:53 PM
buat anak usia dini, musik dan lagu bisa m'perbanyak kosakata & pembelajaran. itu kenapa lbh efektif menasehati dgn lagu

- - - Updated - - -

tp msh penasaran sama musik ngak-ngik-ngok, buat gw berasa dawai biola yg ga bener digeseknya -_-

TheCursed
09-06-2012, 11:01 PM
tp msh penasaran sama musik ngak-ngik-ngok, buat gw berasa dawai biola yg ga bener digeseknya -_-

Atau sesuatu yang kedengarannya seperti itu di telinga dia.
Dan, ngomongin string instrument, andaikan Sukarno masih hidup... gue pengen tau komen dia tentang "Welcome to The Jungle" atau "Smells like Teen Spirit"-nya 2Cellos, atau keseluruhan album Apocalyptica.

Tapi, lagi, kalo dia masih idup sekarang... kemungkinan besar dia bisa charming the pants of The Corr Sisters... Damn it, Bung ! ::arg!::

Alip
09-06-2012, 11:14 PM
Makanya banyak teori yang bilang bahwa biar gedenya pinter, bayi harus sering terpapar dengan musik klasik(seingat gue, terutama Bethoven) bahkan sejak dalam kandungan.
Hal ini masih dalam perdebatan, karena banyak penelitian memberi hasil yang berbeda. Kecenderungannya sih teori ini semakin dekat dengan kehancurannya. Musik bisa menjadi stimulus bagi anak, tapi seberapa jauh dia mempengaruhi struktur otak, masih diragukan. Apalagi belakangan ini kita semakin yakin bahwa otak bersifat plastis, alias bisa di re-konstruksi ulang, yang mementahkan teori pembentukan dini melalui musik.

Tapi memang banyak industri musik berpegang ke teori ini ... yah, namanya juga jualan... ::bye::


Dan itu juga sebabnya salah satu metode penyiksaan di Guantanamo juga menggunakan musik. Applied correctly, it can be used to break souls.
Music alone tidak banyak berpengaruh, dia cuma bagian dari metode penyiksaan. Dalam proses cuci otak sekalipun, musik cuma bahan optional yang jarang dipakai.

Saya tergolong orang yang percaya bahwa setelah dewasa jiwa (karakter dan kesehatan mental) kita dibentuk oleh kesadaran kita sendiri, bukan oleh pengaruh luar. Contoh yang meyakinkan adalah bapak psikologi logoterapi, Victor Frankl, yang bisa selamat dari kamp nazi karena kemampuannya untuk selalu berbesar hati meskipun disiksa habis-habisan.

TheCursed
09-06-2012, 11:22 PM
Hal ini masih dalam perdebatan,...
True.


Music alone tidak banyak berpengaruh, dia cuma bagian dari metode penyiksaan.
Agree.


Saya tergolong orang yang percaya bahwa setelah dewasa jiwa (karakter dan kesehatan mental) kita dibentuk oleh kesadaran kita sendiri, bukan oleh pengaruh luar...
To each, their own. ::managuetahu::
Lets just agree to disagree on this.

Gue termasuk yang percaya "it takes a village... ".

ishaputra
12-06-2012, 09:25 PM
Itulah yang ingin dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu para pemuda mudah terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai idealisme.


Ah, kata siapa? The Beatles, yang dituduh Bung Karno lagunya "ngak ngik ngok", punya sosok John Lennon yang berambut gondrong, berkacamata pantat botol, dan memiliki idealisme serta kepedulian terhadap perdamaian. Banyak lirik lagunya, terutama "Imagine" yang populer, berisi pesan-pesan perdamaian. Jadi, apa sebenarnya yang dikhawatirkan Soekarno terhadap budaya "ngak ngik ngok?"

Semua itu tidak lebih dari kecemburuan ideologi saja. Bung Karno takut "bersaing bebas" dengan budaya barat.


Gaya hidup pragmatis, santai, dan amat konsumtif para pemuda sekarang bisa bisa dibuktikan dari berbagai hal. Misalnya, konsumsi rokok yang luar biasa besarnya sehingga bangsa ini menjadi bangsa perokok terbesar di dunia. Di kampus-kampus, kantin dan kafe lebih ramai daripada perpustakaan. Kebutuhan pulsa jauh mengalahkan kebutuhan akan buku.

Kalau benar begitu dampak budaya ngak ngik ngok, mustahil barat (Amerika) memenangkan PD II dan menjadi negara superpower, karena mentalitas penduduknya konsumtif dan hedonis.

Jangan sok anti-kapitalis kalau nggak tau kapitalisme itu apa. Tukang mie ayam, tukang bubur, dan sebagainya itu pelaku kapitalisme juga. Hanya saja skalanya kecil.

- - - Updated - - -


Intinya.. bung karno anti barat! Musik ngik ngok yg dimaksudkan musik yg niru2 musik2 barat.
Tapi semua ini ga bisa dibendung walaupun orang sesakti bung karno.. pilihannya kalo ga akhirnya bung karno musti mengalah, ya dikudeta. Spt macam mosadeq, kadaffi, dll...

Terus, kalo musik niru-niru barat nggak boleh? Kalo niru Arab, boleh nggak? Anti barat kenapa? Lha Bung Karno saja pake JAS yang jelas-jelas budaya barat.

AsLan
12-06-2012, 09:27 PM
Ada masa dimana Bung Karno berusaha mendekat ke blok timur, mungkin hal itu bisa menjelaskan banyak hal.

E = mc²
12-06-2012, 09:32 PM
bung Karno kan ngelarang The Beatles era 60-an, jaman di mana John masih labil, The Beatlesnya belom bubar, rambutnya berponi dan pake celana ngetat--dua hal yg kena brendel Bung Karno. tahun 60-an, John-nya belom bertansformasi jadi seorang asketik seperti saat bikin lagu Imagine.

Cerita yg menarik, meski Bung Karno sangat keras dg The Beatles, anaknya Guntur justru demen maenin lagu The Beatles--biar ikut gaul, persis kek zaman skrg dimana remaja demen nyetel Justin Bieber. Kalo kepergok ma Bung Karno, paling cuma diomeli doang, gak ampe disetrap apalagi disita semua peralatan musiknya.

Dan tentu saja, meski menentang abis-abisan budaya pop barat, toh Soekarno punya sisi "lemah", apalagi kalau bukan wanita. Saat disindir gimana kalo ada cewek barat, bung karno bakal nolak gak, Bung Karno cuma jawab nyengir, "manusia mana yg gak punya kelemahan?" ;D Dan tentu saja, banyak spekulasi dan desas-desus antara Bung Karno-Marlyn Monroe

ishaputra
12-06-2012, 09:46 PM
Lee Kwan Yew pernah melakukan Sidak ke apartemen2 rakyatnya, saat masuk kerumah2 ia tidak banyak bicara atau beramah tamah.
Ia hanya melihat2 lalu pergi ke rumah lain.

Setelah selesai, ia menjelaskan tindakannya.

Ia masuk ke rumah2 rakyat Singapore karena ia ingin tahu 3 hal:

1. Lukisan apa yg dipajang di dinding
2. Buku apa yg dibaca
3. Musik apa yg didengar
oleh orang singapur.

Dari situ ia ingin menilai seberapa jauh bangsa Singapura telah maju.

Buku yang pernah jadi bestseller di Amerika judulnya "A Brief History of Time" karya Stephen Hawking. Sedang di Indonesia, "Dialog dengan Jin Muslim" (karangan nggak tau siapa).

Amerika negara kapitalis yang dituduh sumber lagu "ngak ngek ngok", tapi kok bisa punya selera bacaan yang mutu ketimbang Indonesia yang agamis?

Salah siapa?

- - - Updated - - -


apa sih yang ngga bisa dimanfaatin oleh cengkram
an Kapitalisme, Pur?
Jangankan Beatles, atau Rolling Stones dan gerak
an Hippies yang menentang kemapanan di kandang
kapitalisme... Che Guevara yang bergerilya menen
tang kapitalisme dari hutan-hutan di negara Latin,
ternyata masih bisa dimanfaatin oleh Kapitalisme,
dengan dijual sebagai icon perlawanan.

Kita semua pelaku kapitalisme. Makanya jangan munafik sok anti kapitalis.

Teriak "anti-kapitalisme" tapi di facebook dan twitter yang jelas-jelas produk kapitalis. Basilah... ::ngakak2:: ::ngakak2:: ::ngakak2::

BundaNa
12-06-2012, 10:19 PM
Kenapa ya ngaku paling pinter diskusi, tapi selalu nyerempet2 islam dan menghina islam.

Bahas aja tuh apa arti ngak-ngik-ngok dan berhitung2 kenapa sukarno ga demen sampe ngelarang2 plus sampe menjarain koes bersaudara (ato koes plus?)?

Kondisi politiknya emang bung karno lagi condong ke sosialisme waktu itu, jelas aja yg berbau barat dia ga suka.

Orang slogannya aja ganyang malaysia, yg dia anggap antek amerika.

Liat aja siapa temen deket bung karno dan berapa banyak pemuda jaman itu dapet jatah beasiswa ke negeri komunis macam china sama rusia.

Dan begitu suharto berkuasa, yang dapet beasiswa di negeri komunis malah susah pulang

Tanya kenapa -_-

Bahas noh isi diskusi, jangan nyolot melulu PA n ngeflame, katanya cerdas berdiskusi ala anak kuliahan ketimbang saya yang ibu rumah tangga -_-

AsLan
12-06-2012, 11:22 PM
Bung Karno pernah dekat dengan seorang perempuan Amerika...


Pada tahun 1961, Cindy Adams, seorang wartawan Amerika mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan Presiden Indonesia, Soekarno.
Itu adalah kesempatan besar bagi seorang jurnalis tak terkenal seperti Cindy, sedangkan Sukarno adalah seorang pemimpin negara besar yang telah memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Namun politik luar negri Sukarno sangat tidak disukai oleh Amerika, bahkan banyak orang Amerika yang menyebut Sukarno sebagai Hitler of Asia.

Cindy memutuskan bahwa dirinya takkan minder oleh sosok besar Sukarno dan ia memulai wawancaranya dengan bercanda. Ternyata candaannya tersebut mendapat sambutan menyenangkan dari sang Presiden, Sukarno bersikap hangat terhadapnya dan memberikan waktu wawancara lebih dari satu jam bahkan memberi Cindy berbagai macam hadiah.
Seharusnya kesuksesan Cindy dalam wawancara ini sudah cukup, namun selanjutnya Cindy dan Sukarno sering berhubungan melalui surat menyurat dan persahabatan diantara mereka mulai terjalin hangat, bahkan kemudian Sukarno memintanya untuk menulis Autobiografi.

Cindy Adams yang masih merupakan wartawan level bawah merasa ragu atas tawaran ini, ia menyadari bahwa Sukarno adalah seorang penakluk wanita, Sukarno memiliki 4 istri dan banyak kekasih. Ia sangat tampan dan jelas2 menyukai Cindy, maka tawaran ini bisa berbahaya baginya, namun akhirnya Cindy bersedia menjadi penulis Autobiografi Sukarno.

Pada Januari 1964 Cindy kembali ke Indonesia. Kali ini ia telah mempersiapkan sebuah strategi dalam menghadapi Sukarno yaitu menjadi seorang yang bicara blak-blakan, terus terang dan bersikap berani, ia melihat bahwa sikap semacam ini sangat memikat Sukarno diwaktu yang lalu. Sewaktu ia melakukan interview pertama, Cindy mengkomplain ruangan mereka, lalu ia menulis daftar berbagai permintaan dan banyak perlakuan istimewa yang segera ditanda tangani oleh Sukarno.

Selanjutnya saat melakukan tur keliling indonesia dan mewawancarai orang2 dekat presiden, Cindy mengkomplain kondisi pesawat terbang yang digunakannya sehingga Sukarno segera mengirim pesawat pribadinya untuk dipakai oleh Cindy. Itupun belum cukup, Cindy minta beberapa pesawat lagi dan sebuah helikopter, juga pilot pribadi yang sangat berpengalaman, Sukarno menyetujui semua.

Sukarno bagaikan tersihir oleh aura Cindy, bahkan ia pernah berkata kepada Cindy "Do you know why I'm doing this biography?... Only because of you, that's why"
Sukarno sangat memperhatikan Cindy, ia memuji penampilan Cindy, memperhatikan semua pakaiannya dan mengenal semua perubahan2 kecil dari dandanan Cindy.
Sukarno juga sering mencuri2 kesempatan, misalnya menggandeng tangan Cindy atau mencuri ciuman kecil di pipi. Cindy selalu mengisyaratkan penolakkan dan menunjukkan bahwa perkawinannya dengan suaminya bahagia.
Dalam hati Cindy ada sebuah kekuatiran, kalau Sukarno hanya menginginkan Affair dengannya, maka rencana pembuatan Biografi ini bisa berantakan.


Sukarno bisa membaca kekuatiran Cindy, maka ia menjelaskan pada Cindy bahwa perasaan sayangnya kepada Cindy adalah murni tanpa ada konotasi seksual, Cindy merasa lega karena Sukarno tidak marah kepadanya.
Maka interview terus berjalan hingga beberapa bulan dan sedikit demi sedikit Sukarno mulai berubah menjadi lebih santai, Cindy masih sering melontarkan guyon dan kini Sukarno sering membalas guyonan tersebut. Sekarang Sukarno tidak lagi menggunakan seragam militer dan lebih sering menggunakan pakaian santai bahkan sering bertelanjang kaki.

Suatu hari Sukarno menanyakan warna rambut Cindy, Cindy menjelaskan bahwa cat rambut yang digunakan adalah warna Clairol Blue-black. Sukarno segera meminta cat rambut tersebut kepada Cindy, esok harinya Sukarno meminta agar rambutnya di cat oleh Cindy. Cindy mengira Sukarno hanya bercanda namun ia serius, maka kemudian mereka berdua memiliki warna rambut yang sama.

Buku: "Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams" terbit tahun 1965. Publik Amerika terkejut karena sosok Sukarno yang digambarkan didalam buku itu sangat memikat dan menawan. Kalau ada orang yang meragukannya, Cindylah orang pertama yang yang menjawab bahwa ia mengenal Sukarno lebih dari orang kebanyakan. Tanpa disadari, Cindy telah menjadi public relation bagi Sukarno.
Buku tersebut tersebar luas keseluruh dunia, Sukarno memperoleh popularitas yang mengagumkan, ia mendapat banyak simpati dari publik disaat ia sedang terancam oleh kudeta militer.

Cindy Adams mengira dirinya telah berhasil memikat Sukarno, namun sebenarnya siapa yang dipikat oleh siapa ?
Buku tulisan Cindy menjadi bukti yang jelas bahwa si penulis sangat terpikat oleh subject tulisannya.
Tulisan yang penuh cinta dan kekaguman ini kemudian dibaca oleh jutaan orang diseluruh dunia.

http://www.facebook.com/notes/teddy-rahardjo/sukarno-dan-cindy/417120910558

BundaNa
12-06-2012, 11:35 PM
Tapi cindy tidak bisa membuat sukarno akhirnya menyukai musik ngaj-ngik-ngok ::hihi::

AsLan
13-06-2012, 12:33 AM
Gw sangat curiga omongan Sukarno tentang musik ngak ngik ngok itu cuma lip service saat sedang berusaha mendekati blok komunis.

Gaya hidup bung karno itu kan flamboyan, sampe2 nge cat rambut segala coba...
ini urusan politis lah.

TheCursed
13-06-2012, 07:21 PM
Amerika negara kapitalis yang dituduh sumber lagu "ngak ngek ngok", ...

Actually, seingat gue yang di maksud musik 'Ngak Ngik Ngok' itu adalah alirannya 4 cah kutu asal Liverpool itu deh. Dan Liverpool nggak di Amerika.

- - - Updated - - -


Bung Karno pernah dekat dengan seorang perempuan Amerika...

Hence my comment on Sukarno and The Corr Sister's Pants... ::doh::

Alip
14-06-2012, 03:14 PM
To each, their own. ::managuetahu::
Lets just agree to disagree on this.

::bye::
Saya sih hanya mengambil sikap ini kalau kita tidak lagi memiliki common ground yang bisa didiskusikan... misalnya kalau bicara soal keyakinan dari agama yang berbeda... jadi sikap yang paling tepat dalam kasus ini adalah, let's not discuss it any further.


***

Sukarno,
siapa dia? Sosok yang dilahirkan di awal abad keduapuluh dari ayah seorang priyayi dan ibu berkasta brahmana, yang hidupnya penuh berisi pahit getir perjuangan melawan penjajahan. Saya merasa wajar saja kalau beliau merasa tidak cocok melihat anak-anak muda yang menurutnya "urakan", "serampangan", "pemalas", atau "hedonis" yang muncul di era 60-an. Dia berkaca menggunakan pengalaman hidupnya sendiri, yang memang jauh berbeda.

Tanpa menyalahkan beliau, tanpa menyalahkan pula generasi 60-an... mereka memang beda... jika saya jadi Sukarno, saya justru akan sedih kalau anak-anak muda masih sama menderita dan prihatinnya seperti jaman saya sendiri muda dulu... itu berarti perjuangan saya selama ini tidak membawa perubahan apa-apa...

Tapi saya kan bukan Sukarno ::ungg::

Nowitzki
14-06-2012, 03:36 PM
Sukarno,
siapa dia? Sosok yang dilahirkan di awal abad keduapuluh dari ayah seorang priyayi dan ibu berkasta brahmana, yang hidupnya penuh berisi pahit getir perjuangan melawan penjajahan. Saya merasa wajar saja kalau beliau merasa tidak cocok melihat anak-anak muda yang menurutnya "urakan", "serampangan", "pemalas", atau "hedonis" yang muncul di era 60-an. Dia berkaca menggunakan pengalaman hidupnya sendiri, yang memang jauh berbeda.

Itu kan memang selalu terjadi ya um?
Generations gap,
Kaum tua yang menganggap kaum muda terlalu berleha2
Saya kayaknya sudah masuk dalam alur gap ini

BundaNa
14-06-2012, 04:50 PM
Gap generation sih wajar. Ga usah jauh2 dari sukarno ke beatles. Kita sama ortu aja ada gap kog, perbedaan pandangan dan kesukaan, padahal kita diasuh sama ortu.

Kuatir deh ortu sama pilihan hidup kita, kuatir deh ortu sama cara mengasuh anak2 qta.

Banyak lah...

Mungkin artikel yg diberikan TS juga merupakan generation gap antara dia dan generasi anaknya yg kemudian diterjemahkan tentang omongan Sukarno itu.

Meski gw liatnya lebih ke politis sih.

AsLan
14-06-2012, 06:23 PM
kayaknya masalah politis.

tapi generation gap juga bener.
salah satu negara dengan generation gap paling ekstrim itu Taiwan.

Disana si kakek hidup di jaman pertanian, bapaknya hidup di jaman industri, anaknya hidup di jaman informasi.