PDA

View Full Version : Superioritas keumatan pada cara pikir Baasyir



ishaputra
13-03-2011, 03:51 PM
"Saya tidak terima kalau dihukum kecuali dengan hukum Islam," kata Baasyir sebelum menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2011).

http://www.detiknews.com/read/2011/03/10/110531/1588510/10/baasyir-hanya-mau-ditahan-dihukum-dengan-hukum-islam



****

Geli saya membaca berita di atas. Abu Bakar Baasyir menolak untuk dihukum, kecuali dengan hukum Islam. Hah?

Oke, tapi, bagaimana jika situasi adalah sebaliknya?

Misalkan ada non-Muslim tinggal di negara Islam tetapi tidak setuju dengan hukum Islam. Suatu ketika, dia didakwa bersalah dan menolak untuk dihukum berdasarkan hukum Islam. Bisakah?

Misalkan saya tinggal di suatu negara Islam, dan menghina nabi Muhammad. Menurut hukum Islam, menghina nabi bisa dihukum mati. Sementara saya menganut paham liberalisme di mana “menghina nabi” dipandang semata sebagai kebebasan berekspresi, dan oleh karena itu saya menolak untuk dihukum mati. Bisakah?

Jawaban Baayir pasti: “Oh, jelas tidak bisa! Anda tetap harus dihukum mati!”

Corak pikir Baasyir ini adalah corak pikir yang superioristis. Merasa agama dan umatnya mulia, tinggi, benar, dan suci, dan oleh karena itu harus diistimewakan di dunia ini. Yang lain itu dipandang “manusia kelas dua”. Bahkan orang Islam yang tidak sepemahaman dengan Baasyir pun, kerap kali dikafir-kafirkan.

Saya ada ilustrasi cerita yang menggambarkan bagaimana pemikiran Baasyir ini:

Si Badu dan si Fulan tinggal dalam satu rumah. Si Badu adalah tipe orang yang merasa superior, dan kerap kali memandang rendah si Fulan. Si Badu selalu merasa benar, dan selalu memandang Fulan adalah salah.

Suatu ketika, si Badu sedang mengepel lantai dan Fulan baru saja pulang. Tanpa sengaja, Fulan menyenggol ember pel si Badu, dan airnya pun tumpah.

Jelas saja si Badu marah: “Dasar bodoh, kalo jalan matanya dipake dong!”

Lain hari, situasinya berubah. Kini si Fulan yang sedang mengepel lantai, dan Badu baru saja pulang. Tanpa sengaja, Badu menyenggol ember pel dan airnya pun tumpah. Apakah si Badu akan menyadari bahwa semestinya “matanya dipake” kalau berjalan? Ya tidak. Si Badu tetap saja menyalahkan si Fulan.

“Dasar bodoh, kalo naro ember pel jangan di tengah jalan!”

****** ****** ********** **** ****** **** *******; ****** **** ******** *** **** ****** *** ********** ********** ******* ***** []

-----------
edited by Asum
Reason : generalisasi masalah

Mohon baca Tatib DLA&K (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?462-TATA-TERTIB-Dialog-Lintas-Agama-amp-Keyakinan&p=5834&viewfull=1#post5834) terutama point 4, karena tulisan anda bisa masuk dalam pengertian tsb

Terima kasih

ndableg
13-03-2011, 06:50 PM
Di malaysia non muslim boleh kok minum2 atau judi. Kalo masalah menghina, misalnya gw bilang nyokap lu pelacur, di negara2 barat sebenernya ada hukuman bagi mereka. Kalo masalah menghina, ga usah pake ada hukumnya, paling elu dah habis digebukin orang.

pasingsingan
13-03-2011, 07:37 PM
Itulah cermin pemikiran umat Muslim pada umumnya; merasa diri superior dan oleh karena itu seringkali menerapkan standar ganda.
hehehe
Panyakit lamamu blom sembuh juga yak is?
selalu prejudis n tendensius dlm memandang persoalan umat lain

Enak aja maen generalisir umat muslim pada umumnya
umum yng bagaimana maksudnya?
umum Indonesia, umum arab atau umum dunia? #-o

Sebagai ilustrasi
meskipun saya mendapatkan artikel spt disini (http://www.sangam.org/articles/view/?id=118)
saya tidak berani dng serta merta mengatakan bahwa kaum Buddhist umumnya
berkelakuan spt saudaranya yng di Srilanka tuh? :-?

ishaputra
13-03-2011, 09:56 PM
Enak aja maen generalisir umat muslim pada umumnya
umum yng bagaimana maksudnya?
umum Indonesia, umum arab atau umum dunia? #-o

Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.

Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).

Misalkan begini:

Contoh pertama,

Banyak dari umat Muslim menganggap bahwa kritisisme terhadap agama Islam adalah suatu “penodaan agama”. Atau sekurangnya sesuatu yang kurang etis dilontarkan, karena bisa menyakitkan hati umat Muslim.

Tapi jika sebaliknya, yaitu kritisisme terhadap AGAMA LAIN (terutama Kristen), dipandang sebagai “dakwah kebenaran” dan oleh karena itu sah-sah saja ulama Islam melontarkan hal tersebut.

Contoh kedua,

Penzoliman warga Palestina oleh Israel dikutuk habis-habisan oleh setiap Muslim yang saya kenal. Opini kebanyakan (tidak semua loh) Muslim terkait peristiwa tersebut cenderung memandang bahwa persoalan itu adalah persoalan agama (anda bisa lakukan SURVEY atau wawancara kecil-kecilan terhadap rekan-rekan Muslim anda dan perhatikan jawabannya).

Tetapi ketika penzoliman dilakukan oleh sesama Muslim sendiri dalam berbagai peristiwa di dunia atau di timur tengah khususnya, mereka berkelit: “Ah, itu kan urusan internal negara mereka”.

Contoh ketiga,

HAM ditolak dan dicap sebagai “konsep barat”. Tetapi ketika umat Muslim dizolimi oleh Amerika atau Yahudi, berkelit dengan memandang bahwa penzoliman itu MELANGGAR HAM. (Jadi, HAM dipake kalo keadaan kepepet).

Saya sampe bingung: Sebenarnya umat Muslim itu menerima konsep HAM atau tidak sih?

(Kalau yang liberal sih jelas menerima. Tapi yang tipikal fundamentalis dan tipikal “Muslim awam” [yang kebanyakan tipe “massa mengambang”] ini yang seringkali double standart. HAM diterima kalau dirasa menguntungkan [bisa dipake sebagai dalil untuk mengkritik barat], tapi ditolak jika dirasa merugikan).

Ketika ada pertanyaan: “Apakah ajaran Islam kompatibel dengan HAM?”, jawabannya sangat beragam dan tergantung dalam situasi apa.

Dalam sebuah khutbah Jum’at, pasti akrab ditelinga kita retorika semacam ini:

“Jauh sebelum orang barat kenal HAM, ajaran Islam telah lebih dulu mengenal HAM.”

It’s oke, fine. Tapi, kalau Islam memang lebih dulu mengenal HAM, kenapa ada hadis yang mengatakan bahwa orang murtad harus dibunuh? (Ini contoh saja). “HAM” macam apa yang diamini Islam itu? Atau, jangan-jangan si khotib saja tidak mengerti soal HAM sehingga bisa berkata seperti itu?

Heran saya.

Sejauh pengamatan saya, banyak rekan-rekan Muslim saya bicara HAM tapi tidak mengerti apa itu konsep HAM. Saya tanya Deklarasi Universal HAM saja tidak mengerti dan banyak yang belum membacanya.

Contoh keempat,

Banyak rekan Muslim saya berpandangan bahwa toleransi antar umat beragama memang diperlukan. Mereka setuju itu.

Tapi ketika ditanya: “Bagaimana dengan orang yang atheis?” Mereka jawab: “Untuk atheis tidak bisa.”

Jadi, toleransinya pilih-pilih.

Sekali lagi: Silakan anda lakukan "survey sederhana" atas point-point yang saya percontohkan.

Asum
13-03-2011, 10:13 PM
Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.

Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).

Saya pikir ini merupakan generasilasi masalah. Trus terang, saya tidak sepaham dengan Baasyir dan jelas membantas argumen Baasyir tsb walau saya tau alasan beliau berpendapat demikian. Juga paham sebagian sekte Islam yang menganggap bahwa wilayah Indonesia adalah negeri kafir karena tidak menerapkan hukum2 islam <<< juga saya tidak setuju. Dan masih banyak lagi yang sepaham dengan saya.

Maka apakah pantas anda mengatakan bahwa umumnya umat islam berfikiran seperti Baasyir ? Umat Islam yang mana ? seluruh dunia ?

Jika anda sempitkan kepada umat Islam Indonesia pun, maka tetap ini keliru. Justru yang terbanyak adalah umat islam Indonesia tidak sepaham dengan pemikiran Baasyir karena "dianggap" radikal.

Pembicaraan soal penerapan hukum Islam saja, justru mendapat penolakan keras dari umat Islam sendiri. Hanya kelompok2 tertentu (semisal HT) yang mencoba melakukan sosialisasi, agar umat islam bisa menerima hal tsb. Artinya, sampai sekarang, umat Islam masih berpikiran sederhana, dan tidak seperti pemikiran Baasyir.

Jadi, jika anda mengandalkan "survey" sepihak yang gak jelas kredibilitasnya <<< tidak bisa dijadikan bahan generalisasi dapat menyinggung dan menghina pemeluk agama Islam yang tidak sepaham denga ustadz Baasyir.

Mohon hindari argumen yang berkesan "sbg menghujat, menghina, mencemooh serta melecehkan pribadi lawan debat/dialognya." Jika tidak diindahkan, akan akan mendapat infraction dari saya.

Dan untuk sementara, saya hanya akan memberikan poin negatif untuk postingan anda ini.

terima kasih

pasingsingan
13-03-2011, 10:52 PM
Saya tidak bermaksud menuduh bahwa sebagian besar Muslim adalah “tipe Baasyir” secara spesifik. Tapi “cara pikir” fanatis yang –dalam hal ini—dipercontohkan oleh Baasyir, adalah cara pikir yang SERING saya jumpai sejauh pengalaman saya berinteraksi dengan Muslim. Silakan lakukan survey sederhana atas pokok-pokok yang saya contohkan di bawah.
Cara pikir spt itu saya kira tdk hanya diidap oleh Baasyir yng muslim
dalam individu/kelompok penganut agama/keyakinan lain, tentulah ada jg yng spt itu
gak fair klo kecenderungan pola pikir spt itu kemudian anda timpakan kpd muslim
secara "umumnya" #-o


Apa yang dimaksud “cara pikir” yang fanatis dan superioristis itu? Ya, seperti yang telah saya bilang di atas: Merasa diri superior (paling benar) dan kerap kali menerapkan standar ganda dalam memandang suatu persoalan. “Penyakit” tersebut menghinggapi bahkan pada mereka yang (dalam ukuran saya) moderat (lunak).
Samimawon
kecenderungan merasa superior atau paling benar, juga bkn monopoli seorang muslim belaka
anda sendiri sebagai pemeluk ajaran Buddha umpamanya, adalah hal yng wajar jika andapun
mengidap kecenderungan serupa, jika tidak, mustahil anda berani klaim bhw ajaran Buddha
adalah lebih baik dari ajaran keyakinan lainnya, iya to? :D

danalingga
14-03-2011, 08:50 AM
Cara berpkir Baasyir -- bagian yang merasa paling benar/ benar sendiri -- saya rasa memang bagian pemikiran umat beragama (teruatama agama samawi). Tidak hanya Islam. Bukankah selama ini penganut agama merasa agamanya lah yang benar sedangkan agama lain tidak benar?

Itu normal saja saya kira. Yang saya tidak setujui dari Baasyir adalah ajaran kebenciannya. Baasyir (setahu saya nih, CMIIW) mengajarkan kebencian membabi-buta kepada selain Islam -- bahkan kepada selain muslim yang memahami Islam berbeda dengan pemahamannya.

Asum
14-03-2011, 09:55 PM
Yang saya tidak setujui dari Baasyir adalah ajaran kebenciannya. Baasyir (setahu saya nih, CMIIW) mengajarkan kebencian membabi-buta kepada selain Islam -- bahkan kepada selain muslim yang memahami Islam berbeda dengan pemahamannya.
Mungkin mas dana punya referensi sikap ustadz Baasyir tsb yang mendukung pernyataan tsb ?


Silahkan diu sharing mas.


Terima kasih

satmata
16-03-2011, 06:13 PM
Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....

keremus
16-03-2011, 07:39 PM
Tapi ngomong2 soal Baasyir, emang dia terbukti tuntas dan sah terlibat terorisme ?
Wong dulu sempat dipenjara kemudian dibebaskan karena tak terbukti, kan?

Menurut saya, kalau dia merasa superior atas agamanya
sepanjang dia tidak bikin kericuhan, biar saja

Sebenarnya, saya agak kasian sama neh uztad
udah sepuh, tapi kayaknya jadi target favoritnya aparat..

Asum
16-03-2011, 07:58 PM
Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....
Apa sebabnya anda berkata demikian ?

Apakah anda punya bukti nyata sikap ustadz Baasyir sesuai dakwaan anda ?

AsLan
16-03-2011, 08:42 PM
Saya rasa menyebarkan kebencian adalah kejahatan yg lebih berbahaya daripada ledakan sebuah bom.
Kebencian bisa menguasai manusia dan menular kemana2, akhirnya menimbulkan kerusakan yg yg lebih besar daripada kerusakan fisik, yaitu kerusakan jiwa manusia.

Banyak orang beragama yg tak berhasil menemukan cinta kasih, tapi lebih suka mencari kebanggaan golongan, ingin menjadi superior di dunia. Penyakit seperti ini bisa menghinggapi agama apapun.

Jadi dunia ini memang ada hitam atau putih, tapi tidak bisa dikatakan oh agama ini putih agama itu hitam.
Hitam dan putih menyebar pada semua manusia, entah agama apapun dan yg tak beragama sekalipun.

BundaNa
17-03-2011, 01:59 PM
numpang OOT...horeeeeeeeeeeeeeeeeee gandul udah keluar tajinya

satmata
17-03-2011, 05:09 PM
Apa sebabnya anda berkata demikian ?

Apakah anda punya bukti nyata sikap ustadz Baasyir sesuai dakwaan anda ?

Kalo mau pake aturan sendiri ya harus bikin negara sendiri, tapi jangan memprovok orang lain untuk ikut dia, karena diapun bukan jaminan kebenaran yang benar....." Dia hanya mau dihukum berdasarkan hukum islam" .............kenapa nggak pindah negara saja ??? kan lebih baik, dari pada membuat kisruh semuanya.....

Saya simple2 aja mas, udah ada aturan, tinggal melaksanakan katanya nggak cocok, terus yang cocok kayak gimana...? kenapa orang selalu menyalahkan mobilnya kalo ada kecelakaan ?? bukan sopirnya atau penggunanya ???

Asum
17-03-2011, 08:48 PM
Kalo mau pake aturan sendiri ya harus bikin negara sendiri, tapi jangan memprovok orang lain untuk ikut dia, karena diapun bukan jaminan kebenaran yang benar....." Dia hanya mau dihukum berdasarkan hukum islam" .............kenapa nggak pindah negara saja ??? kan lebih baik, dari pada membuat kisruh semuanya.....

Saya simple2 aja mas, udah ada aturan, tinggal melaksanakan katanya nggak cocok, terus yang cocok kayak gimana...? kenapa orang selalu menyalahkan mobilnya kalo ada kecelakaan ?? bukan sopirnya atau penggunanya ???
Apakah karena Baasyir memiliki pendapat tsb di atas maka anda katakan

Orang seperti Baasir itu mestinya di berantas cepat2........dari pada jadi virus, orang susah nyari rejeki dia malah bikin yang aneh2.....

Padahal mudah saja kita jawab sebagaimana jawaban TS dan anda di atas bahwa harus tunduk pada hukum yang berlaku dimana kita berada.

Simple, dan pemikiran Baasyir tsb hanya angan2/cita-cita/harapan sesuai firman Allah SWT dalam QS5:45~47


وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Al Maidah: 44)

Juga firman-Nya,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
”Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Al Maidah: 45)

Serta firman-Nya,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
”Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Al Maidah: 47)
kenapa hal tsb harus menjadikan kita mencela/mencaci/memusuhi secara berlebihan ?

Dan bisa saja Baasyir akan mengingatkan anda dengan ayat berikut :


وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً
Apabila dikatakan kepada mereka : "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (An-Nisaa':61)


marilah kita bersikap bijak dalam memahami persoalan tsb di atas, dan jangan cepat terburu menghukumi sesuatu tentang hal yang kita tidak tau secara pasti beritanya.
:)>-

pasingsingan
17-03-2011, 09:04 PM
soal kesalahan baasyir, jika memang terbukti secara sah dan meyakinkan diperadilan
ya terapkan aja hukum yng berlaku dimana baasyir bermukim.

gak beda dng amrozi, imam samudra dlsb
yng telah memperoleh hukuman atas perbuatannya :D

Asum
17-03-2011, 09:13 PM
soal kesalahan baasyir, jika memang terbukti secara sah dan meyakinkan diperadilan
ya terapkan aja hukum yng berlaku dimana baasyir bermukim.

gak beda dng amrozi, imam samudra dlsb
yng telah memperoleh hukuman atas perbuatannya :D
Cocok, itulah jawaban bijak dan obyektif tanpa perlu embel2 kebencian :D

danalingga
18-03-2011, 08:15 AM
Tadi sih pas lihat berita di TV, Pak Baasyir ini sudah mengakui kaloo pelatihan di Aceh itu dia ikut serta. Dan menurutnya pelatihan itu sudah sesuai syariat Islam. Doh. :((

ishaputra
20-03-2011, 12:25 PM
”Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Al Maidah: 44)

Jadi AYAT INI biang keladinya. Lantas, mau kita apakan ayat ini?
Apakah karena seseorang meyakini ayat tersebut, lantas itu MENJADI ALASAN untuk melakukan perbuatan-perbuatan melanggar HAM?

Kalau anda meyakini ayat tersebut, maka itu adalah masalah anda. Tetap saja anda tidak bisa melakukan perbuatan yang melanggar HAM.

pasingsingan
20-03-2011, 12:39 PM
maksudnya mao diapakan tuh gemana is?
cobalah diberi penjelasan yng lebih spesifik lagi

apakah elo yakin (baca berani memastikan) klo seseorang meyakini ayat tsb
kemudian dng serta merta melakukan pelanggaran HAM?

lebih jauh lagi
istilah "kafir" tuh dlm alam pikir/pemahamanmu spt apa seh? :-?

eve
21-03-2011, 11:37 PM
yah,... beginilah hidup... kalau jauh dari a****.....

satmata
22-03-2011, 08:14 PM
Apakah karena Baasyir memiliki pendapat tsb di atas maka anda katakan


Padahal mudah saja kita jawab sebagaimana jawaban TS dan anda di atas bahwa harus tunduk pada hukum yang berlaku dimana kita berada.

Simple, dan pemikiran Baasyir tsb hanya angan2/cita-cita/harapan sesuai firman Allah SWT dalam QS5:45~47

kenapa hal tsb harus menjadikan kita mencela/mencaci/memusuhi secara berlebihan ?

Dan bisa saja Baasyir akan mengingatkan anda dengan ayat berikut :



marilah kita bersikap bijak dalam memahami persoalan tsb di atas, dan jangan cepat terburu menghukumi sesuatu tentang hal yang kita tidak tau secara pasti beritanya.
:)>-

Kadang kita memajang ayat yang begitu panjang agar orang lain yakin terhadap kita......firman Tuhan itu sempurna adanya tapi kebanyakan dari kita selalu salah dalam menafsirkannya.....

Dan kadang kita merasa kita sudah bertindak, berbicara dan menulis sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan, ......pertanyaannya " siapakah yang bisa memastikan bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan" atau malah sebaliknya " kita berlagak menjadi Tuhan kepada sesama kita"......:D

Asum
22-03-2011, 08:29 PM
Kadang kita memajang ayat yang begitu panjang agar orang lain yakin terhadap kita......firman Tuhan itu sempurna adanya tapi kebanyakan dari kita selalu salah dalam menafsirkannya.....

Kenapa bisa salah menafsirkan jika al-Qur'an menggunakan kalimat yang mudah dipahami ?


Dan kadang kita merasa kita sudah bertindak, berbicara dan menulis sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan, ......pertanyaannya " siapakah yang bisa memastikan bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Tuhan" atau malah sebaliknya " kita berlagak menjadi Tuhan kepada sesama kita"......:D
Jika anda shalat 5 waktu, apakah ini sudah sesuai kehendak tuhan atau belum ?

Jika anda berhukum dengan hukum syari'at, apakah ini sudah sesuai dengan kehendak tuhan atau belum ?

Apakah ketika ada seseorang yang menilai dan menghukumi sesuatu dengan dalil al-Qur'an dan al-Hadits maka anda akan katakan : "kita berlagak menjadi Tuhan kepada sesama kita" ?

Lalu bagaimana dengan orang yang menilai dan menghukumi sesuatu di luar dalil al-Qur'an dan al-Hadits ? apa yang akan anda katakan ? :D

AsLan
22-03-2011, 08:50 PM
Apakah semua orang punya hak untuk menghukum orang lain ?

pasingsingan
22-03-2011, 10:11 PM
tidak
jika dia tdk diberi otoritas sbg hakim/pengadil
hakim/pengadilpun tdk dapat sewenang2 (baca suka2)
dia hanya menjalankan/melaksanakan produk
- hukum
- ketetapan
- kesepakatan bersama

BundaNa
23-03-2011, 10:18 AM
Jadi AYAT INI biang keladinya. Lantas, mau kita apakan ayat ini?
Apakah karena seseorang meyakini ayat tersebut, lantas itu MENJADI ALASAN untuk melakukan perbuatan-perbuatan melanggar HAM?

Kalau anda meyakini ayat tersebut, maka itu adalah masalah anda. Tetap saja anda tidak bisa melakukan perbuatan yang melanggar HAM.

Itulah ayat kalau cuman sepotong dicomot, ndul...giliran Islam bersuara ente bilang melanggar HAM...giliran Islam dibantai, ente bilang orang Islam gak pinter taktik perang...standart ganda, eh?

satmata
24-03-2011, 07:08 PM
Kenapa bisa salah menafsirkan jika al-Qur'an menggunakan kalimat yang mudah dipahami ?


Karena untuk anda berpikir.....bukan hanya yang tersurat tapi tersirat, itulah hebatnya dunia makna islam, disitulah kesempurnaan supaya berpikir, jadi I qro' itu bukan hanya membaca secara yang tertulis mas......kalo cuma itu anak kecilpun sudah bisa mas.......sudahkah anda sadari...??? anda harus membaca situasi, kondisi, toleransi, moral, analisa, dsb mas.......


Jika anda shalat 5 waktu, apakah ini sudah sesuai kehendak tuhan atau belum ?

Jika anda berhukum dengan hukum syari'at, apakah ini sudah sesuai dengan kehendak tuhan atau belum ?

Apakah ketika ada seseorang yang menilai dan menghukumi sesuatu dengan dalil al-Qur'an dan al-Hadits maka anda akan katakan : "kita berlagak menjadi Tuhan kepada sesama kita" ?

Lalu bagaimana dengan orang yang menilai dan menghukumi sesuatu di luar dalil al-Qur'an dan al-Hadits ? apa yang akan anda katakan ? :D


Itulah pemahaman anda ......asal udah shalat, dan berhukum syariat islam ....walaupun perbuatan anda nggak sesuai atau di bikin2 ya nggak masalah..........islam itu bukan angan2 mas, satu2nya manusia berpikir dan menjalankan kehidupan yang sesuai Al Quran dan Hadtis cuma Rasulullah Muhammad SAW dan ndak mungkin ada orang yang seperti dia ......Sedangkan saya bertanya siapakah yang bisa memastikan dan menjamin bahwa segala perbuatan dan tingkah laku kita sudah sesuai dengan yang dinginkan Allah SWT.......anda malah balik nanya ...??? anda dan baasyir seolah2 anda pasti .....sedangkan yang pasti adalah Allah.....begitu hebatnya manusia bisa memastikan bahwa yang di perbuatnya adalah sesuai dengan yang Allah sukai ?????:)):D

Asum
25-03-2011, 10:35 AM
lah, jika yg berusaha menjalankan perintah Al-Quran dan Al-Hadits saja anda katakan belum pasti sesuai kehendak Allah, gimana dengan orang yg tidak mau atau kurang dalam menjalankan perintah Allah dan Rasulnya ? lebih jauh lagi dari yang dikehendaki oleh Allah :D

AsLan
25-03-2011, 10:57 AM
Kehendak Allah seringkali berbeda dari "tafsiran" kitab suci, karena saat menafsir itu banyak orang menambahkan pikiran2 dan ambisi2nya sendiri.
Tidak semua orang yg membawa2 nama agama dan kitab suci, pasti sesuai dengan kehendak Allah.

Asum
25-03-2011, 03:21 PM
Kehendak Allah seringkali berbeda dari "tafsiran" kitab suci, karena saat menafsir itu banyak orang menambahkan pikiran2 dan ambisi2nya sendiri.

Jika perintah Allah tsb tegas dan lugas serta mudah dipahami, kenapa bisa salah tafsir ?


Tidak semua orang yg membawa2 nama agama dan kitab suci, pasti sesuai dengan kehendak Allah.
Ada betulnya, kadang kan firman yang jelas (misal) tuhan itu esa, malah dipahami lain. << jauh dari yg dikehendaki tuhan.

eve
27-03-2011, 10:48 AM
nahhhh.....itu aslan ngartiiiii......

satmata
28-03-2011, 04:43 PM
lah, jika yg berusaha menjalankan perintah Al-Quran dan Al-Hadits saja anda katakan belum pasti sesuai kehendak Allah, gimana dengan orang yg tidak mau atau kurang dalam menjalankan perintah Allah dan Rasulnya ? lebih jauh lagi dari yang dikehendaki oleh Allah :D

:D.....itulah yang selalu kita kadang merasa paling benar mas, tanpa kita melihat apa yang tersirat atau makna di balik perintah Allah SWT, padahal kita di suruh Iqra' dan fikr (berfikir) karena Al Quran hanya untuk orang2 yang berfikir.

Orang2 yang tidak mau... harus di bunuh fahamnya(bukan manusianya) dikembalikan ke jalan Allah, apabila masih ada manusia yang kurang dalam menjalankan perintahnya di berikanlah pemahaman yang lebih itulah tugas kita bersama, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.....:D

Asum
31-03-2011, 11:44 PM
:D.....itulah yang selalu kita kadang merasa paling benar mas, tanpa kita melihat apa yang tersirat atau makna di balik perintah Allah SWT,

karena sering merasa paling bisa melihat makna di balik perintah Allah SWT itulah maka anda merasa paling benar.

Ambil mudahnya aja larangan makan babi, apakah anda akan berfikir soal makna dibalik perintah tsb dengan mengabaikankan perintah tsb sebelum diketahui maknanya ? :D



padahal kita di suruh Iqra' dan fikr (berfikir) karena Al Quran hanya untuk orang2 yang berfikir.

Ah kata siapa ? jadi orang yang gak mikir maka gak berhak menerima pengajaran al-Qur'an ? <<<< pasti pikiran anda kan ? emang ada dalilnya :D


Orang2 yang tidak mau... harus di bunuh fahamnya(bukan manusianya) dikembalikan ke jalan Allah, apabila masih ada manusia yang kurang dalam menjalankan perintahnya di berikanlah pemahaman yang lebih itulah tugas kita bersama, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.....:D
Maksudnya apa ?

Kalau Allah nyuruh anda perang ya perang. Anda tau kaum munafik, mereka digambarkan sbb :

Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku dzalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang dzalim (QS 4: 48-50).

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Abdurrahman bin Abu Nu'm] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimkan emas yang masih kotor kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu emas itu dibagi-bagikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath Thay dan salah satu Bani Nabhan. Abu Sa'id berkata; Orang-orang Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, "Kenapa pemimpin-pemimpin Najed yang diberi pembagian oleh Rasulullah, dan kita tidak dibaginya?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Sesungguhnya aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka." Sementara itu, datanglah laki-laki berjenggot tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya digundul. Ia berkata, "Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah mendurhakai-Nya? Allah memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan ketenangan bagiku?" Abu Sa'id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum 'Ad." (HR. Muslim)

:D

satmata
01-04-2011, 04:01 PM
karena sering merasa paling bisa melihat makna di balik perintah Allah SWT itulah maka anda merasa paling benar.

Ambil mudahnya aja larangan makan babi, apakah anda akan berfikir soal makna dibalik perintah tsb dengan mengabaikankan perintah tsb sebelum diketahui maknanya ? :D



Ah kata siapa ? jadi orang yang gak mikir maka gak berhak menerima pengajaran al-Qur'an ? <<<< pasti pikiran anda kan ? emang ada dalilnya :D


Maksudnya apa ?

Kalau Allah nyuruh anda perang ya perang. Anda tau kaum munafik, mereka digambarkan sbb :

Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku dzalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang dzalim (QS 4: 48-50).

Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Abdurrahman bin Abu Nu'm] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimkan emas yang masih kotor kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu emas itu dibagi-bagikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath Thay dan salah satu Bani Nabhan. Abu Sa'id berkata; Orang-orang Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, "Kenapa pemimpin-pemimpin Najed yang diberi pembagian oleh Rasulullah, dan kita tidak dibaginya?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun menjawab: "Sesungguhnya aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka." Sementara itu, datanglah laki-laki berjenggot tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya digundul. Ia berkata, "Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah mendurhakai-Nya? Allah memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan ketenangan bagiku?" Abu Sa'id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum 'Ad." (HR. Muslim)

:D


Mas nggak usah membuat pertanyaan baru.....sedangkan pertanyaan saya nggak pernah di jawab .......jawab dong aawww.....jangan pura2 lupa, sekalian ayatnya ya :D:)):D

Asum
02-04-2011, 08:34 AM
Mas nggak usah membuat pertanyaan baru.....sedangkan pertanyaan saya nggak pernah di jawab .......jawab dong aawww.....jangan pura2 lupa, sekalian ayatnya ya :D:)):D

lah ? kamu nanya apaaa ? :D

eve
05-04-2011, 11:20 PM
superiotas keumatan, aye mikirnya, ilmuAllah itu Maha Luas.. Apa yang kita yakini benar, meski kita melihatnya bertentangan dengan kebenaran yang diyakini oleh orang lain, bisa jadi semua kebenaran itu benar dan bukannya bertentangan tapi saling mendukung dan melengkapi...
Karena di atas langit masih ada langit, di atas cahaya masih ada cahaya ...

satmata
17-06-2011, 05:40 PM
Baasyir menganggap cara pikir dia sudah sexual kehendak Allah......yang jadi masalahnya disitu mbak....

aya_muaya
17-06-2011, 05:47 PM
kenapa harus jadi masalah? Bukankah kita juga berfikir bahwa cara pikir kita sudah sesuai dengan kehendak allah swt?

danalingga
18-06-2011, 07:43 AM
kenapa harus jadi masalah? Bukankah kita juga berfikir bahwa cara pikir kita sudah sesuai dengan kehendak allah swt?

Karena jika begitu jelas melanggar fatwa ini:

"Karena di atas langit masih ada langit, di atas cahaya masih ada cahaya ..."

aya_muaya
18-06-2011, 07:54 AM
yup, karena itulah kita senantiasa harus belajar... Bukan begitu?

E = mc²
18-06-2011, 11:31 AM
dengan keyakinan taqlid gituh, gmn mau mendengarkan pendapat org lain? kunci dr belajar adalah mendengarkan pendapat org lain kan? :D

kala
18-06-2011, 11:39 AM
maksudnyaa ?? ........ ( takleeq )
yg mana ...

E = mc²
18-06-2011, 12:02 PM
^ kamsudnya, hmmm.. apa yah... "keras kepala" mungkin :run:

intinya, coba ajah dia ajak diskusi, pasti ngotot dg pendapatnya sendiri :ninja:

kala
18-06-2011, 01:51 PM
kamsudnya, hmmm.. apa yah... "keras kepala" mungkin
ini namanya takleek ?? :jempol:



intinya, coba ajah dia ajak diskusi, pasti ngotot dg pendapatnya sendiri no comment ... uda dibaahas dihalaman sebelumnya

gembel
18-06-2011, 07:16 PM
numpang OOT...horeeeeeeeeeeeeeeeeee gandul udah keluar tajinya

kgk nongol lagi mbah...

hajime_saitoh
20-06-2011, 10:18 AM
Jadi AYAT INI biang keladinya. Lantas, mau kita apakan ayat ini?
Apakah karena seseorang meyakini ayat tersebut, lantas itu MENJADI ALASAN untuk melakukan perbuatan-perbuatan melanggar HAM?

Kalau anda meyakini ayat tersebut, maka itu adalah masalah anda. Tetap saja anda tidak bisa melakukan perbuatan yang melanggar HAM.

sebenarnya menurut para ulama

1. Imam Ibnul Jauzy rahimahullah
Beliau berkata dakam Zadul Masir (2/366), “Pemutus perkara dalam masalah ini adalah bahwa barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan karena juhud terhadapnya padahal dia mengetahui bahwa Allah menurunkannya, seperti yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi maka dia kafir. Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengannya karena condong kepada hawa nafsu tanpa juhud maka dia adalah orang yang zholim lagi fasik”.

2. Imam Al-Qurthuby rahimahullah
Beliau berkata, “Dan penjelasan hal ini adalah bahwa seorang muslim jika dia mengetahui hukum Allah -Ta’ala- pada suatu perkara lalu dia tidak berhukum dengannya maka : kalau perbuatan dia ini karena juhud maka dia kafir tanpa ada perselisihan, dan jika bukan karena juhud maka dia adalah pelaku maksiat dan dosa besar karena dia masih membenarkan asal hukum tersebut dan masih meyakini wajibnya penerapan hukum tersebut atas perkara itu, akan tetapi dia berbuat meksiat dengan meninggalkan beramal dengannya”. Lihat Al-Mufhim (5/117).

3. Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
Beliau berkata dalam Minhajus Sunnah (5/130) setelah menyebutkan firman Allah -Ta’ala- dalam surah An-Nisa` ayat 65, “Maka barangsiapa yang tidak komitmen dalam menerapkan hukum Allah dan RasulNya pada perkara yang mereka perselisihkan maka sungguh Allah telah bersumpah dengan diriNya bahwa orang itu tidak beriman, dan barangsiapa yang komitmen kepada hukum Allah dan RasulNya secara bathin dan zhohir akan tetapi dia berbuat maksiat dan mengikuti hawa nafsunya (dengan meninggalkan hukum Allah-pent.) maka yang seperti ini kedudukannya seperti para pelaku maksiat lainnya (yakni masih beriman-pent.)”. Lihat juga Majmu’ Al-Fatawa (3/267) dan (7/312)

4. Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziah rahimahullah
Beliau menyatakan dalam Madarijus Salikin (1/336), “Dan yang benarnya bahwa berhukum dengan selain apa yang Allah turunkan (hukumnya) mencakup dua kekafiran: ashghar (kecil) dan akbar (besar) disesuaikan dengan keadaan orang yang berhukum tersebut. Jika dia meyakini wajibnya berhukum dengan apa yang Allah turunkan dalam kejadian itu tapi dia berpaling darinya (hukum Allah) karena maksiat dan mengakui bahwa dirinya berhak mendapatkan siksaan, maka ini adalah kafir ashghar. Dan jika dia meyakini bahwa dia (berhukum dengan hukum Allah-pent.) tidak wajib dan bahwa dia diberikan pilihan dalam hal itu (maksudnya dia meyakini bahwa boleh memilih antara menerapkan hukum Allah atau menerapkan hukum selainnya, pent.) padahal dia tahu bahwa itu adalah hukum Allah, maka ini adalah kafir akbar. Dan jika dia tidak mengetahuinya (hukum Allah) dan tersalah di dalamnya (memberi keputusan) maka ini (hukumnya) adalah orang yang tidak sengaja, baginya hukum orang-orang yang sengaja”.

5. Imam Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafy rahimahullah
Setelah menjelaskan pembagian kekafiran seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Qoyyim di atas, beliau dalam Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thohawiyah hal. 323-324 berkata, “… dan hal ini disesuaikan dengan keadaan orang yang berhukun tersebut : Jika dia meyakini bahwa berhukum dengan apa yang diturunkan Allah tidaklah wajib dan bahwa dia diberikan pilihan dalam hal itu atau karena dia menghinakannya (hukum Allah) dalam keadaan dia tetap meyakini bahwa hal itu adalah hukum Allah, maka ini adalah (kekafiran) akbar. Dan jika dia meyakini wajibnya berhukum dengan apa yang Allah turunkan dan dia mengetahui hal itu (hukum Allah) dalam perkara ini, tapi dia berpaling darinya bersamaan dengan itu dia mengakui bahwa dirinya berhak mendapatkan siksaan maka dia adalah pelaku maksiat dan dikatakan kafir secara majaz (ungkapan) atau kufur ashghar. Dan jika dia tidak mengetahui hukum Allah di dalamnya (perkara tersebut) padahal dia telah mengerahkan seluruh usaha dan kemampuannya untuk mengetahui hukum perkara itu tapi dia salah, maka dia adalah orang yang tidak sengaja bersalah, baginya satu pahala atas ijtihadnya dan kesalahannya dimaafkan”.

hajime_saitoh
20-06-2011, 10:20 AM
dari pendapat ulama diatas bisa kita tarik kesimpulan berhukum dengan selain hukum islam itu ada dua.

1. berhukum dengan selain hukum Islam tapi tetap menganggap hukum Islamlah yang terbaik. maka ini dikatakan sebagai pelaku maksiat
2. berhukum dengan selain hukum Islam dan mengatakan hukum tersebut lebih baik dari hukum islam maka dapat dikatakan dia murtad atau kafir.

jadi ya wajar saja lah pemikiran Abu Baasyir dia tidak mau jadi satu dari dua golongan diatas. toh dia sudah banding. dan yang nentuin pemerintah. ntar gimana hasilnya ya kita liat aja

hajime_saitoh
20-06-2011, 10:22 AM
dari pendapat ulama diatas bisa kita tarik kesimpulan berhukum dengan selain hukum islam itu ada dua.

1. berhukum dengan selain hukum Islam tapi tetap menganggap hukum Islamlah yang terbaik. maka ini dikatakan sebagai pelaku maksiat
2. berhukum dengan selain hukum Islam dan mengatakan hukum tersebut lebih baik dari hukum islam maka dapat dikatakan dia murtad atau kafir.

jadi ya wajar saja lah pemikiran Abu Baasyir dia tidak mau jadi satu dari dua golongan diatas. toh dia sudah banding. dan yang nentuin pemerintah. ntar gimana hasilnya ya kita liat aja