PDA

View Full Version : Tahun 2011 Mobil Pribadi "Minum" Subsidi BBM Rp77,9 Triliun



tsu
09-04-2012, 04:53 PM
JAKARTA - Mencengangkan! Konsumsi BBM subsidi mobil pribadi tahun lalu mencapai Rp 77,9 triliun. Tak heran target subsidi BBM sebesar Rp 129,7 triliun nyatanya membengkak hingga Rp 165,2 triliun.

"Tahun ini akan bertambah parah dengan maraknya peralihan pengguna BBM nonsubsidi ke BBM Bersubsidi akibat tingginya disparitas harga," kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Suroyo Alimoeso dalam keterangan persnya, Senin (9/4).

Dijelaskan, sepanjang tahun 2011, kendaraan mobil pribadi menguras APBN hingga Rp 77,9 triliun. Hal ini membuat beban subsidi BBM yang sebelumnya ditarget sebesar Rp 129,7 triliun membengkak hingga Rp 165,2 triliun atau 127,4 persen. Parahnya, angkutan umum hanya mengkonsumsi tiga persen, sedangkan mobil barang empat persen.

"Sisanya dikonsumsi sepeda motor 40 persen dan mobil pribadi 53 persen," tambahnya.

Jika dirupiahkan, angkutan umum hanya kebagian sekitar Rp 4,1 triliun dan mobil barang Rp 5,9 triliun. Sedangkan untuk sepeda motor menghabiskan Rp 58,8 triliun dan mobil pribadi menguras APBN hingga Rp 77,9 triliun.

”Total untuk kendaraan pribadi menguras APBN 2011 sebesar Rp 136,7 triliun,” ucapnya.

Sementara itu Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo menyatakan, ketika BBM subsidi mencapai Rp 6.000/liter, banyak masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum termasuk bus Transjakarta. Namun, begitu kenaikan harga BBM bersubsidi ditunda, orang kembali naik kendaraan pribadi lagi.

"Kita bisa berkaca pada program konversi minyak tanah ke BBG (elpiji). Mohon diingat pengalihan minyak tanah ke elpiji di masa lalu menghemat lebih dari Rp 50 triliun per tahun. coba saat ini ada tidak yang mau menggunakan minyak tanah untuk memasak kalau ada elpiji? Program konversi BBM ke BBG tidak akan berhasil selama premium harganya Rp 4.500 per liter," tandasnya. (esy/jpnn)


saus (http://www.jpnn.com/read/2012/04/09/123609/2011,-Mobil-Pribadi-Minum-Subsidi-BBM-Rp77,9-Triliun-)

err..... me in blame ? saya juga termasuk peminum subsidi,walopun mobil saya ini Civic 1981
;D;D

Fere
09-04-2012, 05:01 PM
tsu.. civic 81, bukannya gampang haus tuh.. ;D

porcupine
09-04-2012, 05:03 PM
Ganti keluaran 2012 dong Tsu biar hemat ::hihi::

tsu
09-04-2012, 05:16 PM
@Fere, ndak lah, Civic Excellent 81, 1300cc, irit bo, klo di jalan lempeng bisa saingan sama Jazz, 1:19 hehehehehe

@cupine, duid darimana pineeeeeee ;D apa perlu keluarin kredit palsu aja yah, biar bisa beli Civic Type R ;D:D
besok bisa tidur di prodeo ;D;D

btw, klo nggak salah dulu ada batasan mobil 2005 keatas harus beli pertamax yah ? (mobilnya anak2 kaskus ;D ) itu emang aturan ato cuman meme aja ?

itsreza
09-04-2012, 05:40 PM
^^
ga sanggup implementasinya, ribet ;D

pemerintah bisanya mainin opini lewat berita aja
faktanya kan memang subsidi BBM besar, daripada
sekedar merilis angka, kurangi saja subsidi BBM
dan tekan kebocoran anggaran.

tsu
09-04-2012, 05:49 PM
betul reza, dulu saya sempet bingung, apa klo di pom bakalan disuruh nunjukin STNK dulu baru boleh isi bensin ;D

BundaNa
09-04-2012, 06:03 PM
kalo mesti dinaekin gpp lah, itung2 jg ngurangi polusi krn mungkin banyak yg b'alih ke angkutan umum

itsreza
09-04-2012, 07:12 PM
@tsu, kalau harus pakai STNK ribet banget
dulu sih sempat diwacana dan diujicobakan penggunaan RFID
tapi tetep, ga sanggup implementasinya, ribet ;D

surjadi05
09-04-2012, 07:28 PM
saus (http://www.jpnn.com/read/2012/04/09/123609/2011,-Mobil-Pribadi-Minum-Subsidi-BBM-Rp77,9-Triliun-)

Sementara itu Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo menyatakan, ketika BBM subsidi mencapai Rp 6.000/liter, banyak masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum termasuk bus Transjakarta. Namun, begitu kenaikan harga BBM bersubsidi ditunda, orang kembali naik kendaraan pribadi lagi.


;D;D

gw cuma mau quote yg ini doank, err premium 6000, orang naik angkutan umum, my arse, emang naik angkutan umum aman apa, kok bisa jadi wakil mentri pak widjajono ini::arg!::::arg!::::doh::

Ronggolawe
09-04-2012, 07:38 PM
guru besar jurusannya si Rumus tuh ::arg!::::arg!::::arg!::

AsLan
09-04-2012, 08:02 PM
orang berpikir bahwa subsidi itu artinya dibayari oleh pemerintah, padahal subsidi itu ya pakai uang rakyat sendiri.

jadi, orang yg bayar pajak mensubsidi pemilik mobil.

tsu
09-04-2012, 08:30 PM
loh, nggak Lan

pajak ditarik, lalu di miliki pemerintah, jadi pajak itu MILIK pemerintah
lalu pemerintah mensubsidi BBM

jadi bener, BBM disubsidi pemerintah ;D

*kabur*

AsLan
09-04-2012, 08:33 PM
pemerintah kan wakil rakyat, kalo wakilnya disuruh nombokin duit bensin kan kasian tar mereka jadi miskin... ::ungg::
coba apa kamu mau diwakili oleh orang miskin ? ::bwekk::

choodee
09-04-2012, 08:41 PM
Tetap pertanyaan mendasar yg bikin gw bingung, negara penghasil minyak kok minyaknya perlu disubsidi? ;D

tsu
09-04-2012, 08:44 PM
wakil rakyat tuh DPR Lan ;D
klo pemerintah yang menjalankan negara

ok sekarang serius
subsidi BBM yang dibiayai oleh pemerintah (dari berbagai sumber termasuk pajak) memang sudah waktunya di hapus, beban negara terlalu berat
tapi coba dong dilihat sumber2 negara lain yang selama ini bocor
jangan BBM dijadikan alasan pengencangan ikat pinggang

so.....

BBM naik karena subsidi ilang, tapi ...
sektor perijinan dan birokrasi, sektor sarana dan prasarana, sektor keamanan diperbaiki - saya rasa ini bisa menenangkan para pengusaha
sektor public transport, jalan raya, keamanan jalan dibenahi - saya rasa ini bisa menenangkan rakyat kebanyakan

just my Rp2 ;)

Ronggolawe
09-04-2012, 09:22 PM
gw sudah 7 tahun pake Pertamax/Shell Super...

E = mc˛
09-04-2012, 09:46 PM
@choodee: buat dapetin minyak, perlu berbagai biaya mulai dr eksplorasi, produksi, pengolahan dan distribusi. mata rantainya terlalu panjang--apalagi kalau melibatkan joinan dg perusahaan asing--belum masalah tilep sana-sini. intinya sih mahal (sebagai gambaran, harga bikin sumur minyak yg belum tentu ngehasilin da berlokasi di darat, sekitar 2-4juta dollar per lubang. itu cuma bikin lubangnya doang, belum fasilitas lain, dan belum tentu ngehasilin. sumur di lepas pantai lebih mahal lagi, bisa membengkak jadi 20x lipat bahkan lebih--tahun kemarin exxon ngebor 2 biji di selat makasar, gagal semua :ninja:). Jadi misal harga mulai dr eksplorasi sampai distribusi dibungkus siap jual itu mentoknya di Rp10rb/liter. Kalau di jual ke masyarakat seharga itu, yah tewas karena pendapatan masyarakat endonesa masih dibawah rata-rata (mayoritas). makanya perlu disubsidi, pemerintah bayar 6ribu, rakyat bayar 4ribu. Dari mana pemerintah ambil yg 6ribu? yah dari dana pembangunan yg seharusnya dipake buat biaya sekolah, kesehatan, dll. Kadang dana subsidi make utang luar negeri juga.

Kalo produksi minyak gede, besarnya biaya produksi tertutupi dg selisih minyak yg diekspor dan memberikan laba. Masalahnya, endonesa bukan negara pengekspor minyak lagi (udah keluar dr OPEC), jumlah minyak yg diproduksikan lebih sedikit drpgd minyak yg dikonsumsi. Harus ngimpor buat menutupi kekurangan kebutuhan. Ditambah subsidi yg 6ribu tadi ditambah biaya buat beli, beban negara makin cekak. Karena gak mungkin lg ngambil dana buat pembangunan, yah kepaksa yg 6ribu (subsidi) dicabut. Dan di endonesa, karena rakyat terbuai disubsidi (apalagi pas kampanye Sebeye, digembar-gemborkan bahwa harga BBM diturunkan 3x), pada gak terima kalo BBM kembali dinaikan. Coba dulu gak diturunkan (toh bakal gak ada yg protes besar2an), beban subsidi gak segede sekarang. Saya lupa itung2annya--bukunya tertinggal di bandung--, yg jelas harga produksi BBM per liternya hampir 3x harga BBM yg dijual sekarang.

buat negara-negara timur tengah yg produksinya ujubileh--produksi di SATU saja lapangan minyak besar di arab beberapa hari bisa setara dg produksi total setahun endonesa-- yah gak masalah dg biaya produksi karena tertutup untung ekspor. makanya di negara2 timur tengah, harga BBM sangat murah-murah, ada yg nyampe 400 perak seliternya...

choodee
09-04-2012, 09:58 PM
Rumus... I want to kiss your brain %kis

Di pemerintahan itu ga ada ahli ekonomi mumpuni kah? Kalo gaya pemerintahan modal tebar pesona mulu bisa jadi zimbabwe kedua ini ::grrr::

E = mc˛
09-04-2012, 10:13 PM
kalo ahli ekonomi mumpuni banyak banget. dulu kan pak propesor siapa tuh yg sampei jd staf ekonomi dewan umum PBB (bukan sri mulyani). cuman kepentingan ekonomi disingkirkan demi kepentingan politik... you know lah, kelanjutan ceritanya gimane...

tsu
09-04-2012, 10:48 PM
Rumus... I want to kiss your brain %kis

:

kok saya kebayang hannibal lecter yah...... ;D

@rumus, satu sumur berapa lama umurnya? pernah ada yang bilang, klo indo cuman ngandelin sumur2 tua, bisa2 ga ada minyak yang bisa di sedot

E = mc˛
09-04-2012, 11:04 PM
kalo masalah umur sih tergantung persediaan di bawah. ada yg langsung dibor langsung tutup karena gak ada isinya--seperti proyek exxon itu yg ampe general manager utk endonesanya digetok superboss di amrik ;D--ada yg puluhan tahun warisan belanda. sumur2 lapangan tua pertamina ada yg masih bertahan dr tahun 40an, cuman 99.99% isinya udah air semua tapi masih tetap dipaksa diproduksikan karena minyak mahal (dr seember cairan yg keluar, cuma sesendok minyaknya, itupun dg pengolahan yg ribet, biaya produksi makin mahal, beban subsidi makin berat. Lapangan Minas yg dibanggakan endoensa yg dikelola Chevron sekarang, produksi udah 95-99.99% air, air yg keluar dipompakan kembali ke dalam tanah). Dari sumur2 yg udah ada saja, secara ekonomis tetap dipaksakan berproduksi sehingga menambah beban biaya produksi.

alternatif lainnya, cari lapangan baru. tentu saja utk nyari lapangan baru bukan perkara gampang. hampir semua potensi endonesa udah terpetakan dan diambil, yg masih berprospek itu daerah2 laut dalam. cuman resiko biayanya terlalu besar buat perusahaan endonesa, apoalagi setelah kegagalan exxon itu, perusahaan lain makin tambah parno eksplorasi di laut dalam (perusahaan total langsung nge-pending proyek laut dalam mereka). utk cari lapangan baru, harus maen gali secara "trial & error" (gak murni coba2 sih, ada studi rumitnya). kalo dapet yah syukur. kalo nggak, yah nombok. dan biaya "gagal" ini tetep dimasukan ke biaya produksi perusahaan. makanya ditambah harga minyak impor yg makin mahal, harga produksi pun makin tinggi. beban subsidi makin berat, sementara kebutuhan2 primer buat pembangunan (pendidikan+kesehatan) makin terus menghimpit.

dan bayangkan jika semua itu ditambah faktor korupsi. sama sekali gak ada harapan buat endonesa ;D

Ronggolawe
09-04-2012, 11:25 PM
Masalah utamanya adalah Pertamina selama pulu
han tahun cuma jadi perusahan cap stempel doang.
Alih-alih maju, dan mengambil alih penguasaan la
dang-ladang minyak di Indonesia, saat perusahaan
perusahaan asing itu habis masa konsensinya, Per
tamina senantiasa menjadi sapi perahan banyak pi
hak, tanpa peningkatan kemampuan.

Salah seorang senior si Rumus, yang saat ini beker
ja pada perusahaan minyak asal negeri Jiran pernah
bercerita ke gw, kalau perusahaannya sekarang se
dang mengembangkan ladang minyak lepas pantai
di Selat Makasar. Ladang minyak ini pernah dieksplo
rasi oleh perusahaan asing asal Amerika, namun ti
dak dilanjutkan sampai proses lifting, karena dipan
dang tidak feasible.

yang jadi masalah, dia bercerita, bahwa ternyata
peta hasil survei perusahaan amrik tersebut sudah
dimanipulasi. Hasil survei mereka menemukan bebe
rapa cekungan yang feasible untuk dilanjutkan sam
pai proses lifting, namun pada peta peninggalan pe
rusahaan amrik tersebut, tidak ada cekungan.

E = mc˛
10-04-2012, 12:04 AM
kalo masalah data yg dihilangkan pas pergantian kontrak kerja sama mah udah biasa, banyak bgt dan udah jadi nasib. pas saya proyekan dosen nanganin produksi perusahaan 3 warna yg ngelola lapangan bekas perusahaan amrik, hampir semua data penting selama masih dikelola perusahaan asing itu "hilang", terutama data produksi. kalau data produksi sebelumnya gak jelas, kan kita gak tahu berapa banyak minyak yg udah diambil, dan berapa yg mestinya diberikan kepada pemerintah, berapa tuh pundi-pundi yg "menguap" dan seharusnya menjadi hak endonesa :ninja:

bahkan utk data "sepele" seperti data titik didih minyak, itu "ilang", sehingga perusahaan 3 warna itu harus ngasih sampel ulang ke lemigas. dan biaya buat ngetes itu sangat lumayan sekali...

---------- Post added at 11:04 PM ---------- Previous post was at 10:37 PM ----------

@Om Surjadi, ini ada itung2an bapak wamen dan penghematan BBM vs tranportasi umum itu. saya copasin utuh2 dr milis jurusan deh ;D
catatan: B/H = barrel/hari

Bangsa Yang Hemat dan Cerdas
Oleh: Widjajono Partowidagdo (Pendapat Pribadi)

Perlu diketahui bahwa Pendapatan Pemerintah dari minyak kita habis untuk subsidi harga BBM. Produksi minyak 930.000 B/H dan harga minyak $ 105/B dan kurs Rp 9.000/ $ menghasilkan Pendapatan Pemerintah sebesar: 60% x 930.000 B/H x 365 H/Tahun $ 105/B x Rp 9.000/$ = Rp 205 Trilyun. Subsidi BBM dengan asumsi harga BBM naik Rp 1.500/l untuk harga minyak $ 105/B adalah Rp 137 Trilyun dan kalau harga BBM tidak naik maka subsidinya Rp 178 trilyun. Dengan subsidi listrik Rp 60 Trilyun yang diakibatkan oleh naiknya harga BBM mengakibatkan seluruh Pendapatan Pemerintah dari minyak hampir habis (sisa Rp 8 Trilyun) untuk subsidi harga BBM apabila harga BBM dinaikkan Rp 1500 /l dan apabila harga minyak tidak dinaikkan maka kurang Rp 33 Trilyun. Asumsi harga minyak $ 90/B (APBN 2012) membutuhkan subsidi $ 123 Trilyun. Artinya kenaikan harga $15/B mengakibatkan kenaikan subsidi Rp 55 trilyun atau setiap 1$/B mengakibatkan defisit 55/15 atau Rp 3,67 Trilyun. Bayangkan kalau harga minyak naik $ 25/B atau lebih. Sehingga kita harus serius melakukan penghematan.

Penghematan yang serius dapat dilakukan dengan penghematan subsidi harga BBM dimana subsidi lebih diutamakan untuk yang membutuhkan, penghematan pemakaian energi baik dengan teknologi maupun penggunaan transportasi umum maupun memakai energi non BBM yang lebih murah dan tersedia di dalam Negeri sebagai berikut:

1. Perlu peraturan bahwa Pertamax wajib untuk mobil pribadi 1500 cc keatas.

2. Perlu peraturan bahwa Premix wajib untuk mobil pribadi dibawah 1500 cc. Premix adalah campuran 50% Premium dan 50% Pertamax dengan harga rata2nya. Cara lain adalah mobil pribadi dibawah 1500 cc harus membeli Pertamax dulu sebelum membeli Premium dalam jumlah yang sama di SPBU.

3. Perlu peraturan bahwa Premium hanya untuk Angkutan Umum dan Sepeda Motor.

4. Penghematan untuk bensin sampai diatas 30 % oleh HHO dengan alat seharga Rp. 800 ribu ditemukan oleh Prof. Djoko Sungkono dari ITS.

5. Penghematan untuk diesel dengan larutan Penghemat BBM SF Turbo 1 ditemukan oleh Pak Faisal dari Palembang. Ini bagus untuk transportasi umum dan truk, termasuk truk batubara.

6. Penggunaan tabung LPG 3 kg untuk nelayan melaut perlu disebar luaskan.

7. Transportasi umum mobil ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya supaya masyarakat mau pindah dari menggunakan kendaraan pribadi pada hari-hari kerja ke transportasi umum dan hanya menggunakan pada akhir pekan. Busway di Jakarta memerlukan armada yang jauh lebih banyak.

8. Pemakaian kereta api ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya baik untuk dalam kota maupun antar kota termasuk untuk angkutan barang dan batubara.

9. Medco memberi converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga keekonomian CNGnya Rp 4.100/l (kalau disubsidi Rp 1000 maka harganya Rp 3100) untuk stafnya dan menyediakan bus kantor untuk pegawainya. Kalau kebanyakan perusahaan berperilaku seperti Medco maka Jakarta tidak macet. Daerah luar Jawa penghasil Migas bisa beralih ke BBG lebih cepat.

10. Perlunya penghematan pemakaian listrik dengan memakai lampu dan peralatan hemat energi dan mematikannya apabila tidak diperlukan.

11. Kamis 5 April 2012 Wakil Menteri Perhubungan dan penulis mengunjungi SPBG di Surabaya. Pak Marsaid, Technic & Operation Director CNG pemilik SPBG (Mother Station) menjelaskan bahwa SPBU dapat digunakan untuk Daughter Station BBG dengan mengijinkannya menjual BBG. Untuk itu hanya dibutuhkan lahan 3m x 6m buat menaruh trailer dan dispenser. Keuntungan dibagi antara Mother (Ibu) dan Daughter (Putri) Stations. Pak Marsaid juga menganjurkan Subsidi Rp 1000 per Isp (liter setara premium) untuk CNG supaja harga jualnya masih menarik walaupun harga BBM subsidi Rp 4500. Subsidi gas Rp 1000 jauh lebih menghemat dari subsidi BBM Rp 5000 (harga Premium tanpa subsidi Rp 9500). LNG dari luar Jawa dapat diterima oleh trailer2 LNG (tanpa diregasifikasi menjadi CNG) di pelabuhan. Mengangkut LNG (cair) ke konsumen membutuhkan ruangan lebih sedikit dari mengangkut CNG. Juga dianjurkan menggunakan LNG untuk Truk maupun transportasi umum jarak jauh di Jawa, Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Mohon diingat bahwa pengalihan minyak tanah ke LPG dimasa lalu menghemat lebih dari Rp 50 Trilyun per tahun. Saat ini tidak ada yang mau menggunakan minyak tanah untuk memasak apabila ada LPG.

12. Memaksimalkan pemanfaatan batubara, panasbumi, air, bioenergi untuk listrik dengan diatasi kendala2nya. Harap diingat bahwa biaya listrik dari batubara, panasbumi dan air hanya seperempat biaya listrik dari BBM.

13. 11 Maret 2012 Wakil Menteri Pertanian dan penulis mengunjungi Pesantren Sunan Drajat di Lamongan dan melihat pengembangan Kemiri Sunan disana. Kemiri Sunan ini disamping baik untuk penghijauan sehingga mencegah banjir dan tanah longsor juga buahnya bisa dibuat biodiesel yang dapat menjadikan suatu desa disamping asri juga mandiri energi. Pesantren mempunyai jaringan di seluruh Indonesia dan menurut informasi jumlahnya sekitar 20.000 di Indonesia. Memaksimalkan pemanfaatan kemiri sunan untuk reklamasi tambang, penghijauan dan energi (biodiesel).

14. Memaksimalkan pemanfaatan energi surya, angin, arus laut, mikro hidro untuk daerah2 terpencil terutama Indonesia Bagian Timur.

15. Akan lebih banyak uang yang dihemat apabila kita bisa meminimalkan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), mengoptimalkan Penerimaan Pemerintah dan mengefisienkan Pengeluaran Pemerintah.


Kesimpulan

Dulu waktu harga BBM Rp 6.000/ l sudah banyak yang berpindah ke busway dan transportasi umum. Begitu harga BBM Rp 4.500/l maka kembali naik kendaraan pribadi lagi. Orang tidak menghemat energi tetapi menghemat uang. Program konversi minyak tanah ke BBG berhasil karena subsidi minyak tanah dihilangkan. Program jarak pagar dan konversi premium ke BBG belum berhasil karena premium harganya Rp 4.500/l (disubsidi).

Kalau seseorang menyikapi kenaikan harga BBM dengan arif maka pengeluarannya justru berkurang kalau di hari-hari kerja dia menggunakan transportasi umum dan hanya menggunakan mobil pribadi di akhir pekan atau silaturahmi. Pengguna transportasi umum adalah Patriot karena menghemat uang negara, menghemat energi dan polusi.

Penghematan pemakaian Premium diatas 30% dengan memakai HHO seperti dengan alat seharga Rp 800 ribu yang disediakan Prof. Djoko Sungkono dari ITS perlu dan cara penghematan energi lain dan budaya hemat energy perlu digalakkan. Penggunaan tabung LPG 3 kg untuk nelayan melaut perlu disebar luaskan.

Naiknya harga BBM justru akan menyebabkan energi lain yaitu batubara, gas, panasbumi, air dan bioenergi dan energi baru (Misal: Coal Bed Metane dan Shale Gas) dan terbarukan lainnya banyak dibutuhkan dan diproduksikan yang akan memberikan lapangan kerja, penghasilan dan pertumbuhan ekonomi serta berkembangnya daerah-daerah terutama di luar Jawa.

Ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian. Tidak menggunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana. Mengkonsumsi energi yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi energi murah yang kita miliki adalah kebodohan. Cara meminimalkan subsidi BBM untuk transportasi dan listrik adalah dengan sesedikit mungkin memakai BBM. Akibatnya, Indonesia mempunyai dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi Negara Terpandang di Dunia. Dengan mengurangi ketergantungan kepada BBM maka Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik.

danalingga
10-04-2012, 12:16 AM
Gue heran juga sih, kenapa kita sangat tergantung pada minyak padahal kita itu kaya sumber energi lain seperti batubara, gas, panas bumi, biofuel, sampai matahari.

ga_genah
10-04-2012, 12:19 AM
Tetap pertanyaan mendasar yg bikin gw bingung, negara penghasil minyak kok minyaknya perlu disubsidi? ;D

bukan hanya karena kurangnya esplorasi
tp masalah dan campu tangan politik sptnya berperan penting
campur tangan luar "mungkin" punya pengaruh yg tidak kita disadari jg
sedikit video dapat linknya dari milist

http://www.youtube.com/watch?v=ILvmxMjIGSI

E = mc˛
10-04-2012, 12:23 AM
tulisan lain buatan bapak Wamen yg bisa membuka mata terhadap berbagai potensi yg keliru: *Ca, rapihin dong tabelnya, males ngedit ;D*

Kesalahan Persepsi dan Potensi Energi di Indonesia
Oleh: Widjajono Partowidagdo

Kesalahan Persepsi
Terdapat beberapa kesalahan persepsi mengenai energi di Indonesia diantaranya: 1. Indonesia adalah Negara yang kaya minyak, padahal tidak. Kita lebih banyak memiliki energi lain seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), shale gas, panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya, 2. harga BBM (Bahan Bakar Minyak) harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang, 3. investor akan datang dengan sendirinya tanpa perlu kita bersikap bersahabat dan memberikan iklim investasi yang baik, padahal tidak 4. peningkatan kemampuan Nasional akan terjadi dengan sendirinya tanpa keberpihakan Pemerintah, padahal tidak. 5. Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia, padahal tidak. Berikut dibahas satu per satu.

1. Potensi Energi Nasional 2010 (Sumber: ESDM 2011) diberikan pada Tabel 1 yang terdiri dari energi fosil dan energi non fosil. Terlihat bahwa cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 3,7 milyar barel. Justru, kita lebih banyak memiliki energi non minyak.

Tabel 1 Potensi Energi Nasional 2010
No | ENERGI FOSIL (TIDAK TERBARUKAN) | SUMBER DAYA | CADANGAN TERBUKTI | POTENSIAL (Probable+Possible) | PRODUKSI (per Tahun)
1. Minyak Bumi (milyar barel) | 56,6 | 3,7 | 4,3 | 0,346
2. Gas Bumi (TSCF) | 334,5 | 112,4 | 57,6 | 2,9
3. Batubara (milyar ton) | 161.3 | 17.8 | 10.2 | 0,254
4. Coal Bed Methane/CBM (TSCF) | 453 | - | - | -
5. Shale gas (TSCF) | 574 | - | - | -
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru dan Termasuk Blok Cepu
1 BOE = 6 MSCF gas, 1 Ton Batubara = 3,8 BOE

NO | ENERGI TERBARUKAN | SUMBER DAYA (SD) | KAPASITAS TERPASANG (KT) | RASIO KT/SD (%)
1. Tenaga Air | 75,670 MW | 5,705.29 MW | 7.54
2. Panas Bumi | 29,038 MW | 1,189 MW | 4.00
3. Mini/Mikro Hydro | 769.69 MW | 217.89 MW | 28.31
4. Biomass | 49,810 MW | 1,618.40 MW | 3.25
5. Tenaga Surya | 4.80 kWh/m2/day | 13.5 MW | -
6. Tenaga Angin | 3 – 6 m/s | 1.87 MW | -
7. Uranium | 3.000 MW (e.q. 24,112 ton) for 11 years*) | 30 MW | 1.00
*) Hanya di Kalan – West Kalimantan
Sumber ESDM 2011

2. Tahun 2011 Indonesia memproduksi minyak 902 ribu B/D (barel per hari), gas 1,5 juta B/D (ekivalen minyak) dan batubara 3,4 juta B/D. Indonesia mengekspor minyak 361 ribu B/D dan mengimpor minyak 272 ribu B/D dan BBM 499 ribu B/D, gas 797 ribu B/D dan batubara 2,4 juta B/D. Cadangan terbukti gas (18,7 milyar BOE) lima kali cadangan terbukti minyak dan cadangan terbukti batubara (67,8 milyar BOE) delapan belas kali. Cadangan terbukti minyak kita hanya 3,7 milyar barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia. Sebagai Negara net importer minyak dan yang tidak memiliki cadangan terbukti minyak yang banyak, kita tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah.

Negara2 Amerika Latin yang anti Neolib seperti Brasil, Argentina dan Chili BBM nya tidak disubsidi, akibatnya BBN (Bahan Bakar Nabati) dan Industri Nasional (mobil, pesawat, senjata dan pertanian) nya berkembang. Bahkan Brasil sekarang menjadi Negara Idola disamping Rusia, India, Cina dan Korea (BRICK) . Brasil bahkan sudah menguasai Teknologi Migas Lepas Pantai disamping Cadangan dan produksi minyaknya meningkat pesat. Petrobras adalah Perusahaan Migas terpandang di Dunia. Di India dan Pakistan maupun Cina dan Vietnam (Komunis) tidak ada subsidi BBM tetapi transportasi umum disubsidi sehingga nyaman dan Industri Nasionalnya meningkat pesat. BBM murah hanya diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah seperti Arab Saudi, Irak, Lybia dan Venezuela. Bahkan harga bensin di Iran ($ 0,67/l) yang cadangan minyaknya 138 milyar barel lebih mahal dari di Indonesia ( $ 0,59/l) karena mereka mengutamakan gas untuk transportasi.

3. Supaya Investor datang di Indonesia perlu:
a) Sistem Fiskal yang lebih menjamin keuntungan atau mengurangi resiko kontraktor dengan memberikan bagian pemerintah atau GT (Government Take) yang kecil untuk R/C (Revenue/Cost) yang kecil dan GT yang besar untuk R/C yang besar.
b) Meningkatkan Kualitas Pelelangan dan Informasi Wilayah Kerja yang ditawarkan (dengan studi Geofisika dan Geologi yang lebih baik) supaya diperoleh Perusahaan-perusahaan yang Bonafide.
c) Meningkatkan Iklim Investasi dengan Regulasi dan Birokrasi serta Koordinasi antar Institusi dan Birokrat yang mendukungnya. Perlu diatasi permasalahan- permasalahan yang terdapat di daerah operasi, yaitu: Pembebasan Tanah, Kehutanan, Perijinan dan biokrasi, Desentralisasi, Koordinasi.
d) Meningkatan kualitas aturan hukum, stabilitas politik, kepastian regulasi, sistem birokrasi dan informasi di lingkungan ESDM dan koordinasi antar institusi terkait (Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Bappenas, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri dan lain lain) serta antar Pusat dan Daerah dan antar Daerah.

4. Peningkatan Kemampuan Nasional akan terjadi apabila terdapat keperpihakan pemerintah misalnya untuk kontrak-kontrak yang sudah habis maka pengelolaannya diutamakan untuk perusahaan nasional dengan mempertimbangkan program kerja, kemampuan teknis dan keuangan. Tidak tertutup kemungkinan tetap bekerjasama dengan Operator sebelumnya. Hal lain yang perlu dilakukan adalah pinjaman dari bank nasional untuk membiayai kegiatan produksi energi nasional dengan kehati-hatian. Perlu ditingkatkan partisipasi Indonesia untuk kegiatan migas Internasional.

5. Produksi minyak (2011)= Q = 900.000 B/D; Revenue ($/D) = R = Q x P = 900.000 P; Harga Minyak ($/B) = P = $105/B ; Impor = 770.000 B/D yang terdiri dari 270.000 B/D minyak mentah dan 500.000 B/D BBM; Recoverable Cost = RC = 0,25 R; Equity to be Split = ES = R - CR = R - 0,25 R = 0,75 R; Penerimaan Pemerintah ($/D) = GT = 0,85 ES = 0,85 x 0,75 R = 0,63 R = 0,63 x 900.000 P = 567.000 P sedangkan Impor = 770.000 P. Sehingga, kita defisit ($/hari) sebesar 213.000 P atau ($/tahun) 213.000 x 365 P = $ 78 P juta/tahun = $ 78 x 105 juta/tahun = Rp 78 x 105 x 9.000 juta/tahun = Rp 74 Trilyun apabila harga minyak $105/B (Asumsi APBN-P).

Potensi Energi Indonesia

Akibat terobosan teknologi di CBM (gas di lapisan batubara dengan dewatering atau memproduksikan air lebih dulu) dan di shale gas (gas yang tertinggal di batuan induk dengan fracturing atau merekahnya) menyebabkan Amerika Serikat kebanjiran gas. Apabila Indonesia menerapkan teknologi tersebut maka akan mempunyai kesempatan yang sama. Batubara juga bisa diubah menjadi gas dan cairan. Biaya listrik di Sumatera Selatan Rp 800/kWh karena memakai gas dan batubara sedangkan di Sumatera Utara Rp 3.500/kWh karena memakai BBM. Potensi panasbumi Indonesia terbesar di dunia yaitu 29 GW, potensi airnya 76 GW dan potensi biomass 50 GW. Sulawesi selatan mempunyai danau Poso dengan potensi 900 MW yang kalau dikembangkan membutuhkan biaya Rp 800/kWh, tetapi saat ini 90 MW pembangkit listriknya sebagian besar memakai BBM dengan biaya Rp 3.500/kWh. Seharusnya, sedapat mungkin kita tidak menggunakan BBM untuk listrik.
Perbandingan Penerimaan Negara dan Penerimaan Perusahaan untuk Migas (Teoritis):
Untuk Minyak: RPN/NPM = 85/15 = 5,67
Untuk Gas ; RPM/NPM = 70/30 = 2,33

Penerimaan Pemerintah dibandingkan penerimaan perusahaan dari Batubara turun dari PKP2B (sekitar 1,7) menjadi IUP (0,54) yang jauh lebih kecil dari Gas (2,33) apalagi Minyak (5,67) walaupun perlu disadari bahwa Biaya Batubara dibandingkan Pendapatan lebih besar (sekitar 0,6) dibandingkan Migas (0,25). Penerimaan Negara dari Mineral sekitar 0,7 dari Penerimaan Perusahaan untuk Biaya Mineral sekitar 0,3 Pendapatan. Penerimaan Negara 2011 dari Minyak (Produksi 902 juta BOPD) adalah Rp 177,3 Trilyun. Penerimaan dari Gas (Produksi 1,5 juta BOPD) adalah 95,1 Trilyun. Penerimaan Negara dari Batubara (Produksi 2,4 juta BOPD) adalah Rp 65,5 Trilyun. Penerimaan Negara dari Mineral adalah 11,9 Trilyun sehingga Total dari Pertambangan Mineral dan Batubara Rp 77,9 Trilyun. Akibatnya, Migas di Indonesia kurang menguntungkan dibandingkan Mineral dan Batubara buat Pengusaha.

Ronggolawe
10-04-2012, 01:15 AM
Sejak 2005-2006 Busway BBG sudah berseliweran
di jalur Pulo Gadung - Harmoni... kita mengenal ju
ga Bajaj BBG yang berwarna biru. Tahun 2008-20
09 Pemerintah berhasil memaksakan konversi Mi
nyak Tanah ke Elpiji.

Sejak 20tahun lalu, lewat berbagai sumber di kan
tor bokap gw, gw mendapatkan informasi, bahwa
kurang dari 20 tahun lagi, Indonesia akan menjadi
negara importir minyak.

sebenarnya pertanyaan gw simple saja, Mus. Kena
pa selama belasan tahun pemerintah tidak memba
ngun infrastruktur untuk konversi BBM ke BBG? Dan
gw yakin, itulah pertanyaan mendasar kelas mene
ngah yang masih peduli pada negeri ini.

Ketika Pemerintah lalai dan gagal mengantisipasi,
sekarang rakyat yang ditekan dengan pencabutan
subsidi.

dan hentikan omong kosong subsidi tepat guna, le
wat BLT, pengalihan untuk membangun infrastruk
tur dll, itu semua cuma omong kosong pencitraan.

biar ngga dibilang cuma bisa komen, gw coba kasih
satu solusi sederhana, yang penting aparat penegak
hukum mau menjalankan dengan ketat. Bikin aturan
jalur khusus motor, jalur khusus angkutan umum, dan
jalur khusus mobil non-Angkutan umum pada semua
SPBU Pertamina.

pada jalur khusus mobil non-angkutan umum, hanya
disediakan dispenser non-subsidi. selama ini pengguna
sepeda motor bisa tertib antri puluhan meter di dispen
ser khusus motor, gw yakin pengguna mobil non-angku
tan umum tentu bisa dong tetap di jalurnya, apalagi
biasanya ada banyak dispenser untuk memanjakan pa
ra pengguna mobil non-angkutan umum.

gw jamin, penggunaan Premium akan menurun, sebalik
nya penggunaan pertamax akan meningkat.

BundaNa
10-04-2012, 04:52 AM
iya tuh, di SPBU rata2 motor tertib di jalurnya. mobil bisa kali ditertibkan jg. pertama pasti berat, tp bisa deh lama2

tsu
10-04-2012, 09:08 AM
@rumus, saya jadi pengen tau, cadangan gas alam kita emang gede yah ? kok semuanya pada getol konversi ke gas

daripada LNG/LPG kok nggak ngembangin sumber energi yang lain, kaya biofuel, waterbased fuel, dll, kayanya udah banyak tuh yang coba, di sini juga ada yang make motor bertenaga aer, kompor bertenaga ee sapi, satu desa bisa idup dengan microhydro, dll

apa ada konspirasi mengenai minyak ?

sori banyak tanya ;D i dun wanna kiss you brain tho ;D;D

E = mc˛
10-04-2012, 05:02 PM
tsu, seperti kutipan wamen di atas, cadangan minyak kita sebenernya udah gak berprospek lagi, yg ada sekarang itu tetap dipsoduksikan semata-mata biar gak ngimpor total dan secara ekonomis masih memberikan untung. Oya, dari sekian cadangan minyak yg ada di dalam tanah, sehingga langsung sedot begitu saja. bayangkan air hujan yg merembes dalam tembok bocor, gimana cara nyedot total air dalam tembok tsb? kondisi minyak di bawah sana persis seperti itu, minyak nyempil di batuan padat, utk mengeluarkan total semua yg ada di bawah sana jelas mustahil. Jika sebuah perusahaan bisa mengeluarkan sampai 30-40% saja dr minyak yg ada di bawah, itu udah "lucky" banget. Di Indonesia, karena gak ada penemuan lapangan baru yg signifikan, diusahakan gimana cara memaksimalkan pengambilan itu. Puluhan metode digunain (penggunaan bahan kimia biar minyak mudah lepas, hingga bakteri) buat memaksimalkan, tapi paling untung banget sekiar 60% (dan itupun udah terlalu mahal, pendapatan gak sebanding jerihpayah). Alih-alih mencari lapangan minyak baru, sekarang giat-giatnya memaksimalkan lapangan minyak tua. Diharapkan, karena zaman dahulu teknologi canggih belum diterapkan, masih banyak sisa minyak di bawah yg masih bisa terambil.

Dan yah, cadangan gas kita sangat-sangat besar. Dulu pas masa jabatannya Jusuf Kalla jadi wapres, antara wapres ini dg Sebeye terjadi perselisihan tajam, salah satunya mengenai lapangan gas tangguh di papua. Lapangan ini super raksasa (untuk ukuran Asia Pasifik), tapi kontrak yg sudah terteken penjualan ke China sangat-sangat murah (kontrak ditandatangani pada masa pemerintahan Ibu Yang Murah Senyum). saking "beruntungnya" China, sampai2 PM-nya ngundang Ibu Murah Senyum langsung ke istana di Beijing lengkap dg upacara yg sangat fantastis. Pak JK ngotot ingin merevisi kontrak ini karena dia merasa gak adil buat endonesa, tapi Sebeye karena pertimbangan politis menolak. Sebeye-Jeka pun putus. Ini baru satu lapangan gas saja.

Kita punya cekungan Natuna, Kalimantan, Pesisir Sumatera Timur, pantai utara Jawa, dll yg belum teroptimalkan dengan baik. Masih inget kan pas tsunami Aceh, pihak Jepang lah yg paling getol memberikan bantuan. Karena tanpa gas bumi dari lapangan Arun di Aceh, wajah Jepang tidak akan seperti sekarang. Pada masa kejayaannya, lapangan Arun merupakan lapangan gas terbesar di kawasan Asia pasifik dan menjadi penopang kegiatan ekonomi utama Jepang. Sayangnya sekarang produksi lapangan ini turun drastis.

Tidak seperti minyak, gas di Indonesia belum tereksploitasi secara total. Cadangan masih melimpah. Karena pengembangan lapangan gas tidak semurah lapangan minyak. Kalau minyak diproduksikan lalu gak ada yg beli, kita dengan mudah tampung ditangki. Lha kalau gas gak ada yg beli, ditampung dimana? Kontrak untuk lapangan gas rumit, panjang, sampai puluhan tahun minimal, pengembangan lapangannya juga sangat alot. Ini baru lapangan yg murni gas saja, belum lapangan2 gas yg berbentuk shale gas, CBM, dll (seperti pada tulisan bapak wamen di atas).

Tanya aja deh ke Om Pasingsingan dan Om Deddy. beliau berdua kan berkantor di LNG Badak, Kaltim. Gimana tuh hiruk-pikuknya perusahaan di sana dlm pengembangan gas. Orientasi ke depan perusahaan2 asing di sana seperti Total, Vico, Chevron udah bergeser dr minyak ke gas. Vico bahkan sedang invest besar-besaran buat produksi CBM dan mendatangkan teknologi tercanggih ke endonesa--ya, perusahaan asing sayangnya yg ngeh, jangan tanya kiprah perusahaan dalam negeri gimane. -_-
------------

Kita kan dah tahu bahwa subsidi merampok jatah dana pembangunan, membuai masyarakat bersikap konsumtif, dan yang tlat disadari adalah subsidi mematikan pengembangan energi lain. Ambil misalnya teknologi buah jarak jadi minyak. Untuk dapat seliter biofuel dari jarak, berapa kilo buah jarak yg dibutuhkan? Berapa batang pohon? Berapa hektar? Itung-itungannya, seliter minyak dr buah jarak bakal jauh lebih mahal drpd seliter minyak subsidi. Rakyat pinter, drpd repot-repot ngembangin buah jarak dan hasilnya mahal, mending tinggal make BBM subsidi saja. praktis, murah. Apalagi dulu konon Indonesia negara penghasil minyak yg sangat besar (posisi Indonesia di keanggotaan OPEC sangat diperhitungkan). Singkat kata, semua alternatif energi lainnya mati karena biar murah dan berkembang harus ikutan disubsidi, tapi pemerintah tidak melakukannya.

Hampir semua teknologi yg berkembang di dunia oil-based. Mulai dr mesin pabrik hingga kendaraan, sebagian besar (kalau gak seluruhnya) menggunakan teknologi yg bergantung pada BBM. Endonesa kan terkenal karena gak berpikir jauh ke depan, terbuai karena produksi besar plus keuntungan yg dikorup, boro-boro ada dana utk penelitian intensif buat pengembangan energi lain, dana yg ada saja kembang-kempis buat subsidi BBM. Nah, kiamat dimulai saat produksi minyak turun drastis sementara permintaan melonjak drastis karena kepemilikan kendaraan pribadi melonjak (sekarang, keluarga yg gak memiliki motor bisa diitung jari). Ya sudah, praktis kita gak punya alternatif energi lain yg signifikan. Tidak ada subsidi utk pengembangan energi alternatif sehingga energi alternatif cenderung mahal--masyarakat gak mau direpotkan dg biaya mahal tsb toh bisa dapet BBM dg murah.

Contoh praktis, drpd masang panel surya yg mahal buat manasin air mandi, mending manasin pake panci dan kompor kan? Atau yg lebih elite, pake heater listrik :D

Dengan kebutuhan energi yg mendesak--pengembangan energi alternatif kan gak instan, misal utk minyak jarak tadi, minimal harus nanam buah jaraknya dulu ;D--satu2nya sumber yg bisa membuat endonesa bernafas adalah gas (LPG/LNG). Cuman bukan berarti ini solusi terbaik dan final. Selain banyak kontrak gas yg bermasalah (lapangan2 gas raksasa seperti natuna, tangguh, dll punya masalah kontrak yg ribed), juga karena sekali lagi, lapangan2 gas tsb nyatanya dikelola asing bukan pemerintah... tau sendiri, saat sesuatu dikelola asing, boro-boro kepentingan nasional yg diurus, yang ada Obama langsung datang ke Endonesa buat meningkatkan laba perusahaan asing. Sangat naif jika mengira Obama datang ke Menteng buat makan nasigoreng dan rambutan. Banyak lapangan gas yg melayang...

Trivia, konon kita menjadi bagian sejarah penting saat menonton Allonso memenangkan balapan F1 di Singapur karena dia menjadi juara pertama di balapan F1 Malam pertama sepanjang sejarah. Jutaan watt listrik menyala. Jarang yang tau bahwa utk membuat Singapur malam seperti Singapur siang tsb, digelontorkan jutaan kubik gas. Dan lebih sedikit lagi yang ngeh jika gas tsb berasal dari Natuna. Sementara pada malam yg sama, jutaan penduduk Endonesa gagal menonton aksi bersejarah tsb karena boro-boro nyalain TV, nyalain bohlam 5 watt aja gak bisa karena listrik belum masuk.

Ronggolawe
10-04-2012, 05:09 PM
kesimpulannya:
Pemerintah yang salah, rakyat disuruh menanggung.

E = mc˛
10-04-2012, 05:18 PM
yah, namanya juga wakil rakyat. kalo masalah gaji dan kesenangan, diwakilkan. Kalau pas penderitaan, dibagi-bagi ;D

danalingga
10-04-2012, 05:20 PM
@ Ronggo: Mau nggak mau. Kalo nggak mau menanggung, ya siap2 aja makin susah kedepannya. Pilihan di-tangan kita.

tsu
11-04-2012, 09:51 AM
@rumus, wew.... saya nggak sangka ternyata yang kasus gas sang ibu itu sangat dahsyat, pantas aja om JK sengit sekali...... jadi nyesel rasanya dulu ga coblos JK

di kampus2 kita sudah banyak penelitian alternative energy source, kok itu nggak dipake yah ? klopun pemerintah sungkan buat make hasil penelitian anak2 smk, ato guru pedalaman ;D

saya rasa rakyat juga senang klo motornya bisa jalan make aer, ato make sampah misalnya

choodee
11-04-2012, 10:20 AM
@rumus, wew.... saya nggak sangka ternyata yang kasus gas sang ibu itu sangat dahsyat, pantas aja om JK sengit sekali...... jadi nyesel rasanya dulu ga coblos JK

di kampus2 kita sudah banyak penelitian alternative energy source, kok itu nggak dipake yah ? klopun pemerintah sungkan buat make hasil penelitian anak2 smk, ato guru pedalaman ;D

saya rasa rakyat juga senang klo motornya bisa jalan make aer, ato make sampah misalnya
Dulu kan pernah esbeye ngembangin bensinnair, tapi rakyat malah menghujat habis2an :ninja:

Ronggolawe
11-04-2012, 11:40 AM
@ Ronggo: Mau nggak mau. Kalo nggak mau menanggung, ya siap2 aja makin susah kedepannya. Pilihan di-tangan kita.

makanya gw sudah sejak tahun 2006 pake Shell
atau Pertamax...

---------- Post added at 10:39 AM ---------- Previous post was at 10:38 AM ----------


@rumus, wew.... saya nggak sangka ternyata yang kasus gas sang ibu itu sangat dahsyat, pantas aja om JK sengit sekali...... jadi nyesel rasanya dulu ga coblos JK

di kampus2 kita sudah banyak penelitian alternative energy source, kok itu nggak dipake yah ? klopun pemerintah sungkan buat make hasil penelitian anak2 smk, ato guru pedalaman ;D

saya rasa rakyat juga senang klo motornya bisa jalan make aer, ato make sampah misalnya
loe golput apa nyoblos si Santun?

---------- Post added at 10:40 AM ---------- Previous post was at 10:39 AM ----------


Dulu kan pernah esbeye ngembangin bensinnair, tapi rakyat malah menghujat habis2an :ninja:

Blue Energy? Itu sih si Santun lagi dikibulin.. dan he
batnya HATTA RAJASA yang ketua IA gw, malah se
nyum-senyum bangga... ::arg!::::arg!::::arg!::

tsu
11-04-2012, 11:53 AM
oooh iya, blue energy yang ternyata hoax ;D;D

@ronggo, jadi malu, saya 2004 nyoblos bapak kita yang santun, pas yang kemaren saya golput :P

danalingga
11-04-2012, 11:56 AM
Mungkin di 2014 harus milih yang punya plan jelas tentang roadmap energi kita ke-depannya nih.

Ronggolawe
11-04-2012, 11:56 AM
gw 2004 nyoblos JK, dan 2009 kembali nyoblos JK

tsu
11-04-2012, 12:09 PM
terus terang ronggo, saya pas 2009 kemaren termakan isu nya om andi kumis bahwa orang jawa lah yang paling pantes mimpin indonesia, padahal dia sendiri bukan orang jawa ;D

tapi yah, kayanya pak JK memang pilihan yang lebih baik sekarang

choodee
11-04-2012, 02:04 PM
terus terang ronggo, saya pas 2009 kemaren termakan isu nya om andi kumis bahwa orang jawa lah yang paling pantes mimpin indonesia, padahal dia sendiri bukan orang jawa ;D

tapi yah, kayanya pak JK memang pilihan yang lebih baik sekarang

bagusan pemimpin yang luar Jawa, jadi yang jadi target pembangunan bukan negara Jawa aja -_-