PDA

View Full Version : Berhitung



BundaNa
04-04-2012, 05:16 PM
kemarin adalah puncak dari segala emosi saya yang tertumpah.

sms per sms yang benar-benar menyakitkan hati

"Lho, kamu pada masa jaya bapak makan semuanya. dinikahin gede2an, dikuliahin, suamimu nganggur juga bapak yang kasih makan."

it's hurt

tahu kah kamu, bahwa kami pulang ke Blora atas permintaan Bapak? Bahwa suami saya melakukan demi menghargai Bapak? dan aku paksa buat menghargai Bapak?

Suami saya tidak DALAM POSISI DIPECAT saat itu. dia resign karena niatnya justru ingin bikin usaha sendiri, di JAKARTA, bukan di BLORA. Tetapi Bapak memberi saran yang membuatnya luruh dan mau ke Blora.

DAN SUAMI SAYA GAK NGANGGUR! Dia ngurus toko yang hasilnya sebagian buat ngirimin uang ke kamu yang sedang nganggur di BANDUNG

DIA dan Kakakmu yang bahkan kamu hina sebagai laki2 ga punya prinsip?

D*** kamu selalu merasa Bapak tidak adil padamu?

Memang kamu sekarang besar sendiri? makan dari mana? sekolah dari mana? beli motor dari mana? hape dari mana? kost mahal siapa yang ngongkosin? komputer kamu beli sendiri?

Kemarin aku hanya minta pengertian kamu. 2 minggu ini aku sudah lelah secara fisik dan mental mengurusi bapak dan anak-anak sekaligus. Aku minta pengertian kamu bantu aku untuk mencari jalan keluar biaya rumah sakit. Bukan dengan gampang bilang, "Aku gak punya uang, aku juga banyak utang dan aku punya prioritas."

Lalu dengan mudah bilang, aku dan masmu ini lebih dapet banyak dibanding kamu. Lalu masih mau dianggap anak sama bapakmu? weird


Aku juga punya prioritas. Dua anakku semakin besar dan si bungsu pun hampir masuk PG, sedang yang sulung masuk SD. Mereka juga butuh dana yang gak sedikit. Belum lagi, bukankah aku harus mandiri? Kalau bapak ga ada, gak mungkin aku tetap tinggal di rumah ini kan?

Seolah-olah kamu lihat aku ga keluar uang buat ngurus bapak? Aku sendiri udah ga jelas, uang bulanan itu buat apa aja, pokoknya buat rumah dan obat-obat bapak. Uang tabungan Naomi yang harusnya buat sekolah pun kupakai buat ongkos rumkit bapak desember lalu

Dan kamu bilang aku gak ikhlas ngurusin Bapak?

Aku ikhlas....tapi anaknya bapak bukan aku saja, kan? Kenapa kalau tidak dikabari, kamu tidak pernah tanya khabar? sampai bapak mengeluh, bahkan almarhum Mama?

Kamu bilang aku penuh kebencian? Kalau memang seperti itu, aku toh gampang lari dari Blora dari kemarin2

Tahukah kamu, sejak 2 tahun lalu suamiku sudah meminta aku menyusul ke Banjarmasin. tetapi masih kutahan dengan alasan menuntaskan TK sekalian di Blora. Padahal, aku belum siap melepas Bapak dan Mama yang tidak pernah benar-benar bisa sehat. Aku harus selalu keluar jika bapak atau mama butuh obat atau diantar ke dokter.

Aku tidak merasa sedang mengorbankan diri atau sok mengorbankan diri. Karena memang dipikiranku, kalau bukan aku...siapa lagi? Tapi bukan berarti kamu yang di luar rumah terbebas semuanya kan? Minimal, sapalah orang tuamu. Beri sedikit penghasilanmu demi menghargai bapakmu yang tidak berani meminta kepadamu.

Bapak berpikir kamu punya uang berlebih? TIDAK! Itu kenapa beliau tidak pernah benar-benar berani meminta.

Keberangkatan kami ke pernikahanmu, tidak kau anggap sebagai bentuk dukungan kami kepadamu? bentuk usaha keras Bapak yang secara medis TIDAK BISA PERGI JAUH dan secara keuangan juga memaksakan diri, tidak kau anggap? masih kau anggap aku yang dapat segala-galanya?

Perlu kamu tahu, suamiku sudah dari bertahun-tahun lalu ingin keluar dari rumah karena takut dianggap jadi rayap di rumah. Dan benar, kemarin kamu sudah menyatakan dengan jelas...bahwa suamiku dompleng bapak? ck, kamu waktu belum kerja makan hasil keringat suamiku dan kakakmu yang lain yang kamu bilang ga punya prinsip itu.

Kamu bilang aku sombong? AKU HANYA LELAH...dan supoort tidak pernah kudapat dari orang yang tidak merasa sombong tetapi sangat sombong seperti KAMU

Suamiku lepas tangan di kelahiran anak-anaknya? KAMU SALAH tanya BAPAK, duang langsung diberikan suamiku ke BAPAK.

Dari omonganmu kemarin, menyadarkan aku...bahwa saudara bisa jadi orang lain, dan orang lain bisa jadi saudara