PDA

View Full Version : Ali Ferzat, Kartunis yang Dimusuhi Assad



etca
01-04-2012, 10:06 AM
http://www.trbimg.com/img-4f68bbce/turbine/sns-rt-cbre82j128f00.jpg-20120320/600


TEMPO.CO, Damaskus - Sejak lama, kartunis Ali Ferzat menjadi 'musuh' Presiden Suriah Bashar al-Assad. Ia kerap membuat karikatur menohok yang membuat merah wajah istana. Terancam di negaranya, ia hidup di pengasingan.

Tahun 2007, ia pernah mengingatkan, jika tak segera melakukan upaya reformasi, rakyat yang akan mereformasi istana. Kini apa yang diramalnya tengah terjadi di negeri itu.

Kartunis berusia 60 tahun ini terkenal di seluruh dunia Arab dan di luar negeri karena karya satirnya yang menggigit. Melalui gambar, ia mengejek korupsi, nepotisme, dan kepicikan--dan ia selalu dihindari mengidentifikasi individu dalam seni gambarnya.

Namun ia 'melanggar' tradisinya sendiri, tepatnya beberapa bulan sebelum pemberontakan terhadap Assad dimulai tahun lalu. Farzat mengaku, sampai di satu titik, ia merasa Presiden sudah terlalu jauh mencekik kebebasan berekspresi dan menghancurkan perbedaan pendapat. Saat itulah ia merasa harus membuat pesan yang lebih jelas.

Salah satu kartun pertamanya menggambarkan Assad--hal yang ditabukan di Suriah--enggan merobek halaman dari sebuah kalender pada Kamis. Pada masa awal krisis Suriah, rakyat negeri itu menggunakan Jumat sebagai hari untuk turun ke jalan-jalan, berunjuk rasa kepada pemerintah.

Pada karya lain, ia menggambar Assad mencoba membantu diktator Libya, Muammar Qaddafi, menyelamatkan diri. Dan gambar ketiga menunjukkan Assad di samping kursi berlengan besar, tidak bisa duduk karena demonstrasi telah pecah. "Bahkan kursi tidak mau menerima dia lagi," kata Farzat sambil tersenyum.

Ketika pemberontakan terhadap Assad dimulai, Farzat menerima panggilan telepon penuh ancaman. Bahkan, pada 25 Agustus saat ia meninggalkan studionya di Damaskus, dia diserang.

Tiga pria bertopeng, yang dia sebut sebagai "preman Assad", menyeretnya dari mobil dan memukulinya dengan tongkat sebelum menempatkan dia di dalam kendaraan mereka sendiri dan meneruskan serangan.

"Saya bisa mendengar mereka mengatakan 'patahkan tangannya sehingga tidak pernah berani menantang tuan lagi'," katanya kepada Reuters, yang berbicara melalui penerjemah.

"Mereka memukul saya dan terus memukul saya, di kepala saya. Saya mengalami gegar otak dan memar di seluruh tubuh saya. Tangan saya patah dan luka parah sehingga gerakan sampai saat ini masih terbatas," katanya.

Dibuang di pinggir jalan karena dikira telah mati, Farzat dijemput oleh orang asing dan dibawa ke rumah sakit tempat dia dirawat hingga ia sembuh. Farzat kemudian berangkat ke Kuwait, tempat ia kini berumah.

Serangan itu memicu kemarahan di Suriah, tempat ia dijadikan sebagai tanda bahwa pemerintah Assad tak akan membiarkan adanya perbedaan pendapat. Bahkan dari seseorang yang dulu pernah tahu Presiden secara pribadi--ia dan Assad telah saling kenal sebelumnya.

Farzat bertemu Assad pada 1990-an ketika ia masih putra presiden. Ia menikmati dialog, di mana pemimpin masa depan itu sungguh-sungguh mencari pandangan dari orang di jalan seperti dirinya.

Assad akan mengunjungi pameran dan membahas isu-isu politik dengan Farzat, di mana saat itu ia sudah mengelola publikasi satir Al-Domari.

Sebuah periode singkat keterbukaan di awal 2000-an berakhir tiba-tiba. Farzat dipaksa menutup Al-Domari dan mendorong banyak pemikir seperti yang berpikiran untuk pindah luar negeri.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba," kata Farzat. "Seolah-olah ia (Assad) ada di sana, dan ketika kita melihat lagi, ia pergi. Kami tidak bisa berkomunikasi dengan dia, kami tidak bisa menemuinya. Dia benar-benar lenyap."

Tahun 2007, Farzat memperingatkan krisis yang akan datang di Suriah jika pemerintah tidak mereformasi. Sekarang, pemberontakan skala penuh sedang berlangsung. Ia percaya tidak ada jalan kembali. "Ukuran yang sesungguhnya bukan waktu. Ukuran nyata adalah bahwa kita telah berhasil menerobos hambatan rasa takut," katanya.

sauskecap (http://www.tempo.co/read/news/2012/03/21/115391678/Ali-Ferzat-Kartunis-yang-Dimusuhi-Assad)

lebih jelas kartun yang dimaksud

http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/529078_10151445782480364_862140363_23325765_123279 2651_n.jpg



web dia dalam bahasa arab Koleksi Kartun Ali Ferzat (http://www.ali-ferzat.com/ar/comics.html)
karya2 beliau
http://2.bp.blogspot.com/-npFlG0NfI5g/Tld-TSZRU7I/AAAAAAAABgI/sOSaG_1s0-Y/s1600/296321_10150433566192977_741132976_10825554_765213 8_n.jpg

http://www.ali-ferzat.com/images/comics/110824142050.jpg

http://www.ali-ferzat.com/images/comics/110428210353.jpg
ajee gilee kibor berdarah ;D

BundaNa
01-04-2012, 10:50 AM
kalau farzat di endonesa, trus bikin kartun2 kyk gitu di pemerintahan sby...apa ya yg terjadi? ::hihi::

ul.malik
01-04-2012, 11:41 AM
di indonesia masih aman kayaknya.
selama masih nyerang pemerintahan, dan ga mengandung SARA. ::hihi::

meliakh
01-04-2012, 10:13 PM
iya, tu yang nulis gurita cikeas ga sampe diasingkan koq
di endonesa yang ga aman cuman terbitin majalah pleiboi