PDA

View Full Version : Lagu Anak-Anak



red>,<hair
14-02-2012, 02:59 PM
ijin kopas karya d sebelah :D

Lagu Anak-Anak

"lagu anak-anak? apa itu?" kata saya. Teman saya tertawa, "Pertanyaan bodoh, masa lagu anak-anak aja ga tau." Jemari saya kembali mematuki keyboard laptop, "Kamu sendiri tau artinya?" "Tau lah!" Jawabnya, "Lagu anak-anak itu lagu untuk anak-anak, lirik-lirik dan nadanya cocok untuk anak-anak, minimal untuk semua umur lah." Saya menoleh, "Untuk semua umur? Kaya film bioskop aj, ada batasan umur segala." Teman saya keluar lewat lubang di plafon, sehingga dia tidak perlu ngomong sambil teriak lagi. Rambutnya berselimut sarang laba-laba, tangannya membawa karung beras bertuliskan beras bulog 50 kg. "Ada pembagian sembako cuy?" Tanya saya. "Sembako gundulmu!" Jawabnya, "Sarang-sarang burung yang nempel di kuda-kuda rumahmu sudah kupungut semua. Ayo mana bayarannya." Saya merogoh saku, "Sabar dulu kenapa sih? Nih, buat jajan." Manusia itu merampas uang dari tangan saya dan menaruhnya ke dalam sakunya sendiri, "Tengkyu ya, jangan jera. kalau ada sarang burung yang perlu dibersihin lagi silahkan SMS." Saya mengangguk, "Tenang aj, nanti kalau rumahku kemasukan ular, kamu ku sms." "Kampret." jawabnya, Ia lalu mencuci tangan di wastafel, sambil menyanyikan lagu yang sudah tidak asing lagi di telinga anak-anak jadul pada ̶e̶r̶a̶ ̶k̶e̶g̶e̶l̶a̶p̶a̶n̶ ̶m̶u̶s̶i̶k̶ ̶i̶n̶d̶o̶n̶e̶s̶i̶a̶ .

Abang tukang bakso
Mari mari sini
Aku mau beli
Abang Tukang Bakso
Cepat dong kemari
Sudah tak tahan lagi
Satu mangkok saja
Dua ratus perak
Yang banyak baksonya
Tidak pakai saos
Tidak pakai sambel
Juga tidak pakai kol


Bakso bulat seperti bola pingpong
Kalau lewat membikin perut kosong
Jadi anak jangan kau suka bohong
Kalau bohong digigit kambing ompong

"Suaramu bagus amat Mus. Kok nggak pernah ikut kontes burung berkicau?" Saya memujinya. "Pertama kamu muji aku, habis itu kata-katamu ga enak banget." Raut wajahnya berubah menjadi masam. "Lagu yang kamu nyanyiin tadi lagu anak-anak yang judulnya Abang Tukang Bakso kan Mus?" Tanya saya. "Kamu lagi mengalihkan pembicaraan ya?" kata manusia itu. "Nggak, kamu sadar nggak maksud dari lagu itu?" Saya mengajaknya untuk berpikir, sekaligus mengalihkan pembicaraan supaya yang bersangkutan tidak memakai cara-cara kekerasan dengan tenaga kulinya. "Emangnya penting?" Ia beranjak ke pintu di sisi ruangan, "Aku mau pulang." "Itu pintu WC." Kata saya. Ia berpaling ke pintu lain, "Oh iya." Saya mencoba memancingnya mendengarkan analisis yang walaupun memang tidak berguna sama sekali dan hanya buang-buang waktu menurut saya menarik untuk dibahas, "Coba kamu duduk-duduk dulu sambil makan, ngerokok dulu kek." Nampaknya saya berhasil, dia duduk dan membuka tudung di atas meja makan, memungut sepotong tahu goreng lalu memakannya tanpa basa basi. "Piring gelas ambil sendiri di rak dekat tempat nyuci, anggap aj rumah sendiri." "Beres." Jawabnya sambil mengambil semua yang ia butuhkan.

Sementara ia duduk makan, saya segera menyampaikan isi pikiran. "Kamu tahu Mus, lagu yang kamu nyanyikan tadi, lagu Abang Tukang Bakso sebenarnya adalah lagu yang sembarangan, ironis dan ga nyambung. Malahan ngebohongin anak-anak." Ia terus mengunyah, sambil bergumam, "Ah, masa sih." Saya menarik kursi lalu duduk, sambil memandang ke luar jendela dengan tatapan nanar, mengingat segala hal yang membuat galau. tapi itu bodoh, sehingga saya tidak jadi melakukan hal itu dan kembali ke tujuan awal. mengajak orang ini untuk membebaskan imajinasinya. "Namanya juga lagu anak-anak, masalah buat lo?" Komentarnya. Saya terperangah, dan agak limbung mundur ke belakang dengan lebay, rupanya aktivitas di dunia maya sebagai faceboker telah membuat orang ini mengadopsi bahasa 94H0l dalam gaya bicaranya, termasuk saya juga. Saya kembali melanjutkan, "Lagu itu terdiri atas dua bait, bait pertama dimulai dari kalimat Abang Tukang Bakso sampai kalimat Juga Tidak Pakai Kol. Bait kedua dimulai dari kalimat Bakso Bulat Seperti Bola Pingpong sampai kalimat Kalau Bohong Digigit Kambing Ompong. Kalau kita perhatikan baik-baik bait pertama itu normal saja, tidak ada yang aneh, hanya tentang orang yang memanggil tukang bakso karena kepingin sekali makan bakso. Di bait kedua lirik-lirik lagunya mulai ngaco, makanya tadi saya bilang bahwa lagu ini sembarangan, ironis dan ga nyambung." Ia mengangguk-anggguk saja, entah memperhatikan atau tidak. yang pasti ia memperhatikan dan peduli dengan isi piring di hadapannya itu, "Emangnya kupikirin?"
Sialan.

Bakso bulat seperti bola pingpong
Kalau lewat membikin perut kosong
Jadi anak jangan kau suka bohong
Kalau bohong digigit kambing ompong

Saya mengulangi bait kedua dari lagu itu. "Mulai dari kalimat kedua dari bait kedua ini lirik lagu mulai ngaco Mus, masa bakso bisa bikin perut orang jadi kosong, yang ada bakso malah bikin perut orang jadi terisi. Tapi itu masih belum apa-apa Mus, justru yang paling ga nyambung itu kalimat ketiga dan keempatnya. Tema dalam kalimat pertama dan kedua dalam bait kedua masih sama dengan tema semula, yaitu BAKSO Mus. Kenapa tema kalimat ketiga dalam bait kedua berubah menjadi tema moralitas? Tapi itu belum apa-apa Mus kalau dibandingkan dengan kalimat terakhir Kalau bohong digigit kambing ompong , ini yang saya bilang ironis Mus. Si pencipta lagu kepingin menasehati anak-anak supaya jangan bohong, tapi dia sendiri bohong. Kemungkinan anak tukang bohong digigit sama kambing yang punya gigi aj sudah hampir nol persen, apalagi kalau giginya ompong?" Manusia itu meneguk segelas penuh air dingin, "Ah, kenyang." Ia menyeka mulutnya, "Ironis artinya apaan?"

OH TUHAN...

kandalf
25-08-2015, 06:24 PM
Nah kalau lagu Burung Papa Sakit artinya apa ya?

http://www.youtube.com/watch?v=2D0tMv3rwLo

ndugu
26-08-2015, 07:55 AM
:lololol: :lololol: :lololol: :lololol:

ecallica
17-12-2015, 02:37 PM
Nah lo burung yang mana om?? ::hihi::

Nah kalau lagu Burung Papa Sakit artinya apa ya?

JOSERENTCAR
27-06-2016, 01:44 AM
::hohoho::::hohoho::::hohoho::::hohoho::::hohoho:: ::hohoho::