cikosenzki
06-02-2012, 02:38 PM
detikNews Jakarta - Negara-negara Barat bersumpah untuk mencari cara baru untuk menghukum
Damaskus. Sumpah itu muncul di tengah
kemarahan yang terus tumbuh setelah Rusia
dan China memveto rancangan resolusi PBB
yang mengutuk tindakan keras Suriah. Rancangan resolusi PBB - yang ditolak Rusia
dan China - mendesak transisi politik di
Suriah untuk menuju sistem politik yang
demokratis dan pluralis. Rancangan itu
didukung oleh 13 dari 15 anggota Dewan
Keamanan PBB lainnya pada Sabtu (4/2/2012). Menurut oposisi Suriah, veto Rusia dan China
itu, merupakan pemberian "lisensi untuk
membunuh" untuk rezim Presiden Bashar al-
Assad. Hak veto ganda yang jarang terjadi itu juga
mengundang kecaman internasional. Menlu
AS Hillary Clinton menyebutnya sebagai
"parodi" dan bersumpah untuk mendorong
sanksi baru terhadap Suriah. "Negara-negara yang menolak untuk
mendukung rencana Liga Arab memikul
tanggung jawab penuh untuk melindungi
rezim brutal di Damaskus," demikian
pernyataan keras Clinton dalam konferensi
pers dengan Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov di Sofia, sebagaimana dilansir AFP,
Senin (6/2/2012). Menghadapi "Dewan Keamanan yang
dikebiri" tersebut, Clinton berjanji untuk
melipatgandakan usaha di luar PBB. "Kami akan bekerja untuk mencari sanksi
regional dan nasional terhadap Suriah dan
memperkuat yang kita miliki," tambah
Clinton. Menggemakan sentimen Washington, Prancis
mengatakan Eropa akan memperkuat sanksi
terhadap Damaskus. "Eropa akan kembali memperkeras sanksi
yang dikenakan pada rezim Suriah. Kami
akan mencoba untuk meningkatkan tekanan
internasional," kata Menteri Luar Negeri
Prancis Alain Juppe. Dia juga mengatakan Prancis akan
"membantu oposisi Suriah untuk membentuk
dan mengorganisasi diri sendiri." Sementara itu, Rusia membela hak vetonya
dengan menyebut negara-negara Barat telah
menolak mencapai konsensus. "Para penulis rancangan resolusi Suriah,
sayangnya, tidak mau melakukan upaya
ekstra dan mencapai konsensus," tulis Wakil
Menteri Luar Negeri Gennady Gatilov di
Twitter. Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Kepala
Intelijen Luar Negeri Mikhail Fradkov sedang
mempersiapkan mengunjungi Damaskus
pada hari Selasa, di tengah laporan bahwa
misi ini bisa mencoba mendorong Assad
untuk turun. "Rusia sangat berniat untuk mencapai
stabilisasi yang cepat dari situasi di Suriah
melalui implementasi reformasi demokrasi
yang sangat dibutuhkan," kata Kemlu Rusia. Sementara itu kandidat presiden AS dari
Partai Republik, Newt Gingrich, mengatakan,
AS bisa mengambil tindakan rahasia untuk
membantu menggulingkan Assad, tanpa
menggunakan pasukan AS. Veto Rusia dan China terjadi beberapa jam
setelah kelompok oposisi Suriah National
Council (SNC) melaporkan "pembantaian"
Jumat malam di Kota Homs yang
menewaskan 230 orang. Ada laporan juga, tentara desertir
menghancurkan pos pengawas militer,
menewaskan tiga perwira dan menangkap
19 tentara. Pihak Oposisi menyebut,
sedikitnya 6.000 orang tewas dalam selama
krisis Suriah. Hak veto ganda kedua PBB dalam empat
bulan terakhir ini juga memicu kekhawatiran
di kalangan aktivis Suriah. Oposisi Suriah, SNC, menuding Rusia dan China
bertanggung jawab atas eskalasi
pembunuhan dan genosida, dan menganggap
langkah tidak bertanggung jawab itu
merupakan lisensi bagi rezim Suriah untuk
membunuh.
------------------
Sapa y bilang pbb dikontrol dan dikuasai amrik , buktinya dk pbb kmaren diveto russia dan cina
---------- Post added at 01:38 PM ---------- Previous post was at 01:34 PM ----------
barat nga berkutik , di suuriah ada armada angkatan laut russia + kapal induk russia nebeng d sana. Perang dgn suriah = world war 3.nga ada yg brani tembak kapal russia
Damaskus. Sumpah itu muncul di tengah
kemarahan yang terus tumbuh setelah Rusia
dan China memveto rancangan resolusi PBB
yang mengutuk tindakan keras Suriah. Rancangan resolusi PBB - yang ditolak Rusia
dan China - mendesak transisi politik di
Suriah untuk menuju sistem politik yang
demokratis dan pluralis. Rancangan itu
didukung oleh 13 dari 15 anggota Dewan
Keamanan PBB lainnya pada Sabtu (4/2/2012). Menurut oposisi Suriah, veto Rusia dan China
itu, merupakan pemberian "lisensi untuk
membunuh" untuk rezim Presiden Bashar al-
Assad. Hak veto ganda yang jarang terjadi itu juga
mengundang kecaman internasional. Menlu
AS Hillary Clinton menyebutnya sebagai
"parodi" dan bersumpah untuk mendorong
sanksi baru terhadap Suriah. "Negara-negara yang menolak untuk
mendukung rencana Liga Arab memikul
tanggung jawab penuh untuk melindungi
rezim brutal di Damaskus," demikian
pernyataan keras Clinton dalam konferensi
pers dengan Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov di Sofia, sebagaimana dilansir AFP,
Senin (6/2/2012). Menghadapi "Dewan Keamanan yang
dikebiri" tersebut, Clinton berjanji untuk
melipatgandakan usaha di luar PBB. "Kami akan bekerja untuk mencari sanksi
regional dan nasional terhadap Suriah dan
memperkuat yang kita miliki," tambah
Clinton. Menggemakan sentimen Washington, Prancis
mengatakan Eropa akan memperkuat sanksi
terhadap Damaskus. "Eropa akan kembali memperkeras sanksi
yang dikenakan pada rezim Suriah. Kami
akan mencoba untuk meningkatkan tekanan
internasional," kata Menteri Luar Negeri
Prancis Alain Juppe. Dia juga mengatakan Prancis akan
"membantu oposisi Suriah untuk membentuk
dan mengorganisasi diri sendiri." Sementara itu, Rusia membela hak vetonya
dengan menyebut negara-negara Barat telah
menolak mencapai konsensus. "Para penulis rancangan resolusi Suriah,
sayangnya, tidak mau melakukan upaya
ekstra dan mencapai konsensus," tulis Wakil
Menteri Luar Negeri Gennady Gatilov di
Twitter. Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Kepala
Intelijen Luar Negeri Mikhail Fradkov sedang
mempersiapkan mengunjungi Damaskus
pada hari Selasa, di tengah laporan bahwa
misi ini bisa mencoba mendorong Assad
untuk turun. "Rusia sangat berniat untuk mencapai
stabilisasi yang cepat dari situasi di Suriah
melalui implementasi reformasi demokrasi
yang sangat dibutuhkan," kata Kemlu Rusia. Sementara itu kandidat presiden AS dari
Partai Republik, Newt Gingrich, mengatakan,
AS bisa mengambil tindakan rahasia untuk
membantu menggulingkan Assad, tanpa
menggunakan pasukan AS. Veto Rusia dan China terjadi beberapa jam
setelah kelompok oposisi Suriah National
Council (SNC) melaporkan "pembantaian"
Jumat malam di Kota Homs yang
menewaskan 230 orang. Ada laporan juga, tentara desertir
menghancurkan pos pengawas militer,
menewaskan tiga perwira dan menangkap
19 tentara. Pihak Oposisi menyebut,
sedikitnya 6.000 orang tewas dalam selama
krisis Suriah. Hak veto ganda kedua PBB dalam empat
bulan terakhir ini juga memicu kekhawatiran
di kalangan aktivis Suriah. Oposisi Suriah, SNC, menuding Rusia dan China
bertanggung jawab atas eskalasi
pembunuhan dan genosida, dan menganggap
langkah tidak bertanggung jawab itu
merupakan lisensi bagi rezim Suriah untuk
membunuh.
------------------
Sapa y bilang pbb dikontrol dan dikuasai amrik , buktinya dk pbb kmaren diveto russia dan cina
---------- Post added at 01:38 PM ---------- Previous post was at 01:34 PM ----------
barat nga berkutik , di suuriah ada armada angkatan laut russia + kapal induk russia nebeng d sana. Perang dgn suriah = world war 3.nga ada yg brani tembak kapal russia