Nharura
31-01-2012, 10:41 AM
http://media.vivanews.com/thumbs2/2009/10/15/77970_harga_pertamax_turun_300_225.jpg
Salah satu alasan pemerintah mau membatasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah karena subsidi untuk BBM ini terlalu besar, dan mencapai hingga Rp 160 triliun. Anggaran ini akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan program pengentasan kemiskinan.
Menurut anggota komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Aryani, alasan pemerintah ini terlalu mengada-ada dan tidak berdasar. Sebab poin dari alasan pemerintah tersebut sebenarnya adalah beban pemerintah yang membengkak.
Bila beban pemerintah membengkak, kata Dewi kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 18/1), maka solusinya bukan membatasi BBM bersubsidi, melainkan pemerintah harus mengambil kebijakan untuk mengatasi beban tersebut. Misalnya, dengan mengatur secepatnya pos-pos penting penerimaan negara dari sektor pajak dan memaksimalkan sumber penting dari Migas dan Pertambangan yang selama ini tidak maksimal.
"Ingat, kebocoran di sektor ini masih terus terjadi sehingga transparansi pemerintah dalam hal ini dipertaruhkan dengan memberantas mafia BBM," tegas Dewi.
Solusi lain, masih kata Dewi, pemerintah harus menghemat belanja negara, dengan misalnya memangkas pengeluaran untuk belanja pegawai. Selanjutnya, mengkaji alternatif solusi berupa kenaikan pajak kendaraan ber-cc besar.
"Daripada pembatasan lebih baik menaikkan pajak kendaraan dan hasil penerimaan di posting sebagai pengganti pengeluaran subsidi," demikian Dewi. [ysa]
sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/01/19/52402/Alasan-Pemerintah-Membatasi-BBM-Bersubsidi-Terlalu-Mengada-ada-
Liputan6.com, Jakarta: Tekad pemerintah membatasi pemakaian premium mulai April 2012 sepertinya tak bisa dibendung lagi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Pratowidagdo mengatakan mobil pelat hitam harus membeli pertamax atau beralih menggunakan elpiji. Hal itu diungkapkan dalam rapat dengan Komisi Energi DPR, Senin (30/1) pagi.
Namun, Komisi Energi mengatakan belum bisa memastikan opsi yang akan diambil karena masih menunggu hasil kajian pemerintah. Sedangkan pemerintah beralasan akan membatasi pemakaian premium karena subsidinya meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011 saja, pemakaian premium melonjak melebihi target yang ditetapkan sehingga beban subsidi makin tinggi.(ADO)
sumber: http://berita.liputan6.com/read/374729/pemerintah-tetap-akan-batasi-premium
===================================
Pemerintah : Dibatasi atau di naikan, pilih yang mana? ,
hemm.. kece ya politiknya,, menurut temen2 gimana?::oops::
(pilih yang mana ya teman2? pengennya sih milih anggota parlemen gak usah pake mobil mewah,
anggaran dana gak boleh lebih dari 500 juta , trus sisanya bikinin rumah-rumah susun untuk orang2 yang kurang mampu..
kalau itu sih baru diri kami bisa memilih,,klw kompensasinya cuman buat BLT... hem,, ini namanya Politik penipuan publik)
btw memangnya aman ya, klw mobil di isi dengan gas, gak takut meledak? LPG aja sering banget meledak, apalagi track record Indonesia,
yang menghargai "murah" nyawa rakyatnya.. apa masih bisa dipercaya, mengganti bahan premium dengan gas?
Salah satu alasan pemerintah mau membatasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah karena subsidi untuk BBM ini terlalu besar, dan mencapai hingga Rp 160 triliun. Anggaran ini akan lebih bermanfaat bila digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan program pengentasan kemiskinan.
Menurut anggota komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Aryani, alasan pemerintah ini terlalu mengada-ada dan tidak berdasar. Sebab poin dari alasan pemerintah tersebut sebenarnya adalah beban pemerintah yang membengkak.
Bila beban pemerintah membengkak, kata Dewi kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 18/1), maka solusinya bukan membatasi BBM bersubsidi, melainkan pemerintah harus mengambil kebijakan untuk mengatasi beban tersebut. Misalnya, dengan mengatur secepatnya pos-pos penting penerimaan negara dari sektor pajak dan memaksimalkan sumber penting dari Migas dan Pertambangan yang selama ini tidak maksimal.
"Ingat, kebocoran di sektor ini masih terus terjadi sehingga transparansi pemerintah dalam hal ini dipertaruhkan dengan memberantas mafia BBM," tegas Dewi.
Solusi lain, masih kata Dewi, pemerintah harus menghemat belanja negara, dengan misalnya memangkas pengeluaran untuk belanja pegawai. Selanjutnya, mengkaji alternatif solusi berupa kenaikan pajak kendaraan ber-cc besar.
"Daripada pembatasan lebih baik menaikkan pajak kendaraan dan hasil penerimaan di posting sebagai pengganti pengeluaran subsidi," demikian Dewi. [ysa]
sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2012/01/19/52402/Alasan-Pemerintah-Membatasi-BBM-Bersubsidi-Terlalu-Mengada-ada-
Liputan6.com, Jakarta: Tekad pemerintah membatasi pemakaian premium mulai April 2012 sepertinya tak bisa dibendung lagi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Pratowidagdo mengatakan mobil pelat hitam harus membeli pertamax atau beralih menggunakan elpiji. Hal itu diungkapkan dalam rapat dengan Komisi Energi DPR, Senin (30/1) pagi.
Namun, Komisi Energi mengatakan belum bisa memastikan opsi yang akan diambil karena masih menunggu hasil kajian pemerintah. Sedangkan pemerintah beralasan akan membatasi pemakaian premium karena subsidinya meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011 saja, pemakaian premium melonjak melebihi target yang ditetapkan sehingga beban subsidi makin tinggi.(ADO)
sumber: http://berita.liputan6.com/read/374729/pemerintah-tetap-akan-batasi-premium
===================================
Pemerintah : Dibatasi atau di naikan, pilih yang mana? ,
hemm.. kece ya politiknya,, menurut temen2 gimana?::oops::
(pilih yang mana ya teman2? pengennya sih milih anggota parlemen gak usah pake mobil mewah,
anggaran dana gak boleh lebih dari 500 juta , trus sisanya bikinin rumah-rumah susun untuk orang2 yang kurang mampu..
kalau itu sih baru diri kami bisa memilih,,klw kompensasinya cuman buat BLT... hem,, ini namanya Politik penipuan publik)
btw memangnya aman ya, klw mobil di isi dengan gas, gak takut meledak? LPG aja sering banget meledak, apalagi track record Indonesia,
yang menghargai "murah" nyawa rakyatnya.. apa masih bisa dipercaya, mengganti bahan premium dengan gas?