PDA

View Full Version : Budaya Melecehkan Menjamur Di Indonesia



Nharura
29-01-2012, 12:00 AM
Sering kali saya temukan, disaat saya sedang membaca berita di internet, membaca komentar-komentar di berita tersebut, atau saat browsing lagu-lagu, selalu membaca kata-kata tidak mengenakkan di setiap komentar-komentar orang-orang indonesia, karena memang komentar tersebut digunakan memakai bahasa indonesia:)

belum lagi, disaat saya memasuki forum-forum komunitas dunia maya, banyak sekali celaan maupun pelecehan yang dilakukan para netter-netter terhadap berita yang sedang terupdate di forum tersebut,

entah, apa memang sifatnya seperti itu? netter2 yang memang suka menghina, ataukah hanya sebagai pelampiasan karna di dunia nyata, tak mampu bersuara. Namun, apapun itu alasannya, hal tersebut tidak bisa di benarkan, didalam mengkritik seseorang, badan, atau orang lain haruslah bersifat logis, jangan menggunakan kata-kata tidak mengenakkan, baik yang mendengar maupun yang membaca, kemudian disaat mengkritik, jangan jadikan sebagai bahan gunjingan, karena memang tidak menghasilkan apa-apa didalam melakukan komentar-komentar keji tersebut.

Sebut saja, Boyband Smash, yang di video youtobe-nya banyak sekali hinaan, dari di bilang maho (manusia homo), suka lipsing gak jelas, budaya yang gak mutu, merusak musik indonesia, dls.., belum lagi disaat saya membaca komentar2 pda video youtobe ayu ting2, bahasanya pun mulai tidak terkontrol lagi, apa karna dunia maya, jadi begitu mudahnya bersuara menyakiti hati orang lain, apakah orang yang menghina tersebut sudah sadar akan dirinya sendiri, sempurnakah dirinya sampai layak menghina orang lain?

kemudian, saat di forum diskusi komunitas, sebut saja fenomena Norman Komaru, Saiful jamil, Agnes monica dan lain-lain tidak ayal masuk dalam korban pelecehan dunia Maya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, entah apa maksud dan entah dasar apa mereka2 yang melecehkan tersebut seakan kegirangan menyebarkan pelecehan tersebut. yang pasti, pelecehan dalam bentuk apapun melanggar hak asasi manusia yaitu dihargai dan melanggar etika sosial, agama dan hukum.

berat ganjarannya, seperti kata pepatah, jagalah Mulutmu, karena Mulutmu adalah Harimaumu. Dengan mulut yang kasar, hati-hati suatu hari nanti bisa mencengkrammu dan menjadi bomerang diri siapa saja yang tidak menggunakan lidahnya dengan baik.

Meskipun di dunia maya, media sosial, jagalah selalu sopan santun, jangan mudah terprovokasi atas sebuah fenomena, selalu lihat dari dua sisi mata uang yang berbeda, kita tak akan tahu bagaimana perjuangan hidup mereka sampai mereka bisa sukses, dls.. sebuah keberhasilan selalu diikuti dengan perjuangan yang keras, maka Hargai itu,meskipun diri tidak suka, jangan budayakan budaya menghina bangsa sendiri.

Kebiasaan menghakimi yang selalu membudaya di kalangan masyarakat Indonesia kian hari marak, tanpa tahu sebab akibat, lalu menyimpulkan asumsi tersendiri, hingga akhirnya melontarkan kata-kata tidak mengenakkan, untuk memperjuangkan persepsi pikiran sendiri. Silahkan lah mengkritik dengan baik, tapi budayakan lah mengkritik yang membangun, bukan mengkritik yang menjatuhkan.

Karena budaya melecehkan ini kian menjamur di Indonesia, kalau bukan kita yang memangkasnya, dan menghindarinya, siapa lagi, yang mau menjaga warisan leluhur nenek moyang indonesia yang ramah dengan sopan santunnya.

sumber: sumber (http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/01/budaya-melecehkan-menjamur-di-indonesia/)

================================

bener khan ya? budaya melecehkan a.ka menghina orang lain bukan hal tabu lagi...
beda waktu zaman diriku kecil,, menghina orang lain aja, aku bisa dipukul sama Ibuku...

klw sekarang,, orang tua mana yang pengen mukul anaknya, jika anaknya menghina orang lain?

ini pergeseran budaya? atau dampak dari globalisasi yah?

meliakh
29-01-2012, 12:10 AM
It's an internet thing, ga cuma indo aja.. Karena hating has never been easier, ditambah lebih aman karena anonim
And i believe most are just jumping on the hating bandwagon, venting their frustration, or just doing it for sh1ts and giggles

Ray Surya
29-01-2012, 12:11 AM
pembenci ada karena ada penggemar yg berlebihan menggemari.
maka jgn berlebihan.

meliakh
29-01-2012, 12:24 AM
Rebecca black ga byk fans fanatik juga dihujat abis2an tuh

Ray Surya
29-01-2012, 12:34 AM
dihujat pasti ada hal yg nyebelin,
bisa dari penggemar, contoh: sm*sh & twilight
bisa dari tingkah si seleb, contoh: depe & april xenia

itsreza
29-01-2012, 12:40 AM
ga di indonesia aja kok sebetulnya, di era keterbukaan
pihak pro dan cons bisa saling beradu memanfaatkan
berbagai saluran, termasuk media sosial. jika suka, cukup
suka tanpa perlu fanatik, seperti disampaikan oleh mona

Nharura
29-01-2012, 12:41 AM
Lah ya itu, makanya diriku tanya,, apakah ini dari pengaruh Globalisasi yang membahana?

orang2 Indonesia jadi gampang melontarkan cercaan,krna meniru dari budaya luar tersebut,

yang notebone-nya lebih keren dan maju.

jadi hinaan adalah senjata bagi orang2 yang pengen keren dan maju seperti budaya luar

-------------

ternyata, Globalisasi yang membahana tanpa diiringi dengan pemahaman yang baik

cenderung bisa menggeser budaya suatu bangsa ya...

perasaan dulu,, budaya indonesia itu ramah.. tapi sekarang "terasa aneh"

kelau rakyat indonesia gak ada yang bisa menghina orang lain,

bener gak ya? paling tidak, hinaan bukan barang Tabu,

tapi barang kejujuran atas nama keyakinan persepsi pandang kita sendiri,

meski menyakitkan orang lain,, klw kata orang2, EGP, yang penting elo gue hina..

::doh::

dampak globalisasi yang makin hari makin menggerus budaya bangsa:(

danalingga
29-01-2012, 12:49 AM
Eh, Na. Rasanya itu bukan Indonesia saja. Kalo saya lihat di Youtube (terutama video music), banyak tuh flame war yang dilakukan dengan bahas inggris. Jadi asumsi saya pelakunya dari around the world.

Kalo saya bilang sih penyebabnya karena mereka-mereka itu anonyimous jadi merasa bebas ngapain aja.

Nharura
29-01-2012, 12:55 AM
iyahh yang di bahas khan Indonesia..

masa karna dunia sering mencerca orang lain, Indonesia ikut2an...

hal ini sebenarnya sepele,, atau ada di pikiran gini : "gitu aja kok repot, itu mah udah nasip dia di hina!"

tapi bener gak sih,, hinaan yang sepele itu, makin hari, makin ngetren,

dan terus2in di lakuin..

akhirnya,,pas ada masalah yang sensitif,, langsung aja melakukan tindakan anarkis...

Banyak khan,, karena hinaan atau dari celaan,, antar etnis suku di indonesia bentrok,

dan banyak lagi kasus2 seperti Bima, kerusuhan lampung, ambon, makasar,,

hanya satu permasalahannya, hal sepele, yaitu hinaan.

Ronggolawe
29-01-2012, 12:59 AM
gw pikir anarkisme bukan karena kebiasaan meng
hina.

Kalau masih bisa menghina, orang tidak akan ber
buat anarkis... menghina lebih mudah dan menye
nangkan dibandingkan berlaku anarkis.

menghina justru sering digunakan untuk meman
cing anarkisme dari kelompok yang dihina, untuk
kemudian, si pelaku anarkisme di pojokkan seba
gai barbaric

orang berlaku anarkis, cuma satu sebabnya, frus
tasi yang mendapatkan kesempatan untuk melam
piaskan rasa frustasi itu.

meliakh
29-01-2012, 01:00 AM
Indo ramah? Not really.. Buat yang minoritas tau rasanya, terutama era pra gus dur
Di jalan denger racial slurs, bikin suara 'haiya.. Haiya' di chinese-chinese in
Sounds friendly to you?

Ronggolawe
29-01-2012, 01:03 AM
Indo ramah? Not really.. Buat yang minoritas tau rasanya, terutama era pra gus dur
Di jalan denger racial slurs, bikin suara 'haiya.. Haiya' di chinese-chinese in
Sounds friendly to you?
Rakyat Indonesia ngga ramah? terutama pra-Gus
Dur?

Setahu gw justru pasca Gus Dur negeri ini berge
jolak, dan penuh kekerasan.... Kasus Ambon, Poso,
Singkawang... You name it :)

Ray Surya
29-01-2012, 01:08 AM
hinaan buat seleb itu buat penyeimbang biar gak dipuja.
sekalian mancing amarah para penggemarnya ::ngakak2::

jadi itu positif karena berusaha mengajak orang agar tidak fanatik & yg kedua sbg hiburan ;D

weleh, alay2 zaman sekarang klo lg muja smash/korea ::doh::

meliakh
29-01-2012, 01:09 AM
Rakyat Indonesia ngga ramah? terutama pra-Gus
Dur?

Setahu gw justru pasca Gus Dur negeri ini berge
jolak, dan penuh kekerasan.... Kasus Ambon, Poso,
Singkawang... You name it :)

wa ga bilang kondisi makro
cuma pengalaman pribadi

Ronggolawe
29-01-2012, 01:11 AM
pengalaman pribadi gw justru selalu ramah dengan
banyak orang Tionghoa dikampung gw... gw malah
sering dianggap anak ama Koh Abeng, karena gw
sering dititipkan di tokonya, kalau ibu gw berbelan
ja ke pasar :)

meliakh
29-01-2012, 01:15 AM
means you're not a racist, that's great
but not everyone is like you

Ronggolawe
29-01-2012, 01:19 AM
maksud loe?
banyak yang rasis di Indonesia?

itsreza
29-01-2012, 01:23 AM
yang saya sering temui, kebanyakan orang bersikap ramah
kepada orang asing/luar negeri bukan ke sesama orang Indonesia
dan sering kali orang dibedakan dengan asal suku. saya pun dalam
beberapa kesempatan kadang ditanyai terlebih dahulu, pribumi?

meliakh
29-01-2012, 01:26 AM
i'm saying people ain't as friendly as you folks would wanna think
not just regarding race, religion, social class, music flavor, you name it

Ronggolawe
29-01-2012, 01:29 AM
yang saya sering temui, kebanyakan orang bersikap ramah
kepada orang asing/luar negeri bukan ke sesama orang Indonesia
dan sering kali orang dibedakan dengan asal suku. saya pun dalam
beberapa kesempatan kadang ditanyai terlebih dahulu, pribumi?
padahal mayoritas etnik Melayu di Indonesia, ada
lah keturunan Tionghoa. Mayoritas dari Wali Songo
adalah orang Tionghoa. Pribumi dan pendatang da
ri Tionghoa sudah lama hidup berdampingan di Nu
santara.

Sampai kedatangan Kolonialisme, barulah terjadi
pengkotakan, Eropa, Timur Dekat-Timur Jauh, dan
Inlander...

---------- Post added at 12:29 AM ---------- Previous post was at 12:28 AM ----------


i'm saying people ain't as friendly as you folks would wanna think
not just regarding race, religion, social class, music flavor, you name it
Then Smile first... a Sincere Smille, it will never
fail or lose :)

itsreza
29-01-2012, 01:40 AM
iya justru itu, seperti dijelaskan om ronggo,sebagaian dari etnik
melayu itu keturunan tionghoa. sehingga sebetulnya ga perlu lagi
istilah pribumi dan non pribumi, karena adanya pembauran.

untuk sikap ramah dan senyum, pernah saya coba praktikkan di
masa kuliah kepada preman yang hendak memalak, dan mereka
berkata, mereka segan jika ada orang yang bersikap sopan kepada
mereka. Saya bersyukur dan merasa dilindungi Tuhan ketika itu :)

ancuur
29-01-2012, 03:31 AM
iya justru itu, seperti dijelaskan om ronggo,sebagaian dari etnik
melayu itu keturunan tionghoa. sehingga sebetulnya ga perlu lagi
istilah pribumi dan non pribumi, karena adanya pembauran.

untuk sikap ramah dan senyum, pernah saya coba praktikkan di
masa kuliah kepada preman yang hendak memalak, dan mereka
berkata, mereka segan jika ada orang yang bersikap sopan kepada
mereka. Saya bersyukur dan merasa dilindungi Tuhan ketika itu :)

gw setubuh sama yg dikasih warna biru..... :-bd
dan kadang para preman itu suka ikut2an berlagak sopan yg berlebih.. :ngopi:

hajime_saitoh
29-01-2012, 06:56 AM
yup gw setuju amakop Nharura kayaknya prilaku leceh melecehkan ini merupakan imbas dari westernisasi, pan emank budaya di barat itu lebih terbuka mereka bicarapun apa adanya, kalo mau menghina yang langsung aja menghina... beda dengan sifat2 ketimuran yang sangat menjaga perasaan lawan bicaranya, kalo bisa mah orang kita zaman dulu akan sedapat mungkin menjaga perasaan lawan bicaranya baik mereka melakukan suatu kritikan ataupun suatu dialog yang biasa... karena mungkin seperti itulah sebenarnya watak ketimuran yang sangat menjunjung tinggi kedamaian...

purba
29-01-2012, 11:04 AM
i'm saying people ain't as friendly as you folks would wanna think
not just regarding race, religion, social class, music flavor, you name it

Lu cina? Pantas aja diperlakukan dgn rasis. Lha di forum ini aja lu sering pake bhs inggris, padahal ini forum bhs indonesia. Kalo mo pake bhs inggris, sonoh di forum bhs inggris, kan sudah disediakan.

:))

---------- Post added at 10:04 AM ---------- Previous post was at 09:59 AM ----------


yup gw setuju amakop Nharura kayaknya prilaku leceh melecehkan ini merupakan imbas dari westernisasi, pan emank budaya di barat itu lebih terbuka mereka bicarapun apa adanya, kalo mau menghina yang langsung aja menghina... beda dengan sifat2 ketimuran yang sangat menjaga perasaan lawan bicaranya, kalo bisa mah orang kita zaman dulu akan sedapat mungkin menjaga perasaan lawan bicaranya baik mereka melakukan suatu kritikan ataupun suatu dialog yang biasa... karena mungkin seperti itulah sebenarnya watak ketimuran yang sangat menjunjung tinggi kedamaian...

Keterbukaan BUKAN penyebab penghinaan. Orang yg merasa paling benar sendiri justru yg lebih sering menghina orang lain. Siapakah golongan yg merasa paling benar tsb?

:))

Ray Surya
29-01-2012, 11:35 AM
yup gw setuju amakop Nharura kayaknya prilaku leceh melecehkan ini merupakan imbas dari westernisasi, pan emank budaya di barat itu lebih terbuka mereka bicarapun apa adanya, kalo mau menghina yang langsung aja menghina... beda dengan sifat2 ketimuran yang sangat menjaga perasaan lawan bicaranya, kalo bisa mah orang kita zaman dulu akan sedapat mungkin menjaga perasaan lawan bicaranya baik mereka melakukan suatu kritikan ataupun suatu dialog yang biasa... karena mungkin seperti itulah sebenarnya watak ketimuran yang sangat menjunjung tinggi kedamaian...

emang klo berhadapan muka pasti sopan.

tapi klo udah "omongan di belakang" pasti ditambahi hujatan2 ;D

AsLan
29-01-2012, 12:10 PM
Internet dan anonim, bagus loh... membuat orang berani mengeluarkan sifat2 asli mereka, gak ditutupi topeng.


masalah sikap melecehkan, tentu saja itu cerminan pribadi masing2.
dan yg perlu kamu tahu, orang yg jiwanya agung itu tidak banyak dan tidak mungkin banyak, rata2 orang masih berkutat di lvl rata2 (secara moral), misalnya tidak akan berbuat jahat kalau tidak dijahati dsb...

dari internet kita bisa loh membaca tingkat moral kita sendiri, baca aja tulisan2 atau komentar2 kita disitu, jujur tanpa topeng kan...

hajime_saitoh
29-01-2012, 01:22 PM
Internet dan anonim, bagus loh... membuat orang berani mengeluarkan sifat2 asli mereka, gak ditutupi topeng.


masalah sikap melecehkan, tentu saja itu cerminan pribadi masing2.
dan yg perlu kamu tahu, orang yg jiwanya agung itu tidak banyak dan tidak mungkin banyak, rata2 orang masih berkutat di lvl rata2 (secara moral), misalnya tidak akan berbuat jahat kalau tidak dijahati dsb...

dari internet kita bisa loh membaca tingkat moral kita sendiri, baca aja tulisan2 atau komentar2 kita disitu, jujur tanpa topeng kan...

mantap..sepertinya kop Aslan salah seorang yang jiwanya sudah lumayan bijaksana dan bijaksini.. karena sejauh yang saya baca komentar kop Aslan sangat jauh dari menggunkan kata2 menyindir dan mencela.. lanjutkan kop

meliakh
29-01-2012, 02:11 PM
Lu cina? Pantas aja diperlakukan dgn rasis. Lha di forum ini aja lu sering pake bhs inggris, padahal ini forum bhs indonesia. Kalo mo pake bhs inggris, sonoh di forum bhs inggris, kan sudah disediakan.

:))

no, i'm indon. Born and raised. Says so in my id.
Sapa lu ngusir2? Terserah wa pake bhs apa

ishaputra
29-01-2012, 03:10 PM
Fenomena “melecehkan” itu terjadi di mana-mana. Biasanya, anak muda memang senang cari “bahan celaan”. Di 9gag juga begitu, dan yang jadi bahan celaan biasanya Justin Bieber, hipster, “asians” (orang Asia yang distereotipkan bermata sipit), dan sebagainya.

Selebriti dicela oleh mereka yang tidak suka? Wajar! Itu resiko jadi public figure. Kalo tidak mau dicela, tidak usah jadi public figure.

---------- Post added at 02:10 PM ---------- Previous post was at 02:08 PM ----------


Keterbukaan BUKAN penyebab penghinaan. Orang yg merasa paling benar sendiri justru yg lebih sering menghina orang lain. Siapakah golongan yg merasa paling benar tsb?

Kayaknya sih dari golongan umat yang agamanya paling diridhoi itu. ::ngakak2::

Ronggolawe
29-01-2012, 03:41 PM
kekeke...
lucu juga melihat kaum leceh berkolaborasi ::bwekk::

Nharura
29-01-2012, 04:35 PM
lah,,ini kenapa jadi begono::hihi::

khan kita ingin kronologis khan atau bahasa sederhananya, di analisis,, kenapa sih makin hari makin ngetren menghina orang lain?

usut punya usut, selain emosi yang kurang bisa di kontrol,,

filterisasi budaya western (globalisasi) minim,, kebanyakan kita nerimo aja hal yang seharusnya bisa kita perbaiki,,

karna udah terbiasa mendiamkan,, dan tidak menegur, toh emang kepedulian sangat minim..


bagaimana cara membendung globalisasi yang makin membuka peluang untuk berkata sebebas-bebasnya

hingga melakukan penghinaan adalah hal yang Halal?

(jangan nyontoh budaya luar, yang kurang mendidik begini,, klw budaya luar tentang kemajuan teknologi baru bisa kita terima,, filter yang mana yang buruk dan yang mana yang bisa di terima dengan akal logis budaya ketimuran Indonesia)

apakah menjamurnya penghinaan yang dilakukan secara sengaja manusia2 Indonesia, di karenakan Hukum yang masih "kerdil", atau mental "kekerasan" seperti tarzan lebih masuk akal, di banding di bicarain lewat forum atau pengadilan? ataukah kepemimpinan yang lamban, kurang tegas?

hajime_saitoh
29-01-2012, 04:37 PM
Originally Posted by ishaputra
Fenomena “melecehkan” itu terjadi di mana-mana. Biasanya, anak muda memang senang cari “bahan celaan”. Di 9gag juga begitu, dan yang jadi bahan celaan biasanya Justin Bieber, hipster, “asians” (orang Asia yang distereotipkan bermata sipit), dan sebagainya.

Selebriti dicela oleh mereka yang tidak suka? Wajar! Itu resiko jadi public figure. Kalo tidak mau dicela, tidak usah jadi public figure.


wah aneh juga saya melihat pendapat anda.. dilecehkan adalah hal yang wajar... so saling hina saling hujat adalah hal yang wajar?? ::doh::...... seperti kata kop Aslan diatas


Originally Posted by AsLan
masalah sikap melecehkan, tentu saja itu cerminan pribadi masing2.
dan yg perlu kamu tahu, orang yg jiwanya agung itu tidak banyak dan tidak mungkin banyak, rata2 orang masih berkutat di lvl rata2 (secara moral), misalnya tidak akan berbuat jahat kalau tidak dijahati dsb...

purba
29-01-2012, 05:55 PM
khan kita ingin kronologis khan atau bahasa sederhananya, di analisis,, kenapa sih makin hari makin ngetren menghina orang lain?


Itu bisa berarti orang Indonesia dulunya sudah senang menghina tetapi masih dilakukan di belakang orang yg dihinanya. Kemudian dgn adanya keterbukaan, penghinaan tsb pun dilakukan di depan orangnya juga. Jadi keterbukaan bukan penyebab orang Indonesia menjadi suka menghina, melainkan keterbukaan telah menyingkap tabir yg menutupi bahwa orang Indonesia dari dulu memang suka menghina. Ane melihat pengaruh Barat berupa keterbukaan adalah hal baik karena mengungkap sifat buruk orang Indonesia yg suka menghina.

:))

ndableg
29-01-2012, 05:57 PM
Orang melecehkan/merendahkan orang lain utk menaikan rasa percaya diri. Kalo bisa melecehkan orang lain, rasanya kita lebih tinggi dari orang tsb. Merasa ada yg lebih berdosa/bodoh dari diri sendiri.
Kalo semakin banyak orang melecehkan, berarti semakin banyak yg kehilangan kepercayaan diri.

Kalo melecehkan dari internet itu paling enak, karena korban pelecehan ga bisa marah2 maranin si peleceh (tapi ada juga kejadian). Atao tidak bisa balik melecehkan karena id misteriusnya.

BundaNa
29-01-2012, 06:06 PM
OOT sebentar...ini salah satu butir peraturan KM (pada baca gak sih?)


Kutipan dalam bahasa ingris atau bahasa asing lain harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kecuali bila berada di forum English atau forum bahasa terkait.

Peraturan dasar KM (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?358-PERATURAN-UMUM-WARUNG-KOPIMAYA-dot-KOM)

---------- Post added at 05:06 PM ---------- Previous post was at 05:03 PM ----------

kadang sih, bilang gini neh si A, "eh si B suka banget ngelecehin, padahal dia jelek, item, mulut gak bisa mangap dll."

Yaaaaaa si A kan suka melecehkan juga...sama deh, sama yang ngaku2 pemeluk agama A rasis dan suka melecehkan, padahal dirinya dua kali lebih parahnya dibanding sama yang dia tunjuk...satu telunjuk mengarah ke orang, tiga jari mengarah ke diri sendiri

ndableg
29-01-2012, 06:07 PM
Itu bisa berarti orang Indonesia dulunya sudah senang menghina tetapi masih dilakukan di belakang orang yg dihinanya. Kemudian dgn adanya keterbukaan, penghinaan tsb pun dilakukan di depan orangnya juga. Jadi keterbukaan bukan penyebab orang Indonesia menjadi suka menghina, melainkan keterbukaan telah menyingkap tabir yg menutupi bahwa orang Indonesia dari dulu memang suka menghina. Ane melihat pengaruh Barat berupa keterbukaan adalah hal baik karena mengungkap sifat buruk orang Indonesia yg suka menghina.

:))

Jadi lebih baik kita ikutin orang barat yg suka melecehkan/menghina?

---------- Post added at 05:07 PM ---------- Previous post was at 05:06 PM ----------


kekeke...
lucu juga melihat kaum leceh berkolaborasi ::bwekk::

kayak srimulat, saling saut menyaut.. ::hihi::

Ray Surya
29-01-2012, 06:12 PM
Jadi lebih baik kita ikutin orang barat yg suka melecehkan/menghina?



jangan melecehkan orang barat dgn ngatain mereka suka melecehkan/menghina

jgn generalisir, oke?

ndableg
29-01-2012, 06:13 PM
daripada melecehkan bangsa sendiri.. mending gw lecehin bangsa barat yg telah melecehkan bangsa mu.

E = mc²
29-01-2012, 06:21 PM
seharusnya gak usah heran juga. kebnyakan orang endonesa juga gemar nonton budaya lawak yg slapstik dan penuh hujatan dan hinaan. macam opeje yg suka ngatain si pesek lah, si gagap lah, dll -_-

ini jadi aneh. orang senang dengan hinaan dan cacian, asal gak ditujukan buat diri sendiri :ninja:

hajime_saitoh
29-01-2012, 08:18 PM
sudahlah kalo gitu kita tarik aja kesimpulan.. saling melecehkan itu tidak baik dan marilah kita setidaknya di KM ini sesama penghuninya untuk tidak saling melecehkan... intinya sih kalo tidak mau dilecehkan ya jangan melecehkan orang lain.. kalo mau dihormati ya hormatilah orang lain.... karena kita itu bisa bercermin dari orang lain kalo orang lain melecehkan kita dan menjelek2kan kita berarti ada yang salah didiri kita dan saatnya kita instropeksi diri "if u want to make a world better place take a look at ur self than make a change"

choodee
29-01-2012, 08:20 PM
mending dilecehkan di depan (budaya sekarang)

atau dilecehkan habis2an di belakang (budaya dulu)

:D

saya bukan orang sempurna, kadang kalo keki ngeliat sesuatu yang menjengkelkan bakalan dihina.

tapi menurut gw, melihat perilaku indo dari komen2 di internet, ga bisa 100% akurat juga, jaman dulu kan ga ada internet, kalo ada mungkin orang2 dulu juga pada ngehujat, dan lagi, yang pada ngehujat di inet itu bakalan ngehujat juga ga di depan orangnnya? gw yakin sih keknya ga ;D

ishaputra
29-01-2012, 08:27 PM
yup gw setuju amakop Nharura kayaknya prilaku leceh melecehkan ini merupakan imbas dari westernisasi, pan emank budaya di barat itu lebih terbuka mereka bicarapun apa adanya, kalo mau menghina yang langsung aja menghina... beda dengan sifat2 ketimuran yang sangat menjaga perasaan lawan bicaranya, kalo bisa mah orang kita zaman dulu akan sedapat mungkin menjaga perasaan lawan bicaranya baik mereka melakukan suatu kritikan ataupun suatu dialog yang biasa... karena mungkin seperti itulah sebenarnya watak ketimuran yang sangat menjunjung tinggi kedamaian...

Justru saya lebih pro budaya barat dalam hal ini. Budaya barat lebih terbuka, apa adanya. Dan saya menjunjung tinggi keterbukaan. Ketimbang budaya "ketimuran" kita yang MUNAFIK. Di depan orangnya, kita berlagak sopan dan manis, muji-muji. Tapi di belakang, baru ngomongin jeleknya. Kalo berani, kenapa nggak kritik langsung di depan orangnya?

Budaya barat yang terbuka lebih modern. Kalo nggak suka, ya bilang nggak suka. Apa adanya. Tapi sebaliknya, kalo kita menilai seseorang itu baik dan layak dipuji, maka tak segan kita ekspresikan rasa kagum kita kepadanya. Jujur, terbuka. Itu lebih bagus.

Coba lihat penjurian American Idol atau British Got Talent. Saya suka gaya penjurian seperti itu. Kalo juri menilai penampilan peserta jelek, ya jelek. "Belajar vokal di mana? Gaya kamu kaku, dan belum pantes terjun ke pro". Jujur kan? Tapi kalo penampilan peserta keren, bagus, sesuai dengan standart juri, tak segan juri standing applause. (Yang kemudian gaya penjurian yang jujur ala barat itu ditiru oleh Indonesian Idol dan acara pencarian bakat serupa).

Daripada sikap ketimuran Indonesia, banyak basa-basi dan sok muka manis/memuji. Itu namanya MUNAFIK.

hajime_saitoh
29-01-2012, 08:55 PM
Justru saya lebih pro budaya barat dalam hal ini. Budaya barat lebih terbuka, apa adanya. Dan saya menjunjung tinggi keterbukaan. Ketimbang budaya "ketimuran" kita yang MUNAFIK. Di depan orangnya, kita berlagak sopan dan manis, muji-muji. Tapi di belakang, baru ngomongin jeleknya. Kalo berani, kenapa nggak kritik langsung di depan orangnya?

Budaya barat yang terbuka lebih modern. Kalo nggak suka, ya bilang nggak suka. Apa adanya. Tapi sebaliknya, kalo kita menilai seseorang itu baik dan layak dipuji, maka tak segan kita ekspresikan rasa kagum kita kepadanya. Jujur, terbuka. Itu lebih bagus.

Coba lihat penjurian American Idol atau British Got Talent. Saya suka gaya penjurian seperti itu. Kalo juri menilai penampilan peserta jelek, ya jelek. "Belajar vokal di mana? Gaya kamu kaku, dan belum pantes terjun ke pro". Jujur kan? Tapi kalo penampilan peserta keren, bagus, sesuai dengan standart juri, tak segan juri standing applause. (Yang kemudian gaya penjurian yang jujur ala barat itu ditiru oleh Indonesian Idol dan acara pencarian bakat serupa).

Daripada sikap ketimuran Indonesia, banyak basa-basi dan sok muka manis/memuji. Itu namanya MUNAFIK.

wadoh budaya kita yang ramah dan tidak ingin menyakiti hati orang lain kokdibilang munafik seh...?? pujian yang pas dan tepat bisa memacu seseorang untuk menjadi lebih baik, sedangkan cercaan dan hinaan cenderung lebih menimbulkan konflik.. dan siapa bilang sih budaya timur itu didepan orangnya manis dan dibelakang menghujat, itu mah namanya penjilat... yang ada itu adat timur itu kalopun ingin memperingatkan orang akan kesalahan dan kejelekannya selalu dibicarakan baik2 dan tidak dengan bahasa kasar.. tapi lebih ke cara2 yang sopan sehingga seseorang itu tidak merasa digurui dan dilecehkan.. begitu lho saudara Isahputra.. dan anda terlalu Naif mengatakan budaya orang timur itu sebagai budaya orang2 munafik..... ckckckck ::doh::

pasingsingan
29-01-2012, 08:59 PM
Lu cina? Pantas aja diperlakukan dgn rasis. Lha di forum ini aja lu sering pake bhs inggris, padahal ini forum bhs indonesia. Kalo mo pake bhs inggris, sonoh di forum bhs inggris, kan sudah disediakan.
:))

ckckck ....
sulit rasanya tuk percaya bhw
kalimat semacam itu terlontar dari seorang purba yng gw kenal
jgn diulang lagi yak pur [-X

purba
29-01-2012, 09:21 PM
Jadi lebih baik kita ikutin orang barat yg suka melecehkan/menghina?

Jangan ikutin orang barat yg suka melecehkan tapi ikutin orang barat yg suka keterbukaan. :))

purba
29-01-2012, 11:12 PM
ckckck ....
sulit rasanya tuk percaya bhw
kalimat semacam itu terlontar dari seorang purba yng gw kenal
jgn diulang lagi yak pur [-X

Hehehe.. ok secara terbuka ane minta maap pada ybs (meliakh).. ::maap:: Kemudian BundaNa sudah mengingatkan agar menggunakan bhs inggris sesuai dgn forumnya. Lanjrooot.... :)

---------- Post added at 10:12 PM ---------- Previous post was at 09:37 PM ----------

Perlu juga diperhatikan bahwa penistaan/pelecehan/penghinaan adalah sangat subyektif. Misalnya di Barat pemain bola yg kena tekel, kepalanya diusap-usap oleh pemain yg mentekel. Coba hal yg sama dilakukan di Indonesia, malah bisa adu jotos tuh pemain. Di Barat, bilang god does not exist adalah hal biasa saja, tapi di Indonesia bisa dibui karena dianggap penistaan agama. Ini pengalaman. Pernah temen gw orang bule, kepalanya kepentok tiang listrik waktu jalan di Jogja. Orang-orang yg melihatnya langsung tertawa. Sesampainya di rumah, dia protes, kok orang Indonesia gak sopan banget, kepala orang kepentok malah diketawain, sebuah penghinaan. Gw jelasin, itu bukan penghinaan, tapi utk menunjukkan tenggang rasa, menghibur, nasihat agar hati-hati, dst.

:))

Porcelain Doll
30-01-2012, 07:43 AM
g cuma mau bilang, keterbukaan itu bukan cuma milik luar
sebagian suku di indonesia sendiri menerapkan prinsip ini...ga suka ya ngomong terus terang di depan orangnya (tidak dengan kata2 penghinaan tapi ya)
saking terus terang dan jujurnya, malah terkadang suka dicap kasar oleh orang lain..;D;D;D

soal budaya melecehkan ini...g cukup setuju dengan rumus
karena melihat sekeliling terbiasa dan sepertinya senang melecehkan dari media2 yg ada, orang yg melihat jadi ikut2an terbiasa
dan sayangnya budaya yg seperti itu justru yg (sepertinya) mudah disukai dan mudah ditiru oleh khalayak ramai %swt

ishaputra
30-01-2012, 07:50 AM
wadoh budaya kita yang ramah dan tidak ingin menyakiti hati orang lain kokdibilang munafik seh...??

Karena memuji untuk menyenangkan hati, bukan karena ybs layak dipuji. ::bwekk::


pujian yang pas dan tepat bisa memacu seseorang untuk menjadi lebih baik,

Bukan "pujian yang pas", tapi PUJIAN YANG JUJUR.



sedangkan cercaan dan hinaan cenderung lebih menimbulkan konflik..

Iya, mental indon begitu. Dicela, dikritik, dihina, malah marah. Harusnya mikir.


dan siapa bilang sih budaya timur itu didepan orangnya manis dan dibelakang menghujat, itu mah namanya penjilat...

Ah, kayak nggak tau aja. Di kita itu udah biasa yang namanya BASA BASI.


yang ada itu adat timur itu kalopun ingin memperingatkan orang akan kesalahan dan kejelekannya selalu dibicarakan baik2 dan tidak dengan bahasa kasar..

Itu kalo derajat yang "salah" lebih rendah, baru berani.


tapi lebih ke cara2 yang sopan sehingga seseorang itu tidak merasa digurui dan dilecehkan.. begitu lho saudara Isahputra.. dan anda terlalu Naif mengatakan budaya orang timur itu sebagai budaya orang2 munafik..... ckckckck ::doh::

Karena masyarakat kita masih mementingkan "cara" atau kemasan, bukan hakekat. Ini setali dengan budaya munafik.

Dan budaya timur kita emang munafik. Sholat rajin, nonton bokep napsu juga. Di Metrotv, waktu kasus Ariel heboh, di acara talkshow si pembawa acara tanya: "siapa di sini yang udah download dan nonton video Ariel?" Penonton di studio ga ada yang ngacung. Kenapa? MALU! Nggak mau terus terang alias JAIM di depan publik. Tapi di belakang, liar.

Nharura
30-01-2012, 09:06 AM
Jadi kalau di buat pohon perumusan apa kah masalah yang terjadi, penyebab dan diagnosa mengapa Indonesia mulai menjamur Budaya melecehkan (sesuai dengan pendapat teman2 disini)


Pertama, adanya Pengaruh Globalisasi yang tidak diiringi dengan pemahaman yang baik, maupun tidak mampu memfilter, budaya barat yang dijadikan panutan.

Kedua, adanya Hukum yang lemah, tidak mampu mengayomi korban pelecehan terlebih dunia maya, karena institusi perundang-undangan Indonesia masih belum bisa memprotect hukum internet yang harus di berlakukan mengenai pelecehan tersebut. serta dengan adanya budaya "gampang menghina", maka cenderung membuat masalah sensitif yang bisa di selesaikan dengan baik, harus diselesaikan dengan ke anarkisan, karena masyarakat sudah tidak percaya akan Hukum yang di usung pemerintah.

Ketiga, Masyarakat Indonesia sering kali berbicara basa basi, dan menutupi keadaan yang sebenarnya terjadi, sehingga kejelekan yang ingin diungkapkan tidak secara face to face, namun sering kali di belakang punggung. sehingga kini, dengan era keterbukaan global maupun demokrasi yang menuju semi liberal , maka Tidak mengherankan jika bangsa indonesia mulai kembali pada sifat aslinya, yaitu dengan terang-terangan menghina dan melecehkan orang lain di muka publik.

Keempat, adanya pengaruh jaga image, Topeng yang di buat di kehidupan nyata, menjadi terbuka ketika dilakukan di dunia maya, yang Image aslinya tidak diketahui khalayak, sehingga dengan mudah melontarkan isi hatinya, meski itu menghina orang lain, di dunia mayalah, topeng itu terbuka, dan menjadi apa adanya.

Kelima, Tayangan-tayangan hiburan, kini bergeser tempat, dimana kekurangan fisik seseorang dijadikan sebagai guyonan, dan bahan becandaan. Akhirnya penontnon Indonesia sangat lumrah untuk melakukan hal tersebut, karena manusia yang mempunyai kekurangan fisik adalah manusia yang KUrang beruntung. dan hanya manusia sempurna yang beruntung di hidup ini dan layak disebut manusia.


Pertama, Globalisasi tidak bisa kita salahkan sepihak, yang mengakibatkan budaya indonesia menjamur tentang pelecehan kepada orang lain maupun di dunia nyata serta dunia maya,, Karena Globalisasi yang tidak diiringi dengan pemahaman yang baik, maka kita akan terjerumus di dalamnya.

Pemahaman yang baik, berarti bagaimana lingkungan keluarga memprotect seorang anak, tidak mengekangnya, tapi di beri pemahaman, bahwa dengan menghormati orang lain, maka orang lainpun akan menghormati kita. Kemudian, apa yang diri anak ucapkan kepada oranglain, mau unsur yang baik atau unsur yang mencela, itu menandakan bagaimana didikan orang tua kepada anaknya.

karena Ucapan, menandakan siapa diri anak itu sebenarnya. Karena Teko yang berisi teh, tidak mungkin pas di tuang menjadi air kopi.. jadi apa yang diucapkan masyarakat tentang pelecehan orang lain, maka itulah jati diri masyarakat tersebut.

Kedua, Hukum Indonesia yang terkenal lemah, dan kerdil membuat masyarakat menjadi antipati kepada hukum dan pemerintah. sehingga setiap masalah di selesaikan dengan cara Tarzan, dan main hakim sendiri. Hukum yang lemah ini dianggap tak mampu mengyomi masyarakat yang terlecehkan, contoh saja kasus sampit, sudah bukan rahasia umum, kasus sampit diakibatkan pertumpukan masalah dari kesenjangan yang dilakukan hukum pemerintah dalam membela suku dayak,dari tahun 1974 hingga pecah di tahun 2001, dikarenakan sudah tidak percaya lagi dengan janji-janji pemerintah. Karena suku madura (notebobe-nya suku pendatang) melakukan kembali penghinaan kepada suku dayak, maka pertumpukan masalah yang tak mampu diselesaikan oleh hukum pemerintah, lalu diselesaikan dengan hukum adat, yaitu membalas dendam karena penghinaan tersebut dengan cara anarkis, yaitu menumpas semua suku pendatang yaitu madura di tanah palangkaraya.

seharusnya ini bisa di minimalisir oleh Pemerintah dan hukum perundang-undangan setempat. sehingga kasus yang dulu tidak terjadi pertumpahan darah. Namun kebiasaan pemerintah Indonesia yang lamban, administrasi yang kurang mendukung masyarakat, hukum yang kerdil, membuat masyarakat menggunakan cara tarzan (baca:anarkis) untuk melindungi harga diri dan martabatnya sendiri.

Ketiga, Mengapa masyarakat Indonesia cenderung suka berbasa basi? dan menyembunyikan hal jelek apa yang ingin di katakan?, ini bisa terjawab, ketika kita pahami, bahwa masing-masing manusia yang ada di indonesia menginginkan sebuah kepercayaan yang di berikan oleh orang lain. sehingga kadang apa yang kita tidak suka, menjadi hal yang kita suka ketika kita ingin mendekati orang lain. Hal ini mengakibatkan menjadi tidak apa adanya. demi pengakuan orang lain untuk percaya kepada kita.

sebuah penerapan dari unsur kepemimpinan, dimana cara seseorang mempengaruhi orang lain, agar dapat melakukan hal yang ia inginkan,, dengan berbagai cara. Termasuk basa basi, ataupun dikemas sedemikian rupa, agar ia mampu mengarahkan inginnya kepada orang lain. jadi basa basi tersebut bukan karena tidak ada artinya, tetapi basa basi tersebut di gunakan sebagai alat/senjata untuk mempengaruhi orang lain, agar orang lain bisa mengikuti keinginannya. Karena demi kepentingan dirinya sendiri, basa basipun mampu ia lakukan, meski tidak sesuai kata hatinya.

dengan adanya unsur keterbukaan di zaman sekarang, mengapa manusia tidak suka berbasa basi lagi, lalu langsung melecehkan di depan mata. Dikarenakan manusia tersebut, tidak mempunyai kepentingan secara langsung dengan objek penderita yang dilecehkan. Karena jika didalamnya ia memiliki kepentingan (bisa di sebut seperti pertemanan, relasi kerja, relasi saudara, relasi dls), untuk dirinya sendiri, maka ia jelas2 tak akan melakukan pelecehan tersebut.

Keempat, jaga Image dan topeng yang sering di pakai manusia indonesia sebenarnya adalah untuk melindungi dirinya sendiri, agar kejelekan dirinya tidak dapat di ketahui oleh orang lain, serta manusia indonesia tidak bisa mempunyai mental spekulatif, bahwa orang2 yang mempunyai sifat jelek, berarti masa depannya akan jelek, dan tidak pernah mau mempunyai pikiran, bahwa seseorang yang memiliki kelemahan, pasti akan selalu ada kelebihan yang bermunculan. karena efek paradigma, "sempurna", yang diinginkan oleh masimh-masing pikiran manusia di negara berkembang. sehingga disaat adanya keterbukaan dari internet,dan dunia maya, maka topeng tersebut menjadi tidak ada, dia bisa menjadi apa saja, ketika berada di dunia maya, karena tidak ada orang yang tahu siapa dirinya. maupun kelemahan apa yang ia miliki. dan dia menjadi apa adanya ketika ia berada di dunia maya, karena disaat berada di dunia nyata, lingkungan pasti akan mencemooh dirinya, ketika ia tampil apa adanya,

mengapa masyarakat lingkungannya mencemooh? karena keinginan "sempurna" sudah terpatri pada masing2 individu, jadi ketika melihat hal yang jelek, maka di caplah jelek selamanya.

Kelima, Hiburan lawakan yang mengatas namakan becanda ketika mengusung kelemahan lawan mainnya dianggap sebagai bahan tertawaan dan bisa membuat orang lain tertawa ini merupakan lawakan yang tidak cerdas, karena semua orang tahu hal tersebut. Orang yang mendengarnya pun, jadi berpikir, mungkin begitu sifat asli sang pelawak. Ini juga merupakan kerugian bagi pelawak itu sendiri, meski ia tidak berpikir sejauh itu, karena ia masuk di dunia entertaiment untuk mencari pundi-pundi penghasilan. Toh dengan lawakan tersebut, banyak juga yang menyukai, karena mental dan paradigma orang indonesia selalu "sempurna", sehingga hal yang tidak sempurna dianggap harus di lecehkan.

Komisi Penyiaran kadang dapat menghendel pihak-pihak lawak yang kurang ber etika, seperti zaman Tessy di srimulat, yang jika bercanda selalu memukul Pantat lawan mainnya terutama wanita, kemudia tukul di acara empat matanya yang selalu jika tamu perempuannya, ia mencium pipi dan kesenangan, yang terakhir kasus Olga, yang disaat melawak gadis yang diperkosa di angot. Namun karena aduan masyarakat, hal tersebut dapat di Cut.

Selama Hiburan lawak, masih dinggap "normal" oleh masyarakat indonesia termasuk tentang menghina kelemahan fisik orang lain atau aib orang lain maka hal tersebut adalah Lumrah. Hal kelumrah-an inilah yang disayangkan, karena paradigma Indonesia tentang kelemahan fisik adalah cacat aib. dan hanya segelintir saja yang percaya bahwa di balik kelemahan banyak sejuta kelebihan. Karena Bangsa indonesia sudah terpatri jiwa pesimis, dengan hal yang tak ada di hadapan sekarang. dan amat kurang percaya diri untuk bermimpi yang tak ada. Maka tidak salah, jika kelemahan fisik orang lain, selalu dianggap sebuah aib.


Bagaimana cara mengatasinya? 5 hal asumsi maupun penyebab mengapa asumsi itu ada?, maka bagaimana meminimalisirnya?,, teman-teman bisa berdiskusi lagi :)

BundaNa
30-01-2012, 09:20 AM
hei hei...TS cba jawab dulu pertanyaan saya

yang disebut melecehkan seperti apa ya?

Kalau kamu dikritik, dikasih masukan dan dijelaskan kekurangan kamu....apakah itu melecehkan?


Ayo ayo samakan persepsi dulu

*baca mpe 3 halaman...masing2 punya definisi sendiri2 tentang melecehkan

Nharura
30-01-2012, 09:28 AM
Mba bundana: Melecehkan, setahu saya, mengkritik apa saja, mem "babi buta" tanpa melakukan asas kesopanan, yang mana yang harus dikatakan, yang mana yang harus di sembunyikan. tidak ada unsur logika

Mengkritik itu boleh saja, asalkan mengkritik pada tempatnya, kebiasaan kita, mengkritik di muka umum, di hadapan wajahnya, tapi tak mampu memberikan solusi.

Itu berarti mengkritik hanya untuk kepuasan pribadi (baca: melecehkan)

namun, jika kita mengkritik, dihadapan orangnya, lalu membawa dirinya berbicara empat mata , tidak di hadapan orang lain, dengan tidak mempermalukan dirinya di hadapan orang lain, lalu memberikan solusi membangun atas kekurangan yang kita kritik. Itu baru dikatakan Kritik yang membangun.

Sedangkan kritik yang menjatuhkan, yaitu kritik yang tidak mau tahu nasip orang yang kita kritik di muka umum, itu deritanya, karena ulahnya sendiri, maka dia seperti itu, tanpa menggunakan asas kelayakan sopan, menghargai orang lain. Toh yang gue kritik, tidak ada pengaruh dan kepentingan buat hidup gue, jadi EGP.

Nah pemikiran kritik yang menjatuhkan inilah yang disebut Pelecehan.

meliakh
30-01-2012, 09:30 AM
Hehehe.. ok secara terbuka ane minta maap pada ybs (meliakh).. ::maap:: Kemudian BundaNa sudah mengingatkan agar menggunakan bhs inggris sesuai dgn forumnya. Lanjrooot.... :)

no probs tiada masalah :minum2:



Kalau kamu dikritik, dikasih masukan dan dijelaskan kekurangan kamu....apakah itu melecehkan?


Ayo ayo samakan persepsi dulu

*baca mpe 3 halaman...masing2 punya definisi sendiri2 tentang melecehkan

nah bener.. tergantung sensitivitas, toh ini yang bisa bilang leceh2an kan yang merasa
imo juga tergantung konteks dan tone... yang diomongin, misal, tukul, ga melecehkan imo
konteksnya guyonan, bukan diskriminasi ato intimidasi

Nharura
30-01-2012, 09:39 AM
Ayo ayo samakan persepsi dulu

*baca mpe 3 halaman...masing2 punya definisi sendiri2 tentang melecehkan

sebenarnya mba,, masing2 teman2 disini menguraikan asumsi-asumsi (pandangan-pandangannya) mengenai penghinaan tingkat ke toleransi-an yang ia pikir, maka masing2 teman, mengutarakan pendapatnya,, oleh karena itulah diriku buatkan pohon perumusan masalah.

kenapa asumsi2 tersebut bisa muncul,, udah di bagankan di sini (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?3662-Budaya-Melecehkan-Menjamur-Di-Indonesia/page3#49) ... sekarang,, bagaimana solusinya,, untuk mengatasi penyebab adanya asumsi2 tersebut?

Jadi kita diskusinya gak membulet,, tapi ada pemecahannya... ada kesimpulan, yang nanti bisa kita konkret khan. Makanya dengan diskusi, tukar pikiran

sama teman2 dengan pemikiran yang berbeda, bisa menyamakan maksud maupun apa yang seharusnya dilakukan untuk menimalisir pelecehan yang menjamur.

BundaNa
30-01-2012, 09:39 AM
Mba bundana: Melecehkan, setahu saya, mengkritik apa saja, mem "babi buta" tanpa melakukan asas kesopanan, yang mana yang harus dikatakan, yang mana yang harus di sembunyikan. tidak ada unsur logika

ini adalah bagian dari budaya...buat orang2 dari etnik tertentu, bicara dengan suara kencang, tanpa tata bahasa halus baginya tidak masalah...bagi yang etnik tertentu yang biasa bersopan2, jadinya masalah...well sebenernya ketika dikasih amsukan orang "meski kasar sekalipun" perlu keberanian orang yang dikasih masukan untuk bersikap sabar dan berlapang hati. Kalau mau berterus terang ngapain harus ada yang disembunyikan? Tidak ada unsur logika? masing2 orang punya pandangan argumentasi sendiri2, bilang gak ada unsur logika aja kita sudah melecehkan bahwa lawan bicara kita tidak punya otak dong?::hihi::



Mengkritik itu boleh saja, asalkan mengkritik pada tempatnya, kebiasaan kita, mengkritik di muka umum, di hadapan wajahnya, tapi tak mampu memberikan solusi.

Mengkritik di muka umum malah bagus lho, karena semakin jelas dan berani debat terbuka, berani bicara terbuka, dengan bahasa yang mudah dicerna. Kalau selalu bilang dilarang mengkritik di muka umum, kapan kita bsia dewasa?

Nah kalau rapat misalnya, gak suka gitu sama pemikiran si A, berhubung banyak orang trus kita gak jadi kasih masukan?


namun, jika kita mengkritik, dihadapan orangnya, lalu membawa dirinya berbicara empat mata , tidak di hadapan orang lain, dengan tidak mempermalukan dirinya di hadapan orang lain, lalu memberikan solusi membangun atas kekurangan yang kita kritik. Itu baru dikatakan Kritik yang membangun.

Saya suka merasa, ada orang anti kritik, mau empat mata mau banyak mata, tetep aja deh gak suka dikritik.

Mengkritik di depan orang banyak, dengan bicara lebih bagus dan memberi masukan saya rasa gak masalah ya, ya asal itu tadi...orang yang dikritik gak langsung tersinggung lalu bilang,"gue dilecehkan"



Sedangkan kritik yang menjatuhkan, yaitu kritik yang tidak mau tahu nasip orang yang kita kritik di muka umum, itu deritanya, karena ulahnya sendiri, maka dia seperti itu, tanpa menggunakan asas kelayakan sopan, menghargai orang lain. Toh yang gue kritik, tidak ada pengaruh dan kepentingan buat hidup gue, jadi EGP.

Nah pemikiran kritik yang menjatuhkan inilah yang disebut Pelecehan.

yang namanya kritik bukannya pasti memaparkan kekurangan lawan bicara kita ya? Kalau lawan bicara kita sensi, itu disebut menjatuhkan juga, melecehkan.

Sebenernya selama tidak menyangkut SARA, fisik, pornografi, bullying ataupun flamming...kritikan itu mestinya bisa diterima dengan hati terbuka

Nharura
30-01-2012, 09:53 AM
ya begitu mbayu...

tapi masing2 orang khan berbeda cara berpikirnya,,

sedikit OOT dari inti masalah, tapi mengurai kronologis perumpamaan,,

jika temen2 masih tahu dan ingat games flash Zeek the greek, dimana kita harus dapetin jamur bagus, namun banyak rintangan2nya,
oleh karena itu kita harus berpikir dahulu, sebelum kita berjalan, klw enggak, bisa gak nemu jalan keluarnya.

Nah ini di ibaratkan, dengan mengkritik, sebelum kita berbicara mengkritik orang lain, terlebih dahulu kita pikirkan,
bicara kita ini etis kah? bicara kita ini sesuai dengan hukum sosial kah? bicara kita ini berdasarkan asas kesopanan kah?

atau bicara kita sejujur-jujurnya, dan EGP soal perasaan orang lain? , bicara kita memenangkan pendapat diri sendiri, tanpa
memikirkan penjelasan orang lain?, ataukah bicara kita untuk terlihat "paling tahu", sehingga perasaan yang di kritik tidak dipikirkan?

Karena memang tidak ada hukum mengikat, seseorang berkebebasan berbicara didepan umum, namun jika sudah menyinggung
perasaan orang lain, maka "jalan anda akan terhenti" seperti permainan di zeek the greek, anda tidak bisa sampai ke tujuan dengan baik.

Karena sudah ada Cap, bahwa anda tak mampu menghargai orang lain. Bagaimana orang lain bisa menghargai anda? [ini perumpamaan]

Ray Surya
30-01-2012, 12:24 PM
yg pasti ngejek orang gak bakal dipenjara, klo dipenjara maka tukul yg pertama ditangkep karena sering melecehkan diri.
trus pelawak2 lain nyusul.
ka*kuser pada ditangkap.
penjara kepenuhan, yg ngasih makan siapa?
melecehkan orang memang diminati pasar. utk hiburan.
klo di forum dilecehin temen seforum, maka forum menyediakan "ignore button" :D

TheCursed
30-01-2012, 12:58 PM
maksud loe?
banyak yang rasis di Indonesia?

YES.
Gue inget waku gue SD dulu, jaman yang katanya 'stabil' era-nya Orde Baru. Masuk SD di jakarta aja, gue harus terhambat lebih dari satu macam tipe rasisme.
Pertama gue lebih susah masuk SD karena gue nggak berasal dari pulau Jawa(dari sebuah propinsi pelosok Indonesia, yang nama ibukotanya aja masih banyak GURU di jakarta yang nyebutnya salah), dianggap segitu dungu level pendidikannya dan nggak akn mampu mengikuti ritme pendidikan Jakarta. Terus Juga, karena mata gue yang rada 'segaris', gue dapet lebih banyak 'sorotan' dari beberapa guru karena diasumsikan sebagai 'anak-cina-manja'. Pas masuk SMP negri, gue lebih susah gaul lagi, sekali lagi karena tampang gue, yang membuat gue seakan punya plang 'calon-korban-palak-padat-berisi' ketempel di punggung, dan situasi ini berlanjut sampe SMU(tiap pulang sekolah rasanya kayak gerilya).
Dan pas kerusuhan Mei, waktu gue kuliah, panik setengah mati, karena takut keluarga gue ikutan kebantai secara nista di jalanan...
Dan itu cuma sebagian aja yang gue inget...

So, yeah, bangsa ini RASIALIS.
Cuman aja, di jaman Or-Ba(and Or-La juga) dilakukan secara terstruktur dan bisik2, sementara di era Keterbukaan sekarang di lakukan secara vulgar dan sporadis.

Dan mengakui cacat ini sebagai sebuah bangsa, seharusnya adalah langkah awal buat kita memperbaiki diri.
Soalnya kalo nggak ngerasa ada yang 'rusak', berarti nggak ada yang perlu di 'benerin' , kan ? ::ungg::

AsLan
30-01-2012, 01:56 PM
Masalah rasialisme memang masih menjadi hambatan di mana2, di barat juga masih ada koq, apalagi di indonesia, lah kemarin mentri Marie Elka Pangestu aja pernah diserang karena etnisnya Tionghoa, dianggap bisa menghianati bangsa dengan memberi keuntungan pada negara China...

Yang sekelas mentri aja digituin apalagi kamu waktu di SD... ::grrr::

Ronggolawe
30-01-2012, 02:11 PM
malah ngebahas rasialis....
gw waktu kecil dianggap keturunan cina, cuma
kesininya kulit gw mulai gelap.

sejauh yang gw alami, di kampung gw, ngga ada
orang yang baru gw kenal memperlakukan gw se
cara diskriminatif.

Dikampung gw, orang-orang Tionghoa dapat hidup
membaur dan tidak eksklusif, jadinya tidak ada ja
rak antara keturunan Tionghoa dengan yang lain.

Cuma yang gw lihat di Jakarta, keturunan Tionghoa
kebanyakan berkumpul di wilayah Grogol-Roxy-Kota,
Sunter-Gading dan sekitarnya. Gaulnya juga dengan
sesamanya saja, kalau ketemu di Mall, sekumpulan
anak-anak keturunan, bergabung ya dengan sesa
manya saja...

menurut gw ini rawan mengundang diskriminasi,
baik dari non-keturunan kepada keturunan, dan
demikian pula sebaliknya.

danalingga
30-01-2012, 02:20 PM
^Rasialime itu memang dua sisi.

BundaNa
31-01-2012, 05:29 AM
OOT dl sebelum posting panjang.
mari elka pangestu bukannya emg ksh tender ke perusahaan2 china ya?

hajime_saitoh
31-01-2012, 10:06 AM
so kalo menurut gw sih.. untuk menghindari pelecehan ya dimulai dari diri kita sendiri, kita sebisa mungkin pada saat berdiskusi menggunakan bahasa2 yang sopan..... hindari penggunaan kata2 yang kasar apalagi emosi pada saat mengcounter pendapat seseorang..... kalo pun lawan diskusi kita melakukan peleceha, ya janganlah kita balas melecehkan..... karena kalo kita marah dan membalasnya maka apa yang diktakannya itu benar......
hormatilah orang lain kalo ingin kita dihormati.... dan saya sangat setuju dengan pendapat kop Nharura, apabila seseorang ada kesalahan maka usahakanlah untuk mnegkritiknya secara personal dan baik2.. dan kalo memang tidak bisa secara 4 mata seperti di dunia maya, ya cukuplah keburukan orang itu kita sampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan...........

ada orang bijak berkata "kalo kita pintar menyimpan keburukan orang lain (keburukan dalam arti keburukan personal orang lain), maka keburukan kita pun akan tersimpan dengan baik"...............

BundaNa
31-01-2012, 10:43 AM
^
^

bahasa sopan juga bisa membalut sarkasme.

Neh contohnya

"Boleh kog mengkritik, atas ditunjang sama argumen yang jelas."

Sopan banget kan bahasanya? Tapi kan maknanya, "Banyak bacot lu, gak punya otak!"::hihi::

Menurut saya sih open mind aja, hargai masing2 orang yang punya argumentasi dengan latar belakang budaya masing2. Sejauh tidak ngeflame, bullying, menghujat keyakinan, menghina fisik dan mental seseorang, selihkan berkomentar sebaik2nya semampu anda.

Jangan terlalu sensi lah, orang ngomong langsung dibilang melecehkan, padahal ngasih argumentasi. Kalau sudah komentar yang tidak pada esensi persoalan, silahkan deh protes merasa ada pelecehan.

Ibarat kata, giliran orang bilang ,"Ah lu liberal amat sih, sampe gak kira2...beragama dunk!" eh lawan bicara sakit hati trus protes bilang ,"Ah itu kan lu aja yang sensi."

Giliran lawan bicaranya bilang," Bilang2nya yang bener dong, punya sopan gak sih?" Gentian kita yang tersungging::hihi::

Intinya, berlapang hati saja, masing2 orang punya karakter dan standart tersendiri.

gergajimesin
31-01-2012, 04:52 PM
gak di indonesia aja kok doyan melecehkan, di setiap belahan dunia manapun ada budaya melecehkan

sarah jessica parker aja dibilang muka kuda sama org amerika

atau towelhead buat ngelecehin org arab yg pake sorban

ndableg
01-02-2012, 04:37 AM
betul ga orang indo aja.. tengok aja komen2 youtube.

BundaNa
01-02-2012, 07:06 AM
ya emg kan justifikasinya, gegara pengaruh barat maka orang endonesa skr hobi melecehkan orang, bleg -_-

Nharura
01-02-2012, 08:23 AM
padhal sudah aq petakan alasan2 mengapa pelecehan di halalkan,dr sudut pandang temen2.

Tpi kenapa mash muter2,membulet-_-

Gimana cr mengatasi 5 point yg td menjd penyebab indikasi kebiasaan tersebut?

Ray Surya
01-02-2012, 10:02 AM
jangan melecehkan pemerintah kita

hajime_saitoh
01-02-2012, 10:07 AM
padhal sudah aq petakan alasan2 mengapa pelecehan di halalkan,dr sudut pandang temen2.

Tpi kenapa mash muter2,membulet-_-

Gimana cr mengatasi 5 point yg td menjd penyebab indikasi kebiasaan tersebut?

gmana caranya?? mungkin mulut kita harus sering2 sekolah keperibadian kali ya.. biar kalo kita2 ngomong bisa membuat lawan bicara kita itu seneng...............