PDA

View Full Version : silang-siur seputar HADITS



pasingsingan
28-12-2011, 05:19 PM
Hadist secara umum dapat dimaknai : kabar, berita, riwayat CMIIW
Didalam literatur/study islam, hadist memiliki peran sentral manakala
menyangkut masalah ajaran pokok maupun cabang dalam islam.
ada kalangan yng berpendapat bhw hadist sbg pelengkap/penjelas qur'an.
Lebih jauh lagi, dlm jurisprudensi islam, jika qur'an dianalogikan sbg JUKLAK
maka JUKNISnya adalah Hadist. Oleh karenanya hadist tdk dapat dipisahkan
dng qur'an.

Namun ada kalangan yng berpendapat sebaliknya bhw
qur’an sbg JUKLAK (baca pedoman/petunjuk) sudah lengkap
oleh karenanya tdk memerlukan yng lain.

Lalu bgmn pendapat anda dng silang pendapat diatas?

nah, dengan prolog yng minim/sepintas ini
silakan obrolan warkopnya dihangatkan :D

danalingga
28-12-2011, 05:27 PM
Kalo gue ngelihat hadist hanya sebagai sebuah manuskrip (catatan) yang memberi informasi,
bisa benar atau salah. Saya tidak pernah percaya seratus persen pada
hadis yang katanya sudah dilabel shahih oleh yang katanya peneliti hadist besar itu.
Karena metodologi penelitian hadist (atau metodologi penyaringannya)
diciptakan oleh manusia itu sendiri.

Tapi walaupun begitu, hadist tetap menjadi sumber informasi yang berharga
sebab selain mungkin salah, ya masih mungkin benar juga.

Asum
29-12-2011, 09:19 AM
Sebaiknya ini dibicarakan di dalam forum agama Islam, karena bahasannya cukup spesifik menyangkut sumber hukum Islam selain Al-Qur'an.

Dan seingat saya, TS adalah seorang Muslim. :)

sedgedjenar
29-12-2011, 09:38 AM
Hadist secara umum dapat dimaknai : kabar, berita, riwayat CMIIW
Didalam literatur/study islam, hadist memiliki peran sentral manakala
menyangkut masalah ajaran pokok maupun cabang dalam islam.
ada kalangan yng berpendapat bhw hadist sbg pelengkap/penjelas qur'an.
Lebih jauh lagi, dlm jurisprudensi islam, jika qur'an dianalogikan sbg JUKLAK
maka JUKNISnya adalah Hadist. Oleh karenanya hadist tdk dapat dipisahkan
dng qur'an.

Namun ada kalangan yng berpendapat sebaliknya bhw
qur’an sbg JUKLAK (baca pedoman/petunjuk) sudah lengkap
oleh karenanya tdk memerlukan yng lain.

Lalu bgmn pendapat anda dng silang pendapat diatas?

nah, dengan prolog yng minim/sepintas ini
silakan obrolan warkopnya dihangatkan :D

tergantung yang dibicarakan Quran yang mana mbah ?
quran lembaran kertas yg dijilid jadi buku, atau quran yang abadi, yang bisa dibaca dimana-mana (di dalam dada dan di alam sekitar) ??

Asum
29-12-2011, 09:44 AM
Al-Qur'an yang jadi pegangan hidup umat Islam itu yang berbentuk hapalan dan sudah dibukukan menjadi mushaf al-Qur'an Utsmaniy. <<< ini yang jadi pegangan hidup, bukan qur'an versi aliran kebatinan ::hihi::

sedgedjenar
29-12-2011, 03:33 PM
Al-Qur'an yang jadi pegangan hidup umat Islam itu yang berbentuk hapalan dan sudah dibukukan menjadi mushaf al-Qur'an Utsmaniy. <<< ini yang jadi pegangan hidup, bukan qur'an versi aliran kebatinan ::hihi::

bagaimana ayat quran yang ini ?

"Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu."

Yuki
29-12-2011, 03:54 PM
sudah menjadi pemahaman umum, Al-Quran yg dimaksud ya sebuah kitab ayat-ayat Allah yang tersurat, tidak usah melebar pemahaman ke mana-mana, itu udah beda level

Al-Hadist adalah pelengkap dalam arti Al-Quran menjelaskan secara umum, jika ingin penjelasan secara khususnya, secara lebih detil dan lengkap, bacalah Al-Hadist

sedgedjenar
29-12-2011, 04:01 PM
sudah menjadi pemahaman umum, Al-Quran yg dimaksud ya sebuah kitab ayat-ayat Allah yang tersurat, tidak usah melebar pemahaman ke mana-mana, itu udah beda level

Al-Hadist adalah pelengkap dalam arti Al-Quran menjelaskan secara umum, jika ingin penjelasan secara khususnya, secara lebih detil dan lengkap, bacalah Al-Hadist


bener mbak
jadi jaka golok bawa sembung

::ngakak2:: ::ngakak2::

Asum
29-12-2011, 04:04 PM
bagaimana ayat quran yang ini ?

"Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu."
Maksudnya, Al-Qur'an itu beneran dari tuhan, bukan bo'ongon atau sekedar sya'ir atau sihir. Baca dong sesuai konteks ayatnya dari QS 29:47~50

Kalau menurut tafsir jalalain sbb :


[بل هو] أي القرآن الذي جئت به [آيات بينات في صدور الذين أوتوا العلم] أي المؤمنون يحفظونه [وما يجحد بآياتنا إلا الظالمون] أي اليهود وجحدوها بعد ظهورها لهم
[Sebenarnya Dia] yaitu Al-Qur'an yang kamu datang dengan membawanya [adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu] orang-orang mukmin yang menghafalnya. [Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang lalim] yakni orang-orang Yahudi; mereka mengingkarinya, padahal Alquran telah jelas bagi mereka


Jadi, jauh banget dari sangkaan orang-orang aliran kebatinan yang mengambil ilmu dari "guru mursyid" nya ... agama akok dipelajari pake ilmu kebatinan ... ::doh::

purba
29-12-2011, 10:51 PM
Sebaiknya ini dibicarakan di dalam forum agama Islam, karena bahasannya cukup spesifik menyangkut sumber hukum Islam selain Al-Qur'an.

Dan seingat saya, TS adalah seorang Muslim. :)

Kenape musti di forum Islam? Takut sama orang jahil? Masih inget debat dgn orang jahil ttg kata ALLAH? :))

Ente (Asum) sbg orang berilmu punya kewajiban utk menyampaikan kebenaran. Nah, pigimane tanggepan atau penjelasan orang berilmu mengenai hal di bawah ini:



"Artinya : Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (As-Sunnah)". [An-Nisa' : 59]


Yg di dalam kurung itu (Al-Quran dan As-Sunnah) hasil tafsir juga atau memang terpapar begitu di dalam Quran?

Seandainya benar tafsirnya begitu, maka posisi Sunnah sudah sepenting Quran, mengingat itu (An-Nisa:59) perkataan tuhan. Tidak mungkin Nabi saw hanya menyuruh menghafal Quran, tapi Sunnah tidak, padahal Allah menyuruh kembali ke Quran dan Sunnah.

Sesuatu yg sulit diterima akal sehat jika Allah swt menyuruh kembali ke Quran dan Sunnah, sementara utusannya (Muhammad saw) hanya mengurusi Quran (mencatat dan menghafal).

Juga dgn akal sehat (entah buat orang beriman mungkin akal jahil :)) ), perbedaan pendapat umumnya terjadi karena masalah yg makin spesifik, makin sempit, dan makin detil. Menjadi sangat logis jika Allah swt menyuruh utk kembali ke pokok-pokok ajaranNya yg lebih umum, yaitu Quran, utk menyelesaikan masalah tsb. Jadi, perintah kembali kepada Allah dan Rasul lebih mengenai sasaran jika ditafsirkan sbg kembali kepada Quran semata sebagai referensi umum umat Islam.

Mungkin umat Islam perlu berimajinasi sedikit. Someday in the future, umat Islam sudah membuat koloni di sebuah planet X constelasi Y sekian ribu tahun cahaya dari Bumi, lingkungan yg sama sekali asing dibandingkan Bumi. Bagaimana menjalankan syariat Islam di sana? Mau tidak mau, you kembali ke pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Quran, karena pokok-pokok tsb bersifat umum, punya daya adaptasi yg tinggi utk segala jenis lingkungan yg dihadapi.

Atau umat Islam tidak kesampaian berimajinasi seperti itu karena mungkin berpikiran sudah keburu kiamat dan takut neraka? ::hihi::

sedgedjenar
29-12-2011, 10:52 PM
Maksudnya, Al-Qur'an itu beneran dari tuhan, bukan bo'ongon atau sekedar sya'ir atau sihir. Baca dong sesuai konteks ayatnya dari QS 29:47~50

Kalau menurut tafsir jalalain sbb :


[بل هو] أي القرآن الذي جئت به [آيات بينات في صدور الذين أوتوا العلم] أي المؤمنون يحفظونه [وما يجحد بآياتنا إلا الظالمون] أي اليهود وجحدوها بعد ظهورها لهم
[Sebenarnya Dia] yaitu Al-Qur'an yang kamu datang dengan membawanya [adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu] orang-orang mukmin yang menghafalnya. [Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang lalim] yakni orang-orang Yahudi; mereka mengingkarinya, padahal Alquran telah jelas bagi mereka


Jadi, jauh banget dari sangkaan orang-orang aliran kebatinan yang mengambil ilmu dari "guru mursyid" nya ... agama akok dipelajari pake ilmu kebatinan ... ::doh::

menghafal ? nyata di dalam dada ?
penjelasannya gimana ?
maksudnya quran ada di dalam dada orang mukmin yang menghafal ?

Asum
29-12-2011, 11:17 PM
Kenape musti di forum Islam? Takut sama orang jahil? Masih inget debat dgn orang jahil ttg kata ALLAH? :))
...
Takut ? kenapa musti takut.

Saya tidak suka berjidal dengan orang yang tidak memberikan manfaat atau sekedar pakai nalar "kemungkinan". Buat apa berdebat dengan orang yang tidak bisa diharapkan ada kebaikannya selain keburukan ? :ngopi:

Bagaimanapun saya sampaian suatu bukti (misal asal mula kata Allah), toh lo gak akan mau terima karena sudah tertanam dalam diri lo penolakan. Mau seperti apa gua jelaskan, lo gak bisa nangket karena pemahaman lo pun kurang. Trus apa yang bisa gua harapkan dengan membuka komunikasi dengan elo ? GAK ADA

Makanya bagi gua prinsip anjing menggonggong, kafilah berlalu gua terapkan ... :ngopi:

---------- Post added at 10:17 PM ---------- Previous post was at 10:15 PM ----------


menghafal ? nyata di dalam dada ?
penjelasannya gimana ?
maksudnya quran ada di dalam dada orang mukmin yang menghafal ?
Iya klo lo ngapal. Itu kan kiasan. Mana ada hapalan ada dalam dada ? mana ada lo nyimpen al-Qur'an dalam dada ? ::hihi::

Bacalah konteks ayatnya, yang lo mau kan al-Qur'an itu merupakan nalar lo yang ada dalam dada lo. Atau tipa insan ... ::oops::

purba
30-12-2011, 05:41 AM
Bagaimanapun saya sampaian suatu bukti (misal asal mula kata Allah), toh lo gak akan mau terima karena sudah tertanam dalam diri lo penolakan.


Cuman ada dua asal-usulnya: iman dan ilmiah. Kalo ente bilang kata ALLAH berasal dari keimanan ente sbg muslim, then ane stop. Tapi kalo ente ngotot mengklaim berdasarkan kajian ilmiah, ane jabanin sampe dimane kajian ilmiah ente. :))



Makanya bagi gua prinsip anjing menggonggong, kafilah berlalu gua terapkan ... :ngopi:


Bilang aja ente takut berdebat dgn orang yg berpotensi menjatuhkan ente. Padahal si purba gak ada pretensi utk menjatuhkan orang.. :))

Udah.. ah... Gak tega... Emosinya masih labil... ::hihi::

sedgedjenar
30-12-2011, 08:58 AM
Iya klo lo ngapal. Itu kan kiasan. Mana ada hapalan ada dalam dada ? mana ada lo nyimpen al-Qur'an dalam dada ? ::hihi::

Bacalah konteks ayatnya, yang lo mau kan al-Qur'an itu merupakan nalar lo yang ada dalam dada lo. Atau tipa insan ... ::oops::

oooo jadi menurut tafsir, maksudnya adalah kitabnya beneran dr Tuhan ?
oke deh

Alip
31-12-2011, 01:12 PM
Horeee... akhirnya kerjaan kantor bisa dimulai lagi setahun ke depan...::bye::

Terus terang saya nggak begitu paham dengan pertanyaannya Oom Pasing, jadi simpang siurnya terjadi di bagian apanya... apakah karena ada yang menolak hadist (seperti misalnya kaum Submitters International), atau karena catatan hadits silang siur dan terdapat pertentangan antar hadits?

Saya sendiri sih tidak sependapat dengan para submitters, tapi sekaligus tidak menyetarakan kitab hadits dengan Al-Qur'an. Lah soalnya Rasulullah sendiri melarang untuk mencatat hadits kok... demikian salah satu hadis yang tercantum di kitab hadits Muslim dan Ibn Hanbal. Larangan ini dipatuhi oleh para Khalifah yang empat, sehingga pencatatan Hadits baru dilakukan dua ratus tahun kemudian.

Menurut Bukhari, dia harus meneliti sekitar enam ratus ribu hadits yang beredar dan hanya mencantumkan 7.275 saja... Ibn Hanbal meneliti sampai tujuh juta hadits (?)... tanpa meragukan ketulusan beliau-beliau ini, kita bisa melihat bahwa error marginnya sangat tinggi, baik dari jumlah yang diteliti maupun rentang waktunya.

...pun pihak Shi'ah memiliki kitab hadits yang berbeda yang dirujuki melalui Ali. Kalau saya lahir di Iran, maka saya akan mengikuti ajaran yang lain lagi...

Lalu ayat Qur'an yang dikutip di atas, saya setuju dengan Eyang Purba, penambahan kata dalam kurung adalah hasil dari penafsiran. Ayat itu sebatas menyuruh kita untuk mengembalikan pada Qur'an dan Rasul, yaitu ketika beliau masih hidup untuk menjawab. Di jaman sekarang ini kita memiliki Qur'an, pemahaman kita tentang kehidupan kita sendiri -yang berbeda dengan masa Yathrib-, dan akal sehat. Bolehlah kita rujuk kitab hadits, tapi do with caution. Umar sendiri ketika berhasil menaklukkan Mesir menerapkan hukum pampasan yang berbeda dengan yang pernah diterapkan Rasulullah, semata-mata karena kecerdasan beliau menilai bahwa hukum yang pernah diterapkan dulu itu akan membawa kelabilan politik di Mesir di bawah pemerintahannya...

... udah dulu yah... udah Adzan tuh....
Enaknya bisa di rumah... ::bye::

Pencari Kebenaran
31-12-2011, 01:36 PM
Cuman ada dua asal-usulnya: iman dan ilmiah. Kalo ente bilang kata ALLAH berasal dari keimanan ente sbg muslim, then ane stop. Tapi kalo ente ngotot mengklaim berdasarkan kajian ilmiah, ane jabanin sampe dimane kajian ilmiah ente. :))



Bilang aja ente takut berdebat dgn orang yg berpotensi menjatuhkan ente. Padahal si purba gak ada pretensi utk menjatuhkan orang.. :))

Udah.. ah... Gak tega... Emosinya masih labil... ::hihi::




emangnya secara ilmiah kata ALLAH berasal darimana om purba??:tanya:

purba
01-01-2012, 04:11 AM
emangnya secara ilmiah kata ALLAH berasal darimana om purba??:tanya:

Wah tanya Asum tuh.. atau ente liat lagi thread ttg hal tsb (cari ndiri dah). :))

pasingsingan
01-01-2012, 11:27 AM
Terus terang saya nggak begitu paham dengan pertanyaannya Oom Pasing, jadi simpang siurnya terjadi di bagian apanya... apakah karena ada yang menolak hadist (seperti misalnya kaum Submitters International), atau karena catatan hadits silang siur dan terdapat pertentangan antar hadits?
Exactly!
Bkn saja antar hadist
tapi hadis vs qur’an demikian jg halnya
sehingga, diktum hadis sbg pelengkap/penjelas qur'an patut disoal keabsahannya
ini menurut pandangan kalangan yng menolak hadist sbg pelengkap/penjelas qur'an
(konon kalangan ini dicap/dilabel sbg "inkar sunah" oleh lawan pendapatnya)


Saya sendiri sih tidak sependapat dengan para submitters, tapi sekaligus tidak menyetarakan kitab hadits dengan Al-Qur'an. Lah soalnya Rasulullah sendiri melarang untuk mencatat hadits kok... demikian salah satu hadis yang tercantum di kitab hadits Muslim dan Ibn Hanbal. Larangan ini dipatuhi oleh para Khalifah yang empat, sehingga pencatatan Hadits baru dilakukan dua ratus tahun kemudian.
That’s right
Ada riwayat yng katanya melarang mencatat hadist
ada jg riwayat yng katanya mengharuskan mencatatkan hadist
ada pula argumen menyatakan bhw pelarangan itu bersifat sementara
krn proses pewahyuan qur'an masih berlangsung (blom final), sehingga
dikawatirkan akan tercampur, mana qura’an, mana bukan qur’an.
Setelah masa itu, hadist boleh dicatatkan ataw saling diriwayatkan (cmiiw).
Inilah diantara silang-siur dimaksud.


Menurut Bukhari, dia harus meneliti sekitar enam ratus ribu hadits yang beredar dan hanya mencantumkan 7.275 saja... Ibn Hanbal meneliti sampai tujuh juta hadits (?)... tanpa meragukan ketulusan beliau-beliau ini, kita bisa melihat bahwa error marginnya sangat tinggi, baik dari jumlah yang diteliti maupun rentang waktunya.
...pun pihak Shi'ah memiliki kitab hadits yang berbeda yang dirujuki melalui Ali. Kalau saya lahir di Iran, maka saya akan mengikuti ajaran yang lain lagi...
Ini juga bagian dari silang-siur dimaksud
konon pihak yng menamakan kelompoknya ASWJ (Ahlus Sunah Wal Jama’ah)
jg memiliki kitab hadist yng berbeda dari kelompok Sy’iah. :D

hajime_saitoh
02-01-2012, 10:16 AM
Ini juga bagian dari silang-siur dimaksud
konon pihak yng menamakan kelompoknya ASWJ (Ahlus Sunah Wal Jama’ah)
jg memiliki kitab hadist yng berbeda dari kelompok Sy’iah.

kaloo untuk muslim secara umum mereka berpegang pada kitab sunnah karangan bukhari muslim (muttafaqun alaih) dan 5 ahli hadits lainnya.. sedangkan syiah nggak tau deh...

---------- Post added at 09:16 AM ---------- Previous post was at 09:05 AM ----------

keraguan tentang hadits muncul pada abad ke 19, dan penggagasnya adalh para orientalis, baru menular ke sebagian umat muslim..
ne ada linknya http://tata-h5idris.blogspot.com/2011/10/menggugat-hadis.html

pasingsingan
02-01-2012, 11:38 AM
kaloo untuk muslim secara umum mereka berpegang pada kitab sunnah karangan bukhari muslim (muttafaqun alaih) dan 5 ahli hadits lainnya.. sedangkan syiah nggak tau deh...
yng tdk berpegang pada yng anda sebutkan itu, berarti bukan muslim gitu?
atau muslim yng tidak umum yak :))



keraguan tentang hadits muncul pada abad ke 19, dan penggagasnya adalh para orientalis, baru menular ke sebagian umat muslim..
ne ada linknya http://tata-h5idris.blogspot.com/2011/10/menggugat-hadis.html
ah, yng bener?
bukannya dlm sejarah islam ada diriwayatkan
masa2 pemalsuan/penipuan/fitnah hadist?
klo merujuk sumber itu, sptnya jaoh sebelom abad 19 deh :-?

hajime_saitoh
02-01-2012, 11:43 AM
ah, yng bener?
bukannya dlm sejarah islam ada diriwayatkan
masa2 pemalsuan/penipuan/fitnah hadist?
klo merujuk sumber itu, sptnya jaoh sebelom abad 19 deh

bukan masalah pemalsuannya broo.. tapi masalah keraguan terhadap validitas hadist sebagai pelengkap al_Quran dan ini yang diikuti oleh golongan Quraniyyin....


yng tdk berpegang pada yng anda sebutkan itu, berarti bukan muslim gitu?
atau muslim yng tidak umum yak


entahlah.. saya tidajk tahu mereka bagaimana.. apakah dengan menolak hadits maka mereka akan sholat seenaknya atau berhaji juga secara seenaknya saya nggak tahu... yang memutuskan mereka itu bukan muslim atau tidak ya hanya Ulama yang sudah mumpuni ilmunya.. tentu saja dengan didasari dalil2 yang jelas....

pasingsingan
02-01-2012, 11:57 AM
ah, yng bener?
bukannya dlm sejarah islam ada diriwayatkan
masa2 pemalsuan/penipuan/fitnah hadist?
klo merujuk sumber itu, sptnya jaoh sebelom abad 19 deh

bukan masalah pemalsuannya broo.. tapi masalah keraguan terhadap validitas hadist sebagai pelengkap al_Quran dan ini yang diikuti oleh golongan Quraniyyin....
ada riwayat, Imam Bukhari menseleksi/membuang ribuan hadist yng dia anggap tidak sahih
apakah itu bukan menyangkut validitas spt yng anda maksud?



yng tdk berpegang pada yng anda sebutkan itu, berarti bukan muslim gitu?
atau muslim yng tidak umum yak

entahlah.. saya tidajk tahu mereka bagaimana.. apakah dengan menolak hadits maka mereka akan sholat seenaknya atau berhaji juga secara seenaknya saya nggak tahu... yang memutuskan mereka itu bukan muslim atau tidak ya hanya Ulama yang sudah mumpuni ilmunya.. tentu saja dengan didasari dalil2 yang jelas....
yng memutuskan keislaman seorang muslim itu
tuhannya muslim apa ulamanya muslim?

hajime_saitoh
02-01-2012, 12:06 PM
yng tdk berpegang pada yng anda sebutkan itu, berarti bukan muslim gitu?
atau muslim yng tidak umum yak


ya bukhari menyeleksi tapi tidak meragukan hadits sebagai penjelas al-Quran beda dengan golongan Quraniyyin yang yang menolak sama sekali eksistensi hadits dan itu ditularkan oleh orientalis...


yng memutuskan keislaman seorang muslim itu
tuhannya muslim apa ulamanya muslim?

ya Tuhan lah itu apabila orang itu mengikuti semua perintah Allah azza wa jalla yang disampaikan oleh nabi Muhammad shallohu alaihi wa sallam. dan menjauhi semua larangannya......

Ronggolawe
02-01-2012, 12:16 PM
ya bukhari menyeleksi tapi tidak meragukan hadits sebagai penjelas al-Quran beda dengan golongan Quraniyyin yang yang menolak sama sekali eksistensi hadits dan itu ditularkan oleh orientalis...
Pertanyaannya, apakah Bukhari mengakui ratusan
ribu riwayat yang katanya hadits namun tidak dima
sukkannya kedalam Shahih nya sebagai Hadits yang
diimani olehnya?

hajime_saitoh
02-01-2012, 12:25 PM
lah yang menjadi beda natara golongan Quraniyin ama sunni kan keberadaan hadits sebagai penjelas bagi al-Quran sedangkan Quraniyyin sama sekali menolak semua hadits.. sedangkan kalo hadits yang jelas tertolak keshahihannya gak dipake sebagai dasar hukum dalam islam....... jadi yang diterima sebagai hukm hanya hadits sahih.. jadi kalo haditsnya dhoif (lemah) atau hadits palsu ya ditolak..

Ronggolawe
02-01-2012, 01:00 PM
lah yang menjadi beda natara golongan Quraniyin ama sunni kan keberadaan hadits sebagai penjelas bagi al-Quran sedangkan Quraniyyin sama sekali menolak semua hadits.. sedangkan kalo hadits yang jelas tertolak keshahihannya gak dipake sebagai dasar hukum dalam islam....... jadi yang diterima sebagai hukum hanya hadits sahih.. jadi kalo haditsnya dhoif (lemah) atau hadits palsu ya ditolak..
sekarang pertanyaannya, apakah status sebuah
hadits yang dinyatakan Shahih sudah final/mutlak?

sedgedjenar
02-01-2012, 01:45 PM
sepengetahuan ane, sebagian hadist yg di anggap dhoif, antara lain

"tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina"

oleh sebagian kaum muslim kalo udah tau dhoif, biasanya langsung di buang
kalo yang berpikir kritis, akan bertanya : emang ada apa di cina ?
oo di cina ilmu pengobatannya lebih canggih drpada arab
ooo maksudnya menuntut ilmu gak harus ke negara islam

jadi sebenernya tanpa harus dikasih tau hadist itu dhoif (palsu) atau asli
manusia itu sudah ada perangkatnya buat menilai, yaitu hati dan akal
dan keduanya harus selaras

sebab kalo gak selaras
cuma ikutin dalil naqli, ntar jadi pengantin
cuma ikutin dalil aqli, jadinya atheis

pasingsingan
02-01-2012, 03:47 PM
hmm …
anda belom tune-in dng apa yng saya maksudkan neh :-?

awalnya anda berpendapat spt ini

keraguan tentang hadits muncul pada abad ke 19, dan penggagasnya adalh para orientalis, baru menular ke sebagian umat muslim..
Ini mengesankan seolah yng meragukan/menyoal hadist pertama kali adalah orientalis
betul?


lalu saya sanggah dng ini

ada riwayat, Imam Bukhari menseleksi/membuang ribuan hadist yng dia anggap tidak sahih
apakah itu bukan menyangkut validitas spt yng anda maksud?


lalu anda menjawab lagi dng ini

ya bukhari menyeleksi tapi tidak meragukan hadits sebagai penjelas al-Quran beda dengan golongan Quraniyyin yang yang menolak sama sekali eksistensi hadits dan itu ditularkan oleh orientalis...
Jadi yng meragukan/menyoal hadist pertama itu
Orientalis apa quraniyyin?
atau, orientalis = quraniyyin?

klarifikasi berikutnya:

hajime: Bukhari menyeleksi tapi tdk meragukan hadist sbg penjelas quran

pasing: apakah hadist yng tdk dianggap sahih oleh Bukhari (reject dari seleksi)
jg tdk diragukan oleh Bukhari sbg penjelas quran? :-w

hajime_saitoh
03-01-2012, 10:32 AM
pasing: apakah hadist yng tdk dianggap sahih oleh Bukhari (reject dari seleksi)
jg tdk diragukan oleh Bukhari sbg penjelas quran?

waduh ne orang sudah berkali2 saya jelaskan diatas.. Quraniyyin itu sama sekali menolak semua hadits.. sedangkan bukhari dan para ahli hadits mengakui hadits2 sahih apalagi yang mencapai derajad mutawwatir... jadi kalo hadits itu dhoif (lemah) atau pun palsu maka akan ditolak sebagai dasar hukum.. dan penentuan sahih tidaknya suatu hadits juga memerluka proses mulai dari proses kritik sanad dan matannya.. gitu...
apa masih belum jelas juga broo pasing...

ringkasnya

quraniyyin = menolak hadits
bukhari muslim = menolak hadits palsu dan dhoif..

---------- Post added at 09:32 AM ---------- Previous post was at 09:30 AM ----------



pasing: apakah hadist yng tdk dianggap sahih oleh Bukhari (reject dari seleksi)
jg tdk diragukan oleh Bukhari sbg penjelas quran?

waduh ne orang sudah berkali2 saya jelaskan diatas.. Quraniyyin itu sama sekali menolak semua hadits.. sedangkan bukhari dan para ahli hadits mengakui hadits2 sahih apalagi yang mencapai derajad mutawwatir... jadi kalo hadits itu dhoif (lemah) atau pun palsu maka akan ditolak sebagai dasar hukum.. dan penentuan sahih tidaknya suatu hadits juga memerluka proses mulai dari proses kritik sanad dan matannya.. gitu...
apa masih belum jelas juga broo pasing...

ringkasnya

quraniyyin = menolak hadits
bukhari muslim = menolak hadits palsu dan dhoif..

Ronggolawe
03-01-2012, 10:35 AM
sekarang pertanyaannya, apakah status sebuah
hadits yang dinyatakan Shahih sudah final/mutlak?
kok belum dijawab, bro?

hajime_saitoh
03-01-2012, 10:48 AM
Quote Originally Posted by Ronggolawe View Post
sekarang pertanyaannya, apakah status sebuah
hadits yang dinyatakan Shahih sudah final/mutlak?

nah saya kurang tahu.. setahu saya masing2 ahli hadits memiliki kitabnya sendiri... dan rata2 hadits yang sahih menurut bukhari muslim juga shahih menurut ahli hadits yang lain... coba aja cari buku sillsilah hadits sahih karangan syaikh Al-Albabni rahimahullah..

pasingsingan
03-01-2012, 11:08 AM
ringkasnya

quraniyyin = menolak hadits
bukhari muslim = menolak hadits palsu dan dhoif..
well,

quraniyyin menolak keseluruhan hadist
bukhari menolak sebagian hadist
apakah tindakan menolak itu yng anda maksudkan sbg "validitas"?

gogon
03-01-2012, 11:45 AM
sebelum makin jauh debat kusir nya, saya boleh tau ngga, apa kebutuhan/keperluan para non-muslim terhadap konten hadits ? sehingga thread ini ada di DLA
jangan2 cuma untuk saling menjatuhkan antarkubu? ;D kalo gitu sih saya sependapat sama postingannya Asum (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?3382-silang-siur-seputar-HADIST&p=115348&viewfull=1#post115348).

kalo memang niatnya mau mengupas hadits sih di forum Islam aja ane rasa. Untuk sesama muslim.

oh iya, hadits juga ada ilmu tafsirnya. Guru ngaji ane adalah dosen, salah satu matakuliah yg diajarkan di kampusnya adalah "Tafsir Hadits"

danalingga
03-01-2012, 11:51 AM
^mungkin maksudnya biar dibahas secara logika, kalo di-sono entar pada copas dalil-dalil doank. ;))

pasingsingan
03-01-2012, 12:46 PM
sebelum makin jauh debat kusir nya, saya boleh tau ngga, apa kebutuhan/keperluan para non-muslim terhadap konten hadits ? sehingga thread ini ada di DLA
jangan2 cuma untuk saling menjatuhkan antarkubu? ;D kalo gitu sih saya sependapat sama postingannya Asum (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?3382-silang-siur-seputar-HADIST&p=115348&viewfull=1#post115348).
tdk ada maksud saling menjatuhkan atau
pemaksaan kehendak agar si A mengikuti pendapat si B dan sebaliknya
diskusi diforum semacam ini hanya untuk sharing pendapat.
se7 tdk se7, sepakat tdk sepakat kembali ke urusan masing2
dan hindarkan sikap prejudice, tendensius dan menghakimi.




kalo memang niatnya mau mengupas hadits sih di forum Islam aja ane rasa. Untuk sesama muslim.

oh iya, hadits juga ada ilmu tafsirnya. Guru ngaji ane adalah dosen, salah satu matakuliah yg diajarkan di kampusnya adalah "Tafsir Hadits"
apakah ada ketentuan/hukum bhw quran maupun hadist hanya boleh dibahas oleh kalangan islam saja?
bukannya diktum islam sendiri adalah "rahmatan lil alamin"?

Asum
03-01-2012, 12:56 PM
...
apakah ada ketentuan/hukum bhw quran maupun hadist hanya boleh dibahas oleh kalangan islam saja?
bukannya doktrin islam sendiri adalah "rahmatan lil alamin"?
Tidak etislah... jika keabsahan suatu kitab suci dinilai oleh kelompok yang kontra.

Dan untuk menghindari debat yang tidak perlu, bahasan model seperti ini, yang terkait langsung dengan kebutuhan umat Islam, dibahas di forum Islam secara khusus.

Tapi jika tujuannya sekedar agar ramai pendapat semata untuk menghakimi, maka topik ini tidak memiliki manfaat. Ibarat berbicara panjang lebar soal kemurnian kitab suci al-Qur'an kepada non Muslim, sampe kapanpun akan ada silang sengketa soal kriteria yang akan dipakai, dan belum tentu hal tsb (kriteria atau paramater penguji) dapat disepakati bersama.

Demikian juga, misal dengan memberikan penjelasan otentikasi hadits pada kelompok qur'aniyyin (penolak hadits), sama saja bo'ong. Karena asal keyakinan mereka tidak percaya hadits. Maka yang terjadi adalah debat tanpa isi.

Kalau toh bukti2 diajukan, karena modal tidak percaya sudah melekat, tidak ada manfaatnya juga bagi yang terlibat KECUALI yang memang mau menggali ilmu. Dan tempatnya bukan di sini, tapi d forum Islam.

Tapi terserah elo lah ... lo kan yang punya kendali forum.

sedgedjenar
03-01-2012, 02:22 PM
sebelum makin jauh debat kusir nya, saya boleh tau ngga, apa kebutuhan/keperluan para non-muslim terhadap konten hadits ? sehingga thread ini ada di DLA
jangan2 cuma untuk saling menjatuhkan antarkubu? ;D kalo gitu sih saya sependapat sama postingannya Asum (http://www.kopimaya.com/forum/showthread.php?3382-silang-siur-seputar-HADIST&p=115348&viewfull=1#post115348).

kalo memang niatnya mau mengupas hadits sih di forum Islam aja ane rasa. Untuk sesama muslim.

oh iya, hadits juga ada ilmu tafsirnya. Guru ngaji ane adalah dosen, salah satu matakuliah yg diajarkan di kampusnya adalah "Tafsir Hadits"

wah repot kalo mau diskusi udah pake prasangka yang jangan2
kalo ada yg merasa yakin dengan hadist mah jabanin aja pertanyaan disini
kecuali yg masih lemah iman, takut ada kelemahan dalam hadist wajar aja kalo ketar-ketir

jadi santai aja lha, namanya aja kopimaya
bisa jawab ya dijawab
gak bisa jawab ya diem aja, atau bilang aja gak tau

gogon
03-01-2012, 04:53 PM
itu khan cuma waspada aja
soalnya ada yg semangat banget untuk nyerang ;D

silakan lanjut saja diskusi hadits ini,
meskipun gw ngeliat ngga ada manfaatnya buat non-muslim

oh iya, Mbah Pasing, judulnya diedit dikit dunk, harusnya "hadits" bukan "hadist"
karena tulisan arab nya الحديث , huruf terakhirnya kalo diindonesiakan menjadi "tsa"
ah tapi ini common mistake sih, terserah aja deh
malah ada yg nulis "hadis"

oh iya, kalo ada yg mau baca2 penjelasan awal hadits bisa dilihat di wikipedia dulu (buat yg belum baca dan mau diskusi bersih :) )
http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits

Ronggolawe
03-01-2012, 08:27 PM
Tidak etislah... jika keabsahan suatu kitab suci dinilai oleh kelompok yang kontra.

Gw baru tahu Hadits ada Kitab Suci :)

Asum
03-01-2012, 08:33 PM
Gw baru tahu Hadits ada Kitab Suci :)
Gua juga baru tau kalau elo tidak bisa mencerna dengan baik pernyataan seseorang. :iamdead:

Baca lagi konteks jawaban saya di atas, semua bersumber dari perkataan mbah pasing

...
apakah ada ketentuan/hukum bhw quran maupun hadist hanya boleh dibahas oleh kalangan islam saja?
bukannya doktrin islam sendiri adalah "rahmatan lil alamin"?
Maka jawaban gua adalah merujuk ke al-Qur'annya bukan perkara haditsnya sesuai judul topik.


Sayang sekali, kelincahan lidah anda tidak dibarengi kemampuan nalar anda dengan baik. ::bye::

Ronggolawe
03-01-2012, 08:40 PM
gw baru tahu kalau judul topik ini sudah berubah
menjadi Silang Siur Seputar Al Quran :)



Maka jawaban gua adalah merujuk ke al-Qur'annya bukan perkara haditsnya sesuai judul topik.


Sayang sekali, kelincahan lidah anda tidak dibarengi kemampuan nalar anda dengan baik.
keknya loe deh yang ngga bisa menyesuaikan ba-
hasan dengan judul topik :)

Asum
03-01-2012, 08:52 PM
keknya loe deh yang ngga bisa menyesuaikan ba-
hasan dengan judul topik :)
Emang lo bisa ? ::oops::

Salahkan saja pasing, krn ybs nyinggung hal-hal di luar topik. ::hihi::

Ronggolawe
03-01-2012, 09:00 PM
Emang lo bisa ? ::oops::

Salahkan saja pasing, krn ybs nyinggung hal-hal di luar topik. ::hihi::
hahahaha... juru dakwah kok nyalahin umat :)

contoh teladan Rasullullah SAW yang sabar mena
ngani umat yang jahil... jangan ulangi kesalahan
Dzunnun AS:)

Asum
03-01-2012, 09:08 PM
hahahaha... juru dakwah kok nyalahin umat :)

Siapa bilang saya juru da'wah ?

Saya cuman orang yang ikutan dalam suatu diskusi saja.


contoh teladan Rasullullah SAW yang sabar mena
ngani umat yang jahil... jangan ulangi kesalahan
Dzunnun AS:)
Look who's talking ? ::hihi::

ntar saya tunjukin Rasulullah saw marah, gak percaya lagi ... tapi sudahlah ... itu kan cuman dugaan elo aja. Mudah2an ke depan lo tambah rajin buka terjemahan Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Ronggolawe
03-01-2012, 09:12 PM
Siapa bilang saya juru da'wah ?

Saya cuman orang yang ikutan dalam suatu diskusi saja.


Look who's talking ? ::hihi::

ntar saya tunjukin Rasulullah saw marah, gak percaya lagi ... tapi sudahlah ... itu kan cuman dugaan elo aja. Mudah2an ke depan lo tambah rajin buka terjemahan Al-Qur'an dan Al-Hadits.
tunjukkan saja.. ngga baik menyembunyikan ilmu,
apalagi kalam-kalam Ilahi :)

Asum
03-01-2012, 09:17 PM
tunjukkan saja.. ngga baik menyembunyikan ilmu,
apalagi kalam-kalam Ilahi :)
Tanyakan saja di forum agama Islam. Tidak sulit untuk bertanya di sana, klo lo mau ... :ngopi:

Ronggolawe
03-01-2012, 09:35 PM
Tanyakan saja di forum agama Islam. Tidak sulit untuk bertanya di sana, klo lo mau ... :ngopi:
yang pasti sih, gw ngga tahu gw punya akses atau
tidak di forum khas Islam, terakhir gw kesana, gw
masih harus di moderasi/di approved oleh admin/
moderator sebelum post gw di publish :)

Asum
03-01-2012, 09:43 PM
Minta dong akses ke sana, jika lo merasa orang Islam dan perlu mencari / berbagi ilmu di sana.

Akses terbatas (walau dulu gua ngusulin tuh forum dibuka bebas), mungkin karena jadi diri lo gak jelas. Gaul sama tukang sampah, ya baunya kayak tukang sampah. Gaul sama tukang parfum, ya kecipratan lah wanginya.

Ronggolawe
03-01-2012, 09:59 PM
Minta dong akses ke sana, jika lo merasa orang Islam dan perlu mencari / berbagi ilmu di sana.

Akses terbatas (walau dulu gua ngusulin tuh forum dibuka bebas), mungkin karena jadi diri lo gak jelas. Gaul sama tukang sampah, ya baunya kayak tukang sampah. Gaul sama tukang parfum, ya kecipratan lah wanginya.
kekekeke....
loe orang kedua di forum ini yang menyatakan jati
diri gw ngga jelas :)

Thank you deh, bro... atas pujiannya :)

pasingsingan
04-01-2012, 07:59 AM
@ronggo & asum:

maksud saya hanya menjelaskan kpd kop gogon
mengapa topik ini saya letakkan disini, yakni dng pertimbangan
jgnkan hadits, quran saja dikaji/dikritisi oleh berbagai kalangan kok?
mengapa harus alergi klo quran/hadits dibahas diforum umum (DLA)?
jadi bukan hendak merubah/melebarkan topik bahasan :mrgreen:

Asum
04-01-2012, 09:58 AM
@ronggo & asum:

maksud saya hanya menjelaskan kpd kop gogon
mengapa topik ini saya letakkan disini, yakni dng pertimbangan
jgnkan hadits, quran saja dikaji/dikritisi oleh berbagai kalangan kok?
mengapa harus alergi klo quran/hadits dibahas diforum umum (DLA)?
jadi bukan hendak merubah/melebarkan topik bahasan :mrgreen:
Maka saya jawab di atas

Tidak etislah... jika keabsahan suatu kitab suci dinilai oleh kelompok yang kontra ...

Itu kan jawaban contoh yang ekstremnya saja saya menyebut al-Qur'an, dan tidak tiba2 ada pahlawan kesiangan yang memahami dan membaca saja masih dieja melakukan kritik, jadinya bahasan melebar kemana-mana karena ketidaktahuannya ::hihi::


Ntar juga bentar lagi ybs nyamber ... ::ngakak2::

Dadap serep
31-01-2012, 08:56 PM
Hadist secara umum dapat dimaknai : kabar, berita, riwayat CMIIW
Klo tak salah ni mbah hadist tuh segala ucapan , perbuatan dan keadaan nabi Muhammad.
Yg mbah sampaikan itu adalah "pisik" dari hadist , atau pengertian dalam phrasa spt ini "Buku kumpulan hadist nabi" , "Mutiara hadist Shahih Bukhari MusliM'



Didalam literatur/study islam, hadist memiliki peran sentral manakala
menyangkut masalah ajaran pokok maupun cabang dalam islam.
ada kalangan yng berpendapat bhw hadist sbg pelengkap/penjelas qur'an.
Lebih jauh lagi, dlm jurisprudensi islam, jika qur'an dianalogikan sbg JUKLAK
maka JUKNISnya adalah Hadist. Oleh karenanya hadist tdk dapat dipisahkan
dng qur'an.

Namun ada kalangan yng berpendapat sebaliknya bhw
qur’an sbg JUKLAK (baca pedoman/petunjuk) sudah lengkap
oleh karenanya tdk memerlukan yng lain.

Lalu bgmn pendapat anda dng silang pendapat diatas?

Mau dipandang sebagai juklak kah , juknis kah , keberadaan hadist nabi adalah merupakan hal yg tidak bisa dipungkiri.

Rasanya tak berlebihan kalau saya kutip salah satu ayat AQ ini :'wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil'aalamiin"
[21:107] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
.
Dan adalah fakta sejarah bahwa sang Nabi dan para sahabat dalam waktu kurang dari 30 tahun dengan seizin Allah telah membuktikan firman Allah , sebagai rahmatan lil alamin merubah masyarakat umat dari kelompok kelompok suku yg mengandalkan kekuatan dan kelompok , menjadi suatu negara yg berpemerintahan yg terorganisir dg baik dan diperhitungkan oleh negara lain. Dari masyarakat yg hanya diatur oleh kekuatan , menjadi suatu kekuatan sosial yg diatur dengan aturan yg baku.
Suatu masyarakat yg dimanage oleh seorang utusan (dan dilanjutkan oleh para sahabatnya) yg telah menterjemahkan dg baik aturan Allah yg dibawanya.

Ajaran itu jelas tidak "jatuh" disuatu masyarakat yg tanpa adat istiadat , tatacara , irama hidup kebiasaan bahkan agama kepercayaan pendahulunya. Suatu kondisi lokal yg punya kekususan disamping ciri yg umum dari kelompok sosial lainnya.

Nabi berkewajiban menyampaikan risalah ilahiyah yg sifatnya universal itu (banyak ayat ayat yg dimulai dg "Yaa ayyuhannas "----> wahai manusia , disamping dengan seruan wahai kaum yg beriman", ayat ayat yg memberitakan kaum yg lalu , ayat ayat mengenai alam proses reproduksi dll) ,dengan seterang terangnya kepada kelompok yg sudah punya "aturan" ataupun "pengetahuan" yg mungkin sudah dipraktekkan puluhan atau ratusan tahun lamanya.

Maka jelas dalam kegiatannya --menyampaikan aturan yg bersifat universal ini -- , nabi harus menjelaskan dengan idiom idiom yg bisa difahami oleh masyarakatnya. Hal inipun sangat dibantu oleh Allah sendiri yg menurunkan AQ dalam bahasa Arab. Dalam perintah perintahnyapun sering menggunakan ungkapan yg sekiranya bisa ditangkap oleh umat/mastarakat seperti kapan saat umat harus tidak boleh makan minum dan larangan lain dibulan puasa , yaitu dengan ungkapan "manakala kamu sudah bisa membedakan benang hitam dari yg putih". Pelarangan miras yg bertahap.
Demikian juga sang nabi "menterjemahkan" aturan dengan cara yg sangat arief , seperti mentolerir perbuatan seorang badui yg kencing dalam mesdjit dengan menyuruh menyiram dengan air dan melarang para sahabat untuk memarahi orang tersebut. Memberikan contoh amalan ibadah sholat , mengajarkan bagaimana umat seharusnya berpakaian dll dll dll.

Dengan memahami setting sosial yg dihadapai nabi saat itu , maka menjadi masuk akal manakala nabi melarang membuat catatan tertulis terhadap hadistnya seperti yg dilakukan, diperintahkannya kepada para sahabat thdp wahyu wahyu yg beliau dapatkan.
Beliau tidak mau hadist hadist beliau --yg kadang kadang bermuatkan kelokalan-- tercampur dengan ayat AQ yg umumnya bersifat universal !
Bukan kemudian harus diartikan -- larangan pencatatn atau perikodan hadist dengan tertulis itu-- bermakna : contoh itu tidah usah dirujuk dan hanya berpegang pada AQ saja sesuai dengan penafsiran masing masing ! Jelas bukan begitu .

Keberadaan hadist yg tidak langsugn dicatat dalam media tulis itu memang kemudian memunculkan masalah . Ternyata pembukuan perikod an hadist dalam suatu media tulis (buku/kitab) sebagai sarana pewarisan dianggap perlu oleh para ulama yg sadar akan penting hadist ini. Maka meskipun ratusan tahun kemudian baru dilakukan. Ini dipicu karena terjadinya peredaran ajaran ajaran yg dinisbatkan kepada nabi ,dengan berbagai tujuan yg tidak jarang untuk kepentingan pribadi politis maupun golongan sehingga jumlah hadist menjadi sedemikian banyak ratusan ribu. Maka munculah para mudawwin untuk mencoba meneliti kesahihan kevalidan dari hadist hadist yg beredar di masyarakat kala itu.
KIta kenal kemudian Al Kutub as sittah. Umum mengganggap kumpulan hadist yg disusun oleh Bukhari Muslim dan 4 orang lainnya itu merupakan kumpulan hadist yg telah terseleksi dengan sistimatika yg sangat ketat.



nah, dengan prolog yng minim/sepintas ini
silakan obrolan warkopnya dihangatkan :D
smoga sharing yg sedikit tsbt bisa bermanfaat. Amin.

watcher
09-02-2012, 09:21 PM
Salam

nubi izin nyimak gan....

pasingsingan
10-02-2012, 04:23 PM
Salam

nubi izin nyimak gan....

ini watcher from AS yak?
met datang, met gabung dimari kop
moga makin meriah :mrgreen:

bidawang
10-02-2012, 05:55 PM
Konon keraguan terhadap hadits tidak terjadi pada kisaran abad 19 M, melainkan jauh sebelum itu kisaran abad 2 H atau 3 H, karena banyak hadits yang meragukan itulah para ahli hadits mengumpulkan dan memilah hadits-hadits.

konon pula yang meragukan hadits-hadits secara total terjadi pada masa ahli fiqih Imam Syafii, dan belakangan lebih berkembang seiring sinyalir itu berasal dari pendapat orientalis. kelompok penolak hadits-hadits ini belakangan saya ketahui dinamakan ingkar hadits atau ingkar sunnah, kemudian adapula istilah yang serupa yaitu qur'aniyyin.

kurang tahu siapa pencetus pertama istilah-istilah tersebut.

watcher
11-02-2012, 01:51 PM
ini watcher from AS yak?
met datang, met gabung dimari kop
moga makin meriah :mrgreen:


::bye::
lagi nyimak dulu nih, lagi belajar dulu gan..

bidawang
11-02-2012, 03:36 PM
Hadist secara umum dapat dimaknai : kabar, berita, riwayat CMIIW
Didalam literatur/study islam, hadist memiliki peran sentral manakala
menyangkut masalah ajaran pokok maupun cabang dalam islam.
ada kalangan yng berpendapat bhw hadist sbg pelengkap/penjelas qur'an.
Lebih jauh lagi, dlm jurisprudensi islam, jika qur'an dianalogikan sbg JUKLAK
maka JUKNISnya adalah Hadist. Oleh karenanya hadist tdk dapat dipisahkan
dng qur'an.

Namun ada kalangan yng berpendapat sebaliknya bhw
qur’an sbg JUKLAK (baca pedoman/petunjuk) sudah lengkap
oleh karenanya tdk memerlukan yng lain.

Lalu bgmn pendapat anda dng silang pendapat diatas?

nah, dengan prolog yng minim/sepintas ini
silakan obrolan warkopnya dihangatkan :D
Gw coba berpendapat secara singkat dan secara umum dulu bror.

Apa yang gw dapati secara umum berlaku dimasyarakat tentang diri Rasul yaitu sabda Rasul includ perbuatan adalah berdasarkan wahyu (in huwa illa wahyuy-yuuha).

keyakinan yang cukup kuat ini dasarnya adalah seorang nabi atau seorang rasul itu semua tindakannya terpelihara sebagai suri teladan dalam rangka menyampaikan dan menjalankan atau mengimplementasikan kitab suci. sehingga tindakan seorang nabi/rasul ketika keliru akan mendapat teguran dari Sang Pengutus.

sampai disitu gw fikir pada sepakat antara yang prohadits dengan yang antihadits


permasalahan lebih lanjut menuju pada tahap pengumpulan dan pemilahan hadits pada masanya.

1. golongan prohadits

Bagi prohadits hadits-hadits yang telah lulus seleksi keshahihan umumnya menganggap itu sebagai kebenaran sehingga bisa dihubungkan langsung kepada Sang Rasul. Apa kata hadits begitulah Sang Rasul berkata-kata dan atau bertindak includ tindakan diam (taqrir).

Sedikit kelemahan penilaian gw bila hadits-hadits yang sampai pada hari ini dinilai sebagai bagian dari wahyu, tentunya penentu wahyu atau bukan adalah para ahli hadits sebagai pengumpul dan pemilahnya atau penilai ke-shahih-an hadits-hadits, akhirnya tanpa disadari ada wahyu yang derajadnya mutawatir, shahih, hasan, daif dan palsu.


2. golongan antihadits

Umumnya penolakannya kepada hadits-hadits sering terbawa fokus kepada Sang Rasul meskipun pada tahap awalnya meragukan krediblitas penyeleksian hadits-hadits karena beberapa hadits atau banyak hadits dinilai tidak mencerminkan diri Sang Rasul mulai dari merendahkan sifat Sang Rasul juga adanya hukum-hukum yang menggantikan hukum dalam Qur'an.

Dari situ sering terlihat bahwa pada akhirnya banyak komentar malah tertuju kepada Sang Rasul, bahwa Sang Rasul tugasnya hanya penyampai pesan tak lebih dan tak kurang, Sang Rasul ibarat mesin fax hanya menerima wahyu kemudian beliau sampaikan, kelemahannya adalah bahwa Sang Rasul selain penyampai sudah barang tentu mengimplementasikan Qur'an itu sendiri, menjadi hakim pemutus suatu perkara berdasar Qur'an.

3. result

Prohadits belakangan pada tahap lebih lanjut tak segan-segan menyematkan istilah kafir dan sesat kepada antihadits karena menilai hadits bagian dari wahyu yang wajib untuk ditaati ataupun diikuti. Bahwa periwayat hadits juga sekaligus mentransmisikan Qur'an, kalau menolak hadits kenapa menerima Qur'an padahal jalurnya sama.

Antihadits belakangan juga ikut mempelajari ilmu-ilmu hadits dan didapatinya apa yang sering disebut metoda ilmiah penyeleksian hadits lebih banyak pada persangkaan, bahwa perawi hadits pada akhir rantai periwayatan (sanad) tidak bisa melakukan penilaian obyektif pada perawi rantai diatasnya yang tidak pernah bertemu muka.
kalau digambarkan : Ahli hadits - dari B - dari C - dari D - dari E - Sang Rasul
Ahli hadits tidak pernah bertemu dengan C, D, E dan Sang Rasul.

cmiiw

Ronggolawe
11-02-2012, 04:04 PM
gw sih ummatan wa sahtan saja... menerima ha
dits, sepanjang hadits itu bermanfaat, kalau ha
dits tersebut ngga jelas apalagi subyektif, buat
apa digunakan.

contoh hadits yang ngga jelas menurut gw, ada
lah hadits tentang Nabi menyayangi kucing... he
he he.... ya jelas lah, yang nyampaian penyayang
kucing


Alhasil, gw sering dicap anti-hadits oleh pro-hadits
dan sering dicap penyembah Bukhari oleh Inkarus-
Sunnah :)

dua-duanya kelompok ini punya ilmu ngecap nomor
wahid.

bidawang
11-02-2012, 04:23 PM
Berarti gw ada yang kurang bro Ronggo,

Ada prohadits ada antihadits apa seharusnya ada pula semihadits?
keknya istilah semihadits apa bisa match ya...

::hihi::

Ronggolawe
11-02-2012, 04:24 PM
sebut saja opportunis-hadits :)

sedgedjenar
11-02-2012, 07:12 PM
gw sih ummatan wa sahtan saja... menerima ha
dits, sepanjang hadits itu bermanfaat, kalau ha
dits tersebut ngga jelas apalagi subyektif, buat
apa digunakan.

contoh hadits yang ngga jelas menurut gw, ada
lah hadits tentang Nabi menyayangi kucing... he
he he.... ya jelas lah, yang nyampaian penyayang
kucing


Alhasil, gw sering dicap anti-hadits oleh pro-hadits
dan sering dicap penyembah Bukhari oleh Inkarus-
Sunnah :)

dua-duanya kelompok ini punya ilmu ngecap nomor
wahid.

itu namanya akalnya dipergunakan
kecerdasan akalnya dioptimalkan

rajin sholat, rajin dzikir
kecerdasan qalbunya akan hidup
kalo kecerdasan qalbunya dah hidup, hadist gak akan kepake
ditataran yg agak tinggi lagi, quran udah gak kepake
karena dalam tataran ini manusia sudah bertransformasi jadi abuya, quran yang hidup

ditataran yg lebih tinggi lagi..... gak usah deh, sampe disitu aja pasti banyak yang korslet
plis, kalo mau ngecap ane jangan sesat atau gila, gak kreatip
oh iya, jangan juga ngecap kebathinan atau kejawen, udah ada yg make jugak

::hihi::

pasingsingan
11-02-2012, 10:03 PM
Hadist secara umum dapat dimaknai : kabar, berita, riwayat CMIIW
Klo tak salah ni mbah hadist tuh segala ucapan , perbuatan dan keadaan nabi Muhammad.
Yg mbah sampaikan itu adalah "pisik" dari hadist , atau pengertian dalam phrasa spt ini "Buku kumpulan hadist nabi" , "Mutiara hadist Shahih Bukhari MusliM'
Betul
Bahkan klo definisi hadis itu diperluas
Quranpun tergolong hadist, hudan = petunjuk/kabar /berita
masalahnya, agar tdk menimbulkan kerancuan istilah
maka perlu dipertegas, yng dimaksud hadist pada thread ini adalah
kabar/berita/riwayat non-quran.

watcher
11-02-2012, 11:26 PM
ditataran yg agak tinggi lagi, quran udah gak kepake
karena dalam tataran ini manusia sudah bertransformasi jadi abuya, quran yang hidup

ditataran yg lebih tinggi lagi.....

::hihi::

Salamun alaikum

Saya bisa memahami pandangan diatas. Namun sedikit saja pertanyaan parameter 'tinggi' itu apa sehingga Quran sebagai hudan tidak dipakai lagi.

Terimakasih

sedgedjenar
12-02-2012, 02:20 AM
Salamun alaikum

Saya bisa memahami pandangan diatas. Namun sedikit saja pertanyaan parameter 'tinggi' itu apa sehingga Quran sebagai hudan tidak dipakai lagi.

Terimakasih

Tinggi derajatnya
Sudah mengenali asal muasal dirinya
Sudah mengenal, sudah bertemu Allah
Sudah sempurna

Quran itu petunjuk
Apa yang ditunjukkan? Jalan keselamatan agar sempurna
Agar tau asal muasal dirinya

Jadi mereka yg sudah sempurna, sudah selamat ya gak perlu quran lagi

Tapi itu menurut saya lho ya

hajime_saitoh
12-02-2012, 10:14 AM
gw sih ummatan wa sahtan saja... menerima ha
dits, sepanjang hadits itu bermanfaat, kalau ha
dits tersebut ngga jelas apalagi subyektif, buat
apa digunakan.

contoh hadits yang ngga jelas menurut gw, ada
lah hadits tentang Nabi menyayangi kucing... he
he he.... ya jelas lah, yang nyampaian penyayang
kucing


Alhasil, gw sering dicap anti-hadits oleh pro-hadits
dan sering dicap penyembah Bukhari oleh Inkarus-
Sunnah :)

dua-duanya kelompok ini punya ilmu ngecap nomor
wahid.

jadi point yang dibold anda mau mengatakan bahwa sahabat Abu Hurairah Radhiyallohu anhu telah berbohong atas nama Rasulullah shallollohu alaihi wa sallam....

danalingga
12-02-2012, 10:19 AM
Tinggi derajatnya
Sudah mengenali asal muasal dirinya
Sudah mengenal, sudah bertemu Allah
Sudah sempurna

Quran itu petunjuk
Apa yang ditunjukkan? Jalan keselamatan agar sempurna
Agar tau asal muasal dirinya

Jadi mereka yg sudah sempurna, sudah selamat ya gak perlu quran lagi

Tapi itu menurut saya lho ya

Oh, jadi kalo dah nyampe, jalannnya dah nggak perlu lagi yak.
Kecuali emang mungkin mau balik lagi yak?

sedgedjenar
13-02-2012, 10:58 AM
jadi point yang dibold anda mau mengatakan bahwa sahabat Abu Hurairah Radhiyallohu anhu telah berbohong atas nama Rasulullah shallollohu alaihi wa sallam....

yang gue baca diatas Ronggolawe bilangnya gak jelas.
emangnya sama antara gak jelas sama nuduh bohong ?

ck ck ck ck
::arg!::

---------- Post added at 09:58 AM ---------- Previous post was at 09:57 AM ----------


Oh, jadi kalo dah nyampe, jalannnya dah nggak perlu lagi yak.
Kecuali emang mungkin mau balik lagi yak?

menurut sepemahaman saya sih begitu om
Mohon koreksinya atau tambahan

BundaNa
13-02-2012, 11:13 AM
Tinggi derajatnya
Sudah mengenali asal muasal dirinya
Sudah mengenal, sudah bertemu Allah
Sudah sempurna

Quran itu petunjuk
Apa yang ditunjukkan? Jalan keselamatan agar sempurna
Agar tau asal muasal dirinya

Jadi mereka yg sudah sempurna, sudah selamat ya gak perlu quran lagi

Tapi itu menurut saya lho ya

OOT nih.

Tapi saya gak seberani ini mikirnya, takut salah jalan::ungg::

watcher
13-02-2012, 01:55 PM
Tinggi derajatnya
Sudah mengenali asal muasal dirinya
Sudah mengenal, sudah bertemu Allah
Sudah sempurna

Quran itu petunjuk
Apa yang ditunjukkan? Jalan keselamatan agar sempurna
Agar tau asal muasal dirinya

Jadi mereka yg sudah sempurna, sudah selamat ya gak perlu quran lagi

Tapi itu menurut saya lho ya

Terimakasih atas jawabannya.

Mungkin jika tidak keberatan bisa dijabarakan lebih lanjut parameter sempurna itu seperti apa, siapa contohnya? Bagaimana maksud bertemu Allah? Dan apakah ada para penyampai naba dan utusan Allah yang disebut di dalam Qur'an tidak memerlukan kitab yang diberikan kepadanya? dan apakah dengan status mereka kemudian dikatakan belum sempurna?

Mohon tanggapan, jika ada di dasarkan hujjah yang nyata. Penafsiran pun boleh tapi setidaknya diberikan rujukan dasar darimana tafsir tersebut berkembang.

Salam

Ronggolawe
13-02-2012, 02:10 PM
Hahaha... jadi pertempuran segitiga....
Quraniyin VS ASWJ VS Kejawen.....


front ke-empat siap-siap gelar tiker::oops::

watcher
13-02-2012, 02:32 PM
Hahaha... jadi pertempuran segitiga....
Quraniyin VS ASWJ VS Kejawen.....


front ke-empat siap-siap gelar tiker::oops::

Salam

Nggak lah gan, saya cuma bertanya tanpa ada maksud menghakimi, siapa tau ada ayat yang tersilap jadi saya bertanya :)
karena kalau menurut siapapun itu sah saja yang saya konsen apakah mungkin ada tafsir yang bisa didukung oleh ayat tersurat mengenai pemahaman diatas tapi saya belum melihatnya...

peace

btw i'm just simply muslim :)

Dadap serep
13-02-2012, 09:35 PM
@ mbah Pasing : betul makanya mungkin lengkapnya hadist nabi ya ?

@ sedgejenar : wayaoooo aki , yang dimaksud Quran disini opo bung Jenar ? kok rodo rodo nyolowadi lho , sampeyan itu !
Kalau sudah menyatu berarti , menjadi otomatis segala amalan , krenteging ati , pemikiran dll segala aspek kehidupan adalah sesuai dengan AQ to ? Apa seperti ini pemahamannya Aki ? ojok sampek kliru ing panampa , bukan gitu aki ?
Lalu "sudah selamat" itu dumunung ono ngendi aki , rasanya AQ itu kanggo manungso urip lho ! dadi kelingan khuznul khotimah !B-)

sedgedjenar
14-02-2012, 04:10 PM
Terimakasih atas jawabannya.

Mungkin jika tidak keberatan bisa dijabarakan lebih lanjut parameter sempurna itu seperti apa, siapa contohnya?



Sudah sempurna itu sudah mengenal asl muasalnya, sudah bisa kembali ke tempat dia berasal.
Sudah praktek berasal dari Allah, kembali kepada Allah. Simplenya sudah bertemu Allah. Salah satu contohnya ya Nabi Muhammad.



Bagaimana maksud bertemu Allah?


Sudah isra mi'raj sebagaimana dicontohkan Rasul



Dan apakah ada para penyampai naba dan utusan Allah yang disebut di dalam Qur'an tidak memerlukan kitab yang diberikan kepadanya? dan apakah dengan status mereka kemudian dikatakan belum sempurna?


yang perlu kitab itu umatnya, bukan nabinya.



Mohon tanggapan, jika ada di dasarkan hujjah yang nyata. Penafsiran pun boleh tapi setidaknya diberikan rujukan dasar darimana tafsir tersebut berkembang.

Salam

dari hasil perjalanan saya

---------- Post added at 03:10 PM ---------- Previous post was at 03:04 PM ----------



@ sedgejenar : wayaoooo aki , yang dimaksud Quran disini opo bung Jenar ? kok rodo rodo nyolowadi lho , sampeyan itu !

quran yang cetakan, yang dijadiin buku itu mbah. Kitab kering.
Kalau yang sudah sempurna itu sudah menemukan quran yang lestari dan abadi. Namanya kitab basah.



Kalau sudah menyatu berarti , menjadi otomatis segala amalan , krenteging ati , pemikiran dll segala aspek kehidupan adalah sesuai dengan AQ to ? Apa seperti ini pemahamannya Aki ? ojok sampek kliru ing panampa , bukan gitu aki ?
Lalu "sudah selamat" itu dumunung ono ngendi aki , rasanya AQ itu kanggo manungso urip lho ! dadi kelingan khuznul khotimah !B-)

sudah menyatu gimana maksudnya mbah ? apa saya ada sebut2 menyatu ya ?
Sudah selamat itu ada dimana ? Maksud pertanyaannya gimana ?
Quran buat wong urip (saya tambahin : yang masih blurek, masih butuh cahaya)

watcher
14-02-2012, 04:16 PM
Sudah sempurna itu sudah mengenal asl muasalnya, sudah bisa kembali ke tempat dia berasal.
Sudah praktek berasal dari Allah, kembali kepada Allah. Simplenya sudah bertemu Allah. Salah satu contohnya ya Nabi Muhammad.

Silahkan gan ayatnya :)




Sudah isra mi'raj sebagaimana dicontohkan Rasul

Silahkan gan ayatnya :)




yang perlu kitab itu umatnya, bukan nabinya.

Silahkan gan ayatnya :)




dari hasil perjalanan saya

Setiap perjalanan tanpa didasari petunjuk maka akan hampa. Dengan petunjuk kita menemukan arah, tanpa arah kita akan susah memulai perjalanan. :)

Salam

sedgedjenar
14-02-2012, 04:55 PM
Setiap perjalanan tanpa didasari petunjuk maka akan hampa. Dengan petunjuk kita menemukan arah, tanpa arah kita akan susah memulai perjalanan. :)

Salam


nanya ayat ke saya kayaknya akan jadi hal yang sia-sia om
karena seperti yg anda tulis perjalanan saya itu hampa dan tanpa arah

suwun

watcher
14-02-2012, 05:23 PM
nanya ayat ke saya kayaknya akan jadi hal yang sia-sia om
karena seperti yg anda tulis perjalanan saya itu hampa dan tanpa arah

suwun

Mudah mudahan tidak disalah artikan ya gan :)


Setiap perjalanan tanpa didasari petunjuk maka akan hampa. Dengan petunjuk kita menemukan arah, tanpa arah kita akan susah memulai perjalanan.

Saya nulis itu secara general, termasuk untuk saya. Tanpa 'cahaya' agaknya sulit bagi 'kita' semua untuk mencapai tujuan dalam perjalanan kembali ke hadapanNya. Soal kemudian agan bisa menemukan arah jalan tanpa cahaya itu yang saya tanya. Saya sedikit memahami 'bahasa' kitab kering dan kitab basah yang agan jadikan sandaran. Namun sebaiknya dipikirkan tidak ada itu kita mengenal sesuatu yang basah jika tidak ada yang kering, begitupun sebaliknya. :)

Dan mungkin kalau agan bersedia dipelajari lagi kitab keringnya agar bisa kemudian bisa memberikan kejelasan mengenai yang basah.

wasalam

Darrul_Iman
15-02-2012, 06:31 PM
Salam

dilihat dari 2 sisi

dari sisi iman

yaitu....sudah ada penegasan bahwa tidak akan ada yang mampu merubah Al Qur'an sedangkan Al hadis tidak ada nash tentang penegasan...:)

dari sisi Ilmiah

yaitu
sisi sejarah adanya komando langsung mengenai ayat-ayat Al Qur'an ditempatkan pada surah-surahnya yang terdapat
sisi matematika...adanya KeyLock di Al Qur'an akibat perintah-perintah mengenai ayat-ayat yang di surah kan sedangkan Al Hadist tidak ada pengelompokan (surah)

ada 2 (dua) sisi melihat kebenaran itu

Salah satunya tidak boleh bertentangan

sama Halnya dengan Allah dan Nabinya tidak bertentangan

Ronggolawe
25-02-2012, 11:47 AM
Hadits dalam Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (W. 751 H) (http://filsafat.kompasiana.com/2012/02/25/hadits-dalam-perspektif-ibnu-qayyim-al-jauziyyah-w-751-h/)


Pemikiran Ibnul Qayyim mengenai Hadits
Sebagai ulama ensiklopedis yang menguasai berbagai macam disiplin ilmu, Ibnul Qayyim berpendapat tidak sembarangan, namun segala sesuatunya berdasarkan hasil ijtihad yang penuh ketelitian. Di lain pihak, sebagai penganut aliran salafi, pembelaan atas pendapat Ibn Taimiyyah sangat kental, dan pengaruhnya bisa dengan mudah ditemui di segala buku yang beliau tulis.
Ibnul Qayyim dikenal sebagai seorang muslim puritan yang teguh pendiriannya dalam mempertahankan kemurnian aqidah Islam. Guru yang paling berpengaruh dan banyak mewarnai pemikirannya adalah Ibnu Taimiyah, bahkan ia merupakan penyebar ide-ide gurunya tersebut. Misalnya penolakan Ibnu Taimiyah terhadap Mu‟tazilah dan Khawarij tentang penetapan sifat-sifat Tuhan dan bahwasanya nama-nama Tuhan bukanlah dzat Tuhan, yang mana kemudian pandangan ini menjadi pandangan Ibnul Qayyim al-Jauziyah.[8] Meskipun demikian, tidak jarang ia berbeda pandangan dengan gurunya tersebut. Misalnya pandangan Ibnu Qayyim al-Jauziyah bahwa perbuatan baik dan buruk dapat diketahui akal semata, sementara menurut Ibnu Taimiyah hal tersebut hanya diketahui berdasar wahyu.[9] Penafsiran secara aqli sangat banyak digunakan oleh Ibnul Qayyim, dan rasio penggunaan akal yang lebih banyak inilah yang membedakannya dengan Ibn Taimiyah. Walaupun beraliran teologi ala Asy’ariyyah sangat dipegang dengan erat, namun rasio tetap beliau gunakan, hal ini dapat dilihat dalam ra’yu yang senantiasa digunakan dalam tiap ijtihadnya.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah adalah pengikut dan tokoh madzhab Hanbali sebagaimana gurunya Ibnu Taimiyah. Dalam kajian teologi Islam para pengikut madzhab Imam Ahmad bin Hanbal dikenal dengan nama kelompok salaf yang mana kebanyakan pemikiran teologinya cenderung tradisional sebagaimana kelompok Asy‟ariyah. Sebagaimana tokoh Salaf lainnya dalam menafsirkan sifat-sifat anthropomorphisme yang terdapat dalam al-Quran Ibnu Qayyim al-Jauziyah menetapkan sifat-sifat tersebut tanpa mentakwilkan dan menafsirkan dengan selain pengertian zahirnya, hal ini sebagaimana penafsirannya terhadap surat Thaha ayat 5[10] dimana menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah kata الاستواء (bersemayam) harus diartikan sesuai dengan zahirnya tanpa mentakwilkan dan menafsirkannya.[11] Hanya saja bersemayamnya Allah tidak sama dengan bersemayamnya makhluk Allah, demikian pula sifat-sifat arthropomorphisme lainnya. Allah Maha suci dari segala persamaan dengan makhluk-Nya (munazzahun ‘anil makhluqat).
Sejatinya, aliran hanabilah masuk dalam kategori mutakallimin yang dalam menyikapi hadits lebih memberatkan pada kritik matan hadits secara formal, namun Ibnul Qayyim menyimpang dalam hal ini dengan lebih menitikberatkan pada susbtansi, bukan formal. Maka beliau bisa dimasukkan dalam kalangan fuqaha, yang memahami hadits dengan pendekatan fikih. Epistimologinya adalah koherensi dengan ilmu-ilmu yang lain, dan beliau menggunakan ukuran sosio-historis.
Dalam mencari pemahaman hadits dalam masaah teologis, beliau cenderung memaknai secara tekstual. Bagi masalah lain, ada penggunaan pendapat salafus shalih dan analisa zhohir hadits, yaitu yang berkenaan dengan sanad dan matan hadits.
Beliau juga menolak penggunaan takwil yang berlebihan dan tanpa ilmu, dan juga menolak segala praktek keagamaan yang bidah. Semangat purifikasi yang ia dapatkan dari Ibn Taimiyyah sangat kental, kembali pada al-Quran dan hadits.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala, “Dan apa-apa yang dibawa Ar Rasul kepadamu maka ambillah ia, dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr:7).
Ibnul Qayyim berpendapat bahwa hadis shahih adalah hadis yang memenuhi kriteria, 1) sanadnya bersambung; 2) para perawi hadisnya adalah orang-orang yang adil; 3) para perowinya adalah orang yang dlobith (cermat); 4) terbebas dari kontroversi; dan 5) tidak memiliki cacat. Kriteria ini sama dengan pendapat para ulama ahli hadits lain, seperti Ibn Shalah, Ibn Hajar al-’Asqalani, Jalaluddin as-Suyuthi, an-Nawawi dan ulama lainnya.
Sedangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah juga memberikan kriteria kesahihan hadis dengan teori diametrikal (terbalik), yaitu hadits-hadits yang mengandung berbagai macam hal berikut, maka perlu dicurigai kesahihannya, bisa jadi itu adalah hadits dla’if (seperti pada kebanyakan hadits tentang shalat), ataupun bisa jadi itu adalah hadits maudlu’, jika dilihat dari matan hadits. Perangkat akal menjadi sangat vital peranannya menurut Ibnul Qayyim. Jika secara matan sudah dicurigai dloif, maka perawi-perawinya juga pasti ada yang bermasalah. Namun tidak begitu jika sanadnya dloif, tidak serta merta matan menjadi dloif juga. Berikut kritertia-kriteria hadits shahih yang bisa diketahui melalui matan hadits:[12]
a. Materi hadis tidak mengandung perkiraan-perkiraan yang tidak biasa dikemukakan oleh Nabi.
b. Materi hadis tidak bertentangan dengan penemuan empirik
c. Materi hadis tidak berupa pernyataan yang kotor dan keji
d. Materi hadis tidak bertentangan dengan materi sunnah yang jelas diyakini datang dari Nabi.
e. Materi hadis tidak berisi informasi yang menyatakan bahwa Rasul Muhammad saw. telah berbuat sesuatu dihadapan para sahabatnya, tetapi para sahabat sepakat untuk tidak meriwayatkannya.
f. Materi hadis tidak batal dengan sendirinya disebabkan tidak pantas disandarkan kepada Nabi.
g. Materi hadis harus layak disebut sebagai perkataan para Nabi, lebih-lebih layak disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. yang hakekatnya merupakan wahyu.
h. Materi hadis tidak mengisahkan cerita-cerita yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.
i. Materi hadis tidak menyerupai pernyataan-pernyataan paramedis, dokter dan dukun.
j. Materi hadis tidak dengan sendirinya dibantah dan dibatalkan oleh argumentasi dan dalil-dalil yang sahih dan kuat .
k. Materi hadis tidak bertentangan dengan al-Qur’an.
l. Materi hadis tidak dibatalkan oleh adanya indikator-indikator yang cukup jelas
m. Materi hadits tidak berisikan pernyataan-pernyataan yang mengada-ada tentang keutamaan makanan dan tempat tertentu.
Hal ini tentu sebuah terobosan pada zamannya, di mana kebanyakan ulama hadits berhenti pada analisa sanad an sich dan mengabaikan “kebenaran” matan. Sebenarnya matan hadits yang dla’if atau maudlu’ dalam perspektif Ibnul Qayyim sangat mudah diketahui. Dengan 13 kriteria di atas maka tiap pembaca hadits akan “curiga” pada hadits-hadits yang berisikan hal-hal yang tidak masuk akal, dengan pengetahuan yang sederhana saja, terlebih dengan pengetahuan yang mendalam atas sirah Nabi dan pengetahuan Nabi.

bidawang
26-02-2012, 02:10 PM
Tadi ada yang ngajak-ajak join halaman facebook, saya coba cek halamannya:
https://www.facebook.com/groups/nazwarsyamsu/

Ketika digeser agak ke bawah pada posting tertanggal Febr-08 disertakan sebuah link video youtube tentang rekaman pengulasan ayat terkait hadits (http://www.youtube.com/watch?v=6QT9cQ20h2Y&feature=share)

Dadap serep
19-03-2012, 08:05 PM
@ sedgejenar : wayaoooo aki , yang dimaksud Quran disini opo bung Jenar ? kok rodo rodo nyolowadi lho , sampeyan itu !
quran yang cetakan, yang dijadiin buku itu mbah. Kitab kering.
Kalau yang sudah sempurna itu sudah menemukan quran yang lestari dan abadi. Namanya kitab basah.
Wahhh kering dan basah sih tetep juga AQ to aki , Pemahman yg ada pada manusianyalah yg mungkin berbeda ,..... "phisiknya" sih sama.
Lha perkara adanya perbedaan itu , jelas karena manusia nya .
Kalau masih disebut manusia aki , menurut saya ya tidak akan nyampai tahap "sempurna". Karena jelas manusia itu --lagi lagi menurut saya-- masih kedunungan sifat "manusia" yg ciptaan .
Tapi bisa saja sih "sempurna" , namun perlu kiranya dijelaskan spt apanya yg disebut sempurna itu.

Kalau anak sd dapat nilai 100 , itu sudah bisa dibilang dpt nilai sempurna , anak SMU dapat nilai dalam pelajaran matematika 100 itu juga dapt nilai sempurna , demikian juga seorang mahasiswa dapat nilai A+ itu juga nilai sempurna , atau seorang sarjana strata 3 , lulus dlm mempertahankan desertasinya dg predikat summa cumlaude itu bisa juga dimasukkan ke katogori prestasi yg sempurna !
Tapi "sempurnanya" prestasi anak sd dengan seorang promovendus yg lulus dengan predikat summa cumlaude itu rasanya tidak sama atau setara ya ?

Apa lagi ini mengenai konten atau ilmu yg ada dalam AQ ya , ntah istilahnya yg kering kerontang atau basah kuyup . Rasanya sangat sulit atau mungkin ndak ada yg bisa "memberikan predikat tingkat penguasaannya " ya !

Kalau menguasai sampai maksimal sesuai dg kemampuannya , itu rasanya bisa difahami . Seperti "sempurnanya" anak sd , smu , mhsiswa atau sarjana S3 tadi.



Kalau sudah menyatu berarti , menjadi otomatis segala amalan , krenteging ati , pemikiran dll segala aspek kehidupan adalah sesuai dengan AQ to ? Apa seperti ini pemahamannya Aki ? ojok sampek kliru ing panampa , bukan gitu aki ?
Lalu "sudah selamat" itu dumunung ono ngendi aki , rasanya AQ itu kanggo manungso urip lho ! dadi kelingan khuznul khotimah !
sudah menyatu gimana maksudnya mbah ? apa saya ada sebut2 menyatu ya ?

iyo iyooo,....... "menyatu" itu maksudnya segala amalannya itu sama berimpit dengan apa yg di firmankan Allah dalam AQ , atau spt salah satu pernyataan sang istri ketika ditanyakan oleh sahabat , spt apa kahlak sang nabi ,dan dijawab :"Akhlak nabi adalah Al Qur'an" , ini yg saya maksud Sedge . Itu untuk memberi gambaran tentang terminologi "sempurna" yg anda pakai dalam postingan ini ;

"Quran itu petunjuk
Apa yang ditunjukkan? Jalan keselamatan agar sempurna
Agar tau asal muasal dirinya.
Jadi mereka yg sudah sempurna, sudah selamat ya gak perlu quran lagi
Maksud saya spt itu aki.
Tapi bila tidak pener , monggo dipun wedar apa yg dimaksud , apa yg terkandung dalam phrasa sempurna disini ini aki.


Sudah selamat itu ada dimana ? Maksud pertanyaannya gimana ?

Maksud saya "sudah selamat" itu selamat dimana selamat didunia atau selamat diakherat , atau selamat dua duanya , seperti yg selalu kita pohonkan kepadaNya.
Saya nangkep "sudah selamat" itu mestinya ya selamat dua duanya dunia dan akherat. Kalau selamat didunia saja , blum tentukan selamat diakherat kan , makanya sya nyinggung "khuzbul khothimah".
Nah saat ini --kecuali mereka para syuhada-- belum dpt kepastian "selamatnya" kan [diakherat) ? mereka masih menantikan hari pengadilan agung , saat itulah sesungguhnya penentuan selamat atau tidaknya sang manusia.
Maka saya tanyakan "dimananya" karena belum ada penentuan yg sesungguhnya oleh hakim mahapenentu itu.
Itu apa yg terlintas dalam pemikiran berdasarkan pemahaman saya lho !



Qur'an buat wong urip (saya tambahin : yang masih blurek, masih butuh cahaya)
Yg saya maksud , klo orang yg sudah masuk ke "masa peantian" , sudah meninggal maka penguasaan QA sudah tidak bermanfaat lagi , QA itu petunjuk pegangan paugeran untuk menjalani kehidupan didunia ini agar selamat dunia akherat , itu yg saya maksud aki. Who knows bahwa kita ini sudah dalam siraman cahaya yg cukup shg kita bisa melihat bisa membedakan jalan yg diredhoi jalan bagi yg mendapatkan kenikmatan dan bukan jalan bagi yg sesat dan dimurkaiNya ?. Apakah kita brani meng klaim bahwa kita memang sudah berjalan on the right track , shg merasa atau bisa dikategorikan tidak memerlukan petunjuk/cahaya lagi ?

Ini bung Sedge yg terlintas dalam pemikran saya , moga aki bisa memberikan pencerahan yg diperlukan .

sedgedjenar
21-03-2012, 10:26 AM
Wahhh kering dan basah sih tetep juga AQ to aki , Pemahman yg ada pada manusianyalah yg mungkin berbeda ,..... "phisiknya" sih sama.
Lha perkara adanya perbedaan itu , jelas karena manusia nya .
Kalau masih disebut manusia aki , menurut saya ya tidak akan nyampai tahap "sempurna". Karena jelas manusia itu --lagi lagi menurut saya-- masih kedunungan sifat "manusia" yg ciptaan .
Tapi bisa saja sih "sempurna" , namun perlu kiranya dijelaskan spt apanya yg disebut sempurna itu.



Ya monggo aja kalo njengenan berpikir manusia tidak ada yang sempurna
Kalo saya berpendapat lain, manusia bisa sempurna, dan harus sempurna. Kalo sampe gak sempurna ya kiwir-kiwir. Seperti uler ngejar buntutnya muter2 entah sampe kapan.

Disebut sempurna itu kalau sudah bergelar khalifatulloh, berjalan dengan kaki-Nya, bicara dengan lidah-Nya, melihat dengan mata-Nya
Semua kehendak-Nya mengejawantah dalam kehendaknya. Tidak ada lagi kehendak yg berbenturan, sudah tidak lagi berdoa demi kehendak egonya.



Kalau anak sd dapat nilai 100 , itu sudah bisa dibilang dpt nilai sempurna , anak SMU dapat nilai dalam pelajaran matematika 100 itu juga dapt nilai sempurna , demikian juga seorang mahasiswa dapat nilai A+ itu juga nilai sempurna , atau seorang sarjana strata 3 , lulus dlm mempertahankan desertasinya dg predikat summa cumlaude itu bisa juga dimasukkan ke katogori prestasi yg sempurna !
Tapi "sempurnanya" prestasi anak sd dengan seorang promovendus yg lulus dengan predikat summa cumlaude itu rasanya tidak sama atau setara ya ?


Nah, ini juga monggo aja anda berpendapat demikian.
Sewaktu SD anda pikir dapet nilai matematika 100, anda merasa sudah sempurna. Padahal soalnya baru soal penjumlahan.
Sewaktu SMA dapet nilai 100 fisika sudah merasa sempurna. Padahal belum ngebahas fisika kuantum.
Sempurnanya yg saya sebutkan di atas itu masih pakai tolok ukur dimana semua orang bisa menilai yang akhirnya menjadi sebuah hal yang relatif.



Apa lagi ini mengenai konten atau ilmu yg ada dalam AQ ya , ntah istilahnya yg kering kerontang atau basah kuyup . Rasanya sangat sulit atau mungkin ndak ada yg bisa "memberikan predikat tingkat penguasaannya " ya !

Kalau menguasai sampai maksimal sesuai dg kemampuannya , itu rasanya bisa difahami . Seperti "sempurnanya" anak sd , smu , mhsiswa atau sarjana S3 tadi.


yang bisa menilai yang tingkatan penguasaan qurannya berada diatasnya




iyo iyooo,....... "menyatu" itu maksudnya segala amalannya itu sama berimpit dengan apa yg di firmankan Allah dalam AQ , atau spt salah satu pernyataan sang istri ketika ditanyakan oleh sahabat , spt apa kahlak sang nabi ,dan dijawab :"Akhlak nabi adalah Al Qur'an" , ini yg saya maksud Sedge . Itu untuk memberi gambaran tentang terminologi "sempurna" yg anda pakai dalam postingan ini ;


nah, istri nabi dalam perjalanannya (sebagai orangyang dekat kesehariannya dengan rasul) bisa menyimpulkan bahwa akhlak nabi itu adalah qur'an
kira2 ada yg tanya gak tuh ya ? hey istri, ayatnya mana ?

::ngakak2::


yang lain ntar dulu yaaaa... mbah dadap

pasingsingan
22-03-2012, 09:40 AM
Salam

dilihat dari 2 sisi

dari sisi iman

yaitu....sudah ada penegasan bahwa tidak akan ada yang mampu merubah Al Qur'an sedangkan Al hadis tidak ada nash tentang penegasan...:)

dari sisi Ilmiah

yaitu
sisi sejarah adanya komando langsung mengenai ayat-ayat Al Qur'an ditempatkan pada surah-surahnya yang terdapat
sisi matematika...adanya KeyLock di Al Qur'an akibat perintah-perintah mengenai ayat-ayat yang di surah kan sedangkan Al Hadist tidak ada pengelompokan (surah)
ini maksudnya menjelaskan perbedaan antara quran dan non-quran yak :-?


ada 2 (dua) sisi melihat kebenaran itu

Salah satunya tidak boleh bertentangan

sama Halnya dengan Allah dan Nabinya tidak bertentangan
klo ada riwayat non-quran secara maknawi bertentangan dng quran gemana tuh?