PDA

View Full Version : Lingkungan Rumah



cha_n
27-10-2011, 08:16 PM
Menyambung ceritaku sebelumnya tentang tinggal di rumah sendiri atau di rumah ortu, sekarang perkembangannya kami sudah tinggal di rumah sendiri, alhamdulillah.
seperti yang juga sudah aku jelaskan, lingkungan di sini, masyarakatnya sebagian besar memang dari golongan (maaf) bawah dan sangat bawah. Walau belum sampai seperti lingkungan sisi kereta di daerah tanah abang, tapi menurutku memang masyarakatnya secara sosial menuju gejala tidak sehat. Paling tidak kalau dilihat dari anak-anak remajanya.

Orangtua2 di sini sebagian besar tidak berpendidikan.
Di dekat sini sebenarnya ada pesantren penghapal Quran, aku ikutan pengajiannya rutin tiap minggu, waktu ditanya sama ustadzahnya aku dari daerah sini malah heran "tumben ada yang dari daerah sini, biasanya dari jauh semua, yang deket2 sini malah sangat jarang yang mau ikut belajar" ::doh::
Masyarakat di sini sebagian besar pendatang, kerja di pasar, dan tinggal di kontrakan2 sekisaran ukuran 3x8, atau 3x9. orang2 aslinya adalah orang betawi yang lebih suka beliin anak2nya motor dari pada nyekolahin/maksa anak sekolah ::nangis::

-bersambung, mau belanja dulu-

etca
27-10-2011, 08:35 PM
Welkam to the real world buw ::hihi::

minggu2 pertama tinggal di jakarta sempat shock dengar UFO,
Alias piring terbang gara2 tetangga, suami istri bentok ;D

Kilat
28-10-2011, 03:35 AM
susah ya :(

Saya tinggal di lingkungan campur, ada orang berpendidikan, ada yang tidak berpendidikan malah belum bisa bahasa Belanda (walau sudah tinggal di sini 10 tahun lebih).
Kami tinggal di apartemen sewa, ada tetangga kiri, tetangga kanan, tetangga2 atas, tetangga2 bawah .. terlalu banyak yang tinggal dekat. ::doh::
Ada snackbar (warung gorengan) dan toko malam di bawah apartemen kami, remaja Maroko suka naik scooter ke sana. Beberapa dari mereka remaja jahat, yang suka marahin orang lain (misalnya ayah saya, karena dia menyeberang jalan terlalu lambat!), kalau tidak mau dicuri, harus menjaga tas dan sepeda dengan baik. :(

Pengen tinggal di rumah dengan kebun, tapi itu langka di kota ini. Ga bisa pindah apartemen juga, apartemen ini murah karena kami sudah lama tinggal di sini, kalau pindah ke apartemen lain itu jauh lebih mahal. Membeli rumah kami pun ga bisa, uangnya ga ada, mahal banget di sini. ;D

Salah satu tetangga kami orang sakit jiwa, kadang dia mengebor jam 2 pagi, dan janganlah ketinggalan sesuatu di tangga, karena menurut dia itu message khusus untuk dia yang pasti membuatnya marah ;D
Dulu tetangga bawah suka bentok, malah sampai tangan nenek pecah. Syukurlah belakangan ini tenang dirumah tetangga itu :)

tapi pokoknya: dirumah kami damai :)


Kita tidak dapat mengubah orang lain, kita hanya dapat mengubah kita sendiri atau menjauhkan ..
mm .. susah menjauhkan ya karena tinggal di lingkungan itu ..
yang penting: tahu apa batasan anda .. coba cari teman2 baik buat Hegel ..

tetap semangat ya jeng Chan :)

heihachiro
28-10-2011, 10:45 AM
ini juga kenapa saya mempertimbangkan cari perumahan kalo beli rumah nanti, setidaknya di perumahan itu lingkungan sekitar relatif tenang, latar belakang ekonomi maupun pendidikan relatif berimbang ^^

cha_n
28-10-2011, 11:54 AM
@etca
hahah iya, this is the life, it's my life *bon jovi forever*

@bu Kilat
Begitulah bu, tidak beda jauh kondisinya ternyata :) lingkungan padat, pergaulan tidak sehat, yang bingung bagaimana tetap mendidik anak dengan baik. Tapi tetap semangat kok.. terima kasih ya bu ::maap::

@heihachiro
iya, itu salah satu solusi mencari rumah, tapi ada barang ada harga, perumahan jauhhh lebih mahal :)

---------- Post added at 10:54 AM ---------- Previous post was at 10:07 AM ----------

Lanjut...

Kami buka usaha cucian motor di depan rumah, juga ada warnet. Alhamdulillah warnet lancar2 saja dipegang oleh orang kepercayaan dari 4 tahun lalu.
Cucian motor awalnya murni untuk bisnis. Sekarang pekerjanya banyak dari lingkungan sekitar, remaja2 putus sekolah yang tadinya cuman hobi nongkrong, merongrong orang tua, beberapa mau berpikir ke depan, ikut usaha di sini.
Ke sininya jadi usaha sosial ;D secara bisnis nyaris ga dapet apa2.

Saya ga pernah bermimpi menggantikan kementerian sosial ngurusi pengangguran negeri ini ;D dan juga ga pernah ngimpi jadi ibu2 karbitan yang tiba2 punya banyak anak usia nanggung yang susah dikendalikan, punya satu anak umur 3 tahun aja udah lebih dari cukup buatku, blm sanggup lah ngurusin anak2 orang.
Konflik banyak terjadi, anak buah sebenarnya baik, tapi teman2 nongkrongnya yang tidak mampu dikendalikan. Rame2 datang, buat ribut, kadang ada laporan bawa cewek2 juga ::grrr:: antara kesel, marah, juga sedih, kasian juga mereka ga diperdulikan orang tuanya
tipikalku, hitam putih, benar salah, hidup mati, register-posting or die ::hihi:: , ya intinya hampir tanpa wilayah abu2 gitulah, untungnya suamiku lebih luwes menghadapi masalah begini. Tempat mangkal ditutup, jadi temen2nya yang cuman nongkrong ga jelas ga ada tempat, tempat cuciannya tetap dibuka, win-win solution
(kalo solusiku sebelumnya, tutup aja tuh cucian, untung aja kagak, udah ditolongin, ga terima kasih malah bikin masalah ama tetangga ::ngakak2:: )

Yang jadi pemikiran selanjutnya, bagaimana dengan hegel? yang jelas sementara ini ga aku kasih main di lingkungan sini dulu. Siang main ke rumah ortuku, biar sama adikku yang seumuran ama dia, jelas ga bedah jau cara didikannya, ada orang yang ngerti gimana kita mau mendidik anak, lingkungan tetangganya juga lebih mending karena di rumah ortu lingkungan komplek.

sementara solusi2 sudah jelas... fiuhhhhh

BundaNa
28-10-2011, 02:38 PM
pernah tuh dulu begitu chan...pas masih di xderes. Yah tapi kita cuma bisa meminimalisir saja, karena memang bukan hak kita mencampuri urusan orang. Paling Naomi jarang2 kukasih main, aku juga jarang2 ngobrol sama tetangga

ndugu
30-10-2011, 07:41 AM
itu rumah kontrakan chan?
kalo udah beli, kedepannya gimana donk dengan si hegel? masak dianter terus ke rumah ortu sampe remaja? ::elaugh:: apa jauh dari rumah ortu? ato, mungkin akan lebih mending ya kalo hegel udah masuk sekolah, paling ngga sebagian waktu bisa dihabisin di sekola..

ancuur
30-10-2011, 10:49 AM
yg aku khawatirkan cuma Hegel aja..
di rumah ada pembantu kan? klo bisa main di dalem rumah aja kali yah.. ::ungg::

cha_n
30-10-2011, 12:37 PM
@Bundana
iya bener, aku sebagai ibu protektif aja sifatnya, sementara anakku masih kecil siang di rumah ortuku aja deh, lebih aman pergaulannya

@ndugu
rumah beli, tapi emang jangka panjang aku dan ayahnya hegel berencana cari rumah lain yang lebih kondusif, insyaAllah mudah2an ada rezekinya, dan seperti pemikiranmu, aku merasa lebih aman kalau hegel dah masuk sekolah ntar, waktu banyak di sekolah. musti cari banyak kesibukan ke anak biar ga ikut2an lingkungan

@um ancurr
iya di rumah ortu ada pembantu, aku sendiri pulangnya sore, dan ga ada pembantu di rumahku. siang biar ada yang jaga ditaruh di rumah ortuku, si miki juga jadi ada temennya.

E = mc˛
30-10-2011, 01:00 PM
Kok situasinya kayak rumah kakak yah? ;D

sama, lingkungan pergaulan ponakan saya juga gak kondusif. Ibu2 di atas jam 9 pasti bergosip, lingkungan pergaulan anak-anak sama sekali gak sehat ::doh::

kakak udah mengeluhkan ke misuanya agar pindah--tapi tentu saja pindah itu gak gampang, apalagi di kota besar, banyak pertimbangannya. Mana ponakan masuk sekolah siang. dan sekarang dia jadi tergila2 ma boyband/girlband gara2 salah bergaul ;D

cha_n
30-10-2011, 02:14 PM
begitulah dik rumus dinamika hidup berkeluarga *sok tua*
tetangga sini, ibu2nya, baik yang di komplek apalagi di kampung rumah saya banyak yang ga kerja, atau paling ngga (mustinya) menyibukkan diri dengan hal bermangpaat apaan kek gitu, jadi karena ga ada kerjaan, jadi hobi gosip.
untungnya kalau itu ga pas di RT rumah ortu, tapi di RT sebelah, kalau yang di lingkungan rumah ortu masih jauh lebih mendingan, ibu2 yang ga kerja pun mengkaryakan dirinya, paling ngga dia serius ngawasin pendidikan anak dan ga ngerumpi doang.

tapi agak kesonoan dikit, widhhhh... *ngomongin tetangga gw, pindah gosipnya ke marih xixixi*

ya begitulah, ga salah kalau dibilang, ibu itu tiang negara, kalau ibunya aja begono, gimana anaknya? ga keurus, tapi lagi2 seperti kata bundaNa, aku ga bisa ngomong macem2, yang penting dampak negatif ga sampe ke anakku aja aku dah syukur

----


2 hari yang lalu aku pulang ke rumah rada maleman, cucian motor udah ditutup, tapiiiiiiiiiii kursi2 ga diberesin. Bergelimpangan di halaman
Seperti biasa aku esmoni, "Ayah, tu apa2an sih, udah deh kursi ditarik ke rumah semua aja, biarin ga usah dikasih kursi plastik. Kalau mau duduk, suruh duduk depan warteg aja. Emangnya kursi ga beli? sebiji aja 80rb, kita nangis darah dulu belom tentu waktu itu kebeli, eh ini asal ajah. Orang kalau ga tau gimana cara dapetin sesuatu emang ga bisa menghargainya ya?"
*merepet ala ibu2*
Tuh kursi masuk rumah...
besoknya ayah hegel bilang "Bunda bener, biarlah kursi masuk rumah, biar jadi pelajaran bagi anak2 itu. Aku udah sms-in, kursi kita tarik, duduk2 depan warteg aja, jadi kekontrol kalau ada temen2nya juga ga bisa nongkrong seenaknya"

fiuhhh...

Belom lagi tetangga yang ngerusak gembokku (dengan alasan mau buru2, gembok pembatas dikapak) ga mau emosi gimana? besok2 bakal kubatain tuh pintu, biar sekalian ketutup aksesnya, toh muter sedikit juga ada jalan, kenapa harus lewat tanah orang? (note: di sini ada pintu, dijadikan akses jalan umum, kalau malem digembok)
cuman belom terlaksana, masih mikir2, takut akibatnya jadi makin besar dan ga terkendali. hah!
ada lagi tetangga yang doyannya buang sampah sembarangan *sigh* trus anak2 nanggung yang corat coret tembok...
media belajar sabarrr....

;D

BundaNa
31-10-2011, 10:46 AM
begitulah chan, repotnya bertetangga, kita maunya nyaman, tapi takutnya tetangga lebih galak sama kita, abislah keluarga kita di lingkungan. Kita diem aja, eh keluarga kita yang gak nyaman.

Di lingkungan ortu juga sama aja sih, doyan ngerumpi dan anak2nya mainnya malah gak karua2an (sepeda naomi rusak 2x sama anak tetangga, mainan naomi ilang mulu dll dah). Mau gak dibolehin main, eh dia udah umur 5 tahun, waktunya berteman sana sini. Akhirnya setelah pulang sekolah jam 11, naomi dikasih kesibukan, ntah les, ntah disuruh ngerjain PR dari sekolah, sore juga kadang les. Jadi dia di rumah tinggal main sepeda atau main sama adiknya;D

Bukannya gak kasian sama anak gak punya temen sama anak tetangga, soalnya kalau barang anak gue rusak, yang repot kan gue...bukan ibu si anak yang ngerusakin. Minta ganti, eh dibilang pelit lah, dibilang salah sendiri anaknya ngasih mainlah...pusing::doh::

ndugu
31-10-2011, 10:58 AM
tapi mainan kan memang untuk dirusakin :lololol:

:run:

BundaNa
31-10-2011, 11:00 AM
bukan mainan...sepeda::grrr::

Alip
31-10-2011, 01:02 PM
Hihihihihiiii... the other side of the coin...

Saya pernah nginep di rumah sepupu yang tinggal di sebuah real estate elit.
Keluhannya:

Tetangga gak bisa diajak 'nenggo'... pada diem di rumah masing-masing
Anak-anak kena pengaruh buruk... adu pamer gadget dan pulang liburan dari luar negri
Ibu-ibu gak ngegosip... tapi sirik-sirikan lewat fb dan chat-room teteup aja jalan...
Siapa beli apa akan segera dilanjut oleh siapa yang lain beli barang yang lebih 'wah'
Kegiatan sosial bareng gak ada yang murah... kerja bakti gak laku, yang ada arisan emas di mall kelas atas
...
...
Iuran RT mahal minta ampun...


... yang saya perhatikan... bahkan para pembantunya pun saling bersaing ::hihi::

cha_n
31-10-2011, 04:22 PM
aku udah jatuh cinta ama lingkungan rumah ortu sebenarnya, kalau aja ada rumah di sini yang mau dijual dengan harga khilaf ;)) *ngarep.com*
karena aku udah tau ada lingkungan yang asik kayak gini, jadi punya standar tertentu juga untuk sebuah lingkungan sehat.
Di sini enak banget, aku inget waktu dulu nenekku meninggal,, kita ga mikir apa2, pulang dari RS (bawa jenazah nenek) sampai rumah, tenda sudah terpasang, kursi2 sudah siap, mikrofon udah disiapin, makanan2 kecil, minuman, semua dah diatur sama tetangga semua, kekeluargaannya luar biasa.
begitu juga kalau ada yang menikah, mau akikah dll.
Ini lingkungan komplek lho, dan di kota! too good to be true gitu ya kesannya? tapi beneran ada.

sama tetangga juga deket semua kayak keluarga. Pasti ada lah yang nyeleneh satu dua orang, tapi secara umum kompak. Aku juga inget ada salah satu tetanggaku, seumuran aku waktu itu SMA, dia terjerat narkoba. yang terjadi adalah orang tuanya jujur kondisi anaknya, trus untuk membantu jangan sampai ada lagi kasus kayak gitu, dia dan anaknya jadi konselor narkoba di daerah ini... begitulah.

Kilat
11-11-2011, 02:45 AM
Di sini enak banget, aku inget waktu dulu nenekku meninggal,, kita ga mikir apa2, pulang dari RS (bawa jenazah nenek) sampai rumah, tenda sudah terpasang, kursi2 sudah siap, mikrofon udah disiapin, makanan2 kecil, minuman, semua dah diatur sama tetangga semua, kekeluargaannya luar biasa.
begitu juga kalau ada yang menikah, mau akikah dll.
::up:: ::up:: ::up:: ::up:: ::up:: ::up:: =D> =D> =D> =D> =D> =D>
saya mau tinggal di sana juga :)
kalau di Belanda beda banget ..
ada asuransi .. jika seorang meninggal tetangga2 jarang akan membantu karena tidak perlu ..
ada usaha asuransi yang "membantu" :(



mungkin ga perlu terlalu khawatir ..
pertama2 Hegel akan belajar dari ortunya, kakek neneknya, saudaranya ..
terus dia akan belajar dari gurunya, murid2 lain ..
akhirnya dia akan belajar dari lingkungannya ..

kalau masih kecil, yang paling penting buatnya adalah ortu dan kakek nenek maka dia akan paling copas dari mereka :)
kalau bersekolah murid2 lain di sekolahnya akan menjadi penting buatnya, maka dia akan banyak copas dari murid2 lain di sekolahnya .. anak2 ingin sama dengan teman2 .. siapa akan menjadi teman2 Hegel? mungkin sekali anak2 dia bertemu di kelasnya karena dia berbagi banyak waktu dan pengalaman sama dengan mereka ..
kalau anak2 tetangga, mungkin mereka ke sekolah lain, pengalamannya beda maka Hegel akan kurang menarik berteman dengan mereka, dia akan lebih suka berteman dengan anak2 kelasnya ..

BundaNa
11-11-2011, 08:56 AM
kalau di Indonesia kan, Jeng Kilat, si anak usia dini sudah berinteraksi dengan lingkungan rumahnya. Jadi itu yang dikhawatirkan sama chan...bener gak chan?

cha_n
12-11-2011, 02:52 PM
betul, tapi sekarang tentu saja dibatasi, apalagi ayah hegel sering mendapati anak2 kecil juga sering berbicara jorok dan kasar.
benar2 harus didampingi

Kilat
13-11-2011, 01:40 AM
kalau di Indonesia kan, Jeng Kilat, si anak usia dini sudah berinteraksi dengan lingkungan rumahnya. Jadi itu yang dikhawatirkan sama chan...bener gak chan?
kalau di sini tergantung ..
di perdesaan dan kota kecil anak2 bermain di lingkungan sama anak2 tetangga ..
tapi di kota besar kurang aman anak2 bermain diluar, harus ditenemani dewasa karena lalu lintasnya ..
kalau di Amsterdam anak kecil hampir selalu ditenemani salah satu ortunya kalau mau keluar .. seandainya saya punya anak kecil, dia pasti ga boleh keluar sendirian, takut akan ditabrak mobil atau ikut pulang ke rumah "teman" baru entah kemana ;D
kalau musim dingin anak2 bermain diluar juga, tapi sering masuk rumah lagi karena kedinginan

---------- Post added at 06:40 PM ---------- Previous post was at 06:37 PM ----------


betul, tapi sekarang tentu saja dibatasi, apalagi ayah hegel sering mendapati anak2 kecil juga sering berbicara jorok dan kasar.
waduh :(
iya terjadi di sini juga .. anak2 yang sudah berbicara jorok dan kasar .. dan tidak sopan kepada dewasa, malahan kepada lansia :(

ancuur
13-11-2011, 08:04 AM
belom ada solusi lagi yah... ::oops::
cha_n ortu emang tinggal dimana ?

BundaNa
14-11-2011, 09:07 AM
@bu kilat: disini anak2 keluar dijagain plus antisipasi penculikan anak yang marak terjadi lho

@om ancuur: kayaknya ada solusi sementara...a

cha_n
14-11-2011, 03:15 PM
waduh :(
iya terjadi di sini juga .. anak2 yang sudah berbicara jorok dan kasar .. dan tidak sopan kepada dewasa, malahan kepada lansia :(
iya sangat disayangkan, tapi kenyataannya memang seperti itu :(

@un ancur
ciputat um

solusi sementara ada, ya itu siang kubawa ke rumah ortu.
solusi jangka panjang, seperti harus cari rumah di lingkungan komplek, bagaimana pun keamanan dan lingkungannya akan lebih baik dan sehat :)

nurdin
15-11-2011, 10:24 AM
Alhamdulillah, saya sudah pindah dari daerah yg tidak kondusif.

cha_n
15-12-2011, 03:18 PM
mau update, ternyata saya ga kuat di lingkungan yang sekarang ::grrr::
terlalu menguras pikiran...
mau pindah lagi saya, bukan ke rumah sendiri sih, ini di belakang warnet lama (tanah punya ortu) ada rumah lama, dulu kontrakan, mau dirapikan.
paling ngga udah bisa nunjukin punya rumah sendiri dulu lah ama ortu, walo kenyataan sekarang nyangsang lagi nebeng di tanah ortu walo ga serumah ::hihi::

heihachiro
15-12-2011, 04:59 PM
rumah yang sekarang berarti dikontrakin ya?

Eh terus di rumah baru yg punya ortu itu statusnya ngontrak ato sekedar nebeng? :P

BundaNa
15-12-2011, 05:09 PM
kadang buat mandiri memang berliku2

cha_n
15-12-2011, 05:48 PM
@ chiro
iya mau dikontrakin ajalah... terlalu crowded. yang sekarang butuh renov lagi.. tapi suasaa lebih tenang.
status nebeng. kayaknya babe ga minta dibayar kontrakannya. selama ini jg kosong

@bund
yoih
berliku2 tapi seneng... dijalanin sama2 kali ya jadi happy