PDA

View Full Version : malu.



ganeez
22-09-2011, 11:14 AM
14.35
di peron stasiun.

Ini kali kedua aku melihatnya. Dua orang nenek 'penunggu' peron. Aku tak tahu pasti sejak kapan mereka ada disini. Mungkin sejak stasiun tua ini berdiri. Bisa jadi.
Berseragam kain batik dan kebaya lusuh. Duduk beralaskan sepasang sandal jepit usang.
Sesekali mereka merapikan rambut putih yang berantakan karena tertiup angin, menghapus peluh di wajahnya yang berkerut.
Masing-masing menyanding bakul. Kantong-kantong keripik, pisang rebus, dan tahu asin masih memenuhi bakul-bakul mereka. Tampaknya hari ini tak laku banyak. Masih sama dengan hari-hari sebelumnya.
Lalu...
Pernahkah mereka menanyakan pada Tuhan mengapa mereka harus tetap berada disini di senja ini demi tetap hidup esok pagi?
Pernahkah mereka mengeluh pada Tuhan ketika hidup mereka terasa lebih berat?
Pernahkah mereka merajuk pada Tuhan atas hidup yang kadang terasa tidak adil, tak berpihak pada mereka?
Aku tidak melihat itu. Aku tidak merasakan itu.
Sebaliknya,
aku melihat kesahajaan.
Untuk apa meminta lebih, jika ini sudah cukup.
Aku melihat keikhlasan.
Ini memang tidak mudah, namun ada yang lebih susah.
Aku melihat kesabaran.
Mencoba menerima, atau Tuhan akan marah.
Aku melihat kebahagiaan.
Setelah hari ini masih ada esok yang Tuhan janjikan.

Air mataku menggenang.
Aku malu.
Kapan aku aku tidak mengeluh?
Kapan aku tidak merajuk? Kapan aku berhenti bertanya?
Hampir tidak pernah.
Aku malu.