PDA

View Full Version : Antara Ko Ping Ho dan Sepakbola Timnas



kimochi
16-09-2011, 02:56 PM
Bukannya bermaksud mengangkat rasisme di sini. Cuman yang saya heran, (setahu saya) kenapa saudara-saudara kita yang berasal dari etnis tionghoa (benar kan penyebutannya???) ga ada yang bermain di Timnas Merah Putih?

Bukannya, kalau di bulutangkis kayak dulu kita punya jagoan-jagoan, semisal Rudi Hartono, Liem King, Susi Susanti, dll.

Apa yang menghambat mereka (dari etnis barusan) bergabung di Timnas Sepakbola Indonesia? ::ungg::

E = mc˛
16-09-2011, 03:12 PM
copas :D


Etnis Tionghoa di Sepakbola Indonesia (http://fanz-bola.blogspot.com/2009/07/etnis-tionghoa-di-sepakbola-indonesia.html)

Kancah sepakbola Indonesia pernah mencatat nama-nama legendaris pemain sepakbola keturunan Tionghoa yang berprestasi bagi tim nasional Indonesia. Bahkan sejak masih bernama Hindia Belanda pemain keturunan Tionghoa tersebut telah turut memperkuat timnas sepakbola kita. Di ajang Piala Dunia 1938 terdapat nama-nama seperti penjaga gawang Tan Mo Heng, Pan Hong Tjien, Hu Kon dan Tan Siong Houw.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada dekade 1950-an para pemain Tionghoa juga kerap memperkuat timnas Indonesia diantaranya Kwee Kiat Sek dan Tan Liong Houw. Di dekade 1960 dan 1970-an nama-nama seperti Atjong, Ng Che Kwang, Harry Tjong, Mulyadi dan Surya Lesmana cukup akrab ditelinga para penggemar bola ditanah air. Prestasi yang mereka torehkan bersama timnas tidak main-main, terbukti era 1950 hingga 1970-an adalah masa emas bagi pesepakbolaan Indonesia. Timnas kita pada era tersebut mampu lolos ke Olimpiade Melbourne 1956, Semifinalis Asian Games 1956, peringkat ke-3 Asian Games 1958 dan hampir lolos ke Piala Dunia 1978 ditambah sederet gelar dikancah regional seperti Aga Khan Cup di India, Merdeka Games di Malaysia dan Pesta Sukan di Singapura. Suatu prestasi yang tidak mampu diulangi lagi hingga kini oleh timnas sepakbola Indonesia.

Namun sejak akhir dekade 1970-an dan awal 1980-an pemuda keturunan Tionghoa seperti kehilangan minat pada sepakbola, mereka cenderung memilih tenis, bulutangkis dan bola basket sebagai ajang olahraga yang digelutinya. Hal ini diperparah dengan kebijakan pemerintah dimasa lalu yang kerap mendiskriminasikan etnis Tionghoa diberbagai bidang kehidupan termasuk diantaranya di arena olahraga. Sepakbola saat itu dianggap sebagai cabang olahraga yang nampaknya hanya pantas dimainkan oleh warga pribumi saja. Efek dari kebijakan diskriminatif tersebut terasa hingga saat ini dimana tidak ada lagi warga etnis Tionghoa yang mau bermain sepakbola dikancah nasional. Hal ini sungguh disayangkan mengingat prestasi para pesepakbola nasional dimasa lampau terbukti sangat baik dan mampu berkontribusi maksimal bagi timnas Indonesia.

Sepakbola sendiri sebagai olahraga rakyat dan paling populer ditanah air dianggap mampu menjadi salah satu alat perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Terbukti para pesepakbola Indonesia saat ini berasal dari berbagai suku, etnis dan agama. Namun sayangnya hingga saat ini warga keturunan Tionghoa nampaknya belum tergerak lagi untuk menekuni sepakbola. Nampaknya perlu usaha yang lebih serius dan intensif lagi dari PSSI untuk kembali menggairahkan minat untuk menjadi pesepakbola dikalangan etnis Tionghoa. Tidak perlu lagi ada diskriminasi di arena sepakbola karena sesungguhnya inti dari sepakbola atau olahraga pada umumnya adalah menjunjung tinggi semangat sportivitas dan menghilangkan semua perbedaan saat para pemain masuk ke dalam lapangan.

artikel menarik di Kompasiana (http://muda.kompasiana.com/2010/10/26/kemana-pemuda-tionghoa/)
tambahan buat baca-baca (http://yusrinlie.wordpress.com/2010/04/04/berbaur-di-tengah-lapangan-rumput-hijau/)

tapi bukannya sepak bola juga bukan olahraga yang populer yah di kalangan pemuda tionghoa sekarang?

heihachiro
16-09-2011, 03:28 PM
kalo ga salah Nova Arianto pemain Persib itu Tionghoa bukan? :-/
cmiiw

kimochi
16-09-2011, 03:29 PM
Wah, thanks atas informasinya mus. Saya malah baru tahu pernah ada yang main di Timnas.

Nah, seperti yang artikel itu bilang, apa hanya karena "diskriminasi" tersebut sajakah yang membuat kehilangan kegairahan tersebut? Kayaknya enggak, mengingat bulutangkis kok enggak (meskipun sekarang pun naga-naganya bakal seperti itu).

Apa ini karena kultur sepakbola tersebut yang memang dari susnonya mengharuskan pemainnya berbecek-becek ria di lapangan? Dalam arti luasnya, apa karena sepakbola itu adalah olahraga tim, sedangkan bulutangkis itu individual (meskipun ada juga gandanya).

Dan oleh karena itu, apakah masalah menyatukan sebuah tim yang tersusun atas beragam etnis (suku, budaya, dll) itu susah di jaman seperti ini? ::ungg::

E = mc˛
16-09-2011, 03:43 PM
kalo ga salah Nova Arianto pemain Persib itu Tionghoa bukan? :-/
cmiiw

iya, dia keturunan Tionghoa

oya, ternyata ada lho buku yg ngebahas hal ginian. nyari ah ;D
http://www.majalah-historia.com/berita-164-belajar-dari-sepakbola-tionghoa.html



kayaknya jarangnya pemuda tionghoa, karena mereka anggap sepakbola nasional itu penuh dg suporter yg beringas2, mereka kan "cinta damai dan gak mau cari perkara". btw, dr etnis lain juga kayaknya jarang yak? arab, india?

leon_ae
16-09-2011, 04:26 PM
"Dengan berat hati saya mengatakan mengapa Indonesia bisa menahan Sovyet. Saya waktu itu bermain keras. Siapapun yang dekat, saya hantam," kata Liong Houw yang punya nama asimilasi Latif Harris Tanoto kepada saya pada suatu sore di tahun 2005.

Gua paling suka bagian ini, semangatnya bener2TOP

Kingform
16-09-2011, 08:15 PM
kalo dimasa sekarang ada Kim Jeffry

itsreza
16-09-2011, 09:17 PM
Mungkin ketertarikannya berbeda, sepakbola tidak terlalu populer untuk dimainkan tapi untuk ditonton. Teman-teman saya yang etnis Tionghoa juga jarang ada yang suka main sepakbola lapangan, tapi lebih suka bermain futsal.

Parameswara Li
17-09-2011, 12:06 AM
Mungkin ketertarikannya berbeda, sepakbola tidak terlalu populer untuk dimainkan tapi untuk ditonton. Teman-teman saya yang etnis Tionghoa juga jarang ada yang suka main sepakbola lapangan, tapi lebih suka bermain futsal.

Kayaknya yang lebih menarik buat mereka tentang persepakbolaan bukan maen futsal juga, tapi maen fur-furan.

itsreza
17-09-2011, 01:42 AM
bener.. tadinya juga saya mau tulis ditonton dan dipertaruhkan, tapi kalau urusan taruhan sih luas dan ga menyangkut salah satu etnis saja

Kingform
17-09-2011, 05:32 AM
Mungkin ketertarikannya berbeda, sepakbola tidak terlalu populer untuk dimainkan tapi untuk ditonton. Teman-teman saya yang etnis Tionghoa juga jarang ada yang suka main sepakbola lapangan, tapi lebih suka bermain futsal.
soal main futsal, gw rasa lebih ke faktor praktis aja sih....
ngumpulin 10 orang jauh lebih gampang daripada ngumpulin 22 orang
biaya sewa lapangannya juga jauh lebih murah. apalagi kalo futsal lapangannya indoor. mau main siang jam 12 juga ga masalah.......

dulu gw sebelum doyan main futsal juga mainnya sepakbola lapangan gede

itsreza
17-09-2011, 08:01 AM
soal main futsal, gw rasa lebih ke faktor praktis aja sih.... ngumpulin 10 orang jauh lebih gampang daripada ngumpulin 22 orang biaya sewa lapangannya juga jauh lebih murah. apalagi kalo futsal lapangannya indoor. mau main siang jam 12 juga ga masalah....... dulu gw sebelum doyan main futsal juga mainnya sepakbola lapangan gede 10 orang bisa juga main di lapangan gede kok, atau kalau staminanya lebih bagus lagi, buat bermain three on three http://kopimaya.com/forum/images/smilies/oldforum/hihi.gif

Kingform
17-09-2011, 05:09 PM
10 orang bisa juga main di lapangan gede kok, atau kalau staminanya lebih bagus lagi, buat bermain three on three http://kopimaya.com/forum/images/smilies/oldforum/hihi.gif
buset....::ngakak2:: ::ngakak2::