PDA

View Full Version : garuda & rolls royce



neofio
22-01-2017, 11:45 AM
ternyata rolls royce menyuap pihak garuda melalui pimpinan garuda, seblumnya rolls royce sudah memyuap perushaan di berbagai negara untuk membeli mesin nya.

surjadi05
22-01-2017, 01:14 PM
Menyuap? Kalimat yg "kasar" itu neon, ada link nya kaga?

---------- Post Merged at 12:14 PM ----------

Atau beritanya?

neofio
22-01-2017, 05:20 PM
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/01/20/begini-cara-rolls-royce-menyuap-eks-dirut-garuda-emirsyah-satar

yg lain :

http://www.tribunnews.com/topic/suap-pembelian-mesin-jet

itsreza
23-01-2017, 05:39 PM
Kasus terbuka karena hasil penyelidikan SFO terhadap tindak suap Rolls Royce diungkap ke publik

http://katadata.co.id/public/media/images/temp/2017/01/20/2017_01_20-19_50_54_9b00731b7f648293bf4c8ae4c56e4c8b.jpg

Emirsyah Terseret Suap Rolls-Royce
Selain Emirsyah, KPK juga menetapkan Soetikno Soedarjo, bos PT Mugi Rekso Abadi dan pemilik Connaught International Pte Ltd di Singapura sebagai tersangka perantara suap.
Emirsyah Terseret Suap Rolls-Royce
Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar sebagai tersangka suap pembelian mesin untuk pesawat A330. Kasus ini melibatkan produsen mesin dan otomotif asal Inggris, Rolls-Royce. Selain Emirsyah, KPK juga menetapkan Soetikno Soedarjo, bos PT Mugi Rekso Abadi dan pemilik Connaught International Pte Ltd di Singapura sebagai tersangka perantara suap.

(Baca: Kasus Emirsyah, Puncak Gunung Es Praktik Suap Rolls-Royce)

Di Indonesia, praktik suap Rolls-Royce terjadi sejak 1980-an. Setelah investigasi selama empat tahun, penyidik kejahatan keuangan atau Serious Fraud Office (SFO) Inggris menemukan aliran dana suap ke orang-orang terdekat di lingkaran kekuasaan serta mantan petinggi TNI Angkatan Udara. Modus perantara digunakan untuk melancarkan penjualan mesin pesawat yang dipesan oleh Garuda Indonesia.

(Baca: Puluhan Miliar Suap Emirsyah, Tersebar di Indonesia dan Singapura)

Selain di Indonesia, SFO menemukan sejumlah bukti praktik suap oleh Rolls-Royce di sejumlah negara seperti India, Thailand, Cina, Rusia, Nigeria, dan Malaysia. Untuk itu pengadilan Inggris mengharuskan perusahaan tersebut membayar denda £ 671 Juta atau sekitar Rp 11 triliun. Rolls-Royce pun menyatakan permintaan maaf dan berkomitmen membayar denda tersebut.
http://katadata.co.id/infografik/2017/01/20/emirsyah-terseret-suap-rolls-royce


Selain Garuda, Proyek Listrik PLN Tersangkut Dana Suap Rolls-Royce
Dalam sebuah e-mail, saat berusaha meminta pembayaran dari Rolls-Royce di Singapura, Perantara 7 menyatakan uang tersebut akan diberikan kepada PLN.
Pembangkit Listrik
Badan antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), turut membantu pengungkapan kasus dugaan suap atas mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, oleh Rolls-Royce. Praktik suap produsen mesin dan otomotif asal Inggris tersebut di Indonesia selama lebih tiga dekade terakhir, ternyata juga terjadi pada proyek listrik melibatkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dalam dokumen fakta yang diperbarui dan diunggah SFO dalam situs resminya, Selasa (17/1) pekan lalu, mengungkapkan adanya praktik suap oleh pegawai Rolls-Royce untuk memenangkan tender proyek PLN. Praktik itu melibatkan seorang perantara, yang disebut sebagai Perantara 7, dan petinggi PLN.

(Baca:Kasus Emirsyah, Puncak Gunung Es Praktik Suap Rolls-Royce)

Pada tahun 1990-an, Rolls-Royce menjual dua set paket generator kepada PLN untuk pembangkit listrik di Tanjung Batu, Samarinda. Kemudian, pada tahun 2000, Rolls-Royce memenangkan kontrak perawatan generator selama tujuh tahun untuk proyek tersebut.

Menjelang berakhirnya kontrak perawatan pada 2007, PLN membuka proses tender terbatas kontrak jangka panjang (Long Term Service Agreement /LTSA) perawatan generator di Tanjung Batu tersebut. Sebelumnya, pada 16 Oktober 2006, seorang direktur dari perusahaan Perantara 7 memberitahukan kepada Rolls-Royce bahwa PLN melakukan tender terbuka.

“Penyebabnya PLN sedang dalam pengawasan dugaan korupsi,” kata direktur itu, seperti tercantum dalam dokumen fakta SFO. Dengan kata lain, PLN menghindari negosiasi langsung dengan Rolls-Royce.

Berdasarkan komunikasi dengan sejumlah pegawai Rolls-Royce, direktur dari Perantara 7 berasumsi, bahwa persaingan tender itu melibatkan sebuah perusahaan patungan bernama Rolls-Wood Group, serta vendor lainnya yang kemungkinan sebuah konsorsium dengan perusahaan swasta Indonesia.

Direktur dari Perantara 7 mengatakan kepada Rolls-Royce akan bertemu dengan seorang penanggung jawab tender di kantor pusat PLN. “Saya akan merancang strategi agar Rolls-Royce mendapat lebih keuntungan dibanding para lawan, bisa jadi [perusahaan dalam konsorsium] atau Rolls-Wood (langsung). Mohon petunjuk mengenai kelemahan kompetitor, dibandingkan dengan Rolls-Royce…”

Seorang pegawai Rolls-Royce pun mengirimkan penjelasan detail. Salah satunya berisi kekagetannya atas “perubahan mendadak” proses tender menjadi tender terbatas. Rolls-Royce pun mencari jalan untuk memenangkan tender tersebut.

(Baca: KPK Tetapkan Emirsyah Satar Tersangka Suap Pesawat Garuda)

“Jika PLN harus memilih setidaknya tiga pemberi tawaran, saya akan merekomendasikan agar mereka memilih [perusahaan kompetitor di Indonesia, Rolls-Royce dan Rolls-Wood Group (RWG). Kita bisa mempengaruhi RWG dengan meminta mereka untuk membatalkan kepesertaan tender.”

Pada 3 Mei 2007, seorang staf Rolls-Royce bertemu dengan Perantara 7 serta seorang direktur PLN. Dari pertemuan itu, Rolls-Royce dapat mengidentifikasi para “pemain” serta “orang-orang berpengaruh” di PLN. Dengan begitu, Rolls-Royce dapat mengantisipasi adanya penawaran harga yang lebih murah dari kompetitor.

Sore harinya melalui sebuah e-mail, seorang pegawai Rolls-Royce di Indonesia menyatakan telah mengagendakan pertemuan pada malam hari dengan petinggi perusahaan kompetitornya. “Pertamuan malam ini terlihat menjanjikan. Tolong rahasiakan hal ini!” tulis pegawai tersebut.

Sejumlah pegawai Rolls-Royce menyusun surat untuk petinggi perusahaan kompetitor tersebut. Isinya, Rolls-Royce menawarkan bekerjasama dengan perusahaan lain, yang sebenarnya juga dipimpin oleh petinggi itu.

“Untuk menjamin kelangsungan pembangkit listrik di Tanjung Batu…terutama melalui LTSA. Nilai kontraknya £ 21.169.500 untuk periode tujuh tahun.” (Baca: Dugaan Suap Emirsyah Telah Menjerat Rolls-Royce di Inggris)

Mereka pun menyatakan, Perantara 7 akan memberikan kontrak kepada petinggi perusahaan kompetitor itu dan menawarkan 2 persen dari total nilai kontrak. Hal ini sebagai imbalan atas langkah petinggi tersebut untuk memastikan konsorsiumnya memberikan penawaran yang tidak menarik kepada PLN. Jadi, Rolls-Royce berpeluang memenangkan tender.

Rolls-Royce mengajukan penawaran kepada PLN pada tanggal 9 Mei 2007. Sebuah dokumen PLN memperlihatkan konsorsium tersebut memberikan penawaran harga yang lebih mahal US$ 1 juta dibanding tawaran Rolls-Royce.

Pada Juni 2007, tekanan makin besar karena kontrak perawatan generator antara Rolls-Royce dan PLN akan segera berakhir. Direktur dari Perantara 7 mengirimkan e-mail yang menyatakan kesulitannya memastikan semua orang penting PLN menandatangani kesepakatan dengan Rolls-Royce.

Akhirnya, kontrak LTSA antara Rolls Royce dan PLN diteken pada 20 Agustus 2007. Tiga bulan berselang, Perantara 7 mendesak dua pegawai Rolls-Royce membayar komisi untuk LTSA itu.

Ia menginginkan sebagian pembayaran dilakukan di Indonesia, dan sebagian lagi untuk rekeningnya di Singapura. Solusinya, komisi sebesar 2 persen itu dibayarkan melalui perusahaan cangkang.

Direktur dari Perantara 7 kemudian diminta membuka sebuah rekening baru pada bank di Indonesia. Ia menerima komisi melalui dua mata uang, dan pada dua rekening bank yang berbeda.

Dalam sebuah e-mail, saat berusaha meminta pembayaran dari Rolls-Royce di Singapura, Perantara 7 menyatakan uang tersebut akan diberikan kepada PLN. Rolls-Royce pun membayarkan komisi yang dijanjikan kepada Perantara 7 atas kontrak LTSA tahun 2008.

http://katadata.co.id/berita/2017/01/23/selain-garuda-proyek-listrik-pln-tersangkut-dana-suap-rolls-royce

neofio
23-01-2017, 06:11 PM
perusahaan sekelas rolls royce harus mlakukan suap juga ya

berarti sekarang persaingan sudah mulai terbuka, industri2 di eropa sudah kalah bersaing dgn industri di asia, terutama china

itsreza
23-01-2017, 07:11 PM
Setau saya China belum bisa membuat mesin pesawat. Produsen mesin pesawat saingan Rolls-Royce ya dari US, seperti GE Aviation dan Pratt & Whitney.

Sistem pengadaan terbuka tidak sepenuhnya dapat membuat deal dibalik layar hilang

surjadi05
23-01-2017, 11:34 PM
neofio thanks telah menjadi ts, kalo bisa tolong beritanya di copas, biar rame lapaknya, ini sekedar minta tolong ya, thanks sebelumnya ::maap::

Jujur aja gw baru denger berita ini dari ::KM:: tapi berhubung sibuk ga sempat baca koran/majalah , topiknya sangat menarik, dua ::jempol:: untuk neon, soalnya jempol ketiga lagi sibuk suit2an dengan jempol ke 4 ::hihi::

---------- Post Merged at 10:34 PM ----------


Setau saya China belum bisa membuat mesin pesawat. Produsen mesin pesawat saingan Rolls-Royce ya dari US, seperti GE Aviation dan Pratt & Whitney.

Sistem pengadaan terbuka tidak sepenuhnya dapat membuat deal dibalik layar hilang
Yup china belum punya tekhnologi setahu gw, bahkan untuk sekedar interior pesawatnya juga belum bisa
Jadi ingat omongan ndableg sama tuscany soal perumpamaan jual barang hitech dengan beras ::hihi::

ndableg
25-01-2017, 04:16 AM
Kenapa rolls royce musti nyogok yak? Mereka bukan market leader gitu? Apa karena mahal yak?

ndableg
25-01-2017, 04:17 AM
Setau saya China belum bisa membuat mesin pesawat. Produsen mesin pesawat saingan Rolls-Royce ya dari US, seperti GE Aviation dan Pratt & Whitney.

Sistem pengadaan terbuka tidak sepenuhnya dapat membuat deal dibalik layar hilang

t'rus PT DI beli dimana?

surjadi05
25-01-2017, 10:48 AM
Kenapa rolls royce musti nyogok yak? Mereka bukan market leader gitu? Apa karena mahal yak?

Mungkin karna pihak yg laen juga melakukan hal yg sama ::ungg::

itsreza
25-01-2017, 04:15 PM
Kenapa melakukan suap? Entahlah, pasti dengan beragam tujuan, dalam dunia bisnis yang kompetitif cukup dapat dipahami butuh pengeluaran untuk mendapatkan nilai kontrak yang besar. Secara umum, untuk mempersiapkan proposal penawaran pasti membutuhkan biaya, terlebih untuk memastikan proposal penawaran bisa menang dalam pengadaan.

Melihat salah satu suap kasus pengadaan yang melibatkan Rolls Royce untuk power plant di PLN, mereka melakukan suap untuk dapat mengamankan proposal mereka, dengan cara mendapatkan informasi dari internal PLN berapa nilai tawaran yang masuk dari kompetitor, jadi mereka bisa memberikan proposal penawaran yang lebih kompetitif dan memenangkan tender, spesifikasi relatif sama namun dengan selisih $1m lebih rendah.

Praktik ini dilakukan Rolls Royce selama 25 tahun di berbagai negara dan lintas sektor.

itsreza
25-01-2017, 04:43 PM
t'rus PT DI beli dimana?

https://id.wikipedia.org/wiki/Dirgantara_Indonesia

Dari link diatas dijelaskan PT DI menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya. Mayoritas yang diproduksi PT DI pada saat ini adalah komponen pesawat. Untuk pesawat yang diproduksi PT DI dengan lisensi, mesin dipasok dari pemilik lisensi, sedangkan untuk pesawat CN 235 dirancang bersama dengan CASA menggunakan mesin dari GE, sedangkan CN 295 menggunakan mesin dari Pratt & Whitney. Untuk N250 yang gagal, pakai Rolls-Royce AE 2100... sekarang pesawat ini sedang dikembangkan menjadi R 80.



Belum mampu buat mesin pesawat, PT DI masih andalkan impor

Merdeka.com - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tengah kebanjiran pesanan pesawat buatan anak negeri dengan tipe N219. Walau belum dapat sertifikasi layak terbang, pesawat tipe ini sudah dipesan sekitar 200 unit dari maskapai maupun Pemda.

Hanya saja, komponen mesin pesawat buatan anak negeri ini masih menggunakan komponen impor. Direktur Pengembangan Teknologi PT DI, Andi Alisjahbana mengakui, Indonesia belum membuat mesin pesawat, sehingga masih mengandalkan impor.

"Kita belum bisa desain dan buat sendiri (mesin pesawat). Mesti ada investasi dan lainnya. Kita saat ini belum mampu," ucap Andi ketika ditemui di kantor Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Andi mengakui, membuat komponen mesin pesawat bukanlah hal mudah. Membuat mesin pesawat harus mempunyai lisensi yang diakui dunia.

"Kita harus punya engine development sendiri, nanti kita lihat kalau produksi banyak dan kita harus pakai lisensinya. Kita harus embeli lisenci tadi," tegasnya.

Untuk pesawat N219, kata dia, masih menggunakan mesin impor dari Kanada. Komponen impor di pesawat tersebut mencapai 40 persen. Dia mengklaim, persentase komponen impor pesawat ini terkecil dibandingkan dengan pesawat buatan PT DI lainnya.

https://www.merdeka.com/uang/belum-mampu-buat-mesin-pesawat-pt-di-masih-andalkan-impor.html




Pesawat-pesawat Ini Telah Diproduksi PT DI, Apa Saja..?


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (Persero) hingga 2012 telah memproduksi tak kurang dari 309 unit pesawat terbang.

Direktur Komersial dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh, Jumat (14/2/2014) mengatakan pesawat yang paling banyak diproduksi adalah jenis CN235, dengan kontrak hingga 262 unit.

Selain itu, apalagi jenis pesawat yang diproduksi perusahaan pelat merah di bidang kedirgantaraan itu?

1. NBO105
NBO105 adalah helikopter yang diproduksi sejak tahun 1976, kala itu PT DI masih bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Helikopter ini berlisensi MBB Jerman.

Hingga 2012, PT DI telah membuat 122 unit NBO105. Namun, saat ini PT DI tidak memproduksi lagi helikopter tersebut. 2.

2. NBELL412
NBELL412 adalah helikopter yang diproduksi sejak 1984, ketika PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN). Helikopter jenis ini diproduksi dengan menggunakan lisensi dari Bell Textron USA.

Hingga 2012 PT DI telah merampungkan 45 unit NBELL412. Namun, kini PT DI tak lagi memproduksi helikopter tersebut. Kendati demikian, PT DI kembali bekerjasama dengan Bell Textron USA untuk memodifikasi, dan sebagai global supplier BELL412 EP. 3.

3. NSA330
Hingga 2012, PT DI memproduksi sekitar 11 unit NSA330, yang digunakan oleh TNI AU Republik Indonesia. Helikopter puma ini diproduksi sejak 1982, zaman PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, dengan lisensi dari Aerospatiale Perancis (sekarang Eurocopter). Kini, PT DI tak lagi memproduksi NSA330, diganti menjadi NAS332. 4.

4. NAS332
NAS332 juga diproduksi sejak 1982. Hingga 2012, helikopter super puma ini telah diproduksi sebanyak 20 unit, dengan lisensi Eurocopter. 5.

5. NC212
Hingga 2012 tercatat sebanyak 104 unit NC212 yang telah diproduksi PT DI. NC212 merupakan pesawat multiguna yang mampu membawa 20 penumpang atau muatan 2.000 kg.

NC212 seri 200 dan 400 dapat digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Kementerian Pertanian Thailand menggunakan NC212 sebagai pembuat hujan. Sementara TNI AL Republik Indonesia menggunakan seri 200 sebagai patroli maritim selain CN235. 6.

6. CN235
CN235 menjadi salah satu produk unggulan PT DI. Hingga 2012 tercatat sebanyak 62 unit pesawat jenis ini yang telah diproduksi, dari kontrak sebanyak 262 unit.

CN235 mulai dirancang bangun sejak 1979 bersama CASA. Pesawat ini dirancang untuk multiguna, mampu melakukan short take off and landing, dan dioperasikan di landasan perintis yang pendek (800 meter).

Pesawat ini telah diproduksi dengan berbagai varian, dengan varian pertama seri 10 dan 100. Sementara itu, varian terakhir menggunakan 2 mesin buatan GE tipe CT7-9C yang masing-masing berdaya 1750 SHP. 7.

7. CN295
CN295 merupakan pesawat hasil pengembangan CN235 oleh Airbus Military (atau CASA). Badan pesawat lebih panjang 3 meter dibanding CN235, sehingga dapat membawa 40 sampai 50 penumpang.

CN295 digerakkan oleh 2 mesin turboprop Pratt & Whitney. Hingga 2012 PT DI telah mendeliver 2 dari 9 unit kontrak CN295 untuk TNI AU.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/17/0700133/Pesawat-pesawat.Ini.Telah.Diproduksi.PT.DI.Apa.Saja.

mbok jamu
25-01-2017, 07:47 PM
Lha itu bukan suap, memang begitu koq cara mereka to secure new contract. Kalau ndak begitu ya ndak balik modal karena biaya untuk bidding saja sudah berapa. Kalau ndak ada perjanjian begini maka mereka akan rugi kalau ndak memenangkan kontrak. Ini praktek bisnis lama dan sudah biasa. Jadi ndak biasa dan tersebar ke publik karena yang nerima ndak mau berbagi atau ditikung oleh orang dalam yang ndak kebagian rejeki.

Bukan duit saja, bentuknya bisa macem-macem, proyek kerja, jadi subkontraktor, atau supplier, lebih halus dan "legal".

ndableg
25-01-2017, 10:12 PM
kenapa ada yg minta maap dong?
Artinya ini cuman cara/trik bisnis aja sih. Karena ini jelas tidak merugikan perusahaan. Tantangannya ya di birokrat negara itu aja kali..

tuscany
25-01-2017, 10:17 PM
Yang jelas ada kongkalikong antara pengusaha dan pejabat. KOmpetisinya udah nggak fair dong ah. Emang kayanya kalo udah masuk dunia bisnis dan birokrat agak2 kurang jelas wilayah hitam dan putih, banyak abu2nya.

surjadi05
26-01-2017, 07:49 AM
Kalo gw bilang juga biasa ada "broker" lepas, cuma salahnya pejabat itu ga lapor ke negara, pendapatan komisi mereka(entah apapun alasannya) hingga jadi suap ::ngopi::

itsreza
26-01-2017, 05:52 PM
Lha itu bukan suap, memang begitu koq cara mereka to secure new contract. Kalau ndak begitu ya ndak balik modal karena biaya untuk bidding saja sudah berapa. Kalau ndak ada perjanjian begini maka mereka akan rugi kalau ndak memenangkan kontrak. Ini praktek bisnis lama dan sudah biasa. Jadi ndak biasa dan tersebar ke publik karena yang nerima ndak mau berbagi atau ditikung oleh orang dalam yang ndak kebagian rejeki.

Bukan duit saja, bentuknya bisa macem-macem, proyek kerja, jadi subkontraktor, atau supplier, lebih halus dan "legal".
Iya mbok, memang lumrah. Jika dalam bentuk fees macam success and/or commitment fee sih akan menjadi legal mbok, karena tertuang dalam kontrak. Namun hal-hal yang tidak tertuang dalam dokumen, tidak tercatat, dan lainnya yang dibawah meja, dibalik pintu, dan jendela seringkali tidak berdasar hukum.

surjadi05
26-01-2017, 06:47 PM
Kalo dilakukan di toilet berarti ga papa ja? ::ungg::

---------- Post Merged at 05:47 PM ----------

Dikit cius , kalo udah masuk bisbis kamu bakal liat banyak2 nego2 yg terjadi tidak tertuang dalam kontrak, namanya gentleman agreements ja, tapi yah mesti dilaporkan sebagai income kamu,::ngopi::

itsreza
26-01-2017, 10:36 PM
iya kong... kalau kong sur janji traktiran ke wanita lain, itu mesti dilaporkan ke istri ga? ::ungg::

neofio
26-01-2017, 11:28 PM
iya kong gimna tuh?
nanti di-ott sama istri loh

surjadi05
27-01-2017, 12:26 AM
iya kong... kalau kong sur janji traktiran ke wanita lain, itu mesti dilaporkan ke istri ga? ::ungg::

Tergantung tujuan gw traktir cewe itu ja, kalo bukan dijadikan bini kemungkinan besar bini gw tahu tanpa perlu dikasih tahu, malah beberapa kali ditemani bini ja ::ungg::

neofio kalo ott mah bukan lagi makan bareng cewe neon, tapi lagi "makan" cewe itu baru ott ::hihi::

Ok back to laptop kali ini gw setuju ini 99% kasus suap, kenapa karna dari aliran uangnya jadi uangnya dari roll royce ke konsultan/broker nya baru ke pejabat garudanya, nah disaba mencurigakannya plus perbedaan harga jualnya, kasarnya ada mark up, itu yg gw baca dari majalag muggle ya ::ungg::

tuscany
27-01-2017, 12:37 AM
rolls-royce mah udah dituntut dan diadili di mana2. dari situ udah ketauan pasti dia melakukan suap. kalo enggak lha gimana menuntutnya.

---------- Post Merged at 11:37 PM ----------

maksud eike pasti rolls royce sudah melakukan kesalahan. dan biasanya kalo deal2 itu urusannya dengan suap menyuap.

itsreza
27-01-2017, 07:17 PM
Tergantung tujuan gw traktir cewe itu ja, kalo bukan dijadikan bini kemungkinan besar bini gw tahu tanpa perlu dikasih tahu, malah beberapa kali ditemani bini ja ::ungg::


apa antara kong sur dan istri sering terjadi kegiatan suap menyuap? hati-hati KPK oom ::hihi::

surjadi05
29-01-2017, 12:41 AM
Hihihi kalo udah lebih 20 tahun jangankan suap menyuap, ga ada adegan sendok/piring melayang aja udah syukur ja ::hihi::