PDA

View Full Version : Penutupan Penerbitan



etca
18-12-2016, 05:54 AM
Lupa mau posting ini, diambil dari FB-nya cha_n,
Beberapa majalah tabloid harus menutup penerbitannya karena sudah kalah dengan era digital,
Btw ini majalah apakah ada versi digitalnya apa benar-benar tutup yah?

https://z-1-scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/15420946_10211385455220857_4378175525751349165_n.j pg?oh=426984a7e3638f7ac9ef149fca179296&oe=58E2F102

Macam, majalah kawanku... anakanak remaja sekarang ini lebih suka baca wattpad, baca teenlith, dll.

ndableg
20-12-2016, 01:05 AM
cuma tau kawanku.. tapi masih kalah sih sama bobo.. donal bebek, trus popular dah..

Yuki
20-12-2016, 09:12 AM
the end of magazine, apa karena gak ada yg beli ya?




tapi di jepang macam newtype, megami, animage gitu masih ada loh, apa tinggal nunggu waktu juga......

234
20-12-2016, 12:11 PM
Ndak ada iklan, itu sebabnya. Pembeli/pembaca memang menurun drastis, tapi pada titik tertentu tetap masih ada pembaca loyal krn disini aspek "psikologis" ikut bermain, bukan se-mata2 aspek bisnis. Sedangkan penurunan (pemasang) iklan jauh lebih sadis, bisa sampai titik nol ndak ada iklan sama sekali, pertimbangan mereka (pemasang iklan) murni bisnis.

Itu tidak hanya berlaku untuk majalah melainkan semua media cetak,...tabloid, koran, dll pada kolaps.

*Bulan ini salah satu majalahku udah pamit ke pembaca sbg edisi terakhir, bulan depan udah modar ndak terbit lagi. :(

:ngopi:

mobyokuzan
20-12-2016, 12:22 PM
knp yg kolaps duluan sejenis majalah dan tabloid yg jadwal terbitnya dwiwingguan atau sebulan, malah surat kabar yg terbit harian seperti jawapos dan kompas yg bahkan ada versi onlinenya malah masih tetap beredar hingga saat ini ? ::hihi::

234
20-12-2016, 12:45 PM
Jawapos dan Kompas ibarat "flag ships" bagi grup perusahaan ybs, serugi apapun akan tetap mereka pertahankan sepanjang kerugian tsb masih bisa ditutup oleh produk lain (online/visual) milik mereka.

Contohnya Media Indonesia, meskipun udah babak belur tetap masih dipertahankan sepanjang masih bisa disubsidi oleh Metro TV. Koran Media Indonesia adalah "bendera" Media Grup.

Dgn logika yang sama, ceritanya akan beda untuk misalnya grup MNC dan grup Tempo. Koran Sindo dan koran Tempo masih bisa ditutup dan dikorbankan. Bendera Grup Tempo adalah majalah, bendera Grup MNC adalah media TV, bukan koran (Sindo maupun koran Tempo).

:ngopi:

tuscany
24-12-2016, 10:38 AM
Apa ngga ada strategi utk mempertahankan iklan media cetak? Masa semua iklan media cetak sekarang pindah ke produk online.

Bi4rain
24-12-2016, 08:26 PM
Yang tutup ini mungkin karena pasarny asudah kegusur atau ga ada kali ya....entah karena ada pesaing yang lebih menjual atau pangsa pasar sudah ga ada. Majalah bagi penggemar anime misal Animagz selama masih ada pasarnya masih terbit kayaknya, cmiiw

Yuki
24-12-2016, 09:53 PM
gak ada itu animagz, adanya animonstar, yg akhirnya ke laut, bahkan cinemags pun sekarang tidak ada

saya penasaran apa majalah all film pun juga bakal demikian

Bi4rain
25-12-2016, 08:42 PM
Wut? Really....

ndugu
26-12-2016, 01:33 AM
perubahan jaman ya
emang susah buat media cetak ato toko buku di jaman sekarang
udah pada online ::elaugh::

Bi4rain
27-12-2016, 03:47 PM
Gw ga terlalu bisa baca buku atau cerpen online. Cepat cape...dan emang terbiasa dengan buku, yang bisa di gulung, dibaca mpe tiduran, guling2 sampe dibawa kemana2.

nerve_gas
27-12-2016, 09:48 PM
temen ada yang kerja di KG Majalah (bukan om desah angin). Bilangnya sih versi online bakal ada, meski bukan plek mindahin cetak ke online. tapi orang-orang yang mantan majalah masing-masing akan diharapkan membuat konten sesuai dengan segmen masing-masing. katanya sih begitu.

mungkin kalau om desang nongol di sini, kita bisa nanya.

Anyway, tumpahnya informasi belakangan ini emang ngebuat penerbitan yang bukan flagship berdarah-darah sih. orang bisa dapat informasi di internet secara gratis, dan dampaknya media cetak bukan lagi jadi pilihan utama.
234 flagship-nya KG Grup kayanya Kompas PLUS Intisari. itu majalah udah diserbu informasi lifestyle dari berbagai sudut, masih aja nongol bulanan. ahhahaha.
ndugu toko buku sih emang gampang-gampang susah ya. meski gue masih lebih memilih beli buku di toko fisik ketimbang online. soalnya kadang suka gak tau mau beli apa.

234
28-12-2016, 01:42 AM
@234 flagship-nya KG Grup kayanya Kompas PLUS Intisari. itu majalah udah diserbu informasi lifestyle dari berbagai sudut, masih aja nongol bulanan. ahhahaha
Oops...iya baru inget majalah Intisari. Maklum saya lebih banyak menghabiskan waktu di koran, baru sekitar 3 thn terakhir nyemplung di majalah, itupun lebih banyak berkutat di newsroom shg ndak terlalu paham dari sisi perkembangan industri penerbitannya sendiri.

IMHO, Intisari masih bisa bertahan karena mayoritas pembacanya termasuk pembaca loyal. Tapi saya juga ndak begitu yakin apakah sampai sekarang jumlahnya masih banyak (signifikan) mengingat mereka termasuk "golongan tua" bahkan sebagian besar mungkin sudah pada meninggal. :mrgreen:

Kalo dari sisi keuangan setahuku, pada 8 thn lalu saat tahun terakhir saya ngantor di Palmerah, waktu itu Intisari masih surplus. Entah kalo sekarang, kayaknya udah bleeding juga. CMIIW.

:ngopi:

nerve_gas
28-12-2016, 09:46 AM
kata pembaca2 loyal yang "golongan tua", ada banyak perubahan di Intisari sekarang. Gue gak tau juga sih perubahannya si sebelah mana, karena gak rutin ngikutin perkembangan intisari.

Harian Kompas masih profitable gak ya? pas dulu kerja di KCM di 2010-2011, profit kompas.com selama setahun itu bisa diraih sama Harian Kompas selama seminggu. (sedih amat kompas.com. ahahaha)

kandalf
28-12-2016, 04:09 PM
Intisari baru jelas lebih tipis.

Aku yang sedih itu Chip.
Informasi tentang hardware terbaru, itu sangat jarang.

Tapi sekarang juga orang rata-rata beli laptop jadi. Sudah jarang yang ngoprek dan ngerakit PC.

---------- Post Merged at 05:09 PM ----------

Intisari baru jelas lebih tipis.

Aku yang sedih itu Chip.
Informasi tentang hardware terbaru, itu sangat jarang.

Tapi sekarang juga orang rata-rata beli laptop jadi. Sudah jarang yang ngoprek dan ngerakit PC.

kupo
03-01-2017, 01:46 PM
Intisari baru jelas lebih tipis.

Aku yang sedih itu Chip.
Informasi tentang hardware terbaru, itu sangat jarang.

Tapi sekarang juga orang rata-rata beli laptop jadi. Sudah jarang yang ngoprek dan ngerakit PC.



intisari jadi susah dibaca sejak dicetak dikertas tipis..::grrr::

234
04-01-2017, 11:40 AM
Harian Kompas masih profitable gak ya?
Menurut "terawangan" (intuitif tanpa dukungan data valid) saya, sampai saat ini koran Kompas cetak masih untung.

BTW, berubah itu sudah keharusan, baik dari sisi perwajahan maupun konten. Dan menurutku Kompas adalah koran yg paling berhasil dlm melakukan perubahan, landingnya sangat mulus. Beda dgn misalnya perubahan koran Tempo yg "ujug2 dan drastis" atau misalnya The Jakarta Post yg "lelet dan gamang", perubahan Kompas terlihat sangat terencana, pelan tapi terukur,...dan berani "royal" dlm melakukan hal tsb. Survey pembaca dan pemasang iklan, bahkan sampai FGD yg melibatkan seluruh stakeholders,...itu semua sudah dilakukan rutin oleh Kompas sejak lama bahkan sebelum Internet marak masuk Indonesia (era 90an).


pas dulu kerja di KCM di 2010-2011, profit kompas.com selama setahun itu bisa diraih sama Harian Kompas selama seminggu. (sedih amat kompas.com. ahahaha)
IMHO, itu "kesalahan" strategi mereka sejak awal. Gaya konservatif (khas gaya pak YO) yg berhasil mereka lakukan dlm mengubah koran Kompas dlm menghadapi/mengantisipasi serbuan informasi online ternyata itu ndak bunyi ketika mereka terapkan saat mulai terjun ke media online itu sendiri.

Kompas.com lahir sebelum Detik.com, bahkan dibangun oleh tim yg sama (Agrakom). Tim tsb terkesan "sangat ndak puas" karena "ide2 gila (terobosan)" mereka ndak terakomodir saat mereka membangun Kompas.com Ide2 itulah yg akhirnya mereka tuangkan dalam Detik.com setelah mereka selesaikan Kompas.com Tim Agrakom bahkan sempat mendekati Jakarta Post untuk berkolaborasi membangun portal berita in English mengingat saat itu pengguna Internet mayoritas masih orang/berbahasa asing. Karena JP terus "ragu2 maju mundur" (tipikal gaya koran konservatif) akhirnya mereka jalan sendiri membangun Detik dlm bahasa Indonesia.

BTW jangan2 mereka membangun Detik pun cuma "modal dengkul" karena modal awal mereka adalah honor hasil membangun Kompas.com haha...

Anyway, lagi2 ini hanya hasil "terawangan", media online KG/Kompas udah jauh lebih baik. Dari sisi profit mungkin udah ndak jauh2 dari media cetaknya. Atau jangan2 malah udah menyalib? Kalo ini saya ndak berani menerawang. :mrgreen:


Intisari baru jelas lebih tipis
Ada dua sebab kenapa lebih tipis. Pertama karena sengaja mengurangi halaman untuk menghemat biaya produksi/cetak, kedua karena memang halaman iklannya jauh berkurang dus mengurangi jumlah halaman scr keseluruhan.


intisari jadi susah dibaca sejak dicetak dikertas tipis..?
Kalo ini alasannya sangat jelas: menghemat biaya kertas dus menekan biaya produksi.

:ngopi:

kupo
17-01-2017, 10:26 PM
Ada dua sebab kenapa lebih tipis. Pertama karena sengaja mengurangi halaman untuk menghemat biaya produksi/cetak, kedua karena memang halaman iklannya jauh berkurang dus mengurangi jumlah halaman scr keseluruhan.

?
Kalo ini alasannya sangat jelas: menghemat biaya kertas dus menekan biaya produksi.

:ngopi:

Betul, tapi karena kertas yg tipis itu hasil jilid an jadi bergelombang.. membuat sangat tidak nyaman untuk dibaca. Faktor ini adalah sebab utama mengapa saya berhenti membaca intisari..