PDA

View Full Version : SMI Versus SBY dkk



Nharura
17-02-2011, 01:59 AM
Nemu tulisan yang bagus buat didiskusikan:)

Sri Mulyani vs The Old Boys Club

Mereka bicara SMI pada Jul 22, 2010


Sri Mulyani mundur dari jabatan Menteri Keuangan. Dan seorang ibu menyimpan kecewa karena ia kehilangan contoh pemimpin perempuan untuk dibanggakan kepada anak perempuannya.

Sama seperti reaksi internasional, si ibu terheran-heran mengapa seorang perempuan pandai, berintegritas, berani melawan koruptor, bukan peragu, tidak takut pada penunggak pajak, justeru harus tersingkir?

Sehari setelah pengunduran diri itu, si ibu akhirnya paham desas-desus politik Jakarta: Aburizal Bakrie, ketua umum Golkar, ditunjuk presiden SBY sebagai “kepala” koalisi partai politik untuk mengamankan pemerintahan. Ya, politik telah membunuh demokrasi, dan politik telah menyingkirkan seorang pemimpin perempuan. Presiden SBY telah memilih berpihak pada politik kuantitatif, ketimbang politik kualitatif.

Ketika Perempuan Memimpin

Belum lama ini, di New York, 2 Maret 2010, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Gumelar, berpidato tentang status perempuan Indonesia. Linda Gumelar menyebutkan sederet kemajuan perempuan Indonesia. Misalnya bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani , pada bulan Desember 2009, telah mengeluarkan peraturan yang sungguh-sungguh progresif yaitu implementasi gender responsive budget yang dimulai tahun 2010 di enam kementerian, yakni, Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Pekerja Umum, Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sedangkan kementerian lainnya akan menyusul pada tahun 2011.

Mengapa Sri Mulyani membuat keputusan penting ini? Sebagai Menteri Keuangan ia paham betul bahwa krisis finansial yang dialami Indonesia sebelumnya telah mempengaruhi kehidupan keluarga Indonesia. Biaya pendidikan dan kesehatan semakin berat untuk ditanggung keluarga menengah ke bawah. Bisnis skala bawah yang didominasi oleh perempuan pun semakin sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Dari perspektif politik keadilan, Sri Mulyani dapat dikatakan sebagai ekonom feminis yang menyadari bahwa gender merupakan variabel makro-ekonomi penting, yang memengaruhi pembangunan dan pertumbuhan. Misalnya, menurut laporan PBB yang mengukur kesetaraan gender di dunia lewat HDI (Human Development Index), GDI (Gender Development Index) dan GEM (Gender Empowerment Measure), di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara seperti Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. Karena itu, kebijakan Sri Mulyani yang berpihak pada keadilan gender itu, menunjukkan pemahamannya bahwa kemiskinan selalu disertai wajah perempuan. Dan itu betul, karena hingga hari ini perempuan di Indonesia masih kelompok yang termiskin.

Kualitas Pemimpin Perempuan

Sebuah survey yang diadakan pada tahun 2008 oleh Pew Research Center Social and Demographic tentang sikap publik terhadap pemimpin perempuan menunjukkan bahwa publik lebih percaya pada pemimpin perempuan ketimbang pemimpin laki-laki. Perempuan dipandang sebagai sosok pemimpin yang memiliki kejujuran, kecerdasan dan pekerja keras. Juga, kualitas seperti rasa empati, kreatif dan komunikatif yang ada pada perempuan, telah menjadi ukuran kepemimpinan abad 21. Namun dalam era kesetaraan gender ini tetap saja sedikit perempuan yang mencapai puncak jabatan di bidang politik maupun korporasi. Mengapa? Di dalam survey itu disebutkan bahwa diskriminasi gender masih kental, resistensi untuk perubahan masih kuat dan masih saja ada sikap “old boys club” (klub laki-laki) yang selalu memarjinalkan perempuan atau mengorbankan perempuan untuk kepentingan kekuasaan.

Survey itu menyebutkan bahwa pemimpin perempuan lebih teguh dalam menjalankan prinsip-prinsipnya menghadapi tekanan-tekanan politik.

Survey ini dilakukan di Amerika Serikat. Namun, dalam beberapa kasus di dunia, kesimpulan itu dibuktikan. Pemimpin-pemimpin perempuan yang sukses karena cerdas, berani dan bermartabat, sering dikorbankan dalam tarik-menarik kekuasaan. Contohnya adalah Ngozi Okonjo-Iweala, mantan Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri Nigeria. Pada tahun 2005 ketika ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, Okonjo-Iweala berhasil bernegosiasi dengan Paris Club untuk membebaskan sebagian besar hutang Nigeria. Dia juga memperkenalkan praktek transparansi di dalam pemerintahan Nigeria dengan memaksakan publikasi alokasi anggaran negara di surat kabar. Kesuksesan Okonjo-Iweala ditentang berbagai kalangan dengan berbagai isu, dan pada akhirnya ia dicopot dari jabatannya oleh Presiden Olusegun Obasanjo demi menjaga “stabilitas” Nigeria. Okonjo-Iweala akhirnya juga hengkang ke Bank Dunia pada bulan Oktober 2007. Dunia rupanya lebih menghargai para pemimpin perempuan yang bermutu ketimbang negeri mereka sendiri.

Quo Vadis Korupsi dan Demokrasi?

Mata dunia kini sedang menatap aneh politik Indonesia. Mengapa sosok Sri Mulyani yang sangat dihormati di dunia karena prestasinya yang gemilang, justru disingkirkan dalam permainan politik?Dunia, tahun 2006, menjulukinya “menteri keuangan terbaik”. Tahun 2008 dan 2009 majalah Forbes menyebutnya sebagai salah satu dari “100 perempuan paling berpengaruh di dunia”.Kepergian Sri Mulyani mengundang berbagai pertanyaan tentang etika politik negeri ini, tentang masa depan demokrasi, tentang pemberantasan korupsi, dan pada akhirnya tentang prinsip politik presiden SBY sendiri.

Kolusi kepentingan politik dan bisnis "the old boys club" sungguh telah mengorbankan bukan saja Sri Mulyani seorang, tapi juga Ibu Pertiwi. Duka itu tersimpan di dalam hati politik kita, duka karena kita gagal menghargai pemimpin yang bermutu, duka karena kita membiarkan pemburukan korupsi, duka karena kita menghianati reformasi. Terutama pada kaum perempuan, mereka yang ingin menatap matahari kesetaraan, pelajaran politik dari Sri Mulyani adalah: hari masih panjang, sampai berjumpa di 2014.*

Gadis Arivia



*Gadis Arivia pengajar filsafat di Fakultas Ilmu Budaya, UI, dan pendiri Jurnal Perempuan.

sumber: srimulyani.net

============

Membaca tulisan artikel ini banyak sekali informasi yang saya dapatkan, tentang kerisuhan Bank Century yang lenyap setelah Sri Mulyani Turun dari jabatan, langsung hilang dan leyap begitu saja,, yang lebih Riskannya lagi, ternyata Koalisi pembesar Partai2 besar bersama2, berkoalisi "untuk menjatuhkan sri mulyani", karena beliau sanggup membicarakan kebenaran.

Entah,mengapa SBY begitu takut? dengan sri mulyani? apakah takut bahwa Kasus bank Century yang berkepanjangan ini akan menjatuhkan popularitasnya sebagai "presiden Idola".

Tapi,apapun itu.. saya kagum dengan keberanian Ibu Sri Mulyani, perempuan kuat, cerdas, dan teguh pendirian...

Menurut kalian,, apakah Ibu Sri Mulyani, bisa menghadapi gempuran para petinggi koalisi SBY-Bakri di Pemilu 2014 nanti? karena simpati masyarakat kembali untuk beliau (Sri Mulyani-Red), apakah SBY akan membuat rencana untuk menghentikan SMI dengan "mengombali" masyarakt indonesia dengan "BLT, ataupunGaji PNS dan pensiunan PNS Naik"? why not? Namanya juga pengen berkuasa again...

http://i306.photobucket.com/albums/nn252/cebong_ipit/ALL%20EMOTICON/yoyo/yoyo-emoticon-2-008.gif (http://www.emocutez.com)

nerve_gas
17-02-2011, 11:34 AM
Kalau penduduk Indonesia yang telah memiliki hak pilih bisa berpikir secara rasional, tentu SMI bisa mengalahkan The Old Boys Club dengan telak pada 2014 nanti. Yang menjadi persoalan, banyaknya resistensi yang muncul kalau SMI mencalonkan diri.

Resistensi yang menurut saya akan muncul, misalnya :

1. Perempuan
Saya sendiri tidak mempermasalahkan jenis kelamin. Selama memiliki kemampuan memimpin dan manajerial, siapapun orangnya berhak mencalonkan diri menjadi, katakanlah, RI 1. Tetapi kita ingat ketika Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurrahman Wahid. Banyak nada "miring" yang menyatakan bahwa kepemimpinan perempuan tidak sesuai dengan dogma golongan tertentu. Melihat tingkah laku yang semakin aneh dari kelompok berjubah putih belakangan ini, saya takutnya kepemimpinan SMI justru menjadi kontraproduktif.

2. Kawan dan Lawan
Orang yang biasanya melakukan perubahan, akan mendapatkan musuh yang banyak. Terutama pihak-pihak yang kepentingannya terganggu. SMI sempat "berhadap-hadapan" dengan pengusaha berdagu lebay mengenai persoalan pajak (lawan). Akhirnya, dia malah justru dikorbankan oleh si Jenderal (awalnya kawan) yang kepemimpinannya sudah tertolong berkat kemampuan SMI. Ujung-ujungnya, dia memiliki lawan politik yang banyak. Dengan sistem presidensial, sebenarnya hal ini tak terlalu menjadi masalah. SMI, katakanlah kalau menjadi presiden, memiliki mandat penuh untuk menjalankan amanat rakyat. Tak perlu ada koalisi "ngehe" macam Sekretariat Gabungan si Jenderal itu. Tapi, perkiraannya, ya pasti akan banyak konflik di tataran elit.

3. Neoliberalisme
SMI sering disebut-sebut sebagai antek dari IMF beserta turunannya. Termasuk World Bank, Asian Development Bank, WTO dan semua institusi yang dianggap oleh para aktivis anti-globalisasi sebagai bagian dari Washington Consensus. Meski demikian, saya sendiri ragu kalau SMI mau mengadopsi begitu saja kepentingan asing di Indonesia. Kalau dia memang seperti itu, negara ini sudah diprivatisasi semenjak dia menjadi Menteri Keuangan. Bahkan kalau perlu dia berkoalisi dengan si dagu lebay. Pada kenyataannya, dia justru ingin membuat pemasukan kas negara bertambah dengan memaksa pengemplang pajak membayar kewajibannya. Apakah itu yang disebut dengan "antek Amerika" ?

Meski demikian, Indonesia ini bangsa yang pelupa. Katakanlah SMI telah tercoreng namanya karena kasus Century. Tapi di tahun 2014 nanti, orang-orang pasti sudah lupa dengan isu yang sempat menyita perhatian itu. Sekarang saja sudah tidak ada yang mau tahu dengan perkembangan kasus Century. Malah asik dengan Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari.

(kok ya selangkangan orang diurus, tapi korupsi didiemin)

(kok ya SMI dibuang, si dagu lebay malah dipiara)

(ah, I know you so well. I HEART YOU SMI)

kunderemp
17-02-2011, 11:38 AM
I Heart you SMI itu lagu barunya SM*SH bukan?
*kabur

Kembali ke topik.
Jujur, aku gak yakin SMI punya minat untuk jadi presiden. Jadi kurasa dia akan menikmati jabatannya dengan tenang di sana.

nerve_gas
17-02-2011, 01:07 PM
based on the salary and comfort, pasti SMI lebih memilih untuk di World Bank.

tapi siapa tau kan?

PS:
pokonya SMI know me so well. *kabur*

Nharura
17-02-2011, 01:26 PM
ekekeke.... dagu lebay? siapa tu ya...:D

intinya,, pemerintah sekarang memainkan politik berupa popularitas sebagai senjata simpati masyarakt kepadanya,, mudah2an ibu SMI baik2 saja, krena lawan politiknya domba berbulu harimau.., baik didepan, belakangnya merencanakan kejatuhan pamor SMI,, semoga saja ibu SMI mencalonkan diri jadi presiden 2014 nanti, meskipun begitu, semakin pintar pemerintah dan club koalisinya menggiring "anggapan" rakyatnya bahwa Century, udah selesai begitu saja.... dan SMI mungkin adalah Rival terberatnya di pencalonan nanti.. meskipun banyak anggapan miring, toh rakyat gak bisa ditipu lagi khan...:D

Oia,, same dehh.... Ibu SMI I Hearrtt You!

nerve_gas
17-02-2011, 01:42 PM
kita lihat saja nanti.

si Jenderal akan membalas budi ke siapa. calon yang nantinya di-endorse si Jenderal berarti yang paling berperan dalam memenangkan pertarungan di 2004 & 2009. Semoga bukan si dagu lebay.

oh ya, kekurangan SMI lagi, dia tidak memiliki finansial sekuat si dagu lebay dan tidak memiliki basis massa. Kekurangan ini, nantinya, mengharuskan dia untuk "mengemis" dukungan dari salah satu partai atau bergabung dengan calon yang memiliki salah satu faktor di atas.

danalingga
17-02-2011, 01:56 PM
Sangat mengharapkan SMI menjadi salah satu calon di 2014, tapi ya itu, emang partai politik mau mencalonkan beliau. Saya kira SMI bisa jadi capress jika dan hanya jika calon independed diperbolehkan.

Soal hambatan, ya setuju sama nerve_gas, isu perempuan dan neoliberalisme sangat berpotensi menghantam beliau.

BundaNa
17-02-2011, 02:49 PM
dari tadi mikir sapa dagu lebay...ohhh taunya si pelupa masalah lumpur lapindo itu ya? hmmm

Menjelang 2014, kita liat...siapa yg sibuk pencitraan? Sorry, memang repot sama rakyat Indonesia...sekarang mengutuk2 dagu lebay...nti disumpelin duit, pada mengelu2kan

nerve_gas
17-02-2011, 03:19 PM
ups. mengelu-elukan?

no way. mau disumpal berapapun, no way.

AsLan
17-02-2011, 11:11 PM
Sri Mulyani kalah telak dalam politik, begitu juga dengan SBY.
Si dagu panjang terlalu kuat, uang sangat berkuasa di indonesia ini.

BundaNa
17-02-2011, 11:38 PM
iam not talking about you nerve...tapi kebanyakan orang Indonesia...maka...liat aja nti menjelang pemilu

ga_genah
19-02-2011, 12:08 AM
si dagu panjang emang hebat ya... :manis:

fullmoonflower
10-03-2011, 08:10 PM
iyaaa.. hebat banget... bisa bikin teluk baru 20 tahun lagi... yang akan dinamai Teluk Sidoarjo atau Teluk Lapindo... bikin vote yuk untuk 2 pilihan nama itu...
:manis: