PDA

View Full Version : Imunisasi, lumpuhkan generasi?



ummu_w@rdah
12-08-2011, 01:39 PM
Membaca sebuah tabloid yang kurang lebih dialog utamanya adalah seperti judul diatas, hal itu membuatku bergidik.
Dulu, tanpa permisi, bidan sudah memasukkan vaksin kedalam tubuh bayiku beberapa hari saat belum keluar dari klinik bersalin.
Karuan, tidak PD, akhirnya aku dan suami mengalah dengan kenyataan bahwa bayi kami harus ikut program imunisasi pemerintah.
bukan tanpa perdebatan panjang hal itu dilakukan... bayiku lulus asi ekslusif, tidakkah itu cukup sebagai imunisasi alami? asi diteruskan sampai 2 tahun, tidak cukupkah itu sebagai vaksin terbaik? bu Ari, rekanku, adalah testimoni hidup bahwa dia tidak pernah di imunisasi sama sekali oleh ibunya, cukup ASI, tapi beliau tetap sehat wal'afiat dan cerdas. tapi, sekarang kan makanan dan kondisi berbeda dengan jaman dulu, sekarang polusi dimana-mana, makanan berpengawet, mampukah anak kami bertahan nanti? dan bukankah bu Ari meng-imunisasi anissa, anaknya? Dia aja g PD...

Vaksin tidak halal? ah.. itukan bukan tugas kita untuk mencari tahu... ada pemerintah, kan? Lagian apa kita pernah bertanya pada penjual gorengan favorit kita kalau bakwan atau tahu gorengnya halal atau tidak?

dan setuja apologetika lainnya...

Namun,
membaca analogi di tabloid itu tentang imunisasi, membuat aku menyesal...

ini kutipannya:.., sebenarnya praktek vaksinasi atau imunisasi bisa di analogikan terhadap kondisi sosial masyarakat, yaitu ketika kita ingin mengetahui ketahanan atau daya tahan suatu kampung terhadap premanisme dilakukan dengan cara mengirim preman terlatih di kampung tersebut. Bila daya tahan kampung itu baik, maka preman itu bisa di usir dan di lumpuhkan. tapi bila pertahanannya kurang baik preman tersebut akan mendekam/ berdiam diri menunggu reaksi. Celakanya bila suatu ketika pertahanan kampung itu buruk, bahkan banyak bibit-bibit preman, maka preman yang dikirim bisa dengan mudah mempengaruhi bibit preman dan bekerja sama merusak kampungnya sendiri. Wallahu a'lam.

Lalu, apakah kita mungkin mendapat kebaikkan dari satu keburukkan yang bersarang ditubuh kita? Bagaimana generasi kita nanti?

kesimpulanku...

aku mau PD untuk tidak memberi imunisasi kepada bayiku yang datang kemudian nanti, Insya Allah. Cukup ASI ekslusif dan diteruskan sampai 2 tahun. Berusaha hidup sehat, PD aja, utamanya, berdo'a... Insya Allah. Rasulullah aja g di imunisasi... cukup ASI!

Sebenarnya sejarah imunisasi itu gimana sih? 'Otak'nya bermaksud apa sih dengan ini? Huhhh... ingin sekali aku tahu.

Agitho_Ryuki
12-08-2011, 01:50 PM
Apakah anda berani menjamin selama dua tahun menyusui anda tidak sakit?? :D

ummu_w@rdah
12-08-2011, 01:57 PM
g ada yang tahu apa atau kapan kita sakit atau ngga'... tapi ikhtiar kudu'... dibungkus dengan do'a dan takwa. (sokserius)

Agitho_Ryuki
12-08-2011, 02:04 PM
imunisasi <---- salah satu cara ikhtiar supaya senantiasa sehat ditambah dengan doa :D

GiKu
12-08-2011, 02:19 PM
analogi tentang preman dan warga kampungnya sepertinya gak klop

virus yg dimasukkan ke dalam tubuh tujuannya memberi tahu sistem komputer bahwa inilah "sesuatu" yang tidak baik, sehingga sistem komputer tubuh akan melakukan self learning dan memasukkan informasi detil tentang jenis virus ke database

semakin hari database ini akan terus terupdate baik melalui metode imunisasi ataupun metode lainnya (metode seperti cacingan, influenza, trannsfusi, dll)
gak cuma virus aja yg diupdate, protein bermanfaat pun akan diupdate sebagai "sesuatu" yang jangan dihancurkan

jadi jika suatu hari nanti ada "sesuatu" masuk ke dalam tubuh, sistem di tubuh kita sudah tahu harus memberikan perlakuan yang bagaimana terhadap "sesuatu" itu

semakin banyak informasi di dalam database sistem tubuh, semakin sehat tubuh


sepakat dengan agitho, salah satu usaha agar sehat yaitu imunisasi

makin sering kita jatuh dengan berbagai cara, kita jadi semakin tahan banting

ummu_w@rdah
12-08-2011, 02:28 PM
wedew... kritis -kritis amat orang disini yak? two thumbs up deh... informasi emang gitu deh... bisa pro kontra.
but... kita kan manusia, koq di analogikan sama komputer? udah gitu ada acara musti jatuh dengan berbagai cara, emangnye karung goni? :P

cha_n
12-08-2011, 02:35 PM
huuuuh tahu sejarahnya aja ngga tapi udah nanya "otaknya bermaksud apa dengan ini?" coba googling mak tentang sejarah imunisasi, bertebaran di mana2 kok

imunisasi adalah sebuah penemuan besar, bahkan bisa disebut sebuah penemuan terbesar dalam hal medis. Penemuan ini perlu tahunan, bahkan puluhan tahun untuk bisa menelurkan hasil. imunisasi membantu untuk menekan angka kematian dan sakit yang disebabkan berbagai macam virus/bakteri yang mengancam.
saya lagi ga sempat cari statistiknya, tapi secara statistik, dengan adanya imunisasi bisa menekan resiko anak sakit secara besar.

jangan lihat contoh orang per orang, tapi lihat secara makro, tingkat kematian/sakit anak bisa ditekan dengan adanya imunisasi.
imunisasi bukan berarti tidak menyusui lho ya, ASIX tetep harus, disarankan dilanjutkan pemberian ASI hingga anak 2 tahun.

GiKu
12-08-2011, 02:37 PM
setelah 2 tahun, ASI boleh dilanjutkan lagi setelah anak dewasa dan beristri :kabur:

Agitho_Ryuki
12-08-2011, 02:42 PM
setelah 2 tahun, ASI boleh dilanjutkan lagi setelah anak dewasa dan beristri :kabur:

Maksudnya apa ini??
:kacamata::kacamata::kacamata::kacamata::kacamata:





::mimisan::mimisan:

E = mc²
12-08-2011, 02:43 PM
tabloid apah ini?

cha_n
12-08-2011, 02:43 PM
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&nid=156&option=detail

Sejarah imunisasi telah dimulai sejak abad 15 di China dengan meng-inokulasikan serbuk cacar pada orang sehat. Selanjut¬nya, pengetahuan ini dibawa ke negara Barat. Pada 1798, Edward Jenner memperkenalkan vaksin yang pertama untuk penyakit cacar. Hal ini menjadi awal salah satu penemuan besar di dunia kedokteran, meskipun sebenarnya praktek ini sudah dilaku¬kan di India, Persia dan Cina. Semenjak itu imunisasi mengalami kemajuan yang besar. Bahkan akhir-akhir ini juga diperkenalkan vaksin-vaksin yang relatif baru, seperti vaksin untuk rotavirus, vaksin untuk pneumokokus, dan yang terakhir yang baru kita kenal beberapa bulan yang lalu yaitu vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Teknologi imunisasi pada saat ini semakin berkembang. Pengetahuan tentang patogenesis penyakit secara biomolekuler, pembuatan vaksin DNA, dan epidemiologi penyakit semakin berkembang, sehingga diharapkan dapat meng-eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (VPDs = Vaccine-preventable diseases).
Menurut laporan WHO pada 2002, lembaga ini memperkira¬kan terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa yang disebabkan oleh karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu campak 540.000 (38%), Haemophilus influenzae type b 386.000 (27%), pertussis 294.000 (20%) dan tetanus 198.000 (14%) (WHO, 2006). Adapun laporan WHO pada tahun 2006, angka cakupan imunisasi untuk DPT3 dan Polio secara global adalah 78%. Berarti terdapat 28 juta anak didunia yang belum mendapat imunisasi DPT3 dan Polio pada 2005. Tujuh puluh lima persen dari anak-anak ini tinggal di 10 negara, di antaranya Indonesia (Global Immunization Coverage, 2006). Saat ini, WHO dan UNICEF bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan Global Imminization Vision and Strategy (GIVS) untuk implementasi selama tahun 2006-2015. Tujuan GIVS ini adalah melindungi lebih banyak anak terhadap lebih banyak penyakit dengan mengembangkan pencapaian imunisasi untuk semua anak (WHO, 2006)
Keberhasilan program imunisasi di Indonesia tampak dari cakupan program imunisasi yang cukup tinggi. Penggunaan kartu menuju sehat (KMS) yang termasuk di dalamnya program imunisasi sejak tahun 1977, telah membantu menurunkan angka kematian bayi dan balita. Angka kematian balita menurun hingga sekitar 46 per 1000 kelahiran hidup (Ranuh, 2005; Bappenas 2007).

ummu_w@rdah
12-08-2011, 02:56 PM
galak deh...

kalo g tahu kan bertanya, betul tidak?
dilihat secara makro ya? Hmm, iya deh.
aku juga gitu koq, ASIX, lanjut 2 tahun, trus imunisasi lengkap... (cuma secara pribadi 'akhirnya jadi' sepakat dengan yang disampaikan di tabloid).
Hmm, suatu pagi aku baca di koran, bayi 9 bulan kejang dan panas setelah imunisasi di Puskesmas. Padahal pagi sebelum berangkat, ananda ceria dan sehat, begitu ibunya menjelaskan. Iya, pada akhirnya ananda tersebut meninggal. Lalu media berdebat soal tersebut, lagi-lagi pro-kontra. Ananda tersebut memang meninggal karena qodaralloh...
kasus ananda tersebut termasuk yang dilihat secara mikro ya? Hmm, memang harus ada yang berkorban ya buat kepentingan makro.
Ah, mudah-mudahan yang mikro hanya kasus ananda tersebut...

Maaf banget kalo pertanyaan yang ada 'Otak' -nya mengganggu...
nti saya beli 'otak-otak' aja deh buat buka puasa... he he he...

(duh... :kabur:)

Agitho_Ryuki
12-08-2011, 02:56 PM
bu cha_n Te O Pe Be Ge Te...
:sarjana::sarjana::sarjana:

ummu_w@rdah
12-08-2011, 03:00 PM
setelah 2 tahun, ASI boleh dilanjutkan lagi setelah anak dewasa dan beristri :kabur:

maksudnya apa sih?
Joko Sembung naek ojeck,.. koq gwe gag nyambung ya jeck?

---------- Post added at 02:00 PM ---------- Previous post was at 01:58 PM ----------

Tabloid Bekam... (duh, itu majalah udah diambil teman... seru beredar sdari pagi disini.. dibaca teman-teman)

nick naylor
12-08-2011, 03:08 PM
Dari tadi nyari-nyari tulisan "lumpuh", "kelumpuhan", etc. Ternyata cuma ada di judul doang. :facepalm:

Btw, kalo bicara perseorangan... ane dulu diimuniasi bolak-balik (sampe bosen ngeliat mantri puskesmas+jarum suntik). Lumayan, sehat walafiat sampe sekarang (udah-mudahan sehat selalu).

ummu_w@rdah
12-08-2011, 03:24 PM
amiiiiiiiiiin (gag bisa nge-post kalo tjuman nulis 'amin' doank...)

cha_n
12-08-2011, 03:31 PM
galak deh...

kalo g tahu kan bertanya, betul tidak?
dilihat secara makro ya? Hmm, iya deh.
aku juga gitu koq, ASIX, lanjut 2 tahun, trus imunisasi lengkap... (cuma secara pribadi 'akhirnya jadi' sepakat dengan yang disampaikan di tabloid).
Hmm, suatu pagi aku baca di koran, bayi 9 bulan kejang dan panas setelah imunisasi di Puskesmas. Padahal pagi sebelum berangkat, ananda ceria dan sehat, begitu ibunya menjelaskan. Iya, pada akhirnya ananda tersebut meninggal. Lalu media berdebat soal tersebut, lagi-lagi pro-kontra. Ananda tersebut memang meninggal karena qodaralloh...
kasus ananda tersebut termasuk yang dilihat secara mikro ya? Hmm, memang harus ada yang berkorban ya buat kepentingan makro.
Ah, mudah-mudahan yang mikro hanya kasus ananda tersebut...

Maaf banget kalo pertanyaan yang ada 'Otak' -nya mengganggu...
nti saya beli 'otak-otak' aja deh buat buka puasa... he he he...

(duh... :kabur:)

wah makasih mak atas pujiannya, biasanya saya difitnah sebagai "baik hati dan tidak sombong"

kasus anak diimunisasi trus sakit, itu coba ditelaah dulu apa sakitnya karena imunisasi atau apa? ada orang ga ngapa2in tiba2 kejang juga banyak mak, siapa tahu ada penyakit bawaan seperti epilepsi, apakah ada penjelasan medis bahwa memang sakitnya itu karena abis diimunisasi? trus apa hubungannya orang sakit kejang ama jadi korban imunisasi? kok ga nyambung ya mak?

maaf mak, itu tabloid apaan ya? itu majalah yang isinya tentang pengobatan nabi bukan?
sori bukannya skeptis, saya sendiri ikhtiar dengan berbagai macam hal, ikhtiar dengan imunisasi, tapi juga memberikan anak saya madu, propolis, habbats, dll (biasanya yang udah all in one ada tuh mak)
saya pro imunisasi, tapi juga pro pengobatan nabawi.
sejauh ini anak saya sehat (kalau mau lihat secara mikro)

Ronggolawe
12-08-2011, 04:08 PM
ini kutipannya:.., sebenarnya praktek vaksinasi atau imunisasi bisa di analogikan terhadap kondisi sosial masyarakat, yaitu ketika kita ingin mengetahui ketahanan atau daya tahan suatu kampung terhadap premanisme dilakukan dengan cara mengirim preman terlatih di kampung tersebut. Bila daya tahan kampung itu baik, maka preman itu bisa di usir dan di lumpuhkan. tapi bila pertahanannya kurang baik preman tersebut akan mendekam/ berdiam diri menunggu reaksi. Celakanya bila suatu ketika pertahanan kampung itu buruk, bahkan banyak bibit-bibit preman, maka preman yang dikirim bisa dengan mudah mempengaruhi bibit preman dan bekerja sama merusak kampungnya sendiri. Wallahu a'lam.
mekanisme kerja Vaksin bukan begitu, bu. Seperti
kata Giku, Imunisasi memperkenalkan "bibit penyakit"
yang telah dilemahkan kepada tubuh, sehingga
tubuh membangun anti-bodi sehingga tubuh 99,99%
akan kebal terhadap penyakit tersebut. Setiap kali
bibit penyakit itu masuk, tubuh akan mengenali dan
anti-body yang ampuh siap membela tubuh.



aku mau PD untuk tidak memberi imunisasi kepada bayiku yang datang kemudian nanti, Insya Allah. Cukup ASI ekslusif dan diteruskan sampai 2 tahun. Berusaha hidup sehat, PD aja, utamanya, berdo'a... Insya Allah. Rasulullah aja g di imunisasi... cukup ASI!
Apakah ibu mengenal Meningitis? Di Indonesia cukup
jarang terjadi, sehingga boleh dikatakan kita tidak
punya cara untuk mendapatkan kekebalan terhadap
meningitis selain lewat vaksinasi. Salah satu korban
adalah Giscka putri Dewi Yull.

nerissa
12-08-2011, 04:21 PM
numpang bacabaca

judulnya gawat banget
gw kirain ada apa

ternyata ada ibu yg belum mengrti imunisasi

nabi adam jg ga di imunisasi
umurnya malah panjang

xixixi..pemikiran yang cemerlang

:ngopi:

aya_muaya
12-08-2011, 11:26 PM
kalau gak mau disuntik vaksin, bunda bisa dengan imunisasi alami, namanya ditakhnik.. Diambil dari sari madu alami, jadi bunda bisa mendapatkan kekebalan tubuh alami bayi bunda tanpa disuntik..
Putriku juga imunisasi tidak sempurna, tapi semoga bisa tumbuh dengan sempurna..
Imunisasi atau tidak adalah pilihan...

ummu_w@rdah
13-08-2011, 12:42 AM
kalau gak mau disuntik vaksin, bunda bisa dengan imunisasi alami, namanya ditakhnik.. Diambil dari sari madu alami, jadi bunda bisa mendapatkan kekebalan tubuh alami bayi bunda tanpa disuntik..
Putriku juga imunisasi tidak sempurna, tapi semoga bisa tumbuh dengan sempurna..
Imunisasi atau tidak adalah pilihan...

Hmm, iya sih bunda...
sepakat dengan kekebalan tubuh yang bunda aya suggest diatas...

nah, namanya juga bangsal ibu, anak, dan keluarga... kita bisa berbagi pemikiran dimarih kan?
jadi 'kaya' deh ane dengan pencerahan ini semua...

ah, ini baru sedep!

(Awwwh.... (yawning) OL malem2... iseng aja)

cha_n
13-08-2011, 10:37 AM
kalau gak mau disuntik vaksin, bunda bisa dengan imunisasi alami, namanya ditakhnik.. Diambil dari sari madu alami, jadi bunda bisa mendapatkan kekebalan tubuh alami bayi bunda tanpa disuntik..
Putriku juga imunisasi tidak sempurna, tapi semoga bisa tumbuh dengan sempurna..
Imunisasi atau tidak adalah pilihan...

harus dijelaskan dulu apa itu pengertian imunisasi.
pada dasarnya metode imunisasi yang berkembang di dunia kedokteran sekarang metodenya dengan mengisolasi virus lalu melemahkannya, mengenalkannya pada manusia, lalu manusia membuat kekebalan tubuh alaminya hingga bisa mengalahkan virus itu. kalu virus "beneran" datang sekalipun, tubuh sudah punya program antivirusnya, jadi udah bisa langsung kenghajar virus itu.

saya kurang tahu metode tahnik untuk meningkatkan imunitas seperti apa. :mikir: syukur2 ada jurnal kedokteran yang bisa membuktikannya

Ronggolawe
13-08-2011, 11:17 AM
menurut gw, metode tahnik cukup untuk mengenal-
kan berbagai macam virus yang berdiam dimulut mi-
salnya virus bergosip, bergunjing dan berghibah.

AsLan
13-08-2011, 04:15 PM
Dulu ada seorang anak yg di imunisasi di puskesmas.

Pulang dari Puskesmas anak itu main2 dipinggir jalan lalu kesenggol bajaj sampe benjol2 bu, badannya biru2 dan banyak luka...
hih menyeramkan...

Ternyata Imunisasi itu berbahaya. :luck:

Kalo bisa tolong cerita saya ini dimuat juga di tabloid Bekham, buat menambah wawasan para ibu2...

cha_n
14-08-2011, 08:55 AM
apaan sih aslan :gebuk:

ummu_w@rdah
15-08-2011, 01:30 AM
wee... ane kalah dah...
pengin digembok aje trit nyang ini, pigimane cara ye? bok gembok... where r u... yuuu huuuuu...

aya_muaya
15-08-2011, 01:52 AM
gak ada kalah menang dalam berdiskusi mpok, santai aja...wajar kalau ada perbedaan pendapat, gak masalah kok...

AsLan
15-08-2011, 01:59 AM
Tambah2 ilmu pengetahuan bukan hal yg buruk.

Coba cari tahu tentang imunisasi dari Google, dari situ akan ada banyak informasi.

ummu_w@rdah
15-08-2011, 02:17 AM
oke lah kalo begitu... (ngelonin botjah dulu)

aya_muaya
15-08-2011, 02:28 AM
Tambah2 ilmu pengetahuan bukan hal yg buruk.

Coba cari tahu tentang imunisasi dari Google, dari situ akan ada banyak informasi.

betul, tapi kita juga harus selektif, kalau enggak kea diombang ambing kesana kemari... Lihat sumbernya cari yang jelas, lalu kita sinkronkan dengan al qur an dan as sunnah, bertentangan gak? Baru kita ambil...

Agitho_Ryuki
15-08-2011, 09:41 AM
Yang jelas Imunisasi tingkat keberhasilannya sudah diteliti secara medis dan Ilmiah. Jika dibilang Imunisasi adalah pelumpuhan generasi, merupakan pernyataan yang tak berdasar dan cukup untuk dibilang omong kosong...
:D

aya_muaya
15-08-2011, 09:55 AM
kalau menurut setahuku, imunisasi itu bisa membunuh beribu2 imun alami tubuh lainnya untuk digantikan imun penyakit tertentu..salah satunya imun terhadap aids... Wallaahu alam...

Agitho_Ryuki
15-08-2011, 10:16 AM
ada buktinya?? hasil penilitian atau apa gitu? Atau hanya denger-denger? :D

ummu_w@rdah
15-08-2011, 10:47 AM
begitu kah bu? tuh kan...
kali mending ASI dikatagorikan sebagai imunisasi alami...
jadi ada dua jenis imunisasi, imunisasi alami dan imunisasi buatan...
pengalaman pribadi... waktu usia permata hati kami lebih dari 1 thn, dia dibawa kontrol kedokter dan disitu kami menanyakan perihal imunisasi yang buat meningitis (klo g salah HiB), dokternya memberikan opsi. Dia bilang, bu dari pengalaman saya pribadi selama jadi dokter dan menyuntikkan imunisasi HiB, g ada pasen saya yang lapor kena autis; tapi sebenarnya memang ada laporan pasien yang mengalami autisme setelah diberi imunisasi HiB dari dunia medis. sekarang semua teserah ibuw... nah lho... karena diterangkan begitu ane kaga' jadi dah HiB-nya. Jurnal Halal LPPOM MUI juga menerangkan hal yang sama seperti yang ane baca di Tabloid Bek(h)am itu...
tapi klo ane mah sekarang bpikirnye klo emang kondisi darurat bener setuju dah imunisasi buwatan...

Ronggolawe
15-08-2011, 02:44 PM
kalau menurut setahuku, imunisasi itu bisa membunuh beribu2 imun alami tubuh lainnya untuk digantikan imun penyakit tertentu..salah satunya imun terhadap aids... Wallaahu alam...
lagi-lagi salah kaprah terhadap konsep immunisasi
dan vaksin. Vaksin itu virus yang dilemahkan jadi
sekarat, atau kalau dalam kasus Immunisasi DPT-
Dingin, kode Genetik dari virusnya. Jadi secara
singkat Vaksin itu Virus yang Sekarat.

Begitu diinjeksi ke Tubuh, maka tubuh akan menge-
nali virus/code genetiknya, sehingga tubuh dapat
membangun anti-body baru yang spesifik terhadap
virus tersebut.

Jadi yang terjadi adalah penambahan daftar inven-
taris antibodi, bukan tukar-guling antibodi.

Agitho_Ryuki
15-08-2011, 02:48 PM
Yup setuju... Terkesan asal komen tapi gak paham konsepnya...

Ronggolawe
15-08-2011, 02:50 PM
begitu kah bu? tuh kan...
kali mending ASI dikatagorikan sebagai imunisasi alami...
jadi ada dua jenis imunisasi, imunisasi alami dan imunisasi buatan...
pengalaman pribadi... waktu usia permata hati kami lebih dari 1 thn, dia dibawa kontrol kedokter dan disitu kami menanyakan perihal imunisasi yang buat meningitis (klo g salah HiB), dokternya memberikan opsi. Dia bilang, bu dari pengalaman saya pribadi selama jadi dokter dan menyuntikkan imunisasi HiB, g ada pasen saya yang lapor kena autis; tapi sebenarnya memang ada laporan pasien yang mengalami autisme setelah diberi imunisasi HiB dari dunia medis. sekarang semua teserah ibuw... nah lho... karena diterangkan begitu ane kaga' jadi dah HiB-nya. Jurnal Halal LPPOM MUI juga menerangkan hal yang sama seperti yang ane baca di Tabloid Bek(h)am itu...
tapi klo ane mah sekarang bpikirnye klo emang kondisi darurat bener setuju dah imunisasi buwatan...
Silahkan ibu hitung saja, lebih besar mana kemungkinan
kena Autis setelah Immunisasi dibandingkan terinveksi
Meningitis? dan mana yang berakibat Fatal?

Immunisasi dan berbagai upaya medis, apalagi yang
menyangkut nyawa manusia, tidak lagi memandang
hukum halal atau haram. Tapi gw yakin, kalau di ka-
langan muslim semakin tinggi pemahaman antipati
dan ketakutan terhadap vaksinasi dan Immunisasi,
maka selamanya vaksin Halal tidak akan terpenuhi.

Ngapain juga non-muslim produksi vaksin Halal, kalau
pasarnya antipati terhadap vaksin. Lagipula biaya
menggunakan media Porchine jauh lebih murah dari
pada menggunakan media Sapi.

AsLan
15-08-2011, 04:16 PM
Ditanya aja ke anggota2 KM yg sudah meng imunisasi anak-anak nya, ada gak yg kena efek buruk dari Imunisasi...

Saya sih gak punya anak, tapi saya dulu juga di imunisasi... makanya sekarang jadi imut deh :nunjuk:

nick naylor
15-08-2011, 04:21 PM
Imunisasi adalah sebuah konspirasi mereka serekat buat memasukkan sebuah chip identitas dan mengontrol manusia-manusia asia... :run:

GiKu
15-08-2011, 04:25 PM
teorinya si nick boleh jadi bener

selama ini kita merasa faham soal imunisasi berdasarkan info yg disampaikan petugas
berapa banyak yg sudah cek ricek langsung mengenai vaksin tsb, apa bener virusnya sudah bener2 sekarat ?

ikikikkii.........

aya_muaya
15-08-2011, 05:44 PM
Yup setuju... Terkesan asal komen tapi gak paham konsepnya...

iye mr paling tahu segalanya.... gw emang asal komen dan gak paham konsepnya..lu yang paham konsepnya..monggo lu praktein sendiri.... gak usah mencak2 kalau ada yang beda pendapat dunk...:kabur:

GiKu
15-08-2011, 05:47 PM
agitho gak diimunisasi
karena waktu jamannya dia belum ada

Agitho_Ryuki
15-08-2011, 10:51 PM
Anekdok:
aku ingat dulu aku diimunisasi cacar. 3 hari kemudian aku kena cacar, seminggu kemudian sembuh. Lalu beberapa tahun kemudian ada semacam wabah cacar, dan aku serta teman2 yg sudah imunisasi cacar tak terkena cacar..

Agitho_Ryuki
15-08-2011, 10:52 PM
iye mr paling tahu segalanya.... gw emang asal komen dan gak paham konsepnya..lu yang paham konsepnya..monggo lu praktein sendiri.... gak usah mencak2 kalau ada yang beda pendapat dunk...:kabur:

pendapat boleh, tapi dasar ilmiahnya dunk..

BundaNa
16-08-2011, 12:40 PM
anak saya dua2nya imunisasi yang L-I-L itu. Untuk Naomi ditambahkan thypoid begitu selepas thypus karena daerah saya memang rawan penyakit model begitu. Alhamdulillah keduanya ASI eksklusive 6 bulan, plus dilanjut sampai usia dua tahun. Masih ditambah minyak ikan dan multi vitamin. Sekarang Nadhira diberi madu dan propolis.

Apakah anak saya baik2 saja? Mereka sehat overall, batuk pilek kan biasa, tapi gampang sembuhnya. Sebenarnya mereka termasuk anak2 yang ada kemungkinan kena astma, tetapi so far alhamdulillah sehat.

Imunisasi adalah salah satu ikhtiar kita sebagai orang tua yang diamanahi Tuhan untuk menjaga dan mengasuh anak2 kita itu. ASI juga ihktiar, makanan sehat juga ikhtiar, lingkungan sehat juga ikhtiar. Pengobatan dan vitamin tradisional dan Nabawi juga ikhtiar. Dan Allah lebih menyukai orang-orang yang berikhtiar (sorry kesannya Islamis banget, maklum TSnya bawa2 nama Allah juga :luck:). Dan ikhtiar kita juga terencana dan terpola. Logikanya, kalau benar imunisasi mematikan atau merusak sistem imun alami, kenapa yang polio2 itu justru mereka yang memang tidak imunisasi polio? Saya belum pernah dengar si penderita polio pernah imunisasi polio?

AIDS, adalah melemahnya atau habisnya kekebalan tubuh, bukan karena imunisasi tetapi virus yang masuk ke tubuh dan melumpuhkan semua yang ada di badan. Imunisasi, saya tidak bilang seratus persen benar, adalah salah satu ihktiar kita.

Minta maaf...suatu saat ketika anak kita kena polio (naudzubillahiminzalik) karena kita ngotot gak mau kasih imunisasi polio, siapa yang disalahkan tidak ikhtiar dari awal?

ASI adalah makan dan antibiotika, bukan imunisasi alami 100%, kecuali ASI awal (itu apa namanya? lupa :D)

Jadi buat saya, adalah ikhtiar, karena kita sebagai orang tua diamanahi Tuhan untuk menjaga buah hati kita

ummu_w@rdah
16-08-2011, 01:06 PM
Bunda Na, ASI awal -> colostrum, ane juga sempat kasih ke bocah, yang luput hanya IMD pas brojol.

Gito -> waktu bayi, ane sudah pernah dapat imunisasi BCG. Pas gede sempet was was kena cacar, maklom ane waktu itu belom laku... (soale kalo dapet cacar pas gede khawatir kaga' ilang bekasnye). Alkhamdulillah, ane akhirnya laku and dapet cacar juga pas suami lagi tugas... pas ketemu udah tritmen superduper and ber-ubat kulit ke dokter Inong dan dah kembali (sdikit) normal (maklum bekas cacarnye banyak berkumim eh bermukim di muke)
Gito, tuh kan ane imunisasi cacar tapi tetep aje cacaran juga. Trus negh ane tanya2 temen sejawat di tempat ane jadi kuli... nyang udeh cacar juga pada dapet cacar juga tuh pas lama udahannye...

dulu sama sepupu nyang anaknye beda 6 bulanan dari anak ane, aye pesen, "Luk, imunisasi si Makki. Soal halal atau tidak bukan tugas kita. tau sendirikan kamu kalo makanan kita sekarang udah tercemar dzat kimia buatan, trus polusi dimana-mana."
sepupu ane mah cuma senyum, dia kekeuh g imunisasi anaknye.

Terakhir akhirnya gwe nyesel ngomong kayak gitu...

ummu_w@rdah
16-08-2011, 01:30 PM
anak saya dua2nya imunisasi yang L-I-L itu. Untuk Naomi ditambahkan thypoid begitu selepas thypus karena daerah saya memang rawan penyakit model begitu. Alhamdulillah keduanya ASI eksklusive 6 bulan, plus dilanjut sampai usia dua tahun. Masih ditambah minyak ikan dan multi vitamin. Sekarang Nadhira diberi madu dan propolis.

Apakah anak saya baik2 saja? Mereka sehat overall, batuk pilek kan biasa, tapi gampang sembuhnya. Sebenarnya mereka termasuk anak2 yang ada kemungkinan kena astma, tetapi so far alhamdulillah sehat.

Imunisasi adalah salah satu ikhtiar kita sebagai orang tua yang diamanahi Tuhan untuk menjaga dan mengasuh anak2 kita itu. ASI juga ihktiar, makanan sehat juga ikhtiar, lingkungan sehat juga ikhtiar. Pengobatan dan vitamin tradisional dan Nabawi juga ikhtiar. Dan Allah lebih menyukai orang-orang yang berikhtiar (sorry kesannya Islamis banget, maklum TSnya bawa2 nama Allah juga :luck:). Dan ikhtiar kita juga terencana dan terpola. Logikanya, kalau benar imunisasi mematikan atau merusak sistem imun alami, kenapa yang polio2 itu justru mereka yang memang tidak imunisasi polio? Saya belum pernah dengar si penderita polio pernah imunisasi polio?

AIDS, adalah melemahnya atau habisnya kekebalan tubuh, bukan karena imunisasi tetapi virus yang masuk ke tubuh dan melumpuhkan semua yang ada di badan. Imunisasi, saya tidak bilang seratus persen benar, adalah salah satu ihktiar kita.

Minta maaf...suatu saat ketika anak kita kena polio (naudzubillahiminzalik) karena kita ngotot gak mau kasih imunisasi polio, siapa yang disalahkan tidak ikhtiar dari awal?

ASI adalah makan dan antibiotika, bukan imunisasi alami 100%, kecuali ASI awal (itu apa namanya? lupa :D)

Jadi buat saya, adalah ikhtiar, karena kita sebagai orang tua diamanahi Tuhan untuk menjaga buah hati kita


Astaghfirullah, wallahualam bishawab, kalo aku yang ditanya, aku g bisa jawab soal ini...

Ronggolawe
16-08-2011, 01:42 PM
Bunda Na, ASI awal -> colostrum, ane juga sempat kasih ke bocah, yang luput hanya IMD pas brojol.

Gito -> waktu bayi, ane sudah pernah dapat imunisasi BCG. Pas gede sempet was was kena cacar, maklom ane waktu itu belom laku... (soale kalo dapet cacar pas gede khawatir kaga' ilang bekasnye). Alkhamdulillah, ane akhirnya laku and dapet cacar juga pas suami lagi tugas... pas ketemu udah tritmen superduper and ber-ubat kulit ke dokter Inong dan dah kembali (sdikit) normal (maklum bekas cacarnye banyak berkumim eh bermukim di muke)
Gito, tuh kan ane imunisasi cacar tapi tetep aje cacaran juga. Trus negh ane tanya2 temen sejawat di tempat ane jadi kuli... nyang udeh cacar juga pada dapet cacar juga tuh pas lama udahannye...

dulu sama sepupu nyang anaknye beda 6 bulanan dari anak ane, aye pesen, "Luk, imunisasi si Makki. Soal halal atau tidak bukan tugas kita. tau sendirikan kamu kalo makanan kita sekarang udah tercemar dzat kimia buatan, trus polusi dimana-mana."
sepupu ane mah cuma senyum, dia kekeuh g imunisasi anaknye.

Terakhir akhirnya gwe nyesel ngomong kayak gitu...
Bu, ibu pernah immunisasi cacar atau BCG tuh?
BCG itu immunisasi untuk mencegah TBC. Biasa
disuntikkan dibahu kanan, sedikit dibawah kulit.

Satu lagi, Cacar sudah dinyatakan punah dari muka
bumi, kecuali barangkali masih tersedia di laborato-
rium penelitian atau sebagai senjata biologis.

Cacar yang kita sering kenal itu sebenarnya Cacar
Air, atau Chicken-Pox, bukan Cacar yang ditakuti
dahulu (Small-Pox)

ohya, berikut contoh penderita Cacar (Small-Pox)

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Child_with_Smallpox_Bangladesh.jpg/393px-Child_with_Smallpox_Bangladesh.jpg

Porcelain Doll
16-08-2011, 02:06 PM
ya Tuhan...ronggo....
tolong dikasih spoiler dong gambarnya :gebuk::gebuk::gebuk:
g sampe kaget banget liatnya...bisa mimpi buruk nih malem2 :sad:

Ronggolawe
16-08-2011, 02:22 PM
sorry, tadi gw coba pake spoiler, tapi tadi gagal :)

ummu_w@rdah
16-08-2011, 02:44 PM
waduuh,attachment gambarnya bisa tolong di edit gitu?
Pliis, aku parno klo mo buka page ini..
eh, kalo imunisasi cacar bukan BCG ya? he3x... afwan jiddan.. tadi koq nanya2 temen dimarih pada sepakad BCG.
iya deh pokoke aku dah pernah imunisasi nyang bwt cacar tapi tetep kena cacar...

mas Ronggolawe, mohon gambarnya dikaji ulang... matur suwuuuuun

Agitho_Ryuki
16-08-2011, 03:15 PM
mungkin bisa untuk baca-baca sambil menunggu buka puasa...

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=395

Dewasa ini banyak ibu di Indonesia dan seluruh dunia mempertanyakan berapa amankah imunisasi anak mereka terhadap risiko timbulnya penyakit kronis sebagai efek samping imunisasi itu.

Imunisasi pertama di dunia ditemukan untuk penyakit cacar yang telah membunuh jutaan orang di Eropa dan seluruh dunia. Malahan pertambahan penduduk Eropa telah dihambat oleh banyaknya korban penyakit tersebut. Edward Jenner di tahun 1796 telah menggunakan cacar sapi sebagai bahan untuk menimbulkan imunitas pada manusia. Walaupun hasilnya telah nyata, diperlukan imunisasi massal untuk melenyapkan penyakit cacar itu dari Bumi. Seratus tahun yang lalu masih tercatat 48.000 kasus cacar per tahun di Amerika Serikat. Hari ini tidak terdapat lagi cacar di dunia, sehingga tidak diperlukan lagi pencacaran di seluruh dunia, dan anda tidak perlu memiliki surat bukti cacar bila bepergian ke negara lain. Namun, diperlukan 200 tahun untuk mencapai hasil bebas cacar seperti ini.

Statistik di Amerika Serikat di tahun 2001 mencatat bahwa hanya terdapat 2 kasus difteri, tidak satu-pun poliomielitis paralitik, dan 116 kasus campak (measles). Sebelum ditemukan vaksin untuk penyakit-penyakit ini kejadiannya di Amerika ialah ratusan ribu per tahun. Keadaan ini juga diperoleh di negara maju lainnya. Jelas, imunisasi telah melindungi anak anda secara individu, mengurangi penyakit tsb di dalam masyarakat, dan menimbulkan imunitas dalam kelompok, sehingga menjalarnya penyakit dapat dihambat secara mencolok.

Tujuan akhir suatu imunisasi ialah eliminasi total dari penyakit menular yang bersangkutan dan tidak perlunya lagi vaksinasi terhadapnya. Hanya terhadap cacar hal ini telah berhasil, setelah hampir 200 tahun.

Sekarang dibutuhkan vaksinasi 18 kali suntikan pada anak terhadap 12 penyakit menular pada usia sebelum 2 tahun. Ini membutuhkan biaya yang sangat besar bila hendak dilakukan pada seluruh penduduk. Pemerintah di negara berkembang jelas belum dapat mengalokasikan dana untuk itu, dan masyarakatnya masih harus mengeluarkan biaya dari kantong sendiri.

Di lain pihak, imunisasi membawa risiko, walaupun kecil. Suatu vaksin poliovirus oral yang bermutasi justru telah menimbulkan poliomielitis sendiri secara sporadik. Fenomen seperti ini selalu akan dijumpai bila program imunisasi dilakukan secara besar-besaran. Vaksinasi cacar juga pernah menimbulkan penyakit cacar sendiri. Ini adalah 2 contoh yang benar telah terjadi, dan merupakan kerugian yang nyata pada sebagian kecil anak. Di mata ilmuwan kesehatan masyarakat dan Badan Kesehatan Dunia yang selalu berargumentasi bahwa “the benefits still outweigh the risks” sering membenarkan program vaksinasi pemerintah seperti itu.

Argumen ini juga berlaku untuk evaluasi obat untuk dipasarkan yang sering salah kaprah. Malahan, bila rokok masih menguntungkan (uang) bagi pemerintah, tapi menimbulkan banyak kerugian hingga kematian, rokok-pun tidak dilarang. Namun, untuk suatu vaksin, manfaat yang diperoleh harus jauh lebih besar dari efek yang tidak diingini. Pertimbangan kebijakan seperti dengan rokok dan obat biasa-pun tidak boleh dilakukan.

Penyakit kronis tertentu bisa terjadi setelah vaksinasi.Tetapi karena penyakit itu sendiri memang bisa terjadi tanpa vaksinasi, sulit dibuktikan apakah benar vaksin penyebabnya. Hubungan antara beberapa penyakit kronis seperti autisme dan diabetes melitus tipe 1 (diabetes yang terjadi pada usia muda) telah menimbulkan pertanyaan dan perdebatan yang kontroversial dan sengit. Kejadian yang tidak diingini itu terfokus pada 3 jenis vaksin: yang memakai mikroba yang telah mati (killed vaccine), adjuvan yang sering dipakai dalam produksi vaksin, dan vaksin yang memakai virus hidup yang diperlemah (live virus vaccine).

Kejadian yang sering dilaporkan setelah vaksinasi difteri-tetanus-pertussis ialah: menangis berkepanjangan, demam, pergerakan anak berlebihan, dan kejang sewaktu demam. Hal ini terjadi sekitar 1%. Jenis acellular pertussis vaccine , yang sekarang dianjurkan, menimbulkan reaksi yang lebih hebat, seperti kejang berkepanjangan dan koma atau syok.

Komponen vaksin berisi zat2 organik seperti formalin, albumin manusia, protein telur, antibiotik, protein ragi, aluminium dan thimerosal (yang mengandung ethyl-mercury, suatu racun saraf). Reaksi alergik juga dapat terjadi oleh komponen organik ini. Walaupun reaksi yang tidak diingini ini terjadi dalam hubungan temporal (waktu) yang jelas (artinya, benar terjadi setelah vaksinasi, dan bukan sebelumnya), telah terjadi sanggahan ilmiah yang mengatakan bahwa komponen tersebut dipakai dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga dianggap aman dan disingkirkan sebagai penyebab autisme.

Menurut saya, argumen ini mengandung kelemahan, karena jumlah yang kecil dari suatu zat racun bisa saja tidak menimbulkan tanda-tanda keracunan, tetapi bisa berperan sebagai inisiator kelainan khusus tertentu dalam terjadinya suatu penyakit. Kendati demikian, ketakutan orang tua terjadi luas di seluruh dunia. Studi epidemiologis tidak menemukan hubungan antara autism dan thimerosal. Mungkin akan dihasilkan studi baru di beberapa negeri maju, karena sejak tahun 2001 thimerosal telah tidak dipakai lagi di Amerika Serikat. Nanti akan dapat kita lihat apakah penghentian pemakaian thimerosal akan berakibat pengurangan kasus autism dalam beberapa tahun mendatang.

Poliovirus-hidup sangat efektif untuk mencegah kejadian polio di dunia, namun sekarang telah direkomendasikan virus-mati untuk polio. Vaksin virus-hidup untuk measles, mumps, dan rubella (terkenal dengan MMR) dapat mengubah respons imun tubuh dengan sangat kuat dan karenanya dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit autoimun, termasuk diabetes tipe 1, yang sekarang kejadiannya lebih frekuen. Dalam sumber jurnal yang sama telah dilaporkan suatu penelitian di Denmark yang memakai data anak yang lahir antara tahun 1990-2000, yang tidak menemukan hubungan antara vaksin hidup atau mati dengan diabetes tipe 1. Penelitian ini telah dianggap konklusif, sehingga penulis jurnal tersebut berharap tidak perlu dilakukan bukti penelitian lagi tentang hubungan imunisasi dan diabetes type 1.

Peneliti mungkin perlu mengarahkan studi ke faktor lingkungan lainnya yang sekarang dicurigai berperan dalam timbulnya penyakit diabetes yang menimbulkan risiko penyakit lain (terutama penyakit jantung koroner dan infark) dan kematian yang sangat besar.

Prof. Iwan Darmansjah, SpFK
(Sumber: New England Journal of Medicine, 1 April 2004)

Ronggolawe
16-08-2011, 03:16 PM
eh, kalo imunisasi cacar bukan BCG ya? he3x... afwan jiddan.. tadi koq nanya2 temen dimarih pada sepakad BCG.
lho? emang teman-teman dimarih itu ada yang ber-
profesi sebagai dokter?



iya deh pokoke aku dah pernah imunisasi nyang bwt cacar tapi tetep kena cacar...
salah lagi :)
ibu itu mendapat immunisasi Cacar (SmallPox) tapi
terkena penyakit Cacar Air (ChickenPox)

Kalau beneran ibu terkena Cacar, ya seperti di foto
yang menyeramkan itu.

ummu_w@rdah
16-08-2011, 03:24 PM
tentang imunisasi, hasil bacaanku: http://lita.inirumahku.com/wp-content/story/200703/KisahNyata.pdf
mmm...

ummu_w@rdah
16-08-2011, 03:27 PM
Ronggolawe: Iye, ane lupa lagi bicara di dunia berbeza.. mangsud ane temen2 dimarih, dikantor, sebelah ane sekarang neeh... maaf lagi.
trus, ok... cacar aer dah.. bukan nyang kayak poto ntu. maaf lagi.
ini ane kebanyakkan minta maap, maap ye...

Agitho_Ryuki
16-08-2011, 03:32 PM
tentang imunisasi, hasil bacaanku: http://lita.inirumahku.com/wp-content/story/200703/KisahNyata.pdf
mmm...

ehm... hanya pengalaman segelintir orang ya?? :D maaf bukan berarti saya merendahkan..
Vaksin atau imunisasi adalah hasil dari penelitian, dan tentu saja tidak ada yang sempurna di dunia ini. Bahkan orang berkendara di jalan dengan menggunakan helm paling berkualitas sekalipun bisa meninggal karena benturan di kepala bukan? Keberhasilan dari suatu imunisasi adalah 85% - 95% bukan 100%. Tidak ada usaha didunia ini yang menjamin sukses 100%. Hanya Tuhan yang bisa menjamin 100% akan sesuatu, tapi toh doa kepada Tuhan juga tidak 100% dikabulkan. :D

Agitho_Ryuki
16-08-2011, 03:33 PM
Bacaan lagi sambil nunggu bedug magrib

http://health.kompas.com/read/2011/08/04/11245835/Pahami.8.Fakta.Penting.Soal.Imunisasi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sampai saat ini, beberapa pendapat keliru di masyarakat tentang imunisasi masih sering terjadi. Sebagian orang merasa bahwa imunisasi tak diperlukan lagi lantaran pada dasarnya manusia sudah dikaruniakan kekebalan oleh sang pencipta.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Soedjatmiko, Sp.A K (Msi) di sela-sela acara journalist class, dengan tema “Kesehatan Fisik dan Mental Anak Sebagai Investasi Tak Ternilai Bagi Bangsa”, Rabu, (3/8/2011) di Jakarta.

Menurut Soedjatmiko, pendapat tersebut sebetulnya tak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. “Benarnya adalah bahwa memang betul Tuhan telah memberikan kekebalan pada tubuh kita. Tapi kalau kumannya dalam jumlah banyak dan ganas, tubuh kita tidak akan bisa melawan,” katanya.

Ia mencontohkan, pada negara-negara maju yang sosial ekonomi nya baik, gizinya bagus, dan lingkungannya bersih, masih bisa terkena wabah bakteri E C-o-l-i. Padahal, sebagaimana diketahui, mereka bukanlah dari sosial ekonomi yang buruk. Pada kasus tersebut Soedjatmiko berkesimpulan bahwa, kebersihan badan, lingkungan dan gizi yang baik belum mampu untuk mencegah penyakit menular.

“Ini untuk mengcounter pendapat-pendapat yang mengatakan bahwa imunisasi itu tidak perlu,” tegasnya.

Soedjatmiko juga memaparkan 8 fakta seputar imunisasi yang perlu diketahui. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi salah kaprah di masyarakat mengenai imunisasi.

1. Imunisasi merangsang kekebalan spesifik bayi dan anak

Pemberian vaksin akan merangsang peningkatan kekebalan spesifik pada bayi dan anak untuk membunuh kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Jadi vaksin tidak melemahkan kekebalan tubuh, tetapi justru merangsang peningkatan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap kuman atau racun.

2. Imunisasi mencegah penyakit berbahaya

Kalau anak tidak di imunisasi, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit. Bila kuman berbahaya yang masuk bersifat ganas dan banyak, maka tubuh tidak akan mampu melawan, sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal. Sampai saat ini, imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin meliputi, Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksin jemaah haji (Maningitis). 3. Imunisasi lebih praktis dan efektif cegah penyakit

Imunisasi lebih praktis, karena sangat cepat meningkatkan kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak. Setelah diimunisasi dalam waktu 2-4 minggu, maka akan mulai terbentuk kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak untuk melawan kuman. Sementara itu, pemberian ASI, hidup sehat, dan kebersihan lingkungan memang dapat menurunkan risiko serangan penyakit, tetapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memperbaikinya. Sehingga lebih sulit dan lebih lama hasilnya dibandingkan imunisasi.

4. Negara maju tetap butuh imunisasi

Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah penyebaran ke anak sekitarnya. Sampai saat ini menurut data WHO, sekitar 194 negara maju maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan balitanya. “Jadi, tidak benar kalau ada informasi yang mengatakan negara kaya tidak membutuhkan imunisasi. Mereka tetap melakukan vaksinasi, bahkan vaksin yang diberikan jauh lebih banyak,” kata Soedjatmiko.

5. Tidak ada negara yang melarang program imunisasi

Sampai saat ini, tidak ada satupun negara yang melarang program vaksin. Semua ahli-ahli di dunia dan pemerintah yakin dan sepakat bahwa program vaksin pentng dan bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit berbahaya.

6. Vaksin imunisasi di Indonesia adalah produk lokal

Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT. Biofarma Bandung dan sudah dinyatakan aman oleh badan internasional WHO. Bahkan vaksin buatan Biofarma saat ini sudah digunakan oleh Unicef untuk lebih dari 120 negara didunia. “Masa, negara lain percaya sama produk kita, tapi kita sendiri nggak,” katanya.

7. Pasca imunisasi muncul ‘kejadian ikutan pasca imunisasi’

Setelah imunisasi kadang muncul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan dan gampang rewel. Menurut Soedjamiko, kejadian seperti itu adalah reaksi yang umum terjadi pasca imunisasi. Biasanya dalam hitungan 3-4 hari, gejala tersebut akan berangsur-angasur hilang dengan sendirinya. 8. Setelah diimunisasi masih bisa terkena penyakit, tapi ringan

Soedjatmiko mengatakan, perlindungan imunisasi memang tidak ada yang 100 persen. Artinya, setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit, tapi kemungkinannya sangat kecil yakni sekitar 5-15 persen.

kunderemp
16-08-2011, 06:31 PM
Gambar cacar sudah kusembunyikan dengan tag spoiler

AsLan
16-08-2011, 07:21 PM
Imunisasi jangan disamakan dengan ASI dan Gizi.

ASI dan GIZI itu ibarat perlengkapan perang.
Imunisasi itu ibarat latihan perang.

Anak yg lahir kedunia mau tidak mau harus berhadapan dengan kekejaman dunia ini, termasuk berbagai kuman penyakit.

Tidak mungkin orang tua bisa melindungi anak 100% dari kuman atau virus, akhirnya anak itu sendiri yg harus berjuang melawan penyakit.

Imunisasi mengajarkan tubuh bagaimana cara melawan penyakit,
tanpa "ilmu" ini anak akan babak belur dihajar berbagai penyakit.

Ibarat anak yg sehat diberi senjata lengkap (Gizi) lalu disuruh pergi ke medan perang tanpa pernah berlatih, dia akan langsung dimangsa oleh pasukan musuh.

ummu_w@rdah
18-08-2011, 01:33 PM
hmm... gitu yah.

Tapi anak pertamaku memang ikut nyang L-I-L

berhubung anak nyang selanjutnya masih meminta restu Alloh (lagi usaha), jadi untuk imunisasi ya gue belajar lagi deh...
syukron jazakumulloh everyone

ngomong masalah ASI, pengin buka trit baru deh...

BundaNa
19-08-2011, 03:50 PM
BCG : imunisasi mencegah tubercolosis atau TB, bisanya bayi beberapa hari sampai 2 bulan yang diberi.

Campak: jelas mencegah campak, diberi saat usia 3-4 bulan diselang sebulan sekali apa ya...tapi campak ada beberapa varian, jadi meski diberi imunisasi campak bukan berarti imun terhadap campak yang lain. Tapi bisanya resikonya lebih kecil

Polio: yah untuk mencegah penyakit lumpuh layu. DIberikan saat usia bayi 3-4 bulan juga selama 4x selama satu tahun. Dan buat yang mau tahu, polio membuat anak2 kita harus setengah mati menghadapi dunia karena penyakit ini mengecilkan kaki.

Hepatitis: diberikan saat bayi lahir, mencegah penyakit hepatitis yang jenis A. Dan bagi bayi, hati adalah organ yang paling rentan untuk terkena penyakit.

DTP: mencegah tetanus, dipteri dan pertusis, diberikan 3x selama satu tahun.

Itu semua adalah penyakit2 yang sering terjadi di Indonesia kenapa sampai jadi wajib dan bebas bea alias disubsidi. DIkasih gratis buat kesehatan anak kita masih berkelit ini itu?