neofio
31-10-2015, 02:06 AM
Paviliun Indonesia di Milan Expo
http://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/28/e6dbfea0-a7b5-4296-b124-efa27d95b493_169.jpg?w=780&q=90
Milan expo sudah berakhir tanggal 31 Oktober 2015, alm Didi Petet yg berperan dalam paviliun Indonesia di Milan Expo.
Katanya di bulan pertama paviluin Indonesia tampil memprihatinkan atau terlihat ala kadarnya, seperti biasa gak ada biaya, pemerintah kurang mendukung, akhirnya pihak swasta yg memodali dan sekarang kabarnya juga paviliun Indonesia sudah banyak perbaikan.
ada artikel dari seorang bernama Wulan Putri-Roos terkait tentang pavilun Indonesia di milan expo pada awal2 pembukaan milan expo
‘Terhempas’ di depan paviliun Indonesia – World Expo 2015 di Milan
Bismillah
1 Mei 2015 adalah hari pembukaan World Expo yang dengan penuh suka cita saya hadiri. Saya terbang sekeluarga dari Paris dimana saat ini kamibermukim menuju Milan dgn harapan akan menikmati berbagai pertunjukan kelas dunia dari puluhan negara-negara yg berpartisipasi di World.Expo tsb.
Sesampainya kami di Expo, saya dan teman saya Artha pun cepat2 mencari peta Expo untuk mencari lokasi paviliun Indonesia. Sebagai warga Indonesia yg bertahun-tahun telah bermukim di Eropa, kami tentunya sangat antusias ingin melihat paviliun negara kami. Setelah dilihat, ternyata lokasi Paviliun Indonesia sangatlah jauh, alias paling ujung dari pintu masuk. Namun kami tetap semangat!!
Kami pun pelan2 menyusuri jalan utama Expo yang membelah paviliun2 54 negara didunia. Saya pun terkagum-kagum atas berbagai macam bentuk arsitektur dan presentasi tentang negara2 tsb. Oh ya, tema World Expo kali ini adalah ‘Feeding the planet, Energy for life’ . Paviliun Belanda dengan ciamik mengemas areanya dengan tema ‘fairground’, dengan booth berbagai makanan khas belanda sambil nongkrong diluar. Ramenya luar biasa, orang2 mengantri lama sekali hanya utk merasakan french fries ala belanda. Yak, benar, hanya utk merasakan kentang goreng Belanda!
Paviliun Perancis juga tak kalah menarik, sebelum masuk kita harus melewati taman hasil agricultural negara tsb. Arsitekturnya pun menarik, terinspirasi dari bentuk pegunungan Alps yang terbalik, didalamnya ada food market dan instalasi2 yg menerangkan tentang berbagai aspek makanan/agriculture negara mereka.
Dan masih banyak contoh2 negara lain yg sangat menarik dan bisa dilihat fotonya disini.
Setelah melihat berbagai keindahan disekeliling saya, kami pun semakin tak sabar ingin segera mencapai lokasi paviliun Indonesia. Akhirnya, tibalah juga kami disana.
Dan saya pun merasa terhempas!! Serasa jatuh dari jurang!!
Hari pembukaan World EXPO, jam 1 siang dan paviliun tampak lengang dan masih TUTUP!!!
Dari kisi2 bangunan semi open terlihat didalam ada kesibukan org2 memasang display (entah apa). Sementara itu disekelilingnya, semua paviliun telah ramai dikunjungi pengunjung, telah menyajikan tari2an, pertunjukan kultur, dll dsb. Seperti langit dan bumi bedanya! Dari sisi arsitektur bangunan pun…. saya sampai speechless!
Gedung pertemuan di Jakarta saja jauhhhhh banyak yg lebih menarik drpd bangunan yg ada didepan mata saya!
Paviliun Indonesia terkesan ‘miskin’ dibandingkan paviliun2 lainnya…. Tanpa saya sadari, air matapun meleleh. SESAK, SEDIH, KECEWA! Bangunan dihadapan saya, yang seharusnya bisa mewakili 250 juta penduduk Indonesia dimata dunia, terasa bagaikan sebuah lelucon buruk tak berkelas! Silahkan bandingkan sendiri dan lihat foto2nya.
Kamipun membalikkan badan dan makan siang di paviliun Italia sambil menunggu waktu ‘buka’ utk paviliun Indonesia.
Jam menunjukkan sekitar pukul 4 sore. Kami tiba di paviliun lagi dan melihat sebelum pintu masuk ada warung kecil menjual makanan indonesia. Menunya, hanya nasi goreng/mie goreng + telor balado + 2 krupuk kecil + 1 minuman dibandrol dengan harga 15 euro per porsi.
Yak, 15 euro utk makanan yang rasanya pun menurut saya jauuuuhhhh dibawah standar enak! Sama sekali tidak mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia!
Lucunya, makanan disajikan dengan piring plastik, ketika saya hendak masuk utk duduk makan didalam.malah dicegat. Katanya didalam hanya utk undangan. Ketika saya tanya, lah trus pengunjung makan dimana? Petugas mengatakan makanan diwarung sebenarnya hanya untuk dibawa pulang. Dengan muka kesal dan suara naik 5 oktaf saya bilang lantas kalau memang utk makanan take away, kenapa penyajiannya pakai piring plastik? Kenapa bukan pakai box? Petugas pun menyalahkan pihak warung, sambil berkata dengan nada bercanda ya mbak biasalah namanya juga Indonesia, kalau ga kacau kan ga bikin kangen. Dengan ketus saya berkata, tidak, yg begini tidak bikin saya kangen!!!!
Saya pun akhirnya berdiri disamping luar paviliun alias dijalanan, sambil berdiri memakan makanan Indonesia yg saya beli. Tentunya sambil ngomel2 dengan suara keras! Mungkin karena ga enak atau entah kenapa, pihak warung mengambilkan kursi buat kami duduk diluar.
Selesai makan, saya bertanya ke ‘pagar ayu’ yg berdiri diluar, menunggu siapa mereka? Katanya nunggu pak Mentri datang. Sekilas saya intip dalamnya paviliun indonesia, haduuhhhhh… kembali.saya speechless! (Liat sendiri difoto deh) Saya tanya lagi, kok ga ada display seperti negara2 lain, dia bilang iya nanti ini cuma ada restaurant saja didalam….tapi saya kurang tau juga sih programnya apa, soalnya saya hanya jaga hari ini saja. DUAAARRRRRRR!!!! Kembali saya speechless…
Kesan saya tentang paviliun Indonesia di hari pertama dibukanya World Expo?
TOTAL CHAOS!!!
Jujur saja, buat saya lebih baik ga usah buka paviliun yg membawa nama negara kalau ga bisa mengharumkan namanya. Saya jujur sebagai WNI yg tinggal di LN jadi maluuuuuu!!!
Expo ini akan berlangsung sampai bulan Oktober nanti. Masih ada waktu 6 bulan utk melakukan perbaikan. Kalau dari arsitektur bangunan rasanya sulit utk dirubah supaya bersaing dengan tetangga2 sebelah. Tapi paling tidak harapan saya program2 didalam paviliun Indonesia bisa diperbaiki. Banyak jalan menuju ke Roma, asal memang niat plus berdedikasi dan profesional!
Semoga saja!!!
sekarang gimana?
gw sih mengamati cuman lewat TV, di TV sih bagus2, mudahan sesuai kenyataan
http://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/28/e6dbfea0-a7b5-4296-b124-efa27d95b493_169.jpg?w=780&q=90
Milan expo sudah berakhir tanggal 31 Oktober 2015, alm Didi Petet yg berperan dalam paviliun Indonesia di Milan Expo.
Katanya di bulan pertama paviluin Indonesia tampil memprihatinkan atau terlihat ala kadarnya, seperti biasa gak ada biaya, pemerintah kurang mendukung, akhirnya pihak swasta yg memodali dan sekarang kabarnya juga paviliun Indonesia sudah banyak perbaikan.
ada artikel dari seorang bernama Wulan Putri-Roos terkait tentang pavilun Indonesia di milan expo pada awal2 pembukaan milan expo
‘Terhempas’ di depan paviliun Indonesia – World Expo 2015 di Milan
Bismillah
1 Mei 2015 adalah hari pembukaan World Expo yang dengan penuh suka cita saya hadiri. Saya terbang sekeluarga dari Paris dimana saat ini kamibermukim menuju Milan dgn harapan akan menikmati berbagai pertunjukan kelas dunia dari puluhan negara-negara yg berpartisipasi di World.Expo tsb.
Sesampainya kami di Expo, saya dan teman saya Artha pun cepat2 mencari peta Expo untuk mencari lokasi paviliun Indonesia. Sebagai warga Indonesia yg bertahun-tahun telah bermukim di Eropa, kami tentunya sangat antusias ingin melihat paviliun negara kami. Setelah dilihat, ternyata lokasi Paviliun Indonesia sangatlah jauh, alias paling ujung dari pintu masuk. Namun kami tetap semangat!!
Kami pun pelan2 menyusuri jalan utama Expo yang membelah paviliun2 54 negara didunia. Saya pun terkagum-kagum atas berbagai macam bentuk arsitektur dan presentasi tentang negara2 tsb. Oh ya, tema World Expo kali ini adalah ‘Feeding the planet, Energy for life’ . Paviliun Belanda dengan ciamik mengemas areanya dengan tema ‘fairground’, dengan booth berbagai makanan khas belanda sambil nongkrong diluar. Ramenya luar biasa, orang2 mengantri lama sekali hanya utk merasakan french fries ala belanda. Yak, benar, hanya utk merasakan kentang goreng Belanda!
Paviliun Perancis juga tak kalah menarik, sebelum masuk kita harus melewati taman hasil agricultural negara tsb. Arsitekturnya pun menarik, terinspirasi dari bentuk pegunungan Alps yang terbalik, didalamnya ada food market dan instalasi2 yg menerangkan tentang berbagai aspek makanan/agriculture negara mereka.
Dan masih banyak contoh2 negara lain yg sangat menarik dan bisa dilihat fotonya disini.
Setelah melihat berbagai keindahan disekeliling saya, kami pun semakin tak sabar ingin segera mencapai lokasi paviliun Indonesia. Akhirnya, tibalah juga kami disana.
Dan saya pun merasa terhempas!! Serasa jatuh dari jurang!!
Hari pembukaan World EXPO, jam 1 siang dan paviliun tampak lengang dan masih TUTUP!!!
Dari kisi2 bangunan semi open terlihat didalam ada kesibukan org2 memasang display (entah apa). Sementara itu disekelilingnya, semua paviliun telah ramai dikunjungi pengunjung, telah menyajikan tari2an, pertunjukan kultur, dll dsb. Seperti langit dan bumi bedanya! Dari sisi arsitektur bangunan pun…. saya sampai speechless!
Gedung pertemuan di Jakarta saja jauhhhhh banyak yg lebih menarik drpd bangunan yg ada didepan mata saya!
Paviliun Indonesia terkesan ‘miskin’ dibandingkan paviliun2 lainnya…. Tanpa saya sadari, air matapun meleleh. SESAK, SEDIH, KECEWA! Bangunan dihadapan saya, yang seharusnya bisa mewakili 250 juta penduduk Indonesia dimata dunia, terasa bagaikan sebuah lelucon buruk tak berkelas! Silahkan bandingkan sendiri dan lihat foto2nya.
Kamipun membalikkan badan dan makan siang di paviliun Italia sambil menunggu waktu ‘buka’ utk paviliun Indonesia.
Jam menunjukkan sekitar pukul 4 sore. Kami tiba di paviliun lagi dan melihat sebelum pintu masuk ada warung kecil menjual makanan indonesia. Menunya, hanya nasi goreng/mie goreng + telor balado + 2 krupuk kecil + 1 minuman dibandrol dengan harga 15 euro per porsi.
Yak, 15 euro utk makanan yang rasanya pun menurut saya jauuuuhhhh dibawah standar enak! Sama sekali tidak mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia!
Lucunya, makanan disajikan dengan piring plastik, ketika saya hendak masuk utk duduk makan didalam.malah dicegat. Katanya didalam hanya utk undangan. Ketika saya tanya, lah trus pengunjung makan dimana? Petugas mengatakan makanan diwarung sebenarnya hanya untuk dibawa pulang. Dengan muka kesal dan suara naik 5 oktaf saya bilang lantas kalau memang utk makanan take away, kenapa penyajiannya pakai piring plastik? Kenapa bukan pakai box? Petugas pun menyalahkan pihak warung, sambil berkata dengan nada bercanda ya mbak biasalah namanya juga Indonesia, kalau ga kacau kan ga bikin kangen. Dengan ketus saya berkata, tidak, yg begini tidak bikin saya kangen!!!!
Saya pun akhirnya berdiri disamping luar paviliun alias dijalanan, sambil berdiri memakan makanan Indonesia yg saya beli. Tentunya sambil ngomel2 dengan suara keras! Mungkin karena ga enak atau entah kenapa, pihak warung mengambilkan kursi buat kami duduk diluar.
Selesai makan, saya bertanya ke ‘pagar ayu’ yg berdiri diluar, menunggu siapa mereka? Katanya nunggu pak Mentri datang. Sekilas saya intip dalamnya paviliun indonesia, haduuhhhhh… kembali.saya speechless! (Liat sendiri difoto deh) Saya tanya lagi, kok ga ada display seperti negara2 lain, dia bilang iya nanti ini cuma ada restaurant saja didalam….tapi saya kurang tau juga sih programnya apa, soalnya saya hanya jaga hari ini saja. DUAAARRRRRRR!!!! Kembali saya speechless…
Kesan saya tentang paviliun Indonesia di hari pertama dibukanya World Expo?
TOTAL CHAOS!!!
Jujur saja, buat saya lebih baik ga usah buka paviliun yg membawa nama negara kalau ga bisa mengharumkan namanya. Saya jujur sebagai WNI yg tinggal di LN jadi maluuuuuu!!!
Expo ini akan berlangsung sampai bulan Oktober nanti. Masih ada waktu 6 bulan utk melakukan perbaikan. Kalau dari arsitektur bangunan rasanya sulit utk dirubah supaya bersaing dengan tetangga2 sebelah. Tapi paling tidak harapan saya program2 didalam paviliun Indonesia bisa diperbaiki. Banyak jalan menuju ke Roma, asal memang niat plus berdedikasi dan profesional!
Semoga saja!!!
sekarang gimana?
gw sih mengamati cuman lewat TV, di TV sih bagus2, mudahan sesuai kenyataan