PDA

View Full Version : Diskusi pake data



purba
08-03-2015, 06:13 PM
::ngakak2::

Sekarang mulai tren di ::KM:: bahwa diskusi diminta data. Tapi apa yg mereka maksud dgn data? Yg saya alami, ternyata data adalah pengakuan-pengakuan peserta diskusi terhadap apa yg mereka alami. Misal, ada yg mengaku di tempat kerjanya sedang ada perbaikan birokrasi sejak Jokowi berkuasa. Itulah data. Yg satunya lagi mengaku ada teman utk naik pangkat dari balok ke melati nyogok sekian rupiah karena itu perlu pemutihan. Itu data.

Sementara saya memahami data (minimal diskusi a la ::KM::) lebih ke isi referensi, misal link ke berita online atau link ke sumber resmi, seperti undang-undang, dst. Kenapa saya menggunakan media massa sbg referensi dan sumber data (meski sekunder)? Karena dapat diakses oleh semua orang, sehingga lawan diskusi pun dapat menilai data yg saya pake. Lha kalo data adalah pengakuan-pengakuan orang per orang, gimana validasinya?

Dulu, waktu diskusi ttg teori evolusi pun saya gunakan data dari sumber primer, misal buku teks online atau jurnal ilmiah online. Tapi lawan diskusi malah menggunakan blog pastor gereja sbg sumber datanya. Tapi masih mendinglah blog pastor dari pada pengakuan sendiri yg sulit divalidasinya.

cha_n
08-03-2015, 08:11 PM
emang pengertian data apa? lu kan katanya pinter, tahu dong pengertian data, sumber data apa aja. hasil observasi data bukan?
hasil observasi itu malah data primer, apalagi misal gua, emang kerjaan gua itu, gua bahas apa yang terjadi di tempat kerja gua. itu data.

data sekundernya (seperti maunya purba, percayanya ama data sekunder) gampang ditemukan di media massa kok. search aja misal terkait bkpm.
perbaikan birokrasi misalnya penyederhanaan proses perizinan emang terjadi sekarang. terus masalahnya apa?
terus yang dipercaya purba apa? blog abal2 lebih dipercaya. apa aja asal ditulis di internet itu fakta?
cerdas banget ya si purba

yang ga bisa disaring itu sikap nyinyir, itu udah mendarah daging. orang bawa fakta pun tetap dinyinyirin.

kandalf
09-03-2015, 09:41 AM
Terkadang, observasi pribadi tidak berarti lebih buruk daripada tautan media massa lho.

Misalkan nih,
ada yang optimis bahwa pemuda Indonesia kritis dengan menampilkan tautan-tautan ke media massa berisi demonstrasi-demonstasi bahkan bentrok antara mahasiswa dengan polisi.
Tapi saya, dalam diskusi tetap pesimis dengan menuliskan pengamatan pribadi tentang pemuda-pemuda sekitar saya.

Apakah kemudian derajat pengamatan pribadi saya lebih rendah daripada berita-berita media massa?

Tentu saja, yang baik adalah ketika ada yang melakukan survey seberapa aktif pemuda kita tetapi kalaupun ada survey macam itu, pasti masih dipertanyakan lagi bias si peneliti.
Lha dulu, ada yang menyurvey (si Iip Wijayanto) dan mengatakan 97% mahasiswi Yogya tidak perawan langsung dipertanyakan biasnya dan metodenya kok.

Casanova Love
09-03-2015, 10:35 AM
Kudu dibedakan antara:
- Data statistik
- Opini
- Testimony
- Referensi

Kl opini itu bisa jadi berdasarkan logika pemikiran subyektif seseorang.
Opini bisa jadi spekulatif. Opini tidak bisa mewakili populasi.

Kl testimony,
Ini informasi/data berdasarkan pengalaman orang per orang yang tidak mewakili populasi.

Kl referensi,
Ini data/informasi yg mengacu pada data/informasi dari pihak/sumber/orang lain.
Data/informasinya bisa berupa data statistik, bisa juga berupa Testimony, ataupun opini.

Data statistik itu paling kuat karena dia dianggap dapat mewakili populasi atau setidaknya nyaris mewakili populasi.

Kl org klaim:
Jokowi sukses,
Maka klaim itu akan sangat kuat jika dia melampirkan data statistik, yg tidak hanya testimoni 1 orang atau 1 golongan masyarakat saja, mlainkan sudah mwakili sebagian besar golongan masyarakat.

--------

Namun bgitu,
Diskusi mah silakan aja gunakan opini maupun testimony.
Namun kl argumennya baru opini atau testimony, maka tidak ada pihak yg berhak klaim 'paling benar' sebelum memberikan data statistik pembuktian.

Hehehehe (sotoy mode=on)

tsu
09-03-2015, 10:47 AM
IMHO lebih penting sikap respek, saling menghargai saat berdiskusi
ingat tujuan diskusi ini apa, untuk nyiyir atau mencapai suatu pemahaman bersama

segebok data tidak akan pernah bisa berguna kalau sikap respek sudah tidak ada ;)

surjadi05
09-03-2015, 11:20 AM
respect is for those who deserve it, not for those who demand it
::ngopi::

Alethia
09-03-2015, 11:37 AM
bedakan diskusi dengan curhat, pembalasan dendam kesumat dan menggilak bin kumat::hihi::

gogon
09-03-2015, 02:04 PM
silakan ajak dia diskusi:

http://925rebellion.com/wp-content/uploads/2013/04/3q5qpb-245x300.jpg

mbok jamu
09-03-2015, 02:23 PM
Data iku cathetan kumpulan fakta. Jroning kačlmuan (člmiah), fakta dikumpulaké supaya dadi data. Fakta or fact is something that has really occurred or is actually the case. Jadi mbok sependapat dengan mba Pur. Kalau memang ada datanya, silahkan dijabarkan. That's what data is for, to be discussed.

kandalf
09-03-2015, 02:53 PM
sekarang lebih valid mana,

antara data tautan dari media di mana si wartawan menyaring perkataan narasumber
dengan data obrolan warung kopi di mana kita ngobrol dengan narasumbernya sendiri?

Alethia
09-03-2015, 03:16 PM
data itu kan yang buat bangun rumah itu kan kong? surjadi05

---------- Post Merged at 02:16 PM ----------

tergantung diskusinya buat apa dulu, kalau buat saling mengisi dan tukar informasi, saling koreksi baru enak
kalau buat gegontokan mah jangan refot2 pake data pake parang aja::hihi::

Casanova Love
09-03-2015, 03:21 PM
IMHO lebih penting sikap respek, saling menghargai saat berdiskusi
ingat tujuan diskusi ini apa, untuk nyiyir atau mencapai suatu pemahaman bersama

segebok data tidak akan pernah bisa berguna kalau sikap respek sudah tidak ada ;)

Dan tanpa attitude 'pokoknya A udah pasti salah'

surjadi05
09-03-2015, 05:26 PM
data itu kan yang buat bangun rumah itu kan kong? surjadi05

---------- Post Merged at 02:16 PM ----------

tergantung diskusinya buat apa dulu, kalau buat saling mengisi dan tukar informasi, saling koreksi baru enak
kalau buat gegontokan mah jangan refot2 pake data pake parang aja::hihi::
Bukannya data itu buat foya2 sus ? ::ungg::

Casanova Love
09-03-2015, 06:28 PM
rada maksa sih.
data itu sepuluh, misal data sila bandung

TheCursed
09-03-2015, 07:50 PM
silakan ajak dia diskusi:

http://925rebellion.com/wp-content/uploads/2013/04/3q5qpb-245x300.jpg

Jangan mau ketipu. yang itu LORE. Bukan DATA. ::ungg::
Ngga' bisa diajak berdiskusi. Yang ada cuma missinformasi dan trolling semata.

et dah
09-03-2015, 09:50 PM
dikusi pake otak
jangan cuma nge troll doang

ndableg
10-03-2015, 12:06 AM
O ya? Ada trend baru? Baru tau...

Kalo menurut gw sih yg namanya data adalah informasi. Misalnya data diri, isinya informasi2 tentang diri seseorang.
Kalo ada yg minta data dalam diskusi, ya simpel aja, artinya minta informasi lengkap mengenai statement seseorang yg dianggap ngawur. Jadi minta bukti informasi valid. Dan tentu ga menutup kemungkinan ketika purba memberikan informasi lalu langsung dianggap informasi itu valid.

Entah kalo ini sebuah hal baru yg muncul dari hasil diskusi ngalor ngidul. Tapi keknya ga trend deh...

ndableg
10-03-2015, 12:08 AM
Sementara saya memahami data (minimal diskusi a la ::KM::) lebih ke isi referensi, misal link ke berita online atau link ke sumber resmi, seperti undang-undang, dst. Kenapa saya menggunakan media massa sbg referensi dan sumber data (meski sekunder)? Karena dapat diakses oleh semua orang, sehingga lawan diskusi pun dapat menilai data yg saya pake. Lha kalo data adalah pengakuan-pengakuan orang per orang, gimana validasinya?

Ud bener kok pur? Lalu mengapa dikau galau?

purba
10-03-2015, 06:55 AM
emang pengertian data apa? lu kan katanya pinter, tahu dong pengertian data, sumber data apa aja. hasil observasi data bukan?
hasil observasi itu malah data primer, apalagi misal gua, emang kerjaan gua itu, gua bahas apa yang terjadi di tempat kerja gua. itu data.

Lu punya hasil observasi. Gw juga punya hasil observasi. Tapi baik hasil observasi lu maupun gw, gak bisa gw dan lu validasi, lha ini mah jadi klaim-klaim sepihak yg kagak jelas juntrungannya.

Kenapa jadi kagak jelas? Misal, gw sebutin hasil observasi gw yg menunjukkan kemunduran-kemunduran bikrokrasi sejak Jokowi berkuasa. Karena lu gak bisa validasi, akhirnya lu bilang hasil observasi gw hanya omongan hater belaka, nyinyir, troll, etc etc dah... ::ngakak2::

Kalo lu dan gw dapat mengakses sumber yg menjadi hasil observasi gw dan lu tsb, nah itu lebih baik. Karena ini diskusi via internet, ya gunakanlah sumber-sumber yg bisa diakses dgn internet pula.

---------- Post Merged at 05:33 AM ----------


Terkadang, observasi pribadi tidak berarti lebih buruk daripada tautan media massa lho.

Misalkan nih,
ada yang optimis bahwa pemuda Indonesia kritis dengan menampilkan tautan-tautan ke media massa berisi demonstrasi-demonstasi bahkan bentrok antara mahasiswa dengan polisi.
Tapi saya, dalam diskusi tetap pesimis dengan menuliskan pengamatan pribadi tentang pemuda-pemuda sekitar saya.

Apakah kemudian derajat pengamatan pribadi saya lebih rendah daripada berita-berita media massa?

Bukan dalam 'sense' seperti itu. Ini diskusi via jejaring. Kalo sampeyan menyampaikan hasil pengamatan pribadi, bagaimana validasinya? Misal kandalf mengatakan hasil pengamatan pribadinya ttg sesuatu peristiwa sbg bla bla bla. Trus, purba percaya saja gitu? Ya tidak. Purba akan mencoba utk validasi perkataan kandalf tsb. Ini persis yg saya lakukan ketika lawan diskusi mengatakan bhw UU KPK menyatakan bla bla bla. Nah, saya cek tuh UU KPK, dst.

---------- Post Merged at 05:43 AM ----------



Namun bgitu,
Diskusi mah silakan aja gunakan opini maupun testimony.
Namun kl argumennya baru opini atau testimony, maka tidak ada pihak yg berhak klaim 'paling benar' sebelum memberikan data statistik pembuktian.

Nah ini namanya kedewasaan. ::ngakak2::

Yg saya lihat juga begitu. Apa yg mereka bilang sebagai data adalah masih pada tataran opini ataupun testimoni. Makanya saya selalu bilang: Saya menggunakan media massa sebagai sumber data/referensi (agar mudah diakses oleh siapa saja) dan menggunakan common sense dlm berargumentasi (agar dapat semudah mungkin dipahami oleh siapa saja).

---------- Post Merged at 05:46 AM ----------


IMHO lebih penting sikap respek, saling menghargai saat berdiskusi
ingat tujuan diskusi ini apa, untuk nyiyir atau mencapai suatu pemahaman bersama

segebok data tidak akan pernah bisa berguna kalau sikap respek sudah tidak ada ;)

Mudah dikatakan, tapi sulit dipraktekkan. Apalagi kalo lawan diskusinya punya opini yg berlawanan. Bisa-bisa distigma sbg hater, troll, nyinyir, asbun, de el el lah.... Makanya pernah gw bilang bahwa gw udah lama ikutan diskusi di forum beginian. ::ngakak2::

---------- Post Merged at 05:55 AM ----------



Kalo menurut gw sih yg namanya data adalah informasi. Misalnya data diri, isinya informasi2 tentang diri seseorang.
Kalo ada yg minta data dalam diskusi, ya simpel aja, artinya minta informasi lengkap mengenai statement seseorang yg dianggap ngawur. Jadi minta bukti informasi valid. Dan tentu ga menutup kemungkinan ketika purba memberikan informasi lalu langsung dianggap informasi itu valid.

Informasi valid? Nah itu bagaimana mem-validasi sebuah informasi yg berupa pengakuan diri?

purba
10-03-2015, 07:19 AM
sekarang lebih valid mana,

antara data tautan dari media di mana si wartawan menyaring perkataan narasumber
dengan data obrolan warung kopi di mana kita ngobrol dengan narasumbernya sendiri?

Sama saja. Misal purba diskusi dgn kandalf. Purba menggunakan data dari media massa ataupun purba menggunakan data dari kandalf, itu sama saja, toh keduanya (baik media massa maupun kandalf berhadapan langsung dengan narasumber). Malah media massa lebih bisa dipertanggungjawabkan karena sifatnya yg menjadi milik publik. Artinya media massa lebih sulit utk berbohong, dibandingkan pengakuan pribadi.

tsu
10-03-2015, 08:00 AM
Mudah dikatakan, tapi sulit dipraktekkan. Apalagi kalo lawan diskusinya punya opini yg berlawanan. Bisa-bisa distigma sbg hater, troll, nyinyir, asbun, de el el lah.... Makanya pernah gw bilang bahwa gw udah lama ikutan diskusi di forum beginian. ::ngakak2::



selalu ada option "mengalah untuk menang"

kandalf
10-03-2015, 09:38 AM
Sama saja. Misal purba diskusi dgn kandalf. Purba menggunakan data dari media massa ataupun purba menggunakan data dari kandalf, itu sama saja, toh keduanya (baik media massa maupun kandalf berhadapan langsung dengan narasumber). Malah media massa lebih bisa dipertanggungjawabkan karena sifatnya yg menjadi milik publik. Artinya media massa lebih sulit utk berbohong, dibandingkan pengakuan pribadi.

Sayangnya,
data dari media massa seringkali melalui dua kali penyaringan.
Penyaringan pertama dari wartawannya sendiri.
Penyaringan kedua dari editor.
Belum yang ketiga, dari pemilik modal.

Saya sudah beberapa kali berada di sebuah tempat kejadian dan saat dimuat di media massa manapun ada beberapa bagian yang hilang.

Itu sebabnya, kadang saya unduh majalah detik mingguan atau beli majalah mingguan. Karena biasanya, yang hilang2 itu ada di edisi 'mingguan'.

Saya pribadi sih jarang mengeluarkan observasi personal kecuali kalau ada unsur personal, misalnya ada kejadian pemukulan dan yang dipukul adalah saudara saya, atau ada tuduhan terhadap almameter.

Alethia
10-03-2015, 09:42 AM
boleh numpang tanya ga pak, bu..apakah isi dalam kitab suci juga bisa disebut data?
sejauh mana kita bisa tau kebenarannya, apakah dengan cek langsung? misal, mengunjungi makam, museum sejarah, bangunan bersejarah dsb?

Apaka misal saat ini saya bilang saya adalah zombie,saya makan ini itu, hdp begini begitu bla bla bla.... bisa disebut data?

kandalf
10-03-2015, 09:59 AM
Kitab suci adalah data.
Tapi data tersebut hanya menyatakan bahwa si penulis (kita bicara tentang orang atau manusia yang menuliskannya, bukan sumber pernyataan atau sumber inspirasi pernyataan) menyatakan demikian.

surjadi05
10-03-2015, 10:38 AM
Kok gw merasa kalo si purba mau 'diskusi" pake ATURAN dia sendiri yah, kalo dia ga ngerti harus "disuap" sampe ngerti, kalo dia bilang opini dia data yg didapat dari media massa, kita mesti ngerti itu data bukan opini, kalo dia lagi nge troll kita harus maklum, kayak diskusi dengan atasan cewe yg lagi dapet::arg!::::arg!::::hihi::::hihi::

Alethia
10-03-2015, 11:28 AM
Jadi kalau data dimuat di internet, di buku, di majalah, di dinding sekolah, di jamur merang eh..mskdnya belum tentu bener sesuai fakta juga ya?
gw cuma percaya sama data statistik dari lembaga badan statistik doank, atau kalau hasil penelitian dari ahli di bidang masing2 yang sdh diverifikasi sama lembaga yang berkaitan, selebihnya yang cuma 'katanya si anu di ono, atau si ina begono karena si inu" kayaknya kurang gress buat didebatin sampe pake kafak ama farang segala

Apalagi kalau kita bukan pengambil keputusan juga, cuma ngobrol2 d warung kopi ambil ambil angkat sebelah kaki.

purba
10-03-2015, 11:53 AM
... selebihnya yang cuma 'katanya si anu di ono, atau si ina begono karena si inu" kayaknya kurang gress buat didebatin sampe pake kafak ama farang segala

Apalagi kalau kita bukan pengambil keputusan juga, cuma ngobrol2 d warung kopi ambil ambil angkat sebelah kaki.

Nah, memang begitu diskusi di forum macam ::KM:: ini. Karena itu, saya menggunakan sumber berupa media massa, mudah di-akses oleh siapa saja dan 'santai'. Kalo yg lain mau menggunakan sumber yg lain, silakan saja. Tapi, buat saya, kalo mau diskusi dgn baik, perlu validasi apa yg dinyatakan oleh lawan diskusi. Tidak percaya begitu saja. :D

Alethia
10-03-2015, 12:10 PM
tidka percaya begitu saja itu boleh aja tapi ga usah pake urat juga ngemengnya,ga usah di flaming, biar sante gitu kan, ceria, bersajaha, membahana, bergelora::oops::

menurut eik sih yang penting kalau mau diskusi, yang penting informatif aja. Ga perlu passive aggressive. Masalah datanya valid atau ga, biar yang ragu-ragu yang mencek sendiri. Kalau mereka ga percaya? Ya udinda, lu ga berkurang satu bulu ketek pun kan kalau ada yang ga percaya ama data lu?


xixxixixiixi

dan kalau yang ga percaya adalah elu, ya lu cek sendiri donk kebenaran datanya, Lu datengin sumber-sumbernya yang kata mereka bilang ina inu. it is not their job to convince you, they are not your child fruit, aren't they?

surjadi05
10-03-2015, 12:40 PM
xixxixixiixi

dan kalau yang ga percaya adalah elu, ya lu cek sendiri donk kebenaran datanya, Lu datengin sumber-sumbernya yang kata mereka bilang ina inu. it is not their job to convince you, they are not your child fruit, aren't they?
Wisely said, ohh gw ga nyangka sus alethia sedemikian bijaksana, ::matabesar::gw berubah pikiran, gw pengen disuntik 5x sehari biar bisa sebijaksana sus ale , boleh sus?::ungg::

purba
10-03-2015, 03:09 PM
dan kalau yang ga percaya adalah elu, ya lu cek sendiri donk kebenaran datanya, Lu datengin sumber-sumbernya yang kata mereka bilang ina inu. it is not their job to convince you, they are not your child fruit, aren't they?

Lho lha iya. Itu udah kebiasaan gw diskusi, kalo gak percaya, gw cek sendiri. Misalnya ada yg bilang di UU KPK tertulis ttd semuanya. Lha gw cek langsung ke UU KPK, ternyata gak ada tuh apa yg dibilangnya. ::ngakak2::

Makanya juga gw bikin topik ini karena kayaknya sedang tren di ::KM:: utk menanyakan data pada lawan diskusi. ::hihi::

---------- Post Merged at 02:09 PM ----------


Kok gw merasa kalo si purba mau 'diskusi" pake ATURAN dia sendiri yah, kalo dia ga ngerti harus "disuap" sampe ngerti, kalo dia bilang opini dia data yg didapat dari media massa, kita mesti ngerti itu data bukan opini, kalo dia lagi nge troll kita harus maklum, kayak diskusi dengan atasan cewe yg lagi dapet::arg!::::arg!::::hihi::::hihi::

Aturan si purba sendiri? Yg ada, gw ngikutin apa mau lu dalam diskusi, sampe lu kepentok sendiri. Pake data, hayoo... Nyinyir-nyinyiran, hayoo.... ::ngakak2::

surjadi05
10-03-2015, 03:14 PM
Lho lha iya. Itu udah kebiasaan gw diskusi, kalo gak percaya, gw cek sendiri. Misalnya ada yg bilang di UU KPK tertulis ttd semuanya. Lha gw cek langsung ke UU KPK, ternyata gak ada tuh apa yg dibilangnya. ::ngakak2::

Makanya juga gw bikin topik ini karena kayaknya sedang tren di ::KM:: utk menanyakan data pada lawan diskusi. ::hihi::

---------- Post Merged at 01:58 PM ----------



Lho lha iya. Itu udah kebiasaan gw diskusi, kalo gak percaya, gw cek sendiri. Misalnya ada yg bilang di UU KPK tertulis ttd semuanya. Lha gw cek langsung ke UU KPK, ternyata gak ada tuh apa yg dibilangnya. ::ngakak2::

Makanya juga gw bikin topik ini karena kayaknya sedang tren di ::KM:: utk menanyakan data pada lawan diskusi. ::hihi::
Hihihi ini nyindir gw yah? ::hihi::
Gw kan dah bilang, kalo lu nyari di tempat yg salah mana mungkin ketemu, ibaratnya lu nyari rendang di toko bangunan, mau seluruh toko bangunan di dunia lu masukin juga ketemu, habis itu ngoceh2 gak ada itu yg namanya rendang ::hihi::

Lu bilang semua data lu berasal dari internet, coba lu check ALASAN UTAMA pra peradilan bg, disana dibilang kok ga semua pimpinan kpk ttd ::hihi::

Nih gw kasih hint lagi , aturan yg mengatur itu mengatakan itu cuma Syarat ......, bukan SYARAT ......
, begitu SYARAT ...... itu terpenuhi, maka alasan itu gak bisa dipake hakim buat menggugurkan "ketersangkaan si bg" nah silahkan isi titik2 tsb dengan logika eh data elu yg merupakan kumpulan data dari internet ::hihi::

Gw kan dah bilang lu kasih bukti ucapan lu yg mengatakan faisal basri mengatakan indo merupakan satu2nya pengimpor premium, gw scan langsung bukti keberadaan uu itu, kalo bahasa orang hukum QUID PRO QUO, kalo bahasa baratnya "Ang garuik punggung den, den garuik punggung ang", kalo bahasa padangnya "u show urs, i show mine" ::hihi::

TheCursed
10-03-2015, 06:20 PM
^Oi oi oi... Pertikaiannya jaadi tumpah ruah sampe thread sini, Kong Sur ?
Entar di marahin Admin, dan Kong Sur jadi waras, terus nggak boleh masuk RSJ KM lagi. ::nangis::

surjadi05
10-03-2015, 07:35 PM
yoii sorry om, ampunnn mod gogon mengotori tempat semedi mod gogon, udaah ane cabut aja::maap::

purba
10-03-2015, 11:46 PM
Hihihi ini nyindir gw yah? ::hihi::
Gw kan dah bilang, kalo lu nyari di tempat yg salah mana mungkin ketemu, ibaratnya lu nyari rendang di toko bangunan, mau seluruh toko bangunan di dunia lu masukin juga ketemu, habis itu ngoceh2 gak ada itu yg namanya rendang ::hihi::

::ngakak2:: merasa kesindir lu ya? ::hihi::

Pake analogi segala lagi. Seolah-olah si purba mencari pernyataan surjadi05 di tempat yg salah, dst. Mendingan ngomong aje item puti. Kalo pake analogi, gak pas, malah ngaco. Jelas-jelas lu bilang tertulis di UU KPK. Apa gw perlu meng-quote lagi pernyataan lu itu di sini? Bosen.... ::ngakak2::



Lu bilang semua data lu berasal dari internet, coba lu check ALASAN UTAMA pra peradilan bg, disana dibilang kok ga semua pimpinan kpk ttd ::hihi::

Semua data gw dari internet? Trus dia lupa apa yg dia tulis waktu itu. Gw sampe bosen quote tulisan dia. ::ngakak2::

Ok, bolehlah ALASAN UTAMA prapreadilan BG seperti itu, yaitu: Gak semua pimpinan KPK ttd. Ini seh gak gw permasalahkan. Kecuali klo lu maksud, BG menang di prapreadilan karena gak semua pimpinan KPK ttd, nah itu gw cek di Tempo online, dan lagi-lagi BG menang bukan karena gak semua pimpinan KPK ttd.

Hadeww..gw kagak tau dah lu ngomong apa. Gw dah lama ngikutin diskusi di forum macam beginian. Yg diskusinya akhirnya plintat-plintut, ngeles sana ngeles sini, mentok ngamuk, mentok bikin onar topik, mentok malah nuduh asbun, diskusi pengennya menang kalah, dlsb dah.... ::ngakak2::



Nih gw kasih hint lagi , aturan yg mengatur itu mengatakan itu cuma Syarat ......, bukan SYARAT ......
, begitu SYARAT ...... itu terpenuhi, maka alasan itu gak bisa dipake hakim buat menggugurkan "ketersangkaan si bg" nah silahkan isi titik2 tsb dengan logika eh data elu yg merupakan kumpulan data dari internet ::hihi::

Ngomong apaan lu? ::ngakak2::



Gw kan dah bilang lu kasih bukti ucapan lu yg mengatakan faisal basri mengatakan indo merupakan satu2nya pengimpor premium, gw scan langsung bukti keberadaan uu itu, kalo bahasa orang hukum QUID PRO QUO, kalo bahasa baratnya "Ang garuik punggung den, den garuik punggung ang", kalo bahasa padangnya "u show urs, i show mine" ::hihi::

Mengenai impor premium? ::ngakak2:: Ini juga gw udh klarifikasi ke lu, kalo yg lu maksud tulisan: Faisal Basri berkata, 'Indonesia satu2nya pengimpor premium.", itu gw gak bisa temuin di media online. Tapi berita ttg Indonesia pengimpor premium, itu banyak diberitakan di media online.

Ini contoh pemberitaan online media tsb:

http://economy.okezone.com/read/2014/12/21/19/1082147/cuma-indonesia-yang-masih-impor-premium


... JAKARTA - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas mengungkapkan, Indonesia melalui Petral selama ini menjadi satu-satunya importir di Asia yang membeli Research Octane Number (RON) 88 alias Premium. Namun RON 88 yang dihasilkan selama ini adalah hasil dari blending RON 92.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas (Migas) Faisal Basri, mengatakan meski hanya Indonesia yang membeli RON 88, namun Petral sebagai importir RON 88 satu-satunya di Asia tidak punya kuasa dalam menentukan harga belinya. ...

Gimane? Gw diskusi, ya diskusi apa adanya, gak ada menang kalah. Tapi kalo mo nyinyir-nyinyiran, hayooo..... ::hihi::

---------- Post Merged at 10:46 PM ----------

Nih lagi:

http://industri.bisnis.com/read/20141221/44/384754/impor-bbm-tim-reformasi-migas-rekomendasi-impor-premium-disetop-diganti-pertamax


... Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan impor bahan bakar minyak "RON88" (bensin Premium) yang dilakukan Indonesia bisa membuka peluang kartel, karena negara ini adalah satu-satunya pembeli BBM jenis tersebut di dunia.

"Ini membuka peluang terjadi kartel penjual, karena mereka punya kepentingan menghasilkan RON88 hanya untuk Indonesia," kata Faisal dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (21/12/2014).

Menurut dia, Indonesia adalah satu-satunya pembeli terbesar RON88 di dunia. ...

Puas? ::hihi::

ndableg
11-03-2015, 01:32 AM
Informasi valid? Nah itu bagaimana mem-validasi sebuah informasi yg berupa pengakuan diri?

Pengakuan diri? itu mah ga bakal valid selama ga ada informasi resmi dari sumber2 lain. Bahkan satu sumber ga cukup buat validasi.
Logika juga bisa digunakan untuk validasi, tapi toh bbrp pernyataan perlu memberikan perincian detail untuk bisa dipahami secara logis.

Menurut gw yg diributkan kang sur itu bukan sekedar data2 tapi fakta, karena diskusi lu kan biasanya cuma berdasarkan logika lu yang akhirnya meliuk2 jadi tukang ramal.

tuscany
11-03-2015, 03:52 AM
Wah... Perang urat sahwatnya meluber jauh sampe ke sini.

Data itu jamak, kalo tunggal namanya datum. Semasa masih sifatnya tunggal seperti pengakuan pribadi atau info online sepotong belum bisa disebut data. Data pun terbagi lagi yg valid dan tidak valid. Pas diskusi ya ndak papa saling skeptis, cuman caranya itu mbok yg elegan dikit napa.

purba
11-03-2015, 04:16 AM
Pengakuan diri? itu mah ga bakal valid selama ga ada informasi resmi dari sumber2 lain. Bahkan satu sumber ga cukup buat validasi.
Logika juga bisa digunakan untuk validasi, tapi toh bbrp pernyataan perlu memberikan perincian detail untuk bisa dipahami secara logis.

Nah, lu paham kan, kalo pengakuan diri sulit utk di-validasi, perlu sumber lain, dll. Kasih tau tuh temen-temen lu yg dikit-dikit minta data, juga yg dikit-dikit mengklaim pengakuan dirinya (diri orang lain, kagak) sebagai data valid.



Menurut gw yg diributkan kang sur itu bukan sekedar data2 tapi fakta, karena diskusi lu kan biasanya cuma berdasarkan logika lu yang akhirnya meliuk2 jadi tukang ramal.

::doh:: Diskusi gw lagi yg meliuk-liuk? Kagak beres? Nyinyir? Troll? Asbun? ::ngakak2::

Nah, setelah "DATA", sekarang muncul lagi istilah "FAKTA". Apa sih fakta? Apa sih data? Apa sih logika?

ndableg
11-03-2015, 04:47 AM
Satu lagi deh. Gaya lu sok jagoan.
Lu kasih tau deh temen2 lu di gang lu, jangan banyak bacot.

purba
11-03-2015, 05:19 AM
Satu lagi deh. Gaya lu sok jagoan.
Lu kasih tau deh temen2 lu di gang lu, jangan banyak bacot.

Jagoan nenek lu... ::ngakak2::

lattungtatturrus
11-03-2015, 08:59 AM
Ayooo dong...!!!da pada tua juga...masa diskusinya jadi kek gini...?

et dah
11-03-2015, 10:42 AM
Satu lagi deh. Gaya lu sok jagoan.
Lu kasih tau deh temen2 lu di gang lu, jangan banyak bacot.

tabok tabok ;D

surjadi05
11-03-2015, 11:17 AM
^^^

Kompor kompor ::hihi::

ndableg
12-03-2015, 01:02 AM
Jagoan nenek lu... ::ngakak2::

Loh.. tumben nolak..