PDA

View Full Version : Sunat Perempuan



AsLan
23-06-2011, 09:23 PM
Seorang dokter Mesir digelandang ke kantor polisi gara-gara melakukan sirkumsisi atau sunat terhadap seorang gadis kecil hingga menyebabkan meninggal dunia.

http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1circumcision2.jpg
(gambar ilustrasi)

Harian independen Mesir, Shorouk, melaporkan Jumat (20/8) bahwa polisi peduli dengan kasus kematian gadis itu setelah mendapat seruan untuk ikut membantu pemerintah mengawasi praktik sirkumsisi pada perempuan.

Suratkabar tersebut juga menyatakan bahwa jenazah korban dikuburkan secara ilegal untuk menutupi kejahatan sang dokter.

Dokter wanita yang tidak disebutkan namanya itu berasal dari wilayah Menufiya di Delta Sungai Nil, dan ia diajukan ke pengadilan pidana.

Sebenarnya praktik sirkumsisi pada perempuan telah dilarang di Mesir pada 2007 setelah ada sejumlah kasus kematian korban sunat. Namun praktik sunat perempuan ini diyakini masih dilakukan hingga saat ini, meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sebuah laporan pemerintah Mesir pada 2005 mencatat bahwa lebih dari 95% perempuan Mesir menjalani prosedur sunat yang menyakitkan.

Urzu 7
24-06-2011, 12:44 AM
yang disunat bagian apanya cewe???

AsLan
24-06-2011, 02:50 AM
yang disunat bagian apanya cewe???

Karena gak ada perintah yang jelas maka tiap budaya bebas menentukan sendiri, ada yg memotong klitoris, ada yg memotong sebagian dari klitoris, ada yg membuang labia minora bahkan labia mayora, sebagian lagi hanya melukai klitoris.

Urzu 7
24-06-2011, 02:22 PM
Kalo clit dipotong ntar ga sensitif lagi pas berhubungan

AsLan
25-06-2011, 03:29 AM
Kalo clit dipotong ntar ga sensitif lagi pas berhubungan

Betul pak, bahkan mungkin tidak bisa orgasme lagi seumur hidup.
Ini tradisi kuno di Arab dan Afrika, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan agama.

Alip
25-06-2011, 06:52 AM
Disunat sampai meninggal? Kok bisa? kehabisan darah atau gimana?

et dah
25-06-2011, 10:15 AM
nyunatnya sambil smsan kali

btw, Rip

emangnya harus disunat ya???

cha_n
25-06-2011, 05:00 PM
ga harus untuk perempuan

ancuur
25-06-2011, 05:30 PM
Seorang dokter Mesir digelandang ke kantor polisi gara-gara melakukan sirkumsisi atau sunat terhadap seorang gadis kecil hingga menyebabkan meninggal dunia.



gimana gak meninggal klo liat di gambarnya.. aja kotor bin jorok gak steril ..
udah gitu yg sunat jga kerudungan gitu.. btw itu jubah steril gak ?? jgn2 sdh seminggu gak di cuci :gebuk:

minniesca
25-06-2011, 06:10 PM
coba yang nyunat na dokter ancurrr...pasti iduppp


:cilukba:

ancuur
25-06-2011, 06:30 PM
coba yang nyunat na dokter ancurrr...pasti iduppp


:cilukba:

mini mau gw sunat :P

Urzu 7
26-06-2011, 09:47 AM
^dokter ancuur pinter memanfaatkan kesempatan::elaugh::

AsLan
12-08-2011, 12:13 AM
Aturan sunat perempun simpangsiur, kementerian Kesehatan terkesan mendua. November tahun lalu, instansi ini menetapkan sunat perempuan harus dilakukan petugas medis. Sedang surat Edaran instansi itu 2006 lalu melarang sunat perempuan. Ada apa dibalik 2 aturan yang saling bertolak belakang ini? Bagaimana pula kisah perempuan korban sunat?

Angela Dewi atau akrab dipanggil Dela masih ingat peristiwa sunat yang dialaminya saat berumur 11 tahun. Kala itu Bidan menggores klitorisnya dengan silet. Bius yang disuntikkan dalam tubuh ternyata tidak bekerja optimal. Akibatnya, sakit yang tak tertahankan harus dirasakan perempuan asal Sumatera Barat ini. "Trauma sih terus terang trauma dan pada saat menunggu giliran itu aku deg-degan sekali. Deg-degan dan di dalam itu aku menangis meraung-raung karena ini rasa sakit yang baru."

Pakai Silet
Saat itu keluarganya sedang berlibur di kampung halaman di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Satu siang, dia dan kedua adik perempuannya dibawa ke sebuah klinik bidan.
"Waktu itu enggak ada pasien lain, aku dan adik-adikku aja. Kita dipanggil satu persatu ke dalam ruangan praktek bidannya itu, duduk di kursi yang tinggi seperti di dokter gigi, mencopot pakaian dalam. Kebetulan bidannya masih keluarga juga, ada 2 asistennya yang memegangi terus dibius,(bidannya bilang) 'agak sakit ya tahan'."

Jadi Trauma
Rasa sakit akibat sunat memang hanya dirasakan selama beberapa hari, namun syok yang ditimbulkan menjadi trauma. Bahkan setelah dewasa, rasa sakit itu sempat membuat Dela takut berhubungan intim dengan suami.
"Kalau dari fisik mungkin sakitnya udah enggak tapi perasaan trauma karena bagian intim kita digores pada saat kita sudah tahu artinya kayak gitu. Maaf kalau misalnya berhubungan gitu ya, ada memori yang balik lagi kayak gitu."

Trauma ini pula yang membuat Dela akhirnya memutuskan tidak melakukan sunat dan tindik pada anak perempuannya.

Pria Beda
Jika sunat pada pria diartikan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari *****, maka artinya berbeda pada sunat perempuan. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, ada beberapa jenis sunat pada perempuan, diantaranya menghilangkan bagian permukaan dengan atau tanpa pengangkatan sebagian atau seluruh klitoris, dan pengangkatan klitoris diikuti pengangkatan sebagian atau seluruh bibir kecil ******. Sementara di Indonesia prakteknyapun beragam, seperti melukai atau menggores klitoris, menusuk, atau hanya sekedar ritus dengan menempelkan kunyit pada klitoris.

Paket Sunat
Nong Darol Mahmada mengalami putrinya disunat oleh perawat rumah sakit tanpa pemberitahuan pada dirinya. Saat itu, 7 tahun lalu, Nong melahirkan anak pertamanya di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Perawat rumah sakit beralasan, sunat menjadi satu paket dengan tindik kuping.
"Awalnya marah saya dan yang saya lakukan pertama kali itu langsung mengecek ****** anak saya apakah terjadi sesuatu atau tidak, ada goresan atau tidak, ada luka atau tidak, berdarah atau tidak dan lain-lain tapi alhamdullilah tidak."

Nong marah, tidak terima dengan tindakan itu, ia pun protes pada perawat.
"Saya bilang ke susternya saat itu gak bisa seperti itu, apapun itu harus dibilangin dulu, harus persetujuan orang tua dulu. Jangan mentang-mentang orang tuanya Islam terus dengan sendirinya bisa melakukan sunat pada anaknya, itu tidak bisa."

Dari awal Nong memang tidak setuju dengan sunat perempuan. Apalagi dia juga merupakan korban saat berumur sekitar 4 tahun. Meskipun sunat yang dijalaninya hanya berupa ritual menempelkan kunyit pada klitoris sesuai adat Banten tempatnya berasal. Menurut Nong, sunat hanya sebagai bentuk pengontrolan tubuh perempuan.

Tidak Berguna
Ramonasari dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI berpendapat, sunat perempuan tidak diperlukan sama sekali. Pasalnya, menurut perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini, sunat perempuan tidak berguna bagi kesehatan, berbeda dengan sunat pada laki-laki.
"Kalau sunat laki-laki yang dipotong atau sunat itu adalah bagian yang ketat di kepala *****. Itu memang harus dilakukan karena dengan sempitnya kulit tersebut membuat seorang laki-laki sulit membersihkan daerah kelaminnya tersebut. Tapi pada perempuan klitoris itu memang tidak tertutup apa-apa jadi tidak perlu ada bagian yang disunat. Sebetulnya Tuhan memberikan klitoris pada perempuan karena itu banyak saraf-saraf yang sensitif sekali dan sebetulnya itu berguna untuk seorang perempuan agar bisa enjoy menikmati hubungan seksual."

Bisa Mandul
Efek sunat bagi perempuan memang beragam. Dokter Ramonasari menyebutkan, sunat bisa mengakibatkan gangguan menstruasi hingga kemandulan.
"Ada efek samping yang mungkin terjadi nanti ketika proses penyembuhan karena cara pemotongan yang terlalu luas atau terlalu lebar dan juga ada infeksi, itu terjadi perlekatan sehingga akan mengganggu perempuan itu kalau kencing dan juga darah menstruasi. Ada yang mengatakan di beberapa tahun kemudian kemungkinan perempuan itu tidak bisa menikmati hubungan seks dan bisa terjadi kemandulan."

Mesin Seks
Mengontrol nafsu seksual perempuan menjadi salah satu alasan dilakukannya sunat perempuan. Sunat yang berasal dari tradisi Afrika ini diyakini membuat nafsu seks seorang perempuan berkurang sehingga akan mengurangi perselingkuhan. Namun menurut pengamat kesehatan dari Yayasan Kesehatan Perempuan, Kartono Muhammad, tindakan ini justru menjadikan perempuan sebagai mesin seks bagi laki-laki.
"Dulu suku Swahili, suku Masai itu memotong klitoris perempuan maksudnya supaya dia tidak selingkuh nantinya kalau dia sudah dewasa, menikah. Supaya kalau ditinggal berburu atau mengurusi ternak di hutankan berhari-hari, mereka tidak selingkuh, karena tidak ada dorongan seks lagi. Kalau klitoris dipotong sama sekali apalagi kalau bibir kecilnya dipotong maka tidak ada lagi gairah seks, kayak laki-laki impoten aja.

Tolak Belakang
Kementerian Kesehatan pernah melarang sunat perempuan di Indonesia melalui surat edaran Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat 2006 lalu. Aturan ini menyebutkan sunat perempuan tidak bermanfaat bagi kesehatan namun justru merugikan.

Tapi, November tahun lalu keluar Peraturan Menteri Kesehatan yang bertolak. Permenkes menyebutkan sunat perempuan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter atau perawat. Direktur Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan, Ina Hernawati beralasan, aturan ini dikeluarkan untuk melindungi anak dan perempuan dari praktek sunat yang tidak sehat.
"Ibu membawa bayinya disunat dengan dilarang petugas melakukan waktu itu maka ia pergi ke tenaga tradisional. Tenaga tradisional yang biasanya melakukan sunat lelaki, kita takutnya itu akan ada tindakan yang justru membahayakan, membuat perlukaan dan sebagainya yang akan berdampak negatif, buruk pada kesehatan reproduksi, bahkan bisa menimbulkan infeksi pada bayi yang menyebabkan tetanus dan sebagainya."

Kemunduran
Pengamat kesehatan dari Yayasan Kesehatan Perempuan yang juga bekas Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI, Kartono Muhammad menilai aturan ini sebagai kemunduran.
"Dengan tidak boleh, itu memang tujuannya melindungi anak perempuan dari kekerasan, kedua melindungi dari kemungkinan infeksi, cacat, dan sebagainya, dan ketiga melindungi dari komersialisasi kayak yang dibilang ada paket. Jadi lebih baik dilarang saja."

Komersialiasi sunat perempuan tampaknya memang berpeluang terbuka kembali. Ada rumah sakit memang yang tidak menganjurkan sunat perempuan. Tapi beberapa rumah sakit ada pula yang menawarkan sunat perempuan serta tindik kuping dalam satu paket biaya melahirkan. Harganyapun lumayan. Di salah satu rumah sakit ibu dan anak swasta terkenal di Jakarta misalnya, harga paket untuk sunat dan tindik dibandrol 500 hingga 600 ribu rupiah.

Kepentingan Bisnis?
Adanya indikasi kepentingan bisnis ini dibantah oleh Direktur Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan, Ina Hernawati.
"Selama ada demand kita sebagai supply harus menyediakan. Kalau tidak nanti mereka butuh mereka akan pergi ke orang yang tidak punya kompetensi untuk itu malah nanti berakhir dengan komplikasi, tindakan kekerasan, pemotongan, dan tidak aman."

Berpikir Ulang
Berangkat dari trauma yang dialaminya, kini ibu 3 anak, Dela, sering menyarankan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya untuk berpikir ulang jika ingin menyunat anak perempuan mereka. Karena bagi Dela, sunat perempuan merupakan penzaliman terhadap perempuan.
"Dari literatur yang aku baca itu tidak ada penegasan yang benar-benar murni bahwa ini merupakan syariat yang diharuskan dari agama. Aku khawatirnya dari banyak literatur ini merupakan budaya Afrika dari masyarakat Arab untuk mengendalikan anak perempuan. Nah itu dari segi logika aja aku gak bisa terima, aku merasa kalau itu alasan perempuan disunat, penzaliman namanya.

echo_velasco
23-09-2011, 10:00 PM
o ternyata beneran ada ya sunat pada perempuan itu ::oops::
dari segi kesehatan ternyata sunat pada perempuan ngga ada gunanya ya..
berarti selama ini yg mendasari dilakukannya sunat pada perempuan itu faktor lain diluar kesehatan dong ya..

beastmen85
24-09-2011, 11:15 AM
kok ga sekalian rahimnya diangkat? ::grrr::