PDA

View Full Version : Lagi Kekerasan PRT



gembel
28-05-2011, 08:03 PM
Ena (17), PRT yang disiksa oleh seluruh keluarga majikan, Tan Fang May (47) masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim. Anak ketiga dari empat bersaudara ini nekat mencari peruntungan di Surabaya untuk membantu biaya hidup ibu dan adiknya.

Apalagi sejak bapaknya meninggal saat sekolah SMP. Ekonomi keluarga warga desa di kawasan Sanggahan Kabupaten Tuban ini makin terpuruk.

"Bapaknya meninggal dunia sejak anaknya (Ena) sekolah SMP," kata paman korban, Wanardi yang ikut mendampingi Ena dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Selasa (24/5/2011).

Wanardi menambahkan, sejak bapaknya meningal dunia, ibu Ena, Sima ikut menjadi buruh tani mapun pekerja serabutan. Melihat kondisi ekonmi keluarganya yang tidak mampu, selepas lulusan SMPN Singgahan, Ena tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA.

Dia berpamitan ke ibunya untuk bekerja sebagai PRT di Surabaya, setelah mendapat kabar dari temannya bahwa di Surabaya. Di rumah majikannya di kawasan Darmo Permai Selatan, Ena mendapat gaji setiap bulan Rp 400 ribu. Uang hasil jerih payahnya sebagai PRT diberikan ke orang tua dan adiknya yang masih sekolah di bangku SD.

"Kalau pulang ke kampung cuma sekali saja setiap lebaran," katanya.

Ena juga dikenal anak penurut dan tidak pernah melawan perintah orang tuanya. "Dari keterangan babysitter yang tinggal serumah tempatnya bekerja, dia (Ena) penurut dan tidak pernah melawan kalau diperintah majikannya," kata Humas dan psikolog Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Provinsi Jawa Timur, Riza Wahyuni.

Namun, kondisi yang dialaminya ternyata mengenaskan. Selama hampir 6 bulan, Ena menjadi korban penyiksaan yang dilakukan majikannya yakni Tan Fang May (47), Eddie Budianto (50) pasangan suami istri. Ezra Tantoro Suryaputra anak pertama dari Tan dan Eddie. Serta Rony Agustian Hutri (32) menantunya yang berprofesi sebagai dokter.

Sumber : http://surabaya.detik.com/read/2011/05/24/102537/1645577/466/ena-prt-disiksa-majikan-bantu-ekonomi-keluarga-sejak-smp

Miris banget dah gw ama berita ini. Kgk usah jauh-jauh ke luar negeri, di dalem negeri aja PRT disiksa.

Majikan bahlul, emangnya mereka kgk perlu orang laen apa dalam menjalani kehidupan. Pengen damprat tuh majikan...

ancuur
28-05-2011, 08:07 PM
ternyata masih banyak binatang yg berwujud manusia.. :gebuk:

BundaNa
29-05-2011, 08:03 AM
kalau sudah ngomong PRT, kesannya budak banget buat majikan. Bayarannya gak seberapa, disiksa iya, salah dikit diomelin atau potong gaji....sedih banget...sapa tadi nama majikannya?

gembel
29-05-2011, 10:38 AM
kalau sudah ngomong PRT, kesannya budak banget buat majikan. Bayarannya gak seberapa, disiksa iya, salah dikit diomelin atau potong gaji....sedih banget...sapa tadi nama majikannya?

Tan Fang May (47), Eddie Budianto (50) pasangan suami istri. Ezra Tantoro Suryaputra anak pertama dari Tan dan Eddie. Serta Rony Agustian Hutri (32) menantunya yang berprofesi sebagai dokter.

AsLan
29-05-2011, 05:00 PM
Baru baca kemarin ada seorang pembantu rumah tangga di Singapura yang diberi uang warisan oleh majikannya yg baru meninggal dunia.

Besarnya: sekitar Rp 36 Milyar plus sebuah apartemen mewah di singapura.

Pembantu ini sudah bekerja di keluarga singapura itu selama 20 tahun dan sangat disayang.

AsLan
29-05-2011, 05:03 PM
Tan Fang May (47), Eddie Budianto (50) pasangan suami istri. Ezra Tantoro Suryaputra anak pertama dari Tan dan Eddie. Serta Rony Agustian Hutri (32) menantunya yang berprofesi sebagai dokter.

Kalau pelakunya orang keturunan, biasanya media langsung mengekspose besar2.
Kalau yg melakukan orang Arab atau Melayu, biasanya dilupakan begitu saja.

ancuur
29-05-2011, 08:23 PM
di perumahan gw ada pembantu tusuk majikan pakai pisau.. untung majikan gak mati, sama juga gara2 majikannya marah2 terus ama pembantunya.. mungkin karena kesal sama majikannya dia tusuk sama pisau link (http://megapolitan.kompas.com/read/2011/05/09/04405737/Sakit.Hati.Dituduh.Pembantu.Tusuk.Majikan.dengan.P isau.Dapur)

AsLan
29-05-2011, 08:27 PM
Ya sebuah relationship itu kalau sudah tidak harmonis lebih baik bercerai, baik itu antar suami istri atau majikan-pembantu, pisah aja kan beres... jangan dipaksakan terus bersama lalu saling bunuh.

BundaNa
30-05-2011, 09:30 AM
sebenernya yang saya soroti adalah...itu keluarga majikan kan berpendidikan...tapi mentalnya kog mental seperti orang tak berpendidikan? dokter....astaga

BundaNa
30-05-2011, 09:31 AM
Kalau pelakunya orang keturunan, biasanya media langsung mengekspose besar2.
Kalau yg melakukan orang Arab atau Melayu, biasanya dilupakan begitu saja.

sorry Lan...saya juga melihat beberapa indikasi dari orang keturunan berpandangan buruk kepada orang pribumi...atau katakanlah Islam...nah ini mestinya yang segera diurai supaya gak tambah ruwet eh gue OOT

etca
30-05-2011, 09:32 AM
dokternya lulusan PTS kali,
itupun mbayar buwat lulus :lololol:

Ariti
30-05-2011, 10:13 AM
somehow..someway..gaya penulisan di berita ini (maaf) agak sedikit lebay
dari awal udah cerita ttg beratnya hidup si prt, bla bla bla (i mean whos not? my father die too) baru di alinea terahir, cerita ahirnya mengenaskan..dan si keluarga majikan bernama bla bla bla dgn yg menantunya yg seorang dokter

terus kalau menantunya tukang jamu, emang ada bedanya?

AsLan
30-05-2011, 01:51 PM
sorry Lan...saya juga melihat beberapa indikasi dari orang keturunan berpandangan buruk kepada orang pribumi...atau katakanlah Islam...nah ini mestinya yang segera diurai supaya gak tambah ruwet eh gue OOT

Lalu berapa banyak sih orang keturunan yg menganiaya orang pribumi ?

Coba bandingkan dengan orang pribumi yg menganiaya sesama pribumi, dikalangan pribumi sudah jamak yg kaya merendahkan yg miskin, seperti anggota DPR yg memarahi TKI atau menampar penjaga lift...
jadi apanya yg musti diurai ?

Lebih baik fokus kemasalah yg lebih nyata, bagaimana orang Malaysia memandang rendah "indon", atau orang Arab yg sering memperbudak tki.
Daripada urusan 1 kasus di besarkan sedemikian rupa, toh pelakunya juga sudah ditangani secara hukum.

deddy
30-05-2011, 02:04 PM
lha ya itu...dokter klakuanya kok seperti itu gimana menghadpi pasien yak ... harus ditindak tegas neh .... gimana kelajutanya neh ...

cha_n
30-05-2011, 02:41 PM
kenapa jadi bahas SARA-nya sih?

menurutku siapapun orangnya, Cina, Pribumi, India, Arab, Malay dlsb harusnya menjunjung tinggi HAM.
Hukum mustinya juga tidak membeda2kan itu, termasuk media.
Kalau salah ya salah saja.
Sekarang kalau memang ada berita ini, coba tanya hati nurani kita, salah tidak majikannya (apapun latar belakang ras-nya) kalau menyiksa bawahannya?

Ariti
30-05-2011, 03:13 PM
disiksanya kenapa dulu?

beritanya ga jelas nih....berat sebelah... kayak nulis cerpen...penuh bumbu2

gembel
31-05-2011, 08:42 PM
terlepas dari masalah diatas, harusnya yang kuat tidak boleh menindas yang lemah mbah...

hargailah orang yang dibawah, karena jika tidak ada mereka tidak ada namanya orang-orang kaya :mrgreen:

ancuur
31-05-2011, 09:19 PM
lha ya itu...dokter klakuanya kok seperti itu gimana menghadpi pasien yak ... harus ditindak tegas neh .... gimana kelajutanya neh ...

tadi yg bersangkutan telah saya coba hubungi.. tapi tidak ada di tempat pak... :ngopi:

deddy
01-06-2011, 09:09 AM
tadi yg bersangkutan telah saya coba hubungi.. tapi tidak ada di tempat pak... :ngopi:

ya harus segera di tindaklanjuti kop, jangan sampai kasusnya kabur karena ditutup dengan duit ......ujung2nya si pembantu yang disalahkan ......

BundaNa
01-06-2011, 10:17 AM
dichek dulu, penyidiknya fair gak?

AsLan
01-06-2011, 10:39 AM
Istri Pejabat Injak Pembantu
Submitted by News Aggregator on Wed, 28/09/2005 - 09:47.
Tags: Berita Hukum dan Kriminal
SAMARINDA - Tindak kekerasan yang dilakukan majikan terhadap pembantu kembali terjadi di Samarinda. Kali ini korbannya adalah Rom (16) yang mengaku disiksa Yul (majikannya) yang diketahui sebagai istri seorang pejabat di Samarinda. Ironisnya kasus penganiayaan tersebut dilaporkan oleh tetangga Yul yang tinggal di kawasan Jl Basuki Rahmat, Samarinda, Selasa (27/9) sekitar pukul 10.00 Wita.

Pelapor mengaku mendengar suara jeritan korban akibat siksaan yang dilakukan oleh pelaku. Kejadian yang didengarnya itu segera diadukan ke Poltabes Samarinda untuk melaporkan kejadian tersebut. Laporan tersebut langsung ditindak lanjuti oleh petugas Poltabes Samarinda.

Polisi menemukan kondisi Rom mengalami luka akibat penyiksaan. Bagian mata sebelah kiri lebam yang menurut pengakuannya telah diinjak majikannya. Tak hanya itu. Punggung korban dan beberapa bagian tubuh lainnya tak luput dari siksaan.

Romani mengatakan bahwa penyiksaan tersebut telah dialami selama dua minggu terakhir dari 2 tahun melayani keluarga majikannya. Penyiksaan dilakukan disebabkan karena permasalahan sepele. Seperti, Rom salah meletakkan jas, telat mencuci piring, anak majikan telat makan, karena anaknya tak mau makan. "Karena kesalahan itu majikan saya marah-marah," aku Rom.

Siksaan nyaris dialami setiap hari. Dipukul memakai tangan kosong, diinjak dan dipukul dengan menggunakan alat. "Kalau marah, saya biasanya dipukul dan diinjak-injak. Terkadang memukul punggung saya dengan gagang sapu. Pernah juga muka saya ditonjok, dilempar pakai sikat dan dibenturkan ke jendela," tuturnya.

Kapoltabes Samarinda Kombespol Drs Maruli Wagner Damanik didampingi Kasat Reskrim Kompol Toni Harsono SIK membenarkan penangkapan yang dilakukan terhadap Yul akibat penyiksaan yang dilakukan terhadap pembantu rumahtangganya bernama Rom. "Hingga kini pelaku masih kami mintai keterangannya secara intensif," ujarnya. Korban pun telah diinapkan di sebuah tempat yang dirahasiakan. "Lagipula keluarga korban tak ada di Samarinda. Karena itu, untuk sementara korban akan kami inapkan disuatu tempat sambil menunggu proses penyelidikan berlangsung," ucap Toni.

Perbuatan Yul, menurut Toni sangat bertentangan dengan UU No 22 tahun 2004, tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga. Sehingga untuk proses kedepannya akan menggunakan pasal-pasal yang ada didalam UU tersebut.(*/ak)

AsLan
01-06-2011, 10:45 AM
Bibir Pembantu Digunting Majikan
Dibakar dengan Besi Panas

http://www.wartakota.co.id/upload/photo/2010/11/16/3eb4e832826ba01d370e93f09c985e54.jpg


Liputan6.com
Madinah, Senin

Sumiati binti Salan Mustapa terkulai lemah di Rumah Sakit King Fahd, Madinah, Arab Saudi, setelah bibirnya digunting dan dibakar dengan besi panas oleh majikannya.

Kasus wanita berusia 23 tahun asal Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat, itu menambah panjang daftar tenaga kerja wanita Indonesia yang disiksa selama bekerja.

Menurut Konsul Indonesia untuk Perlindungan WNI di Arab Saudi, Didi Wahyudi, kemarin, Sumiati tiba di Arab Saudi pada 18 Juli 2010 dan bekerja untuk sebuah keluarga di Madinah. Didi menuntut agar majikan yang menyiksanya bertanggung jawab atas luka-luka para Sumiati itu.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia KJRI di Madinah baru menerima laporan penganiayaan Sumiati pada 8 November 2010. Perwakilan KJRI langsung mengunjungi Sumiati yang tengah dirawat di RS King Fahd.

Dari kunjungan itu diketahui bahwa kondisi Sumiati sangat memperihatinkan. Hampir seluruh bagian tubuh, wajah, dan kedua kakinya luka-luka.

"Kami menginginkan keadilan bagi para pekerja kami. Korban telah diperlakukan sama sekali tidak Islami dan tidak manusiawi. Ini menunjukkan keluarga majikannya tidak bertanggung jawab dan kami ingin mengeluh tentang hal itu," kata Wahyudi, sebagaimana dilansir Liputan6.com.

Kisahnya mulai terungkap ketika Sumiati, yang datang ke Arab Saudi untuk bekerja dengan gaji 800 real per bulan, dibawa ke rumah sakit swasta di Madinah. Rumah sakit itu tak mampu menangani Sumiati karena lukanya terlalu berat, sehingga dipindahkan ke RS King Fahd.

"Sumiati dalam kondisi sangat serius," kata Miea Mirlina, petugas di RS King Fahad.

Miea menambahkan, "Tubuhnya dibakar, kedua kakinya tidak bisa digerakkan, beberapa bagian kulit di atas kepalanya terkelupas dan banyak luka lama di dalam tubuhnya, termasuk kulit di bibir dan kepala, jari tengah retak, dan potongan di dekat mata. Tubuhnya menunjukkan bagaimana dia diperlakukan dengan buruk."

Menurut Miea, pembantu yang tak bisa berbicara bahasa Arab dan Inggris itu diperlakukan sangat buruk oleh ibu dan anak perempuan majikannya. Besi panas sering menjadi alat penyiksaan. Sumiati bisa pulih dalam waktu minimal dua minggu dan akan menjalani operasi plastik.

Indonesia mengutuk

Pemerintah Indonesia mengutuk keras aksi potong bibir Sumiati itu. "Pemerintah Indonesia mengutuk penganiayaan terhadap Sumiati," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin, sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

Media massa di Arab Saudi memberitakan bahwa kedua kaki Sumiati nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepala terkelupas, jari tengah tangan retak, alis mata rusak. Pemerintah Indonesia menyebut perbuatan majikan Sumiati sangatlah tidak berperikemanusiaan.

Karena itu, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Abdulrahman Mohammad Amen Al Khayyat. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu mendesak pemerintah Arab Saudi untuk menyeret pelaku ke pengadilan.

Langkah konkret Pemerintah Indonesia lainnya adalah melalui KJRI telah melaporkan kasus ini ke kepolisian setempat dan mempersiapkan pendamping pengacara kepada korban untuk proses hukum lebih lanjut.

"Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, akan terus memastikan langkah-langkah efektif untuk perlindungan WNI di luar negeri," tegas Michael.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan segera bertindak. "Presiden sedang mencari laporan yang lebih lengkap, mencari informasi yang akurat," kata Juru Bicara Kepresidenan Bidang Dalam Negeri Julian Aldrin Pasha kepada Detik.com.

Untuk langkah awal meringankan derita Sumiati, Pemerintah Indonesia segera mendatangkan keluarganya ke Madinah.

"Kementerian Luar Negeri akan memfasilitasi wakil keluarga, didampingi pejabat Kemenlu, ke Madinah untuk memberikan dukungan terhadap Sumiati. Semoga besok pagi (hari ini—Red) sudah bisa ke Jakarta," ujar Michael.

Terjadi pembiaran

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin mendesak pemerintah melalui Kemenlu serta Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi untuk segera bertindak.

"Ini tentu amat memukul rasa kemanusiaan dan harga diri bangsa. Kemenlu dan Kemenaker harus segera bertindak, akhiri penderitaan TKI di luar negeri, akhiri martabat anak bangsa yang selalu dilecehkan," tegas Lukman kepada Tribunnews.com.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Migran Care Anis Hidayah mengatakan, kasus Sumiati ini menegaskan telah terjadi pembiaran terhadap berbagai kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia atas pembantu rumah tangga (PRT) migran.

Menurut Anis, sudah terlalu banyak PRT migran yang menjadi korban, namun pemerintah tak menganggap itu sebagai persoalan serius yang menuntut perhatian dan tindakan kongkret agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.

"Berdasarkan kasus ini, mestinya, kedua pemerintah, terutama Pemerintah Indonesia, mengakui kegagalan dalam melindungi PRT migran. Ketiadaan Memorandum of Understanding Pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi tentang perlindungan PRT migran Indonesia menjadi cermin buruk bagi kedua negara. Absennya proteksi hukum bagi buruh migran membuka ruang lebar untuk berbagai kekerasan dan pelanggaran terhadap mereka," ucap Anis.

Ironisnya, kedua negara itu juga seragam dalam menolak konvensi organisasi buruh internasional (ILO) untuk perlindungan PRT. (fik)

ndugu
01-06-2011, 01:27 PM
Perlu ada Organisasi persekutuan (union) prt nih.

Urzu 7
01-06-2011, 01:29 PM
Sh*** serem banget bibirnya digunting

ancuur
01-06-2011, 01:35 PM
bukan manusia tuh yg siksa... tapi binatang! :gebuk:

indraprime
01-06-2011, 06:59 PM
sudahlah... mereka akan mendapatkan balasan atas apa yg mereka kerjakan di akherat nanti,

ancuur
01-06-2011, 07:43 PM
yang lakukan itu orang2 gak ber agama.. jadi mereka pikir gak ada neraka ... :gebuk:

gembel
02-06-2011, 11:07 AM
yang lakukan itu orang2 gak ber agama.. jadi mereka pikir gak ada neraka ... :gebuk:

beragama tapi tidak menjalankan ajarannay dengan benar...

BundaNa
03-06-2011, 10:24 AM
pemerintah mustinya mulai serius membahas masalah ini, musti dilegalkan pekerja domestik ini sehingga kedudukan mereka sama dengan pekerja formal

gembel
04-06-2011, 03:37 AM
pemerintah mustinya mulai serius membahas masalah ini, musti dilegalkan pekerja domestik ini sehingga kedudukan mereka sama dengan pekerja formal

pemerintah mode on.

Maaf, kami sedang mengurusi pajak

pemerintah mode off.

ancuur
04-06-2011, 04:05 AM
pemerintah mustinya mulai serius membahas masalah ini, musti dilegalkan pekerja domestik ini sehingga kedudukan mereka sama dengan pekerja formal

pak SBY bilang TKI katanya mau di kasih HP satu2 supaya terdeteksi keberadaan masing2..

BundaNa
04-06-2011, 10:41 AM
Mana buktinya? :p

Urzu 7
04-06-2011, 11:06 AM
Buat apa hp ntar alesan sinyal ga menjangkau