PDA

View Full Version : Rumah Sendiri VS Rumah Ortu/Mertua



cha_n
18-05-2011, 11:24 AM
Pilih yang mana? dan kenapa?

Saat ini aku lagi bimbang, mau pindah dari rumah ortu, tapi ntar hegel siapa yang jaga?

AsLan
18-05-2011, 11:47 AM
Tiap keluarga beda2 kondisinya chan.

Kalo gw sih milih rumah sendiri, masalah anak bisa diatur.

eve
18-05-2011, 11:51 AM
kalau rumah ortu atau rumah sendiri, ya mendingan milih rumah sendiri yang dekat ama rumah ortu.. Jadi kalau minta tolong jagain deket, kita juga bisa belajar mandiri..
Beda banget saat kita berada di rumah ortu/mertua atau di rumah sendiri... Pelajarannya banyak banget...

cha_n
18-05-2011, 12:41 PM
aku pernah tinggal di rumah sendiri, terus pas hamil gede-skarang di rmh ortu.
lagi mikir2 untuk pindah ke rmh sendiri lagi.

cuman rumahku lingkungannya ga seenak di rumah ortu. sekeliling rumah petak, yang (maaf) tingkat pendidikan dan pekerjaannya kalangan bawah dan amat bawah. pinginnya pas siang anakku di rmh ortu, pas kita balik dari kerja, diambil.cuman ntar kesannya setengah2 pindah rumah.

tinggal di rmh ortu juga biaya tinggi, kita ga bisa nabung :((
lagi bingung

Alip
18-05-2011, 01:20 PM
Tinggal di rumah ortu kok malah biaya tinggi? Bukannya justru bisa ngarep masih dikasih uang jajan sama ortu?:lololol:

Anyway, pada akhirnya kita akan(/sebaiknya) punya rumah sendiri... kecuali kalau memang diwajibkan menunggui rumah pusaka. Masalahnya tinggal kapan.

Karenanya, IMHO sebaiknya pilih yang paling mendukung ke arah sana... misalnya, bisa nabung, dsb...

BundaNa
18-05-2011, 01:44 PM
setiap orang punya kondisi masing2 yang orang lain mungkin tidak mengalami...

Saya "terpaksa" tidak ngontrak, pertimbangannya adalah secara kesehatan kedua ortu saya tidak stabil. Bapak gampang sakit semenjak gagal ginjal, begitu juga mama. Sebenernya saya di rumah juga gak efektif karena ada anak2 balita yang membutuhan perhatian ekstra...tapi kehadiran mereka secara kejiwaan mengurangi ketidakstabilan kesehatan mereka.

Saya tetap berencana bersama suami untuk pindah rumah, tapi ikut ke tempat suami kerja. Pertimbangannya ongkos PP banjarmasin-blora terlalu gede dan perusahaan cuma nanggung pulangnya ajah...sementara saya sedang berunding dengan adik2, harus ada yang jagain mereka dengan kondisi kesehatan mereka.

Saya gak mau mereka sendirian tanpa dijaga, sudah banyak contoh di deket rumah saya ortu hidup sendirian anaknya di luar kota semua, meninggal baru ketahuan 3 hari kemudian...mengerikan

cha_n
18-05-2011, 01:52 PM
iya um, soalnya untuk biaya makan aku yang nanggung. (termasuk beras, gas, sayur mayur, ikan, ayam dlsb dlsb)

masukannya dong, ini plus minusnya


rumah ortu
+lingkungannya enak, ada tempat bermain
+ada pembantu yang sudah biasa ngasuh anak di rumah, bisa masakin juga
+dekat orang tua
+ada adikku (4thn) jadi temennya

-ekonomi biaya tinggi, gaji habis, sering kurang *sigh*
-banyak sungkan2nya
-suami ga bebas, susah jadi kepala rumah tangga. kepala ga mungkin 2 kan?
-ga bebas milih2 kemauan kita. termasuk ngelola anggaran. ortu juga ga mungkin diajak hidup prihatin (makan tempe tahu doang)

rumah sendiri
+bisa bebas melakukan apa saja, punya pilihan2 sendiri
+suami juga lebih bisa bebas, jadi kepala keluarga seutuhnya
+bisa nabung
+sebagai orang tua, kami juga jadi lebih mandiri

-musti membiayai rumah sendiri, awal2 harus renovasi dulu (sekolahin SK aja? =)) )
-masih bingung soal pengasuhan hegel. jadi penitipan anak? atau siang dititipin di rumah ortu? tapi ga enak kalo nitipin di rumah ortu :(
-jauh ama ortu, kalo ada apa2, ga jauh amat sih, sekitar 1,5 km :D
-lingkungan rumah, ga terlalu nyaman



lagi menimbang2

BundaNa
18-05-2011, 02:02 PM
ini usulku, misah aja tapi mending cari lingkungan yang jauh dan sebaiknya tidak perlu menitipkan Hegel setiap hari, pas weekend boleh deh main2 ke rumah...istilahnya kalau mau mandiri, harus sekalian

cha_n
18-05-2011, 02:17 PM
kalau pindah, ya ke rumah sendiri itu bu. deket ama lapak ku sekarang. kalau cari tempat lain lagi, bingung alasan pindahnya, dan tujuan pindah juga biar bisa ngawasin usaha :D
emang lingkungannya ituh, dan kalo pindah pun ga bisa sekarang. harus renovasi dulu
kl kontrak, sayang duitnya *masih menimbang2*

makasih ya masukannya

Alip
18-05-2011, 03:36 PM
Kalau dilihat-lihat, ya UUD sih ya? Tapi kayaknya ada satu hal penting yang perlu dibenahi... kalau dimungkinkan, yaitu: Komunikasi sama orang tua.

Secara dalam kasus ini kayaknya orang tua berada pada posisi yang menghambat keputusan. Kalau tinggal bareng, biaya mahal. Nggak tinggal bareng, sungkan buat nitip anak.

Memungkinkan gak kalau hidup bareng tapi biaya nggak mahal, atau rumah sendiri, tapi bisa nitip anak? Kalau masalah ini sudah beres, kayaknya yang lain gampang deh.

Saya dulu keluar dari rumah orang tua ya karena memang berprinsip harus punya rumah sendiri. Keputusannya diambil dulu, baru bagaimana-nya belakangan.

... dan ternyata butuh tiga tahun untuk betul-betul bisa keluar. Tapi setidaknya selama tiga tahun itu kami fokus untuk bisa keluar, dan pelan-pelan jalannya makin kelihatan. Memang sih, ada banyak pengorbanan:

Ngomong ke ortu bahwa kita mau mandiri, tapi
sementara anak titip dijaga ya?:-S
soalnya, kami tiap weekend mau berburu rumah
sudah gitu kami gak banyak bantu uang ya?:-?? soalnya
mau nabung buat DP rumah
tapi sementara belum dapet, kami tetep di sini dulu ya?3:-O


Orang tua setuju... maka tiga tahun itu yang kami butuhkan untuk nabung dan keliling Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Ciawi, Parung dan sebagainya cari-cari rumah.

Itupun... mertua kami impor dari Jawa Timur untuk menjaga anak-anak :luck:

Ada kemauan ada jalan... plus sedikit komunikasi, negosiasi, dan muke tebel :gebuk:

eve
18-05-2011, 04:04 PM
wah mantap sarannya...
Kalau saya sih, pakai jasa khadimat... Termasuk kalau saya tinggal dinas beberapa hari, saya tinggal sama khadimat.
Awal2 pindah rumah memang sangat mencekik, gadai ini itu, hutang sana sini, pokoknya yang penting susu anak terpenuhi... Tapi alhamdulillah kesininya semua berjalan semakin enak..
Untuk sementara memang belum pengen nyari rumah soalnya masih berencana membangun rumah di arel kampung di rumah ortu di jogya. Dan rumah dinas sifatnya masih hak pakai sampai pensiun.

cha_n
18-05-2011, 06:55 PM
makasih udah berbagi pengalaman dan sumbangan sarannya :)
tadinya aku bener2 resah, bingung mau curhat di mana, eh disini malah jadi diskusi yang enak.. makasih ya


Kalau dilihat-lihat, ya UUD sih ya? Tapi kayaknya ada satu hal penting yang perlu dibenahi... kalau dimungkinkan, yaitu: Komunikasi sama orang tua.

Secara dalam kasus ini kayaknya orang tua berada pada posisi yang menghambat keputusan. Kalau tinggal bareng, biaya mahal. Nggak tinggal bareng, sungkan buat nitip anak.

Memungkinkan gak kalau hidup bareng tapi biaya nggak mahal, atau rumah sendiri, tapi bisa nitip anak? Kalau masalah ini sudah beres, kayaknya yang lain gampang deh.

Sebenarnya kami sudah berusaha berkomunikasi.
Tapi lagi-lagi, kalau tinggal bersama, sulit untuk mengatur anggaran. Semisal menu masakan. Awalnya saya atur makanan sederhana (supaya irit) beras juga kelas menengah saja ga yang premium. Ga sampai tempe tahu doang lah, diselang seling sebenarnya.
Tapi ada protes, kenapa ga ada makanan bergulai, kenapa ga ada daging, kenapa ini dan itu.
Saya lebih banyak maklum, orang tua saya keduanya masih bekerja dan ingin menikmati hidup. Kesepakatannya ketika saya tinggal di sini memang membiayai makan dan turunannya (gas, beras dll)
Kalau usaha sedang bagus, sebenarnya tidak masalah, tapi kalau lagi diterpa badai begini terasa banget, kadang terpaksa ambil tabungan yang cuman sedikit :(

kalau tinggal sendiri tapi nitip anak, sebenarnya nitip pun sama pembantu di sini sih (pembantunya juga saya yang bayar, tapi makan tidur di rumah ortu) saya belum menjajaki kemungkinannya. Soalnya untuk pindah pun blm mewacanakan ke ortu. bulan depan mungkin baru pelan2 mengkomunikasikan

opsi lain, ke penitipan anak. tadi ada tempat yang cukup bagus. bisa menjadi alternatif.



Saya dulu keluar dari rumah orang tua ya karena memang berprinsip harus punya rumah sendiri. Keputusannya diambil dulu, baru bagaimana-nya belakangan.

... dan ternyata butuh tiga tahun untuk betul-betul bisa keluar. Tapi setidaknya selama tiga tahun itu kami fokus untuk bisa keluar, dan pelan-pelan jalannya makin kelihatan. Memang sih, ada banyak pengorbanan:

Ngomong ke ortu bahwa kita mau mandiri, tapi
sementara anak titip dijaga ya?:-S
soalnya, kami tiap weekend mau berburu rumah
sudah gitu kami gak banyak bantu uang ya?:-?? soalnya
mau nabung buat DP rumah
tapi sementara belum dapet, kami tetep di sini dulu ya?3:-O


Orang tua setuju... maka tiga tahun itu yang kami butuhkan untuk nabung dan keliling Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Ciawi, Parung dan sebagainya cari-cari rumah.

Itupun... mertua kami impor dari Jawa Timur untuk menjaga anak-anak :luck:

Ada kemauan ada jalan... plus sedikit komunikasi, negosiasi, dan muke tebel :gebuk:

rencana keluar juga ga serta merta , jangan sampai nanti dikira ada masalah apa tiba2.
mungkin setengah tahun lagi, rumah saya juga masih belum direnovasi, belum layak ditempati. Sambil jalan nabung buat renovasi

Soal komunikasi, ya memang bisa dibilang itu ada masalah juga. Ortu sedikit kurang cocok ama suami. Sudah coba kujembatani 2 tahun-an lebih (selama kami tinggal di sini) tapi sepertinya tetap sering ada miskom.
Bukan berarti mereka benci, atau suami bikin onar, tapi memang banyak hal, ketika suami melakukan A, maksud hati membantu malah disangka lain, atau melakukan B, tapi disangka akan menyulitkan (padahal kendala yang akan menangani kami)
Suami sebenarnya cuek2 saja, apalagi ortu kerja, jadi ga 24 jam ketemu terus, tapi saya yang diposisi tengah yang ga enak, ga enak ke keduabelah pihak.
Ini yang belum terpecahkan solusinya.
Kesannya melarikan diri dari masalahkah? atau ini memang solusi memecahkan masalah?

cha_n
18-05-2011, 06:59 PM
wah mantap sarannya...
Kalau saya sih, pakai jasa khadimat... Termasuk kalau saya tinggal dinas beberapa hari, saya tinggal sama khadimat.
Awal2 pindah rumah memang sangat mencekik, gadai ini itu, hutang sana sini, pokoknya yang penting susu anak terpenuhi... Tapi alhamdulillah kesininya semua berjalan semakin enak..
Untuk sementara memang belum pengen nyari rumah soalnya masih berencana membangun rumah di arel kampung di rumah ortu di jogya. Dan rumah dinas sifatnya masih hak pakai sampai pensiun.

susah cari khadimat yang bagus di sini :( lagi pula rumahnya kecil, kayaknya ga cukup kalau ada khadimat :(

saya terinspirasi, ketika kami kemarin ke rumah teman, dia masih ngontrak, kerja serabutan, anak dua, tapi berani tinggal sendiri (nekat apa berani :P )
mungkin masalahnya kami kurang nekat aja, atau terlalu manja.
Harusnya lebih berani, tapi jangan sampai kelewat konyol saja

eve
18-05-2011, 07:18 PM
atau cari khadimat yang gak nginep kak chan, katanya sekitarnya termasuk golongan menengah kebawah kan? Sapa tahu ada yang bisa dimintai tolong untuk menjaga si kecil.
Menurut pengalaman saya, kita memang masih manja dan lemah untuk mandiri, tapi kita punya senjata yang ampuh, yaitu tetangga...
Alhamdulillah, komplek kecil kami seperti kantung, hanya 4rumah yang dihuni, dan semua punya anak kecil. Kebetulan di mulut gerbang komplek ada warung makan kecil yang dikelola oleh orang asli situ. Kita rengkuh semuanya, termasuk para satpam tower.
Saat aku bingung nyari tukang setrika, lewat ibu warung aku bisa dapat, butuh khadimat, lewat ibu warung juga dapat. Intinya sih, menyambung silaturahim.
Sekarang kekuatanku ya namanya tetangga...

eve
18-05-2011, 07:21 PM
kalau anak yang ditinggal sendiri, saya masih amat sangat menyarankan untuk tidak melakukannya.
Besar kecil anak, kalau masih dalam asuhan kita, bagaimanapun, harus kita awasi, jangan kita biarkan lepas dari pandangan, meski kita pakai pandangan bantuan, khadimat, tetangga, ortu, mertua, dll...
Selain dari segi keamanan, juga kasihan...

Nowitzki
18-05-2011, 10:21 PM
Eh iya loh chan. Ada dua kawanku yang tinggal bertiga aja, dia, suami dan anaknya yang masih umur 10 bulan. Bisa kok.

Betewe, iyaaaa... setuju banget. Tinggal sama ortu itu ternyata lebih boros :(
Jadi gak bisa mandiri. Dan segala keputusan jadi harus (entah kenapa) urun rembug sama ortu, padahal kami kan udah rumah tangga sendiri. Nabung pun ala kadarnya, bahkan sering habis.
Enaknya sih, ada banyak orang yang ngurus Ara, juga fasilitas rumah tangga sudah lengkap. Tetapi ya itu, secara finansial jadi lebih berat, dan juga belum bisa mengatur urusan rumah tangga sendiri.
Masalahnya adalah ortu sepertinya agak keberatan kalau pisah. Mungkin berat dengan adanya cucu, juga ada faktor masalah finansial. Tetapi, saya pribadi udah gak kuat. Pengennya segera tinggal sendiri, entah kontrak entah kredit rumah.

cha_n
19-05-2011, 08:42 AM
idealnya, dengan kondisi saya, memang pisah.
InsyaAllah sudah tekad mau pisah, tinggal masalah waktu :)
mau benerin rumah sendiri dulu, sekaligus ngumpulin duit buat dana perbaikannya :D

Alip
19-05-2011, 09:52 AM
Soal komunikasi, ya memang bisa dibilang itu ada masalah juga. Ortu sedikit kurang cocok ama suami. Sudah coba kujembatani 2 tahun-an lebih (selama kami tinggal di sini) tapi sepertinya tetap sering ada miskom.

Bukan berarti mereka benci, atau suami bikin onar, tapi memang banyak hal, ketika suami melakukan A, maksud hati membantu malah disangka lain, atau melakukan B, tapi disangka akan menyulitkan (padahal kendala yang akan menangani kami)
Suami sebenarnya cuek2 saja, apalagi ortu kerja, jadi ga 24 jam ketemu terus, tapi saya yang diposisi tengah yang ga enak, ga enak ke keduabelah pihak.
Ini yang belum terpecahkan solusinya.

Kesannya melarikan diri dari masalahkah? atau ini memang solusi memecahkan masalah?

Kakakakakakakakkkkkk :lololol:
Sorry ketawa, tapi soalnya it is so damn familiar :mikir:

Kayak gini memang masalah klasik, hubungan antara mertua dan menantu. Kenapa?
Karena mereka memang orang asing satu sama lain.

Pasangan suami istri adalah dua orang yang mulai dengan penjajakan, coba-coba, niat untuk memahami, usaha untuk memaklumi, dan ikatan untuk berkomitmen. Semua ini melalui proses bertahun-tahun, kadang putus kadang nyambung... kadang berantem kadang bertengkar, kadang ribut, tapi akhirnya mesra lagi. Indahnya proses pacaran.

Lalu ketika sampai pada titik tertentu kedua manusia ini merasa sudah cukup kompeten dan saling memahami untuk menikah. Maka jadilah (dengan empat tahun pertama pernikahan biasanya masih ada penyesuaian tahap kedua).

Mertua dan menantu?
Nggak ada proses itu. Kedua belah pihak tetap orang asing satu sama lain. Lah wong tau-tau gedubraks!!!... dapet menantu.:luck:

Dan yang bingung memang yang di tengah-tengah. Si anak yang paham betul watak orang tuanya dan sekaligus paham watak pasangannya akhirnya kebagian peran jadi penengah.

Saya datang dari daerah yang konon paling biadab di Sumatra Selatan sana. Di sana anak memanggil bapaknya dengan sebutan "kamu", dan bocah umur lima tahun sudah berbekal pisau sekedar untuk pergi bermain. Keluarga saya baik dari pihak Bapak maupun Ibu punya latar belakang militer yang kental.

Istri datang dari daerah yang merupakan peninggalan budaya tinggi kerajaan kuno di Jawa Timur, yang anak-anak terbiasa bicara kromo inggil kepada orangtuanya. Keluarga istri semuanya adalah tenaga pendidik, di universitas dan SMA, yang tentunya jadi panutan masyarakat.

Bayangin suasananya ketika acara ketemu besan untuk pertama kali....:lololol:


Saya yang sudah rada memahami budaya istri bisa membaca arti dari ribuan variasi senyuman orang Jawa:luck: dan sering harus menyerobot untuk ganti topik pembicaraan...:|


Sebaliknya, istri yang sudah rada paham watak biadab suaminya, sering harus memaksa keluarganya untuk tidak malu-malu nambah kue yang ada di meja...:facepalm:

Keluar dari rumah orang tua itu samasekali bukan lari dari masalah, karena mendirikan rumah sendiri adalah tugas perkembangan yang wajar dari seseorang, bisa menjadi mandiri dan bisa menentukan sikap sendiri. Gak ada buku teks psikologi yang dissenting opinion dalam hal ini.

Hanya kalau jaman dulu, sepasang pengantin baru lebih mudah untuk berumah tangga sendiri.

Penganti baru suku bushman di Afrika sana (yang mungkin baru berusia 12 tahun) tinggal mengumpulkan kayu dari hutan dan membuat gubuk buat mereka sendiri...
Di daerah saya dulu, sepasang pengantin baru akan dibantu penduduk sekampung untuk membabat sebagian hutan untuk dijadikan rumah dan ladang...


Sekarang rumah harus dicicil... jadi prosesnya agak susah dan lama... tapi kebutuhan untuk hidup sebagai keluarga mandiri adalah naluri alamiah manusia.

Go for it chan... :jempol:

BundaNa
19-05-2011, 10:16 AM
kalau udah mantap, sosialisasikan pelan-pelan aja chan...masalah Hegel siapa yang jaga kalau aku kog lebih concern sama penitipan anak...lebih aman, higienis dan kondusif...karena chan kan cerita tentang tingkat pendidikan dan lingkungan sosial di rumah milik chan yang nggak terlalu kondusif ya, daripada was-was tiap ekrja mikirin Hegel diurus dengan benar apa enggak sama khadimat harian yang mungkin dari daerah sekitar mending pake jasa penitipan anak

Mengenai masalah ortu vs david (kayak tinju ajah) mirip sama saya kog, yang pusing kita sebagai anak yang paham dengan karakter ortu dan suami sekaligus tapi repot mengkomunikasikannya. Biasanya saya memilih tutup kuping selama itu tidak mengganggu kestabilan rumah. Tapi ada kalanya saya membela suami saya kalau ortu saya sudah kebanyakan tuntutan yang menurut pandangan mereka baik sedang menurut kita tidak. Model tarik ulur sih...gak selamanya sukses, minimal meredam saja.

Memang lebih baik kalau sudah punya anak punya rumah sendiri. Karena kasusnya merembet ke pengasuhan anak juga juga masa depan anak-anak yang jadi tanggung jawab kita bersama

cha_n
19-05-2011, 03:31 PM
@papa alip
waduh diketawain, bingung antara mau ikut ketawa apa nangis :|

Aku sama suami, dari kenal sampe nikah ada masa perkenalan 1 tahun.
Saat ini aku udah nikah hampir 4 tahun, pasang surut pasti ada, tapi aku ngerasa itu biasa dalam sebuah hubungan.
Bener, kalo ortu ga ada masa2 itu, walau aku juga bisa mengerti, dengan adanya gegar budaya dengan suami yang pastinya dididik dengan cara yang amat beda dengan saya.

Papaku juga asalnya dari daerah sumatra selatan yang dianggap paling rawan, kalo bawa kendaraan, disarankan tidak melintas malam2 :D (jangan2 kampungnya sama ama papa alip :)) )
saya sendiri sudah sangat keras tipikalnya, ke suami waktu dulu blm nikah kubilang, papaku 100x lebih keras lagi orangnya.
Suami orang jawa timur, walo dianggap jawa timur udah cukup keras, masih kalah kayaknya hehe.
Bagi keluargaku, suami terkesan lamban, berbelit2, kesannya nunut padahal ngga, itu karena didikan ortu saya selalu ngomong apa adanya, langsung, ga pake basa basi.
Ya susah lah kalau harus merubah budaya macam itu, sudah mendarah daging.

Memang paling tepat pindah, jadi bisa mulai lagi dengan lebih leluasa.

@BundaNa
wah saya juga sudah pake cara itu mba, seringnya cuekin. tapi ke depan bisa ga maju2 kalau gini terus.
masih mencari-cari cara terbaik pengasuhan hegel, kalau nanti jadi pindah, suami lapaknya pas di depan rumah, dah diskusi, kalau pun minta orang nunggu anak (siang saja) suami bisa ikut mengawasi. Sepertinya pelan-pelan solusi2 untuk apa yang aku usahakan terbuka.

mudah2an ada jalannya

eve
19-05-2011, 03:50 PM
yup, go kak chan!!

Dulu masalah pindah rumah juga sempat jadi perbincangan hangat di keluarga kecil kami...
Mertua baru cucu pertama, masih ingin menimang cucu di rumahnya..
Tapinya aku yang udah deadlock, punya anak, harus mandiri. Jadi sempat cekcok, adu mulut, sempat perangdingin juga, tapi ya.. Lambat laun semua mencair.
Saya terbiasa mandiri, semua sudah saya pikirin, ternyata saya sulit mengikuti budaya keluarga suami yang semua harus dirundingkan oleh keluarga besar..
Tapi ya, dengan belajar lagi bareng2, muga2 bisa membaik..

cha_n
19-05-2011, 04:52 PM
yup, makasih ya support-nya

banyak belajar dari pasangan yang sudah berani untuk mandiri.
orang lain bisa, aku juga pasti bisa :)

smangad!

eve
19-05-2011, 05:42 PM
kalau dipikir2, kita kebalikan ya... Di mata mertua um dapid dia lelet, nunut, tapi di mata mertuaku, aku kebalikannya.. Ekekeke...
Yah, namanya juga beda dunia. Wajarlah kalau gak cocok...
Eh, tapi aku kagum tuh ama sepupuku dari budeku, mereka tinggal serumah ama orangtuanya dan gak ada niatan pindah, tapi kok keanya adem aye, gitu...
Sepupuku itu cewek, punya anak 1, dia dan suaminya yang sekarang megang usaha keluarga (dagang di pasar). Sedangkan pakdeku fokus di melihara sapi dan sekolahnya, budheku jadi penasehat.. Tapi mereka keanya akuur banget...

cha_n
19-05-2011, 09:20 PM
ya tiap keluarga beda2. cocok di satu keluarga, belum tentu cocok di keluarga yang lain :)

Agitho_Ryuki
21-05-2011, 07:42 PM
Rumahku belum siap, tapi entah mengapa jika aku pindah rumah, siapa yang ngurus rumah ku yang ini... Ya itu seh tergantung pemikiran masing-masing orang, tapi kayaknya jika keadaan normal-normal saja mending mencoba hidup sendiri deh...
:matabesar:

eve
21-05-2011, 07:59 PM
yup, lebih bagus buat perkembangan psikis si anak., cmiiw

cha_n
19-06-2011, 08:32 PM
Sedang nabung buat renovasi rumah.
Ternyata untuk bisa nyaman, perlu beberapa peralatan RT seperti mesin cuci, juga mungkin AC (dipertimbangkan sangat)
Apakah jadi manja ingin hidup nyama?
kalo bisa kenapa ngga ya *tapi ngelirik tabungan ga cukup duitnya ::elaugh::

tapi yakin bisa!

aya_muaya
19-06-2011, 09:02 PM
ngemeng2 soal ac, kebetulan aku dan suami sama2 gak nyaman ama ac, jadi alternatifnya milih tempat tinggal pinggir kota yang gak panas buat si kecil. Jauh dari kantor sih, tapi kalau di bawah (kota) panas banget dan gak mungkin bisa betah tanpa ac..
Rumah tinggal sekarang udah reyot, umurnya udah sama ama diriku, tapi bagaimanapun, ada perasaan bangga bisa punya istana kecil buat si kecil..

cha_n
19-06-2011, 09:23 PM
aku ama mas david juga ga begitu kuat sih ama AC, biasanya kta setel 27derajad ::elaugh:: tapi kalo ga pake, waaaa panas banget, keringetan mulu.
yang kasian si hegel, suka tidur di lante kalo ac mati

ndableg
19-06-2011, 11:42 PM
AC keknya ga bagus deh.. ortu gw dari dulu ampe sekarang rumah/kamar kagak pake AC..
di kantor pake kali ye..

Si hegel di kipasi aja lah bu..

aya_muaya
20-06-2011, 01:17 AM
sama kea di semarang bawah juga gitu kak chan, gak bakal kuat kalau gak pakai ac.. Soalnya udah panas banget..
Boro2 si kecil, aya aja gak kuat kalau gak pake ac(di semarang bawah). Kerjaaan untung ada ac, masih terselamatkan.. Berangkat pulang adem.
@ndableg, anak temen kemaren karena dikipasi terus malah jadi flek paru2,,,

aku lebih suka menyiasati aulia lepas baju (pakai kaos singlet ama cd) doank kalau kepanasan. Kalau kepaksa ngidupin kipas ya pakai baju..
Tapi kalau jakarta ya... *udah kebayang panasnya..

ancuur
20-06-2011, 01:33 AM
i

rumah sendiri
+bisa bebas melakukan apa saja, punya pilihan2 sendiri
+suami juga lebih bisa bebas, jadi kepala keluarga seutuhnya
+bisa nabung
+sebagai orang tua, kami juga jadi lebih mandiri

-musti membiayai rumah sendiri, awal2 harus renovasi dulu (sekolahin SK aja? =)) )
-masih bingung soal pengasuhan hegel. jadi penitipan anak? atau siang dititipin di rumah ortu? tapi ga enak kalo nitipin di rumah ortu :(
-jauh ama ortu, kalo ada apa2, ga jauh amat sih, sekitar 1,5 km :D
-lingkungan rumah, ga terlalu nyaman



lagi menimbang2

klo aku pilih rumah sendiri...

- cari pembantu dari kampung yg kita kenal dgn baik (jgn pembantu yg diambil dari panti asuhan, atau pembantu dari jakarta yg kita tdk kenal.. banyak penipu)

- telpon di rumah harus aktip, sehingga sewaktu-waktu bisa call ke rumah menanyakan keadaan hegel jga situasi dirumah dan sekeliling..

- nitip juga ke tetangga yg di depan, samping kiri kanan.. sesekali mereka kasih oleh2 agar spy lebih ikut parhatikan anak kita, lebih bagus lagi klo di tempat tetangga ada anak kecil jga.. jadi hegel bisa ada temen main..

Ariti
20-06-2011, 10:23 AM
om ancuur nih dewasa juga ya...*gw sih sering lurking2 dimari,walaupun msh single hehhhe

nitip juga ke tetangga yg di depan, samping kiri kanan.. sesekali mereka kasih oleh2 agar spy lebih ikut parhatikan anak kita, lebih bagus lagi klo di tempat tetangga ada anak kecil jga.. jadi hegel bisa ada temen main..

gw seneng kata kata ini...dan cari pembantu dari desa lebih terjamin drpd dari agent, banyak penipu banget

cha_n
20-06-2011, 10:18 PM
susah euy cari pembantu dari desa.

sementara mau cari deket2 rumah dulu, ga usah yang nginep.

deddy
20-06-2011, 11:33 PM
Waktu pertama nikah sampai punya anak satu nebeng di mertua karena istriku sebagai tulang punggung keluarganya maklum anak pertama dan sudah kerja jadi msh punya tanggung jawab terhadap ortunya dan adik2nya dan anakku juga bisa diemong sama neneknya, kemudian setelah anak umur 1 thn baru pindah rumah yg kebetulan rumahku juga dekat sama mertua.
Seiring dgn perjalananya waktu anak sudah 2 baru nyari pembantu datang jam 06.00 - 17.00, hingga sekarang msh ada, tugasnya khusus menjaga anak, selagi anak tidur baru boleh ngerjakan yg lain.
jadi menurutku semua tergantung kenekatan kita sendiri untuk mandiri, Masalah lingkungan Insya Allah nanti akan terbiasa semua itukan karena belum terbiasa. Jadi kalo bisa usahakan sebelum pindah kerumah sendiri cari orang yg bisa menjaga anak terlebih dahulu.
Kalo ditempatku ada tempat khusus penitipan anak balita, jadi tidak begitu repot utk suami/istri yang pekerja.......

ancuur
20-06-2011, 11:38 PM
om ancuur nih dewasa juga ya...*gw sih sering lurking2 dimari,walaupun msh single hehhhe

nitip juga ke tetangga yg di depan, samping kiri kanan.. sesekali mereka kasih oleh2 agar spy lebih ikut parhatikan anak kita, lebih bagus lagi klo di tempat tetangga ada anak kecil jga.. jadi hegel bisa ada temen main..

gw seneng kata kata ini...dan cari pembantu dari desa lebih terjamin drpd dari agent, banyak penipu banget

dewasa dong baru minggu kemarin ultah yg ke 18 :joget:


susah euy cari pembantu dari desa.

sementara mau cari deket2 rumah dulu, ga usah yang nginep.

klo begitu cari pembantu yg sodaranya pembantu sebelah kanan, kiri atow depan..
jadi minimal pembantu tetangga jga ikutan tanggung jawab.. dan aman dari penipuan..
krn sodaranya kerja di tetangga :jempol:

nb: pokoknya jaman sekarang hrs bener2 ekstra hati2.. banyak penculikan anak2 loh!

alfaromeo
21-06-2011, 12:22 AM
rumah sendiri aja, cha_n.

alasannya:
lebih bebas mengatur rumah tangga.
mau tidur molor
mau makan berlauk tempe + kecap
mau prihatin
mau t3lanjang di dalam rumah, juga gpp.
pokoknya, gue yg ngelakuin, dan guwe yg ngerasain.

bagaimanapun juga, dari segi `convenience` / kenyamanan, tentu aja nyaman di rumah ortu.

kalau perlu, SK nya di sekolahkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. SK disekolahkan S2, atau mungkin S3 atau bahkan professor.
karna, itulah kekuatan PNS, ada pada SK dan jaminan ke langgeng an pekerjaan.
untuk dapat beli rumah dll, mau gak mau harus hutang. Karna gaji relatif kecil, tapi jaminan kelanggengan kerja cukup baik. itulah PNS.

pada hakekatnya, manusia umum nya sama.
Tinggal di rumah MERTUA itu gak nyaman, bagaimanapun juga... mertua adalah MERTUA, bukan orang tua kandung.
anak dari mertua, memang pasangan kita.
tapi, mertua tetap bukanlah orang tua kandung.
cha_n tinggal dan hidup serumah bersama mertua, tentu gak nyaman.
cak dapid pun demikian, tinggal dan hidup serumah dgn mertua, tentu gak senyaman seperti rumah sendiri.
Walaupun, senantiasa ada embel2... ANGGAPLAH INI SEBAGAI RUMAH SENDIRI.
MENANTU AKAN DIANGGAP SEPERTI ANAK SENDIRI.

Memang SK perlu disekolahkan ke jenjang yg lebih tinggi.
Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

ndableg
21-06-2011, 12:34 AM
@ndableg, anak temen kemaren karena dikipasi terus malah jadi flek paru2,,,

Dikipasin aja kena paru2nya apalagi aseh..

alfaromeo
21-06-2011, 12:36 AM
dewasa dong baru minggu kemarin ultah yg ke 18 :joget:



klo begitu cari pembantu yg sodaranya pembantu sebelah kanan, kiri atow depan..
jadi minimal pembantu tetangga jga ikutan tanggung jawab.. dan aman dari penipuan..
krn sodaranya kerja di tetangga :jempol:

nb: pokoknya jaman sekarang hrs bener2 ekstra hati2.. banyak penculikan anak2 loh!

Gileeee....

ternyata, um ancurr ini agak encer juga.
Guwe bener-2 gak nyangka. :jempol:

ampun ommmmmmmmmmmmmm.:kabur:

deddy
21-06-2011, 07:18 AM
susah euy cari pembantu dari desa.

sementara mau cari deket2 rumah dulu, ga usah yang nginep.

iya jangan cari yang nginep, cari yang paruh waktu aja...... jadi anak2 masih tetap dekat sama ortunya......

cha_n
21-06-2011, 11:52 AM
@um ancuur + cak deddy
iya um, cari deket rumah, yang direkomendasiin tetangga.
malah ada wacana dari mas david, titip tetangga (tapi kita bayar dan nyiapin makanannya)
toh ayahnya hegel juga di rumah kerjanya, dari rumah... tinggal kepleset aja sampe tempat usaha. soalnya emang di depan rumah tempat usahanya hehehehe

@um alfa
=)) wkwkwkwk iya iya ini lagi ngelirik BRI, kemaren dapet skema sebulan 0.9% sd 5 tahun, kalo sampe 9 tahun 0.95%/bulan
mau coba ngelirik abang jabar ato abang dki, kali aja bisa ngasih lebih yahuud =)) mau coba tanya2 ama koperasi juga, katanya bisa jauh lebih kecil lagi bunganya.

sekarang lagi mikirin buat kenyamanan rumah sendiri nih.

@ndableg
lu coba dulu idup di jakarta bangsa sebulan, tinggal di rumah siang hari bolong tiap hari, rumah dengan langit2 rendah, gw salut kalo lu ga ngerengek2 soal AC =))

kala
24-06-2011, 01:39 AM
iya jangan cari yang nginep, cari yang paruh waktu aja...... jadi anak2 masih tetap dekat sama ortunya......

setuju kalo pembokatnya ....
http://4.bp.blogspot.com/_uHUnwyXWPyc/TPdzkuhN36I/AAAAAAAAA4A/mmRs5owgnlg/s400/Mak.Lampir.jpg


wajib nginap .. kalau yang ini maaahhh


http://4.bp.blogspot.com/-Xb0YF8a99oQ/TcS1XM651bI/AAAAAAAAAX4/U39NvodB8Vo/s1600/cewek1.jpg

ancuur
24-06-2011, 02:02 AM
Gileeee....

ternyata, um ancurr ini agak encer juga.
Guwe bener-2 gak nyangka. :jempol:

ampun ommmmmmmmmmmmmm.:kabur:

makasih atas complimentnya X_X


@um ancuur + cak deddy
iya um, cari deket rumah, yang direkomendasiin tetangga.
malah ada wacana dari mas david, titip tetangga (tapi kita bayar dan nyiapin makanannya)
toh ayahnya hegel juga di rumah kerjanya, dari rumah... tinggal kepleset aja sampe tempat usaha. soalnya emang di depan rumah tempat usahanya hehehehe



titip tetangga yg punya anak hrs dilihat anaknya loh..
klo anaknya nakal.. nanti anak kita ikutan nakal.. :cilukba:

cha_n
25-06-2011, 01:24 AM
betul um, harus diawasi terus
untungnya ayah hegel kerja dari rumah :)

cha_n
08-07-2011, 11:17 PM
pingin cepet2 pindahhhhhhhhhhhh
dah makin ga betah. harus bisa mandiri, normalnya orang berumah tangga memang harus pisah, jadi bisa mengatur sendiri RT-nya

ancuur
08-07-2011, 11:39 PM
betul bu...
kirain sudah pindah..
gak bebas klo tinggal sama orang laen.. walau itu ortu kita sendiri :ngopi:

cha_n
09-07-2011, 08:19 AM
rumahnya belum selesai direnovasi, sedang pasang keramik sekarang... mudah2an mgg depan sudah selesai

Nowitzki
09-07-2011, 10:17 AM
semangat chan. Aq sbnernya jg gk tahan disini, tp krn hubby gk disini, mau gak mau ya pasrah aj...
Tinggal sendiri tantangannya lbh berat, tapi qta punya wewenang sendiri utk mengatur rmh tangga qta, terutama soal mendidik anak.

Nowitzki
12-07-2011, 11:48 PM
pengen seatap lg sm hubby. Semuasemua serba salah. Cara mendidik anak disalahin, siapa coba yang manjain ara sampe dia gak bisa ditaruh. Eyangnya sendiri yg gak tegaan, jd selalu gendong ara. Sekarang soal nyari pengasuh pun gak bisa leluasa... Duuuhh, rasanya pengen lari ke jakarta.

cha_n
13-07-2011, 02:21 PM
wah harusnya diajari mandiri sejak awal.
hegel ga pernah kugendong2(kecuali sakit atau spesial event), mandiri banget
karena ada pembanding, si miki manjaaaaa banget, ya anak paling kecil sendiri, yang lain udah gede2... manja minta ampun.
jadi kalo bareng keliatan banget, apalagi kalau ada mama, langsung glayut ama mama padahal dia gendut, kasian jadi terpaksa gendong (udah 4 thn gitu loh)

sempet disindir2 juga sih "tuh anaknya ga deket sama bundanya, cuek aja ada bundanya"
hah? itu bukan cuek, tapi dia mandiri, apa2 bisa dilakukan sendiri
udah ke jakarta aja yuk


eniwei kata suami, kamis rumah udah beres direnov... seneng, tapi deg2an juga... gimana ya bilangnya kita mau pindah

Alip
13-07-2011, 02:33 PM
Gimana kalau bilang: "Buuuu, Paaaak, kami mau pindaaaaah?":manis:

Polos mode:ON
:pencuri:

aya_muaya
13-07-2011, 06:50 PM
mama.... aku insyaALLAH pengen mandiri... kebetulan rumahnya udah jadi... so.. kami pindah ya mah.... muuaacchh.,,

aya_muaya
13-07-2011, 06:51 PM
ah, tapi aku kemaren juga sempat perang dingin juga, soalnya habis melahirkan aku maksa harus langsung pindah rumah biar si kecil gak kagetan karena pindah2... tapi ya.. lama2 ortu mencair dan bisa memahami keputusan kami... :p

ancuur
13-07-2011, 08:59 PM
rumahnya belum selesai direnovasi, sedang pasang keramik sekarang... mudah2an mgg depan sudah selesai

menurut ortujaman dulu.. believe or not.. konon spy anaknya tenang di rmh yg baru, dibawah bantal or tempat tidur sang anak di bawakan tanah dari rumah yg dulu.. (dibungkus dgn pelasik) katanya sih agar sang anak gak rewel.. bener gak sih ??? :cilukba:

aya_muaya
13-07-2011, 09:39 PM
menurut ortujaman dulu.. believe or not.. konon spy anaknya tenang di rmh yg baru, dibawah bantal or tempat tidur sang anak di bawakan tanah dari rumah yg dulu.. (dibungkus dgn pelasik) katanya sih agar sang anak gak rewel.. bener gak sih ??? :cilukba:

kemaren seh waktu aulia ke semarang, dibawain tuh ama om... terus aku kasih di laci lemari.. ..

Nowitzki
14-07-2011, 01:58 PM
gregetan....
mau bawa anak sendiri ke dokter aja dilarang larang
dibilang mahal lah, kebanyakan duitlah, gak percaya sama yg udah pengalamanlah
tuh, sampai hari ini msh panas kan. malah lebih panas. pokoknya kalo nanti sore masih begini akan kubawa ke dokter.
terserah mereka mau bilang apa.

Urzu 7
14-07-2011, 02:29 PM
^ waduh..kok masih manut sama ortu kalo soal anak

cha_n
14-07-2011, 02:37 PM
penanganan kalau anak panas:
ukur dengan termometer, berapa panasnya?
kalau sudah lebih dari 3 hari dan panas diatas 38.5C, bawa ke dokter.
kalau kurang dari 3 hari, tapi anak lemas, membiru, muntah2, segera bawa ke dokter.

coba baca buku smart parents for healthy children deh, recomended bu, primbon untuk kondisi kesehatan anak :D

oh iya,yang aman untuk panas pakai paracetamol, jangan pake antibiotik ya, itu bukan untuk melawan virus

Nowitzki
14-07-2011, 02:40 PM
serba salah zu,
karena saya tinggal di rumah mereka,
dan karena saya adalah putri mereka,
bisa dibilang durhaka kalau membangkang. *sigh

aq gak berniat nindik dan ngasih ara anting2, tapi eyangnya pengen.
aq gak pengen ara jadi anak gendongan, tapi eyangnya gendongin terus.
aq gak pengen ara belajar makan sebelum 6 bln, tapi sudah dikasih macam2 sm eyangnya sejak 4bln.
aq pengen ara punya pengasuh secepatnya, bayar baby sitter pun tak apa, tp eyangnya pilih2 calon pengasuh, dan menolak dengan tegas opsi baby sitter.

cape deh :(

Nowitzki
14-07-2011, 02:44 PM
berarti mungkin gakpapa (semoga).
cuma panas dan lemes aja, gak muntah, gak membiru.

untungnya dia mau minum asi terus, semoga bisa membantu,
iya, kukasih paracetamol, tp turun sebentar, ntar panas lagi.

makasih chan infonya, ntar kucari bukunya.

Urzu 7
14-07-2011, 03:05 PM
serba salah zu,
karena saya tinggal di rumah mereka,
dan karena saya adalah putri mereka,
bisa dibilang durhaka kalau membangkang. *sigh

aq gak berniat nindik dan ngasih ara anting2, tapi eyangnya pengen.
aq gak pengen ara jadi anak gendongan, tapi eyangnya gendongin terus.
aq gak pengen ara belajar makan sebelum 6 bln, tapi sudah dikasih macam2 sm eyangnya sejak 4bln.
aq pengen ara punya pengasuh secepatnya, bayar baby sitter pun tak apa, tp eyangnya pilih2 calon pengasuh, dan menolak dengan tegas opsi baby sitter.

cape deh :(
Sementara ini merem dulu aja deh bu..sampe bisa pindah rmh sendiri.
mungkin dulu kecilnya ibu juga diperlakukan sama seperti bayinya::elaugh::

cha_n
14-07-2011, 03:20 PM
serba salah zu,
karena saya tinggal di rumah mereka,
dan karena saya adalah putri mereka,
bisa dibilang durhaka kalau membangkang. *sigh

aq gak berniat nindik dan ngasih ara anting2, tapi eyangnya pengen.
aq gak pengen ara jadi anak gendongan, tapi eyangnya gendongin terus.
aq gak pengen ara belajar makan sebelum 6 bln, tapi sudah dikasih macam2 sm eyangnya sejak 4bln.
aq pengen ara punya pengasuh secepatnya, bayar baby sitter pun tak apa, tp eyangnya pilih2 calon pengasuh, dan menolak dengan tegas opsi baby sitter.

cape deh :(

emang serba salah kalau masih di rumah ortu. aku paham banget perasaanmu karena akupun begitu.
soal tumbuh kembang anak, untungnya ortuku orang kementerian kesehatan, jadi soal ASIX 6 bulan dia ga bisa protes (yang canangin WHO dan didorong pula oleh kementerian kesehatan)
walo tetep nego, 5.5bln disuruh coba2 MPASI, aku kalo masih bisa ditolerir ya udah lah.

tapi soal baby walker, aku udah tegas nolak, di amrik aja udah dilarang kok, lebih banyak mudharatnya. sempet diprotes ama mereka, aku pura2 budeg aja. aku coba info-kan, kasih referensi berita dan dasar kenapa ga pake baby walker, just it, urusan menerima atau tidak itu bukan lagi wewenang mereka, ini anakku, dia hidup di jaman sekarang bukan dijaman dulu

cha_n
14-07-2011, 03:39 PM
berarti mungkin gakpapa (semoga).
cuma panas dan lemes aja, gak muntah, gak membiru.

untungnya dia mau minum asi terus, semoga bisa membantu,
iya, kukasih paracetamol, tp turun sebentar, ntar panas lagi.

makasih chan infonya, ntar kucari bukunya.

yup udah betul, kompres juga dengan air anget, pakai pakaian yang tipis, jangan yang tebal.
susui banyak2.

Alip
14-07-2011, 03:46 PM
Jadi dulu saya termasuk beruntung ya?

Waktu tinggal di rumah orang tua, yah, kami sama-sama keras kepala, tapi Ayah saya punya prinsip bahwa anak adalah hak orang tuanya, dan para kakek nenek biasanya malah merusak perkembangan si anak dengan kebiasaan memanjakan berlebihan... (mungkin pengalaman waktu saya masih kecil ya:luck:).

Alip
14-07-2011, 03:51 PM
@nowitzki...

Anak itu lebih tangguh dari yang kita kira. Kalau panas tanpa disertai gejala lain, dokter sekalipun cuma akan kasih obat penurun panas macam paracetamol. Tindakan-tindakan lanjutan baru akan dilakukan sesudah demam berkelanjutan sampai tiga hari...

Disabarin dulu deh... para orang tua kita yang sudah berpengalaman biasanya memang jadi lebih tenang dan kelihatan tidak empatik buat kita yang sedang was-was karena anak kita panas...

kala
15-07-2011, 06:17 AM
aq gak berniat nindik dan ngasih ara anting2, tapi eyangnya pengen.
aq gak pengen ara jadi anak gendongan, tapi eyangnya gendongin terus.
aq gak pengen ara belajar makan sebelum 6 bln, tapi sudah dikasih macam2 sm eyangnya sejak 4bln.
aq pengen ara punya pengasuh secepatnya, bayar baby sitter pun tak apa, tp eyangnya pilih2 calon pengasuh, dan menolak dengan tegas opsi baby sitter.

cape deh :(

kenapa milih konfrontasi ... khan bisa kompromii

emang serba salah kalau masih di rumah ortu. aku paham banget perasaanmu karena akupun begitu.
soal tumbuh kembang anak, untungnya ortuku orang kementerian kesehatan, jadi soal ASIX 6 bulan dia ga bisa protes (yang canangin WHO dan didorong pula oleh kementerian kesehatan)
walo tetep nego, 5.5bln disuruh coba2 MPASI, aku kalo masih bisa ditolerir ya udah lah. 2 (dua ) tahun


ini anakku, dia hidup di jaman sekarang bukan dijaman dulu

itu cucunya ...
generasi berganti tapi matahari masih terbit dari timurr
salam yaa sma hegel ...

cha_n
15-07-2011, 09:01 AM
2 (dua ) tahun
ASIX itu 6 bulan pak (hanya minum asi saja, tampa makanan pendamping)
kasian amat kalo 2 tahun asi ekslusif doang, ga dikasih makanan pendamping ;))
coba pak kala cuci kaki dulu baru ikut belajar lagi sama ibu2 soal per-ASI-an... ditunggu diskusi hangatnya



itu cucunya ...
generasi berganti tapi matahari masih terbit dari timurr
salam yaa sma hegel ...

ya tetep aja cucunya bukan anaknya. yang diserahi tanggung jawab atas anak itu ortu-nya bukan kakek-neneknya.


Waktu tinggal di rumah orang tua, yah, kami sama-sama keras kepala, tapi Ayah saya punya prinsip bahwa anak adalah hak orang tuanya, dan para kakek nenek biasanya malah merusak perkembangan si anak dengan kebiasaan memanjakan berlebihan...
pada akhirnya hasil kompromi kami juga begini pak, walau tetap di berbagai kesempatan ada komentar-komentar, tapi aku bisa lebih cuek, itu anakku kok, keputusan tetap pada orang tuanya.

sebelumnya aku pernah menghangat ama ortu, tapi kasusnya adikku, beda cara mendidik. tapi selepasnya aku menyadari, adikku bukan anakku, ortuku yang punya wewenang memilih jenis didikan macam apa yang mau mereka berikan (walau hati ini ga terima, tapi ga bisa berkata apa2)
mulai dari hal sepele (tapi bagi ibu2 tetap hal basar, semisal toilet training, lepas dot, jangan makan permen, harus gosok gigi dll) sampai hal yang lebih besar (perlu/tidak anak masuk PAUD)

akhirnya akupun seperti mereka saja terhadap adik, beri komentar-komentar.
impas :luck:

ancuur
15-07-2011, 09:35 AM
kemaren seh waktu aulia ke semarang, dibawain tuh ama om... terus aku kasih di laci lemari.. ..

ternyata bener jga yah... ini hukum alam kali yah.. :mikir:

kala
15-07-2011, 11:13 AM
whaa salah nangkap aqyu

ASIX itu 6 bulan pak (hanya minum asi saja, tampa makanan pendamping)
kasian amat kalo 2 tahun asi ekslusif doang, ga dikasih makanan pendamping
coba pak kala cuci kaki dulu baru ikut belajar lagi sama ibu2 soal per-ASI-an... ditunggu diskusi hangatnya

kirain dimanja ekslusip ( TT-in ) enam bulan
anak saya umur 4 bulan uda disuap macam2


ya tetep aja cucunya bukan anaknya. yang diserahi tanggung jawab atas anak itu ortu-nya bukan kakek-neneknya.

saya sempat dibesarkan nenek (walau pun sementara) dan asyik2 saja ...

cha_n
15-07-2011, 11:37 AM
whaa salah nangkap aqyu


kirain dimanja ekslusip ( TT-in ) enam bulan
anak saya umur 4 bulan uda disuap macam2

Jaman dulu, ASIX itu memang 4 bulan, sekarang dengan berbagai hasil penelitian dll, diketahui ternyata sebaiknya ASIX itu 6 bulan, karena usus anak dibawah 6 bulan itu belum sempurna ususnya, belum siap menerima makanan padat.
tapi tentunya pilihan pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) dikembalikan ke orang tua masing2,



saya sempat dibesarkan nenek (walau pun sementara) dan asyik2 saja ...
ya memang asik2 saja, saya juga diasuh nenek-kakek full 1 tahun (diminta tinggal di sana) tapi yang bertanggung jawab terhadap anak itu SEHARUSNYA tetap orang tuanya.

kala
16-07-2011, 12:36 AM
ya memang asik2 saja, saya juga diasuh nenek-kakek full 1 tahun (diminta tinggal di sana) tapi yang bertanggung jawab terhadap anak itu SEHARUSNYA tetap orang tuanya.

akurr ........ prinsip
tapi ini tinggalnya di mertua indah resort ... (tred) ... bageamanaa ... yaaa
kalo disepakbola .... permainan cantik yang ditampilkan ............. soal skor nanti2 saja lahh

...

aya_muaya
16-07-2011, 02:12 AM
@now, semoga ara lekas sembuh.. Mungkin ada kemajuan sesuatu dari dirinya yang membuat panas. Mau tumbuh gigi mungkin...

cha_n
16-07-2011, 10:24 AM
akurr ........ prinsip
tapi ini tinggalnya di mertua indah resort ... (tred) ... bageamanaa ... yaaa
kalo disepakbola .... permainan cantik yang ditampilkan ............. soal skor nanti2 saja lahh

...
nah karena itu ada kompromi2, hal2 prinsip jangan dikompromikan, hal lain ya kompromi.
semisal, kalo saya, ga mau kasih baby walker. sempet diomongin terus, suruh kasih.
aku tetap ga kasih, itu ga bagus buat anak. siapa bilang bikin cepet jalan? malah banyak bahayanya dibanding manfaatnya.
buktinya tanpa itu pun umur 1 tahun 2 mgg, hegel bisa jalan.
aku ga pakein gurita, itu ga baik buat pernafasan bayi. walau masih belum puput jua ga kukasih.
kebetulan aku ga kerja, jadi aku 100% megang bayiku sampe dia umur 2 bulan, ga kukasih dipegang siapa2, paling sesekali ayahnya, tapi ga banyak.

pas masa2 pemberian MPASI juga ditanganku semua, aku ga berani percayakan ke orang2, karena harus benar2 steril, proses masak juga harus hati2, supaya gizinya ga berkurang.
Kalau saya, ortu kerja, jadi gesekan tidak terlalu banyak, saya bisa pegang kontrol :)

aya_muaya
16-07-2011, 08:45 PM
kalau ortuku lebih banyak menyerahkan keputusan akhirnya padaku... Paling mereka hanya menyarankan, kalau mau iya monggo...kalau enggak ya gakpapa... *berasa beruntung...


Kemaren waktu liburan -bulan mei-, aulia sempat panas dingin malam2... Bapak maksa sambil marah2 nyuruh bawa aulia ke dukun pijet bayi di kampung *yang notabene bakal disembur dengan menyan.... Aku gak mau, tegas aku minta ke bidan, toh bapak akhirnya diam dan nganterin ke bidan... Mungkin sambil nahan emosi karena kuatir sama si kecil...
Alhamdulillah sembuh dan gakpapa...

Well, ortu kita kan jauh lebih berpengalaman dari kita... Sejauh itu gak prinsip aku bakal nego... Tapi sejauh ini alhamdulillah banget, mereka gak pernah maksa2..

Mungkin bagaimana kita membuat mereka percaya bahwa kita bisa menjaga si kecil...

Urzu 7
17-07-2011, 12:54 AM
^tul .. ortu lebih pengalaman..tetapi zaman ortu sama jaman sekrang jelas beda::elaugh::

Kilat
17-07-2011, 05:29 PM
maaf baru mampir :luck:

beda sekali dengan di Belanda ..
Kalau di Belanda, kebanyakan anak keluar rumah ortu saat mau berkuliah (18 tahun), hanya beberapa yang akan menunggu beberapa tahun lebih lama. Anak ga pernah akan tinggal di rumah orang tua kembali.
Sama dengan saya .. 18 tahun, pindah ke Amsterdam, punya kamar kecil saja, tapi ga apa-apa, yang penting bebas ;)
21 tahun mulai kerja dan pindah ke apartemen (sewa) di lingkungan buruk karena murah, ga punya banyak barang, semua bekas dan sederhana. Ga apa-apa, yang penting mandiri dan ga tergantung dari uang ortu saya lagi ;)
Saya ga bisa membayangkan harus tinggal bareng ortu saya kembali, saya yakin saya malah ga mampu .. 2 malam bisa saja, tapi lebih lama saya akan teriritasi .. kalau berlibur bareng, pun susah, karena itu kami ga selalu jalan2 bareng ..
Salut atas teman2 yang bisa :)

Hmm .. bayangkan ada anak .. menurut saya kakak dan nenek boleh menyarankan, tapi orang tua yang memutuskan dan bertanggungjawab.
Kalau di sini kadang anak dititipkan ke kakak nenek, untuk beberapa hari seminggu (tidak menginap di rumah mereka). Orang tua tidak selalu senang dengan cara kakak nenek membesarkan anak mereka (ga bisa dicegah karena mereka punya sifat sendiri juga) dan mencampur tangan ..
Kebanyakan anak dititipkan ke penitipan anak, itu mahal sekali (sering hampir semahal gaji ibunya) .. Hmm .. bisa baik, tapi baru saja ada berita buruk, 2 orang yang kerja di penitipan anak ditangkap polisi, ternyata pedofil :(
Kalau babysitter: kalau di sini mahal, kalau orang tua ingin jalan-jalan larut malam, baru dipanggil babysitter (biasanya cewek 16 tahun).
Seandainya saya punya anak, saya lebih suka memilih anak saya dititipkan ke penitipan anak 1 hari seminggu, ke kakak nenek 1-2 hari seminggu, dan hari2 yang lain ga dititipkan tapi dibesarkan saya dan suami saya sendiri (yang berarti ga bisa kerja fulltime). Menurut saya paling baik kalau orang tua paling berpengaruh anak mereka ... 1 minggu ada 7 hari .. 4 hari atau lebih anak dipengaruh orang tua, 3 hari yang lain itu orang lain boleh ;)

Bayangkan suami saya kurang cocok sama ortu saya .. hmm .. dia sangat cocok, kadang dia malah lebih cocok daripada saya, dia lebih objektif dan kurang diganggu emosi .. berarti saya yang mau lari :lololol:
Seandainya ada masalah antara suami saya dan orang tua saya (yang kadang terjadi) saya dengar dengan perhatian, lalu biasanya saya jawab: coba pergi ke suami saya ya, bicarakannya dengannya, jangan dengan saya, ga bermanfaat, saya ga tahu semua.

Saya yakin akan bermasalah kalau orang tua dan anak (yang sudah dewasa) tinggal serumah, masalah2 ga bisa dicegah, orang tua akan tetap berusaha membesarkan anak mereka dan mencampur tangan, walau mereka sudah dewasa .. Kakak nenek lebih tua, maka mereka berpikir "kami lebih berpengalaman" (benar, tapi itu tidak berarti selalu lebih benar dan jaman beda).

Yang paling penting untuk saya adalah kemandirian .. saya malah lebih suka tinggal sendirian di kamar/rumah jelek tanpa kemewahan di lingkungan buruk dengan uang sedikit saja daripada tinggal sama ortu saya ..
seandainya saya tinggal serumah orang tua saya, relasi dengan orang tua saya pasti akan bermasalah :( .. kalau saya tinggal sendirian relasi dengan orang tua saya akan tetap baik :)

Tetap semangat ya jeng Chan! :)

Nowitzki
20-07-2011, 11:51 PM
kok ya pas, dokternya lagi keluar kota selama 2 minggu.
tapi ara akhirnya sembuh. cuma "gabaken"
yeah, emang seharusnya nurut orang tua ya.

cha_n
21-07-2011, 10:11 AM
lupa mau update
minggu ini mau pindahan horeeeeeeeeee


aku dah ngomong sama mama (mama dulu) eh tanggapannya positif banget.
pokoknya semu alasan2ku itu ditanggapin positif.
menurutnya memang secara psikologis harus pindah, senengnya
papaku dibilangin, dan udah setuju juga

soal hegel, mereka nawarin kalo siang di rumah mama aja, biar ada temennya si miki, juga lebih bisa diawasin makannya

hohoho... happy ending!

Alip
21-07-2011, 11:00 AM
Tuh kan... nggak perlu takut-takut... orang tua kita juga dulu ngalamin hal yang sama koq...
Hayoh... yang mau bantu angkat-angkat barang pada tunjuk tangaaaaaannnnn............!!!!!!!!!!!!!!!

...

...

...

:pencuri:

cha_n
21-07-2011, 12:02 PM
Tuh kan... nggak perlu takut-takut... orang tua kita juga dulu ngalamin hal yang sama koq...
Hayoh... yang mau bantu angkat-angkat barang pada tunjuk tangaaaaaannnnn............!!!!!!!!!!!!!!!

...

...

...

:pencuri:

iya mama bilang gitu juga, dulu dia juga harus memaksakan diri pisah, dan buktinya bisa walau kondisi memprihatinkan, tapi menjadikan diri mandiri, dalam berkeluarga juga bagus, kualitas hubungan dengan suami jadi makin baik :)

ndugu
21-07-2011, 09:25 PM
wah.. asik nih..
ditunggu foto2nya di sini ya :cengir:

saya samaan dengan kilat nih..

Yang paling penting untuk saya adalah kemandirian .. saya malah lebih suka tinggal sendirian di kamar/rumah jelek tanpa kemewahan di lingkungan buruk dengan uang sedikit saja daripada tinggal sama ortu saya ..
kadang kalo tinggal serumah, rasanya justru semakin banyak konflik.. ::elaugh::

cha_n
31-07-2011, 02:09 AM
akhirnya pindaaaaaaaaaaaaaaaaah... :senang:
hore...

malam ke 2 nginep di sini...

misi berhasil :nangis4:
berlanjut di catatan emak2 aja ya ;))

Kilat
31-07-2011, 03:37 AM
selamat jeng Chan :)
selamat menikmati kemandirian :)

cha_n
08-08-2011, 05:59 PM
terima kasih bu Kilat. saya senang akhirnya bisa mandiri, benar2 lega

ummu_w@rdah
12-08-2011, 02:38 PM
ikutan, kalo pendapat aku... semua orang punya maqam' -nya masing2 dalam mengusahakan berbagai hal. jadi, g usah ngoyo... kalo kemandirian bisa direngkuh, congrats! kalo masih butuh bantuan orang tua atau sodara, ya ambil saja... yang terbaik buat keluarga masing2!

cha_n
12-08-2011, 03:03 PM
udah case closed kok mak :D
saya lanjut di catatan emak2 aja ya, di diary :)

Agitho_Ryuki
12-08-2011, 03:05 PM
Di gembok dunk Bu kalo dah kelar... :D

ummu_w@rdah
12-08-2011, 03:06 PM
woookeeeeeh, bunda...

cha_n
13-08-2011, 10:38 AM
Di gembok dunk Bu kalo dah kelar... :D
siapa tahu ada yang mau diskusi yang mirip, silakan pak, kasus saya sendir udah kelar

aya_muaya
04-09-2011, 09:56 PM
kali ini giliran masku yang mau pindahan dari rumah mertuanya. Masih deket rumah mertuanya dia sih, kebetulan mertuanya udah sepuh...
Ada sepupu mbak iparku yang menawarkan rumahnya untuk dihuni karena tidak dihuni, sedangkan mereka udah menetap di solo dan jarang banget balik ke sana.
Awalnya ortuku gak setuju, soalnya ada rumah sendiri yang udah disiapkan buat masku tapi gak dipakai, kok malah milih rumahnya orang lain.
Tapi begitu ada pertimbangan ntu rumah bakal dijual ke masku, baru bapak setuju...

Nowitzki
04-09-2011, 11:51 PM
apa menakutkan sekali ya tinggal di rumah mertua? Apakah begitu beda jauh dengan tinggal dengan orang tua?

aya_muaya
05-09-2011, 12:15 AM
apa menakutkan sekali ya tinggal di rumah mertua? Apakah begitu beda jauh dengan tinggal dengan orang tua?

kalau pengalamanku sih, enggak.. Menyenangkan sekali tinggal bersama orangtua maupun mertua... Sama saja...
Saking nyamannya, aku sampai takut terlena..soalnya di rumah orangtua atau mertua, semuanya udah ada... Sedangkan dirumah sendiri, semua serba belum ada...
Cuman, mungkin..bagi beberapa orang, karena kehidupan mertua itu beda dalam mendidik anak dan menantu itu dididik dengan cara yang berbeda oleh mertua lakukan, mungkin perbedaan ini yang seringkali memunculkan sedikit percikan... Intinya kebiasaan ajah..

tsu
05-09-2011, 05:59 PM
hmm.... tinggal dirumah mertua ? belum pernah ngerasain sih (kecuali pas libur lebaran) benernya sih seneng klo pas lebaran, saia kan dari kota ketjil, betapa senangnya membelanjakan hasil kerja keras selama setahun di ibukota hehehe :D

yang jelas.... tetep paling enak rumah sendiri, soalnya saia sekeluarga ini orang jawa (tulen) yang masih pegang budaya sungkan dan ewuh pakewuh, masih gede banget sungkan nya, jadi kadang nggak enak gitu klo dirumah mertua, tiba tiba kita pulang kerja langsung masuk ke kamar, nonton tipi hehehe
klo dirumah sendiri.... maen game dari pulang kerja sampe jam 12malem juga paling bini yang ngedumel hahaha

ya... cuman itu aja sih, klo soal barang2.... ortu saia dan mertua malah seneng, soalnya ada tempat "pembuangan" buat barang2 mereka (yang udah numpuk nggak karuan) ;D;D

tsu
05-09-2011, 06:00 PM
-edited-

sori, dobel post

GiKu
05-09-2011, 06:20 PM
untuk mempermudah dalam memilih


http://www.imgjoe.com/x/pilihrumah.jpg

::hihi::

rajacacing
05-09-2011, 11:55 PM
rumah sendiri

cha_n
06-09-2011, 11:39 AM
tetep enak rumah sendiri :D
di rumah ortuku tuh enaaaaaaaaaaaaaak banget, mirip perbandingan si Giku di atas, dari segi fasilitas emang jauhhhh ama rumahku, dapur aja cuman seuprit, tivi modifikasi dari monitor komputer yang ga kepake, kamar kecil2, dll dll
tapi sepakat ama aya, walo senyaman apapun, tetep aja rumah ortu, ga nyaman mau ngatur2 sesuatu, ga nyaman memutuskan ini itu, contoh kecil soal menu.
apalagi soal pola pengasuhan... susah deh.
tapi tentu tiap orang beda2, mertua/ortu satu belom tentu sama dengan yang lain.

cuman seperti kata um Alip, dari sisi ilmu psikologi manapun, paling bener itu orang yang udah berumah tangga ya tinggal mandiri, lepas dari ortu :)

aya_muaya
28-09-2011, 09:04 AM
kak chan.. Gemana perasaannya sekarang setelah tinggal di rumah sendiri?

cha_n
28-09-2011, 01:32 PM
Hepi banget, cuman bulan ini ga banyak menunggui rumah :(

deddy
28-09-2011, 02:50 PM
enaknya kan kalo bangun siang gak ada yang liat ...ekekeke

apapun bentuknya rumah yang dibangun dengan kocek sendiri akan terasa beda ........

crashed brain
13-10-2011, 04:19 AM
Setiap opsi ada konsekuensiny masing2..
gw juga pengennya jauh dr ortu biar mandiri... tp begitu jauh, jd pengen sama mereka..wkwkwk..
ortu sih biarpun skrg berjauhan tinggalnya di rumah gw... gw malh ngontrak rumah di lain kota...wkkwkwkwkw

cha_n
13-10-2011, 11:00 PM
enaknya kan kalo bangun siang gak ada yang liat ...ekekeke

apapun bentuknya rumah yang dibangun dengan kocek sendiri akan terasa beda ........

ini alasan terbesarnya ::hohoho::

cha_n
13-10-2011, 11:01 PM
Setiap opsi ada konsekuensiny masing2..
gw juga pengennya jauh dr ortu biar mandiri... tp begitu jauh, jd pengen sama mereka..wkwkwk..
ortu sih biarpun skrg berjauhan tinggalnya di rumah gw... gw malh ngontrak rumah di lain kota...wkkwkwkwkw
um sekarang di jakarta ya?