PDA

View Full Version : Perayaan Paskah di Cirebon Dibubarkan Paksa Kelompok Gatas



E = mc²
17-05-2011, 04:03 PM
TEMPO Interaktif, Cirebon (http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2011/05/16/brk,20110516-334845,id.html) -Acara ucap syukur sekaligus perayaan Paskah di Cirebon dibubarkan paksa sekelompok orang yang menamakan diri Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) Senin 16 Mei 2011. Perayaan yang dilakukan di Gedung Gratia Cirebon itu diikuti sekitar 6.000 jamaah yang sebagian besar terdiri dari anak usia SD hingga SMA.

Namun sekitar pukul 18. 15 WIB ormas Gapas yang terdiri sekitar 20 orang dipimpin Andi Mulya mendatangi gedung tersebut. Mereka pun langsung menghardik panitia penyelenggara dan mengatakan jika kebaktian di gedung Gratia tersebut tidak memiliki izin.

Namun saat seorang panitia, Stefanus, memberitahu jika mereka sudah memberitahukan acara tersebut ke polisi, akhirnya Andi Mulya pun menelpon polisi dan meminta agar acara tersebut dibubarkan.

Polisi yang datang ke lokasi setelah melakukan dialog akhirnya meminta agar perayaan tersebut bubar untuk keamanan. "Ini ada apa? Kok bisa banyak polisi ya?" tanya Hermanus, 8, seorang peserta yang ikut perayaan paskah bersama tersebut dengan wajah bingung.

Stefanus menjelaskan jika pihaknya sudah memberitahukan ke polisi tentang acara yang mereka lakukan malam ini. "Ini bukan kebaktian. Tapi perayaan dan ucap syukur kita kepada Tuhan. Jadi mohon dibedakan antara perayaan dan kebaktian," katanya. Acara ini wujud ucap syukur ujian nasional telah berakhir. Ketua Gapas, Andi Mulya, berkeras jika yang dilakukan malam ini merupakan kebaktian. "Masa kebaktian tidak ada izinnya?" tanyanya.

Sedangkan Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suhaeri yang datang ke lokasi mengakui jika panitia sudah memberitahukan pelaksanaan acara tersebut kepada polisi. "Mereka sudah mengirimkan surat pemberitahuan," katanya. Namun, kata dia, demi menjaga suasana daerah, akhirnya acara itu pun dibubarkan.

E = mc²
17-05-2011, 04:18 PM
Ormas Bubarkan Paksa Acara Kebaktian

Cirebon, CyberNews. (http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/05/16/85831/Ormas-Bubarkan-Paksa-Acara-Kebaktian) Acara kebaktian paskah yang dibalut dengan perayaan dan ucap syukur atas berakhirnya ujian nasional yang diselenggarakan di Cirebon, dibubarkan secara paksa dan tiba-tiba oleh sekelompok orang atas nama Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas), Senin (16/5)

Perayaan yang tengah dilangsungkan di Gedung Gratia Cirebon itu diikuti sekitar 6.000 jamaah yang sebagian besar terdiri dari anak usia SD hingga SMA.

Sekitar pukul 18.15 WIB ormas Gapas yang terdiri sekitar 20 orang, dipimpin oleh seseorang yang mengenalkan diri sebagai Andi Mulya mendatangi gedung tersebut. Mereka langsung menghardik panitia penyelenggara dan mengatakan jika kebaktian di gedung Gratia tersebut tidak memiliki izin.

Panitia kemudian menghubungi polisi, sehingga terjadi dialog antara polisi dan Gapas. Pada akhirnya polisi yang datang ke lokasi setelah melakukan dialog akhirnya meminta agar perayaan tersebut bubar untuk keamanan.

Stefanus, salah seorang panitia mengatakan, pihaknya sudah memberitahukan ke polisi tentang acara yang mereka lakukan malam ini.

"Ini bukan kebaktian. Tapi perayaan dan ucap syukur kita kepada Tuhan. Jadi mohon dibedakan antara perayaan dan kebaktian," katanya. Acara ini wujud ucap syukur ujian nasional telah berakhir. Ketua Gapas, Andi Mulya, berkeras jika yang dilakukan malam ini merupakan kebaktian. "Masa kebaktian tidak ada izinnya?" tanyanya.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suhaeri yang datang ke lokasi mengakui jika panitia sudah memberitahukan pelaksanaan acara tersebut kepada polisi. "Mereka sudah mengirimkan surat pemberitahuan," katanya. Namun, kata dia, demi menjaga suasana daerah, akhirnya acara itu pun dibubarkan.

( Tmp / CN32 )

gembel
17-05-2011, 04:33 PM
untuk masalah pemurtadan sudah rahasia umum lagi kedoknya

pasingsingan
17-05-2011, 04:36 PM
jika polisi dah mengakui ada ijin
knp gak justru menghalau perilaku premanisme itu yak?
payah klo aparatnya juga dudulz macam itu X(

E = mc²
17-05-2011, 04:38 PM
20 vs 6000

20 menang :D

pasingsingan
17-05-2011, 04:51 PM
aparatnya tuh yng gak bener
klo bener acara itu sudah mengantongi ijin
mestinya kegiatan itu justru mendapatkan pengamanan
bukan malah menyetujui ulah organisasi pengacau gak berotak itu X(

eve
17-05-2011, 05:44 PM
hemmh, perlu diperjelas lg infonya.. Itu sd sma mana, yang ikut itu persertanya agamanya apa, terus panitianya itu siapa aja, darimana.. Atas nama swkolah atau gereja, terus, alasannya menggebrek itu juga apa, ada pengaduan darimana...
Terus, alasannya polisi menyuruh membubarkan itu sebenarnya kenapa...

DH1M4Z
17-05-2011, 08:15 PM
sumber lain :



Sentral pemurtadan sekarang adalah Gedung Pertemuan Umum Gratia di jalan Sudarsono nomor 32 Kesambi Kota Cirebon. Mereka mengadakan pemurtadan dengan terselubung berkedok acara hiburan, ulang tahun, kesenian dan sebagainya. Setiap rabu malam kamis mereka mengumpulkan 800 Waria (Wanita Pria/bencong) se wilayah III Cirebon plus Tegal, Brebes, Semarang, Yogya, Surabaya, Bekasi dan Jakarta untuk dimurtadkan (CD ada pada penulis).

Dalam acara tersebut mereka digiring untuk melakukan peribadatan Kristen sambil diceramahi dengan kutipan-kutipan Injil oleh Nani Susanty, dibantu oleh Jimmy Lukito, Stphepanus Dwi Cahyo, Sofie (Anak Nani Susanty), Elizabeth, Andreas dan lain-lain. Mereka dijanjikan dibantu modal membuka salon dan uang insentif jika berhasil membawa teman-temannya mengikuti kegiatan ritual tersebut.

Itu adalah pilot project dari misi pemurtadan khusus waria, jika proyek ini berhasil, akan diaplikasikan secara nasional, hingga akhirnya acara/kegiatan pemurtadan tersebut berhasil diungkap dan sementara bisa digagalkan oleh Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Cirebon, dengan dukungan Ormas-Ormas Islam. Dalam Investigasi Gapas, juga ditemukan fakta lapangan bahwa acara kebaktian tersebut sering dihadiri oleh ratusan ibu-ibu muslimah dari kampung/ desa-desa (umumnya dari wilayah utara Cirebon) yang datang dengan belasan angkot, penuh penumpang ibu-ibu muslimah berjilbab dengan anak-anak kecil.

Ecclesia-Gratia juga juga agressif merangkul komunitas anak-anak muda Cirebon lewat wadah PDKM-E (Persekutuan Do’a Kaum Muda –Ecclesia). Persekutuan ini bersifat interdenominasi yang berarti jemaat anak muda dari mana saja boleh ikut bergabung. Dengan syarat minimal sudah bercelana pendek biru (SMP). Mereka mengadakan aktivitas sekaligus kebaktian dan entertainment, dimana sebenarnya berisi khotbah, share, kesaksian baik dari luar (import) ataupun orang dalam (local), diskusi kelompok, game-game indoor dan out door, kebaktian out door (biasanya jika ada acara kebersamaan outdoor juga), Praise and Worship, dan kadang diselingi Lunch atau Dinner jika ada event tertentu.

PDKM-E, juga mempunyai acara hiburan yang mereka sebut acara off line, yaitu yang bukan diadakan hari senin, misalnya latihan musik setiap hari ahad jam 13.00-15.00. Terbukti Ecclesia-Gratia adalah perkumpulan agressif, meskipun Gedung/Gereja menjadi sorotan Ummat. Mereka tetap nekad membangun gedung baru di belakang halaman stasiun Radio Gratia. Gedung itu akan diberi nama Christian Youth Center, sebuah auditorium serba guna berlantai tiga.

Gedung Christian Youth Center, yang sedang dibangun adalah sebuah auditorium berlantai tiga. Rencananya lantai satu akan dijadikan tempat kebaktian anak-anak, lantai dua untuk kebaktian para pemuda/remaja. Juga direncanakan akan dibuka café dan food Court. Sebuah tempat yang direncanakan untuk menjaring anak-anak muda untuk kongkow-kongkow, sedangkan lantai tiga akan dibuat sebagai Sport Center yang sangat luas, untuk dipakai bola basket, futsal, tennis meja, bulu tangkis dan lain-lain.



sumber : hxxp://chakrabuana.blogspot.com/2009/07/cirebon-pusat-kristenisasi-terpenting.html

kuncinya : jangan ada dusta di antara kita :mrgreen:

------------------------------------------------------
Yang mayoritas jangan sewenang-wenang terhadap minoritas
Yang minoritas juga harus tau diri, nggak usah main tipu-tipu, jangan sampai menjadi dilema bagi mayoritas.

------------------------------------------------------------------

DH1M4Z
17-05-2011, 08:16 PM
----------------------------

eve
17-05-2011, 08:20 PM
maksudnya itu sama ama ya g diatas?

DH1M4Z
17-05-2011, 08:39 PM
coba lihat benang merahnya , May... :mrgreen:

BundaNa
18-05-2011, 01:58 PM
repotnya adalah mereka sudah mengantongi ijin, tugas polisi mestinya meneliti itu bener2 perayaan atau kebaktian

Serenade
18-05-2011, 04:33 PM
sumber lain :

Sentral pemurtadan sekarang adalah Gedung Pertemuan Umum Gratia di jalan Sudarsono nomor 32 Kesambi Kota Cirebon. Mereka mengadakan pemurtadan dengan terselubung berkedok acara hiburan, ulang tahun, kesenian dan sebagainya. Setiap rabu malam kamis mereka mengumpulkan 800 Waria (Wanita Pria/bencong) se wilayah III Cirebon plus Tegal, Brebes, Semarang, Yogya, Surabaya, Bekasi dan Jakarta untuk dimurtadkan (CD ada pada penulis).

Dalam acara tersebut mereka digiring untuk melakukan peribadatan Kristen sambil diceramahi dengan kutipan-kutipan Injil oleh Nani Susanty, dibantu oleh Jimmy Lukito, Stphepanus Dwi Cahyo, Sofie (Anak Nani Susanty), Elizabeth, Andreas dan lain-lain. Mereka dijanjikan dibantu modal membuka salon dan uang insentif jika berhasil membawa teman-temannya mengikuti kegiatan ritual tersebut.

Itu adalah pilot project dari misi pemurtadan khusus waria, jika proyek ini berhasil, akan diaplikasikan secara nasional, hingga akhirnya acara/kegiatan pemurtadan tersebut berhasil diungkap dan sementara bisa digagalkan oleh Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Cirebon, dengan dukungan Ormas-Ormas Islam.


Para waria nya belum tentu muslim kan? :P



Dalam Investigasi Gapas, juga ditemukan fakta lapangan bahwa acara kebaktian tersebut sering dihadiri oleh ratusan ibu-ibu muslimah dari kampung/ desa-desa (umumnya dari wilayah utara Cirebon) yang datang dengan belasan angkot, penuh penumpang ibu-ibu muslimah berjilbab dengan anak-anak kecil.

Yang ini jelas. Pasti ada salah kalo ibu2 muslimah beserta anaknya malah ikutan acara model begini.



Ecclesia-Gratia juga juga agressif merangkul komunitas anak-anak muda Cirebon lewat wadah PDKM-E (Persekutuan Do’a Kaum Muda –Ecclesia). Persekutuan ini bersifat interdenominasi yang berarti jemaat anak muda dari mana saja boleh ikut bergabung. Dengan syarat minimal sudah bercelana pendek biru (SMP). Mereka mengadakan aktivitas sekaligus kebaktian dan entertainment, dimana sebenarnya berisi khotbah, share, kesaksian baik dari luar (import) ataupun orang dalam (local), diskusi kelompok, game-game indoor dan out door, kebaktian out door (biasanya jika ada acara kebersamaan outdoor juga), Praise and Worship, dan kadang diselingi Lunch atau Dinner jika ada event tertentu.

PDKM-E, juga mempunyai acara hiburan yang mereka sebut acara off line, yaitu yang bukan diadakan hari senin, misalnya latihan musik setiap hari ahad jam 13.00-15.00. Terbukti Ecclesia-Gratia adalah perkumpulan agressif, meskipun Gedung/Gereja menjadi sorotan Ummat. Mereka tetap nekad membangun gedung baru di belakang halaman stasiun Radio Gratia. Gedung itu akan diberi nama Christian Youth Center, sebuah auditorium serba guna berlantai tiga.

Gedung Christian Youth Center, yang sedang dibangun adalah sebuah auditorium berlantai tiga. Rencananya lantai satu akan dijadikan tempat kebaktian anak-anak, lantai dua untuk kebaktian para pemuda/remaja. Juga direncanakan akan dibuka café dan food Court. Sebuah tempat yang direncanakan untuk menjaring anak-anak muda untuk kongkow-kongkow, sedangkan lantai tiga akan dibuat sebagai Sport Center yang sangat luas, untuk dipakai bola basket, futsal, tennis meja, bulu tangkis dan lain-lain.

Interdenominasi biasanya berarti gabungan gereja-gereja, kadang2 di dalamnya termasuk jg umat Kristen Katolik. Dan kegiatan yg disebut di atas memang biasa terjadi dalam acara2 interdenominasi.

Dan kalo ditujukan untuk grup interdenominasi ini rasanya masih ga keterlaluan. Dari segi jumlah peserta dan kegiatan, wajar ada Christian Youth Center. Daripada bikin hiburan yg ga jelas, kalo di sini kan masih bisa dikontrol. IMHO. :)





sumber : hxxp://chakrabuana.blogspot.com/2009/07/cirebon-pusat-kristenisasi-terpenting.html

kuncinya : jangan ada dusta di antara kita :mrgreen:

------------------------------------------------------
Yang mayoritas jangan sewenang-wenang terhadap minoritas
Yang minoritas juga harus tau diri, nggak usah main tipu-tipu, jangan sampai menjadi dilema bagi mayoritas.

------------------------------------------------------------------

Sedikit penjelasan aja. Bukan membenarkan kalo ada perbuatan yang jelas2 merupakan tindakan/cara2 yg tipu menipu. :)

DH1M4Z
18-05-2011, 06:28 PM
@Serenade : good point :)

Saya mengutip dari sumber lain agar masalah tersebut bisa dilihat dari dua sisi dan kutipan saya tersebut bukan pendapat saya.
Saya rasa selama ini media massa cenderung memberitakan hal-hal sebatas kulitnya saja, tidak menelusuri lebih lanjut apa sebenarnya akar permasalahannya. Oke, kalau kulit sama dengan isi dalamnya. Tapi kalau sama sekali beda ? Kan bisa merugikan salah satu pihak.

Memang tidak mudah mengatasi masalah kebersingungan antar umat seperti ini , diperlukan saling pegertian dari semua pihak . Yaa.. ibarat judul lagu di atas "Jangan ada dusta di antara kita".
Masing-masing pihak terlanjur mempunyai memori yang sukar untuk dihapuskan. Ada yang punya memori umatnya mendapat bantuan tapi dengan syarat2 tertentu yang kadang tidak etis. Ada juga yang mempunyai memori mantan umatnya yang telah berpindah keyakinan menjelek-jelekkan bekas keyakinannya melalui media olah rekam.
Kalau dasar hubungannya sudah saling curiga seperti ini , susah...... Jadi memang diperlukan dasar yang tulus dari kedua belah pihak.

Serenade
18-05-2011, 06:46 PM
Iya nih, begitu tau ada berita ini. Aku coba cari tau dari internet :P
Sebenarnya ada apa.
Di tempat lain, berita ini dibahas dg panas dan melukai kedua belah pihak, yaitu Muslim dan umat Kristen.
Mudah2an di sini semuanya pake otak yg cerdas serta obyektif dan hati yg dingin.

Aku belum nemu situsnya Ecclesia-Gratia ini. Jadi belum tau visi misinya serta kegiatan2nya.
Juga belum ada tanggapan dari pihak mereka.

Aku ngerti bahwa kutipan tulisan itu perlu spy kita bisa melihat dg lebih jelas.
Dan aku pun memberi penjelasan bagian2 yg bisa kujelaskan.

Dadap serep
19-05-2011, 10:18 AM
Betul memang perlu penjelasan penjelasan thdp berbagai hal : antara lain "Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suhaeri yang datang ke lokasi mengakui jika panitia sudah memberitahukan pelaksanaan acara tersebut kepada polisi." , acara tersebut , apa yg dilaporkan kepolisi apakah sama dng apa yg dilaksanakan ,ini gak jelas, tidak disoroti.
Sisi lain , mereka yg menamakan diri GAPAS juga melibatkan aparat yg berwenang dlm hal ini kepolisian .
Mungkin lain kali , bisa lebih persuasif dg tanpa mencolok , pimpinan atau beberapa orang GAPAS , nemui panetia saja , dan bila ada hal yg tidak bisa diselesaikan , persis spt yg sudah dilakukan dlm peristiwa tsbt , kontak Polisi saja , biar yg berwenang yg ambil tindakan.

Serenade
19-05-2011, 12:41 PM
Ternyata Gedung Gratia pny izin sebagai gedung serba guna. Jadi siapapun bisa beracara di sana asal bayar uang sewa :))

Bisa ga ya, orang di luar Kristen mengkategorikan suatu acara yg dibuat gereja atau kelompok interdenominasi sebagai perayaan dan kebaktian?
Aku ragu nih karena mirip banget :P

Di beberapa gereja/denominasi sedang berjalan kebaktian atau bukan bisa kelihatan lewat pakaian. Biasanya pake pakaian khusus kebaktian. Tetapi banyak jg yg ga kelihatan sedang kebaktian atau bukan.
Tata ibadah jg beda2 jadi bila kegiatan interdenominasi, bisa jadi ga disebut kebaktian.

Ada yg org Cirebon ga di kopmay? :)) Lebih bagus lagi yg ngerti kegiatan interdenominasi di sana.

Serenade
20-05-2011, 08:18 PM
http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2011/05/17/brk,20110517-334947,id.html

Perayaan Paskah di Cirebon Kembali Dibubarkan Paksa
SELASA, 17 MEI 2011 | 16:38 WIB

TEMPO Interaktif, Cirebon - Setelah diusir dari perayaan paskah sekaligus syukuran usai pelaksanaan ujian nasional, ribuan jemaat kembali diusir dari sebuah hotel di Cirebon, Jawa Barat, akibat penolakan dari ormas tertentu, Selasa, 17 Mei 2011.

Berdasarkan pantauan, usai diusir dari Gedung Gratia Senin, 16 Mei 2011 malam, jemaat yang sebagian besar terdiri atas siswa SD hingga mahasiswa ditemani orang tua mereka menuju ke Hotel Apita, Kabupaten Cirebon. Di salah satu ballroom di hotel itu, mereka bermaksud menginap sekaligus melakukan perayaan paskah dan ucap syukur usai ujian sekolah.

Sejak pukul 05.00 WIB, persiapan perayaan paskah dan ucap syukur sudah dilakukan. Anak-anak kecil yang akan mempertunjukkan sejumlah tarian pun sudah bersiap-siap dengan kostumnya masing-masing. Namun, sekitar pukul 09.00 WIB, sekitar 20 orang yang tergabung dalam Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dipimpin oleh Andi Mulya kembali menggebrak panitia pelaksana. Mereka kembali beralasan jika perayaan tersebut tidak memiliki izin.

Kepala Polres Cirebon Ajun Komisaris Besar Edi Mardianto, yang datang ke lokasi pun akhirnya meminta kepada jemaat untuk membubarkan diri. “Karena untuk acara di sini mereka belum memiliki izin,” katanya. Selain itu, acara tersebut dibubarkan untuk menjaga situasi kondusif daerah.

Akhirnya diiringi derai tangis anak-anak, jemaat dari berbagai daerah di Indonesia itu pun membubarkan diri. Sebagian ada yang pulang ke daerah masing-masing, sebagian lagi ada yang melanjutkan acara ke Gereja Bethel Cirebon. “Kenapa nggak jadi? Kan mau nari? Katanya mau ngerayain paskah,” kata Siska, siswa kelas 3 SD yang sudah mengenakan pakaian ala seorang putri bertanya kepada orang tuanya sambil menangis.

Sebelumnya, pada Senin, 16 Mei 2011, perayaan paskah sekaligus ucap syukur usai pelaksanaan ujian dibubarkan paksa oleh anggota Gapas Kota Cirebon dipimpin Andi Mulya di Gedung Gratia, Kota Cirebon. Padahal panitia sudah mengantongi izin dari Polres Cirebon Kota Cirebon untuk pelaksanaan acara ini. “Mereka memang sudah mengajukan izin ke kami,” kata Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suhaeri. Namun, untuk alasan kondusivitas daerah, akhirnya acara tadi malam pun dibubarkan.

Perayaan paskah di hotel Apita sempat mendapatkan pengawalan dari anggota Banser dan Anshor Cirebon. “Tolong jangan mengganggu keyakinan orang,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Anshor, Nuruzzaman, yang ada di lokasi. Menurut Nuruzzaman, “Kita semau hidup di bumi Indonesia yang dengan dasar negara Pancasila yang menghargai segala perbedaan."

IVANSYAH

Masalahnya adalah Gapas tidak memperbolehkan perayaan Paskah. Tanya kenapa? Yang jelas bukan karena ada orang muslim gabung di antara para jemaat.

danalingga
21-05-2011, 07:00 AM
Duh, kalo gini ceritanya apa tidak malah menorehkan luka perbedaan itu semakin dalam ya?

Serenade
21-05-2011, 12:50 PM
Sepertinya Gapas ga perduli soal itu dan polisi malah terkesan membiarkan bahkan meminta panitia mengalah.
Keputusan polisi bertindak spt itu mungkin karena mereka "tahu" siapa Gapas dan apa yg bakal mereka lakukan.
M. Syarief, pelaku bom bunuh diri di Mesjid Mapolresta Cirebon salah satu org yg ikut serta dalam demo2 Gapas.
Bisa dibayangkan demo/kegiatan model apa yg dilakukan oleh Gapas.

Aku bisa bayangankan bagaimana perasaan umat Kristen di sana dg situasi spt ini. Walaupun kemudian mereka memproses secara hukum yg ada mungkin cuma bertambahnya "luka".

Pokoknya di sini, aku coba memberikan informasi dan sanggahan buat tudingan2 yg kurasakan salah.
Contohnya soal ibu2 berjilbab yg diketahui berbondong2 masuk ke gedung Gratia. Aku kasih tau kalo gedung itu gedung serba guna. Jangan2 saat itu, gedung itu dipakai bukan dengan tujuan memurtadkan muslimah/muslim.
Dan ambisi besar kelompok tertentu buat kegerakan interdenominasi bukanlah alasan yg tepat utk mengijinkan muslim (setidaknya sebagian) merasa marah/kesal dan melampiaskannya.

AsLan
21-05-2011, 04:08 PM
Kemarin saya baca berita, pemimpin sebuah pesantren di cirebon menyatakan bahwa tindakan Gapas tidak mewakili sikap mayoritas umat muslim, itu hanya tindakan segelintir orang.

Jadi biarkan polisi atau pemerintah melaksanakan tugasnya, tak perlu dibesar2kan.

BundaNa
21-05-2011, 05:30 PM
inilah repotnya kalau sudah ada bibit saling curiga dan saling mengklaim...polisi juga gak bisa bertindak tegas...so masing2 bisa berpikir jernih saja lah...buat yang memang kliatan ibu2 berjilbab ikut perayaan paskah...nah, silahkan intropeksi, mengapa hal itu bisa terjadi?

Dadap serep
22-05-2011, 10:30 AM
Sepertinya Gapas ga perduli soal itu dan polisi malah terkesan membiarkan bahkan meminta panitia mengalah.
Keputusan polisi bertindak spt itu mungkin karena mereka "tahu" siapa Gapas dan apa yg bakal mereka lakukan.
M. Syarief, pelaku bom bunuh diri di Mesjid Mapolresta Cirebon salah satu org yg ikut serta dalam demo2 Gapas.
Bisa dibayangkan demo/kegiatan model apa yg dilakukan oleh Gapas.

Aku bisa bayangankan bagaimana perasaan umat Kristen di sana dg situasi spt ini. Walaupun kemudian mereka memproses secara hukum yg ada mungkin cuma bertambahnya "luka".

Pokoknya di sini, aku coba memberikan informasi dan sanggahan buat tudingan2 yg kurasakan salah.
Contohnya soal ibu2 berjilbab yg diketahui berbondong2 masuk ke gedung Gratia. Aku kasih tau kalo gedung itu gedung serba guna. Jangan2 saat itu, gedung itu dipakai bukan dengan tujuan memurtadkan muslimah/muslim.
Dan ambisi besar kelompok tertentu buat kegerakan interdenominasi bukanlah alasan yg tepat utk mengijinkan muslim (setidaknya sebagian) merasa marah/kesal dan melampiaskannya.

Kelihatannya "Gapas" itu tempat para teroris ya ? pelaku bom bunuh diri ikut demo Gapas , terus di beri cap "mungkin karena mereka "tahu" siapa Gapas".!
Kalau logiika normal dan jernih mestinya kalau tahu itu tempat teroris , ya mestinya dicegah , rasanya polisi atau negara sangat sangat "tegas" dalam menangani terris ini ! nah mungkin saja memang ada alasan yg bisa diterima plisi kenapa plisi membubarkan pertemuan itu. Ini kal kita berprasangka baik kepada plisi , aparat kita lho !
Perkara mewakili atau tidak , yah itu bagaimanan melihatnya sajah , wng namanya "DPR" dengan huruf kapital , yg dipilih dengan caral legal frmal sesuai dg undang saja , apakah saat ini sudah bisa dibilang mewakili rahayat daripada Indnesia ?
Perkara luka melukai mah juga kudu dilihat dengan jernih !

Serenade
22-05-2011, 12:06 PM
Kelihatannya "Gapas" itu tempat para teroris ya ? pelaku bom bunuh diri ikut demo Gapas , terus di beri cap "mungkin karena mereka "tahu" siapa Gapas".!
Kalau logiika normal dan jernih mestinya kalau tahu itu tempat teroris , ya mestinya dicegah , rasanya polisi atau negara sangat sangat "tegas" dalam menangani terris ini ! nah mungkin saja memang ada alasan yg bisa diterima plisi kenapa plisi membubarkan pertemuan itu. Ini kal kita berprasangka baik kepada plisi , aparat kita lho !
Perkara mewakili atau tidak , yah itu bagaimanan melihatnya sajah , wng namanya "DPR" dengan huruf kapital , yg dipilih dengan caral legal frmal sesuai dg undang saja , apakah saat ini sudah bisa dibilang mewakili rahayat daripada Indnesia ?
Perkara luka melukai mah juga kudu dilihat dengan jernih !

Gapas teroris? :))
Aku ga nulis spt itu dan ga ingin berusaha menghubungkan mrk dg teroris.

Aku pribadi sangat tidak setuju suatu kelompok langsung dicap teroris bila mrk terlalu ekstrim. Bahkan ketika mereka terbukti radikalpun, aku lebih berharap ada seseorang/sekelompok org membantu mereka menemukan jalan dan tidak frustasi utk memperjuangkan keadilan sesuai dg kepercayaan yg mereka anut. Sehingga mereka tidak perlu menjadi teroris dan menumpahkan darah orang tak bersalah.

Gapas menyangkal M. Syarief adalah anggota mereka tetapi sering ikut demo mereka.
Ini pernyataan yg sebenarnya atau atau bukan, aku tetep nulis "ikut demo" mereka.
Tapi coba pikir dg jernih.
Pernah nonton cuplikan2 demo yg dilakukan M. Syarief? Kenapa dia diijinkan ikut kalo Gapas mengedepankan persuasi?
Kecuali mereka sama dalam pandangan ga mgkn M. Syarief bisa sering ikut demo mereka.

Baca yg dipos oleh TS di pos pertama, paragraf terakhir.


Sedangkan Kapolres Cirebon Kota, AKBP Asep Edi Suhaeri yang datang ke lokasi mengakui jika panitia sudah memberitahukan pelaksanaan acara tersebut kepada polisi. "Mereka sudah mengirimkan surat pemberitahuan," katanya. Namun, kata dia, demi menjaga suasana daerah, akhirnya acara itu pun dibubarkan.

Alasannya adalah menjaga suasana. Kenapa?
Aku ga suka jelek2in org jadi aku ngajak berpikir aja, ya :))

Yang pernah berurusan hukum baik sebagai terdakwa maupun penuntut tentu tau dengan pasti "luka" yg kumaksudkan.
Apalagi ini berurusan soal yang sangat sensitif, yaitu tentang ibadah.

:))