PDA

View Full Version : [Tanya] Sarjana menganggur



milnalev
12-03-2014, 12:35 AM
Saya mau tanya, kenapa sekarang ini banyak sarjana menganggur? Lalu cara mengatasinya gimana?

eve
12-03-2014, 08:13 AM
Karena sistem pendidikan kita yang menjadikan lulusan2nya sebagai lulusan pencari kerja bukan pembuat kerja.

Cara mengatasinya? Siapkan lulusan pencipta kerja, jangan hanya sekedar pencari kerja.

Tergantung pada orang lain, akhirnya cari2 cara gak bener... Belajar bergantung pada diri sendiri, masa anak sekolah kudu bener2 ditempa bukan hanya sekedar dienakan dengan fasilitas yang serba wah.

Belum2 anak sd udah dipegangin motor, gagdet, dll.. Emangnya ortunya bakal hidup selamanya? Mereka kudu mikir anak kudu ditempa untuk bisa hidup mandiri salah satunya dengan menciptakan lapangan kerja

kupo
12-03-2014, 10:11 AM
Karena sistem pendidikan kita yang menjadikan lulusan2nya sebagai lulusan pencari kerja bukan pembuat kerja.

Cara mengatasinya? Siapkan lulusan pencipta kerja, jangan hanya sekedar pencari kerja.

Tergantung pada orang lain, akhirnya cari2 cara gak bener... Belajar bergantung pada diri sendiri, masa anak sekolah kudu bener2 ditempa bukan hanya sekedar dienakan dengan fasilitas yang serba wah.

Belum2 anak sd udah dipegangin motor, gagdet, dll.. Emangnya ortunya bakal hidup selamanya? Mereka kudu mikir anak kudu ditempa untuk bisa hidup mandiri salah satunya dengan menciptakan lapangan kerja

setuju .. http://www.smileycodes.info/emo/onion/246.gif

Alip
12-03-2014, 12:22 PM
banyak ya sarjana nganggur?
Lha ini saya minta HR untuk rekrut beberapa orang buat di kantor kok gak dapet-dapet? Susah amat sih cari sarjana di luar sanah?::doh::

mbok jamu
12-03-2014, 12:27 PM
Sarjana apa, Om?

Wani piro? :evilgrin:

PERMANDYAN
12-03-2014, 03:03 PM
Banjak orang memang mengedjar titel.... Maka djadilah seperti jang dikatakan oleh TS

Alethia
12-03-2014, 03:09 PM
Sarjana ngangur krn males atau ga mau kerja.
Gw jg mau nganggur kalo dibayar tapi
Ga pake jual kutang dan cd

et dah
12-03-2014, 03:22 PM
soalnya sarjananya udah pada nyampe umur pensiun makanya nganggur

Neptunus
12-03-2014, 04:29 PM
banyak ya sarjana nganggur?
Lha ini saya minta HR untuk rekrut beberapa orang buat di kantor kok gak dapet-dapet? Susah amat sih cari sarjana di luar sanah?::doh::

Nyari tambahan orang bwt kerja apa om? Mungkin bisa dishare infonya om Alip :)

BTT, yang gw liat sih sekarang sarjana2 gitu permasalahannya di ketidaksiapan mental untuk bekerja ulet. Gampang ngeluh.

tuscany
12-03-2014, 06:25 PM
ngantri di belakang mbok jamu. perlu sarjana yang kayak gimana om alip? :cengir:

Neptunus
12-03-2014, 07:31 PM
*ikutan antri di belakang tuscie :D

ndableg
13-03-2014, 03:21 AM
Banjak orang memang mengedjar titel.... Maka djadilah seperti jang dikatakan oleh TS

Mengejar ijasah itu perlu, karena memang dimana2 kalo nyari kerja pasti ditanya. Hanya saja ketika mengejar titel sampe setinggi2nya, maka ketika lulus standar gajinya sudah terlalu tinggi utk tenaga kerja pasaran. Musti nyari yg gajinya setarap titelnya. Nah itu yg sulit.

Makanya, ambil s2 kalo ud hampir jadi direktur aja.

234
13-03-2014, 03:51 PM
Banyak sarjana yg menganggur? Maksudnya, banyak bukan sarjana yg tidak menganggur? Dengan kata lain, sedikit non sarjana yg menganggur?

Horeee..., aku bukan sarjana. :)

*cuman sayangnya jadinya ndak bisa ngikut ngantri buat ngenger di padepokannya dimas Alip* ::doh::

:ngopi:

Porcelain Doll
13-03-2014, 11:30 PM
mestinya om Alip gantiin HR-nya aja
tinggal posting dimarih langsung dapet yg bagus2 ::hihi:: *tunjuk2 yg ngacung*

ndableg: ga juga kok. ada yg titelnya lebih tinggi kadang mesti nutup2in titelnya karena khawatir ga dapet kerjaan ;D
kadang2 yg bikin lowongan juga prejudice sih sama titel

MoodPecker
14-03-2014, 12:45 AM
Pengalaman waktu gw masih kerja di HR juga sih... nyari sarjana susaaaaaaah bener. Ini lapangan kerja yg sedikit atau sarjananya yg sedikit? ::ungg::

ndableg
14-03-2014, 02:12 AM
mungkin gajinya yg sedikit.. ::hihi::

ndableg
14-03-2014, 02:13 AM
Sarjana itu susah, karena ga punya pengalaman kerja, ga punya portfolio, tapi gaji standar tinggi.
Makanya pas bikin tugas kuliah dibikin serius shg seakan2 kerjaannya professional.

Casanova Love
14-03-2014, 10:50 AM
Mngapa 'banyak' sarjana nganggur?

Analisa (gegabah) saya:
1. Akses pendidikan tinggi sudah relatif mudah dg adanya univ yg biaya tidak mahal dan standar lulus tidak sukar
Univ-univ ini banyak mencetak sarjana dg kualitas 'seadanya'
2. Lapangan kerja tidak bbanding lurus dg supply lulusan pguruan tinggi
3. Perusahaan mencari sarjana berkualitas dari univ ternama shg mperkerdil peluang 'sarjana' di point 1 tadi
4. Di univ kurang diajarkan how to usaha sendiri or mdorong para lulusannya bkerja sama utk mbangun usaha shg mreka bgantung pd pemberi kerja

choodee
18-03-2014, 09:45 AM
banyak sarjana nganggur, soalnya pengennya kerja di perus. elit, di kota besar dan di ruangan ber-ac bergaji tinggi. yang kayak gitu mah semua orang juga ngejar kan, yang kerjanya di perus. lokal, di kota kecil dan mungkin musti di site di bawah terik matahari, itu pilihan ke berapaaa gitu.

dan juga liat2 sarjananya ngambil apa, ini sarjana macam geologi, yang geo2an yang musti kerja di site, maunya kerja di back office, ya susah. sama jurusan sastra, mending bikin karya tulis aja.

E = mc˛
29-03-2014, 06:12 PM
Terlalu pesimis sebenarnya, saat teman saya mengatakan kalau kuliah sebenarnya pengangguran yang ditunda. Biar terhindar dari 'titel' pengangguran, label 'mahasiswa' dikejar-kejar dan dipertahankan, kalau tidak ada aturan 6 tahun langsung DO, tampaknya banyak yang betah berlama-lama di kampus. Di jurusan saya, mereka yang tersisih dan kalah bersaing saat mencari kerja, "terpaksa" melanjutkan kuliah ke S2 demi menghindari label "pengangguran". Tidak semua yang melanjutkan S@ bermotif begitu, tetapi yang kalah bersaing dalam mencari kerja, memiliki motif itu.

ga_genah
31-03-2014, 04:45 PM
kong Alip butuh sarjana apah? ::ungg::
sapa tau cuocok... ::hihi::

thamacaat
pernah dengar cerita seperti itu dari teman di tempat terbitnya matahari
saat semester akhir S1 dan mereka tidak mendapatkan panggilan utk kerja, maka opsi lainnya adalah membuat surat ke pemerintah utk "pinjam" duit untuk bayar lanjutin kuliah
tp tidak semua spt itu, ada yg memang ngelanjutin kuliah

pernah dengar komplain dari seorang suhu di salah satu univ terkenal di indonesia
dia geram, saat ada lowongan D3 utk salah satu bidang ilmu
setelah dia selidiki, di indoensia tidak ada jenjang D3 utk bidang ilmu itu, yg ada itu hanya D1 dan S1

saat ini, pada universitas2 tertentu sudah ada program pemberian dana pinjaman utk berusaha bagi mahasiswa2 yg pnya ide ttg suatu usaha
sumber dananya kalo ga salah dari bank mandiri
mahasiswa2 diberi kesempatan untuk mmebuat proposal ttng rencana usahanya, diseleksi, dan mereka akan diberikan dana

tokoandalan
14-02-2018, 05:13 PM
Egonya lebih tinggi aja sih menurt saya. Harusnya anak yang bukan sarjana aja gampang dapat kerja apalagi yang sarjana. Cuma ya it tadi si sarjana ini milih2 kerja

Nharura
19-02-2018, 07:34 AM
sarjana menganggur mungkin banyak alasannya, misalnya menjaga orang tua atau sudah mencoba berbagai lowongan, tapi gak diterima, dia usaha terus tapi gak berhasil,

gak apa-apa, aku juga hampir 7 tahun baru keterima kerja tetap sebagai pegawai :ngopi:

yang penting jangan pernah berhenti untuk usaha dan kreatif, karena tiap hari khan makan, kita pasti nyari cara biar makan enak tanpa harus meminta dengan orang lain

sarjana yang punya penghasilan itu lebih menyenangkan karena kita bisa mengatur sendiri, apa yang ingin kita beli ::bye::

nerve_gas
07-05-2018, 02:40 PM
Menurut analisis gue yang sangat ngasal ini, ada ketidakcocokan antara:

1. Permintaan dunia usaha / ketersediaan lapangan kerja
2. Materi yang diajarkan di bangku kuliah
3. Gengsi dan mentalitas saat memilih kuliah

Saat ini, dunia usaha biasanya meminta tenaga kerja yang memiliki kemampuan umum yang baik, tapi sekaligus juga memiliki skill khusus yang sangat spesifik. Skill khusus ini yang sulit untuk ditemukan, karena biasanya dilatih di dunia kerja. Bangku kuliah tidak menyediakannya, sementara pelaku usaha terkadang tidak realistis dengan mengharapkan calon tenaga kerja untuk langsung bisa melakukan apa yang menjadi inti kegiatan usahanya.

Materi yang diajarkan di bangku kuliah, terutama S1 biasanya tidak praktis dan berkutat di tataran teori. Tidak salah tentunya, karena teori ini yang kemudian menjadi landasan berpikir. Apalagi mahasiswa S1 itu kan seharusnya bisa diajak berpikir kritis, bukan melulu untuk urusan dapat kerja atau sekedar dapat penghasilan. Ini yang kemudian gak cocok dengan permintaan industri.

Diperparah dengan gengsi dan mentalitas dalam memilih kuliah. Ada beberapa jurusan yang sudah mengalami "inflasi". Lulusan dari jurusan itu sudah terlalu banyak, tetapi lowongan kerjanya begitu2 saja. Gue gak bilang jurusan ini jelek ya. Tapi karena memang sudah terlalu banyak saja lulusannya. Yang paling kentara itu adalah lulusan ekonomi (akuntansi dan manajemen). Jurusan ini menjadi primadona karena hampir semua kampus negeri dan swasta bisa dibilang memiliki jurusan ini (ITB saja sudah ada jurusan manajemen). Ketika lulusan ini inflasi, akhirnya yang berlaku adalah "survival of the fittest". Tidak hanya untuk urusan hard skill, tapi juga ego almamater. Jadi mungkin banyak sarjana ekonomi lulusan kampus swasta akhirnya nganggur karena kalah di urusan ego almamater.

Padahal mungkin masih banyak jurusan lain yang sebenarnya masih menjanjikan, tapi dirasa tidak cukup keren untuk dijalani. Misalnya saja, di era "big data" seperti sekarang, orang pasti akan banyak membutuhkan sarjana yang mampu mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. Yang gue tau sih, mahasiswa2 statistik paling jagonya soal begini.

Jurusan statistik menurut gue belum inflasi. Baru ada 23 Kampus yang menyediakan jurusan ini, dan hanya 5 kampus yang memiliki akreditasi A (dan semuanya negeri). Bandingkan dengan akuntansi, yang disediakan oleh 601 kampus, dan 96 memiliki akreditasi A. Angka ini menurut gue sangat timpang di era "big data" yang membutuhkan lulusan statistik.

(sila cek https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi)

Yuki
07-05-2018, 03:06 PM
Indikatornya sebenarnya sederhana saja

Ada lapangan kerja yg cocok tapi jauh dari tempat tinggal
Banyak lapangan kerja yg tidak cocok tapi dekat dengan tempat tinggal

Masalahnya selalu klasik seperti itu, tidak ada yg ideal, alhasil harus ada yg dikorbankan, merasakan tempat kerja yg jauh atau memilih pekerjaan yg tidak sesuai dengan jurusan

mbok jamu
07-05-2018, 03:19 PM
Bicara soal kampus, sarjana, universitas di Indonesia, terus-terang bikin sebel. Gara-gara, once upon a time, saingan sama anak dosen. Jelas simbok kalah, si anak dosen keterima, modal cengar-cengir, padahal berminat dan berbakat juga kagak di jurusan itu. Yang penting kuliah di jurusan yang keren. Terbukti, setelah kita berdua lulus, pekerjaan si anak dosen tercintah sama sekali ndak nyambung dengan ilmu yang dia pelajari, bahkan akhirnya dia nganggur. Tiap tahun ratusan anak seperti simbok menjadi korban nepotisme para dosen tercintah di negeri tumpah darahku. Anak-anak yang sebenarnya sangat berminat dan berbakat harus menguburkan dalam-dalam cita-cita mereka, mengadu nasib di seberang samudera. Looking back, now I'm thinking, do I really give a ****? Not really. The End.

nerve_gas
07-05-2018, 03:25 PM
permasalahan sarjana menganggur juga tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Amriki juga mengalami problem yang sama, ketika banyak lulusan universitas di sana kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai jurusannya. Sementara tagihan "student loan" mereka terus ada setiap bulan. Alhasil ya pusing. Sampai ada yang rela untuk ngembaliin ijazahnya asal gak usah bayar student loan, atau duitnya dibalikin.

(lihat ceritanya di sini: https://abcnews.go.com/Business/unemployed-boston-college-law-student-tuition-back/story?id=11937494)

noodles maniac
17-05-2018, 11:43 AM
Sedikit sharing...

Saya pernah diberikan kuliah atau lebih mirip seperti nasihat singkat dari seorang praktisi industri, yang sekarang sedang berusaha merintis sebuah perguruan tinggi yang kelak akan menjembatani antara dunia industri dengan dunia akademisi. Si bapak ini demikian sedih dengan fenomena banyak lulusan akademisi yang tidak bisa bekerja dan tune-in dengan tempat kerja yakni industri. Padahal jelas lulusannya di bidang itu.
Intinya dia bilang bahwa industri membutuhkan lulusan akademisi yang memiliki 4 hal berikut:

1. Keahlian/skill
2. Sikap/attitude
3. Pengalaman/experience
4. Sertifikat

Kriterianya memang cukup banyak, namun ya memang begitulah faktanya yang dibutuhkan oleh industri agar akademisi bisa langsung tune-in masuk gawe kerja. Apapun jurusannya. Kembali ke topik, bahwa kenapa banyak sarjana yang menganggur ya saya setuju dengan si bapak yakni karena kriteria-kriteria tersebut tidak/belum bisa dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi aka sarjana-sarjana itu.

giovanodst
27-07-2018, 04:27 PM
ga_genah :

Wah saya baru tau kalau ternyata ada pinjaman dana untuk mahasiswa yang memang bmau buka usaha...
Tapi emang sekarang kalau mau nyari kerjaan agak susah, tapi emang paling enak sih buka usaha sendiri dan kalau semisalnya modalnya belum ada mungkin bisa coba buat cari pinjaman uang dulu.

Tapi kalau masih mau berusaha nyari kerjaan, semoga cepat dipertemukand engan kerjaan yang cocok ya, gaaan.
Jangan lupa buat update cv dan portfolio semenarik mungkin.

nerve_gas
30-08-2018, 05:15 PM
berbagi sedikit kisah tentang kantor baru.

Di kantor baru gue ini, cukup banyak karyawan yang gak nyambung blass. kuliahnya jurusan apa, posisi di kantor malah jadi nyasar kalau dibandingin sama latar belakang kuliahnya.

Ada yang lulusan Geofisika ITB, jadi brand manager.

Lulusan Teknik Mesin ITB, jadi supply chain finance

Lulusan Elektro ITB, jadi plant manager.

Lulusan Teknik Sipil Unpar, jadi corporate relations.

Lulusan Fikom Unisba, jadi finance analyst.

Gue sendiri, lulusan FH Unpad, masih agak dikit nyambung karena ngurus kebijakan publik, tapi sedikit gak nyambung karena ada tambahan ngurusin komunikasi (untung pernah jadi jurnalis), ngurusin CSR, dan ngurusin employee engagement (yang HRD banget).

Ini cuma beberapa yang kebetulan gue tau dan iseng ngeliat di LinkedIn mereka masing-masing.

jurusan dan kampus mereka itu bukan yang abal-abal. jadi memang tak seharusnya kalau udah jurusan itu, harus bekerja di bagian itu juga.

Hal ini menunjukkan sebenarnya, di dunia industri itu gak seberapa penting si orang punya gelar sarjana apa, tapi yang diliat seberapa jauh dia bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja dan tuntutan dunia industri. Meski harus diakui, banyak lowongan di industri yang mensyaratkan jurusan yang sangat spesifik (legal pasti minta S.H., accounting pasti minta S.E.)

Gak cuma itu, kondisi ini juga menegaskan kalau universitas itu memang bukan tempatnya para pencari kerja (karena memang menurut gue juga gak tepat kalau menjadikan universitas sebagai pabrik pekerja). Universitas itu mengajarkan logika, berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan lainnya.

Tapi mungkin memang arahnya di Indonesia seperti itu. Ketika memilih jurusan di universitas, pemikirannya adalah: bisa bekerja di mana setelah lulus?

tuscany
17-11-2018, 09:43 PM
Demand and supply nggak nyambung. Saya pernah dikontak lewat LinkedIn orang HR yang fresh grad biokimia.

noodles maniac
06-12-2018, 05:57 AM
Di Indonesia yang negeri nan lucu ini memang seringkali lulusan sarjana dan kelak kerja dimana gak nyambung. Akhirnya harus ada proses adaptasi deh, lha daripada gak kerja sama sekali. Sistem rekruitmen disini yang seringkali memang bikin melenceng, dan bener kata tuscany kalo supply and demand nya mismatch. Akhirnya lulusan apa aja yang ada diambil, dan ditanya mau apa gak? Siap apa gak?

etca
06-12-2018, 08:01 AM
Antara perut dan keadaan berkata lain.
Perut keluarga harus terus diisi, kebutuhan hidup terlalu banyak.
Akhirnya kerja apa saja yang ada ya itu yang diambil.
Awalnya mungkin mereka masih idealis mencari pekerjaan sesuai pendidikannya.
Posted via Mobile Device

noodles maniac
06-12-2018, 01:49 PM
Mikirin dan menjadi idealisme malah akhirnya gak bisa idup ;D

nerve_gas
19-12-2018, 11:21 AM
tentang sarjana nganggur ini sempet rame lagi gara2 iklannya 02 kemarin yang menampilkan sarjana arsitektur dengan predikat cum laude, gak dapet kerja kantoran dan akhirnya harus jadi ojek, valet parking, fotografer, dan lainnya.

akhirnya banyak kritik, terutama dari kalangan freelancer yang merasa iklannya menghina profesi mereka--yang menurut gue, sikap ini sama berlebihannya.

02 masih berpikiran kalau lulus sarjana harus kerja kantoran. yang protes merasa visualisasi seperti itu menghina (dari sudut pandang mana, gue gak ngerti).

02 masih kolot, yang protes terlalu sensitif.

noodles maniac
20-12-2018, 06:40 AM
Kalo saya bilang dua-duanya masih kolot :cengir:

Ya menurut saya gak ada salahnya juga sih kerjaan beda dengan ilmu sarjana yang diambil. Cuma yang harus diperhatikan pihak kampus sebagai pencetak sarjana dan industri/tempat kerja yang sebagai perekrut sarjana harus ada sebuah kesesuaian syarat dan ketentuan yang harmonis-sinergis agar proses lulus dan bisa langsung kerja itu bisa berlangsung smooth. Kalo ada sarjana yang emang banting setir gak mau kerja di tempat kerja sesuai dengan.bidang keilmuan dia ya gak bisa disalahkan juga. Itu hak dia. Seorang Sarjana Pendidikan gak harus menjadi guru, kalo dia mau ya dia bisa kerja apapun dimanapun, bahkan merintis usaha sekalipun