PDA

View Full Version : Kopi Aceh, bukan kopi tubruk



DH1M4Z
12-05-2011, 09:51 AM
http://static.inilah.com/data//berita/foto/358892.jpg

Bagi yang pernah ke Aceh, serasa belum lengkap kalau ke Masjid Baiturrahman dan bagi penikmat kopi; menikmati segelas kopi Aceh. Ke-khas-an kopi Aceh terletak dari cara membuatnya yang disaring bukan langsung dimasukkan di gelas campur gula (tubruk).




Aroma kopi Aceh sudah sejak lama terkenal di Indonesia, mungkin pula di dunia. Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar di negeri kepulauan ini. Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 persen biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia. Bicara kopi Aceh pascatsunami, tak bisa lepas dari berdatangannya komunitas internasional di bumi Serambi Mekkah ini. Mayoritas mereka juga menyukai kopi Aceh. Tak kurang dari seorang Bill Clinton, yang mantan Presiden Amerika Serikat itu pun, mengagumi kopi Aceh. Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk korban tsunami itu, siap mempromosikan kopi Aceh, ke seluruh dunia melalui sebuah industri kopi di negerinya, Starbucks Coffee. Melalui dirinya, Starbucks Coffee telah menyatakan siap membeli kopi produksi Nanggroe Aceh Darussalam itu. Menurut Clinton, Starbucks Coffee telah menyetujui untuk mengambil kopi dari Aceh. Industri kopi itu tidak hanya membeli tapi juga mencantumkan dimana kopi itu berasal, yaitu tentu dengan label kopi Aceh.

Pada dasarnya kopi Aceh sama dengan kopi-kopi lainnya. Namun, karena ada beberapa bubuk kopi yang dicampur dengan bahan-bahan lain seperti jagung dan beras, ini bisa membuat cita rasa asli dari kopi hilang. Nawawi, pemilik kedai kopi Jasa Ayah atau lebih dikenal dengan Solong Ulee Kareeng, Aceh Besar tetap menjaga keaslian kopinya. Itu sebabnya, tutur Nawawi, orang-orang yang datang ke kedainya merasa puas meminum kopi racikannya.

Nawawi : “ Karena kopi kita gak campur pakai jagung, kopinya wangi harum, jadi gurih kopinya, jadi orang ketagihan, sekali merasakan itu punya keenakan dilidahnya gak ada rasa jagung rasa kopinya lebih kental begitu sehingga tagih”.

Kenikmatan meminum kopi juga tergantung biji dan bubuk kopinya. Nawawi mengatakan biji kopi di kedainya berasal dari Lamno, Aceh Jaya. Kadang persediaan kopinya tidak cukup, karena pengunjung dan pembeli kopi begitu ramai. Oleh karenanya, lanjut Nawawi, ia mencampur beberapa jenis biji kopi. Untuk itu, ketika ia menggiling biji kopi, ia mencampur biji kopi Lamno dengan biji kopi dari Geumpang Pidie tanpa menghilangkan aroma asli kopi masing-masing.

Nawawi : “ Biji kopi yang kopi utama dari lamno kemudian kita campur sedikit dengan kopi geumpang kopi daerah timur, lebih banyak kita pakai kopi lamno kalau langsung saya pakai semua kopi lamno hanya dapat terpakai dalam delapan bulan pemakaian dalam satu tahun itu delapan bulan jadi empat bulan lagi gak ada kopinya jadi terpaksa kami campur 25 persen kopi lain 75 persen kopi lamno, berarti kalau kita giling 40 kilo pakai kopi geumpang 10 kilo kopi lamno 30 kilo”.

Kedai kopi Aceh yang juga ramai dikunjungi peminum dan penikmat kopi adalah Chek Yuke, di kawasan Jl. Diponegoro, di jantung kota Banda Aceh. Iskandar, pemiliki kedai itu, yang biasa dipanggil Chek mengatakan untuk mendapatkan kopi yang nikmat bubuk kopinya harus berkualitas baik. Selain itu, dalam penyajiannya juga harus memakai perasaan dan memperhatikan selera pengunjung.

Chek : “ Memang harus menyatu cara buatnya, menyatu dengan jiwa kita cara mengolah kopinya, dia tergantung selera orang kadang-kadang orang suka kopi kental ada yang suka kopi encer, disitulah kita harus bisa menjaga selera orang”

Selain pemilihan biji kopi yang baik, proses penggilingan biji menjadi bubuk kopi juga harus dilakukan dengan sempurna. Ilham, selain bekerja di kedai kopi Solong ulee kareng tugas sehari-harinya juga menggiling kopi untuk kebutuhan kedai kopi itu. Dalam menggililng kopi, Ilham sangat memperhatikan kualitas bubuk kopi yang dihasilkan.



http://dedeabdya.wordpress.com/2007/01/31/fenomena-kopi-aceh/

komporminyak
12-05-2011, 11:23 AM
bener ga siy?
kalau minum kopi di Aceh gelasna dibalik ditangkupkan ke dalam piring kecil
trus minumnya disruput dari pinggir piring kecil (lepek) tersebut,
atau bisa juga pakai sedotan di piring kecilnya.

deddy
12-05-2011, 02:26 PM
"http://sulaiman.web.ugm.ac.id/upload/kopi5.jpg"]

tapi harus hati-hati karena kalo gak biasa balik bisa2 kopinya malah tumpah....

DH1M4Z
12-05-2011, 04:07 PM
bener ga siy?
kalau minum kopi di Aceh gelasna dibalik ditangkupkan ke dalam piring kecil
trus minumnya disruput dari pinggir piring kecil (lepek) tersebut,
atau bisa juga pakai sedotan di piring kecilnya.

Di sebagian daerah barat daya aceh berlaku kebiasaan tersebut.
Tujuannya agar kopi awet panasnya, karena biasanya orang betah berlama-lama di warung kopi paling nggak 1-3 jam...

Porcelain Doll
12-05-2011, 04:21 PM
g dulu kalo ngopi diajarinnya gini cara minumnya :)
dibalik gitu:D

ga_genah
12-05-2011, 04:39 PM
waktu masih sering nongrong di warung
sering tuh ngopi sambil gelasnya di balik gitu
ya biar tetap panas
wong duitnya cuman 500 perak
dan biar lama nongkrong dan ga habisin duit utk ngopi ya di balik lah gelasnya
nongkrong 3-4 jam berempat di warung cuman 1000 ::elaugh::
ngrit, maklum anak kos.... :mrgreen:

deddy
12-05-2011, 07:09 PM
Disamping kopinya tahan panas ampas kopinya juga ikut keminum semua jadi betul2 terasa kopinya...

ancuur
28-05-2011, 03:43 PM
http://x81.xanga.com/fb2c574375c31192313541/z148206662.jpg
Kopi Campur Dunia Maya Ala Aceh

Meski sudah minum kopi di rumah, bagi sebagian besart masyarakat kota Banda Aceh rasanya masih hambar jika belum ke warung solong di sudut jalan T Iskandar kawasan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.

Cerita orang sebelum tsunami itu kini pas pula untuk diterapkan, soalnya dalam beberapa tahun terakhir banyak muncul warkop mirip solong, yang juga menyediakan menu bubuk kopinya khas Ulee Kareng.

Aceh sejak tempo dulu dijuluki memiliki warung kopi terpanjang di dunia, dan predikat itu tampaknya masih disandang provinsi ujung paling barat Indonesia tersebut.

Tapi, dalam setahun terakhir terjadi perubahan drastis. Banyak penikmati kopi mencampurkan aroma kopi Ulee Kareng dengan kenikmatan berselancar di dunia maya.

Warung kopi (warkop) yang sekaligus menyediakan fasilitas warung internet (warnet) menjadi idola. Warkop plus warnet seperti itu diserbu masyarakat, terutama kawula muda di Bandaaceh.

Usaha warkop cukup hanya mengeluarkan modal di bawah Rp 5 juta untuk menyediakan meja, kursi, televisi dan gelas, sendok, piring kecil dan gula pasir serta bubuk kopi atau teh.

"Tapi, kini untuk usaha warkop memerlukan modal puluhan juta rupiah, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah," kata Ermi, pemilik warkop terkenal di kawasan "Simpang Limong" pusat Kota Banda Aceh.

Menurut Ermi, pada era persaingan guna menarik lebih banyak pengunjung, pemilik warkop berlomba menyediakan peralatan teknologi informasi, yakni jaringan internet nirkabel berteknologi Wireless Fidelity (Wi-Fi), selain dukungan tempat yang bersih dan indah.

"Itu semua tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit," katanya.

Seorang tamu yang baru tiba di Banda Aceh, misalnya, sempat tertegun ketika menyaksikan hampir semua warkop di kota itu menyediakan jaringan internet.

"Awalnya saya heran menyaksikan di atas meja tidak hanya gelas kopi, tapi juga beberapa unit laptop. Saya kira, orang-orang itu hanya menulis sesuatu dengan perangkat itu, tapi ternyata juga mengakses internet," kata Ahmadi, yang mengaku baru pertama kali ke Aceh.

"Hebat ya, warkop di Aceh benar-benar berbeda dengan daerah lain yang pernah saya kunjungi. Warga Aceh tampaknya tidak mau ketinggalan teknologi, jaringan internet bisa diakses sambil meneguk secangkir kopi," katanya menambahkan.

Perkembangan teknologi informasi tidak bisa dibendung, bahkan orang akan terus tertinggal jika tidak menguasai dan mengikuti irama global tersebut. Apalagi, jaringan internet telah bisa diakses hampir seluruh pelosok terutama di ibukota kecamatan di Aceh, kata staf Kantor Dinas Pendidikan Aceh Bustamam Ali.

Para pecandu kopi sekaligus dunia maya itu sebagian besar mahasiswa, termasuk ada di antaranya dari para pelajar.

"Mereka yang membuka jaringan internet secara terbuka di warkop jelas bukan pornografi, karena logikanya tidak mungkin terjadi di tengah-tengah keramaian," kata Bustamam Ali.

Para pengunjung yang asyik internetan itu membawa labtopnya sendiri, sedangkan pemilik warkop hanya menyediakan fasilitas internet serta kopi "Ulee Kareng" sebagai menu utama.

Harga minuman kopi hangat di warung yang menyediakan fasilitas internet itu rata-rata berkisar antara Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000 per cangkir. Sementara di warung tanpa fasilitas teknologi informasi berkisar Rp 2.000.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Saa`duddin Djamal menyebutkan, hampir 80 persen warkop di daerahnya kini telah menyediakan fasilitas internet.

"Kondisi itu merupakan dukungan untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota cyber. Fasilitas internet itu gratis bagi pelanggan kopi namun harganya tentu sedikit disesuaikan," katanya.

Tidak dijumpai di kota-kota besar tentang adanya warung kopi dengan ketenaran internet di kalangan masyarakat.

"Untuk mengakses internet di kota-kota besar lainnya di Indonesia kita harus ke hotel atau tempat-tempat khusus yang tentunya harus memakai biaya yang lebih banyak. Di Aceh hanya bermodalkan Rp 5.000 untuk secangkir kopi, kita bisa mengakses internet secara gratis," katanya.

Kalau di Aceh, tidak hanya warung kopi yang bisa berinternet, tapi juga ada Kampung Digital, Internet Sehat, Taman Digital dan juga Masjid Digital.

Akan tetapi, perkembangan teknologi informasi itu tidak hanya berdampak positif tapi juga negatif.

"Artinya, melalui pelayanan jaringan internet gratis di taman-taman maka konstribusinya adalah memberikan pendidikan tentang pengetahuan dan berbagai informasi kepada masyarakat, tapi diharapkan jaringan internet tidak disalahgunakan untuk mengakses hal-hal negatif," katanya.

Untuk itu, Illiza minta PT Telkom agar menutup berbagai situs yang tidak bermanfaat bagi generasi muda yang bisa diakses melalui jaringan internet tersebut.

PT Telekomunikasi Indonesia akan segera mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai kota cyber di Provinsi Aceh, setelah seluruh Gampong (desa) di daerah itu terakses jaringan hotspots pada 2010.

"Kami berupaya mewujudkan Banda Aceh sebagai cyber city. Salah satu dukungan yang akan kami berikan adalah memastikan seluruh gampong di kota ini tersedia jaringan hotspots," kata GM Divisi Consumer Service Regional I Sumatra Overlis.

Jaringan hotspots yang ditawarkan terlayani di seluruh gampong di kota berpenduduk sekitar 230 ribu jiwa itu yakni "Internet Sehat". Total gampong di Banda Aceh tercatat sebanyak 90 desa.

"Itu artinya bahwa kami siap menutup akses internet yang tidak mendidik tidak hanya di tempat umum tapi juga keluarga. Hal tersebut penting juga sebagai upaya Telkom menyahuti program pemerintah untuk mewujudkan kota ini sebagai bandar wisata Islami," katanya menambahkan.

Khusus jumlah pelanggan jaringan internet berkecepatan tinggi, Overlis menyebutkan seluruh Aceh tercatat 12.000, untuk Kota Banda Aceh sebanyak 4.000 pelanggan.

Ia menyebutkan pihaknya juga berupaya agar seluruh taman yang telah dibangun Pemko Banda Aceh akan dipasangi jaringan hotspots.

"Kami juga memastikan seluruh taman rekreasi yang dibangun di kota ini akan terlayani akses internet jaringan hostspots," katanya menambahkan.

Jika di warkop, taman, masjid dan gampong di Banda Aceh sudah memiliki jaringan internet, maka dapat dipastikan masyarakat Aceh ke masa depan akan terus maju dan serba digital, tanpa harus meninggalkan budaya asli yang Islami. sumber (http://www.acehforum.or.id/showthread.php/54103-Kopi-Campur-Dunia-Maya-Ala-Aceh)

deddy
06-06-2011, 08:18 PM
Wah waah...minum kopi seharga 5000 ribu bisa internetan berjam2 asyik juga ya....

pasingsingan
06-06-2011, 10:34 PM
weeh ....
luar biasa pesatnya perkembangan warkop diAceh yak

jadi teringat kopi "jasa ayah" yng katanya melegenda jg yak

menurut gw, kopi aceh harum n agak2 soft gimana gitu
beda dengan tetangganya (mandeling/medan), lebih keras :ngopi:

smile
07-06-2011, 09:24 AM
jadi kalo dapet kiriman kopi atjeh itu, gimana dong cra nyeduhnya di rumah biar berasa itu kopi atjeh? :D

ancuur
07-06-2011, 09:27 AM
minimal harus tanya sama yg kirim... or cari kenalan org aceh deket rumah :ngopi:

deddy
07-06-2011, 09:36 AM
jadi kalo dapet kiriman kopi atjeh itu, gimana dong cra nyeduhnya di rumah biar berasa itu kopi atjeh? :D

ya caranya gelasnya sambil dibali ..... kemudian sruput pelan2 ..... pasti nikmat....

smile
07-06-2011, 09:43 AM
ya caranya gelasnya sambil dibali ..... kemudian sruput pelan2 ..... pasti nikmat....

*ngacir ke dapur mau bikin*
dari kemaren2 kalo dapet kiriman kopi aceh, ya dibikinnya ala kopi tubruk aja.. :luck:

smile
07-06-2011, 09:44 AM
minimal harus tanya sama yg kirim... or cari kenalan org aceh deket rumah :ngopi:

nah ini udah dicoba dan ga guna karena jawaban mereka: liat aja di belakang kemasan.
yang ketulis di kemasan ya sama aja kaya bikin kopi pada umumnya.. :D

deddy
07-06-2011, 10:11 AM
*ngacir ke dapur mau bikin*
dari kemaren2 kalo dapet kiriman kopi aceh, ya dibikinnya ala kopi tubruk aja.. :luck:

siplah......tambah satu lagi buatku ya .......

DH1M4Z
07-06-2011, 10:13 AM
Saya pernah coba, beli kopi ulee kareng di swalayan kemudian saya bikin jadi kopi tubruk di rumah.. malah kurang greng..
memang kopi aceh terasa mantap kalau disaring. Tapi kita jadi bingung berapa takarannya.... ehehehehe..
akhirnya balik-balik yaa... ngopi di warkop.

Oh ya... Warung Kopi Solong di dekat simpang tujuh ulee kareng memang yang paling terkenal. Malah dulu saya sempat satu meja dengan Mario Teguh
(kebetulan beliau ada acara di Banda Aceh).
Anak-anak muda Banda Aceh sekarang kemana-mana bawaannya Laptop , karena di setiap warung kopi rata-rata menyediakan wifi gratis. Tinggal modal uang 5.000 - 10.000 kita udah bisa online berjam-jam sambil ngopi.
Disamping itu masih banyak lokasi hotspot gratis, salah satunya ada di Taman Sari (taman keluarga) di Banda Aceh.

ancuur
07-06-2011, 10:25 AM
siplah......tambah satu lagi buatku ya .......

gak liat gw yah.. :gebuk: (sambil goyang2 kaki)

pasingsingan
07-06-2011, 11:45 AM
btw kop ancur maseh sering mandir-mondar keMedan yak?

(berharap bisa nitip kupi mandeling from medan) ::elaugh::

ancuur
07-06-2011, 12:29 PM
btw kop ancur maseh sering mandir-mondar keMedan yak?

(berharap bisa nitip kupi mandeling from medan) ::elaugh::

lebih suka kopi Naga Sangihe :jempol: (bisa gak bisa tidur.. buat bergadang mantab)

kopi Mandeling belom coba.. september ke medan lagi.. coba beli ah..

pasingsingan
07-06-2011, 05:22 PM
weleh ....
produksi mana pulak itu kopi naga sangihe kop? :-?

etca
07-06-2011, 05:38 PM
eh cak dhimaz kalau pas ke sana futufutunya dunkkk..

ancuur
07-06-2011, 05:57 PM
weleh ....
produksi mana pulak itu kopi naga sangihe kop? :-?

itu dari medan bah ... :jempol:
ada futunya koq.. nanti tak upload !

pasingsingan
07-06-2011, 06:10 PM
weeh ....
baru tau neh kop
tengtunya tak kalah manstaff dng mendeling punya bah
top juga refrensi kupinya kop ancur neh :jempol:

ancuur
07-06-2011, 06:11 PM
weeh ....
baru tau neh kop
tengtunya tak kalah manstaff dng mendeling punya bah
top juga refrensi kupinya kop ancur neh :jempol:

http://infogue.com/upload/picture_1/20110607-173803_8313.jpg

http://infogue.com/upload/picture_1/20110607-173836_1771.jpg

klo mau bergadang silahkan minum kopi Naga Sanghie boss.. ditanggung melek :jempol:

pasingsingan
07-06-2011, 08:04 PM
trim inponya kop ancur

btw ini tupik tentang segala macem kupi Aceh kyknya
ada baeknya kupi Medan/Sumut kita explore dng trit tersendiri kale yak :mrgreen:

pasingsingan
07-06-2011, 08:40 PM
gw dulu pernah dikirimin temen kopi aceh
(terkenal dng sebutan kopi "solong") produk PT. Jasa Ayah, Ulee Kareng
menurut gw, citarasanya agak soft a.k.a kurang nendang
belakangan baru tau klo kopi tsb dari varitas arabica .... pantesan :ngopi:

sebagian info KLIK disini (http://vbay11.blogspot.com/2011/05/wisata-kuliner-aceh.html)

deddy
09-06-2011, 08:52 AM
iya mbah, kalo arabika lebih halus.... kurang nendang mata hehehehe ...

ancuur
05-07-2011, 02:52 AM
kurang nendang... tapi cukup mengGEBUK kali wkwkwk :P

tonosoe
13-07-2011, 11:10 AM
Wah, jd pengin ke Aceh, penasaran sama kopinya

deddy
13-07-2011, 01:46 PM
Wah, jd pengin ke Aceh, penasaran sama kopinya

iya harus dicoba

Riovasky
21-07-2011, 03:16 PM
gw suka kopi aceh karena nggak ada ampasnya dan nggak gitu keras klo dicampur susu nikmat banget :) apalagi harga segelas cuma 1500 kapan2 klo ke aceh mampir ke simpang peut lagi