PDA

View Full Version : Seputar Sekolah Berstandar Nasional, Internasional dan PSB



komporminyak
11-05-2011, 02:47 PM
Kopiers,

pengen tahu nih, kriteria Sekolah Berstandar Nasional,
ama yang Sekolah Berstandar Internasional apaan ya?

trus yang dilink di Pendaftaran Siswa Baru via online, anehnya ga semua sekolah.
keknya cuma sekolah fave, dan yang jelas tidak semua sekolah berstandar nasional masuk.

gw mikirnya gini, kalau kayak universitas dengan sistem akreditasi,
lah semuanya kan umumnya berakreditasi, cuman ada beda gradenya aja,
akreditasi A, B, dan C.

nah apakah di Sekolah Berstandar nasional ini juga ada grade2nya?

Belum lagi yang bocahnya belum UN,
tapi pendaftaran siswa baru (PSB) untuk Berstandar Internasional sudah tutup.
agak aneh mekanisme sekarang kalau gw pikirpikir.

ini web, sayangnya belum mencangkup semua kota
http://www.siap-psb.com/
http://jakarta.siap-psb.com/

komporminyak
12-05-2011, 10:29 AM
weh ga ada yang respon :))

Kriteria Sekolah SSN (http://adifia.wordpress.com/2009/07/28/kriteria-sekolah-ssn/)

Merupakan sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berarti memenuhi tuntutan SPM sehingga diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan yang standar dan menghasilkan lulusan dengan kompenetensi sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan. Berikut ini komponen standar yang dimaksud:


Komponen Input:
aspek siswa, sarana prasarana dan pembiayaan serta aspek input harapan (visi, misi, tujuan dan sasaran), serta aspek tenaga kependidikan.


Indikator tenaga kependidikan bagi SSN:
(a) memiliki tenaga kependidikan yang cukup jumlahnya,
(b) kualifikasi dan kompetensi yang memadadi sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditugaskan,
(c) tidak mismatched.

Berkaitan dengan aspek kesiswaan, ada enam hal yang harus diperhatikan sekolah:
(a) penerimaan siswa baru,
(b) penyiapan belajar peserta didik,
(c) pembinaan dan pengembangan,
(d) pembimbingan,
(e) pemberian kesempatan, dan
(f) evaluasi hasil beljar siswa.

Di samping itu ditekankan pula pada kondisi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah yang meliputi rasio siswa per rombongan belajar dan rasio pendaftar terhadap siswa yang diterima.

Input yang berkaitan dengan sarana dan pembiayaan mencakup ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang keterampilan/kesenian/komputer, ruang administrasi, kamar kecil, lahan terbuka, fasilitas pendukung dan pembiayaan.
Komponen Proses meliputi aspek kurikulum dan bahan ajar, aspek proses belajar mengajar dan penilian, dan aspek manajemen dan kepemimpinan. Sedangkan komponen output mencakup aspek prespasi belajar siswa, aspek prestasi guru dan kepala sekolah dan aspek prestasi sekolah.

Kriteria Sekolah Standar Nasional
» Umum


Memiliki rat a-rata NUAN minimal 6,0.
Jumlah rata-rata NUAN minimal 6,35
Ada kecenderungan rata-rata NUAN tetap atau diprioritaskan yang naik
Termasuk sekolah yang tergolong kategori baik di kota, yaitu memiliki tenaga guru dan sarana pendidikan yang cukup, serta memiliki prestasi yang baik.
Sekolah memiliki potensi yang kuat untuk berkembang, dan
Bukan sekolah yang didukung oleh yayasan yang memiliki pendanaan yang kuat, baik dari dalam maupun luar negeri.


» Khusus


Sekolah memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas.
Sekolah memiliki sumber daya manusia yan kompeten dan berdedikasi tinggi.
Sekolah memiliki fasilitas yang memadai.
Sekolah memiliki kepedulian pada kualitas pembelajaran
Sekolah menerapkan evaluasi secara berkelanjutan.
Kegiatan ekstrakurikulernya menunj ukkan peningkatan.
Sekolah memiliki manajemen yang bagus.
Sekolah memiliki kepemimpinan yang handal.
Sekolah memiliki program-program yang inovatif.
Sekolah memiliki program yang jelas sesuai dengan kondisi objektif sekolah.
Program sekolah dibuat dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Sekolah memiliki administrasi keuangan yang transparan.
Hubungan kerjasama antar warga sekolah berjalan harmonis.
Kerja sama antara sekolah dengan masyarakat sekitar berjalan dengan baik.
Ruang kelas, laboratorium, kantor dan KM/WC serta taman sekolah bersih dan terawat.
Lingkungan sekolah bersih, tertib, rindang, dan aman.
Guru dan tenaga kependidikan tampak antusias dalam mengajar dan bekerja.
Hasil UAN siswa menunjukkan kecenderungan meningkat.
Sekolah menerapkan reward system dan merit system secara baik
Sekolah memil iki program peningkatan kinerja profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya.

sumber : http://adifia.wordpress.com/2009/07/28/kriteria-sekolah-ssn/

komporminyak
12-05-2011, 10:42 AM
Apa Itu Sekolah Nasional Plus

February 23, 2008
By moms (http://beingmom.org/author/moms/)
http://i77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/47-buku.jpg (http://s77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/?action=view&current=47-buku.jpg)
Dalam 10-12 tahun terakhir, perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangat pesat, ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah baru yang bermunculan. Sebagian dari sekolah-sekolah baru tersebut menggunakan kurikulum dari luar negeri sebagai nilai tambah yang ditawarkan bagi para calon siswa. Muncullah istilah “Sekolah Nasional Plus”.
Istilah ini umumnya mengacu pada sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum Nasional Indonesia dan atau kurikulum lain misalnya kombinasi dengan kurikulum dari negara lain atau dari badan akreditasi tertentu.
Saat ini, istilah tersebut sudah banyak sekali digunakan dan juga disalah artikan karena banyak interpretasi mengenai arti dari istilah sekolah nasional plus tersebut. Banyak sekolah yang menggunakan bahasa pengantar Inggris dan menawarkan pilihan ekstrakurikuler yang bervariasi namun hanya mengikuti kurikulum nasional sudah mengklaim sekolahnya sebagai sekolah nasional plus.

Sebagian kesalahpahaman ini juga disebabkan karena memang tidak adanya definisi yang resmi dari pemerintah mengenai arti istilah sekolah nasional plus itu sendiri. Untuk menjembatani hal itu, Pemerintah Indonesia pada tanggal 27 Juni 2007 yang lalu meluncurkan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/ Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah ‘Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional’. Pada prinsipnya, Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan
OECD yang berlokasi di Paris, Perancis adalah organisasi internasional untuk membantu pemerintahan negara-negara anggotanya menghadapi tantangan globalisasi ekonomi. Saat ini OECD telah memiliki sekitar 30 negara anggota diantaranya Australia, Perancis, Jerman, Amerika dan Inggris.
Ada 9 kriteria penjaminan mutu sekolah/ madrasah bertaraf internasional di dalam pedoman tersebut. Penjaminan mutu tersebut dibagi atas indikator kinerja minimal dan tambahan. Indikator minimal adalah mengikuti standar yang sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan indikator kinerja tambahan diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Akreditasi
Minimal mendapat predikat A dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah dan akreditasi dari salah satu negara anggota OECD.

2. Kurikulum
Muatan mata pelajaran harus setara atau lebih tinggi dari salah satu anggota negara OECD.

3. Proses Pembelajaran
Penerapan pembelajaran berbasis Teknologi dan Ilmu Komputer pada semua mata pelajaran.

4. Penilaian
Indikator tambahan menyatakan diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul di salah satu negara anggota OECD

5. Pendidik
Para guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris. Indikator tambahan lain adalah jumlah guru yang berpendidikan S2/S3 minimal 10% untuk SD/ MI, minimal 20% untuk SMT/ MTs, dan minimal 30% SMA/SMK/MA/MAK.

6. Tenaga Kependidikan
Kepala sekolah/madrasah berpendidikan minimal S2, mampu berbahasa Inggris secara aktif serta bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan yang kuat.

7. Sarana dan Prasarana
Setiap ruang kelas harus dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK, memiliki perpustakaan dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia, serta dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya

8. Pengelolaan
Contoh indikator tambahan adalah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000.

9. Pembiayaan
Penerapan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan.



Ada 4 tingkatan akreditasi ANPS (Juni 2004) :

- Kategori A
memenuhi semua kriteria ‘Wajib’ dan indikator ‘Perkembangan’

- Kategori B
memenuhi semua kriteria ‘Wajib’ dan 50% dari indikator ‘Perkembangan’

- Kategori C
memenuhi semua kriteria ‘Wajib’

- Kategori P
Anggota “Provisional” dan memberikan bukti tertulis bahwa sekolah tersebut sedang berusaha memenuhi kriteria ‘Wajib’

http://i77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/47-anps.jpg (http://s77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/?action=view&current=47-anps.jpg)




Dari pihak sekolah-sekolah nasional plus sendiri juga berinisiatif untuk mendirikan suatu organisasi untuk mempromosikan serta memfasilitasi isu-isu pendidikan serta memperkuat jaringan diantara sekolah-sekolah tersebut. Organisasi tersebut adalah ANPS yang merupakan singkatan dari Association of National Plus Schools – Asosiasi Sekolah Nasional Plus.
Saat ini anggota ANPS mencapai 60 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terbanyak di Jakarta. Ada juga beberapa sekolah yang hanya mendaftarkan 1 buah cabang saja di dalam keanggotaan ANPS tersebut. Dari sekian banyak anggota ANPS tersebut, hanya sedikit yang menwarkan jenjang pendidikan yang lengkap dari TK hingga SMU. Kebanyakan baru sampai pada jenjang pendidikan dasar saja yaitu TK dan SD.
Secara singkat, ada 7 kriteria yang digunakan oleh ANPS untuk menilai apakah sebuah sekolah bisa digolongkan sebagai sekolah Nasional Plus atau tidak:


1. Kebijakan dan Prosedur Sekolah
Yaitu mengenai visi dan misi sekolah serta struktur manajemen, kebijakan, proses dan prosedur di dalamsekolah tersebut.

2. Lingkungan dan Kebudayaan Indonesia
Yaitu mengenai pengetahuan serta penghargaan mengenai nilai & keragaman budaya serta lingkungan hidup di Indonesia

3. Bahasa Pengantar yang digunakan
Menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia

4. Pengembangan Profesional
Yaitu mengenai komitmen sekolah untuk mengembangkan karyawannya secara berkesinambungan

5. Hasil Pembelajaran
Yaitu mengenai pengembangan dan penggunaan kurikulum nasional & internasional

6. Program Pembelajaran dan Pengajaran
Yaitu mengenai program pendidikan, metode pengajaran serta cara penilaian siswa

7. Sumber Daya dan Fasilitas
Kecukupan sumber daya dan fasilitas untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan seperti rasio guru dan murid serta standar keamanan.

komporminyak
12-05-2011, 10:42 AM
Kurikulum internasional yang paling populer di sekolah-sekolah nasional plus di Indonesia adalah International Baccalaureate (IB) dan Cambridge International Examinations (CIE).


http://i77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/47-lambang.jpg (http://s77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/?action=view&current=47-lambang.jpg)
Walaupun mahal dan mengharuskan pelatihan karyawan yang rutin, kedua kurikulum internasional ini memiliki keuntungan karena menilai siswa secara eksternal, khususnya pada tingkatan SMU sehingga meyakinkan para orang tua, siswa dan karyawan mengenai jaminan standar internasional dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
Para siswapun memiliki akses untuk memasuki universitas di luar negeri yang lebih cenderung memilih siswa yang sudah memiliki hasil penilaian tersebut. Sejumlah sekolah nasional plus bahkah sudah memulai program persiapan universitas yang disponsori oleh perguruan tinggi lokal dan luar negeri bagi para siswa sekolah menengah yang ingin mendapatkan kredit di jurusan tersebut.
Ada juga beberapa sekolah di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari IB dan CIE namun tidak menjadi anggota ANPS.
VARIASI SISTEM DAN ATAU KURIKULUM PENDIDIKAN
Sistem pendidikan yang digunakan oleh suatu negara dan/atau kurikulum yang ditawarkan oleh badan akreditasi, menggunakan jenjang pendidikan dan istilah yang berbeda untuk setiap jenjang pendidikannya.













Tabel berikut menunjukkan perbandingan beberapa sistem atau kurikulum pendidikan.
http://i77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/tabeledisi47-2.jpg (http://s77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/?action=view&current=tabeledisi47-2.jpg)

Keterangan singkatan :


IB = International Baccalaureate


PYP = Primary Years Program; MYP = Middle Years Program; DP = Diploma Program


CIPP = Cambridge International Primary Program (Inggris, Matematika, Sains)


CLSP = Cambridge Lower Secondary Program


IGCSE = International General Certificate of Secondary Education


CI A levels = Cambridge International A level examination


Program CI A levels dan DP dinilai secara eksternal pada akhir kelas 12


Di beberapa sekolah, penyebutan SMP kelas 1, 2,3 ataupun SMU kelas 1,2,3 juga tampaknya saat ini sudah mulai bergeser dan berganti dengan penyebutan kelas 7, 8, 9 serta kelas 10, 11 dan 12.
Beberapa SMU Nasional Plus memberikan pilihan untuk tidak perlu mengikuti Ujian Nasional jika siswa tersebut tidak ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi di Indonesia.


STRUKTUR BIAYA SEKOLAH
http://i77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/47-uang.jpg (http://s77.photobucket.com/albums/j77/beingmom-pics/?action=view&current=47-uang.jpg)
Pada umumnya, sekolah-sekolah swasta di Indonesia hanya mengenal 2 jenis biaya, yaitu uang pangkal yang dibayarkan di awal suatu jenjang pendidikan serta uang sekolah yang dibayar bulanan. Tidak demikian halnya dengan struktur biaya sekolah di sekolah-sekolah nasional plus.
Untuk uang pangkal saja, ada berbagai variasi yaitu:


Uang pangkal dalam mata uang asing, umumnya dolar Amerika dengan nilai tukar yang sudah ditentukan besarnya ataupun mengikuti nilai tukar di pasaran.


Uang pangkal yang dibayar per tahun


Uang pangkal tahun pertama yang berbeda dengan tahun-tahun berikutnya – terutama untuk jenjang sekolah menengah


Uang pangkal yang besarnya bervariasi tergantung pada hasil tes penerimaan siswa


Tidak ada komponen uang pangkal karena sudah digabung dengan komponen uang sekolah


Uang sekolah pun ada yang bisa dibayar per bulan, per triwulan, sekaligus 1 tahun, bahkan sekaligus lunas sampai jenjang pendidikan tersebut selesai (6 tahun untuk SD atau 3 tahun untuk SMP dan SMU). Umumnya mereka yang membayar sekaligus tersebut akan mendapatkan insentif berupa diskon uang sekolah. Ada juga sekolah yang menerapkan kombinasi uang sekolah yang harus dibayar dalam rupiah dan Dolar Amerika.
Dirangkum dari berbagai sumber
© JMA 2008 for www.BeingMom.org


http://beingmom.org/2008/02/apa-itu-sekolah-nasional-plus/

BundaNa
12-05-2011, 10:49 AM
berat neh bahasannya :D Tapi biasanya kalau saya amati yang SNN, RSBI atau SBI biasanya sekolah negeri yang banyak mengajukan...kalau sekolah swasta RSBI atau SBI ada, tapi karena sebagai sekolah swasta lebih mudah memadukan kurikulum mereka biasanya bisa berpatner dengan sekolah luar negeri gituh, standartnya tergantung sekolah yang jadi partnernya ada di nega amana...kayak Sekolah Pribadi di depok, dia pake standart Turki karena kerja sama dengan pemerintah Turki

komporminyak
12-05-2011, 11:00 AM
begitu banyak istilah *sigh,
ada sekolah andalan nasional
eh tadi gugling2, ada lagi web sekolahan yang bilang : Rintisan Sekolah Berstandar Internasional.
Gw tahu fasilitas, kegiatan dan pendidikan di sekolah itu beberapa belas tahun yang silam. At least bisa mengira2.
*ngomyang dewe ::elaugh::



PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU KELAS VII

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( RSBI )

SMP NEGERI (edited)
TAHUN PELAJARAN 2011/2012



DASAR

1. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal.
2. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Permendiknas No.78 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan RSBI.
4. Surat Keputusan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (PSMP) No 1931/C3/PP/ 2006 tanggal 17 November 2006.
5. Surat Keputusan Direktur PSMP No 543/C3/ Kep/2007 tentang Penetapan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
6. Surat Keputusan Direktur PSMP No 441/C.C3/ Kep/2011 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
7. Surat Dinas DIKPORA tanggal 09 Maret 2011 No.420/ /Sekretaris/2011
8. Surat Edaran Dinas DIKPORA No.420/1248/Set/2011 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kurang Mampu


PENGERTIAN SBI

SBI adalah Sekolah Nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan Bertaraf Internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing Internasional.
Kurikulum SBI sama dengan SNP yang ditambah dengan penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri yang diyakini telah memiliki reputasi mutu seperti kemampuan Bahasa Inggris, ICT, Akademik, Seni, Olahraga, dan prestasi lainnya

komporminyak
12-05-2011, 11:02 AM
berat neh bahasannya :D Tapi biasanya kalau saya amati yang SNN, RSBI atau SBI biasanya sekolah negeri yang banyak mengajukan...kalau sekolah swasta RSBI atau SBI ada, tapi karena sebagai sekolah swasta lebih mudah memadukan kurikulum mereka biasanya bisa berpatner dengan sekolah luar negeri gituh, standartnya tergantung sekolah yang jadi partnernya ada di nega amana...kayak Sekolah Pribadi di depok, dia pake standart Turki karena kerja sama dengan pemerintah Turki

iya, ga kebayang kalau ortunya cupu atau kuper,
tapi anaknya pinter, jadi sayang kalau ga tahu info deh :)

komporminyak
12-05-2011, 11:05 AM
benerbener deh, secara kurikulum gw jaman dulu beda banget ama anakanak jaman sekarang.
Baru kepikiran, keknya ini saatnya mengkontak anakanak alay itu
Anakanak Fan Page kontestan Idol yang kebanyakan masih duduk di bangku SMP atau SMA. =))

eve
12-05-2011, 11:46 AM
setahuku kalau sekolah negeri itu gratis = karena udah dibiayai ama bos dan gak boleh memungut iuran dari siswa.
kalau RSBI atau SBI, selain mendapat BOS, juga boleh memungut iuran ke siswa... yang artinya akan sangat sangat mahal...

belum mudeng karena belum punya anak usia sekolah, lagipula bisajadi, beberapa tahun kedepan ganti lagi...

putu_138
21-05-2011, 11:05 PM
kalau boleh dengar isu2nya, RSBI atau SBI itu katanya dapet suntikan dana pengembangan yang lbih dari Diknas makanya ga aneh kalau banyak sekolah yang mulai berlomba2 biar dapat akreditasi RSBI.

tapi kemarin baru baca di kompas.com katanya untuk tahun ini di stop dlu penambahan RSBI di seluruh Indonesia karena muncul banyak protes dari orang tua murid.

etca
22-05-2011, 09:45 AM
SSN atau sekolah berstandar nasional sendiri ada beberapa kelas,
kelas reguler, bilingual class ama satu lagi kelas unggulan.
nah yang saya ga tahu, apakah SSN ini harus mencakup ke-3 kelas ini.

E = mc˛
22-05-2011, 09:51 AM
billingual ma kelas unggulan bedanya apa, Mbah?

bener kata putu, sekolah yg ada embel2 standarnya dapet pasokan dana lebih segar. masalahnya, yg ngajar kualitasnya melempem gak maju2.. jadi kalo kata Mpok Inem yg jualan lotek mah, "gak ngepek" ada tulisan standar atau gak ada tulisannya

putu_138
22-05-2011, 11:40 AM
nah yang saya ga tahu, apakah SSN ini harus mencakup ke-3 kelas ini.

cakupan wajib sekolah SSN hasil googling: http://www.slideshare.net/NASuprawoto/sekolah-standar-nasional

fokuskan ke slide nomor 11.

:)


billingual ma kelas unggulan bedanya apa, Mbah?

bener kata putu, sekolah yg ada embel2 standarnya dapet pasokan dana lebih segar. masalahnya, yg ngajar kualitasnya melempem gak maju2.. jadi kalo kata Mpok Inem yg jualan lotek mah, "gak ngepek" ada tulisan standar atau gak ada tulisannya

kalau ngga salah ada bedanya Mind, ini sih dari pengalaman pribadi aja ya, belom tentu sama rata di smua skolah.

kalau kelas bilingual itu hanya sekadar "kelas mahal". kelasnya biasanya berAC, buku pengantar memakai 2 bahasa (halaman kiri bahasa, halaman kanan inggris), guru masuk dan pembukaan termasuk pemberian salam memakai bahasa inggirs (pembelajaran tetap pakai bahasa), ada LCD dan proyektornya, PC tersendiri untuk di meja gurunya dll.

kalau kelas unggulan, biasanya sama dngan kelas reguler, tetapi diisi berdasar nilai raport, bukan berdasar seberapa kuat uang sumbangan pendidikan awal tahun :D

setuju banget masalah kualitas pengajar. wong kadang cuma buka program2 mikrosop opis aja bingung kok ::elaugh::

BundaNa
23-05-2011, 09:58 AM
dulu syarat RSBI dan bilingual adalah guru musti nyerocos inggris pada pelajarannya....nyatanya, kemaren nanya anak temen yang udah SMP kelas 3 dan dia di sekolah RSBI...dijawab, gurunya ndak pake boso enggres tiap ngajar...bedanya sama sekolah biasa apa yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

E = mc˛
23-05-2011, 10:34 AM
itu dia. guru yg gak kompeten. di kota2 besar aja masih banyak, apalagi skrg kata2 "standar internasional" udah merambah ke kabupaten2. kecuali biaya yg mahal dan pake buku paket khusus (yg mahal juga), cara ngajar gurunya sama... yg diajarin juga ujung2nya kejar setoran buat UN -_-

White Ryuu
02-06-2011, 12:55 PM
Boleh sedikit sharing?

Saya hanya ingin berbagi pengalaman saya selama bersekolah di kelas RSBI selama 3 tahun ini.

Jadi, selama saya berada di kelas RSBI SMPN [censored] Kota Serang ini, yang saya rasakan:


Fasilitas seperti AC memang diberi, dan alhamdulillah, di sekolah saya fasilitas seperti itu lancar-lancar saja.
Kelas saya pernah diberi komputer sebagai fasilitas tambahan, namun ditarik oleh sekolah, setelah salah satu guru kami tahu bahwa komputer kelas hanya dipakai untuk bermain game dan iseng saja.
Buku-buku pelajaran yang dipakai ada yang berbahasa inggris sepenuhnya dan berbahasa indonesia sepenuhnya, dan beberapa buku memang bilingual.
Hanya beberapa guru saja yang bahasa inggrisnya dipakai untuk mengajar, seperti matematika, ipa, dan bahasa inggris. Guru lain seperti IPS, Pkn, dan Agama masih memakai bahasa indonesia. Meskipun di kelas VII saya pernah diajar Pkn dan IPS dengan bahasa inggris.
Dan kurikulum/materi yang ada di buku-buku siswa RSBI tidak jauh beda dengan murid Reguler/Bilingual


Saya rasa cukup sekian yang saya bisa sampaikan untuk om-om dan tante-tante. Maafkan saya bila ada kata-kata yang kurang berkenan, mengingat saya masih kelas IX SMP dan akan melanjutkan ke SMA yang bisa dibilang, saya masih ABG labil. Dan tujuan post saya ini hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saja. Sekali lagi mohon maaf bila ada yang kurang berkenan di post saya.

E = mc˛
08-07-2011, 02:08 PM
RSBI Bukan untuk Siswa Miskin
JUM'AT, 08 JULI 2011 | 06:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Apa yang berlaku di Sekolah Menengah Pertama Negeri 49 Kramat Jati, Jakarta Timur, ini memang sangat "hitam-putih". Sekolah yang memasang status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional itu menetapkan peringkat pertama sampai ke-210 untuk siswa yang bisa diterima mendaftar pada tahun ajaran 2011/2012.

Sesederhana itu. Tak terendus jejak isi surat edaran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional yang meminta seluruh sekolah RSBI menyisihkan jatah 20 persen bangku-bangkunya untuk siswa dari keluarga miskin.

"Kami tidak menyeleksi apakah siswa kaya atau miskin. Mereka yang masuk peringkat saja yang kami terima," kata Wakil Kepala SMPN 49 Susila Aris kemarin.

Susila menegaskan tidak ada pendataan yang dilakukannya selain hasil pemeringkatan akademis itu. Mereka yang lolos dan diterima bisa langsung mendaftar untuk kesediaan membayar uang pangkal Rp 10 juta per bangku. Biaya tiap bulannya tertera sebesar Rp 450 ribu.

Ketua Komite SMPN 49 Irruswan Rusli hanya memastikan seluruh anak yang sudah diterima tak perlu khawatir putus sekolah hanya karena tidak mampu membayar. "Bila tidak sanggup, tetap jalan saja, asalkan prestasinya terus bagus," kata Susila.

Pertanyaan atas komitmen yang diberikan terhadap aturan soal kuota itu juga pantas diajukan kepada Sekolah Dasar Negeri 11, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di sekolah ini, yang juga berlabel RSBI, orang tua siswa yang tidak mampu memang diberi kesempatan mengajukan keringanan. Tapi, "Kalau bayarnya separuh, fasilitasnya tidak bisa penuh," kata Ketua Komite SDN 11 Suhaimi Basir Melan.

Suhaimi menegaskan bahwa biaya masuk sekolah siswa baru sebesar Rp 5 juta per anak yang dipungut digunakan untuk peningkatan fasilitas belajar-mengajar di kelas. "Sebanyak 90 persen biaya yang ditarik akan kembali ke siswa," katanya.

Situasi berbeda ditemukan di Sekolah Menengah Atas 81, Jakarta Timur. Meski belum mencapai kuota 20 persen, sekolah RSBI tersebut bertekad memenuhinya. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Suharno mengatakan ada 190 siswa baru di sekolah itu. "Ini masuk ke penilaian, maka kami terus mengejar hingga 20 persen," katanya.

SMAN 81, kata Suharno, menggunakan sistem subsidi silang untuk melaksanakan penyediaan jatah 20 persen tersebut bagi siswa miskin. Subsidi silang dilakukan dengan menemui orang tua murid yang kaya agar mau menyumbang bagi siswa yang tidak mampu. "Untung-untungan, tapi biasanya selalu ada yang mau, kan hitung-hitung beramal," kata Suharno.

Ia menyatakan orang tua siswa yang tidak mampu harus menyampaikan surat permohonan dan bukti-bukti kepada Komite Sekolah, seperti rekening listrik bulanan dan surat pernyataan dari RT/RW. "Ada yang ditetapkan tidak membayar uang masuk yang sebesar Rp 10 juta," kata Suharno.

Pengakuan senada diberikan SMPN 19 di Jakarta Selatan. Dalam penerimaan siswa baru tahun ini, sekolah tersebut juga memberi keringanan sumbangan anggota baru (SAB) untuk 84 siswa baru. Enam anak di antaranya bahkan dibebaskan dari SAB, yang sebesar Rp 10 juta. "Total keringanan SAB yang diberikan tahun ini Rp 331 juta," kata Rabiah Nurdian, Bendahara II Komite SMP 19.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudhi Mulyanto menyatakan pihaknya akan mengawasi kepatuhan terhadap kuota ini secara ketat. Caranya, setiap masa penerimaan peserta didik baru selesai, sekolah harus menyerahkan daftar nama seluruh siswa yang diterima dan jumlah di antaranya yang tergolong tidak mampu.

Daftar yang diserahkan termasuk dokumen pendukung, seperti surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. "Nanti ada tim peninjau yang memeriksa realitasnya," kata Taufik.

Pengamat pendidikan Darmaningtyas meminta sekolah menghargai hak anak. Status RSBI, menurut dia, ada untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat dirasakan semua anak. "Jika tidak ada kemudahan untuk anak miskin, bubarkan saja RSBI," ujarnya.

E = mc˛
08-07-2011, 02:12 PM
Sadis.... biaya sekolah begitu setinggi langit... tak ada celah buat rakyat miskin. Kalaupun ada, cuma dapat keringanan, dan seperti tertulis di artikel di atas, kalau bayar separuh, fasilitas yg didapat gak penuh -_-

Lagian juga percuma rakyat miskin dftar ke sekolah mahal, meski 100% gratis, biaya "sosial"-nya bakal teramat tinggi... siswa gak akan mampu. belum masalah buku, studi tour, bla-bla-bla -_-

cha_n
08-07-2011, 02:57 PM
Saya rasa cukup sekian yang saya bisa sampaikan untuk om-om dan tante-tante. Maafkan saya bila ada kata-kata yang kurang berkenan, mengingat saya masih kelas IX SMP dan akan melanjutkan ke SMA yang bisa dibilang, saya masih ABG labil. Dan tujuan post saya ini hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saja. Sekali lagi mohon maaf bila ada yang kurang berkenan di post saya.

tanya dong, berapa biaya sekolahnya? uang masuknya? outputnya?(maksudnya apakah nilai2 menjadi lebih baik setelah sekolah di sana)
bagi anda sendiri, gimana sekolah di sana?

GiKu
08-07-2011, 03:08 PM
sekarang masuk sekolah sudah ada wawancara calon siswa/i
di antaranya bertema tentang status sosial keluarga (tajir apa miskin), sekolah dianter mobil/umum/motor/jalan

etca
08-07-2011, 03:51 PM
sadis ga tuh?

Calon peserta didik yang telah diterima namun tidak lapor diri dianggap mengundurkan diri dan tidak diperkenankan mendaftar atau diterima di sekolah lain (KI, RSBI dan Reguler) baik di tahap I dan tahap II
sumber (http://jakarta.siap-psb.com/seleksi/237310000700/?_=1310111117079)



sekarang masuk sekolah sudah ada wawancara calon siswa/i
di antaranya bertema tentang status sosial keluarga (tajir apa miskin), sekolah dianter mobil/umum/motor/jalan
itu yang ada wawancara yang sekolah RSBI dan Sekolah Kelas Internasional kalee


btw 10 jt juga duit, menengah pun ngos2an tuh..
dipikirnya tuw keluarga murid trus ga makan,
ga ngidupin istri dan anak yang lain pa ya? :kesal:

kalau emang ga sanggup memfasilitasi bikin RSBI,
ya jangan bikin ortu jadi sapi perahan

GiKu
08-07-2011, 04:11 PM
temen sebelah anaknya masuk sekolah dan diwawancara juga - gak pake embel2 intersonal, tapi gak ada tema status sosial keluarga

TheCursed
12-07-2011, 06:24 PM
Boleh sedikit sharing?

Saya hanya ingin berbagi pengalaman saya selama bersekolah di kelas RSBI selama 3 tahun ini.

Jadi, selama saya berada di kelas RSBI SMPN [censored] Kota Serang ini, yang saya rasakan:


Fasilitas seperti AC memang diberi, dan alhamdulillah, di sekolah saya fasilitas seperti itu lancar-lancar saja.
Kelas saya pernah diberi komputer sebagai fasilitas tambahan, namun ditarik oleh sekolah, setelah salah satu guru kami tahu bahwa komputer kelas hanya dipakai untuk bermain game dan iseng saja.
Buku-buku pelajaran yang dipakai ada yang berbahasa inggris sepenuhnya dan berbahasa indonesia sepenuhnya, dan beberapa buku memang bilingual.
Hanya beberapa guru saja yang bahasa inggrisnya dipakai untuk mengajar, seperti matematika, ipa, dan bahasa inggris. Guru lain seperti IPS, Pkn, dan Agama masih memakai bahasa indonesia. Meskipun di kelas VII saya pernah diajar Pkn dan IPS dengan bahasa inggris.
Dan kurikulum/materi yang ada di buku-buku siswa RSBI tidak jauh beda dengan murid Reguler/Bilingual


Saya rasa cukup sekian yang saya bisa sampaikan untuk om-om dan tante-tante. Maafkan saya bila ada kata-kata yang kurang berkenan, mengingat saya masih kelas IX SMP dan akan melanjutkan ke SMA yang bisa dibilang, saya masih ABG labil. Dan tujuan post saya ini hanya sekedar ingin berbagi pengalaman saja. Sekali lagi mohon maaf bila ada yang kurang berkenan di post saya.

Well, nggak niat belain, sih. Tapi dari yang pernaha ngalamin juga yang sejenis di jaman dahulu kala-nya.
emang lumayan beda, sih.
Antara di ajar sama guru yang secara finansial secure, dan sama yang nggak.

Sayangnya, emang, kita harus ngeluarin dana lebih buat mensecure-kan guru2 tadi.
Coba, andaikan, guru2 tadi bisa di secure-kan by default oleh pemerintah, tanpa kita harus ber-'swadaya'.

Dan gue belom ngomongin akses ke sarana penunjang. :(

White Ryuu
02-10-2011, 09:29 PM
tanya dong, berapa biaya sekolahnya? uang masuknya? outputnya?(maksudnya apakah nilai2 menjadi lebih baik setelah sekolah di sana)
bagi anda sendiri, gimana sekolah di sana?

Maaf saya baru balas sekarang, berhubung saya sedikit sibuk dengan urusan sekolah dan lain-lain ;D

sewaktu saya SMP, saya harus bayar SPP per bulannya itu Rp.300,000 dan belum termasuk biaya buku dan lain-lain. Dan masalah nilai-nilai, ternyata tidak jauh beda dengan murid lainnya, meskipun memang ada yang nilainya selalu di atas rata-rata.

Sekarang, saya bersekolah di SMA [censored] Bandung yang juga RSBI, SPP di sana naik jadi Rp.500,000. Tapi kualitasnya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Sekolah teman-teman saya yang menetap di Serang.