PDA

View Full Version : kerja vs drop out



ndugu
11-05-2011, 12:03 PM
http://nyti.ms/lUZGiB
ini artikel lumayan menarik..

singkatnya, ini cerita tentang dunia IT oleh generasi baru. berawal dari taon 2007an, universitas stanford menawarkan matakuliah "kelas facebook", yang mengajar murid2nya develop app dengan platform facebook, yang kemudian meledak dan menghasilkan banyak duit, diperjual belikan, berharga ratusan ribu bahkan jutaan dolar.. dan ini kita ngomongin mahasiswa yang dapet duitnya loh ya.. fenomena ini relatif baru di silicon valley, di mana sangat banyak start up IT baru yang didirikan oleh anak2 muda yang muncul.. tidak sedikit mahasiswa2 yang lalu mengembangkannya menjadi bisnis karena 'produk'nya dari tugas kuliahnya itu..


But juggling the business and schoolwork was too much for Mr. Greenberg, then 22. So he called his father.

“I said, ‘Dad, it is 10 p.m., and I’ve got so much stuff to do,’ ” Mr. Greenberg recalls. “ ‘We’re running this business, and I’ve got customers, and we are earning money, and we got financing and we have people to hire. But I have to write a paper tonight, and I just don’t have time for it.’ ”

His father advised him to pull a Mark Zuckerberg and drop out. The next day, Mr. Greenberg did just that.
tetapi tidak semua mahasiswa bisa memenuhi kewajiban kuliahnya dan bisnisnya pada saat bersamaan, contohnya si mahasiswa bernama greenberg di atas, umur 22 tahun. hasil kerja project dari kuliahnya mendatangkan duit 100ribu dolar / bulan (rp.1miliar?), yang lalu dia mendirikan perusahaan bersama partnernya, kelihatannya bisnisnya itu lagi berkembang pesat dan sangat menyita waktunya.. Dia menanyakan saran pada ayahnya, apa yang harus dia lakukan, berhubung dia ada sangat banyak kerjaan dari bisnisnya, tapi dia juga masi ada banyak pe-er yang tidak sempat dia kerjakan saking sibuknya.

ayahnya menyarankan dia drop out. seperti Mark Zuckerberg - pendiri facebook. (ato bill gate dari microsoft, kalo saya bole nambah :cengir:)

menurut kalian, panteskah saran itu? kalo kalian di posisi seperti itu, yaitu menjalankan bisnis sambil kuliah... drop out, ato selesaikan kuliah? katakan bisnis kalian mendatangkan duit berpuluh2 juta rupiah per bulan (brarti sangat sibuk).. apakah kalian masi akan teruskan kuliah?

ato, brapa batas pendapatan / bulan dari bisnis kalian, sebelum kalian memutuskan untuk drop out?

GiKu
11-05-2011, 12:26 PM
kalau dari hasil bisnisnya ud bisa untuk bantu orang lain, saya pilih drop out

Porcelain Doll
11-05-2011, 12:33 PM
tujuan kuliah kan buat dapetin duit
kalo cuma perlu gelar....bayar orang buat ngerjain tugasnya...(gpp sih, selama kitanya sendiri masih bisa ngerti hasilnya :P)

ndugu
11-05-2011, 12:35 PM
giku: bantu orang laen seperti? :cengir:

popipupita: wah, pengalaman ya bayarin orang ngerjain tugas? :cengir: bagi2 cerita donk! :cengir:

opera
11-05-2011, 12:45 PM
klo udah bisa cari duit mending do aja...
tujuan kuliah agar kita punya skill untuk masa depan / kerja
tapi klo udah bisa kerja dan mencukupi kenapa tidak??
bekerja harus ada keinginan dan ulet, meskipun kuliah sampe S3 klo gak ada keinginan dan ulet ya sama aja.
tapi kuliah itu bisa melatih kita untuk ulet / ingin apalagi sampe S3 :D

Alip
11-05-2011, 01:49 PM
Pidato Bill Gates saat menerima gelar Doktor Honoris causa dari almamaternya Harvard,

I am presenting to you, Dr. William Gates...


http://www.youtube.com/watch?v=AP5VIhbJwFs

Salah satu kalimatnya;

I’ve been waiting more than 30 years to say this: “Dad, I always told you I’d come back and get my degree.”

I want to thank Harvard for this timely honor. I’ll be changing my job next year … and it will be nice to finally have a college degree on my résumé.:))

Berikut beberapa transkrip yang saya sukai, maaf dalam Bahasa Inggris... tapi coba perhatikan renungan Billy (that's Mr. Gates for you people[-X) tentang arti pendidikan dan makna kekayaan.


What I remember above all about Harvard was being in the midst of so much energy and intelligence. It could be exhilarating, intimidating, sometimes even discouraging, but always challenging. It was an amazing privilege – and though I left early, I was transformed by my years at Harvard, the friendships I made, and the ideas I worked on.

But taking a serious look back … I do have one big regret.

I left Harvard with no real awareness of the awful inequities in the world – the appalling disparities of health, and wealth, and opportunity that condemn millions of people to lives of despair.


... But humanity’s greatest advances are not in its discoveries – but in how those discoveries are applied to reduce inequity. Whether through democracy, strong public education, quality health care, or broad economic opportunity – reducing inequity is the highest human achievement.

I left campus knowing little about the millions of young people cheated out of educational opportunities here in this country. And I knew nothing about the millions of people living in unspeakable poverty and disease in developing countries.

It took me decades to find out.


The market did not reward saving the lives of these children, and governments did not subsidize it. So the children died because their mothers and their fathers had no power in the market and no voice in the system.

But you and I have both.


And I hope you will come back here to Harvard 30 years from now and reflect on what you have done with your talent and your energy. I hope you will judge yourselves not on your professional accomplishments alone, but also on how well you have addressed the world’s deepest inequities … on how well you treated people a world away who have nothing in common with you but their humanity.

Good luck.

GiKu
11-05-2011, 01:55 PM
banyak orang2 yg masih butuh bantuan, macem daerah yg masih sulit aer bersih
minimal bantu keluarga dan kerabat yg butuh biaya pendidikan dan kesehatan

Porcelain Doll
11-05-2011, 02:42 PM
@ndugu: pernah....dulu pas ngerjain tugas komputer buat pertama kalinya...sama nulisin TA g
ide sih masih dari g, cuma berhubung g bego soal nulis ilmiah, jadinya minta tolong temen :D
yg penting pas sidang, lancar bisa jelasin...dan tugas komputer yg dulu itu, sekarang udah jadi hal biasa banget buat g..malah udah lebih canggih ngerjainnya

menurut g, ga terlalu penting cara g ngerjainnya gimana...pake usaha sendiri atau minta bantuan orang lain, selama akhirnya g bisa nguasain skill orang yg g pake
ada yg bisa dimanfaatin..ya manfaatin :P

ndableg
11-05-2011, 10:16 PM
Mereka yg drop out itu bukan alasan malas.. ada alasan yg membuat keputusan drop out lebih baik. Sekolahan mah ga lari kemana..

purba
12-05-2011, 12:07 AM
Kerja vs DO?

Kalo sekolah dgn tujuan mendapatkan kerja, tapi ketika sekolah belum selesai, sudah dapat kerja, maka DO adalah pilihan terbaik. Ngapain meneruskan sekolah, toh tujuan sudah diperoleh, meski sekolah belum selesai?

Apalagi jadi kaya, kagak perlu sekolah. Engkong ane cuman ngerasain sekolah rakyat dan entu juga kagak lulus, tapi bisa kaya tuh, jadi bandar material. Toko materialnya banyak.

Jadi kembali lagi ke kita, buat apa sih lu sekolah tinggi2 kalo cuman buat cari kaya doang?

:))

eve
12-05-2011, 12:38 AM
setuju ama purba... Bravo!!!

BundaNa
12-05-2011, 10:03 AM
Yang penting dia tau tujuan hidupnya...sekolah tinggi2 tapi tetep gak tau tujuan hidu[nya juga gak guna

Porcelain Doll
12-05-2011, 10:04 AM
bukannya sekolah ga penting, sih....
tetep aja kan, ada hal2 yg kita dapet di sekolah dan ga kita dapetin di luar :)
cuma ya kalo kasusnya kaya di atas, mending DO atau nunda sekolah sampe dapet waktunya lagi buat ngelanjutin nanti

E = mc²
12-05-2011, 10:10 AM
ah.. jadi inget buku anak SMP yg memutuskan putus sekolah gara2 kebanyakan baca buku motivasi :ninja:

cekidot Gan:
http://www.goodreads.com/book/show/1945474.Dunia_Tanpa_Sekolah

eve
12-05-2011, 11:49 AM
yup, menurutku sekolah hanya sebagai alat untuk mencari kesejahteraan hidup...

*merasa dirugikan sekolah bertahun2 tapi ilmu yang didapat hanya itu2 saja... misal pelajaran :
bahasa indonesia (toh lulus sma belum menjamin kita bisa berbahasa indonesia yang baik dan benara, pelajarannya dari sd-smp-sma isinya sama ...)
ppkn/pmp/pkn (sejak sd sampai sma isinya juga sama aja,, gak tahu kalau sekaranga)
pai (pendidikan agama islam), ini juga sama aja.. masa anak sd-sma diajarinnya sama semua?

tonosoe
13-07-2011, 09:16 AM
Lebih baik pilih bisnis dan tetap belajar, tidak perlu harus formal.

AsLan
13-07-2011, 10:08 AM
Ada beberapa bidang yg tak bisa dicapai tanpa sekolah, misalnya kedokteran.

Kalau IT sih memang tanpa sekolah juga bisa belajar sendiri...
gak punya ijasah ? gak masalah kan sudah punya bisnis yg menghasilkan uang.

Tiap orang harus bisa membaca talentanya masing2 lalu membuat keputusan yg tepat bagi dirinya sendiri.
Hati2 terhadap nasihat orang lain, termasuk provokasi dari buku2 motivasi.

Alip
13-07-2011, 10:22 AM
Belajar itu adalah naluri dasar manusia... karena kita memang dilengkapi rasa ingin tahu dan suka bertanya-tanya.

Jadi yang ideal memang sudah kaya raya terus sekolah lagi sesuai minat yang diinginkan...

sekolah sekedar supaya bisa dapet penghasilan itu cuma tahap awal... yang boleh ditinggal pada saat tujuan penghasilan itu sudah didapat.
sekolah yang karena ketertarikan... itu yang harus dikejar tuntas, dan dilanjutkan dengan belajar mandiri seumur hidupppp...

* maunya sih begituuuuuu *
hidup tidak membumi dot com
:tidur:

purba
13-07-2011, 11:03 AM
Kedokteran pun bisa tanpa sekolah (otodidak maksudnya). Lha jadi apa gunanya sekolah?

:))

ancuur
13-07-2011, 12:21 PM
Klo bisa sambil kerja tetep sekolah...
krn kemungkinan besar dari hasil sekolahnya itu.. usahanya bisa lebih di kembangkan X_X
krn mungkin dari 100 org.. hanya 1 orang yg bisa berbuat itu.. jadi kasihan generasi yang akan datang :sad:

note: anak males gak bisa apa2.. akan meniru cara tersebut pasti bakalan gak sukses :P

itsreza
13-07-2011, 02:00 PM
Menarik diskusinya. Menurut saya setiap orang memiliki impian yang berbeda. Saya setuju dengan pendapat purba. jika tujuan utama dari sekolah itu mencari uang dan kesejahteraan, lebih baik bekerja, untuk tanpa gelar pun tujuan tersebut bisa tercapai. Terlebih jika sudah memiliki posisi yang kuat, baik dalam karir maupun usaha, lebih baik belajar dari pendidikan non formal. Namun jika memilki tujuan non material dan merasa tujuan tersebut dapat dicapai dengan melanjutkan pendidikan formal, maka sekolah dapat menjadi jawabannya.

purba
15-07-2011, 02:21 AM
Menurut ane, sekolah adalah tempat pertukaran pengetahuan yg direncanakan berjalan secara sistematis sehingga efisien dan efektif (walau kenyataannya banyak juga yg nggak karena perencanaan yg gak mateng). Misalkan seseorang ingin mencapai sebuah pengetahuan tertentu. Dia bisa mencapai itu dgn belajar sendiri (otodidak), bisa juga lewat sekolah. Mungkin jika dia otodidak dan tidak disiplin, pengetahuan itu diperolehnya dgn lambat dan susah. Tetapi jika lewat sekolah, bisa cepat dan mudah.

Kadang pengetahuan yg diperolehnya, mau diterapkan dlm kehidupan. Ini perlu sebuah pengakuan. Maksudnya agar penerapan tsb tidak malah menjadi petaka. Misalnya kedokteran. Seseorang dgn otodidak bisa saja memiliki pengetahuan dan keterampilan yg setara dgn seorang dokter lulusan universitas. Tetapi pengetahuan orang tsb masih belum mendapatkan kepercayaan atau legitimasi. Sekolah (dlm hal ini universitas) berfungsi sebagai pemberi legitimasi bahwa orang tsb memiliki pengetahuan tsb. Seperti SIM yg menunjukkan bahwa pemiliknya bisa nyetir kendaraan. Universitas terbuka adalah salah satu usaha agar orang2 yg belajar secara otodidak mendapatkan legitimasi juga.

:))

purba
15-07-2011, 02:49 AM
Di Indonesia umumnya orang ingin sekolah terus mungkin hingga S3, entah utk apa, tapi umumnya gengsi. Seorang calon presiden pun perlu S3 dlm 1,5 tahun (S3 tercepat yg ane pernah tahu). Menurut ane, S3 lebih diperuntukkan utk riset. Orang yg lulus S3 adalah orang yg memiliki legitimasi utk melakukan riset. Karena utk lulus S3 selalu melalui ujian riset. Tidak dgn S1 atau S2. Program tsb bisa meluluskan seseorang tanpa perlu ujian riset.

Menurut ane, sekolah tinggi yg perlu diperbanyak di Indonesia adalah politeknik, bukan universitas. Mengapa? Karena orientasi orang Indonesia umumnya adalah lulus sekolah utk menjadi pekerja. Tapi sayangnya, keinginan tsb juga dibungkus oleh gengsi. Lulusan universitas lebih bergengsi dibandingkan politeknik. Kurikulum universitas lebih banyak kandungan teori dibandingkan praktek. Pada politeknik, praktek mendapatkan porsi 60% lebih. Karena itu politeknik sangat cocok bagi yg bercita-cita mau bekerja setelah lulus kuliah. Hal yg sama juga terjadi pada level sekolah menengah. Orang tua lebih senang anaknya masuk SMA dibandingkan SMK (dulu SMEA dan STM). Padahal tuntutan akhirnya adalah menjadi pekerja. Salah kaprah seperti inilah yg akhirnya menghasilkan (istilahnya) pengangguran-pengangguran intelektual. Inginnya menjadi pekerja, tetapi sistem pendidikannya tidak mendukungnya menjadi pekerja.

:))

ndableg
15-07-2011, 03:10 AM
Menurut ane, S3 lebih diperuntukkan utk riset. Orang yg lulus S3 adalah orang yg memiliki legitimasi utk melakukan riset. Karena utk lulus S3 selalu melalui ujian riset. Tidak dgn S1 atau S2. Program tsb bisa meluluskan seseorang tanpa perlu ujian riset.:))

Emang gitu pur? Bukannya S1 dan S2 juga musti bikin riset yg dilaporkan dalam skripsi yg kemudian disidang juga? Tingkatannya aja yg beda kali.

ancuur
15-07-2011, 03:20 AM
kemarinan nonton di Kick Andy metrotv.. malah usaha sambil nerusin kuliah... jadi usahanya memang buat melanjutkan kuliah, sehingga kuliah lancar usaha juga lancar.. tapi katanya sempet jga di bohongin sama anak buahnya, untung cepat ketauan jadi gak banyak merugi..

purba
15-07-2011, 05:23 PM
Emang gitu pur? Bukannya S1 dan S2 juga musti bikin riset yg dilaporkan dalam skripsi yg kemudian disidang juga? Tingkatannya aja yg beda kali.

Gak mesti bleg. Di Eropa (juga Indonesia) perlu riset utk S2, tapi tdk di Amerika misalnya. Sedangkan S3 dimana saja dituntut riset. Ada istilahnya master by course, tidak perlu buat tesis S2. Di Indonesia pun ada S1 yg by course, tidak perlu skripsi.

:))

dukungjujur
13-02-2012, 09:17 PM
kalo DO tapi tetap bisa berkarya ga masalah rasanya

ancuur
13-02-2012, 09:30 PM
DO asal ada modal mungkin gak papa... tapi how to nya hrs belajar dong! :ngopi:

ga_genah
15-02-2012, 11:45 PM
klo kasusnya spt di atas pilih DO
sekolah/kuliah bukan hanya belajar teori/praktek tentang suatu bidang tp juga pola pikir dan didikan
kalau DIA sudah mendapatkan pendapatakan spt itu, minimal pola pikir sudah di didapat, skill sudah dimiliki. dan faktanya ijazah tidak diperlukan dalam kerjaannya dia
sekolah/kuliah menurutku bukan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup tetapi untuk mendapatkan pendidikan
memang sepertinya sekolah tinggi itu ada hubungannya dengan kesejahteraan hidup. tp kayaknya itu sistem yang mebuatnya seperti itu
karena skrg hampir semuanya butuh kertas selembar "sertifikat", semakin tinggi jenjang sertifikatnya, semakin besar peluangnya untuk mendapatkan pendapatan yang bagus.
padahal belum tentu yang hasil belajar dengan sertifikat tinggi memiliki hasil didikan yang bagus
klo hasil didikannya bagus ya ga mungkinlah banyak yang koruptor...

ndugu
21-05-2013, 09:32 PM
nyundul lagi thread ini :cengir:

http://news.yahoo.com/let-wunderkinds-drop-high-school-232954471.html

baru2 ini, tumblr baru dibeli oleh yahoo segede 1.1 billion usd.

agak mirip dengan mark zuckerberg yang dropoutnya pas kuliah, pendiri tumblr (david karp) ini adalah anak drop out SMA (even earlier). dan david karp ini drop out atas ijin ibunya sendiri ya, setelah itu dia homeschool dan kerja sendiri. sehingga isu mengenai sekolah vs drop out kembali muncul di perbahasan. dalam artikel juga ada diceritakan seorang anak remaja laen umur 17 taon (thomas sohmers), bekerja sebagai researcher di MIT, kebetulan dia juga memenangi thiel award, dan juga diijinin drop out sama ibunya waktu SMA karena dirasakan apa yang diajarin di sma ngga relevan.

drop out waktu kuliah is one thing.
drop out waktu SMA is another

menurut kalian, apa batas drop out seorang anak yang masuk akal?

ancuur
21-05-2013, 10:52 PM
gak sakit tuh kepala ::hihi::

serendipity
22-05-2013, 09:06 AM
nyundul lagi thread ini :cengir:

http://news.yahoo.com/let-wunderkinds-drop-high-school-232954471.html


drop out waktu SMA is another

menurut kalian, apa batas drop out seorang anak yang masuk akal?

menurut saya drop out itu harus ada alasannya. Dulu temen saya ada yg drop out karna nakal banget. Kerjanya ngelawan guru, kalo ke kantin gak bayar makanan tapi dia anak org mampu -> isengnya minta ampun, kerjanya berantem di sekolah. well, sampe sekarang sih gak jelas hidupnya kaya apa. even ortunya lumayan "berada".

Kalo yg dishare ndugu termasuk kasus drop out karna si ibunya juga sadar anaknya punya talenta lain. Dan itu gak bsa dilakukan atau disalurkan di sekolah.

jadi batas masuk akal ya jika anak tsb punya suatu talenta dan dia gak cocok ada di sekolah tsb. Tipe anak kaya gitu emang ga bisa dipaksain, karna otaknya emang berbeda. justru dia akan pusing kalo dipaksa melakukan tugas2 yg gampang atau mainstream

noodles maniac
23-05-2013, 06:21 AM
menurut kalian, panteskah saran itu? kalo kalian di posisi seperti itu, yaitu menjalankan bisnis sambil kuliah... drop out, ato selesaikan kuliah? katakan bisnis kalian mendatangkan duit berpuluh2 juta rupiah per bulan (brarti sangat sibuk).. apakah kalian masi akan teruskan kuliah?

ato, brapa batas pendapatan / bulan dari bisnis kalian, sebelum kalian memutuskan untuk drop out?

Ini sih subyektif tergantung orangnya yah.. orientasi sama motivasinya apa dulu? di Indonesia ada pengaruh mindset di kebanyakan orang-orang bahwa untuk dapet kerjaan yang baik/penghasilan yang tinggi ya dengan cara sekolah. Kalo di luar negeri udah banyak banget contoh orang-orang yang bisa sukses, kaya raya jadi bos perusahaan-perushaan bonafide tanpa harus sekolah. Di Indonesia baru beberapa nama aja yang dikenal begitu. Masih kalah sama mindset bahwa kalo mo gaji tinggi ya sekolah yang tinggi.


Kerja vs DO?

Kalo sekolah dgn tujuan mendapatkan kerja, tapi ketika sekolah belum selesai, sudah dapat kerja, maka DO adalah pilihan terbaik. Ngapain meneruskan sekolah, toh tujuan sudah diperoleh, meski sekolah belum selesai?

Apalagi jadi kaya, kagak perlu sekolah. Engkong ane cuman ngerasain sekolah rakyat dan entu juga kagak lulus, tapi bisa kaya tuh, jadi bandar material. Toko materialnya banyak.

Jadi kembali lagi ke kita, buat apa sih lu sekolah tinggi2 kalo cuman buat cari kaya doang?

:))


Setuju sama purba, kembali ke orangnya masing-masing, kalo orientasinya mo kaya, prospek bisnisnya bagus dan penghasilannya tinggi, ya mending DO aja. Tapi kalo orientasinya emang mo belajar haus akan ilmu tanpa mikirin jadi kaya raya ya harus korbanin deh tuh sekolahnya dan lanjutin.


Ada beberapa bidang yg tak bisa dicapai tanpa sekolah, misalnya kedokteran.

Kalau IT sih memang tanpa sekolah juga bisa belajar sendiri...
gak punya ijasah ? gak masalah kan sudah punya bisnis yg menghasilkan uang.

Tiap orang harus bisa membaca talentanya masing2 lalu membuat keputusan yg tepat bagi dirinya sendiri.
Hati2 terhadap nasihat orang lain, termasuk provokasi dari buku2 motivasi.

Setuju sama aslan, ada beberapa cabang ilmu yang mau gak mau emang harus sekolah. Peluang otodidak yakni belajar sampe sederajat ato bahkan melebihi pendidikan yang diajarkan sekolah formal itu gak gede, susah, cuma sebagian orang aja yang bisa. Butuh niat dan tekad yang kuat. Makanya hanya orang-orang yang hebat dan tangguh aja yang bisa :)


kalau dari hasil bisnisnya ud bisa untuk bantu orang lain, saya pilih drop out

Setuju banget, kebayang kan kalo Bill Gates gak DO dia mungkin akan telat launching windows dan bisa malah gak ada windows sama sekali? udah berapa juta orang bahkan berapa milyar orang yang pake windows sekarang? gw gak tau deh orang-orang macem Donald Trump? Mark Zuckerberg? Jack Dorsey? kalo mereka gak memanfaatkan momen dan intuisi mereka apa bisa sesukses sekarang? soalnya setau gw kalo di dunia bisnis ya emang harus harus jeli dan pinter meramu antara otak, peluang, intuisi, modal dan network.

---------- Post Merged at 05:21 AM ----------


drop out waktu kuliah is one thing.
drop out waktu SMA is another

menurut kalian, apa batas drop out seorang anak yang masuk akal?

Muke gile?!! ::doh::

Dunia makin gila ya sekarang? SMA aja udah DO ;D

Untuk kasusnya David Karp dan Thoma Sohmers sini langka banget, mungkin ke depannya bakal jadi hal yang biasa :))

Gak semua semua anak yang masih sekolah bisa kayak gitu, masih labil, unyu-unyu, ngikutin mainstream dan mereka berdua ini termasuk yang yang anti-mainstream bahkan lebih hebatnya lagi jadi pionir. Speechless deh buat kasus kayak gini, pasti ibunya udah paham banget tentang watak dan kemuan anaknya ::up::

BundaNa
23-05-2013, 10:49 AM
^eh itu si EL yang di NuDi x factor, dia SMP DO lho...suer

nerve_gas
17-07-2014, 06:41 PM
saya sih agak sedikit bingung dengan urusan drop out sekolah ini ya. Apa kita gak ngeliat, orang yang punya jalan hidup kaya Steve Jobs, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg itu hanya sedikit. Selebihnya, manusia2 yang dikatakan sukses adalah mereka yang menyelesaikan studinya dan bahkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. jadi, statistically speaking, yang lebih banyak sukses adalah mereka yang sekolah dan tidak dropout.

Saya sejujurnya tidak sependapat dengan success story yang menceritakan seseorang yang dropout dari sekolah dan kemudian sukses.

cek this out:
ww.theatlantic.com/business/archive/2013/03/the-myth-of-the-successful-college-dropout-why-it-could-make-millions-of-young-americans-poorer/273628/