PDA

View Full Version : Email resmi Komisi 8 DPR RI



komporminyak
04-05-2011, 04:26 PM
http://www.youtube.com/watch?v=8dEjGOPfAqA&feature=share
Melbourne, 30 April 2011, PPI Australia (http://ppi-australia.org/) berhasil mengadakan dialog dengan tim Komisi 8 DPR RI di KJRI.


komen:
jiiaaahhh...email resminye aje gak tau..gak inget..lupa...apalagi cara bukanya...makin gak yakin dah....pake email gratisan lagi ckckckckck...what a smart leader we have :( and they get paid a lot bigger than common people.. A LOT BIGGER .....without any brain or heart activity involve...


dari FBna kawan :">

opera
04-05-2011, 04:32 PM
si arifinto bisa tuh buka email... berarti arifinto nya pinterrr....

keremus
04-05-2011, 04:43 PM
Harusnya kita pegang daftar anggota dewan, kita hafal profil dan kiprahnya,
kita catat sepak terjangnya dan kita kampanyekan untuk tidak dipilih atau
dipilih kembali. Rugi punya wakil kek gini.

komporminyak
04-05-2011, 04:48 PM
hasil evaluasi ini mungkin juga gak kebaca...
padahal puanjanggg..

Yth. Kepada
Bapak H. Abdul Kadir Karding
Ketua Komisi VIII DPR RI
Ketua Delegasi Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI ke Australia


Dengan hormat,
Mengingat rencana awal kunjungan kerja Tim Panja tentang Fakir Miskin Komisi VIII DPR RI ke Australia tidak mengagendakan audiensi dengan mahasiswa serta keterlibatan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) dalam pertemuan yang diacarakan dengan departemen/instansi yang terkait di Australia (Lampiran 1), maka atas kesempatan yang diberikan untuk:

blablabla yadaa yaaadaa...
bisa cek di sini http://ppi-australia.org/?p=633

--------------------------------------------------------
lha dalah wong email sendiri aja lupa apalagi mo baca... :))
btw...mungkin ini bisa jadi pembelajaran kita semua...
teknologi bisa dipake untuk efisiensi biaya daripada berkunjung ke luar negeri tapi gak banyak gunanya ::elaugh::

E = mc²
04-05-2011, 08:25 PM
rada elitan dikit kek. domainnya dot gov, atau apah, ini bener2 gretongan pisan, yahoo dot kom :))

E = mc²
04-05-2011, 08:51 PM
sekarang anggota DPR jadi punya alamat email: set_komisi8@dpr.go.id oleh2 dr Aussie ::elaugh::

Minta Tak Dipojokkan, Komisi VIII DPR Sudah Ada Alamat Email Khusus (http://us.detiknews.com/read/2011/05/04/175929/1632619/10/minta-tak-dipojokkan-komisi-viii-dpr-sudah-ada-alamat-email-khusus)

Jakarta - Komisi VIII DPR kini punya email untuk menampung aspirasi masyarakat. Emailnya sementara ini dikelola oleh sekretariat Komisi VIII DPR.

"Email resmi Komisi VIII DPR sementara menggunakan set_komisi8@dpr.go.id," ujar Ketua Komisi VIII DPR, Abdul Kadir Karding, kepada detikcom, Rabu (4/5/2011).

Kadir menuturkan, rombongan Komisi VIII DPR sudah berada di Indonesia. Komisi VIII DPR siap menampung aspirasi rakyat yang dikirim melalui email tersebut.

"Email tersebut bisa digunakan untuk menampung aspirasi masyarakat,"tuturnya.

Ia berharap mahasiswa Indonesia di Australia tidak terus memojokkan Komisi VIII DPR. "Jangan dibesar-besarkan lah, kami sudah berupaya optimal," pintanya.

Di negeri Kanguru, Komisi VIII beralasan hendak melakukan studi banding dalam rangka menggodok RUU Fakir Miskin. Anggaran kunjungan ditaksir mencapai Rp 800 juta. Nah, protes atas kunjungan ini sempat datang dari para pelajar Indonesia di Australia, hingga kemudian akhirnya Komisi VIII membuat audiensi.

Cerita dimulai, bertempat di KJRI Melbourne, pada Rabu 27 April malam waktu setempat, dengan percaya diri Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding membuka diskusi. Sejumlah program dan tujuan kunjungan dipaparkan politisi PKB itu.

Hingga akhirnya sampai kepada sesi tanya jawab, tiba-tiba seorang pelajar meminta alamat email para anggota dewan. Anggota DPR itu pun menjawab, kepada para pelajar akan diberi alamat email Komisi VIII.

Ada juga celetukan yang meminta agar tiap anggota dewan memberi alamat email masing-masing. Namun anggota Komisi VIII sepertinya sudah sepakat. Alamat email yang diberikan alamat resmi Komisi VIII.

Dalam video di Youtube bertajuk 'Email resmi Komisi 8 DPR RI' juga terlihat, anggota DPR berjaket hitam sibuk meminta kepada stafnya dan juga rekannya, apakah alamat email Komisi VIII. Hingga akhirnya keluar ucapan dari seorang anggota DPR perempuan, "Alamat email Komisi VIII @yahoo.com."

Dalam video yang diunggah PPI Australia pada 30 April itu, ucapan soal alamat email ini diulang beberapa kali. Diselipkan kata-kata "What??" dan "Sekali lagi, Bu?", atas penyebutan alamat email itu. Seolah tidak percaya, parlemen Indonesia memakai alamat email gratisan bukan 'go.id' seperti lazimnya.

"Komisi 8 @yahoo.com," ucap ibu itu. Keriuhan sempat terjadi. Para pelajar meminta kejelasan alamat email, hingga kemudian seorang pria mengulang dengan keras alamat email itu.

"Ya itu, alamat staf ahli Komisi," imbuh pria yang memegang mic.

Video yang diunggah di youtube itu sejatinya dipakai sebagai alat sindiran. Hingga kini sudah ada 6.178 orang yang melihat video itu. Lalu apakah alamat email resmi Komisi VIII DPR? Belum ada yang tahu.

Persoalan muncul, ternyata alamat email itu tidak ada. Detikcom yang juga mencoba berbagai kombinasi alamat email KomisiVIII@yahoo.com, Komisi8@yahoo.com, juga Komisidelapan@yahoo.com memastikan tidak ada alamat email itu yang dipegang anggota dewan yang terhormat.

Hanya saja, dari satu alamat email yakni Komisi8@yahoo.com memberikan balasan. Isinya menegaskan email itu tidak dipegang oleh anggota dewan.

"Terima kasih untuk email anda tapi mohon maaf ini bukan email resmi Komisi VIII DPR-RI sebagaimana disebutkan dalam pertemuan Komisi VIII dengan PPIA di Melbourne. Namun jika anda tetap ingin menyampaikan masukan, keluhan, atau apapun saya akan kompilasi meskipun belum tahu caranya bagaimana untuk menyampaikannya ke Komisi VIII DPR-RI," demikian isi balasan email itu.

deddy
04-05-2011, 08:57 PM
Hahahaha..... Saya prihatin dan ngelus dada....

E = mc²
04-05-2011, 09:13 PM
http://memegenerator.net/instance/7619708

gembel
05-05-2011, 08:53 AM
nah, seharusnya setiap anggota dewan pelesiran dicecar kaya gini nih biar malu :mrgreen:

geram gw ama kelakuan anggota dewan... :kacamata:

spears
05-05-2011, 12:19 PM
http://politik.kompasiana.com/2011/05/03/laporan-dialog-antara-perhimpunan-pelajar-indonesia-australia-dengan-komisi-viii-dpr-ri-di-melbourne/


yang paling seru adalah :


Here comes the Bomb Shell …
Salah satu kawan saya (pas saat sesi kacau) sempat berteriak … “Kenapa nggak pakai teleconference aja sih Pak ?” pada saat itu, Bapak Karding menjawab : “Wah itu kan teknisnya terlalu rumit … “ sontak mendengar jawaban tadi hadirin yang umumnya mahasiswa langsung tertawa … lalu ada lagi yang nyeletuk “Pak mau dibikinin account Skype sama saya nggak Pak ?”
Trus ada beberapa anggota Komisi VIII, yg mengatakan, karena keterbatasan waktu kawan2 bisa menghubungi kami lewat email. Tapi ketika serentak kami menanyakan apa alamat email beliau, yang keluar adalah … xxxx@yahoo.com :) . Beberapa hadirin termasuk saya tampak kesal dengan jawaban tersebut, kemudian hadirin menanyakan: “Kami ingin alamat resmi bapak!” , dan dibalas dengan: “nanti ….nanti akan diberikan …. ” pada saat ini penyiar radio PPI Internasional menginterupsi “Tolong disebutkan saja pak disini , jadi semua orang bisa dengar …” , bahkan dengan tantangan itupun sepertinya mereka bapak-bapak/ibu-ibu anggota Komisi VIII itu tidak tahu …apa alamat email resmi mereka … saya lihat ada 1 orang staff ahli yang mendampingi komisi VIII sibuk bolak balik mencoba membagikan kartu nama ( yang itupun dalam kartu nama tersebut tercantum alamat imel Gmail & Yahoo ) … ????
Karena suasana panik dan makin riuh, salah seorang ibu (staff anggota komisi VIII) berteriak, ” KALAU ADA YANG PERLU DITANYAKAN… SILAKAN SAJA KIRIM KE ALAMAT EMAIL : KOMISI DELAPAN AT YAHOO DOT COM.. !!!! ” pada saat itu .. tawa hadirin langsung pecah .. saya sendiri geleng-geleng kepala dan sudah tidak tahu mau bicara apa lagi … (selengkapnya lihat saja disini: http://www.youtube.com/watch?v=8dEjGOPfAqA&feature=youtu.be)
Ada teman yg bilang : Wah kalo gitu mah gak usah jadi anggota DPR, anak saya yg masih kecil juga udah bisa bikin email yahoo sendiri … :)
BTW: setelah acara selesai salah seorang kawan mencoba mengirim test mail (via BB) ke :
- komisiviii@yahoo.com
- komisi8@yahoo.com
- komisidelapan@yahoo.com
- komisiviii@yahoo.co.id
- komisi8@yahoo.co.id
- komisidelapan@yahoo.co.id
and guess what, none of them is working …!!! semua email test bouncing back ke sender , alias alamat yang diberikan tidak ada …!!!!
Lagi-lagi karena tidak puas, saya beserta istri & kawan-kawan mendekati ibu salah satu staff ahli pendamping anggota komisi VIII dalam kunjungan kerja ini, sambil menanyakan alamat resmi, saat itu beliau bilang : “Lihat aja di website DPR nanti kan ada daftar masing-masing komisi, nanti dari situ ada alamat imelnya “
Lagi lagi, kita cek via HP , dan …ternyata tidak ada (kalau tidak percaya silakan cek sendiri ke www.dpr.go.id) , kalau begini mana yang benar ? kalau yang bekerja di DPR saja tidak tahu alamat kontak resmi yang bisa dihubungi, bagaimana dengan orang lain?? Dan jangan salah bahwa, 1 staff DPR memiliki 7 asisten (staf ahli), *Unfortunately* sepertinya tidak satupun dari ke-7 asisten beserta anggota DPR itu sendiri tahu alamat kontak resmi mereka ??? Kalau untuk hal yang sangat mendasar saja mereka tidak kompeten, bagaimana mereka akan membela kepentingan rakyat yang akan mereka wakili ???
Bagaimana tidak, DPR RI, parlemen dari negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia, parlemen dari negara anggota G-20 (negara dengan salah satu kekuatan ekonomi & pangsa pasar terbesar di dunia) serta mempunyai anggaran ber-triliun2 rupiah utk gedung baru, lengkap dgn fasilitas & tunjangan lainnya …. masih memakai alamat email gratis utk kontak terhadap rakyat yg di wakilinya … ????
Tidakkah mereka berpikir, bahwa parlemen kita akan menjadi bahan olok-olok parlemen Australia begitu melihat kartu nama dengan alamat imel dari Yahoo / Gmail ???
Ketika ditanya alamat kontak mereka, umumnya mereka kebingungan menjawabnya, yang menurut saya sangat-sangat aneh bukan?? Bagaimana mereka mau mendengar aspirasi rakyat yang mereka wakili jika alamat kontak untuk dihubungipun mereka kebingungan menjawabnya ??
Setelah acara diskusi selesai, beberapa dari kami yang tidak puas, langsung menyerbu dan bertanya langsung ke anggota komisi VIII, ada dari beberapa diantara mereka tidak membawa kartu nama!!! Bagaimana mereka ingin memperkenalkan diri di hadapan anggota parlemen Australia jika kartu nama saja mereka tidak bawa, dan kalaupun ada, mereka mencantumkan alamat imel gratis (yahoo/gmail) sebagai alamat kontak mereka !!!
Pada saat saya mencoba bertanya ke Bapak Karding tentang kunjungan studi banding, saya tanyakan: “Pak bukankah menjadi paradoks bagi DPR bahwa kunjungan studi banding dalam rangka mengentaskan kemiskinan tapi di saat yang sama DPR menghambur-hamburkan uang rakyat yang akan dientaskan kemiskinannya ???”
Ironis sekali memang ternyata, dan syukur …kalau bukan karena kesempatan ini, saya mungkin hanya bisa mendengar dari media massa tentang perilaku anggota DPR, tapi untuk saat ini saya bisa melihat, mendengar & mengalaminya sendiri di depan mata.
Saat itu kami sempat bingung dan bertanya ke salah satu staff senior KJRI : ” Pak apa memang sudah separah inikah keadaan institusi di negara kita ? ” beliau menjawab ( dan mencoba berdiplomasi ) : “Maaf dik saya sendiri belum berkecimpung di dunia politik, mengenai komentar, saya pikir, adik bisa lihat sendiri apa yg terjadi tadi” … ( kayaknya beliau juga shock )


:))=)):))=)):))

Jack cloning
05-05-2011, 12:58 PM
mau jadi apa negara kita jika pemimpinnya aja goblok2 gini
mereka pinternya dalam hal ngebokep doang

komporminyak
05-05-2011, 01:22 PM
benerbener deh :))
ampe dicobain semua...

- komisiviii@yahoo.com
- komisi8@yahoo.com
- komisidelapan@yahoo.com
- komisiviii@yahoo.co.id
- komisi8@yahoo.co.id
- komisidelapan@yahoo.co.id

=))

boeboen
05-05-2011, 01:42 PM
ada satu lagi pelajaran yg kita petik dari sini. apabila 'para pemimpin' kita melakukan kesalahan/keteledoran hendaknya JANGAN DIBESAR-BESARKAN.

ooops...

salah, semestinya:

"Jangan dibesar-besarkan lah,..." ucap Kadir.

bradon heat
05-05-2011, 05:40 PM
satu kata aja "parah" ....
pantes aja pengennya studi banding langsung ke luar negeri soalnya pada gk bisa pake internet (email aja gk punya :beku: )

E = mc²
05-05-2011, 06:05 PM
jalan2 ke Aussie-nya berapa lama sih? ampe abisin 800 juta? tapi kalo 800 juta hasilnya seperti ini sih asyik. ayo2, siapa yg mau konferensi di depan mahasiswa lagi? :D

el_chibi
05-05-2011, 10:13 PM
hendra mana...hendra...

=))

itu orang yg pake jaket item sok sibuk banget...

beastmen85
06-05-2011, 12:29 AM
gw sih cuman kasihan ma mereka. gw yakin perihal tekhnologi internet itu msh dianggap mewah oleh kalangan mereka

prihatin, utk kali ini gw ga menghujat

E = mc²
06-05-2011, 07:37 AM
hendra mana...hendra...

=))

itu orang yg pake jaket item sok sibuk banget...

seperti lihat dagelan sitkom OB yak? yang Pak Taka bilang, "Hendra... mana Hendra..." ::elaugh::

etca
06-05-2011, 08:42 AM
gw sih cuman kasihan ma mereka. gw yakin perihal tekhnologi internet itu msh dianggap mewah oleh kalangan mereka

prihatin, utk kali ini gw ga menghujat

kalau menurut gw mereka malah menganggap remeh teknologi internet,
dan "MALAS" untuk mengupdate skillnya masing2 untuk belajar inet,
mereka lebih milih "nyuruh" sekretaris kalau urusan surat menyurat.
ketika ingin studi banding, milih sekalian jalanjalan.
ketimbang mencari data via internet.

E = mc²
06-05-2011, 10:15 AM
ngomong2... Tiba2 saja ingin jadi anggota DPR :ninja:

Anggota DPR Pelesir ke Stadion Real Madrid

TEMPO Interaktif, Jakarta - Acara kunjungan kerja rombongan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat di Spanyol ternyata diwarnai dengan kegiatan mendatangi Stadion Santiago Bernabeu milik klub Real Madrid dan Stadion Camp Nou milik Barcelona. Anggota Komisi X dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Raihan Iskandar, mengakui hal ini. "Pada 26 April, sekitar 12 orang masuk ke Real Madrid," ujarnya kemarin.

Tujuan ke stadion itu, menurut Raihan, awalnya adalah ingin menemui Presiden Real Madrid Florentino Perez. Namun, "Karena sibuk, banyak pertandingan, tidak bisa ketemu. Itu tadinya sudah diagendakan," kata Raihan menambahkan.

Ia mengaku tak sempat menonton laga El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona yang digelar pada 27 April lalu. "Enggaklah, tiketnya mahal, sekitar Rp 10 juta. Kita ke sana juga bukan untuk itu," dia menjelaskan.

Komisi X yang mengurusi soal pemuda, olahraga, dan pariwisata mengaku punya alasan khusus perihal kunjungan mereka ke Spanyol. Mengapa Spanyol? "Karena ada wisatawan 70 juta setiap tahun. Itu lebih banyak daripada warga Spanyol yang hanya berjumlah 40 juta. Sangat menarik," kata politikus PKS itu.

Tak jauh berbeda dengan kunjungan DPR ke Spanyol, kunjungan ke Australia pun mendapat sorotan masyarakat. Ini bermula dari urusan sepele, yakni surat elektronik atau surel. Kejadian ini menimpa anggota DPR Komisi VIII yang membidangi masalah agama dan kesejahteraan. Rupanya banyak anggota komisi itu yang tak tahu soal surel resmi komisinya.

Ketidaktahuan itu sempat menjadi pergunjingan ramai di internet. Insiden "alamat surel" Komisi VIII DPR tersebut muncul saat 16 anggota komisi itu bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia, 30 April lalu. Pertemuan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Melbourne itu merupakan rangkaian kunjungan anggota DPR ke Australia terkait dengan pembahasan rancangan undang-undang tentang fakir miskin.

Dalam sesi akhir dialog, para pelajar itu mencoba meminta surel pribadi anggota dewan. Awalnya anggota dewan emoh memberikan alamat surel yang diminta. Setelah berkali-kali didesak, akhirnya salah satu anggota menyebutkan alamat surat elektronik Komisi VIII DPR dengan lengkap, "Komisi8@yahoo.com."

Terang saja ini membuat para pelajar itu bingung karena lembaga negara setingkat DPR masih memakai surel gratisan seperti yahoo.com. Insiden itu direkam dalam video dan diunggah ke situs YouTube. Video tersebut kemarin jadi perbincangan ramai di Tanah Air. Anggota DPR pun dihujani kritik.

Padahal, menurut Sekretariat Komisi VIII, mereka telah lama memiliki alamat surel resmi dengan domain resmi @dpr.go.id. Sayangnya, alamat resmi surel set_komisi8@dpr.go.id, tak banyak diketahui anggotanya. "Ada alamatnya, tapi saya tidak hafal," kata Nurul Iman Mustofa, anggota Komisi dari Partai Demokrat, kemarin.

DIANING SARI | KARTIKA CANDRA | FEBRIYAN

deddy
06-05-2011, 10:21 AM
la...staff ahli yang mereka ajak jalan2 kesono bahkan 1 dewan sampai punya 7 orang staff ahli .... tugasnya ngapain aja yak ?..... jangan2 dia tukang pukulnya...trus diakui jadi staff ahlinya.....

huuu .... haree gini...anggota dewan terhormat gak kenal sama email, palagi teleconfrence...... tambah bingung dia ....

el_chibi
06-05-2011, 01:43 PM
la...staff ahli yang mereka ajak jalan2 kesono bahkan 1 dewan sampai punya 7 orang staff ahli .... tugasnya ngapain aja yak ?..... jangan2 dia tukang pukulnya...trus diakui jadi staff ahlinya.....

huuu .... haree gini...anggota dewan terhormat gak kenal sama email, palagi teleconfrence...... tambah bingung dia ....

staff ahli....ahli pukul = bodyguard :P

E = mc²
06-05-2011, 03:16 PM
Sementara itu, tanggapan SANG PAKAR....

Soal Alamat E-mail, Roy Suryo Sebut Komisi VIII Ngaco

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Roy Suryo menilai jawaban anggota Komisi VIII DPR soal alamat surat elektronik (email) mereka di hadapan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) ngawur. "Ngaco saja itu Komisi VIII mengatakan email komisi mereka komisi8@yahoo.com," ujarnya kepada wartawan melalui pesan singkatnya hari ini, Kamis 5 Mei 2011.

Dalam kunjungannya ke Australia, para anggota Komisi VIII DPR sempat menjadi olok-olokan para pelajar di sana. Saat pertemuan dengan PPIA, para anggota Dewan dimintai alamat surat elektroniknya agar para pelajar di Indonesia dapat menyalurkan aspirasinya kepada para anggota Dewan.

Mereka pun menjawab bahwa mereka memiliki kotak surat dengan alamat berdomain @yahoo.com atau @gmail.com. Mereka juga mengatakan memiliki email komisi yang beralamat di komisi8@yahoo.com. Mendengar jawaban ini para pelajar Indonesia pun meminta alamat kotak surat elektronik resminya. Namun, anggota Dewan tak dapat menjawabnya.

Roy mengatakan domain .com tak sepatutnya digunakan oleh anggota Dewan. "Karena dotcom itu kan artinya commercial sedangkan anggota DPR bukan berlaku komersial. DPR itu seharusnya memakai domain @dpr.go.id ," ujarnya.

Ia menambahkan, sebenarnya DPR sudah memiliki domain @dpr.go.id yang dapat digunakan sebagai alamat surat elektronik. Namun, "Kalau di komputer DPR memang bisa. Jadi kalau dipakai sebagai push email di laptop atau smartphone yang biasa dipakai para anggota DPR di luar komputer yang terakses dengan jaringan intranet DPR memang belum bisa," ujarnya.

Saat ini sistem yang ada di DPR belum menyediakan fasilitas untuk mengakses surat elektronik di luar komputer yang terhubung dengan jaringan server DPR. Menurut Roy, yang juga pakar teknologi informasi ini, dirinya sudah pernah meminta kepada Sekretariat Jenderal DPR soal ini. "Saya pernah sampaikan ke Setjen, perlu ada menu Mail di website www.dpr.go.id yg bisa dibuka oleh anggota dari luar," ujarnya. "Sehingga bisa diakses dari BlackBerry, iPad, dan sebagainya."

Menurut dia, untuk memiliki sistem surat elektronik seperti ini tak membutuhkan biaya yang besar. "Langganan email juga murah, berkisar antara Rp 30 ribu-150 ribu per bulan," ujarnya. Sudah banyak Internet Service Provider (ISP) yang menyediakannya. "Di Indonesia ada sekitar 200 ISP seperti Centrin, Indonet, Radnet, Idola."

Insiden 'Komisi8@yahoo.com' itu terungkap ketika para aktivis Persatuan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) mengunggah video pertemuan mereka dengan 16 Anggota Komisi VIII yang sedang kunjungan ke Australia ke situs Youtube. Anggota DPR itu melakukan kunjungan kerja di Australia dari Rabu 26 April sampai dengan Senin 2 Mei 2011.

Dalam sesi akhir dialog dengan anggota dewan, para pelajar mencoba meminta email pribadi anggota dewan. Anggota dewan awalnya tidak memberikan email yang diminta oleh salah satu pelajar yang mengikuti dialog itu. Akhirnya, salah seorang staf menyebut alamat surat elektronik Komisi VIII DPR dengan lengkap, "Komisi8@yahoo.com."

Ini cukup membuat pelajar Indonesia di Australia bingung. Soalnya institusi resmi legislatif setingkat DPR harusnya tidak memiliki domain surat elektronik yang bukan gratisan, seperti misalnya, Komisi8@dpr.go.id.

waks!!
06-05-2011, 04:30 PM
^roy surya tu komisi berapa sih? ::elaugh::

itu PPIA sengaja gak ya nanya gitu?

beastmen85
07-05-2011, 12:27 AM
kalau menurut gw mereka malah menganggap remeh teknologi internet,
dan "MALAS" untuk mengupdate skillnya masing2 untuk belajar inet,
mereka lebih milih "nyuruh" sekretaris kalau urusan surat menyurat.
ketika ingin studi banding, milih sekalian jalanjalan.
ketimbang mencari data via internet.

dulu sempat berpikiran seperti itu

hingga tahu beberapa orang susah banget utk mempelajari hal itu :D

jadi saya MAKLUM :P

tp bagian ini memang bener :D


mereka lebih milih "nyuruh" sekretaris kalau urusan surat menyurat.
ketika ingin studi banding, milih sekalian jalanjalan.
ketimbang mencari data via internet.

btw ngomongin masalah email dan kekurangannya


Saat ini sistem yang ada di DPR belum menyediakan fasilitas untuk mengakses surat elektronik di luar komputer yang terhubung dengan jaringan server DPR. Menurut Roy, yang juga pakar teknologi informasi ini, dirinya sudah pernah meminta kepada Sekretariat Jenderal DPR soal ini. "Saya pernah sampaikan ke Setjen, perlu ada menu Mail di website www.dpr.go.id (http://www.dpr.go.id/) yg bisa dibuka oleh anggota dari luar," ujarnya. "Sehingga bisa diakses dari BlackBerry, iPad, dan sebagainya."

faktor korupsi juga bukan remeh :D

*teringat sisminbakum dan akta2 yg ga kelar2

ancuur
07-05-2011, 01:44 AM
http://infogue.com/upload/picture_1/20110420-123016_7955.jpg

benernya anggota dpr itu kan wong ndeso =))

your_love
07-05-2011, 07:13 AM
gue pernah baca bukunya RHENALD KASALI, yang berjudul POLITIKING DI PANGGUNG BISNIS"

salah satu dari artikelnya itu dia menuliskan :

Mahasiswa/Pelajar yang pinter dan cerdas nantinya akan berprofesi sebagai dosen/guru, yang semi pinter menjadi pebisnis, dan yang bodoh akan jadi politikus.

kok spertinya benar ya?

gembel
07-05-2011, 09:06 PM
kira2x masyarakat indonesia ketipu lagi kgk ya di 2014?

bradon heat
08-05-2011, 12:14 PM
^^ kayaknya bakal banyak yg golput ,,
klo engga pada di BAYAR ...

keremus
08-05-2011, 01:00 PM
Sapa aja tuh orang2 Komisi 8 yang studing soal kemiskinan di Aussie
padahal parlemen sana lagi reses ? Ujung2nya mereka foto2an depan
gedung parlemen.

Parahh...

PERMANDYAN
08-05-2011, 06:01 PM
gue pernah baca bukunya RHENALD KASALI, yang berjudul POLITIKING DI PANGGUNG BISNIS"

salah satu dari artikelnya itu dia menuliskan :

Mahasiswa/Pelajar yang pinter dan cerdas nantinya akan berprofesi sebagai dosen/guru, yang semi pinter menjadi pebisnis, dan yang bodoh akan jadi politikus.

kok spertinya benar ya?

kalaoe goeroe besar ataoe doesen jang terdjoen ke politik...
ataoepoen pebisnis jang terdjoen ke politik.....




akoe tiada heran, kerana mereka jang doedoek di de pe er sekarang adalah mereka jang masih mewarisi gaja ordebaroe.....

BundaNa
09-05-2011, 02:21 PM
niat studi banding emang gak pake korespondensi ato ngabarin ke parlemen aussie yah? Kog dateng2 pas mereka di sono reses...atau emang ketauan cuman jalan2?

E = mc²
09-05-2011, 06:32 PM
Ternyata, 'E-mail' Resmi DPR Baru Aktif Dua Hari Lalu
SENIN, 09 MEI 2011 | 08:22 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Roy Suryo mengungkapkan alamat surat elektronik (e-mail) milik anggota Dewan sudah ada sejak 11 tahun lalu. "Tapi, baru aktif dua hari lalu sejak kejadian kemarin," kata Roy dalam diskusi di Jakarta.

Anggota Dewan dari Fraksi Demokrat ini heran bila anggota Dewan tidak mengetahui alamat resmi surat elektronik mereka. Terlebih lagi mengapa anggota Dewan justru menggunakan alamat e-mail yang tidak berbayar.

Bermula dari pertemuan para aktivis Persatuan Pelajar Indonesia di Australia dengan 16 anggota Komisi VIII DPR saat berkunjung ke Negeri Kanguru. Dalam pertemuan yang diunggah ke situs YouTube itu, aktivis Persatuan Pelajar menanyakan alamat surat elektronik Komisi VIII. Dalam dialog itu, para pelajar meminta e-mail pribadi anggota Dewan.

Anggota Dewan awalnya tidak memberikan. Walhasil, salah seorang anggota staf menyebutkan alamat surat elektronik Komisi VIII dengan lengkap, "Komisi8@yahoo.com." Namun, hal itu membuat pelajar Indonesia di Australia bingung. Soalnya institusi resmi legislatif setingkat DPR seharusnya tidak memiliki domain surat elektronik yang bukan gratisan, misalnya komisi8@dpr.go.id.

Roy mengatakan domain (dot) com tak sepatutnya digunakan anggota Dewan. Sebab, domain itu artinya komersial. Sementara, anggota DPR bukan berlaku komersial. "DPR itu seharusnya memakai domain @dpr.go.id," katanya.

Dia menambahkan DPR sebenarnya sudah memiliki domain @dpr.go.id yang dapat digunakan sebagai alamat surat elektronik. Di komputer DPR, hal itu memang bisa digunakan. "Tapi, jika dipakai di luar komputer yang terakses dengan jaringan intranet DPR, belum bisa," katanya. Roy sudah pernah meminta kepada Sekretariat Jenderal DPR agar anggota Dewan bisa membuka akses ini dari luar. Lagi pula sistem seperti itu tak membutuhkan biaya besar. "Langganan e-mail juga murah, berkisar Rp 30-150 ribu per bulan," ujarnya.

RIRIN AGUSTIA | FEBRIYAN

______________________

Oh Roy Sukro emang hebat. satu2nya anggota DPR yang gak gaptek. gak terlibat video skandal tapi justru secara aktif memberantas pornografi dg mengungkap kasus skandal se.x. wow salut. we love you




















:muntah: :muntah: :muntah:

gembel
10-05-2011, 02:14 PM
ternyata mbah E penggemar RS :mrgreen:

===============

paling tidak RS udah klarifikasi soal email DPR sehingga semakin meyakinkan kita :mrgreen:

ancuur
10-05-2011, 03:00 PM
benerbener deh :))
ampe dicobain semua...

- komisiviii@yahoo.com
- komisi8@yahoo.com
- komisidelapan@yahoo.com
- komisiviii@yahoo.co.id
- komisi8@yahoo.co.id
- komisidelapan@yahoo.co.id

=))

ternyata e-mail yg bener adalah:

siap_terima_komisi8@dasar.on.com :)>-

E = mc²
10-05-2011, 05:45 PM
Konyolnya Studi Banding DPR (2)
Dari Striptis Hingga Dimaki Profesor Perancis (http://www.detiknews.com/read/2011/05/09/141638/1635512/159/dari-striptis-hingga-dimaki-profesor-perancis)

Jakarta - Studi banding anggota DPR ke luar negeri terus menuai protes. Kunjungan itu bak liburan masa reses yang menghabiskan uang rakyat, sementara hasilnya tidak jelas.

Komisi X yang membawahi olahraga, dan pariwisata, misalnya kedapatan berfoto-foto dan membeli tiket pertandingan Real Madrid di ke Stadion Santiago Bernabeu, Spanyol.

Lalu studi banding Komisi VIII ke Australia. Mereka hendak melakukan studi banding ke parlemen Australia, padahal parlemen di Negeri Kanguru itu sedang reses. Konyolnya lagi anggota DPR sempat membohongi mahasiswa Indonesia di sana soal email resmi Komisi VIII beralamat di komisi8@yahoo.com.

"Itu semakin memperjelas studi banding itu tidak ada gunanya. Itu hanya modus untuk jalan-jalan dan mendapatkan uang saku," ujar Kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang.

Banyak cerita minor tentang kelakuan wakil rakyat saat berkunjung ke luar ngeri. Pada 28 Juli 2005, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda memergoki anggota DPR dari Badan Legislatif jalan- jalan dan belanja barang mewah. Wakil rakyat pun terpotret sedang menenteng barang belanjaan merek Bally atau Gucci.

"Mereka tidak ada agenda di Belanda dan saat itu kami memang ingin menemui mereka untuk audiensi. Mereka 2 malam di Amsterdam," ujar mantan Ketua PPI Amsterdam 2004- 2005 Berly Martawardaya kepada detikcom.

Anggota DPR tidak mempunyai agenda resmi ke Amsterdam karena pada saat itu Parlemen Belanda yang berkedudukan di Den Haag juga sedang masa reses.

Hal senada juga dibeberkan mantan Ketua PPI Perancis Mahmud Syaltout. Sebelum mendatangi Amsterdam, anggota DPR itu sebenarnya hendak studi banding ke Perancis. Tidak jelas dalam urusan apa kunjungan itu. Namun, kedatangan anggota DPR itu telah jauh-jauh hari ditolak oleh PPI Perancis.

Ketua PPI saat itu (alm) Rudianto Ekawan, memerintahkan semua mahasiswa untuk datang ke KBRI Perancis dan melakukan aksi walk out serta membacakan surat protes atas kedatangan anggota DPR. Aksi ini diharapkan menjadi tamparan keras bagi wakil rakyat yang datang tanpa persiapan ke Perancis.

Anggota DPR tidak bisa memberikan penjelasan logis soal kedatangan mereka. Salah seorang juru bicara DPR menyatakan tujuan mereka untuk bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang pintar. Mereka juga memuji mahasiswa di luar negeri sebagai pemimpin bangsa dan juga merupakan konstituen mereka.

"Sebelum pidato selesai, teman saya, Rudianto AB interupsi dan membacakan surat protes dari PPI Prancis. Kemudian kita walk out. KBRI pun geger dan semua marah sama kita," cerita Mahmud.

Gara-gara kejadian itu semua jadwal kunjungan DPR di Belanda dan Belgia ikut dibatalkan. Akhirnya PPI Belanda memergoki para wakil rakyat itu asyik berbelanja.

Mahmud kembali menjadi guide untuk anggota DPR yang melakukan studi banding mengenai masalah anggaran ke Perancis pada 2006. Sebenarnya, kedatangan anggota DPR bukan ke Perancis, tetapi hendak menonton pertandingan final Piala Dunia di Jerman antara Italia melawan Perancis. Karena datang lebih awal, mereka menyempatkan diri melancong ke negeri mode tersebut.

Rombongan ternyata tidak hanya terdiri dari anggota DPR, tapi juga banyak terdapat anggota DPRD dari DKI Jakarta. Selama berada di Perancis, para wakil rakyat itu menghamburkan uang dengan berbelanja merek mahal semisal Louis Vitton, Pierre Cardin, dan membeli jam tangan mahal yang harganya dapat membiayai uang kuliah seorang mahasiswa selama setahun.

KBRI Perancis yang dipimpin oleh (alm) Arizal Effendi juga menolak memfasilitasi anggota DPR. Para anggota dewan dianggap sebagai rombongan liar.

Saat itu, salah seorang anggota DPR sempat meminta untuk dicarikan gadis panggilan di Perancis. Mahmud menjelaskan, di Perancis tidak ada pusat lokalisasi seperti Red Light di Belanda.Si anggota DPR kemudian meminta ditunjukkan pusat tarian striptis di Perancis. Mahmud pun menyarankan agar mereka pergi sendiri ke Moulin Rouge.

Saat akan kembali ke Jerman, ketua rombongan DPR itu nyeletuk ada yang kurang saat di Perancis. "Apa yang kurang, belum beli Hermes ya atau barang apalagi yang tidak ada?" kata salah seorang anggota rombongan menanggapi celetukan ketuanya. "Bukan, kita belum sempat foto-foto di Menara Eiffel," jawab si ketua santai.

Pada 2007, anggota DPR mendapat makian Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Sorbon Perancis Prof Edmond Jouve. Saat itu, beberapa anggota DPR ke Perancis untuk melakukan studi banding tentang Kementerian Negara dan Dewan Penasihat.

Mahmud yang mahasiswa Ilmu Tata Negara pun meminta Jouve untuk menjelaskan sistem tata negara di Perancis dan Indonesia. Dalam pertemuan di KBRI Perancis itu, Jouve menjelaskan sistem tata negara Perancis dan Indonesia sangat berbeda.

Mendengar paparan itu, seorang anggota dewan nyeletuk mereka salah mendatangi Perancis untuk studi banding. Anggota dewan lainnya pun terbahak-bahak mendengar celetukan itu.

Melihat hadirin tertawa, Jouve bertanya. Penerjemah menjelaskan celetukan sang anggota dewan. Mendapat penjelasan itu Jouve marah. "Kalian semua goblok," maki Jouve dalam bahasa Perancis.

Sang profesor lantas mengingatkan Indonesia bukanlah negara kaya dan masih berada di dalam kategori negara berkembang, kenapa malah menghamburkan uang jika tidak ada hasilnya.

(fiq/iy)

kandalf
10-05-2011, 05:50 PM
Yang untuk soal surel, gue akan menyalahkan pihak admin dan BRT DPR, bukan anggota DPR.
Gue punya surel di Gmail dan Yahoo tetapi toh, di kantor gue pakai e-mail kantor. Di kampus dulu, gue juga pakai surel kampus.

Dan sebenarnya, kan awalnya anggota DPR memberikan alamat surelnya tetapi alamat surel pribadi. Setelah didesak, baru ada ibu-ibu ngaco yang asal bunyi.

beastmen85
11-05-2011, 12:32 AM
*speechless*

bodohnya....

nodivine
11-05-2011, 01:10 AM
ckckckck...bener bener musti di-basmi tuh anggota DPR :))

beastmen85
11-05-2011, 08:10 AM
baca2 di forum sebelah masalah biaya utk itu situs dpr.go.id ....

http://competencetech.com/wp-content/uploads/2010/09/70_61153.jpg

seandainya jigsaw benar2 ada, saya ingin rikues untuk diadakannya pelatihan mental oleh jigsaw untuk para anggota dpr :)

keremus
11-05-2011, 08:34 AM
komisi_delapan@gogogirls.com

keremus
11-05-2011, 08:35 AM
Angelina Sondakh komisi X itu kan ?

deddy
11-05-2011, 09:11 AM
anggota dewan kerjanya cuma ngeluyur.....pelum pernah ada ide cemerlang / kebijakan yang membuat rakyat senang ...... isinya malah jadi hujatan rakyat ..... kok bisa dibilang wakil rakyat ya...... jika saja rakyat menghendaki itu dibubarkan apa pemerintah setuju ?

TheCursed
13-05-2011, 02:29 PM
FUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU............... ***** !!!

Gue yang dengan lebih dari satu sertifikat internasional di bidang IT aja masih harus guling2 banting tulang buat sekedar hidup di negara ini(padahal gue bisa hidup dengan cuma 3 juta rupiah sebulan).
Bangsat2 ini yang gak bisa beda-in tatakan kopi sama tray drive DVD/CD-ROM bisa dengan santai tanpa dosa buang2 duit negara pelesiran dangan kedok kerja.

Gue jadi pengen bikin bom buku ke DPR....

Laknatulloh 'alaik Kalian 'Wakil2 Rakyat' !

gembel
13-05-2011, 05:04 PM
FUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU............... ***** !!!

Gue yang dengan lebih dari satu sertifikat internasional di bidang IT aja masih harus guling2 banting tulang buat sekedar hidup di negara ini(padahal gue bisa hidup dengan cuma 3 juta rupiah sebulan).
Bangsat2 ini yang gak bisa beda-in tatakan kopi sama tray drive DVD/CD-ROM bisa dengan santai tanpa dosa buang2 duit negara pelesiran dangan kedok kerja.

Gue jadi pengen bikin bom buku ke DPR....

Laknatulloh 'alaik Kalian 'Wakil2 Rakyat' !

sabar sabar... nyebuttt... but but but...

spears
14-05-2011, 09:06 AM
Gedung DPR pakabarnya ya?
Jujur aja gw ke anggota DPR bener2 udah ga ada rasa hormat lg.

itsreza
14-05-2011, 09:17 AM
^^
rencananya jalan terus kan?

bradon heat
14-05-2011, 03:19 PM
FUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU............... ***** !!!

Gue yang dengan lebih dari satu sertifikat internasional di bidang IT aja masih harus guling2 banting tulang buat sekedar hidup di negara ini(padahal gue bisa hidup dengan cuma 3 juta rupiah sebulan).
Bangsat2 ini yang gak bisa beda-in tatakan kopi sama tray drive DVD/CD-ROM bisa dengan santai tanpa dosa buang2 duit negara pelesiran dangan kedok kerja.

Gue jadi pengen bikin bom buku ke DPR....

Laknatulloh 'alaik Kalian 'Wakil2 Rakyat' !

udah parah memang kelakuan anggota2 TER-hormat ini


Gedung DPR pakabarnya ya?
Jujur aja gw ke anggota DPR bener2 udah ga ada rasa hormat lg.


^^
rencananya jalan terus kan?

masih jalan dengan digantikan alasan2 nya ..
conyohnya beralasan : ini gedung merupakan permintaan rakyat sendiri ?
permintaan rakyat dari sebelah mananya bapak2 yang terhormat ini, Gila, dengan uang triliunan ini berapa ribu sekolah yang dapat di bangun di daerah2 ... :marah::marah::marah:

gembel
14-05-2011, 07:36 PM
udah parah memang kelakuan anggota2 TER-hormat ini





masih jalan dengan digantikan alasan2 nya ..
conyohnya beralasan : ini gedung merupakan permintaan rakyat sendiri ?
permintaan rakyat dari sebelah mananya bapak2 yang terhormat ini, Gila, dengan uang triliunan ini berapa ribu sekolah yang dapat di bangun di daerah2 ... :marah::marah::marah:

sabar mbah. orang sabar disayang tuhan :mrgreen:

ancuur
14-05-2011, 08:50 PM
ada yg punya ide buat e-mail komisi VIII
keremus komisi_delapan@gogogirls.com
spears banget k0M151d3L4P4n@yahoo.com

silahkan di lanjut \:D/

nodivine
15-05-2011, 01:07 AM
^^
rencananya jalan terus kan?

mustinya teroris ngebom DPR neh.. gw dukung dah :))
udah plesiran ga jelas, kerja eh..salah tidur terus di kantor, da gitu dapet fasilitas gratis lagi...prettt..

gembel
15-05-2011, 10:13 AM
anggota DPR harus mengambil staff ahli yang bener2x ahli agar kejadian di Australia tidak terulang untuk kasus yang berbeda :mrgreen:

itsreza
15-05-2011, 02:46 PM
mustinya teroris ngebom DPR neh.. gw dukung dah :))
udah plesiran ga jelas, kerja eh..salah tidur terus di kantor, da gitu dapet fasilitas gratis lagi...prettt..
gedung lamanya jangan di bom, nanti beneran gedung baru dilaksanakan.. orang-orangnya aja yang di bom :D


anggota DPR harus mengambil staff ahli yang bener2x ahli agar kejadian di Australia tidak terulang untuk kasus yang berbeda :mrgreen:

sayang anggaran lah, 1 anggota DPR 2 staff ahli 1 sekretaris, ada lagi yang pakai ajudan. Kalau anggota DPR pintar sih ga perlu ada yang namanya staff ahli, cukup sekretaris saja. Saya punya teman yang jadi staff ahli, pekerjaannya kata dia menyenangkan. Dan dari cerita teman, kalau anggota DPR lagi plesiran ke tempat-tempat hiburan, staff ahli yang dibawa itu menjadi tempat penitipan HP para anggota DPR. Jadi kalau ada istri anggota DPR yang telpon dia akan menjawab "Bu, maaf bapak sedang ada rapat" :P

komporminyak
15-05-2011, 04:08 PM
ah staff ahli yang benerbener kerja, juga suka stress,
karena dilingkungannya kebanyakan pada mark up biaya proyek,
pokoknya kalau dah ada kaitannya ama duit,, pada ijooooooooooo semua :))

sandroid
15-05-2011, 08:42 PM
Benar2 memalukan, seperti orang gak tau malu dan tata krama anggota DPR ini

gembel
17-05-2011, 12:34 PM
Benar2 memalukan, seperti orang gak tau malu dan tata krama anggota DPR ini

klo tau malu pasti g bakal studi banding lagi :P